Gangren Pulpa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CASE-BASED DISCUSSION ( CBD ) GANGREN PULPA Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut RSUD dr. Adhyatma, Tugu, Semarang



Pembimbing : drg. S. Dini Iswanti



Disusun oleh : Rezky Tiresa Devitayanti 012096000



FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2015



HALAMAN PENGESAHAN



Nama / NIM



: Rezky Tiresa Devitayanti/012096000



Universitas



: Islam Sultan Agung



Fakultas



: Kedokteran Umum



Tingkat



: Program pendidikan Profesi Dokter



Diajukan



:12 Januari 2015



Bagian



: Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut



Pembimbing



: drg. S. Dini Iswanti



Telah diperiksa dan disetujui tanggal : ............................... Mengetahui,



Pembimbing



drg. S. Dini Iswanti



BAB 1 DESKRIPSI KASUS



I.



IDENTITAS PASIEN Nama



: Ny. S. A



Jenis kelamin : Perempuan



II.



Umur



: 36 th



Pekerjaan



: Ibu rumah tangga



Alamat



: Semarang



KELUHAN SUBJEKTIF ANAMNESA 1. Motivasi datang



: keinginan sendiri



2. Keluhan utama



: gigi belakang rahang atas kanan atas



berlubang. 3. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke RSUD TUGU, Semarang pada hari Sabtu, 10 Januari 2015 dengan keluhan gigi belakang rahang atas kanan berlubang sehingga sisa makanan sering menyangkut di gigi tersebut sejak 3 minggu yang lalu. Tidak ada rasa nyeri maupun linu pada gigi tersebut. Dari hasil anamnesa pasien belum pernah memeriksakan diri ke dokter gigi. 4. Riwayat penyakit lain : DM maupun Hipertensi disangkal oleh pasien 5. Riwayat penyakit keluarga : disangkal III.



PEMERIKSAAN OBJEKTIF 1. Keadaan umum : baik Keadaan gizi



: baik



TTV



:



TD : 100/70 mmhg



RR : 24 x/menit



Nadi : 65 x/menit



BB : 66 kg



TB : 152 cm



2. Ektraoral 



Pipi : tidak ada nyeri tekan maupun nyeri ketuk







Bibir : tidak ada kelainan







Wajah







Kelenjar limfe submandibula



: tidak ada kelainan : tidak ada pembengkakan



3. Intraoral a. Jaringan lunak o Mukosa



: tidak ada kelainan



o Lidah



: tidak ada kelainan



o Ginggiva



: tak ada kelainan



o Palatum



: tidak ada kelainan



b. Jaringan keras o Tulang rahang : tidak ada kelainan o Gigi geligi 6



Inspeksi



: caries (+)



Sondage



: Profunda, tidak nyeri



Perkusi



: nyeri (-)



Tekanan



: nyeri (-)



Palpasi



: goyang (-)



Test thermal : (-) Tampak calculus pada gigi geligi di rahang bawah IV.



ORAL HYGIENE kurang (terlihat plak ataupun kalkulus pada gigi geligi di rahang bawah)



V.



DIAGNOSA KELUHAN UTAMA 1.6 gangren pulpa



VI.



PEMERIKSAAN PENUNJANG 



VII.



X Foto Ro panoramik



TERAPI  Konservatif perawatan saraf  Pro Ekstraksi pada 1.6 Gangren Pulpa  Pro scalling pada calculus rahang bawah



NOMENKLATUR WHO



Nomenklatur WHO 1



4



2



12345678



12345678



12345678



12345678



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. GANGREN PULPA



Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangrene pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan cementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme) dalam dental plak. Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktorfaktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangrene pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1mm. selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. pada pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangrene pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman.



Rongga mulut manusia tidak pernah bebas dari bakteri dan umumnya bakteri plak memegang peranan penting dalam menentukan pembentukan kalkulus; pelekatan kalkulus dimulai dengan pembentukan plak gigi, sedangkan permukaan kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival selalu diliputi oleh plak gigi. Kalkulus merupakan suatu endapan amorfatau kristal lunak yang terbentuk pada gigi atau protesa dan membentuk lapisan konsentris. Kalkulus disebut juga "tartar" merupakan endapan keras hasil mineralisasi plak gigi, melekat erat mengelilingi mahkota dan akar gigi. Selain pada permukaan gigi, kalkulus juga terdapat pada gigi tiruan dan restorasi gigi dan hanya bisa hilang dengan tindakan skelingsaliva meningkat sehingga larutan menjadi jenuh. Pada konsentrasi tinggi, protein koloida saliva bersinggungan dengan permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga mengurangi stabilitas larutannya dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat. Fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri. Fosfatase membantu proses hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan garam kalsium fosfat. Esterase terdapat pada mikroorganisme, membantu proses hidrolisis ester lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium membentuk kalsium fosfat. Pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, urea saliva akan membentuk amonia sehingga pH saliva naik dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat. Plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion kalsium dan fosfor yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi sebagai benih kristal kalsium fosfat dari saliva jenuh.



Diketahui ada dua macam kalkulus menurut letaknya terhadap gingival margin yaitu kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival. Kalkulus supragingival terletak di atas margin gingiva, dapat terlihat langsung di dalam mulut, warnanya putih kekuning-kuningan dan distribusinya dipengaruhi oleh muara duktus saliva mayor. Kalkulus subgingival terletak di bawah margin gingiva, tidak dapat terlihat langsung di dalam mulut, dan warnanya kehitaman. Endapan kalkulus supragingival terbanyak adalah pada permukaan bukal gigi molar pertama maksila, dan pada permukaan lingual gigi insisivus pertama dan kedua mandibula Endapan kalkulus subgingival paling banyak terdapat pada gigi insisivus pertama dan kedua mandibula, diikuti oleh gigi molar pertama maksila, kemudian gigi-gigi anterior maksila.



B. GEJALA KLINIK Gejala yang didapat dari pulpa yang gangrene bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan Pada gangrene pulpa dapat disebut juga gigi non vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau dingin) dan pada lubang perforasi tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa sakit apabila penderita minum atau makan benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital.



C. DIAGNOSIS DAN DIFFERENTIAL DIAGNOSIS



Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (extra oral dan intra oral). Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan : 1. Karies profunda (+) 2. Pemeriksaan sonde (-) Dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa kali kedalamkaries, hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit 3. Pemeriksaan perkusi (-) Dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat, diketuk-ketuk kedalam gigi yang sakit, hasilnya (-).pasien tidak merasakan sakit 4. Pemeriksaan penciuman Dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalu sentuhkan pada gigi yang sakit



kemudian cium kapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari mulut pasien 5. Pemeriksaan foto rontgen Terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihat juga rongga pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodontium memperlihatkan penebalan.



D. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS Periodontitis merupakan komplikasi dari karies profunda non vitalis atau gangrene pulpa, dimana pada pemeriksaan klinis ditemukan gigi non vital, sondase (-) , dan perkusi (+). Gangren pulpa dengan Periodontitis  Pemeriksaan sonde (-)  Pemeriksaan sonde (-)  Pemeriksaan perkusi (-)  Pemeriksaan perkusi (+)  Reaksi panas/dingin (-)  Pemeriksaan panas/dingin (-)



Untuk menentukan apakah pulpa masih dapat diselamatkan, bisa dilakukan beberapa pengujian : 



Diberi Rangsang Dingin Rangsang dihentikan, nyeri hilang artinya pulpa sehat. Pulpa dipertahankan dengan mencabut bagian gigi yang membusuk dan menambalnya. Jika nyeri tetap, meskipun rangsang nyeri sudah dihilangkan atau jika nyeri timbul secara spontan, maka pulpa tidak dapaty dipertahankan







Penguji Pulpa Elektrik Alat ini digunakan untuk menunjukkan apakah pulpa masih hidup, bukan untuk menentukan apakah pulpa masih sehat, jika penderita merasakan aliran listrik pada giginya, berarti pulpa masih hidup







Mengetuk Gigi Dengan Sebuah Alat Jika dengan pengetukan gigi timbul nyeri, berarti peradangan telah menyebar ke jaringan tulang dan sekitarnya







Rontgen Gigi Dilakukan untuk mengetahui adanya pembusukan gigi dan menunjukkan apakah penyebaran peradangan telah menyebabkan pengeroposan tulang disekitar akar gigi.



E. TERAPI Tindakan yang dilakukan pada gangrene pulpa yaitu 



ekstraksi pada gigi yang sakit, karena pada kondisi ini gigi akan menjadi nonvital (gigi mati) sehingga akan menjadi sumber infeksi (fokal infeksi)







konservasi gigi  Pembuangan jaringan karies.  Pembukaan atap pulpa.  Sterilisasi cavitas.  Pemberian obat untuk jaringan pulpa ( TKF, CHKM, chresophene / rockle )  Fletcer atau cavit.  Pasien disuruh kembali antara 4 – 7 hari lagi.  Prosedur ini dilakukan minimal 2 kali dengan mengganti obat dalam pulpa. Kalau masih ada bau ganggren atau rasa sakit kalau gigi diperkusi, penggantian obat dilakukan lagi berulang-ulang sampai tidak ada rasa sakit lagi ketika gigi diperkusi.



F. KOMPLIKASI 1. Infeksi Lokal a. Periodontitis b. abses periapikal c. kista radikuler 2. Infeksi sistemik a. Sinusitis b. osteomyelitis rahang c. meningitis



BAB III PEMBAHASAN



Pasien datang ke RSUD TUGU Semarang pada hari Sabtu, 10 Januari 2015 dengan keluhan gigi belakang rahang atas kanan berlubang sehingga sisa makanan sering menyangkut di gigi tersebut namun tidak disertai dengan rasa nyeri maupun linu sejak 3 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan subjektif didapatkan : 



Gigi berlubang dan saat makan, makanan tertinggal didalam lubang



Pada pemeriksaan objektif : 



Gigi geligi : 6



Inspeksi



: caries (+)



Sondage



: Profunda, tidak nyeri



Perkusi



: nyeri (-)



Tekanan



: nyeri (-)



Palpasi



: goyang (-)



Test thermal : (-) Tampak calculus pada gigi geligi di rahang bawah



Berdasarkan pemeriksaan subjektif dan objektif didapatkan adanya gigi berlubang sehingga sering ada sisa makanan yang tertinggal digigi tersebut namun tidak disertai dengan adanya keluhan rasa sakit maupun linu, pada inspeksi ditemukan adanya cavitas atau karies pada gigi 6 rahang atas kanan dengan pemeriksaan sondase didapatkan karies profunda dan tidak terasa nyeri, perkusi, palpasi, tekanan maupun thermal didapatkan hasil negative, disertai dengan oral hygiene yang buruk karena banyak kalkulus di gigi geligi rahang bawah. Sesuai teori, apabila hal ini terjadi pada gigi yang disebabkan karena adanya cavitas dan sudah berlangsung cukup lama diseluruh bagian tanpa adanya tanda-tanda nyeri maupun



sakit dan disertai banyaknya calculus di gigi geligi rahang bawah maka dinamakan gangrene pulpa.



BAB IV KESIMPULAN Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup. Gangren pulpa bisa mengakibatkan infeksi lokal maupun sistemik. Pada infeksi lokal dapat menyebabkan periodontitis, abses periapikal, dan kista radikulersedangkan pada infeksi sistemik dapat menyebabkan sinusitis, osteomyelitis rahang dan meningitis. Kasus ini berhubungan erat dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga oral hygiene. Maka dari itu masyarakat harus mengerti tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.



BAB V DAFTAR PUSTAKA



1. Penyakit gigi dan mulut, bursa buku senat mahasiswa fakultas kedokteran UNDIP, Semarang, 2007 2. Prosedur tetap pelayanan medis penyakit gigi dan mulut, RS.DR.Kariadi/ Fakultas kedokteran UNDIP, Semarang, 1993 3. Walton and Torabinajed. 1996. Prinsip dan Praktik Endodonsi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC.