Garis Simon [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GARIS SIMON



A. Gambaran umum Garis simon merupakan bidang vertikal yang melalui titik orbital dan tegak lurus FHP. Bidang transversal, yaitu bidang vertikal yang melewati kedua titik infraorbital kanan dan kiri, tegak lurus terhadap bidang horisontal. Bidang ini disebut juga bidang orbital ( Simon ). Istilah untuk menyatakan kedudukan rahang terhadap terhadap bidang transversal ( bidang orbital ) 1. Protraksi (protraction) atau protrusi (protrusion), yaitu kedudukan rahang yang menjauhi bidang transversal atau bidang orbital. a. Protrusi rahang atas : Protrusi maksila b. Protrusi rahang bawah : Protrusi mandibula = prognasi = progeni c. Protrusi RA danRB : Protrusi bimaksiler 2. Retraksi (retraction) atau retrusi (retrusion), yaitu kedudukan rahang yang mendekati bidang transversal atau bidang orbital. Retraksi/ retrusi rahang bawah = retrognasi Pada klasifikasi Simon, lengkung gigi berkaitan dengan 3 bidang antropologi (Bidang Sagital, Bidang Frankfort, Bidang Orbital). Bidang orbital diperoleh dengan menggambar garis tegak lurus terhadap Frankfort horizontal plane pada margin dari tulang orbita di bawah pupil. Bidang ini membantu untuk mendeteksi deviasi dalam bidang sagital. Hubungan anteroposterior dari lengkung gigi dan inklinasi aksial gigi berhubungan dengan cranium. Lengkung gigi yang berada lebih anterior disebut (protraksi) dan lengkung gigi yang ditempatkan lebih posterior disebut (retraksi). Sedangkan, FHP sendiri diperoleh dengan menggambar garis melalui margin orbita inferior di bawah batas bola mata dan margin atas meatus auditorius. Bidang ini membantu untuk mendeteksi deviasi dalam bidang vertikal. Ketinggian lengkung gigi dan gigi berhubungan dengan cranium Lengkung gigi yang lebih dekat ke bidang disebut atraksi dan yang jauh dari bidang disebut abstraksi. Pemeriksaan posisi rahang terhadap bidang orbital pasien dimaksudkan untuk mengetahui apakah maloklusi yang diderita pasien melibatkan rahang (tipe skeletal). Menurut Simon, dalam hubungan lengkung normal, bidang orbital melewati aspek distal kaninus. Hal ini disebut “hukum kaninus”. Interpretasi maloklusi klasifikasi simon digambarkan pada tabel 6.2 Tabel 6.2 Interpretasi : Klasifikasi Simon Bidang Kondisi Keterangan Frankfort Horizontal Atraksi Lengkung gigi lebih Plane Abstraksi dekat ke bidang (bidang vertikal ) Frankfort Lengkung gigi lebih jauh ke bidang frankfort Bidang orbital Protraksi Lengkung gigi lebih (bidang sagital) Retraksi anterior Lengkung gigi lebih posterior



B. Cara pemeriksaan: Cara: Pasien duduk tegak dengan pandangan lurus kedepan.Titik orbital ‘O’ dan titik Tragus ‘Tr” ditandai dengan spidol. Dengan penggaris segitiga siku-siku, proyeksikan sisi siku yang pendek ke titik O dan Tr ( menggambarkan bidang horisontal FHP ), dan dengan demikian sisi siku yang panjang akan menggambarkan bidang orbital pasien. Bibir pasien ditarik dengan kaca mulut, amati posisi penggaris terhadap permukaan gigi di daerah bukal gigi premolar atau kaninus atas. Transfer posisi bidang orbital pasien sesuai dengan posisi penggaris ke model studi dengan memberi tanda garis pada permukaan bukal gigi model atas dan bawah. Pada saat boksing, model studi ditriming sehingga sudut boksing bagian samping depan tepat pada posisi bidang orbital pasien sesuai dengan tanda spidol tsb .



Garis Simon (Bidang Orbital) : RA : 1/3 distal caninus RB : diantara caninus & premolar 1 Maksila = Normal Mandibula = Normal • Bila posisi penggaris pada model studi tepat di permukaan labial gigi kaninus di daerah sepertiga bagian distal, berarti posisi maksila normal; bila berada dibelakang, maksila protrusif dan apabila berada didepan, berarti maksila retrusif. • Pada oklusi normal kaninus atas beroklusi di daerah interdental kaninus dan premolar pertama bawah, penggaris akan lewat tepat pada sisi distal kaninus bawah, ini berarti posisi mandibula normal, bila posisi sisi distal kaninus bawah berada dibelakang posisi bidang orbital pasien , mandibula protrusif dan bila berada didepan mandibula retrusif. ⇒ Jika didapatkan ada penyimpangan, besar penyimpangan diukur dan dicatat pada formulir pemeriksaan. • Penilaian bisa salah bila pengamatan dilakukan dari samping, tidak tepat tegak lurus bidang sagital pasien. • Diagnosis bisa salah bila posisi gigi kaninus atas dan/atau bawah malposisi. Apabila posisi gigi kaninus tidak normal, gunakan analisis sefalometri.



Tipe dental, skeletal atau dentoskeletal (dengan melihat analisis profil Simon) Analisis profil klinis: Mengamati hubungan rahang atas terhadap rahang bawah langsung pada pasien dengan bantuan seutas benang yang diberi pemberat, pasien diamati dari lateral tegak lurus bidang sagital, sebagai acuan/ referensi dalam keadaan normal akan melewati permukaan labial gigi di daerah sepertiga bagian distal lebar mesiodistal gigi kaninus atas kanan dan kiri (Dalil Kaninus/ Simon Low) dan pada rahang bawah akan melewati daerah interdental gigi kaninus dan premolar pertama pada sisi distal kaninus bawah. Apabila bidang orbital pasien berada di distal posisi normal maka posisi maksila atau mandibula pasien protrusif dan bila ada di mesial posisi normal maksila atau mandibula retrusif. Posisi maksila dan madibula pasien dapat pula ditentukan dengan mengamati bagian depan maksila (Subnasale/Sn) dan bagian depan mandibula (Pogonion/Pog) terhadap bidang yang melalui titik glabella tegak lurus FHP (G ⊥ FHP)



- Maksila normal : titik Sn berjarak 6 + 3 mm, protrusif >9 mm, retrusif < 3 mm - Mandibula normal : titik Pog.berjarak 0 + 4 mm, proturusif > 4 mm, retrusif < 0 mm/ negatif. Kemudian tentukan posisi maksila dan mandibula, dapat dilakukan dengan menetapkan posisi bidang orbital pasien : bila melewati daerah spertiga distal permukaan labial gigi kaninus atas posisi maklsila normal, bila berada didistalnya posisi maksila protrusif dan bila berada didepannya posisi maksila retrusif. - Posisi manidibula ditetapkan dengan mengoklusikan model RA/RB secara sentrik, amati posisi bidang orbital pasien pada gigi-gigi bawah, bila melewati daerah interdental gigi kaninus dan premolar pertama bawah tepat pada sisi distal gigi kaninus posisi mandibula normal, bila garis Simon (bidang orbital) berada di distalnya posisi madibula protrusif dan bila berada didepannya posisi mandibula retrusif. - Bila posisi maksila dan mandibula kedua-duanya berada di pada posisi normal profil pasien ortognatik, bila kedua-duanya protrusif profil pasien bikmaksiler prognatism dan bila kedua-duanya retrusif profil pasien bimaksiler retrognatism. - Penentuan posisi garis Simon (bidang orbital) bisa salah bila pengamatan profil pasien dari samping tidak tepat tegak lurus terhadap bidang sagital pasien. - Penentuan doagnosis bisa salah apabila posisi gigi kaninus atas malposisi, bila gigi kaninus malposisi posisi normalnya nanti bisa ditetapkan pada pembuatan lengkung