14 0 547 KB
REFLEKSI KASUS
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP
Disusun oleh: Selvi Risma Amalia 01.207.5560
PEMBIMBING dr. Rosalia Septiana, Sp.M
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
: Selvi Risma Amalia
NIM
: 01.207.5560
Fakultas
: Kedokteran
Universitas
: Universitas Islam Sultan Agung
Tingkat
: Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian
: Ilmu Penyakit Mata
Judul Laporan Kasus: Glaukoma Sudut Tertutup Pembimbing
: dr. Rosalia Septiana, Sp.M
.
Kudus, November 2012 Pembimbing Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUD KUDUS
dr. Rosalia Septiana, Sp.M .
2
BAB I STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN Nama
: Tn. A
Umur
: 45 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Hadipolo 01/04 Jekula Kudus
Tanggal Pemeriksaan : 20 November 2012
II. ANAMNESIS Anamnesis secara
: Autoanamnesis dan Alloanamnesis
Keluhan Utama
:
Pandangan kedua mata mendadak kabur
Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien dirawat di ICU RSUD Kudus pada tanggal 15 November 2012 oleh bagian penyakit dalam karena hipertensi, dan serangan jantung. Tanggal 16 November 2012 pasien mengeluh pandangan mendadak kabur sehingga sulit melihat daerah sekitar, kedua mata merah, nyrocos, bengkak, kemeng seperti tertekan hingga kepala terasa sakit, kemudian dikonsulkan ke bagian mata. Selain itu, pasien mengeluh silau, kadangkadang mata lengket, sehingga lebih nyaman untuk menutup mata. Pasien mengaku tidak ada riwayat kemasukan debu atau benda asing ke dalam mata atau riwayat trauma pada mata yang sakit.
3
Riwayat Penyakit Dahulu: -
Pasien tidak pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya
-
Riwayat hipertensi (+) tidak terkontrol
-
Riwayat diabetes melitus (-)
-
Riwayat gigi berlubang (+) sudah diperiksakan ke dokter gigi
-
Riwayat alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
:
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa.
Riwayat sosial ekonomi: Pasien adalah seorang wiraswasta. Biaya pengobatan ditanggung pribadi. Kesan ekonomi cukup.
III. PEMERIKSAAN FISIK A. VITAL SIGN Tekanan darah
:
194/112 mmHg
Nadi
:
64 x/ menit
Suhu
:
Afebris
Pernafasan
:
14 x / menit
Keadaan Umum
:
Tampak sakit
Kesadaran
:
Compos mentis
Status Gizi
:
Cukup
B. STATUS OFTALMOLOGI Gambar: OD
1
OS
2
1
2 4
Keterangan: 1. Pupil mid-dilatasi Ø 5 mm 2. Injeksi siliar dan konjungtiva
OCULI DEXTRA(OD)
PEMERIKSAAN
OCULI SINISTRA(OS)
1/300
Visus
1/∞
Tidak dikoreksi
Koreksi
Tidak dikoresi
Gerak bola mata normal,
Gerak bola mata normal,
enoftalmus (-),
enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
Bulbus okuli
eksoftalmus (-),
strabismus (-)
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-),
Edema (-), hiperemis(-),
nyeri tekan(-),
nyeri tekan (-),
blefarospasme (-), lagoftalmus (-),
Palpebra
blefarospasme (-), lagoftalmus (-)
ektropion (-),
ektropion (-),
entropion (-)
entropion (-)
Edema (-),
Edema (-),
injeksi konjungtiva (+),
injeksi konjungtiva (+),
injeksi siliar (+),
Konjungtiva
injeksi siliar (+),
infiltrat (-),
infiltrat (-),
hiperemis (+)
hiperemis (+)
Putih
Sklera
Bulat,edema (+), keratik presipitat (-),
Putih Bulat, edema (+),
Kornea
keratik presipitat (-),
infiltrat (-), sikatriks (-)
infiltrat (-), sikatriks (-)
Keruh, dangkal,
Keruh, dangkal,
Arkus senilis (-),
Camera Oculi Anterior
Arkus senilis (-)
hipopion (-),
(COA)
hipopion (-),
hifema (-),
hifema (-),
5
Kripta(+),warnacoklat,(-), edema(-), synekia (-)
Kripta(+),warnacoklat,(-), Iris
edema(-), synekia (-)
bulat,mid-dilatasi Ø 5 mm, letak
bulat,mid-dilatasi Ø 5 mm,
sentral,
letak sentral,
refleks pupil langsung (-),
Pupil
refleks pupil langsung (-),
refleks pupil tak langsung (-)
refleks pupil tak langsung (-)
Keruh sebagian,
Keruh sebagian
flecken glaukoma (+)
Lensa
flecken glaukoma (+)
Sulit dinilai
Vitreus
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Retina
Sulit dinilai
(+)
Persepsi Warna
(+)
(+)
Light Projection
(+)
(+); Suram
Fundus Refleks
(+); Suram
Tonometri digital: N+2
TIO
Tonometri digital: N+2
Epifora (-),lakrimasi (+)
Sistem Lakrimasi
Epifora (-), lakrimasi (+)
IV. RESUME Subjektif: Pasien mengeluh pandangan mendadak kabur, kedua mata merah, nyrocos, bengkak, kemeng seperti tertekan hingga kepala terasa sakit, kemudian dikonsulkan ke bagian mata. Selain itu, pasien mengeluh silau, kadang-kadang mata lengket, sehingga lebih nyaman untuk menutup mata. Pasien mengaku tidak ada riwayat kemasukan debu atau benda asing ke dalam mata atau riwayat trauma pada mata yang sakit. Pasien mengaku memiliki riwayat hipertensi, dan gigi berlubang. Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.Biaya pengobatan ditanggung sendiri.
6
Objektif: OCULI DEXTRA(OD)
PEMERIKSAAN
OCULI SINISTRA(OS)
1/300
Visus
1/∞
Edema (-),
Edema (-),
injeksi konjungtiva (+),
injeksi konjungtiva (+),
injeksi siliar (+),
Konjungtiva
injeksi siliar (+),
infiltrat (-),
infiltrat (-),
hiperemis (-)
hiperemis (-)
Bulat,edema (+),
Bulat, edema (+),
keratik presipitat(-),
keratik presipitat(-),
Kornea
infiltrat (-), sikatriks (-)
infiltrat (-), sikatriks (-)
Keruh, dangkal,
Keruh, dangkal,
Arkus senilis (-),
Camera Oculi Anterior
Arkus senilis (-)
hipopion (-),hifema (-),
(COA)
hipopion (-), hifema (-),
bulat,mid-dilatasi Ø 5 mm, letak sentral, refleks pupil langsung (-),
bulat,mid-dilatasi Ø 5 mm,
refleks pupil tak langsung (-) Keruh sebagian flecken glaukoma (+)
letak sentral,
Pupil
refleks pupil langsung (-), refleks pupil tak langsung (-)
Lensa
Keruh sebagian flecken glaukoma (+)
Sulit dinilai
Vitreus
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Retina
Sulit dinilai
(+); Suram
Fundus Refleks
(+); Suram
Tonometri digital: N+2
TIO
Tonometri digital: N+2
Epifora (-),lakrimasi(+)
Sistem Lakrimasi
Epifora (-), lakrimasi(+)
V. DIAGNOSA BANDING 1. ODS Glaukoma primer sudut tertutup stadium akut 2. ODS Glaukoma primer sudut tertutup stadium kronik 3. ODS Glaukoma Sekunder 4. ODS Konjungtivitis Akut, Keratitis akut, dan Iridosiklitis 7
VI. DIAGNOSA KERJA ODS Glaukoma Primer Sudut Tertutup Stadium Akut Dasar diagnosis:
Gejala Subjektif: o Penglihatan kedua mata mendadak kabur.
Tanda Objektif: o VOD : 1/300, VOS : 1/∞ o TIO ODS tinggi (N+2) o Mata merah, ditunjukkan dengan adanya injeksi siliar, dan Injeksi konjungtiva. o COA (Camera Oculi Anterior) dangkal. o Pupil ODS mid-dilatasi dengan diameter 5 mm. o Refleks pupil langsung dan tak langsung pada negatif.
VII. TERAPI Medikamentosa: -
Timolol 0,5%, 2 dd gtt II ODS
-
Pilocarpine2% 5 dd gtt I ODS
-
Acetazolamide 3 dd I
-
Kalium I-aspartat 3 dd I
-
Manitol 100mg/4jam
Tindakan operatif (Iridektomi) ODS
VIII. PROGNOSIS OKULI DEKSTRA (OD)
OKULISINISTRA(OS)
Quo Ad Visam
:
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
Quo Ad Sanam
:
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
Quo Ad Kosmetikam :
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
Quo Ad Vitam
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
:
8
IX. USUL DAN SARAN Usul : -
Dilakukan pemeriksaan dengan gonioskopi untuk semakin menegakkan diagnosis ODS glaukoma primer sudut tertutup. Apabila ditemukan sudut bilik mata depan yang sempit, maka diagnosis ODS glaukoma primer sudut tertutup dapat lebih ditegakkan.
-
Dilakukan
pemeriksaan
dengan
OCT
(Optical
Coherence
Tomography) untuk melihat keadaan dari papil N. Optikus. -
Pengawasan dan evaluasi TIO dengan tonometri secara rutin dan berulang pada kedua mata untuk melihat kemajuan terapi.
Saran: -
Gunakan tetes mata secara teratur.
-
Konsumsi obat secara teratur.
-
Melakukan pola hidup sehat serta menyarankan pasien agar rutin memeriksakan diri ke bagian penyakit dalam untuk mengobati hipertensi yang diderita pasien, karena penyakit tersebut sangat berkaitan erat dengan kenaikan tekanan intra okular.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA GLAUKOMA
A. DEFINISI Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang; biasanya disertai peningkatan tekanan intraokular (Vaughan, 2009).Glaukoma berasal dari kata yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma (Ilyas, 2009).
B. KLASIFIKASI Klasifikasi glaukoma berdasarkan etiologi: a. Glaukoma primer i. Glaukoma sudut terbuka 1. Glaukoma sudut terbuka primer (glaukoma sudut terbuka kronik, glaukoma simpleks kronik) 2. Glaukoma tekanan normal (glaukoma tekanan rendah) ii. Glaukoma sudut tertutup 1. Akut 2. Subakut 3. Kronik 4. Iris plateau b. Glaukoma kongenital i. Glaukoma kongenital primer ii. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan mata lain 1. Sindrom-sindrom pembelahan bilik mata depan 2. Aniridia
10
iii. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan ekstraokular c. Glaukoma sekunder i. Glaukoma pigmentasi ii. Sindrom eksfoliasi iii. Akibat kelainan lensa (fakogenik) iv. Akibat kelainan traktus uvea v. Sindrom iridokorneoendotelial (ICE) vi. Trauma vii. Pascaoperasi viii. Glaukoma neovaskular ix. Peningkatan tekanan vena episklera x. Akibat steroid d. Glaukoma absolut Hasil akhir dari semua glaukoma yang tidak terkontrol adalah mata yang keras, tidak dapat melihat, dan sering nyeri.
Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokular a. Glaukoma sudut terbuka
Membran pratrabekular
Kelainan trabekular
Kelainan pascatrabekular
b. Glaukoma sudut tertutup
Sumbatan pupil (iris bombe)
Pergeseran lensa ke anterior
Pendesakan sudut
Sinekia anterior perifer
(Vaughan, 2009)
11
C. PATOFISIOLOGI Sudut bilik mata dibentuk dari jaringan korneosklera dengan pangkal iris.Pada keadaan fisiologis pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schlemm,sclera spur, garis Schwalbe dan jonjot iris. Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior oleh badan siliar, lalu melewati pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui trabekula meshwork ke canalis schlemm. Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah gangguan aliran keluar humor akueus akibat kelainan sistem drainase sudut kamera anterior (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses humor akueus ke sistem drainase (glaukoma sudut tertutup).
Pada glaukoma sudut terbuka kelainan terjadi pada jaringan trabekular, sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar.Jadi tekanan intra okuler meningkat karena adanya hambatan outflow humor akuos akibat kelainan pada jaringan trabekular. Pada glaukoma sudut tertutup, jaringan trabekular normal sedangkan tekanan intraokuler meningkat karena obstruksi mekanik akibat
12
penyempitan sudut bilik mata, sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan trabekular.Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit (tertutup). (Wijana, 1993)
D. GEJALA DAN TANDA Glaukoma disebut sebagai “pencuri penglihatan” karena berkembang tanpa ditandai dengan gejala yang nyata. Oleh karena itu, separuh dari penderita glaukoma tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Biasanya diketahui disaat penyakitnya sudah lanjut dan telah kehilangan penglihatan. Pada fase lanjut glaukoma, gejala-gejala berikut mungkin timbul: - Hilangnya lapang pandang perifer - Sakit kepala - Penglihatan kabur - Melihat pelangi bila melihat sumber cahaya. Pada glaukoma sudut terbuka akan terjadi penglihatan yang kabur dan penurunan persepsi warna dan cahaya. Terjadi penurunan luas lapang pandang yang progresif. Yang pertama hilang adalah lapang pandang perifer yang pada akhirnya hanya akan menyisakan penglihatan yang seperti
terowongan
(tunnel
vision).
Penderita
biasanya
tidak
memperhatikan kehilangan lapang pandang perifer ini karena lapang pandang sentralnya masih utuh. Pada glaukoma sudut tertutup dapat terjadi gejala nyeri, sakit kepala, nausea, mata merah, penglihatan kabur dan kehilangan penglihatan (Ilyas, 2009). Pembagian glaukoma sudut tertutup : a.
Stadium prodromal/subakut Gejala : sakit kepala sebelah pada mata yang sakit ( timbul pada waktu sore hari/ ditempat gelap), penglihatan sedikit menurun, melihat hallo disekitar lampu, mata merah.
13
Tanda : injeksi silier ringan, edema kornea ringan, TIO meningkat. b. Stadium akut/ inflamasi Gejala : sakit kepala hebat sebelah pada mata yang sakit, kadang disertai mual muntah, mata merah, penglihatan kabur, melihat hallo. Tanda : injeksi silier, edema kornea, COA dangkal, Tyndall effect (+), pupil melebar/lonjong, reflek pupil (-), TIO sangat tinggi. c. Stadium kronis Gejala : sakit kepala hebat sebelah pada mata yang sakit, kadang disertai mual muntah, mata merah, penglihatan kabur, melihat hallo. Tanda : terdapat sinekia closure persisten, injeksi silier, edema kornea, COA dangkal, Tyndall effect (+), pupil melebar/lonjong, reflek pupil (-), TIO sangat tinggi. d. Absolut Gejala dan tanda : penglihatan buta (visus = 0), sakit kepala, mata merah, TIO sangat tinggi, kesakitan. e. Degenerative Gejala dan tanda : visus = 0, degenerasi kornea ( bullae,vesikel), mata perih sekali, TIO tinggi tanpa rasa sakit.
E. DIAGNOSIS 1. Funduskopi. Untuk melihat gambaran dan menilai keadaan bagian dalam bola mata terutama saraf optik.
14
2. Tonometri. Pemeriksaan untuk mengukur tekanan bola mata, baik dengan alat kontak menyentuh bola matamaupun non kontak. 3. Gonioskopi. Adalah pemeriksaan untuk menilai keadaan sudut bilik mata, adakah hambatan pengaliran humor aquos. 4. Perimetri. Pemeriksaan lapang pandangan dengan komputer, untuk mendeteksi atau menilai hilangnya lapang pandang akibat kerusakan saraf penglihatan.Pemeriksaan lengkap ini hanya dilakukan pada penderita yang dicurigai menderita glaukoma saja. 5. Tes provokasi a. Untuk glaukoma sudut terbuka i. Tes minum air Penderita disuruh berpuasa, tanpa pengobatan selama 24 jam. Kemudian disuruh minum 1 L air dalam 5 menit. Lalu tekanan intraokuler diukur setiap 15 menit selama 1,5 jam. Kenaikan tensi 8 mmHg atau lebih dianggap mengidap glaukoma. ii. Pressure congestion test Pasang tensimeter pada ketinggian 50-60 mmHg, selama 1 menit. Kemudian ukur tensi intraokulernya. Kenaikan 9 mmHg atau lebih mencurigakan, sedang bila lebih dari 11 mmHg pasti patologis. iii. Kombinasi test minum dengan pressure congestion test Setengah jam setelah tes minum air dilakukan pressure congestion test. Kenaikan 11 mmHg mencurigakan, sedangkan kenaikan 39 mmHg atau lebih pasti patologis. iv. Tes steroid Diteteskan larutan dexamethasone 3-4 dd gt 1 selama 2 minggu. Kenaikan tensi intraokuler 8 mmHg menunjukkan glaukoma.
15
b. Untuk glaukoma sudut tertutup i. Tes kamar gelap Orang sakit duduk di tempat gelap selama 1 jam, tak boleh tertidur. Di tempat gelap ini terjadi midriasis, yang mengganggu aliran cairan bilik mata ke trabekulum. Kenaikan tekanan lebih dari 10 mmHg pasti patologis, sedang kenaikan 8 mmHg mencurigakan. ii. Tes membaca Penderita disuruh membaca huruf kecil pada jarak dekat selama 45 menit. Kenaikan tensi 10-15 mmHg patologis. iii. Tes midriasis Dengan meneteskan midriatika seperti kokain 2%, homatropin 1% atau neosynephrine 10%. Tensi diukur setiap ¼ jam selama 1 jam. Kenaikan 5 mmHg mencurigakan sedangkan 7 mmHg atau lebih pasti patologis. Karena tes ini mengandung bahaya timbulnya glaukoma akut, sekarang sudah banyak ditinggalkan. iv. Tes bersujud (prone position test) Penderita disuruh bersujud selama 1 jam. Kenaikan tensi 8-10 mmHg menandakan mungkin ada sudut yang tertutup, yang perlu disusun dengan gonioskopi. Dengan bersujud, lensa letaknya lebih ke depan mendorong iris ke depan, menyebabkan sudut bilik depan menjadi sempit (Wijana, 1993)
F. DIAGNOSA BANDING Glaukoma primer sudut terbuka:
Glaukoma sudut tertutup kronik
Glaukoma sekunder dengan sudut terbuka
Glaukoma primer sudut tertutup:
Stadium SubAkut
16
Stadium Akut
Stadium Kronis
Stadium Absolut
Stadium degeneratif
G. PENATALAKSANAAN 1. Terapi obat-obatan. Terapi ini tidak diberikan pada kasus yang sudah lanjut.Terapi awal yang diberikan adalah penyekat beta (timolol, betaxolol, levobunolol, carteolol, dan metipranolol) atau simpatomimetik (adrenalin dan depriverin).Untuk mencegah efek samping obat diberikan dengan dosis terendah
dan
frekuensi
pemberiannya
tidak
boleh
terlalu
sering.Miotikum (pilocarpine dan carbachol) meski merupakan antiglaukoma
yang baik
tidak
boleh
digunakan
karena
efek
sampingnya. Jika pengobatan belum efektif maka dapat dilakukan peningkatan konsentrasi obat, mengganti jenis obat atau menambah dengan obat lain. 2. Terapi bedah Trabekuloplasti jika TIO tetap tidak bisa terkontrol dengan pengobatan medikamentosa yang maksimal. Iridectomy
ataupun
Trabekulotomi
(bedah
drainase)
jika
trabekuloplasti gagal, atau kontraindikasi dengan trabekuloplasti atau diperlukan TIO yang lebih rendah lagi. Dapat juga dilakukan cryotherapi (altrnatif terakhir) pada mata yang prognosanya sudah sangat jelek.
17
H.
PROGNOSIS Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan glaukoma, pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan.Glaukoma dapat dirawat dengan obat tetes mata, tablet, operasi laser atau operasi mata.Menurunkan tekanan pada mata dapat mencegah kerusakan penglihatan lebih lanjut. Oleh karena itu semakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin besar tingkat kesuksesan pencegahan kerusakan mata (Ilyas, 2009).
18
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, H.S. 2009.Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3.Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta Vaughan, D.G., 2009, Oftalmologi Umum, Widya Medika: Jakarta Wijana, N., 1983, Ilmu Penyakit Mata, Jakarta
19