Granulometri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI DAN STRATIGRAFI GRANULOMETRI



Disusun Oleh: Alexandro Christian Damanik 21100116140086



LABORATORIUM SUMBERDAYA ENERGI, SEDIMEN, DAN PALEONTOLOGI DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO



SEMARANG SEPTEMBER 2017



1



LEMBAR PENGESAHAN Laporan Praktikum Sedimentologi dan Stratigrafi, acara: Granulometri yang disusun oleh Alexandro Christian Damanik, yang disahkan pada: Hari



:



Tanggal



:



Pukul



:



Sebagai tugas Laporan Praktikum mata kuliah Sedimentologi dan Stratigrafi.



Semarang, 28 September 2017 Asisten Acara,



Praktikan,



Michael Silaen



Alexandro Christian Damanik



NIM. 21100115130075



NIM. 21100116140086



2



BAB I SKETSA PENAMPANG



3



BAB II PERHITUNGAN GRAFIS & MATEMATIS



4



BAB III PEMBAHASAN Kegiatan lapangan Praktikum Sedimentologi dan Stratigrafi untuk acara Granulometri yang dilaksanakan pada tanggal 9 September 2017, pukul 14.00, kondisi cuaca cerah berawan, berlokasi pada Jabungan dengan coordinate (7’6’’10’’’ S ; 110’26’’45’’’E) dan elevasinya tercatat 60 mdpl. Tujuan dari kegiatan lapangan ini adalah untuk mencari sampel ukuran butir pada daerah hulu dan hilir sungai yang masing-masing dibagi menjadi 3 titik sampel. Sampel yang didapat kemudian dibawa untuk dilakukan analisis granulometri pada laboratorium.



Pengambilan sampel hulu dan hilir dibagi menjadi 3 titik yaitu channel bar 1 (titik 1), point bar (titik 2), dan channel bar 1 (titik 1). Berdasarkan hasil perhitungan grafis dan matematis yang dilakukan pada sampel hulu dan hilir ini, didapatkan nilai dan parameter granulometri yang tidak jauh berbeda, hal ini dikarenakan letak jarak hulu dan hilir yang relative dekat, dan juga lebar penampang sungai yang relative kecil, sehingga tidak menampakkan perbedaan yang signifikan antara ketiga titik dari dua sampel yang didapat. Berdasarkan dari data perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai skweness, kurtosis dan sortasi yang dapat dilakukan penginterpretasian terhadap bagian hulu dan hilir. Pada bagian hulu ini didominasi ukuran butir berupa kerikil, pasir sangat kasar, dan pasir kasar dengan presentase berkisar 20%-40%, dan 30%-50% hilir kemudian kemelimpahan ukuran butir tersebut diakibatkan karena membutuhkan energi yang besar untuk membawa material berukuran kasar tersebut terbawa oleh arus sungai sehingga lebih banyak terendapkan pada arus yang rendah yaitu pada bagian hilir. Nilai koefisien sortasi dengan cara matematis dan grafis menunjukkan klasifikasi poorly sorted yang berarti proses sortasi didaerah hulu dan hilir ini berjalan kurang baik karena menunjukkan tingkat keseragaman butir yang tidak seragam sehingga dapat diinterpretasikan arus yang terjadi pada hulu sungai Jabungan ini besar dan tetap relative besar pada bagian hilir. Nilai skewness untuk



5



perhitungan cara matematis dan grafis didapat hasil strongly coarse skewed dan near symetrical. Karena hasil perhitungan berbeda maka yang menjadi patokan adalah cara grafis yaitu near symetrical karena menyesuaikan dengan harga dan klasifikasi sortasi yang telah didapat. Dilihat dari nilai tersebut menandakan bahwa nilai skewnessnya berharga negatif dimana jumlah butir yang kasar lebih banyak dibanding dengan jumlah butir yang halus. Nilai kuotosis dengan cara matematis dan grafis menunjukkan klasifikasi very platy kurtic yang berarti proses persebaran ukuran butir didaerah hulu dan hilir ini berjalan buruk karena menunjukkan tingkat persebaran ukuran butir yang terjadi secara acak, sehingga dapat diinterpretasikan arus yang terjadi pada hulu sungai Jabungan ini terkadang berarus besar dan terkadang berarus kecil sehingga tingkat persebarannya tidak teratur, perbedaan arus ini dapat diakibatkan karena kondisi iklim diindonesia yang tropis sihingga akan berarus kuat jika terjadi pada musim hujan, dan berarus lemah jika terjadi pada musim kemarau.



Gambar 3.1 Rezim aliran (Simon dkk,,1965)



Berdasarkan pememakai tabel rezim aliran pada daerah hulu dan hilir sungai ini dimana energy dan arus sungai yang terjadi relative cenderung sama karena jarak antar lokasi hulu dan hilir yang relative dekat, maka dapat dilihat struktur sedimennya berupa plane bed (Simon dkk,,1965). Dengan struktur sedimen berupa plane bed menandakan lingkungan pengendapan pada sungai Jabungan ini yang terletak pada titik hulu dan hilir dibantu dengan energi yang tinggi, dengan lingkungan pengendpaan di daratan pada sungai, dengan proses transportasi berupa saltasi karena kecenderungan butir pasir yang terbawa oleh arus. 6



LAMPIRAN



7