Hand Out: Asuhan Berkelanjutan Pada Ibu Berkebutuhan Khusus (Continuity of Care) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HAND OUT Mata Kuliah



: Askeb Perempuan & Anak dgn Kondisi Rentan



Jumlah SKS



: 3 SKS



Pokok Bahasan



: Asuhan Berkelanjutan Pada Ibu Berkebutuhan Khusus (Continuity Of Care)



Dosen



: Cucu Nurmala, S.ST.,M.Keb



Pertemuan ke



: 13-14



Daftar Pustaka 1. Diana, S. 2017. Model Asuhan Kebidanan Continuity of Care. Surakarta : CV Kekata Group. 2. Hardiningsih, Fresthy Astrika Yunita, Agus Eka Nurma Yuneta. Analisis Implementasi Continuity Of Care (COC) di Program Studi DIII Kebidanan UNS. PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8 (2) 2020. 3. Yulizawati,Hani Fitria, Yunita. Continuity Of Care. Indomedia Pustaka:2021. ISBN: 978-6236133-03-3



ASUHAN BERKELANJUTAN PADA IBU BERKEBUTUHAN KHUSUS (CONTINUITY OF CARE) Bidan merupakan profesi kunci dalam pelayanan terhadap perempuan selama daur kehidupan dan bidan mempunyai otoritas besar terhadap kesejahteraan kesehatan perempuan. Sehingga profesionalisme bidan merupakan elemen penting dalam pemberdayaan perempuan. Seiring semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, berdampak pada meningkatnya kebutuhan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kebidanan dengan indikator keberhasilan menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan atau Angka Kematian Bayi (AKB) secara bermakna. Mutu pelayanan kebidanan identik dengan bidan yang kompeten. Tenaga bidan yang bermutu, memiliki kemampuan komprehensif dan professional yang hanya dapat dihasilkan melalui institusi penyelenggara pendidikan bidan yang berkualitas. Standar pendidikan bidan dari International Confederation of Midwifery (ICM), menyatakan bahwa filosofi pendidikan bidan harus konsisten dengan filosofi asuhan kebidanan. Filosofi asuhan kebidanan adalah meyakini bahwa proses reproduksi perempuan merupakan proses alamiah dan normal yang dialami oleh setiap perempuan. Bidan dalam memberikan asuhan harus bermitra dengan perempuan, memberi kewenangan pada perempuan, asuhan secara individual, asuhan secara terus menerus dan berkelanjutan (continuity of care/ CoC)



A. Pengertian



Continuity of care merupakan hal yang mendasar dalam model praktik kebidanan untuk memberikan asuhan yang holistik, membangun kemitraan yang berkelanjutan untuk memberikan dukungan, dan membina hubungan saling percaya antara bidan dengan klien (Astuti, dkk, 2017). Continuity of care dalam kebidanan adalah serangkaian kegiatan peladenan yang berkelanjutan dan menyeluruh mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, pelayanan bayi baru lahir serta pelayanan keluarga berencana yang menghubungkan kebutuhan kesehatan perempuan khususnya dan keadaan pribadi setiap individu (Homer et al., 2014) Asuhan kebidanan berkelanjutan (Continuity Of Care/COC) atau Midwife-led continuity of care (MLCC) adalah asuhan yang diberikan kepada seorang wanita dari bidan atau tim bidan yang sama selama masa kehamilan, persalinan dan periode pengasuhan dini dengan pemberian rujukan ke spesialis sesuai kebutuhan. Hal ini mencakup asuhan yang terkoordinasi, pendampingan dan hubungan yang terus menerus (Sandall, 2019). Salah satu



model asuhan COC yang direkomendasi WHO adalah midwife-led continuity of care during pregnancy (asuhan kebidanan berkelanjutan selama masa kehamilan) (WHO, 2018). Continuity Of Care adalah salah satu model asuhan kebidanan yang memberikan pelayanan berkesinambungan selama hamil, bersalin, dan masa pasca melahirkan baik yang beresiko rendah maupun tinggi dan di semua unit pelayanan baik di PMB maupun Puskesmas atau Rumah Sakit, Continuity Of Care ditujukan untuk menurunkan angka kematian ibu (Kemenkes RI, 2017).



Continuity Of care dalam bahasa Indonesia Dapat diartikan sebagai perawatan yang berkesinambungan. Definisi Perawatan bidan yang berkesinambungan dinyatakan dalam “Bidan Diakui sebagai seorang professional yang bertanggung jawab dan akuntabel yang bekerja dalam kemitraan dengan wanita selama kehamilan, persalinan dan periode postpartum dan untuk melakukan kelahiran merupakan tanggung jawab bidan dan untuk memberikan perawatan pada bayi baru lahir..." (definisi ICM Tahun 2005). Jadi, Perawatan berkesinambungan adalah strategi kesehatan yang efektif primer memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang kesehatan mereka dan perawatan kesehatan mereka. Bidan Yang memenuhi syarat untuk bekerja dimodel kesinambungan perawatan dalam berbagai pengaturan, termasuk rumah sakit umum dan swasta, layanan masyarakat ,Pelayanan kesehatan pedesaan dan daerah terpencil dan praktik swasta



B. Pelayanan Kebidanan



Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik profesi bidan dalam system pelayanan kesehatan dengan tujuan meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : 1. Pelayanan Kebidanan Primer adalah merupakan layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan. Adapun pelayanan kebidanan primer sebagai berikut : a. Tugas mandiri b. Memberikan pelayanan dasar pada nak remaja dan wanita pranikah dengan melibatkan klien c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien dan keluarga e. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien dan keluarga f. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan system reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause. i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi , balita dengan melibatkan keluarga. 2. Pelayanan Kebidanan Sekunder atau Tingkat Kedua Pelayanan kesehatan sekunder (secondary health care ) bersifat spesialis atau subspesialis dan dokter subspesialis terbatas. Pelayanan kesehatan sekunder atau tingkat kedua ini ditujukan kepada masyarakat atau kelompok yang membutuhkan pelayanan jalan atau pelayanan rawat inap. Adapun kriteria sasaran pelayanan kesehatan sekunder adalah pasien yang tidak lagi dapat ditangani di pelayanan kesehatan primer 3. Pelayanan Kebidanan Tersier Adalah upaya kesehatan rujukan unggulan yang terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan tersier dan pelayanan kesehatan masyarakat tersier.



C. Dimensi



Menurut WHO dalam Astuti (2017), dimensi pertama dari continuity of care yaitu dimulai saat kehamilan, pra kehamilan, selama kehamilan, persalinan, serta hari-hari awal dan tahun kehidupan. Dimensi kedua dari Continuity of care yaitu tempat pelayanan yang menghubungkan berbagai tingkat pelayanan mulai dari rumah, masyarakat, dan sarana kesehatan. Dengan demikian bidan dapat memberikan asuhan secara berkesinambungan. Model Asuhan Midwifery Led Continuity of Care diartikan sebagai kehamilan dan kelahiran adalah peristiwa kehidupan yang normal dan berpusat wanita, mencakup asuhan berkesinambungan, pemantauan fisik, psikologis, spiritual dan sosial kesejahteraan perempuan dan keluarga di seluruh siklus kesehatan reproduksi perempuan. Menyediakan pendidikan kesehatan individual, konseling dan antenatal care, pendampingan terus menerus selama persalinan, kelahiran dan masa postpartum, dukungan terus-menerus selama periode postnatal, meminimalkan intervensi teknologi, dan mengidentifikasi dan merujuk wanita yang memerlukan perhatian khusus obstetri atau lainnya. Dimensi kesinambungan layanan kesehatan artinya pasien harus dapat dilayani sesuai dengan kebutuhannya, termasuk rujukan jika diperlukan tanpa mengulagi prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu. Pasien harus selalu mempunyai akses ke layanan kesehatan yang dibutuhkannya, karena riwayat penyakit pasien terdokumentasu dengan lengkap, akurat dan terkini. Layanan kesehatan atau rujukan yang diperlukan pasien dapat terlaksana dengan tepat waktu.



Kontinuitas pelayanan kebidanan dicapai ketika hubungan berkembang dari waktu ke waktu antara seorang wanita dan sekelompok kecil tidak lebih dari empat bidan. 1. Pelayanan kebidanan harus disediakan oleh kelompok kecil yang sama sebagai pengasuh dari awal pelayanan (idealnya pada awal kehamilan). Selama semua trimester, kelahiran dan 6 minggu pertama pasca bersalin. Praktik kebidanan harus memastikan ada 24 jam ketersediaan panggilan dan salah satu kelompok bidan diketahui oleh wanita. 2. Sebuah filosofi yang konsisten perawatan dan pendekatan yang terkoordinasi untuk praktik klinis harus dipelihara oleh pengasuh bekerja sama, difasilitasi oleh regular pertemuan dan peer review. Salah satu kelompok bidan bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan perawatan dan mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab jika dia bukan pada call. 3. Bidan kedua harus diidentifikasi sebagai bidan yang akan mengambil alih peran ini jika bidan pertama tidak bersedia. Praktik harus memungkinkan kesempatan bagi perempuan untuk bertemu bidan lain tepat untuk mengakomodasi keadaan ketika mereka mungkin terlibat dalam perawatan. Bidan mengkoordinasikan perawatan wanita dan bidan kedua harus membuat komitmen waktu yang diperlukan umtuk mengembangkan hubungan saling percaya dengan wanita selama kehamilan untuk bisa memberikan yang aman, perawatan individual, sepenuhnya mendoriong wanita selaa persalinan dan kelahiran dan untuk menyediakan perawatan komprehensif untuk ibu dan bayi baru lahir pada periode post partum. 4. Para bidan diidentifikasi sebagai bidan pertama dan kedua biasanya akan bertanggung jawab untuk menyediakan sebagian besar perawatan prenatal sampai postnatal.



D. Tujuan



1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi 3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal. 7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.



E. Manfaat



Continuity of care dapat diberikan melalui tim bidan yang berbagi beban kasus, yang bertujuan untuk memastikan bahwa ibu menerima semua asuhannya dari satu bidan atau tim praktiknya. bidan dapat bekerja sama secara multi disiplin dalam melakukan konsultasi dan rujukan dengan tenaga kesehatan lainnya



F. Dampak Tidak Dilakukan Asuhan Berkesinambungan



Dampak yang akan timbul jika tidak dilakukan asuhan kebidanan yang berkesinambungan adalah dapat meningkatkan resiko terjadinya komplikasi pada ibu yang tidak ditangani sehingga menyebabkan penanganan yang terlambat terhadap komplikasi dan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Komplikasi yang dapat timbul pada kehamilan diantaranya meliputi anemia, hipertensi, perdarahan, aborsi, oedema apda wajah dan kaki, dan lain-lain. Komplikasi yang mungkin timbul pada persalinan meliputi distosia, inersia uteri, presentasi bukan belakang kepala, prolap tali pusat, ketuban pecah dini (KPD), dan lain-lain. Komplikasi yang mungkin timbul pada masa nifas meliputi, bendungan ASI, dan lain-lain. Komplikasi yang mungkin timbul pada bayi baru lahir meliputi berat badan lahir rendah (BBLR), asfiksia, kelainan kongenital, tetanus neonatorum, dan lain-lain



G. Asuhan Kebidanan Continuty Of Care 1. Kehamilan



Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (Contiunity Of Care) sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seseorang yang professional yang sama atau dari satu tim kecil tenaga professional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat terpantau dengan baik, selain itu juga mereka lebih percaya dan terbuka karena sudah mengenal si pemberi asuhan. Prinsip-prinsip pokok asuhan kehamilan :



a. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. b. Pemberdayaan ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan harus memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu. c. Otonomi pengambil keputusan adalah ibu dan keluarga. Untuk dapat mengambil suatu keputusan mereka memerlukan informasi. d. Intervensi (campur tangan/tindakan) bidan yang terampil harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah. e. Tanggung jawab asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisa dan pertimbangan yang matang. Akibat yang timbul dari tindakan yang dilakukan menjadi tanggungan bidan.



2. Persalinan



Komponen model pelayanan persalinan berkesinambungan/berkelanjutan : a. Persalinan difasilitasi yang memenuhi standar b. Menjamin penduduk miskin untuk bersalin di fasilitas kesehatan c. Membangun jaringan rujukan antara fasilitas kesehatan dan rumah sakit (pemerintah maupun swasta) d. Menerapkan kebijakan penjaminan kualitas pelayanan di rumah sakit e. Menjalankan strategi promosi f. Menjalankan system survailens kematian ibu dan neonatal (komunitas dan fasilitas) g. Membangun system reditasi untuk standar pelayanan persalinan dan rujukan di fasilitas kesehatan.



3. Nifas



Periode immediate postpartum Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini merupakan fase kritis, sering terjadi insiden perdarahan postpartum karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan perlu melakukan pemantauan secara kontinu, yang meliputi; kontraksi uterus, pengeluaran lokia, kandung kemih, tekanan darah dan suhu. Periode early postpartum (>24 jam-1 minggu) Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk,



tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik. Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu) Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling perencanaan KB. Asuhan kebidanan berpusat pada ibu. Hal ini berarti mempertimbangkan asuhan ibu dan bayi dari sudut pandang holistik, bahwa asuhan kebidanan mempertimbangkan asuhan dari konteks fisik, emosional, psikologis, spiritual, sosial, dan budaya, serta untuk pengambilan keputusan asuhan kebidanan berpusat pada ibu, mempertimbangkan hakhak dan pilihan ibu tentang asuhan yang akan dilakukan pada dirinya. Pemberian asuhan kebidanan berpusat pada ibu, merupakan perubahan fokus asuhan kebidanan untuk memenuhi standar pelayanan kebidanan yang professional. Asuhan kebidanan yang diberikan bukan berpusat pada pemberi pelayanan (provider) yaitu bidan, dan bukan dominan pada bidan selaku pemberi pelayanan. Sehingga menunjukkan kecenderungan one way yaitu dominan pada aspek provider bidan, seharusnya menunjukkan interaksi dua arah (two way), dan pusat pengambil keputusan adalah ibu.