Geothermal Lahen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN



BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 GEOLOGI REGIONAL Geologi regional daerah penelitian, yang meliputi fisiografi regional, stratigrafi regional, dan struktur geologi regional yang ada di daerah penelitian . 2.1.1 FISIOGRAFI Lapangan panas bumi Lahendong terletak di sekitar 30 km sebelah selatan dari Manado, di lengan utara Pulau Sulawesi .Pulau Sulawesi terbentuk akibat subduksi aktif di bagian timur selatan (Mollusca laut) dan bagian utara (Celebes laut). Secara regional, bidang ini terletak di margin barat dari Tondano Depresi yang membentang sekitar 20 km di arah utara-selatan dan membuka ke barat. Dalam depresi ini adalah tepi melingkar Pangolombian dalam bentuk dan struktur penting dalam sistem panas bumi Lahendong. Menurut Hamilton (1979), Sukamto (1975a; 1975b), dan Smith (1983) telah membagi wilayah Sulawesi ke dalam tiga bagian fisiografi , untuk wilayah sulawesi utara sendiri masuk ke dalam Busur Vulkanik Neogen (Neogene Volcanic Arc), terdiri dari kompleks basement Paleozoikum Akhir dan Mesozoikum Awal pada bagian utara dan tengahnya, batuan melange pada awal Kapur Akhir di bagian selatan (Sukamto, 2000), sedimen flysch berumur Kapur



Akhir hingga Eosen yang kemungkinan diendapkan pada fore arc basin (cekungan muka busur) (Sukamto, 1975a;1975c) pada bagian utara dan selatan, volcanic arc (busur vulkanik) berumur Kapur Akhir hingga pertengahan Eosen, sekuen batuan karbonat Eosen Akhir sampai Miosen Awal dan volcanic arc (busur vulkanik) Miosen Tengah hingga Kuarter (Silver dkk, 1983). Batuan plutonik berupa granitik dan diorit berumur Miosen Akhir hingga Pleistosen, sedangkan batuan vulkanik berupa alkali dan kalk-alkali berumur Paleosen sampai Pleistosen. Sulawesi bagian barat memiliki aktifitas vulkanik kuat yang diendapkan pada lingkungan submarine sampai terestrial selama periode pliosen hingga kuarter awal di bagian selatan , namun pada sulawesi utara aktifitas vulkanik masih berlangsung hingga saat ini



Gambar 2.1 Pembagian jalur fisiografi Sulawesi (Smith, 1983)



2.1.2 STRUKTUR GEOLOGI LAPANGAN PANASBUMI LAHENDONG Handoko (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa struktur geologi lapangan panasbumi Lahendong diinterpretasikan dari foto udara. Beberapa struktur ditemukan sebagai berikut: 1 Kelurusan regional dengan trend timurlaut – baratdaya dan barat laut – tenggara; 2 Sesar timurlaut – baratdaya memotong Gunung Damaah, G. Masarang, dan komplek gunungapi Tampusu-Kasuratan, dan komplek SempuSoputan. 3 Sesar normal menghadap baratdaya puncak Gunung Lengkoan. 4 Sesar yang memiliki trend baratlaut-tenggara memotong Sungai Bapaluan, area manifestasi Tempang, dan pegunungan di tenggara Lembeyan; serta 5 Sesar timur-barat melalui dua alterasi regional – Batukolok, di Gunung Rindengan, dan Tompaso, dan Tempang. Sesar-sesar ini memiliki pengaruh yang besar terhadap sistem hidrologi di daerah panasbumi Lahendong dan fitur kenampakang utama pada manifestasi panasbumi Lahendong.



Gambar 2.2 Kelurusan dan struktur geologi lapangan panasbumi Lahendong (Utami, 2011)



2.1.3 Stratigrafi Lapangan Panasbumi Lahendong



Gambar 2.3 Peta Geologi Regional lembar Manado, Sulawesi Utara (dimodifikasi dari Effendi dan Bawono, 1997) Berdasarkan Peta Geologi Regional lembar Manado, Sulawesi Utara (Effendi dan Bawono, 1997), daerah penelitian memiliki tatanan stratigrafi dari yang tertua hingga termuda sebagai berikut: 1 Batuan Gunungapi (Tmv) Terutama terdiri dari breksi, lava, dan tuf. Aliran lava pada umumnya berkomposisi andesit sampai basal. Breksi berbutir sangat kasar, berkomposisi andesit, sebagian bersifat konglomerat, mengandung sisipan tuf, batupasir, batulempung, dan lensa batugamping. Fosil foraminifera kecil ditemukan



dalam



sisipan



lempung



napalan



yaitu



Globorotalia



periphereacuta, G. mayeri, dan G. praemenardii, yang menunjukan umur Miosen Tengah (Kadar, D.G., komunikasi tertulis, 1974). 2 Tufa Tondano (QTv)



Klastika kasar gunungapi yang tertutama berkomposisi andesit, tersusun dari komponen menyudut hingga menyudut tanggung, tercirikan oleh banyak pecahan batugamping; batuapung lapili, breksi, ignimbrit sangat padat, berstruktur aliran. Satuan ini terdapat di sekitar Danau Tondano di bagian utara daerah Minahasa; membentuk punggungan yang menggelombang rendah. Tuf bersifat trakhit yang sangat lapuk, berwarna putih hingga kelabu kekuningan, terdapat di dekat Kp. Popontelan dan di S. Sinengkeian. Di daerah pantai antara Paslaten dan Sondaken, satuan ini juga membentuk punggungan menggelombang rendah. Endapan piroklastika ini diperkirakan berasal dari dan terjadi sebagai hasil letusan hebat pada waktu pembentukan Kaldera Tondano. Satuan ini berumur Pliosen – Pleistosen. 3 Batuan Gunungapi Muda (Qv) Lava, bom, lapili dan abu; membentuk gunungapi strato muda antara lain: G. Soputan, G. Mahawu, G. Lokon, G. Klabat, G. Tongkoko; lava yang dikeluarkan oleh G. Soputan dan G. Lokon terutama berkomposisi basal, sedangkan G. Mahawu dan G. Tongkoko berkomposisi andesit; di Kp. Tataaran dan Kp. Kiawa terdapat aliran obsidian, yang mungkin masingmasing berasal dari G. Tompusu dan G. Lengkoan. Satuan ini berumur Plistosen – Holosen. 4 Endapan Danau dan Sungai (Qs) Pasir, lanau, konglomerat dan lempung napalan. Perselingan lapisan pasir lepas dan lanau, lapisan berangsur, setempat silang siur; konglomerat terususun dari pecahan batuan kasar menyudut tanggung, lempung napalan hitam mengandung moluska di Kayuragi (Koperberg, 1928) mungkin termasuk satuan ini. Satuan ini membentuk undak dengan permukaan menggelombang. Umur satuan ini adalah Plistosen.