Hakikat Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Bimbingan Dan Konseling [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HAKIKAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING A. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Teknologi informasi dilihat dari kata penyusunanya adalah teknologi dan informasi. Teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya dan lebih lama penyimpanannya. Di dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Telematika. Kata telematika berasal dari istilah dalam bahasa Perancis “telematique” yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Istilah telematika merujuk pada hakekat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media, dan informatika. Para praktisi menyatakan bahwa “telematics” adalah singkatan dari telecommunication and informatics sebagai wujud dari perpadan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai the new hybrid technology yang lahir karena perkembangan teknologi digital.Selain pengertian diatas Williams & Sawyer menyatakan bahwa ‘teknologi informatika adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara atau video)’. Dengan kata lain TIK tidak hanya terbatas dalam bentuk data saja melainkan suara, gambar atau video. Sedangkan Martin menyatakan TIK ‘sebagai alat atau sarana yang digunakan untuk melakukan perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran sehingga para siswa menjadi lebih otonom dan kritis dalam menghadapi masalah, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar siswa’. Ini berarti teknologi dapat dan benar-benar membantu siswa mengembangkan semua jenis keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat mendasar sampai dengan tingkat keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi.Dari beberapa pengertian yang telah diutarakan sebelumnya. Maka secara garis besar dapat dikatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah seperangkat alat yang dapat membantu anda berkerja dangan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.TIK dalam Bimbingan dan konselingDalam proses belajar mengajar ada dua unsur yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, yakni metode mengajar dan media pembelajaran. Metode mengajar yang dipilih akan menentukan jenis media pembelajaran yang akan digunakan. Hal ini sama dengan apa yang disampaikan Arsyad bahwa “Jenis media pembelajaran selain ditentukan oleh metode pengajaran juga dipengaruhi oleh tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan dari siswa”.Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang saat ini kita telah dikenalkan dengan banyak tentang aplikasi-aplikasi media pembelajaran berbasis TIK, mulai dari penggunaan media internet (website), aplikasi belajar, kamus elektronik, media flash, film/video dan lain sebagainya hinga yang paling sering dijumpai yaitu power point. Berbicara tentang penggunaan TIK sebagai media layanan dalam bimbingan dan konseling tidak jauh beda dengan TIK sebagai media pembelajaran pada umumnya yaitu tentang bagaimana seorang tanaga pendidik dalam memanfaatkan media TIK sebagai fasilitas dalam pengoptimalan tujuan dan program layanan yang ada. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Wahidin (2009:5) tentang fungsi TIK dalam pembelajaran yaitu :“agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya”Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menghadirkan



tantangan baru bagi praktisi bimbingan dan konseling. Seperti halnya yang telah kita ketahui bahwa model pendekatan baru cybercounceling mulai sering diminati oleh para praktisi bimbingan dan konseling baik disekolah atau di luar sekolah. Berdasarkan hal diatas maka TIK bagi dunia bimbingan dan konseling adalah tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program-progam pendidikan dan layanan yang ada. Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Susanto bahwa “Dalam bimbingan dan konseling, teknologi informasi dan komunikasi merupakan media dalam pelaksanaan program layanan bukan tujuan layanan, maka pemanfaatannya hanya sebagai media untuk melakukan pendekatan-pendekatan, pemberian informasi, promosi, konsultasi dan masih banyak lagi”. Teknologi interaktif ini memberikan katalis bagi perubahan mendasar terhadap peran guru dari informasi ke tranformasi. Penerapan TIK menjadi fasilitator yang utama sebagai pemerata dunia pendidikan, dan tentunya memperkaya wawasan siswa secara lebih kompleks. Dalam dunia bimbingan dan konseling penggunaan media dalam pemberian layanan dirasa lebih efektif dan menarik bagi siswa sehingga ketercapaian layanan dirasakan lebih optimal, karena dengan berbasis TIK berbagai tampilan layanan dapat diperoleh dan dibermanfaatkan dengan lebih baik seperti media flash, ebook, artikel internet dan tentunya masih banyak aplikasi TIK lainnya. Dengan begitu baik guru pembimbing maupun siswa nantinya dapat memperoleh dan memanfaatkan segala media yang ada dalam mencapai tujuan layanan yang diinginkan. Fungsi TIK dalam Bimbingan dan Konseling Fungsi dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi atau TIK dalam dunia pembelajaran atau layanan bimbingan dan konseling akan melihat dari dibermaanfaatkannya untuk apakah perkembangan dari TIK itu sendiri. Seperti halnya apa yang disampaikan Koesnandar bahwa fungsi dari TIK dapat dibagi menjadi 3 hal yaitu : (1) TIK sebagai gudang ilmu pengetahuan, dapat berupa referensi berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat diakses melalui fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan, jaringan pakar, jaringan antara institusi pendidikan, dll. (2) TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat bantu mengajar bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta alat bantu interkasi antara guru dengan siswa. (3) TIK sebagai fasilitas pendidikan, TIK di sekolah dapat berupa pojok internet, perpustakaan digital, kelas virtual, lab multimedia, papan elektronik, dll. Pendapat yang lain disampaikan oleh Siahaan Secara sederhana dapatlah dikemukakan bahwa pada umumnya fasilitas/peralatan TIK dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran karena potensinya antara lain: (1) membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah; (2) membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar, seperti: binatang-binatang buas, atau penguin dari kutub selatan; (3) menampilkan obyek yang terlalu besar, seperti pasar, candi borobudur; (4) menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti: mikro organisme; (5) mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan slow motion atau time-lapse photograhy; (6) memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya; (7) memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa; (8) membangkitkan motivasi belajar siswa; (9) menyajikan informasi belajar secara konsisten, akurat, berkualitas dan dapat diulang penggunaannya atau disimpan sesuai dengan kebutuhan; atau



(10) menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak untuk lingkup sasaran yang sedikit/kecil atau banyak/luas, mengatasi batasan waktu (kapan saja maupun ruang di mana saja). Melihat kedua pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan Teknologi informasi dan komunikasi atau TIK dalam dunia pendidikan baik itu pembelajaran kelas maupun layanan bimbingan dan konseling akan dapat membantu mempermudah dan memaksimalkan pembelajaran atau layanan yang ada. Kebermanfaat TIK tidak hanya akan dirasakan oleh murid malainkan oleh guru dan seluruh komponen di sekolah. BAB II BERBAGAI JENIS MEDIA, PRODUK DAN BENTUK PEMANFATAN (BAIK KONVENSIONAL MAUPUN MODERN) TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING A. PENGERTIAN MEDIA Secara umum, media merupakan alat untuk menyampaikan informasi atau pesan dari suatu tempat ke tempat lain. Media digunakan dalam proses komunikasi, termasuk kegiatan belajar mengajar. Kata media menurut kamus online Merriam Webster adalah suatu saluran atau sistem komunikasi, informasi, atau hiburan. Telah banyak pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut:  Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1977)  Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA,1969)  Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970)  Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan (AECT, 1977)  Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Gagne, 1970)  Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1989). Menurut I Wayan Santyasa proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yakni guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.3 Media pembelajaran terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/Software). Dengan demikian, media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang di bawakan oleh media tersebut dalam konteks pelayanan bimbingan dan konseling. Dari berbagai uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa (a) media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, (b) materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, (c) tujuan yang ingin dicapai adalah proses pembelajaran. Penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan siswa untuk belajar lebih banyak, keterserapan dan kesan terhadap informasi yang diperolehnya lebih baik, dan meningkatkan penampilan dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan pembelajaran/ bimbingan. Jadi dapat kita simpulkan bahwa media adalah sesuatu berupa peralatan yang dapat di pakai dan dimanfaatkan untuk merangsang perkembangan dari berbagai aspek baik itu fisik, motorik,



social, emosi kognitif, kreatifitas dan bahasa sehingga mampu mendorong dan memudahkan terjadinya proses belajar mengajar pada guru dan peserta didik. Media dapat dirancang/dibentuk secara kompleks dengan batasan tertentu sehingga media itu sendiri dapat merangsang timbulnya semacam dialog internal antara penyampai informasi dan penerima informasi. Dengan perkataan lain pesan yang ingin disampaikan dapat diterima baik oleh penerima pesan melalui media yang digunakan. Proses layanan bimbingan dan konseling merupakan proses komunikasi, maka dari itu dalam melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling juga membutuhkan Media sehingga dapat membantu dan mempermudah para konselor dalam pelaksanaan Layanan Bimbingan danKonseling. Pengertian media dalam bimbingan konseling sebagai hal yang digunakan menjadi perantara atau pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan program BK. Namun dalam perkembanganya Media BK tidak sebatas untuk perantara atau pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan program BK tetapi memiliki makna yang lebih luas yaitu segala alat bantu yang dapat digunakan dalam melaksanakan program BK . misalnya konselor ketika melaksanakan konseling individu memerlukan ruang konseling, meja kursi, alat perekam/pencatat. Suatu media bimbingan dan konseling dikatakan baik bila media tersebut memiliki tingkat relevasi dengan tujuan BK, materi dan karakteristik siswa. Dilihat dari kewenangan dalam bimbingan dan konseling, guru BK adalah oarang yang paling menguasai materi dan menguasai tujuan serta kebutuhan siswanya. B. JENIS MEDIA Media Pembelajaran menurut taksonomi Leshin, dkk adalah sebagai berikut: a. Media berbasis manusia Media berbasis manusia merupakan media yang digunakan untuk mengirim dan mengkomunikasikan peran atau informasi. Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk rnengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial Socrates. Sistem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual lain. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mem¬pengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar. Seringkali dalam suasana pembelajaran, siswa pernah mengalami pengalaman be¬lajar yang jelek dan memandang belajar sebagai sesuatu yang negatif. Instruktur manusia sebagai media secara intuitif dapat merasakan kebutuhan siswanya dan memberinya pengalaman belajar yang akan membantu mencapai tujuan pembelajaran. Media berbasis manusia contohnya adalah guru, instruktur, tutor, main peran dan kegiatan kelompok. b. Media berbasis cetakan Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, buku kerja atau latihan, jurnal, majalah, dan lembar lepas. Contoh media berbasis cetakan dalam bimbingan adalah modul bimbingan dan konseling, leaflet informasi karir, buletin bimbingan konseling, dsb. c. Media berbasis visual Media berbasis visual (image) dalam hal ini memegang peranan yang sangat penting dalam



proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. d. Media berbasis audiovisual Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan dan penelitian. e. Media berbasis komputer Komputer memilih fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer Managed Instruction (CMI). Modus ini dikenal sebagai Computer Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan, akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran. Pada konteks layanan bimbingan konseling media berbasis konseling di kenal dengan Computer Assisted Konseling (CAI), yaitu suatu proses konseling dengan bantuan komputer tanpa perlu menghadirkan konselor. Komputer tersebut telah di desain dengan menggunakan software sehingga klien dapat memilih menu yang tersedia sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapinya. Lebih lanjut Seel & Glasgow membagi media berdasarkan perkembangan teknologi, yaitu media dengan teknologi tradisional dan media dengan teknologi mutakhir. Media dengan teknologi tradisional meliputi: (a) visual diam yang diproyeksikan berupa proyeksi opaque(tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, film strips; (b) visual yang tidak diproyeksikan berupa gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info; (c) audio terdiri dari rekaman piringan dan pita kaset; (d) penyajian multimedia dibedakan menjadi slide plus suara dan multi image; (e) visual dinamis yang diproyeksikan berupa film, televisi, video; (f) media cetak seperti buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah, berkala, dan hand out; (g) permainan diantaranya teka-teki, simulasi, permainan papan; (h) realita dapat berupa model, specimen (contoh), manipulatif (peta, miniatur, boneka). C. PEMANFAATAN MEDIA BIMBINGAN 1. Media Bimbingan Konvensional a. Papan Bimbingan Papan bimbingan merupakan media bimbingan dan konseling yang sangat murah, mudah pengadaannya, sangat efektif dilihat banyak siswa, tidak memerlukan perawatan khusus, dan sangat familier bagi guru, konselor, maupun siswa. Papan bimbingan merupakan media untuk memberikan informasi, imbauan, tempat menuangkan kreativitas, gagasan dan ide bagi siswa dan semua warga sekolah selama hal tersebut demi pertumbuhan dan perkembangan siswa. Papan bimbingan ini seringkali menjadi tempat semua siswa mendapatkan dan bahkan mencari informasi berkaitan dengan informasi belajar, karir/peluang kerja, dan studi lanjut, bahkan pencerahan spiritual untuk meningkatkan kadar keimanan dan pendidikan moral/akhlak mulia siswa. Mengingat begitu pentingnya papan bimbingan bagi siswa maka menuntut para guru pembimbing/konselor untuk senantiasa menyajikan informasi yang up to date, dipajang dengan menarik, menggunakan bahasa lugas tetapi mengenai sasaran. Guru pembimbing/konselor mempersilakan siswa untuk memberikan informasi seluas-luasnya selama itu berguna bagi perkembangan dan membuka wawasan siswa lainnya yang sebelumnya melalui pembimbingan/seizin guru pembimbing/konselor. Jadi tidak selamanya guru



pembimbing/konselor sekolah sibuk dan repot mencari data/informasi sendiri dan selanjutnya ditempel pada papan bimbingan, namun disadari bahwa siswa juga memiliki kemampuan luar biasa mencari informasi penting melalui internet yang dapat disebarluaskan kepada temantemannya di sekolah melalui papan bimbingan. Dengan demikian fungsi guru pembimbing/konselor hanya memotivasi siswa memanfaatkan semaksimal mungkin papan bimbingan baik untuk menerima informasi maupun memberikan sumbangan informasi pada bidang belajar, pribadi, sosial, karir, maupun kehidupan berkeagamaan/akhlak mulia. Contoh Papan Bimbingan Sumber : http://blog.uad.ac.id/eytti11001268/category/media-bk/ b. Kotak Masalah Disadari bahwa seseorang di dalam mengungkapkan masalah secara langsung itu tidak mudah dan tidak gampang. Sampai saat ini siswa masih takut atau mungkin masih malu karena berperasaan kalau dirinya datang kepada konselor/guru pembimbing dianggap orang bermasalah dan atau berkasus. Siswa mungkin akan lebih mudah menyampaikan perasaannya melalui bahasa tulis dan disampaikan melalui kotak masalah. Siswa yang bermasalah tidak ingin diketahui oleh banyak orang bahwa dirinya memiliki masalah. Penggunaan istilah ‘kotak masalah’ biasanya memiliki konotasi negatif, oleh karena itu di Sekolah kami di SMA Negeri 34 Jakarta, kotak masalah kami ganti dengan ‘Kotak Curhat’ yang kami rasakan lebih bersahabat untuk mengajak siswa merasa ingin mendapatkan pelayanan mengatas masalahnya. c. Permainan Halma Manusia Halma dikenal sebagai alat bermain bagi anak-anak dengan cara memainkan bidak-bidak kecil berjalan melompati bagian bagian kosong untuk mencapai suatu puncak dan memenuhi semua area. Permainan halma manusia dapat digunakan sebagai media membentuk dinamika kelompok dan kemampuan bermain peran dan bersosialisasi. Permainan halma manusia dipandu oleh seorang atau dua orang konselor/guru pembimbing di dalam melaksanakan bimbingan kelompok. Jadi permainan halma merupakan media untuk membangun dinamika kelompok sambil bermain dan melaksanakan bimbingan kelompok, sehingga anggota bimbingan kelompok berjalan lebih bervariatif dan lebih hidup. d. Media Grafis Flipchart Flipchart adalah lembaran kertas meyerupai album atau kalender berukuran 50×75 cm atau ukuran paling kecil 21×28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Flipchart dapat digunakan sebagai media penyampaian pesan bimbingan dan konseling. Dalam penggunaannya dapat dibalik jika pesan pada lembaran depan sudah ditampilkan dan digantikan dengan lembaran berikutnya yang sudah disediakan. Flipchart hanya cocok untuk bimbingan konseling kelompok yang terdiri dari 30 orang. Sedangkan flipbook untuk 4-5 orang. Penyampaian informasi ini dapat berupa : a) Gambar-gambar b) Huruf-huruf c) Diagram d) Angka-angka 2. Penerapan Teknologi Komputer dan Internet dalam Layanan BK Standar Kompetensi Konselor Indonesia telah mengamanatkan kepada konselor untuk menguasai teknologi komputer dan internet untuk kepentingan pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Identitas layanan bimbingan dan konseling



Menurut Handarini , menyatakan bahwa teknologi dan internet dapat diterapkan dalam layanan bimbingan konseling, yaitu : 1) layanan appraisal, 2) layanan informasi, 3) layanan Konseling, 4) layanan konsultasi, 5) layanan perencanaan, penempatan dan tindak lanjut dan 6) layanan evaluasi. Pada layanan appraisal yang merupakan kegiatan BK yang berupa pengumpulan, analisa, dan pengumpulan data personal, psikologis, sosial siswa; yang berguna untuk memahami siswa dan membantu siswa memahami dirinya sendiri. Teknologi yang dapat diterapkan pada teknik testing dan non testing menggunakan computer dan internet. Layanan informasi yang merupakan kegiatan BK yngg bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa, dan mengembangkan keterampilan siswa bagaimana mencari informasi (personalsosial, karier, pendidikan). Teknologi yang dapat diterakan yaitu self-initiated information searching dengan menggunakan internet. Layanan konseling yang merupakan kegiatan layanan yang bertujuan untuk memfasilitasi selfunderstanding dan self-development, yang dilakukan dengan cara “dyadic relationship” atau small group relationship. Fokus kegiatan ini adalah personal development dan decision making. Teknologi yang dapat diterapkan adalah cybercounseling. Layanan konsultasi yaitu layanan bantuan yang diberikan kepada guru, administrator sekolah, dan orang tua untuk memahami siswa atau anak. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu cyber consultation. Layanan perencanaan, penempatan dan tindak lanjut yaitu layanan BK yan bertujuan untuk membantu siswa memilih dan menggunakan kesempatan pendidikan dan pekerjaan yang ada. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu computerized self information dan internet. Adapun potensi penggunaan teknologi komputer dan internet untuk bimbingan dan konseling menurut Cabanis yaitu, terdapat 8 potensi teknologi komputer berbasis internet dan 3 potensi komputer berbasis non internet untuk bimbingan dan konseling. Potensi teknologi komputer berbasis internet yang dapat digunakan untuk bimbingan dan konseling yaitu : a. Email / Surat elektronik Potensi penggunakaan oleh konselor antara lain untuk terapi, marketing, screening, client / therapist, surat menyurat untuk penjadwalan janji, monitoring inter-sessions, dan tindak lanjut post-therapeutic, transfer rekaman klien, referal, masukan, pekerjaan rumah, penelitian dan colegial profesional. b. Website / Homepages Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pemasaran, periklanan, diseminasi informasi, dan publikasi. c. Komputer konfrensi video Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi, pekerjaan rumah, refeal, dan konsultasi. d. Sistem bulletin board/ listservs / newsgroup Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk konsultasi, referal / alih tangan kasus, sumberdaya untuk informasi, dan kegiatan asosiasi profesional. e. Simulasi terkomputerisasi Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk supervisi dan pelatihan kompetensi. f. Pangkalan data / FTP Sites



Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk penelitian, sumber informasi bagi therapis, sumber informasi perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian dan analisis. g. Chat Rooms / Electronic Discussion Groups Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi kelompok, membantu diri sendiri dan asesment / pengukuran. h. Software berbasis internet Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan dan keahlian, bantuan diri sendiri dan pelatihan ketrampilan dan pekerjaan rumah. Sedangkan potensi teknologi komputer berbasis non internet yang dapat digunakan untuk bimbingan dan konseling yaitu a. Spreadsheet Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk tata kearsipan, data organisasi, informasi klien dan penelitian. b. Software non internet Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan keterampilan untuk profesional dan klien, informasi bantuan diri sendiri, marketing, manajemen kantor, sumber referensi dan catatan kasus. D. Manfaat Teknologi Komputer dan Internet dalam BK Manfaat teknologi komputer dan internet, Triyanto menguraikan manfaat aplikasi teknologi komputer dan internet untuk bimbingan dan konseling yaitu 27 manfaat berbasis internet dan 12 manfaat berbasis non internet. Adapun ke-27 manfaat komputer berbasis internet seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Manfaat Komputer berbasis Internet untuk No Manfaat Perangkat Komputer berbasis Internet yang digunakan 1. Bantuan Diri Sendiri Sofware 2. Client / Therapist Email / Surat Elektronik 3. Collegial Professional Email / Surat Elektronik 4. Diseminasi Informasi Website / Homepages 5. Reinforcement Chat Rooms 6. Kegiatan Asosiasi Profesional Newsgroups 7. Konsultasi Komputer konfrensi video Newsgroups 8. Marketing / Periklanan Email Websites 9. Masukan Email 10. Membantu diri sendiri Chat Rooms 11. Monitoring inter-sessions Email 12. Pekerjaan Rumah Email Komputer Konfrensi Video Software 13. Pelatihan Ketrampilan Software 14. Pelatihan Kompetensi Simulasi terkomputerisasi 15. Penelitian Email Pangkalan data / FTP Sites 16. Penilaian dan Analisis Pangkalan data / FTP Sites NO MANFAAT Perangkat Komputer berbasis Internet yang digunakan



17. Publikasi Website / Homepage 18. Referal / Alih Tangan Kasus Newsgroups Email Komputer konfrensi video 19. Screening Email 20. Sumber daya informasi Newsgroups Pangkalan data / FTP Sites 21. Sumber informasi Perpustakaan Newsgroups Pangkalan Data / FTP Sites 22. Supervisi Simulasi Terkomputerisasi 23. Surat menyurat untuk penjadwalan / janji Email 24. Terapi Kelompok Chat Rooms 25. Terapi Email Komputer konfrensi video 26. Tindak lanjut post-therapeutic Email 27. Transfer rekaman klien Email Pangkalan data / FTP Sites Sedangkan ke-12 manfaat komputer berbasis non internet untuk bimbingan dan konseling dapat dilihat pada tabel 2 Tabel 2. Manfaat Komputer berbasis non Internet No Manfaat Perangkat Komputer berbasis Internet yang digunakan 1. Catatan Kasus Software 2. Data Organisasi Spreadsheets 3. Informasi bantuan diri Software 4. Informasi klien Spreedsheets 5. Manajemen kantor Software 6. Marketing Pemrosesan kata Software 7. Pelatihan ketrampilan untuk profesional dan klien Software 8. Penelitian Spreetsheet Pemrosesan kata 9. Publikasi Pemrosesan Kata 10. Sumber referensi Software 11. Surat menyurat Pemrosesan kata 12. Tata kearsipan Pemrosesan BAB III TREND DAN ISU TERKINI DARI APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Seiring kemajuan dan perkembangan zaman, seluruh aspek kehidupan akan menyesuaikan dengan kemajuan tersebut agar tidak terjadinya ketimpangan serta ketinggalan dalam mengikuti perkembangan zaman. Dari masa ke masa kemajuan seluruh aspek kehidupan akan terus berkembang secara dinamis serta selaras, dari kemajuan tersebut lahirlah istilah globalisasi atau era global. Globalisasi ini akan berdampak pada kebutuhan manusia yang juga menyesuaikan dengan era global, dimana dunia sudah tak ada lagi sekat dan semua serba dilakukan secara instan dan efisien.



Bimbingan konseling sebagai bagian integral dari pelayanan pendidikan juga tak luput dari sentuhan – sentuhan peningkatan peran TI. Sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi, bimbingan konseling adalah salah satu wadah bagi proses pengembangan diri siswa dimana konselor sebagai petugas bimbingan konseling yang akan membantu memfasilitasi perkembangan siswa secara optimal. Ditegaskan pula dalam pasal 1 poin ke-6, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa konselor adalah bagian dari tenaga pendidik yang harus turut serta berpartisipasi dalam mewujudkan terselenggaranya pelayanan pendidikan yang berkualitas. Upaya komputerisasi pelayanan bimbingan konseling sudah mulai dikembangkan beberapa tahun terakhir. Di kancah internasional, beberapa jurnal ilmiah telah membahas tentang hal ini. Beberapa judul jurnal ilmiah seperti “A School Counseling Program CD-ROM To Foster Family Midle School Engagement telah mengulas bagaimana penggunaan media berbasis CD-ROM untuk membantu permasalahan keluarga. Dalam judul lain “e-Guidance & Virtual career development dimana ide utamaya adalah meberikan pelayanan bimbingan karier untuk mengembangkan karier dengan bantuan media ICT. Selanjutnya dalam “ICT for Counseling and Careers Guidance Services , dijelaskan bahwa pemanfaatan ICT dapat membantu konselor dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan karier bagi klien. Selain itu masih banyak lagi jurnal tentang bimbingan dan konseling yang membahas tentang pemanfaatan ICT untuk membantu proses pelayanan bimbingan konseling yang lebih baik. Di Indonesia, ada beberapa judul yang juga membahas tentang pemanfaatan ICT dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dalam sebuah disertasi yang disusun oleh Hartono (2009) dengan judul “Efektivitas Bimbingan Karier Berbantuan Komputer Terhadap Kemandirian Pengambilan Keputusan Karier Siswa SMA” yang juga telah mengembangakan software berbasis Delphi 7 yang diberi nama PLABK-SMA yang bisa dijadikan sebagai alat bantu dalam melaksanakan bimbingan karier untuk meningkatkan kemadirian siswa dalam mengambil keputusan yang terkait dengan pilihan karier yang akan dipilih oleh siswa. Dalam hasil penelitian lain yang disusun oleh Nur Hidayah dan Triyono (2009) telah mengembangkan konseling kolaboratif berbasis ICT dimana digunakan media ICT dengan dikolaborasikan model konseling yang telah ada untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling . Sebelumnya Agus Triyanto (2006) juga telah memberikan konsep aplikasi komputer untuk pelayanan bimbingan dan konseling . Di pertengahan tahun 2007 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) meluncurkan software analisis tugas perkembangan berbasis komputer yang diberi nama ATP. Software ini dirancang untuk tiga jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA sampai dengan perguruan tinggi dengan memakai dasar teori tugas perkembangan di masing – masing jenjang pendidikan. Tidak hanya UPI, program pendidikan profesi konselor (PPK) Universitas Negeri Semarang yang digawangi oleh para mahasiswanya juga mulai menyusun dan meluncurkan software analisis psikologis manusia serta instrumen berbasis media komputer yang diharapkan mampu mmambantu proses pelayanan bimbingan dan konseling. Software yang dimaksud adalah aplikasi pengolah dan analisis sosiometri, DCM, AUM PTSDL serta self esteem dan locus of control berbasis microsoft excel yang dibuat dan dikembangkan oleh Akhmad Rifa`i dan Mastur sebagai mahasiswa PPK Unnes angkatan kedua. Selain itu sebagai salah satu produk disertasi Hartono (2009) juga menghasilkan software analisis baru yang diberi nama PLABK-SMA yang berfungsi membantu konselor dalam melaksanakan bimbingan karier pada siswa SMA. Secara khusus dalam konteks bimbingan karir, upaya pemanfaatan ICT telah mulai dirilis sejak awal tahun 1998. Diawali oleh penelitian untuk disertasi dari John Fannin Leckie (1998) dengan



judul “The Effect Of A Computer-Assisted Career Guidance Program And A Vicarious Experience On Career Decision-Making Self-Efficacy” telah berhasil mengungkap bahwa bimbingan karir berbantuan komputer dapat meingkatkan penilaian seseorarang akan keberhasilan karir yang telah dipilih. Kemudian dilanjutkan oleh Sampson dari The Florida State University (2000) dengan judul penelitian “Computer-Assisted Career Guidance: Ethical Issues Bibliography”. Di Indonesia upaya pemanfaatan teknologi untuk bimbingan karir telah dimulai oleh Hartono (2009). Dalam disertasinya yang berjudul “Efektifitas Bimbingan Karir Berbantuan Komputer Terhadap Kemandirian Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas XISMA Negeri 10 Surabaya” yang dilakukan di Surabaya, telah berhasil memanfaatkan media ICT yaitu komputer untuk membantu siswa untuk meningkatkan kemandirian pengambilan keputusan karir. Selain itu dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Zamroni (2011) di SMA 1 Gebog Kudus menunjukkan bahwa, pemanfaatan TI dapat pula membantu meningkatkan kematangan karir siswa. Upaya – upaya semacam ini harus tetap dikembangkan guna peningkatan kualitas layanan bimbingan dan konseling terutama dalam ranah pendidikan formal sebagai lahan garapan utama bimbingan dan konseling. Dengan dukungan sistem serta manajemen instansi pendidikan yang kuat, niscaya TI akan menjadi faktor penujang yang akan mempengaruji secara signifikan tercapainya optimalisasi potensi peserta didik serta peningkatan kemandirian peserta didik melalui layanan bimbingan dan konseling. 1. MEDIA KONSELING ONLINE Guru BK/Konselor dapat bertemu dengan klien/konseli dengan menggunakan teknologi. Kondisi ini bertujuan untuk memudahkan konselor dalam membantu kliennya, memberikan kenyamanan kepada klien dalam bercerita dengan menggunakan aplikasi teknologi sebagai penghubung dirinya dengan konselor dengan tanpa harus tatap muka secara langsung. a) Website/situs Dalam menyelenggarakan konseling online guru bk/konselor dapat menyediakan sebuah alamat situs. Situs ini menjadi alamat untuk melakukan praktik online. Sehingga klien/konseli yang ingin melakukan konseling online dapat berkunjung ke situs tersebut terlebih untuk selanjutnya melakukan konseling online. Untuk dapat memiliki wesite konselor dapat berkerjasama dengan perusahaaan dan/atau para pakar bidang web developer. Konselor dapat memilih bentuk design web yang diinginkan mulai dari html, php dan website yang menggunakan CMS (Content management system). Penyediaan ini membutuhkan biaya yang cukup besar. b) Telephone/ Hand phone Lebih sederhana konseling online dapat dilakukan dengan memanfaatkan telephone. Dimana konselor dan klien/konseli bisa daling tehubung dengan menggunakan perangkat ini. “ Telephone-based individual counseling involves synchronous distance interaction between a counselor and a client using what is heard via audio to communicate.( National Board for Certified Counselors.tt). Telphone/handphone dapat digunakan untuk menghubungi konselor. konselor dapat mendengar dengan jelas apa yang diungkapkan kliennya melalui fasilitas telphone/handphone. Dengan fasilitas ini pula Konselor dengan segeranya dapat merespon apa yang dibicarakan oleh kliennya. Rosenfield and Smillie (dalam Mallen, 2011) menyebutkan bahwa dalam Studi kasus menunjukkan bahwa konseling dengan menggunakan telepon dapat berjalan efektif dalam



membantu menangani individu dengan efek psikologis kanker c) Email Email merupakan singkatan dari Electronic Mail, yang berarti ‘surat elektronik’. Email merupakan sistem yang memungkinkan pesan berbasis teks untuk dikirim dan diterima secara elektronik melalui beberapa komputer atau telepon seluler. Lebih spesifik lagi, email diartikan sebagai cara pengiriman data, file teks, foto digital, atau file-file audio dan video dari satu komputer ke komputer lainnya, dalam suatu jaringan komputer (intranet maupun internet). Ada banyak penyedia account email gratis seperti @yahoo, @gmail, @aim, @hotmail, @mail, @tekomnet, @plasa dan masih banyak yang lainnya. d) Chat , Instant Messaging dan Jejaring Sosial Chat dapat diartikan sebagai obrolan, namun dalam dunia internet, istilah ini merujuk pada kegiatan komunikasi melalui sarana beberapa baris tulisan singkat yang diketikkan melalui keyboard. Sedangkan percakapan itu sendiri dikenal dengan istilah chatting.. Percakapan ini bisa dilakukan dengan saling berinteraktif melalui teks, maupun suara dan video. Berbagai aplikasi dapat digunakan untuk chatting ini, seperti skype, messenger, google talk, window live messenger, mIRC, dan juga melalui jejaring sosial seperti facebook , twitter dan myspase yang didalamnya juga tersedia fasiltas chatting. e) Video conferencing Video conference, atau dalam bahasa Indonesia disebut video konferensi, atau pertemuan melalui video. Pertemuan ini dibantu oleh berbagai macam media jaringan seperti telepon ataupun media lainnya yang digunakan untuk transfer data video. Alat khusus video konferensi sangat mahal sehingga alternatif Konselor dan Klien dapat menggunakan fasilitas video konferensi yangterdapat pada beberapa aplikasi Instant Messaging yang didalamnya sudah menyediakan fasiltitas video call. 2. Konseling berbantuan komputer Proses komputer menggunakan bantuan komputer atau Computer Assisted Counseling (CAC) merupakan konseling mandiri, juga disebut konseling komputer pasif atau biasa juga disebut dengan standalone. Konseli mencari pemecahan masalah atau kebutuhannya melalui program interaktif konseling (software) dalam bentuk CD yang dirancang khusus agar konseli tersebut dapat mengeksplorasi permasalahannya, mencari informasi yang dibutuhkan dari sejumlah informasi yang disediakan, dan menentukan alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan. Dalam penggunaan fasilitas ini (CAC), konseli dimungkinkan untuk tidak perlu bertemu dengan konselor. CAC ini juga dapat dilakukan secara blended, memperdalam materi-materi yang terdapat dalam program konseling, dan memilih tindakan selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar.2010.Media Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Hernandez Roger and Rogers. 2010. Remaja dan Media Mass. Klaten, Pakar Raya Pustaka I Wayan Santyasa. 2007. “Landasan Konseptual Media Pembelajaran. disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan pada tanggal 10 Januari 2007 di Banjar Angkan Klungkung Rudi Susilana, Cepi Riyana.(2007). Media Pembelajaran. Bandung, CV Wacana Prima



https://www.academia.edu/4563787/pengertian_media_pembelajaran, diunduh pada tanggal 3 April 2015 Setyosari, Punaji. 2008, Modul diklat profesi Guru, PSG Rayon 15, Malang Lestari, Sri. 2012, “Mengenal Media Bimbingan dan Konseling Sekolah” diunduh dari http://bkfkip.umk.ac.id/2012/09/mengenal-media-bimbingan-dan-konseling.html Walter, Sara Meghab . 2003. A School Counseling Program CD-ROM To Foster Family Midle School Engagement. Journal of Technology in Counseling. (Florida: University of Central Florida) Cogoi, Cristina, dkk. 2008. E-Guidance & Virtual career development. Journal of Career Development. Iowa: Sage. Palomba, E. 2007. ICT for Counseling and Careers Guidance Services. Research, Reflections and Innovations in Integrating ICT in Education. (Leece: Università del Salento), hal. 1. Hartono. 2009. Efektifitas Bimbingan Karier Berbantuan Komputer Terhadap Kemandirian Pengambilan Keputusan Karier Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Surabaya. Disertasi. Malang: Universitas Negeri Malang. Hidayah, Nur dan Triyono. 2009. Pengembangan Model Konseling Kolaboratif Berbasis ICT. Disajikan dalam Kongres Nasional ABKIN 2009, Surabaya September 2009. Ifdil. 2011. Penyelenggaraan Layanan Konseling Online Sebagai Salah Satu Bentuk PelayananEKonseling. Disajikan dalam Seminar Internasional Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia 29 s/d 30 Oktober 2011. Kadir Abdul, Wahyuni Terra. 2013. Pengantar Teknologi Informasi, (Andi Yogyakarta, 2013)