Functional Foods and Nutraceuticals [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Functional Foods and Nutraceuticals A. Definisi Bahan pangan selain mengandung zat gizi juga mengandung sneyawa lain yaitu senyawa bioaktif yang mempunyai pernanan penting bagi kesehatan. Senyawa bioaktif mempunyi aktifitas fisiologis yang dapat memberikan efek positif bagi kesehatan tubuh orang yang mengonsumsinya. dari sinilah lahir konsep pangan fungsional (Widyaningsih, dkk, 2017). Functional Foods, atau dikenal sebagai angan fungsional merupakan segolongan maknana dan/atau minuman yang mengandung bahan-bahan yang diperkirakan dapat meningkatkan derajt kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit. (Widyaningsih, dkk, 2017). Nutraceuticals, merupakan istilah yang dikemukakan oleh DeFelice (1997). Menurut DeFelice, nutraceutical merupakan makanan atau bagian dari makanan yang memiliki manfaat sebagai obat atau manfaat kesehatan termasuk pencegahan dan penyembuhan penyakit. Selain itu, nutraceutical sering kali disebut juga sebagai makanan obat, makanan fungonal, atau suplemen makanan (Dewan Guru Besar IPB, 2012). B. Dasar Ilmiah Dalam satu abad terakhir, telah terjadi banyak perubahan jenis makanan yang dikonsumsi orang. Hal ini mencerminkan penerapan temuan ilmiah dan inovasi teknologi dalam industri pangan. Ketertarikan pada bahan makanan telah menghasilkan penelitian untuk menghubungkan nutrisi dan asupan makanan dengan peningkatan kesehatan atau pencegahan penyakit (Lindquist, et al, 2018). Dalam literatur epidemiologi oleh He, Nowson, Lucas, & MacGregor (20062007) telah ditemukan kemungkinan hubungan antara rendahnya konsumsi buah dan sayuran dan kejadian penyakit tertentu seperti penyakit jantung. Pada artikel penelitian terbaru di Journal of National Cancer Institute (2013) menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker payudara (Lindquist, et al, 2018). Banyak penelitian ilmiah telah dilakukan tentang peranan berbagai produk yang ditambahkan ke makanan normal untuk meningkatkan fungsi menghambat atau mencegah penyakit. World Cancer Research Fund International/American Institute for Cancer Research (2017) merekomendasikan untuk mengkonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan, karena terbukti mampu melindungi diri dari beberapa jenis



kanker tertentu. Namun yang sulit adalah mengetahui apakah kandungan apa yang benar-benar yang bertanggung jawab atas efek perlindungan yang teridentifikasi (Lindquist, et al, 2018). C. Intervensi (Lindquist, et al, 2018)



 Skrining penggunaan nutraceutical sebagai bagian rutin dari proses pengkajian kesehatan. Karena komplikasi bedah dapat timbul dari penggunaan suplemen gizi, dosisnya sering dihentikan beberapa minggu sebelum operasi.



 Mengetahui dan mempelajari tentang pangan fungsional dan nutraceutical mencakup manfaat/risiko, biaya, dan kemungkinan interaksi dengan obat



 Mengembangkan strategi komunikasi yang efektif untuk memastikan bahwa semua anggota tim kesehatan pasien mengetahui penggunaan nutraceutical.



 Mencari tahu alasan penggunaa suplemen dan pangan fungsional. Apakah manfaat yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan produk lain yang lebih aman atau lebih murah?



 Pertimbangkan kebutuhan perawatan kesehatan yang sesuai klien/populasi. Penting untuk wanita hamil, anak-anak, lansia, dan populasi dengan kondisi medis tertentu mendiskusikan penggunaan suplemen gizi dengan penyedia layanan kesehatan mereka sebelum mulai mengkonsumsinya.



 Memberikan sumber pendidikan untuk klien yang mudah diakses, tepat waktu, berbasis bukti, dan mudah dipahami.



 Ingatlah untuk berkonsultasi dengan dan merujuk pasien ke ahli gizi. Hasil terapi dapat dinilai dalam beberapa cara, tergantung pada nutraceutical dan tujuan terapi D. Tindakan Pencegahan Sangat penting bahwa penggunaan nutraceutical dinilai sebagai bagian dari riwayat kesehatan dan penilaian gizi. Penggunaan yang aman, termasuk dosis yang aman, interaksi obat, dan efek samping, harus dipertimbangkan dengan cermat. MEDLINE menawarkan sistem untuk memeriksa interaksi antara nutraceuticals yang umum digunakan dan obat resep (MEDLINE, 2017). Kekhawatiran yang konsisten dikutip dalam literatur adalah kurangnya regulasi nutraceuticals. Suplemen makanan berada di bawah yurisdiksi FDA tetapi tidak memiliki peraturan yang sama dengan produk makanan dan obat-obatan. Menurut Undang-Undang Kesehatan dan Pendidikan Suplemen Makanan (DSHEA), produsen bertanggung jawab untuk memastikan bahwa suatu produk aman sebelum



dipasarkan, dan begitu suplemen mencapai pasar, FDA bertanggung jawab untuk mengambil tindakan jika masalah dengan produk muncul. (FDA, 2012). Salah satu mekanisme keamanan yang diterapkan untuk memastikan produksi produk berkualitas bagi konsumen adalah program verifikasi suplemen makanan sukarela melalui US Pharmacopeial Convention (USP). Jika suatu produk mengandung tanda terverifikasi USP pada labelnya, ini menunjukkan bahwa item tersebut telah diuji dan diaudit sebagai suplemen yang memenuhi kriteria tertentu untuk potensi dan jumlah yang dinyatakan, bahwa produk tersebut tidak mengandung tingkat kontaminan yang berbahaya, dan bahwa produk tersebut memenuhi praktik manufaktur FDA yang baik (Konvensi Farmakope AS, 2013).



E. Manfaat Nutraceuticals telah digunakan untuk meningkatkan kesehatan dan untuk mencegah dan mengobati penyakit. Nutraceuticals dapat digunakan untuk menargetkan kekurangan, membangun keseimbangan nutrisi yang optimal, atau mengobati penyakit. Karena



penyakit jantung, kanker, dan stroke adalah penyebab utama kematian di Amerika Serikat, akses yang lebih besar ke nutraceuticals yang telah terbukti meningkatkan profil faktor risiko sangat diinginkan. Selain itu, orang-orang di Amerika Serikat dan di seluruh dunia dapat memperoleh manfaat dari nutraceuticals ketika kekurangan nutrisi tertentu dicatat.