Formulasi Serbuk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FORMULASI “SERBUK EFFERVESCENT”



OLEH : KELAS



:A



KELOMPOK



: I (SATU)



ASISTEN



: FADHLIYAH MALIK, S. Farm., M.Farm., Apt.



NO



NAMA



NIM



1



ADE CITRA NUR SAKTI



O1A114001



2



AHMAD WALIUDIN



O1A114003



3



ASTRID AMALIA AMANAT



O1A114006



4



DEVITA SUBA MAIRI



O1A114009



JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016



TT



FORMULASI “SERBUK EFFERVESCENT” A. FORMULA ASLI R/ Indometasin® B. RANCANGAN FORMULA Indometasin® Laktosa Aspartam 0,06 % Asam sitrat 30 % Asam tartrat Natrium bikarbonat 40 % C. MASTER FORMULA 1. Nama Produk 2. Jumlah Produk 3. Tanggal Formulasi 4. Tanggal Produksi 5. No. registrasi 6. No. batch No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Nama Bahan Indometasin® Laktosa Aspartam Asam sitrat Asam tartrat Natrium bikarbonat



: Simple® : 100 tube : 3 desember 2015 : 4 desember 2015 : DKL 1500100430A1 : D501004 Fungsi Zat aktif Bahan pengisi Bahan pemanis Sumber keasaman Sumber keasaman Sumber kebasaan



Per dosis



Per batch



ad 100 % 0,06 % 12 % 10 % 20 %



D. ALASAN PEMILIHAN KADAR ZAT AKTIF Digunakan konsentrasi 15% karena pada konsentrasi ini efektif melembutkan dan menghaluskan kulit yang kering, kasar, dan pecah-pecah, digunakan pada kaki yang pecah-pecah (Wijaya, 2013). Cari konsentrasi zat aktif E. PATOFISIOLOGI PENYAKIT



Artritis rematoid (AR) adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan sinovitis erosive simetrik, diawali dengan aktivasi sel T dependent antigen yang akan mencetuskan respon imun, terutama tipe Th1. Pada beberapa kasus disertai dengan keterlibatan ekstraartikular (Ruliani dkk., 2014). Pada RA terjadi proses inflamasi yang melibatkan produksi beberapa sitokin proinflamasi antara lain interleukin 6 (IL6). Peningkatan IL-6 berkolerasi terhadap terjadinya aktivitas dan progresivitas penyakit ini (Tania dkk., 2014). Rheumatoid arthritis ( RA ) juga merupakan penyakit peradangan kronis disertai dengan banyak komplikasi, dan infeksi serius berhubungan dengan banyak terapi canggih yang digunakan untuk mengobatinya (Sato dkk., 2012). F. ALASAN PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN Diantara bentuk sediaan farmasi yang ada, granul dan tablet effervescent merupakan pilihan formulasi yang praktis. Bentuk effervescent lebih disukai karena praktis, cepat larut dalam air, membentuk larutan yang memberikan efek sparkle seperti pada rasa minuman bersoda jika dibanding dengan minuman serbuk biasa (Dewi dkk., 2014). Serbuk effervescent disukai karena mempunyai warna, bau dan rasa yang menarik (Syamsul & Supomo, 2014). Adanya gas tersebut akan menutupi rasa pahit serta mempermudah proses pelarutannya tanpa melibatkan pengadukan secara manual (Permana dkk., 2012). G. ALASAN PEMILIHAN ZAT AKTIF



H. ALASAN PEMILIHAN ZAT TAMBAHAN 1. Laktosa Penggunaan laktosa sebagai bahan pengisi karena bersifat inert (tidak bereaksi) hampir pada semua bahan obat. Laktosa stabil secara kimia, fisika, dan mikrobiologis. Umumnya formula dengan laktosa sebagai bahan pengisi menunjukkan laju pelepasan obat yang baik. Selain itu, harga laktosa lebih murah daripada banyak bahan pengisi lainnya (Syamsul & Supomo, 2014).



2. Aspartam



Aspartam merupakan bahan pemanis sintetik. Pemanis sintetik lebih baik dari pemanis alami karena pemanis alami bersifat higroskopis. Bahan pemanis digunakan memperbaiki flavour (rasa dan bau) bahan makanan, rasa manis yang timbul dapat meningkatkan kelezatan (Syamsul & Supomo, 2014). Pemilihan pemanis aspartam sebagai ingridien pemanis ditujukan agar minuman ini berkalori rendah, sehingga baik untuk penderita diabetes dan diet. Aspartam memiliki tingkat kemanisan 160-220 kali tingkat kemanisan gula dan stabil pada larutan dengan pH 3-5 sehingga aspartam banyak digunakan pada produk-produk pangan yang memiliki tingkat keasaman tinggi (Permana dkk., 2012). 3. Asam sitrat dan asam tartrat Dalam pembuatan sediaan effervescent ini digunakan kombinasi 2 macam asam, yaitu asam sitrat dan asam tartrat daripada hanya satu jenis asam saja karena penggunaan bahan asam tunggal saja akan menimbulkan kesukaran dalam pembentukan buih. Asam sitrat digunakan sebagai bahan tunggal akan menghasilkan campuran yang lekat dan sukar menjadi serbuk. Sedangkan penggunaan asam tartrat saja, serbuk yang dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal. 4. Natrium bikarnonat Natrium bikarbonat digunakan sebagai pembentuk reaksi basa dan bertindak dalam menetralisir asam sitrat dan asam tartrat serta dapat menghasilkan buih dan membebaskan karbon dioksida serta larut sempurna dalam air.



I. URAIAN BAHAN 1. Metil paraben (FI III, Hal: 378) Nama bahan : Mrthylis Parabenum Sinonim : metil paraben Berat molekul :152,16 Rumus kimia : C8H8O3 Pemerian : serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan : larut dalam 500 bgian air, dan 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagia aseton P; mudah larut dalam eter P dalam larutan alkil



hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jerni. Inkampatibilitas : Inkompatibilitas dengan zat lain, seperti bentonit, magnesium trisilikat, talk, tragakan, natrium alginat, minyak esensial, sorbitol, dan atropin Kegunaan : zat tambahan; zat pengawet Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik 2. Propil Paraben ( Depkes RI 1979 ; hal 535 ) Nama resmi : PROPYLIS PARABENUM Nama lain : Propil paraben, Nipasol RM : C10H13O3 BM : 180,21 Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa. Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik K/P : Zat pengawet



J. PERHITUNGAN BAHAN K. METODE PEMBUATAN Fase minyak semua dicampurkan dengan propilparaben dan span 80 pada suhu 70ºC. Kemudian dilakukan penambahan fase air berupa propilenglikol, tween 60 dan metilparaben sedikit demi sedikit dalam mortar hangat dan diaduk sampai terbentuk massa yang kental (basis krim). Selanjutnya ditambahkan ektrak rimapng teki dan diaduk sampai homogen, selanjutnya di add kan vaselin album. Saat menjelang dingin krim ekstrak rimpang teki ditambahkan pewangi.



L. DAFTAR PUSTAKA Dewi, R., Iskandarsyah, & Devi O. 2014. Tablet Effervescent Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan Variasi Kadar Pemanis Aspartam. Pharm Sci Res, 1(2).



Permana, A.W., Siti M.W., Sulusi P., & Dondy A.S. 2012. Sifat Antioksidan Bubuk Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Instan dan Aplikasinya Untuk Minuman Fungsional Berkarbonasi. Jurnal Pascapanen, 9(2). Ruliani, H., Handono K., B.P.P. Suryana, & Kusworini H. 2014. Korelasi Kadar Vitamin D, dengan TNF-α dan Manifestasi Klinis pada Pasien Artritis Rematoid. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(1). Sato, H., dkk. 2012. Procalcitonin Is a Specific Marker for Detecting Bacterial Infection in Patients with Rheumatoid Arthritis. The Journal of Rheumatology, 39(8). Syamsul, E.S., & Supomo. 2014. Formulasi Serbuk Effervescent Ekstrak Air Umbi Bawang Tiwai (Eleuterine palmifolia) Sebagai Minuman Kesehatan. Traditional Medicine Journal, 19(3). Tania, P.O.A., Dorta S., Wahyuni D.P., & Febtarini R. 2014. Kadar Interleukin 6 (IL-6) sebagai Indikator Progresivitas Penyakit Reumatoid Arthritis (RA). Jurnal Ilmiah Kedokteran, 3(1).