Genesa DKK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Mineral Gypsum: 1. Genesa a. Keterdapatan Gypsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi. Gypsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan gipsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batu gamping, serpih merah, batu pasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen. Menurut para ahli, endapan gipsum terjadi pada zaman Permian. Endapan gipsum biasanya terdapat di danau, laut, mata air panas, dan jalur endapan belerang yang berasal dari gunung api. Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan gypsum berbentuk lapisan di antara batuanbatuan sedimen batugamping, serpih merah, batupasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen. Gipsum dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya (Berry, 1959), yaitu: endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar fumarol volkanik, efflorescence pada tanah atau goa-goa kapur, tudung kubah garam, penudung oksida besi (gossan) pada endapan pirit di daerah batugamping. b. Proses pembentukan Mineral gypsum terbentuk dari pengendapan air laut, pada temperatur lebih besar dari 42 oC bila temperatur lebih besar dari 42 o C terbentuk anhidrit, syarat lain pembentukan mineral gypsum yaitu salinitasnya mencapai 3,35 – 4,8 kali normal. Gypsum juga dapat terbentuk oleh sublimasi dari fumarol, sulfatara dan bereaksi dg batugamping 2. Kegunaan Penggunaan



gypsum



dipaparkan dibawah ini.



dapat



digolongkan



menjadi



dua



macam



seperti



1. Yang belum mengalami kalsinasi Dipergunakan dalam pembuatan semen Portland dan sebagai pupuk. Jenis ini meliputi 28% dari seluruh volume perdagangan. 2. Yang mengalami proses kalsinasi.Sebagian besar digunakan sebagai bahan bangunan, flester paris, bahan dasar untuk pembuatan kapur, bedak, untuk cetakan alat keramik, tuangan logam, gigi dan sebagainya. Jumlah tersebut meliputi 72% dari seluruh volume perdagangan. Gipsum sebagai perekat mineral mempunyai sifat yang lebih baik dibandingkan dengan perekat organic karena tidak menimbulkan pencemaran udara, murah, tahan api, tahan deteriorasi oleh faktor biologis dan tahat terhadap zat kimia ( Purwadi, 1993). Gipsum mempunyai sifat yang cepat mengeras yaitu sekitar 10 menit. Maka dalam pembuatan papan gipsum harus digunakan bahan kimia untuk memperlambat proses pengerasan tanpa mengubah sifat gipsum sebagai perekat (Simatupang, 1985). Perlambatan tersebut dimaksudkan agar tesedia cukup waktu mulai dari tahap pencampuran bahan sampai tahap pengempaan. Waktu pengerasan gipsum bervariasi tergantung pada kandungan bahan dan airnya. Dalam proses pengerasan gipsum setelah dicampur dengan air maka terjadi hidratasi yang menyebabkan kenaikan suhu. Kenaikan suhu tersebut tidak boleh melebihi suhu 400 C ( Simatupang, 1985 ). Suhu yang lebih tinggi lagi akan mengakibatkan pengeringan gipsum dalam bentuk CaSO4. 2H2O sehingga mengurangi bobot air hidratasi. Pengurangan tersebut akan menyebabkan berkurangnya keteguhan papan gipsum. Gypsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang. Beberapa kegunaan gypsum yaitu drywall, Bahan perekat, Penyaring dan sebagai pupuk tanah. Di akhir abad 18 dan awal abad 19, gypsum Nova Scotia atau yang lebih dikenal dengan sebutan plaster, digunakan dalam jumlah yang besar sebagai pupuk di ladang-ladang gandum di Amerika Serikat, Campuran bahan pembuatan lapangan tenis, Sebagai pengganti kayu pada zaman kerajaan-kerajaan. Contohnya ketika kayu menjadi langka pada Zaman Perunggu, gypsum digunakan sebagai bahan bangunan, pengental tofu (tahu) karena memiliki kadar kalsium yang tinggi, khususnya di Benua Asia (beberapa negara Asia Timur) diproses dengan cara tradisonal, Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan, Untuk bahan baku kapur tulis, Sebagai salah satu bahan



pembuat portland semen, indikator pada tanah dan air, sebagai agen medis pada ramuan tradisional China yang disebut Shi Gao. 3. Proses Penambangan 1) Tambang terbuka : Overburden dikupas, pembongkaran dengan alat dragline, scraper. 2) Tambang Bawah tanah : produk dapat mencapai 500 – 1.500 ton/hari. 4. Pengolahan Dapat dikelompokkan menjadi dua sesuai dengan pemanfaatannya : 1) Gypsum mentah : gypsum dari tambang dilakukan proses peremukan, pengayakan, penggilingan dan pada 49o C. 2) Gypsum hasil kalsinasi, prosesnya gypsum hasil penambangan dilakukan peremukan, kemudian dikalsinasi pd temperatur 97 oC menghasilkan gypsum hemi hidrat (stucco/plaster paris) : CaSO 4. 0,5 H2 O.  pada temp 170oC berubah menjadi ß hemihidrat. CaSO4.2H2O ----> CaSO4 0,5 H2O + 1,5 H2O 



Pada temperatur 200oC akan terbentuk plaster anhidrous kalsium sulfat,







bersifat kurang plastis, keras dan kuat. CaSO42H2O -------> CaSO4 + H2O` Pada temp. 500oC dihasilkan insoluble anhidrit atau dead burning gypsum. Bila ditambah accelerator akan dihasilkan plaster (keene”s







cement) CaSO5 2 H2O ---------> CaO + SO3 + 2 H2O Pada temp 900o C dihasilkan masa sangat padat, keras, ketahanan tinggi.



5. Berasosiasi dengan mineral lempung hitam, Limonite, dan Hematite



Mineral Augite: 1. Lingkungan : biasanya mineral ini berada pada batuan plutonik (Gabro, firoksin, peridotit) 2. Asosiasi Mineral



:



olivine, biotite, nepheline, albite, apatite,



serpentine, leucite dan hornblende. 3. KEGUNAAN : hanya sebagai spesimen mineral