Gedung London Sumatera [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GEDUNG LONDON SUMATERA



Gedung London sumaterah atau biasa disebut gedung lonsum salah satu bangunan peninggalan kolonial Belanda yang saat ini masih berfungsi sebaga gedung perkantoran di Medan. Gedung lonsum ini sendiri merupakan salah satu peinggalan bersejarah dari colonial Belanda. Gedung London Sumatera ini selesai dibangun tahun 1906 bersamaan dengan lahirnya Ratu Juliana, Royal Dutch family. Gedung ini dibangun oleh David Harrison, pemilik perkebunan karet Harrison & Crossfield company (H&C) yang berpusat kota London. Pendiri dari perusahaan Harrisons & Crosfield(H&C) sendiri adalah Daniel Harrison, Smith Harrison and Joseph Crosfield pada tahun 1844 di Liverpool dan bergelut di bidang importir teh dan kopi. Setelah gedung ini dijual kepada pemerintah Belanda, namanya diubah sesuai nama puteri Belanda menjadi Juliana Building. Meskipun dibangun pada masa 90 an, Model arsitekturnya pun dipengaruhi gaya Eropa seperti yang terlihat pada bentuk jendela di sisi kiri dan sisi kanan. Sementara gaya arsitektur kolonial Belanda terlihat dari bentuk jendela panjang dan lebar plus tiangtiang tangga besar di depan pintu masuk menunjukkan kekhasan gaya arsitektur kolonial Belanda yang sangat mencolok namun indah.



Gedung London Sumatera (Lonsum) tercatat sebagi gedung pertama di medan yang menggunakan teknologi lift yang menjangkau lima lantai. Bentuk lift seperti sangkar besi bermotif bunga dengan dekorasi art deco. Lift yang digunakan sejak tahun 1910 ini masih berfungsi baik. Untuk perawatannya dilakukan setiap hari Sabtu, bahkan setiap tahun didatangkan teknisi khusus dari Inggris.



Pada masa itu gedung Lonsum berfungsi sebagai kantor perdagangan dan perkebunan. Segera setelah Indonesia merdeka, kepemilikan Harrison & Crossfield company beralih ke tangan Indonesia. Saat ini gedung London Sumatera masih digunakan sebagi gedung perkantoran Lonsum dan berganti nama menjadi PT. PP London Sumatera.



Gedung London sumatera ini sendiri berlokasi di tengah kota, tepatnya di Jalan Ahmad Yani atau lebih akrab dikatakan Kesawan, berada di sebelah Lapangan Merdeka. Gedung ini berada dekat dengan gedung penting dan bersejarah lainnya seperti Kantor Pos Medan, Bank Indonesia dan gedung lainnya. Perkembangan ekonomi Gedung London sumatera ini berkembang Ketika harga karet melonjak , perusahaan ini kemudian tertarik untuk melakukan investasi di bidang usaha perkebunan karet, mereka mengoprasikan perkebunan di beberapa negara seperti di sumatra, malaysia, srilangka dan beberapa negara asia lainnya. Perkebunan di sumatra kemudian berkembang sejak di berlakukannya ekonomi liberal oleh pemerintah belanda. Untuk membuka banyak perkebunan kemudian pemerintah belanda mengundang investor untuk bekerja sama dengan sistem konsesi yang tentunya hal ini akan menguntungkan pemerintah belanda pada saat itu. Karena prospek perkebunan di sumatra begitu bagus maka perusahaan H&C ini merambah usaha perkebunan lainya, yaitu kelapa sawit, teh, kopi dan cokelat. Perkebunan H&C ini tersebar di beberapa daerah sumatra.



Perusahaan perkebunan ini kemudian ber investasi di bidang kayu di daerah kalimantan dan bekerja sama dengan perusahaan British North Borneo Co. Setelah usaha pembalakan kayu tidak lagi menjanjikan, perusahaan ini kemudian berinvestasi ke perkebunan kelapa sawit di kalimantan dan kemudian membeli tiga perkebunan besar yang beroperasi di malaysia.



Pada tahun 1982, perusahaan H&C menjual sahamnya ke sime darby dan pada tahun 1994 menjual semua aset perkebunan milik mereka kepada london sumatra plantation ltd. Atau PT. London Sumatra, dan akhirnya gedung ini menjadi kantor PT. London Sumatra sampai saat ini.