Hakikat Dan Majas (Lughawi Dan Aqli) : Dosen Pengampu: Raihan, M.Hum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Hakikat Dan Majas (Lughawi Dan Aqli) Dosen Pengampu: Raihan ,M.Hum



Penyusun: 



 Ice Ines Jihan Ningsih



PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM 2020/2021



KATA PENGANTAR Segala puji untuk Allah yang telah melimpahkan karunia nikmat yang tiada mampu dihitung kepada setiap makhluk di alam semesta,baik orang muslim ataupun orang kafir,inilah yang dimaksud dengan sifat Rohman Allah.Namun perlu diingat,saat hari kiamat Allah hanya memberikan nikmat-Nya kepada orang-orang beriman padaNya.Sedang orang-orang kafir Dia tenggelamkan dalam lautan adzab untuk selamanya,inilah yang dimaksud dengan sifat Rahim Allah.Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW.Makalah ini sengaja kami susun untuk membahas balaghah khususnya pada “hakikat dan majaz (lughawih dan aqli). Harapan kami dapat mempermudah pembacanya dalam memahami bahasa arab yang baik,menyikap keagungan dan keindahan uslubnya,dan dapat membimbing pembaca memiliki ketajaman dalam menganalisis berbagai ungkapan.Di samping itu,kami berharap semoga langkah ini merupakan suatu langkah menghidupkan sastra Arab dan dapat mengarahkan para pembaca dalam mempelajari balaghah khususnya dalam hakikat dan majaz (lughawih dan aqli).semoga kami mendapatkan bimbingan Allah untuk mencapai tujuan itu.Allah adalah tempat memohon pertolongan sebaikbaiknya.Mudah-mudahan kehadiran makalah ini,bisa bermanfaat dan dicatat sebagai amal baik,khususnya bagi kami dan umumnya semua orang yang mengambil manfaat dari makalah ini.Kami minta maaf yang sebesar-besarnya apabila ditemukan kesalahan,baik segi penulisan,pemahaman yang melenceng,atau kata-kata yang sulit dipahami.Kritik dan saran sangat kami nantikan dari para pembaca.



20 Oktober 2021 Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….i DAFTAR ISI .………………………………………………………………………..ii BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….1 A.



LATAR BELAKANG ……………………………………………………..…1



B.



RUMUSAN MASALAH …………..………………………….……………..1



C.



TUJUAN PENULISAN ……………………………………………………..1



BAB II PEMBAHASAN ………..…………………………..…….…………………2 1.



Pengertian hakikat dan majaz ………………………………….……...….2



2.



Pengertian majaz lughawi dan majaz aqli ………….……………………3



BAB III PENUTUP …………………………..………………………………………5 A.



KESIMPULAN ………………….……………………………………..….…5



B.



SARAN ………………………..…………………………………..…………5



DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….….6



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Arab khususnya balaghah mengandung nilai-nilai gaya bahasa yang unik dan memiliki peran yang sangat penting di dalam berkomunikasi dan mengembangkan kebudayaan berbahasa.Disamping itu pembelajaran Bahasa Arab juga dapat membumikan sastra berbahasa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat manusia.Manusia sering dikatakan sebagai makhluk yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk lainnya.Tingginya harkat dan martabat manusia karena manusia mempunyai akal budi.Dengan adanya akal budilah manusia mampu menghasilkan kebudayaan yang cenderung membuat manusia menjadi lebih baik dan lebih maju. Akal budipun mampu menciptakan dan melahirkan ilmu pengetahuan, teknologi,seni dan keseluruhan yang dihasilkan akal budi tersebut dapat dikelolah untuk menghsilkan produk-produk yang dapat dimanfaatkan oleh manusia guna menuju peradaban yang modern.Seiring berkembangnya wawasan manusia akan lebih dapat memilah-milah bagian-bagian yang positif dan negative untuk diri pribadi dan orang lain.Dengan peradaban berbahasa manusia yang semakin modern maka pola piker manusia akan lebih berkembang.Majaz merupakan salah satu dari bagian balaghah yang berhubungan dengan pemaknaan kata atau kalimat yangdigunakan untuk menyatakan maksud dan tujuan berkomunikasih.Dengan kalimat yang mengandung majas ini menambah keunikan dalam Bahasa Arab. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian hakikat dan majaz? 2. Apa pengertian majaz lughawih dan majaz aqli? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pengertian hakikat dan majaz 2. Mengetahui pengertian majaz lughawih dan aqli



BAB II 1



PEMBAHASAN 1. Pengertian hakikat dan majaz Makna hakikat (haqiqah) secara etimologi adalah sesuatu yang pasti atau sesuai dengan kenyataan.Adapun secara terminologi ulama Ushul mendefinisikan haqiqah sebagai lafadz yang digunakan pada asal peletakannya.Jadi,dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa haqiqah adalah pengembalian atau penempatan makna sebuah kata sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu tanpa adanya pertahwilan atau pemutaran makna dari makna asalnya. Contoh kata ‫ ُكرْ ِس ٌّي‬menurut asalnya digunakan untuk tempat yang memiliki sandaran atau kaki,meskipun kemudian kata kursi sering digunakan untuk pengertian kekuasan, namun tujuan semulanya bukan untuk itu,tetapi adalah “tempat duduk”.Adapun adanya pembagian haqiqah kepada empat macam, yaitu: a. Haqiqah Lughawiyah ‫اللفظ المستعمل فيما وضع له في اللغة‬ “Lafadz yang digunakan pada asal peletakannya secara bahasa.” adalah lafadz yang digunakan pada maknanya menurut pengertian bahasa atau memaknai suatu lafadz dengan menggunakan pendekatan bahasa, yang penyusunannyapun dilakukan oleh ahli linguistik. b. Haqiqah Syar’iyyah ‫هو اللفظ المستعمل في المعنى الموضوع له شرعا‬ “Lafaz yang digunakan untuk makna yang di tentukan untuk itu oleh syara’” adalah lafadz yang digunakan untuk makna yang ditentukan untuk itu oleh syara’ atau memaknai suatu lafadz dengan menggunakan pendekatan syati’at,yang penyusunannya dilakukan oleh ahli syari’at (fiqh). c. Haqiqah ‘Urfiyah Khashshah ‫هو اللفظ المستعمل في معنى عرفي خاص يصطلح عليه جماعة او طاءفة منه‬ “Lafazh yang digunakan untuk arti menurut kebiasaan tertentu yang biasa digunakan oleh suatu kelompok atau sebagian diantaranya.” Adalah lafadz yang digunakan untuk arti menurut kebiasaan tertentu yang biasa digunakan oleh suatu kelompok atau sebagian diantaranya,bisa juga didefinisikan sebagai suatu lafadz yang didalam maknanya menggunakan pendekatan kebiasaan tertentu. d. Haqiqah ‘Urfiyah Ammah ‫هو اللفظ المستعمل في معنى عرفي عام‬ “Lafazh yang digunakan dalam makna menurut yang berlaku dalam kebiasaan umum” Yaitu lafadz yang digunakan dalam makna menurut yang berlaku dalam kebiasaan hukum,atau lafadz yang didalam maknanya menggunakan pendekatan yang umum dilakukan.



2



Sedangkan majaz adalah lafazh yang digunakan pada selain makna aslinya,karena adanya alaqoh ( hubungan yang serupa antara keduanya) dan disertai qorinah yang mencegah untuk mendatangkan makna asli.Seperti lafazh ‫ ﺍﻟ ُّﺪ َﺭ ِﺭ‬diartikan sebagai ٌ ُ‫ ﻓ‬yang artinya “Dia sedang “beberapa kalimat fashihah” dalam ucapan ‫ﻼﻥ ﻳَﺘَ َﻜﻠَّ ُﻢ ﺑِﺎﻟ ُّﺪ َﺭ ِﺭ‬ berbicara dengan Kata-kata fasih”.Pada contoh ini,lafazh‫ ﺍﻟ ُّﺪ َﺭ ِﺭ‬tidak digunakan pada makna semestinya,karena ketika digunakan pada makna aslinya seharusnya “mutiara”. Kemudian dipindah pada makna majazi yaitu “kalimat yang fasih”.Perpindahan tersebut karena adanya suatu alaqoh (hubungan) antara mutiara dan kalimat fasih dalam indahnya.Dan lafazh ‫ ﻳَﺘَ َﻜﻠَّ ُﻢ‬adalah qorinah yang mencegah lafazh ‫ ﻟ ُّﺪ َﺭﺭ‬dimaknai dengan arti sesungguhnya. 2. Pengertian majaz lughawi dan majaz aqli Majaz lughawi adalah lafazh yang digunakan dalam makna yang bukan seharusnya karena adanya hubungan disertai karinah yang menghalangi pemberian makna hakiki.Hubungan antara makna hakiki dan makna majazi itu kadang-kadang karena adanya keserupaan dan kadang-kadang lain dari itu.Dan karinah itu kadang adakalahnya lafzhiyah dan adakalah haliyah.Majaz lughawih dibagi menjadi istiarahh dan majaz mursal.contoh dari majaz lughawih sendiri ialah sebagai berikut: ‫س‬ ِ ‫س❖نَ ْفسٌأ َ َحبُّإِلَيَّ ِمننَ ْف‬ ِ ‫قَا َم ْتتُظَلِّلُنِي ِمنال َّش ْم‬ ‫س‬ ِ ‫يو ِم ْن َع َج‬ ِ ‫ب❖ َش ْم ٌستُظَلِّلُنِي ِمنَال َش ْم‬ ِ ِ‫قَا َم ْتتُظَلِّلُن‬ “Telah berdiri menaungiku dari teriknya matahari,seseorang yang lebih aku cintai daripada diriku sendiri.Ia telah menaungiku,amatlah mengherankan,bila ada matahari menaungiku dari terik matahari”.Pada lafazh asy-samsu yang dipakai dengan dua makna.Pertama adalah makna hakiki sebagaimana yang kita kenal,dan makna yang kedua adalah orang yang bercahaya wajahnya,yang menyerupai kecermelangan matahari.Makna kedua ini bukanlah makna hakiki.Bila kita perhatikan,maka akan kita temukan kaitan antara makna pertama yang hakiki dan makna kedua yang bukan hakiki.Kaitan dan hubungan kedua makna itu disebut dengan musyabahah (saling menyerupai/keserupaan) karena seseorang yang bercahaya wajahnya itu menyerupai matahari dalam memancarkan cahaya,dan hal ini tidak mungkin menimbulkan ketidakjelaan yang membawa pemahaman bahwa kata syamsun tuzhalliluni adalah menunjukkan makna yang hakiki karena matahari yang hakiki itu tidaklah akan menaungi.Dengan demikian,kata tuzhalliluni menghalangi kemungkinan dikehendakinya makna yang hakiki,dan oleh karenanya kata itu disebut sebagai karimah yang menunjukkan bahwa makna yang dimaksud adalah makna yang lain. Dalam pembagiannya majaz lughawi dibagi menjadi majaz isti’arah dan majaz mursal.Majaz isti’arah adalah tasyih yang dibuang salah satu tharafnya.Oleh karena itu,hubungan antara makna hakiki dengan makna majazi adalah musyabahah selamanya.Sedangkan majaz mursal adalah kata yang digunakan bukan untuk maknanya 3



yang asli karena adanya hubungan yang selain keserupaan serta ada karinah yang menghalangi pemahaman dengan makna yang asli.Hubungan makna asli dan makna majazi dalam majaz mursal adalah as-sababiyyah,al-musabbabiyyah,al-juz-iyyah,alkulliyyah,I’tibaaru maa kaana,I’tibaaru maa yakuunu. Majaz aqli adalah menyandarkan perbuatan (aktivitas) kepada suatu atau benda yang bukan aslinya karena adanya ‘alaqah ghair al-musyabahah (hubungan tidak adanya unsur kesamaan antara makna asli dan makna yang mengalami perubahan) dan qarinah (susunan kalimat) yang mencegah terjadinya penyandaran makna ke lafaz tersebut. Dinamakan aqli, karena majaz jenis ini bisa diketahui penunjukan maknanya dengan menggunakan akal.Penyandaran majazi adalah penyandaran kepada as-sababiyyah,azzamaniyyah,al-Makaniyyah,al-Mashdariyyah,al-Fa’iliyyah,al-Maf’uliyyah.contoh majaz aqli ialah: ‫ب‬ َ َ‫یصرْ حًالَّ َعلِّ ٰیأ ْبلُ ُغاأْل َ ْس ٰب‬ َ ِ‫َوقَالَفِرْ عَوْ نُ ٰيَ ٰهَ ٰ َمنُا ْبنِل‬ Artinya: “Dan berkatalah Fir'aun: "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya Aku sampai ke pintu-pintu” (QS. Al-Mu’min[40]: 36).Pada ayat ini disebutkan bahwa perbuatan (aktivitas) membangun gedung yang menjulang disandarkan kepada seorang bernama Haman padahal ia bukan pelaku sebenarnya. Yang membangun itu adalah para pekerja, tetapi Haman bertindak sebagai pengawas proses pembangunan itu.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Makna hakikat (haqiqah) secara etimologi adalah sesuatu yang pasti atau sesuai dengan kenyataan.Adapun secara terminologi ulama Ushul mendefinisikan haqiqah sebagai lafadz yang digunakan pada asal peletakannya.Jadi,dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa haqiqah adalah pengembalian atau penempatan makna sebuah kata sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu tanpa adanya pertahwilan atau pemutaran makna dari makna asalnya.Adapun adanya pembagian haqiqah kepada tiga macam, yaitu haqiqah lughawiyah,haqiqah syar’iyyah,haqiqah ‘urfiyah khashshah,haqiqah ‘urfiah 4



ammah.Sedangkan majaz adalah lafazh yang digunakan pada selain makna aslinya , karena adanya alaqoh ( hubungan yang serupa antara keduanya) dan disertai qorinah yang mencegah untuk mendatangkan makna asli. Majaz dibagi menjadi dua macam yaitu majaz lughawi dan majaz aqli.Majaz lughawi adalah lafazh yang digunakan dalam makna yang bukan seharusnya karena adanya hubungan disertai karinah yang menghalangi pemberian makna hakiki.Dalam pembagiannya majaz lughawi dibagi menjadi majaz isti’arah dan majaz mursal.Majaz aqli adalah menyandarkan perbuatan (aktivitas) kepada suatu atau benda yang bukan aslinya karena adanya ‘alaqah ghair al-musyabahah (hubungan tidak adanya unsur kesamaan antara makna asli dan makna yang mengalami perubahan) dan qarinah (susunan kalimat) yang mencegah terjadinya penyandaran makna ke lafaz tersebut. Dinamakan aqli, karena majaz jenis ini bisa diketahui penunjukan maknanya dengan menggunakan akal. B. Saran Dalam makalah ini hanya mengambil beberapa referensi saja yang berizikan hakikat dan majaz.Maka dari itu penulis berharap ada yang menyempurnakan makalah ini dengan metode tahwil lainnya atau dapat dilihat dari ilmu pengetahuan ataupun ilmu sains.Sehingga nanti dapat membedakan dari pemahaman masing-masing tokoh tertentu dengan berbagai metodenya.



Daftar Pustaka Al-Jarim Ali & Musthafa Amin. 2010.Al-Balaghatul Waadhihah.Surabaya:Toko Kitab Al-Hidayah. Al-Hasyimi As-Sayyid Al-Marhum Ahmad,Jawahir Al-Balaghoh,Haromain Jawad,Abdul.M.dan As-sidani Laiq A.2017.Metode Cepat Belajat Balaghah.Kediri : Kencana Effendi,Satria.2008.Ushul fiqih.Jakarta:Kencana Khamim.dan Subakir Ahmad.2018.Ilmu Balaghah.Kediri:Nadi Offset



5