Fungsi Logika Kombinasional [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FUNGSI LOGIKA KOMBISIONAL Istilah "kombinasional" datang kepada kita dari matematika. Dalam matematika kombinasi adalah set yang tidak berurutan, yang merupakan cara formal untuk mengatakan bahwa tidak ada yang peduli yang memesan item masuk. Kebanyakan game bekerja dengan cara ini, jika Anda melempar dadu satu per satu dan mendapatkan 2 diikuti oleh 3 itu adalah sama seperti jika Anda telah menggulir 3 diikuti oleh 2. Dengan logika kombinasional, rangkaian menghasilkan output yang sama terlepas dari urutan input diubah. Ada sirkuit yang bergantung pada saat input berubah, sirkuit ini disebut logika sekuensial. Meskipun Anda tidak akan menemukan istilah "logika sekuensial" dalam judul bab, beberapa bab berikutnya akan membahas logika sekuensial. Sirkuit praktis akan memiliki campuran logika kombinasional dan sekuensial, dengan logika sekuensial memastikan semuanya terjadi dalam urutan dan fungsi logika kombinasional melakukan seperti aritmatika, logika, atau konversi. Anda telah menggunakan sirkuit kombinasional. Setiap gerbang logika yang dibahas sebelumnya adalah fungsi logika kombinasional. Mari kita ikuti bagaimana dua gerbang NAND berfungsi jika kita memberikan mereka masukan dalam pesanan yang berbeda. Kami mulai dengan kedua input menjadi 0.



Kami kemudian menetapkan satu input tinggi.



Kami kemudian mengatur input lainnya tinggi.



Jadi gerbang NAND tidak peduli dengan urutan input, dan Anda akan menemukan kebenaran yang sama dari semua gerbang lain yang ditutup hingga titik ini (DAN, XOR, OR, NOR, XNOR, dan NOT). Refrensi : https://ind.answersexpress.com/introduction-combinational-logicfunctions-19991



ADDER Dalam rangkaian digital kita mengenal istilah rangkaian penjumlah atau adder. Rangkaian ini merupakan dasar dari sistem penjumlahan pada rangkaian digital. berikut ini penjelasan singkat dari rangkaian penjumlah yang ada dalam teknik digital. Half Adder (HA) Merupakan rangkaian penjumlah yang paling sederhana yang dapat dibentuk dengan menggabungkan dua gerbang logika dasar (basic gate) Exor dan And seperti pada gambar berikut.



Rangkaian half adder biasa diberi simbol seperti berikut



Cara kerja dari rangkaian ini dapat terlihat pada tabel kebenaran di bawah ini



Dari tabel kebenaran di atas dapat dilihat bahwa cara kerja dari rangkaian half adder menyerupai rumus dasar pemjumlahan bilangan biner. rumus dasar penjumlahan biner •0 + 0 = 0 carry 0 •0 + 1 = 1 carry 0



•1 + 0 = 1 carry 0 •1 + 1 = 0 carry 1 karena menyerupai prinsip dasar penjumlahan biner inilah rangkaian di atas dikatakan sebagai rangkaian penjumlah. Pada rangkaian half adder penjumlahan yang dilakukan hanya melibatkan carry out (sisa hasil penjumlahan). Padahal pada kenyataanya sering dijumpai bahwa dalam penjumlahan selalu atau sering melibatkan carry in (sisa hasil penjumlahan yang harus ditambahkan pada bilangan berikutnya). Karena itu dibutuhkan rangkaian adder yang dapat melibatkan carry in sehingga proses penjumlahan dapat dilakukan dengan sempurna. Full Adder (FA) Merupakan rangkaian penjumlahan penuh yang artinya pada rangkaian ini sudah dilibatkan carry in yang merupakan hal penting dalam sebuah penjumlahan. rangkaian ini dapat kita buat dengan menggabungkan dua buah rangkaian half adder



Simbol dari full adder dapat dilihat pada gambar berikut.



Cara kerja dari rangkaian full adder dapat dijelaskan melalui tabel kebenaran berikut.



Dari tabel di atas terlihat bahwa penjumlahan sudah melibatkan nilai carry in (sebetulnya berasal dari carry out) Paralel Binary Adder (PBA) Pada full adder kita sudah dapat melakukan penjumlahan dengan melibat kan carry in. hanya saja rangkaian ini tidak dapat melakukan penjulahan secara bersamaan dari sekian deretan angka biner. Untuk dapat melakuan penjumlahan secara sempurna maka rangkaian full adder ini harus kita rangkai atau susun secara paralel seperti gambar berikut.



Refrensi : https://www.uniksharianja.com/2015/03/rangkaian-penjumlah-atauadder.html



COMPARATOR Rangkaian Comparator adalah satu jenis penerapan rangkaian kombinasional yang mempunyai fungsi utama membandingkan dua data digital. Hasil pembandingan itu adalah, sama, lebih kecil, atau lebih besar. Dari dua data digital yang hanya terdiri dari 1 bit yang dibandingkan, kemudian dapat diperluas menjadi dua data digital yang terdiri dari lebih dari 1 bit seperti dua bit, tiga bit, dst. Komparator (ejaan Bahasa Indonesia) banyak digunakan misalnya pada mesin penyeleksi surat, baik ukuran dimensinya, berat surat, kode area(berdasarkan bar-code ), dsb. Data angka umumnya paling sedikit terdiri dari dua bit. Namun di dalam bilangan desimal, angka yang terbesar yang dapat diwakili oleh dua bit ini ialah angka 3 (‘11’dalam sistem biner). Apabila kita ingin membandingkan angka-angka yang lebih besar tentunya sistem pembanding itu tidak dapat digunakan lagi sehingga kita perlu merancang sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan. Jadi setiap ada perubahan untuk membandingkan angka yang lebih besar yang diluar kemampuan sistem pembanding tersebut, kita harus merancangnya lagi. Hal sepertinya tidaklah menguntungkan. Oleh karena itulah kita harus rancang suatu sistem pembanding sedemikian rupa sehingga setiap sistem ini dapat saling dihubungkan satu sama lain untuk membentuk sistem pembanding yang lebih besar. Dengan kata lain, untuk kepentingan pembandingan yang dapat mengakomodasi semua bilangan, maka harus dirancang satu sistem praktis untuk itu. Komparator untuk Dua bit data Misalkan kita ingin merancang suatu alat pembanding ( comparator ) yang akan membandingkan dua angka dan memberikan hasilnya, yaitu angka yang satu lebih kecil , lebih besar, atau sama dengan angka yang satunya. Sistem pembanding ini digambarkan secara garis besar sebagai sebuah kotak hitam yang hanya diketahui fungsinya saja. Sistem pembanding ini mempunyai 2 Input A dan B yang masingmasing terdiri dari 2 bit dan 3 output yang masing-masing terdiri dari 1 bit untuk menunjukkan hasil perbandingan tersebut yaitu, A>B, AB akan bernilai ‘1’ apabila nilai A lebih besar dari B. Demikian juga halnya dengan output A