Genetika Pewarisan Sifat Dalam Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MISI (Ahmad Panji Baihaqi/17620049) HEREDITAS Abstrack Genetika merupakan Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan pada organisme. Secara kasar juga dapat didefinisikan sebagai tentang gen dan segala aspeknya. Ilmu-ilmu Genetika sebenarnya banyak disinggung dalam ayat-ayat Qur’an dan Hadits sejak 14 abad lalu, khususnya dalam hal pewarisan sifat (Hereditas).



sifat ilmu telah yang



Qur’an Hadits, dan Genetika Al-Qur’an dan Hadits merupakan dua pedoman utama dalam agama islam. Dua pedoman tersebut memiliki otoritas yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan keilmuan dari zaman nabi Muhammad hingga pada zaman kontemporer ini. Al-Qur’an dan hadits tidak hanya berisi tentang hal religiusitas, melainkan juga megandung segala aspek seperti sumber keteladanan, sejarah, dan ilmu pengethuan/sains. Al-Qur’an dan Hadits memang dianggap pantas untuk dijadikan khaazanah/sumber keilmuan. Hal ini karena dari zaman ke zaman Al-qur’an dan Hadits selalu relevan dengan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang dengan pesat. Perkembangan ini membawa berbagai dampak bagi kehidupan manusia. Maka dari itu, Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin, sangat memperhatikan pentingnya Integrasi antara islam



dan ilmu pengetahuan agar tidak terjadi kekacauan dan penyelewengan. Genetika merupakan salah satu cabang dari ilmu Biologi. Kata “Genetika” merupakan serapan dari bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa Inggris: genetics, dan dibentuk dari kata bahasa Yunani: γέννω, genno yang berarti "melahirkan". Genetika mempelajari tentang pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Secara kasar juga dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Ilmu-ilmu Genetika sebenarnya telah banyak disinggung dalam al-qur’an sejak 14 abad yang lalu. Seperti halnya dalam ayat ke-2 surat Al-Insaan yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS. Al Insaan: 2) Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa kata setetes air mani yang bercampur merupakan campuran antara sel sperma dan ovum. Dan dari ayat tersebut pula dapat diketahui bahwa terdapat ayat-ayat dalam al-qur’an dan hadits yang perlu diulas dan dapat diintegrasikan dengan



ilmu genetika. Terutama dengan pokok pembahasan mengenai Hereditas. Pengertian Hereditas dan riwayatnya dalam Islam Hereditas umumnya diartikan sebagai transmisi genetik dari orang tua pada keturunannya, meski kejadian sesungguhnya tidaklah sesederhana itu. Pada dasaranya, seorang anak tidak mewarisi tingkah laku yang dapat diperoleh dari hasil belajar seperti bakat sebagai musisi atau kecenderungan melakukan kejahatan, melainkan yang diwarisi anak dari kedua orang tuanya yaitu genotip mereka.1 Faktor hereditas merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi perkembangan manusia. Berdasarkan penelitian, faktor hereditas mempengaruhi kemampuan intelektual dan kepribadian seseorang. Islam dari 14 abad yang lalu bahkan telah menyinggung mengenai faktor hereditas dalam perkembangan manusia. Hal tersebut dapat diketahui dari pernyataan Nabi Muhammad Saw. Berikut merupakan beberapa Hadits yang menyinggung masalah pentingnya dalam memilih pasangan



1



Meilinda. 2017. Teori Hereditas Mendel: Evolusi atau Revolusi (Kajian Filsaat Sains). Jurnal Pembelajaran Biologi, Volume 4, Nomor



“Menikahlah kalian dengan sumber (penghentian) yang baik. Karena sesungguhnya hal itu akan menurun kepada anak-anaknya.” (HR Muslim) Selain itu, Nabi Muhammad Saw. Juga Bersabda: Pilihlah untuk benih (Nutfah) mu. Menikahlah dengan perempuan yang sesuai, dan nikahkan perempuan dengan laki-laki yang sesuai. (HR Ibn Majah) “Wanita dinikahi karena 4 perkara, karena hartanya, nasabnya, cantiknya dan agamanya. Maka pilihlah yang mempunyai agama niscaya kamu akan beruntung.” Dari Hadits- hadits tersebut dapat diketahui suatu kesamaan mengenai betapa pentingnya dalam memilih pasangan dari karakter dan nasabnya, karena karakter yang dimilikinya akan diturunkan kepada keturunannya nanti Dalam sebuah hadis riwayat Abi Hurairah dijelaskan bahwa seorang laki-laki dari Bani Fazarah datang menghadap Nabi salallahu alaihi wa salam dan berkata: “Sesungguhnya istri saya melahirkan anak laki-laki yang (berkulit) hitam.” Rasulullah bertanya: Apakah kamu mempunyai Unta? Ia menjawab:”ya.” Beliau bertanya lagi:” Lalu apa warnanya?”



Ia menjawab: “Merah” Beliau bertanya lagi: apakah ada warna abu-abunya? Ia menjawab,”Ada warna abu-abu pada unta merah itu.” Beliau bertanya lagi: dari mana datangnya itu padanya? Ia menjawab: (moyangnya)”



“Barangkali



ia



dipengaruhi



gen



Beliau berkata: Ini juga barangkali karena dipengaruhi oleh gen (moyang kamu). Hadis dialog antara Rasulullah Saw dan sahabatnya tersebut menggambarkan dengan jelas bahwa pengaruh keturunan warna yang terdapat pada kulit badan merupakan pengaruh dari genetik. Hal ini berasal dari keturunan nenek moyangnya jika saja sifat tersebut tidak nampak dari kedua orang tuanya, maka bisa saja sifat itu akan tersimpan pada satu individu dan kemudian akan muncul pada generasi selanjutnya2



2



Hasan, Aliah B. Purwakania. 2006. Psikologi Perkembangan Islami: Menyingkap rentang kehidupan manusia dari prakelahiran hingga pascakematian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.



Dalam biologi, ilmu genetika membahas mengenai gen, pewarisan sifat, dan keanekaragaman organisme hidup. Genetika dapat diaplikasikan ke berbagai studi tentang kehidupan seperti bacteria, plantae, animalia, dan manusia. Sejak dulu, telah ada berbagai observasi untuk mengembangkan varietas dari suatu tumbuhan dan hewan. Ilmu genetika modern dimulai oleh Gregor Mendel pada pertengahan abad ke-19. Genetika berusaha menjelaskan material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik), bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu lain (pewarisan genetik).3 Setiap mahluk hidup tersusun dari sel yang merupakan unit dasar, dan setiap sel memiliki inti sel yang biasa disebut nukleus, nukleus ini di dalamnya terdapat 23 pasang/46 kromosom , dan di dalam kromosom terdapat ratusan hingga ribuan gen. 46 kromosom pada manusia berasal dari ayah dan ibu yang masing-masing menyumbangkan 23 kromosom/ kode genetiknya. Gen orang tua diwarisakan kepada anakanaknya melalui proses pembuahan. Al-qur’an sendiri telah mengabadikan proses pembuahan ini dalam ayat3



Thayyib, Haji Lalu Ibrahim. 2010. Keajaiban Sains dan Islam. Yogyakarta: Pinus Book Publisher



ayatnya. Tidak sedikit ayat Al-qur’an yang meyebut istilah tetesan (nutfah). Kata Nuftah sebelumnya seringkali ditafsirkan sebagai sperma. Tetapi sebenarnya barangkali akan lebih tepat apabila ditafsirkan sebagai zygot yang dibuahi dalam rahim. Hal ini berlandaskan pada QS. Al-insan ayat 1-2 yang artinya:4 “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang Dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur(amsyajj) yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat. (QS. Al-insan: 1-2) Zygot merupakan permulaan kehidupan berupa tetesan yang memiliki campuran segala potensial kehidupan. Potensi ini melalui pengaturan tertentu akan berkembang perlahan-lahan. Misalnya, didalam perut ibu, potensial ini berkembang sebagai sel-sel alat pendengaran, alat pengelihatan, dan lain-lain.



Penurunan karakter morfologi Herditas juga disinggung dalam Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13 yang sebagai berikut: 4



Hasan, Aliah B. Purwakania. 2006. Psikologi Perkembangan Islami: Menyingkap rentang kehidupan manusia dari prakelahiran hingga pascakematian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.



ُ ‫َو َج َع ْلنا ُك ْم‬ ‫اس ِإنَّا َخلَ ْقنا ُك ْم ِم ْن ذَك ٍَر َو أ ُ ْنثى‬ ُ َّ‫شعُوبا ً َو َقبائِ َل يا أَيُّ َها الن‬ َّ ‫َّللاِ أَتْقا ُك ْم ِإ َّن‬ َّ َ‫َعارفُوا ِإ َّن أ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْند‬ 13) ‫َبير‬ ٌ ‫َّللاَ َعلي ٌم خ‬ َ ‫ِلت‬ “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal“. (Q.S. al-Ĥujurāt/ 49: 13). Dari ayat tersebut setidaknya terdapat beberapa poin yang bisa diketahui, antara lain yaitu fitrah keberagaman manusia, persatuan, tujuan terciptanya keberagaman, dan yang paling penting yaitu hereditas/pewarisan sifat itu sendiri. Terdapat banyak golongan kelompok manusia seperti halnya bangsa dan suku, tak hanya itu setiap suku dan bangsa juga memiliki ciri khas dan karakteristik masing-masing, baik dari lingkungan maupun dari genetiknya. Contoh saja orang suku papua yang umumnya memiliki cirri morfologi hidung mancung, kulit gelap, dan rambut keriting. Orang bangsa cina yang umumnya memiliki ciri morfologi kulit cerah dan mata yang sipit. Hal tersebut merupakan contoh nyata dari adanya hereditas atau pewarisan sifat dari kedua orang tua atau dengan kalimat lain, seseorang akan mewariskan



sifat-sifat genetiknya kepada keturunan-keturunannya nanti. Implementasi yang dapat dilakukan Untuk mendapatkan keturunan yang baik, tangguh, intelektual, dan berakhlaqul karimah, harus diperhatikan betul dalam memilih pasangan. Berikut merupakan hal-hal yang dapat diimplementasikan berdasarkan dalil Al-Qur’an Hadits:5 a. Berdoa. Sebab hanya dengan doa sesuatu yang sifatnya tidak terlihat dimasa depan dapat menjadi jelas melalui petunjuk Allah Swt. Hendaknya berharap mendapatkan pasangan yang baik menurut Allah, berakhlak serta memiliki ketakwaan yang tinggi. Firman Allah QS. Al-furqan:74 “dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” b. Menikah dengan orang yang jauh. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi: “Janganlah kalian menikah dengan kerabat dekat, karena anak yang lahir (darii pernikahan tersebut) akan lemah fisiknya. Maksudnya akan kurus dan lemah tubuhnya, serta memiliki tingkat pemahaman dan kecerdasan yang rendah. (DR. Abdullah Nashih 5



Ath-Thahir, Fathi Muhammad. 2005. Begini Seharusya Suami Istri Saling Mencintai, Bandung: Irsyad Baitus Salam



Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fil Islam, Hlm. 44). Ilmuwan genetik mengingatkan agar menghindari pernikahan dengan kerabat, apalagi dengan kerabat dekat sekali. Namun menurut penulis yang dimaksud kerabat dekat sekali adalah saudara dekat, atau terbilang memiliki hubungan nasab yang dekat sekali. Sebab dalam hukum genetik akan rentan penyimpangan kromosom. c.



Istikharah, sebab dengan istikharah harapannya adalah agar Allah memberikan pentunjuk untuk menghadapi persoalan yang genting. Persoalan jodoh adalah persoalan genting, sebab kan menentukan bagaimana generasi kedepan nantinya. Melalui orang tuanyalah mereka akan ditentukan baik buruknya secara genetis, baik rohani maupun jasmani.



d. Carilah suami atau istri yang terbaik. Meskipun faktorfaktor yang mempengaruhi adalah harta, kecantikan, kedudukan serta agama, namun Allah dan Rosulnya memberikan kode untuk mencari yang baik agamanya. Allah berfirman dalam QS. Al-baqarah: 221 sebagai berikut: “dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu” (QS. Al-baqarah: 221)



Datar Pustaka: Meilinda. 2017. Teori Hereditas Mendel: Evolusi atau Revolusi (Kajian Filsaat Sains). Jurnal Pembelajaran Biologi, Volume 4, Nomor 1 Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Maktabah Syamilah, Ibn Katsir, 10: 126 Ath-Thahir, Fathi Muhammad. 2005. Begini Seharusya Suami Istri Saling Mencintai, Bandung: Irsyad Baitus Salam Hasan, Aliah B. Purwakania. 2006. Psikologi Perkembangan Islami: Menyingkap rentang kehidupan manusia dari prakelahiran hingga pascakematian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Thayyib, Haji Lalu Ibrahim. 2010. Keajaiban Sains dan Islam. Yogyakarta: Pinus Book Publisher