Gigitan Serangga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MANAJEMEN GIGITAN SERANGGA Dosen pembimbing: Dwi Ari Murti Widigdo, M.N.



Disusun oleh: Harmadita Nur Hernawati P1337420717036



POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN 2019/2020



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara yangmenghambat respons pada sistem biologis dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian. Keracunan sering dihubungkan dengan pangan atau bahan kimia. Pada kenyataannya bukan



hanya



pangan



atau



bahan



kimia



saja



yang



dapat



menyebabkankeracunan. Di sekeliling kita ada racun alam yang terdapat pada beberapa tumbuhan dan hewan.Salah satunya adalah gigitan serangga. Mengingat sekarang masih marak terjadi keracunan akibat gigitan serangga maka untuk dapat menambah pengetahuan masyarakat kami menyampaikan informasi mengenai bahaya dan pertolonganterhadap gigitan ular berbisa. Selain kasus gigitan serangga dan binatang berbisa. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari gigitan serangga ? 2. Bagaimana jenis jenis gigitan serangga ? 3. Bagaimana tanda gejala gigitan serangga ? 4. Bagaimana manajemen pertolongan pasien di gigit serangga ?



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa pengertian dari gigitan serangga 2. Untuk mengetahui bagaimana jenis jenis gigitan serangga 3. Untuk mengetahui tanda gejala gigitan serangga 4. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pertolongan pasien di gigit serangga



BAB IIKASUS TINJAUAN KASUS



A. Pengertian Insect Bite atau gigitan serangga adalah kelainan akibat gigitan atau tusukan serangga yang disebabkan reaksi terhadap toksin atau alergen yang dikeluarkan artropoda penyerang. Kebanyakan gigitan dan sengatan digunakan untuk pertahanan. Gigitan serangga biasanya untuk melindungi sarang mereka. Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa (racun) yang tersusun dari protein dan substansi lain yang mungkin memicu reaksi alergi kepada penderita. Gigitan serangga juga mengakibatkan kemerahan dan bengkak di lokasi yang tersengat.  Definisi gigitan serangga Insect Bites adalah gigitan atau serangan serangga. Gigitan serangga seringkali menyebabkan bengkak, kemerahan, rasa sakit (senut-senut), dan gatal-gatal. B. Jenis gigitan serangga Secara sederhana gigitan serangga dibagi menjadi 2 grup yaitu Venomous (beracun) dan Non Venomous (tidak beracun). Serangga yang beracun biasanya menyerang dengan cara menyengat, misalnya tawon atau lebah, ini merupakan suatu mekanisme pertahanan diri yakni dengan cara menyuntikan racun atau bisa melalui alat penyengatnya. Sedangkan serangga yang tidak



beracun menggigit dan menembus kulit dan masuk mengisap darah, ini biasanya yang menimbulkan rasa gatal.  C. Tanda gejala gigitan serangga 1. Terkejut (shock). Dimana ini bisa terjadi bila sistem peredaran darah tidak mendapatkan masukan darah yang cukup untuk organ-organ penting (vital) 2. Batuk, desahan, sesak nafas, merasa sakit di dalam mulut atau kerongkongan/tenggorokan 3. Bengkak di bibir, lidah, telinga, kelopak mata, telapak tangan, tapak kaki, dan selaput lendir(angioedema) 4. Pusing dan kacau 5. Mual,diare, dan nyeri pada perut 6. Rasa gatal dengan bintik -bintik merah dan bengkak. Gejala tersebut dapat diikuti dengan gejala lain dari beberapa reaksi.  a. Reaksi racun oleh gigitan atau serangan tunggal dari serangga. Serangga atau laba-laba yang menyebabkan hal tersebut misalnya: 1) Laba-laba janda (widow) yang berwarna hitam 2) Laba-laba pertapa (recluse) yang berwarna coklat 3) Laba-laba gembel (hobo) 4) Kalajengking b. Reaksi racun dari serangan lebah, tawon, atau semut api. 1) Seekor lebah dengan alat penyengatnya di belakang lalu mati setelah menyengat. Lebah maduafrika, yang dinamakan lebah-



lebah pembunuh, mereka lebih agresif dari pada lebah madukebanyakan dan sering menyerang bersama-sama dengan jumlah yang banyak 2) Tawon, penyengat dan si jaket kuning(yellow jackets), dapat menyengat berkali-kali. Si jaketkuning dapat menyebabkan sangat banyak reaksi alergi 3) Serangan semut api kepada seseorang dengan gigitan dari rahangnya, kemudian memutar kepalanya dan menyengat dari perutnya dengan alur memutar dan berkali-kalid. Reaksi kulit yang lebar pada bagian gigitan atau serangan.e. Infeksi kulit pada bagian gigitan atau serangan.f. Penyakit serum (darah), sebuah



reaksi



pada



pengobatan



(antiserum)



digunakan



untukmengobati gigitan atau serangan serangga. Penyakit serum menyebabkan rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak serta diiringi gejala flu tujuh sampai empat belas hari setelah penggunaan anti serum.g. Infeksi virus. Infeksi nyamuk dapat



menyebarkan virus



West



Nile



kepada



seseorang,menyebabkan inflamasi pada otak (encephalitis).h. Infeksi



parasit.



Infeksi



nyamuk



menyebarnya malaria D. Managemen pertolongan pasien digigit serangga 1. Penatalaksanaan Gigitan Serangga



dapat



menyebabkan



Jika seseorang yang telah digigit serangga mengalami gejala seperti di atas maka carilah pengobatan. Gejala tersebut bisa jadi anafilaksis fatal. Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak adalah gejala yang paling sering ditemui. Paling sering ini diobati di rumah



dengan



antihistamin.



Jika



gigitan



menyebabkan



infeksi



(kemerahan dengan atau tanpa nanah, suhu tubuh tinggi, demam, atau kemerahan di tubuh), pergilah ke dokter. Jika tidak diketahui apa yang menggigit, sangat penting untuk menjaga area yang digigit agar tidak terjadi



infeksi.



Hubungi dokter jika ada luka yang terbuka, mungkin itu sengatan racun laba-laba. Seseorang yang mempunyai riwayat tergigit atau tersengat serangga harus pergi ke rumah sakit terdekat jika mendapati gejala lain. Sedang orang yang tidak mempunyai riwayat tergigit serangga juga harus ke bagian gawat darurat jika: a. Mendesah b.



Sesak nafas



c. Dada sesak atau sakit d. Tenggorokan sakit atau susah berbicara e. Pingsan atau lemah f. Infeksi 2. Pengobatan gigitan serangga pribadi di rumah Pengobatan tergantung pada jenis reaksi yang terjadi. Jika hanya kemerahan dan nyeri pada bagian yang digigit, cukup menggunakan es



sebagai pengobatan. Bersihkan area yang terkena gigitan dengan sabun dan air untuk menghilangkan partikel yang terkontaminasi oleh serangga (seperti nyamuk).Partikel-partikel dapat mengkontaminasi lebih lanjut jika luka tidak dibersihkan. Pengobatan



dapat



juga



menggunakan



antihistamin



seperti



diphenhidramin (Benadryl) dalam bentuk krim/salep atau pil. Losion Calamine juga bisa membantu mengurangi gatal-gatal. 3. Penatalaksanaan pada gigitan binatang berbisa Penatalaksanaan tergantung derajat keparahan envenomasi; dibagi menjadi perawatan di lapangan dan manajemen di rumah sakit a. Perawatan di lapangan Seperti kasus-kasus emergensi lainnya, tujuan utama adalah untuk mempertahankan pasien sampai mereka tiba di instalasi gawat darurat.Sering penatalaksanaan dengan autentisitas yang kurang lebih memperburuk daripada memperbaiki keadaan, termasuk membuat insisi pada luka gigitan, menghisap dengan mulut, pemasangan turniket, kompres dengan es, atau kejutan listrik. Perawatan di lapangan yang tepat harus sesuai dengan prinsip dasar emergency life support. Tenangkan



pasien



untuk



menghindari



hysteria



implementasi ABC (Airway, Breathing, Circulation). b. Pertolongan Pertama



selama



1) Cegah gigitan sekunder atau adanya korban kedua. Ular dapat terus mengigit dan menginjeksikan bisa melalui gigitan berturutturut sampai bisa mereka habis. 2) Buat korban tetap tenang, yakinkan mereka bahwa gigitan ular dapat ditangani secara efektif di instalasi gawat darurat. Batasi aktivitas dan imobilisasi area yang terkena (umumnya satu ekstrimitas), dan tetap posisikan daerah yang tergigit berada di bawah tinggi jantung untuk mengurangi aliran bisa. 3) Jika terdapat alat penghisap, (seperti Sawyer Extractor), ikuti petunjuk penggunaan. Alat penghisap tekanan-negatif dapat memberi beberapa keuntungan jika digunakan dalam beberapa menit setelah envenomasi. Alat ini telah direkomendasikan oleh banyak ahli di masa lalu, namun alat ini semakin tidak dipercaya untuk dapat menghisap bisa secara signifikan, dan mungkin alat penghisap dapat meningkatkan kerusakan jaringan lokal. 4) Buka semua cincin atau benda lain yang menjepit / ketat yang dapat



menghambat



aliran



darah



jika



daerah



gigitan



membengkak. Buat bidai longgar untuk mengurangi pergerakan dari area yang tergigit. 5) Monitor tanda-tanda vital korban — temperatur, denyut nadi, frekuensi nafas, dan tekanan darah – jika mungkin. Tetap perhatikan jalan nafas setiap waktu jika sewaktu-waktu menjadi membutuhkan intubasi.



6) Jika daerah yang tergigit mulai membengkak dan berubah warna, ular yang mengigit kemungkinan berbisa. 7) Segera dapatkan pertolongan medis. Transportasikan korban secara cepat dan aman ke fasilitas medis darurat kecuali ular telah pasti diidentifikasi tidak berbahaya (tidak berbisa). 8) Identifikasi atau upayakan mendeskripsikan jenis ular, tapi lakukan jika tanpa resiko yang signifikan terhadap adanya gigitan sekunder atau jatuhnya korban lain. Jika aman, bawa serta ular yang sudah mati. Hati-hati pada kepalanya saat membawa ular – ular masih dapat mengigit hingga satu jam setelah mati (dari reflek). Ingat, identifikasi yang salah bisa fatal. Sebuah gigitan tanpa gejala inisial dapat tetap berbahaya atau bahkan fatal. 9) Jika berada di wilayah yang terpencil dimana transportasi ke instalasi gawat darurat akan lama, pasang bidai pada ekstremitas yang tergigit. Jika memasang bidai, ingat untuk memastikan luka tidak cukup bengkak sehingga menyebabkan bidai menghambat aliran darah. Periksa untuk memastikan jari atau ujung jari tetap pink dan hangat, yang berarti ekstrimitas tidak menjadi kesemutan, dan tidak memperburuk rasa sakit. 10) Jika dipastikan digigit oleh elapid yang berbahaya dan tidak terdapat efek mayor dari luka lokal, dapat dipasang pembalut dengan teknik imobilisasi dengan tekanan. Teknik ini terutama



digunakan untuk gigitan oleh elapid Australia atau ular laut. Balutkan perban pada luka gigitan dan terus sampai ke bagian atas ekstremitas dengan tekanan seperti akan membalut pergelangan kaki yang terpeleset. Kemudian imobilisasi ekstremitas



dengan



bidai,



dengan



tetap



memperhatikan



mencegah terhambatnya aliran darah. Teknik ini membantu mencegah efek sistemik yang mengancam nyawa dari bisa, tapi juga bisa memperburuk kerusakan lokal pada sisi gigitan jika gejala yang signifikan terdapat di sana. 4. Manajemen di Rumah Sakit Perawatan definitif meliputi pengecekan kembali ABC dan mengevaluasi pasien atas tanda-tanda syok (seperti takipneu, takikardi, kulit kering dan pucat, perubahan status mental, hipotensi). Rawat dahulu keadaan yang mengancam nyawa. Korban dengan kesulitan bernafas mungkin membutuhkan endotracheal tube dan sebuah mesin ventilator untuk menolong korban bernafas. Korban dengan syok membutuhkan cairan intravena dan mungkin obat-obatan lain untuk mempertahankan aliran darah ke organ-organ vital.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Gigitan



serangga



Insect



Bites



adalah



gigitan



atau



serangan



serangga. Gigitan serangga seringkali menyebabkan bengkak, kemerahan, rasa sakit (senut-senut), dan gatal-gatal. Secara sederhana gigitan serangga dibagi menjadi 2 grup yaitu Venomous (beracun) dan Non Venomous (tidak beracun). Tanda dan gejala gigitan serangga antara lain: shock, batuk, bengkak di bibir, pusing, mual, diare, nyeri perut, dan rasa gatal. Manajemen pasien dengan gigita serangga yaitu perawatan definitif meliputi pengecekan kembali ABC dan mengevaluasi pasien atas tanda-tanda syok (seperti takipneu, takikardi, kulit kering dan pucat, perubahan status mental, hipotensi). Rawat dahulu keadaan yang mengancam nyawa. B. Saran Sebagai perawat kita harus mampu menguasai keterampilan manajemen kegawat daruratan karena di harapkan kita tidak hanya bisa mengabdikan diri kita di rumah sakit namun bisa juga dengan menolong sesama di saat ada pasien dengan gigitan serangga.



DAFTAR PUSTAKA



Ngan



Vanessa.



2008.



Insect



Bites



and



Stings.



Diakses



dari



http://www.dermnet.com/image.cfm?imageID=1875 . Pada tanggal: 18 Maret 2020. Rohmi, Nur. 2006. Insect Bites. Jakarta: FK UII. Siregar. 2000. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC.