Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Seri E-book Gratis



Hanya Seorang logger! Bukan Ustad! Catatan Khutbah Jum’at dan Kultum Murad Maulana Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - i



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! Catatan Khutbah Jum’at dan Kultum Oleh: Murad Maulana Foto Cover: Masjid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Diterbitkan oleh: www.muradmaulana.com E-mail: [email protected] Twitter: https://twitter.com/muradmaulana Facebbok: https://www.facebook.com/murad.vespa Pamulang, 6 Agustus 2016



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - ii



Persembahan



E-book sederhana ini saya persembahkan untuk: Penulis sendiri sebagai nasehat pribadi yang penuh lumuran dosa Emak Catu & Alm. Bapak Tasyana Guru ngajiku, “Wa Bakhri” Guru Madrasahku, “Ustad Mangmad, Ustad Nur, dll” Dua matahariku, Keira & Fikri Adhatia, istriku Bapak Mackbul dan Ibu Suharsi yang super baik Semua umat muslim di seluruh dunia



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - iii



Kata Pengantar Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Alhamdulillah, hanya karena-NYA saya bisa menulis e-book gratis ini. E-book ini sebenarnya kumpulan tulisan dari blog pribadi yang dapat diakses di www.muradmaulana.com. Sengaja saya himpun tulisan khusus mengenai tema religi yang ada diblog pribadi menjadi satu kesatuan dalam format PDF agar dapat dibaca dengan mudah kapan dan dimana saja. Bagaimanapun, antisipasi itu perlu saya lakukan mengingat blog saya dalam jangka panjang belum tentu seterusnya ada. Oleh karena itu, minimal dengan pendokumentasian kumpulan tulisan yang pernah saya lakukan dari waktu ke waktu ini dapat menjadi arsip yang bermanfaat. Sejujurnya, menulis bertemakan religi itu sungguh suatu hal yang sangat berat mengingat, pertama, saya bukanlah orang berpengetahuan luas dalam bidang agama Islam. Kedua, menulis bertema religi khususnya bertemakan agama Islam itu harus hatihati dikarenakan semuanya harus berdasarkan sumber-sumber terpercaya. Ketiga, dengan menulis bertema religi, maka hamba yang penuh dengan lumuran dosa ini seringkali dihinggapi perasaan takut karena akan bertolak belakang dengan amal perbuatan yang saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga secara psikis ini tentu saja menjadi beban berat. Namun demikian, setelah lama berpikir dan menimbang banyak hal, saya mempunyai alasan kuat yang bisa dijadikan dasar sehingga saya memberanikan diri untuk mengukir tulisan yang bertemakan religi. Pertama, saya anggap tulisan ini adalah sebuah nasehat pribadi yang akan menjadi cambuk agar saya selalu berbuat sesuai dengan apa yang saya tulis. Kedua, lagipula saya menulis bertemakan religi ini bukanlah sesuatu yang banyak menyangkut perdebatan. Ketiga, saya memberanikan diri menulis bertemakan religi karena itu hanyalah sebuah catatan yang saya tulis apa adanya dari apa yang saya lihat, dengar dan pahami misalnya ketika mendengarkan khutbah Jum’at dan kultum. Apabila para pembaca menemukan ada kesalahan dalam tulisan yang saya rangkai ini, maka itu datangnya semata-mata karena kebodohanku. Sedangkan jika tulisanku benar dan banyak mengandung manfaat, maka sejatinya itu berasal dari Allah, SWT. Terkait hal itu, berdasarkan cerita diatas, maka saya memberi judul e-book ini yaitu Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! Catatan Khutbah Jum’at dan Kultum. Istilah blogger sendiri karena saya memang seorang blogger yang sehari-hari menulis sesuai dengan apa yang ingin saya tulis. Dalam kehidupan sehari-hari, khususnya ketika menjalani aktivitas spiritual seperti mendengarkan khutbah Jum’at dan berbagai macam kultum, maka akan sangat sayang sekali jika tidak saya catat atau dokumentasikan ke dalam tulisan. Saya hanya ingin mengaplikasikan tentang ilmu knowledge management, yakni bagaimana upaya mendokumentasikan tacit knowledge menjadi explicit knowledge. Sementara itu, mengenai kata "Bukan Ustad!" merupakan bentuk seorang blogger yang tidak bermaksud untuk berceramah melalui sebuah tulisan karena itu bukanlah kapasitas saya. Ini hanyalah sebuah catatan biasa dari seorang blogger untuk dirinya sendiri. Itu saja.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - iv



Sebagian besar tulisan dalam e-book ini merupakan catatan mengenai khutbah Jum’at dan berbagai tausiyah serta kultum antara kurun waktu 2013-2016 . Diantara beberapa tulisan dalam e-book ini juga berasal dari hasil membaca rutin di website Islami dan perenungan. Setiap judul tulisan dalam e-book ini saya kelompokan menjadi tiga bab besar, yakni bab pertama tentang ikhlas, syukur dan jujur. Selanjutnya bab kedua tentang majelis ilmu, dakwah dan hikmah. Sedangkan bab ketiga tentang penyakit hati dan kematian. Akhir kata, saya hanya bisa berharap semoga dengan apa yang saya tulis ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya terutama bagi yang menulisnya sendiri karena sejak awal sudah saya katakan bahwa e-book ini adalah sebagai bentuk nasehat pribadi untuk penulis sendiri. Saya juga punya harapan besar e-book ini kelak akan dibaca oleh istri dan anak-anak saya sendiri ketika mereka sudah bisa membaca dan besar. Semoga ini menjadi sebuah investasi kebaikan terutama dampaknya untuk orang-orang yang ada disekeliling saya sendiri khususnya mereka semua yang telah membacanya. Semoga bermanfaat dan selamat membaca. Wassalam Pamulang, 6 Agustus 2016 Murad Maulana



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - v



Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi BAB I: Ikhlas, Syukur dan Jujur  Iblis Menyerah Kepada Orang-Orang Yang Ikhlas  Sudahkah Kita Ikhlas dan Ridho?  Jujur dan Tingkatannya  Lima Tingkatan Nikmat Yang Harus di Syukuri   Tiga Hal Yang Harus Dilakukan Agar Menjadi Manusia Beruntung BAB II : Majelis Ilmu, Dakwah dan Hikmah  Sebaik-Baiknya Kuliah Adalah Kuliah Subuh  Dakwah Melalui Media Teknologi  Cara Unik Umar bin Abdul Aziz Ketika Menunjuk Pejabat  Kisah Anak Kecil Menangis, Santri dan Kyai  Kisah Imam Hanafi Menangis Karena Anak Kecil  Kisah Putusnya Jari Sang Raja Dan Pemuda Buta  Kisah Sultan Murad IV dan Mayat di Hutan  Impian Sukses di Usia Muda BAB III Penyakit Hati dan Kematian  Tiga Manusia Paling Kikir  Lima Hal Yang Bisa Menyebabkan Meninggal Su'ul Khatimah  Nasehat Akhir Tahun: Enam Sesuatu Yang Perlu Kita Renungkan SUPLEMEN DAFTAR PUSTAKA PROFIL PENULIS



IV VI 1 2 6 9 13 16 18 19 21 24 27 30 33 37 40 44 45 46 50 66 62 63



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - vi



BAB I Ikhlas, Syukur dan Jujur  Iblis Menyerah Kepada Orang-Orang Yang Ikhlas  Sudahkah Kita Ikhlas dan Ridho?  Jujur dan Tingkatannya  Lima Tingkatan Nikmat Yang Harus di Syukuri  Tiga Hal Yang Harus Dilakukan Agar Menjadi Manusia Beruntung



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 1



Iblis Menyerah Kepada Orang-Orang Yang Ikhlas "Iblis menjawab, "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka." (QS. Shad: 82-83). Solat Jum'at siang tadi di Masjid Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) membahas tentang ikhlas. Satu buah pernyataan penting menjadi pembuka khutbah oleh sang khatib, bahwa setiap surat dalam Al-quran itu memiliki nama sesuai dengan peristiwa atau kondisi yang terjadi saat itu. Sebagai contoh Surat Al-Baqaroh (Sapi Betina), Al-imran (Keluarga Imran), dan lainya. Namun ada dua surat yang tidak seperti itu, yakni Al-Fatihah dan Al-Ikhlas. Kedua surat itu mempunyai intisari yang sama yaitu tentang ketauhidan dan keikhlasan beribadah hanya karena Allah, SWT semata. Surat Al-Fatihah mengandung intisari ketiga macam tauhid yakni Tauhid rububiyah, Tauhid uluhiyah, dan tauhid asma’wa sifat. Hal yang berkaitan dengan keikhlasan beribadah dalam surat Al-Fatihah adalah di dalam kata Allah dan Iyyaaka na’budu. Disini mengesakan Allah dalam bentuk beribadah hanya kepada-Nya. Sedangkan pada tauhid rububiyah pada penggalan ayat Rabbil ‘alamiin adalah mengesakan Allah dalam hal perbuatan-perbuatan-Nya seperti mencipta, memberi rezeki dan lain sebagainya. Demikian juga di dalam penggalan ayat Alhamdu terkandung makna tauhid asma’wa sifat. Tauhid asma’ wa sifat adalah mengesakan Allah dalam hal nama-nama dan sifat-sifatNya. Allah telah menetapkan sifat-sifat kesempurnaan bagi diri-Nya sendiri (muslim.or.id) Bagaimana dengan Surat Al-Ikhlas? Makna yang terkandung dalam surat AlIkhlas yaitu mengukuhkan keesaan Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Dia sendiri yang dituju untuk memenuhi semua kebutuhan, yang tidak melahirkan dan tidak dilahirkan, tiada yang menyerupai dan tandingan-Nya. Konsekuensi dari semua itu adalah ikhlas beribadah kepada Allah dan ikhlas menghadap kepada-Nya saja (dakwatuna.com) Tiga Orang Yang di Seret Ke Neraka Barangkali menjadi pelajaran penting bagi kita semua dengan merenungkan sebuah kisah tentang tiga orang yang diseret ke neraka karena amal ibadah yang tidak ikhlas atau terjebak ke dalam sifat riya. Al Imam Muslim meriwayatkan dari shahabat



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 2



AbuHurairah rodhiyallohu‘anhu (No.1905), bahwasannya Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: Pada hari kiamat nanti, dihadirkan seorang laki-laki yang mati dalam keadaan peperangan fii sabilillah (di jalan Allah). Kemudian diperlihatkan kepadanya nikmatnikmat Allah hingga ia mengakuinya. Selanjutnya ia ditanya, “Apa yang telah engkau perbuat di dunia?” Ia menjawab, “Aku telah berperang demi Engkau (Allah) hingga aku terbunuh.” Allah berkata, “Bohong! Engkau berperang bukan karena aku, tapi supaya engkau disebut pahlawan. Kini gelar itu telah engkau peroleh.” Lalu orang itu diseret ke neraka dengan wajah tersungkur. Kemudian didatangkan orang yang kedua, yaitu seorang laki-laki yang sering membaca



Al



Qur’an,



rajin



menuntut



ilmu,



dan



senantiasa



mengajarkan



pengetahuannya kepada orang lain. Lalu ia ditanya, “Apa yang telah engkau perbuat (selama hidup di dunia)?” Dia menjawab, “Aku mempelajari berbagai ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain, dan aku juga sering membaca Al Qur’an karenaMu.” Allah menjawab, “Bohong! Engkau belajar dan mengajar bukan karena Aku. Bacaan Al Qur’anmu juga bukan karena Aku. Engkau belajar dan mengajar agar dikatakan pintar dan ‘alim. Kini sebutan itu telah engkau peroleh. Bacaan Al Qur’anmu juga bukan karena Aku, tetapi agar engkau diberi gelar Qori’. Itu juga telah engkau raih.” Akhirnya ia juga diseret ke neraka dengan wajah tersungkur. Kemudian dihadirkan orang ketiga. Yakni, laki-laki yang diberi kelapangan hidup dan berbagai jenis harta kekayaan. Kemudian diperlihatkan kepadanya nikmatnikmat Alloh hingga ia mengakuinya. Lantas ia ditanya, “Apa yang telah engkau lakukan?” “Aku telah menginfakkan seluruh hartaku di jalan yang Engkau sukai dan semuanya karena-Mu.” jawabnya. Allah berkata, “Bohong! Engkau melakukan itu agar dikatakan sebagai dermawan. Dan itu telah engkau peroleh.” Akhirnya dengan wajah tersungkur ia juga diseret ke neraka. Kisah Iblis Terusir Dari Surga dan Nabi Yusuf Hanya orang-orang yang ikhlas yang akan selamat, bahkan Iblis pun menyerah kepada orang-Orang yang ikhlas. Seperti yang tersirat dalam percakapan antara Allah dan Iblis dalam Al-quran surat Shad ayat 82-83. Saat itu Iblis terusir dari surga karena kesombongannya.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 3



"Iblis menjawab, "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka." (QS. Shad: 82-83). Kisah lain buah dari keikhlasan yakni akan di selamatkan oleh Allah,SWT. Hal tersebut di buktikan pada kisah Nabi Yusuf dengan Siti Zulaikha yang terdapat dalam Al-Quran surat Yusuf ayat 24, Allah Berfirman: "Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas." (QS. Yusuf: 24). Seandainya itu terjadi pada kita, ada seorang wanita yang kaya raya, memiliki kedudukan dan berparas cantik mengajak untuk berbuat maksiat, dapatkah kita menolaknya? Kisah Nabi Yusuf adalah salah satu bukti bahwa hanya orang-orang ikhlas yang akan selamat. Ketika Siti Zulaikha mengajaknya untuk melakukan perbuatan maksiat, faktor-faktor yang mendorong beliau untuk melakukan perbuatan tersebut sangatlah kuat. Jika saat itu Nabi Yusuf tidak melihat larangan Allah, bisa ia jadi akan tergelincir ke dalam bujuk rayuan syaitan. Namun, karena Nabi Yusuf Alaihissalam termasuk di antara orang-orang yang ikhlas, maka Allah pun menjaganya dari perbuatan maksiat. Sehingga terhindar dari perbuatan keji. Oleh sebab itu, kisah tiga orang yang di seret ke neraka, pernyataan iblis yang menyerah kepada orang-orang ikhlas dan kisah Nabi Yusuf di atas adalah sebuah pelajaran penting sekaligus renungan bagi kita semua, apakah amal ibadah yang kita lakukan selama ini niatnya telah benar-benar hanya karena Allah, SWT semata? Riya Amal ibadah yang dilakukan tanpa keikhlasan hanya akan jatuh pada sifat riya (pamer) karena ada tujuan lain selain Allah. Hal demikian bisa jatuh ke dalam syirik kecil, yakni seseorang yang ibadahnya karena Allah akan tetapi tujuannya untuk orang lain. Orang yang seperti ini tidak akan memperoleh apa-apa kecuali kerugian yang besar kelak di akherat nanti. Untuk terhindar dari sifat riya, maka kita harus mengetahui ciri-ciri dari sifat riya. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:  Apabila ibadahnya dipuji maka akan semakin rajin dan juga sebaliknya apabila dicaci maka amal ibadahnya menurun.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 4



 Ibadahnya menjadi baik ketika di depan orang banyak akan tetapi tampak biasa saja di kala sendirian. Semoga kita semua terhindar dari sifat riya dan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa ikhlas dalam melakukan semua amal ibadah yang niatnya semata-mata di dasarkan karena Allah, SWT. Amin. Akhirnya sebagai penutup dari tulisan ini, kita dapat menarik satu kesimpulan, yakni apabila kita ingin selamat dari berbagai godaan iblis yang menyesatkan, maka menjadi orang yang senantiasa ikhlas dalam melakukan semua amal ibadah adalah kuncinya. Luruskan niat hanya karena Allah, SWT. Ingat!!! Iblis pun menyerah kepada orang-orang yang ikhlas. Khutbah Jum'at di Masjid Al-Hidayah BAPETEN Jakarta, 13 September 2013 Tambahan bacaan lain: http://muslim.or.id/al-quran/tafsir-surat-al-fatihah.html http://www.dakwatuna.com/2010/11/01/9768/tafsir-surat-alikhlash/#axzz2emYRhMX5 http://aboeghifary.wordpress.com/2012/12/17/renungan-dari-kisah-3-orang-yangdiseret-ke-neraka/ http://wahdah.or.id/buletin-al-fikrah/menjadi-hamba-yang-ikhlas.html



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 5



Sudahkah Kita Ikhlas dan Ridho? “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162) Sebuah pertanyaan menarik yang dilontarkan penceramah ketika acara tausiyah di Masjid Al-Hidayah BAPETEN kemarin. Kira-kira seperti ini: "Pernakah anda marah atau kecewa kepada Allah, SWT karena merasa hidup anda tidak seperti yang anda inginkan?" Pendek kata kita menginginkan seperti ini, namun Allah, SWT memberikan seperti itu. Sekarang mari kita berkontemplasi sejenak, jika itu terjadi pada kita, maka sudahkah kita ikhlas dan tawakal dengan usaha yang kita lakukan? Dan sudahkah kita ridho dengan apa yang diberikan Allah, SWT tersebut? Dasarnya Ikhlas Berbicara mengenai kata ikhlas dan ridho, seringkali seseorang salah menempatkan kedua istilah tersebut. Sebagai contoh misalnya ketika kita melamar aplikasi beasiswa ke sebuah institusi, maka segala usaha dan do'a akan kita lakukan. Namun, suatu hari apliksi beasiswa yang kita ajukan ternyata ditolak. Biasanya ada beberapa orang terdekat kita akan mengatakan, "sudahlah ikhlaskan saja, mungkin belum rezekinya". Inilah yang seringkali salah menempatkan antara ikhlas dan ridho. Seharusnya segala usaha dan do'a yang kita lakukan itu di dasarkan pada keikhlasan. Sedangkan hasil yang kita terima itu adalah ridho. Jadi, apapun hasil yang diberikan Allah, SWT hendaknya kita harus ridho. Seperti itulah kira-kira penggambaran antara ikhlas dan ridho yang tepat karena segala amal dan perbuatan kita dasarnya harus ikhlas entah itu solat, sedekah, membantu orang lain, membaca Alqur'an dan semua ibadah-ibadah lainya untuk kemudian kita menerima apa yang di berikan-NYA (takdir) dengan ridho. Ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan sematamata hanya karena Allah, SWT. Perbuatan ikhlas biasanya juga akan berkaitan erat dengan riya (amal ibadah yang dilakukan tanpa keikhlasan). “Tidak Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz –Dzariyat: 56 ) Sedangkan ridho adalah perbuatan terpuji yang menerima semua keputusan Allah, SWT dengan lapang dada, senang, sukarela, sukacita.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 6



Dua Garis Lurus Untuk memperjelas lagi, mari kita lihat dan perhatikan gambar berikut ini:



Kita asumsikan ada dua garis lurus sisi satu (1) dan sisi dua (2). Kedua garis ini tidak akan bertemu. Jika dipandang dari jauh memang akan tampak seperti satu titik garis lurus. Pada sisi 1 adalah segala daya upaya, usaha dan do'a kita (ikhtiar) untuk mencapai sesuai keinginan yang kita harapkan. Sedangkan sisi 2 adalah takdir Allah yang terjadi pada kita. Kita ambil contoh misalnya ketika seseorang ingin menjadi kaya. Untuk mencapai itu orang tersebut haruslah bekerja keras. Segala usaha yang dilakukan harus tetap merujuk pada syariat Islam (halal). Selain bekerja keras, sebagai seorang muslim hendaknya juga ia sambil berdo'a dengan melakukan amalan-amalan seperti solat hajat, dhuha, sedekah, dan lain sebagainya. Inilah yang berada pada sisi 1. Seorang muslim yang baik biasanya akan dilanjutkan dengan sikap tawakal yaitu berserah diri kepada Allah,S WT dengan menunggu hasil terhadap apa yang telah dikerjakannya. Namun demikian, pada kenyataanya orang tersebut ditakdirkan Allah, SWT sebagai orang yang biasa (tidak kaya). Inilah yang terjadi pada sisi 2. Dengan apa yang diberikan Allah, SWT, maka sebagai muslim yang baik hendaknya tetap bersikap ridho.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 7



Sebagai renungan buat saya pribadi dan mungkin untuk teman-teman semua, kembali ke pertanyaan awal yang dilontarkan oleh penceramah. Sudahkah kita menjalankan semua amal ibadah kita secara ikhlas dan ridho terhadap hasil yang diberikan oleh Allah, SWT? Kalau ini bisa dilakukan, maka perasaan syukur itu yang akan timbul. Jika rasa syukur sudah masuk dalam relung sanubari setiap insan, Insya Allah apapun yang diberikan oleh Allah,SWT kepada kita itu memang yang terbaik kendati tidak menginginkannya. “Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216) Semoga kita bisa meresapi dan menjalani perbuatan ikhlas dan ridho dengan benar dalam kehidupan ini. Amin... Masjid Al-Hidayah BAPETEN Jakarta, 15 Juli 2014



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 8



Jujur dan Tingkatannya “Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebajikan.” Muhammad, SAW Jika Jum'at yang lalu di Masjid Bapeten membahas tentang ikhlas, maka hari ini membahas tentang jujur. Sebuah kata yang mudah di ucapkan di mulut, namun sungguh menjadi sebuah tantangan jika di aplikasikan ke dalam perbuatan sehari-hari. Kondisi keterpurukan bangsa kita saat ini salah satunya juga dikarenakan karena ketidakjujuran. Korupsi merajalela, suap dimana-mana, kebohongan publik merebak hingga semakin mahal lah harga sebuah kejujuran di negeri kita ini. Kehadiran media massa pun tak luput memberitakan peristiwa-peristiwa seperti pejabat korupsi, anak sekolah nyontek agar lulus, skripsi dibuatkan, tes CPNS bayar, ijazah palsu, joki masuk perguruan tinggi, pencurian, perampokan, makanan kadaluarsa tetap dijual, dan lain sabagainya. Mengapa demikian? mengapa jalan pintas yang dipilih? Mengapa berani berbuat bohong atau dusta sementara jujur di pinggirkan? Sungguh sangat di sayangkan mengingat perbuatan jujur akan membawa kebaikan. Hal ini seperti yang di terangkan dalam Al-quran surat Muhammad ayat 21 yang berbunyi: “Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21) Dalam hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta. Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta (HR. Muslim no. 2607). Jika ingin mendapat manfaat dari berbuat kejujuran secara ilmiah, berikut artikel yang saya ambil dari Kompas, 6 Agustus 2012 yang berjudul "Orang Jujur Lebih Sehat dan Bahagia"



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 9



Orang Jujur Lebih Sehat dan Bahagia Kompas, 6 Agustus 2012 Untuk mendapatkan tubuh yang sehat, pastikan Anda selalu mengonsumsi buah dan sayuran, rutin berolahraga, serta menjauhi dusta. Menurut penelitian orang yang bersikap jujur lebih sehat secara fisik dan mental. Sebuah penelitian menunjukkan orang Amerika rata-rata berbohong 11 kali dalam seminggu, mulai dari "bohong putih" semacam pujian, sampai ketidaksetiaan atau kebohongan yang lebih serius lainnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anita Kelly, profesor psikologi dari Notre Dame, bila kita mengurangi jumlah kebohongan yang kita lakukan sebenarnya kita bisa mencapai kepuasan hidup yang lebih tinggi. Ia melakukan penelitian dengan melibatkan 110 partisipan yang diminta untuk berhenti atau mengurangi berbohong, baik kebohongan kecil atau besar, selama 10 minggu. Sebagai pembanding, partisipan lainnya tidak diberi instruksi khusus tentang kebohongan. Hasilnya, setelah orang dari kelompok yang dilarang berbohong tidak mengatakan kebohongan kurang dari tiga kali dalam seminggu, keluhan mereka akan sakit kepala, sakit tenggorokan, ketegangan, kecemasan, dan gangguan kesehatan lain, berkurang. "Tidak berbohong sangat jelas berkaitan dengan kesehatan yang lebih baik," kata Kelly. Selain kesehatan fisik, ternyata orang-orang dari kelompok dilarang berbohong itu merasakan adanya hubungan personal yang lebih baik dengan orang lain. Menyimpan kebenaran tentu membuat hubungan Anda dengan orang lain menjadi tidak tulus. "Berbohong bisa menyebabkan stres pada banyak orang, memicu kecemasan bahkan depresi. Mengurangi kebohongan bukan hanya baik untuk hubungan Anda, tapi juga menyehatkan," kata Dr.Bryan Bruno, ketua departemen psikiatri dari Lenox Hill Hospital, New York City. Kebiasaan berkata dan bertindak jujur selama 10 minggu juga membuat para partisipan itu lebih pintar menghindari kebohongan. Misalnya saja merespon pertanyaan yang bisa mengarahkan pada kecenderungan untuk berbohong dengan pertanyaan lain sebagai pengalih.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 10



Tingkatan Jujur Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, membagi kejujuran dalam lima tingkatan, yakni:  Jujur dalam ucapan Setiap orang yang mengeluarkan perkataan dari mulutnya harus mencerminkan kebenaran bahwa apa yang diucapkannya bukanlah dusta, bukanlah fitnah, atau bahkan bukanlah sebuah gunjingan. Sebuah ucapan yang dikeluarkan harus memberikan manfaat dan kebaikan sehingga tidak merugikan bagi orang lain.  Jujur dalam niat Niat adalah sebuah permulaan ketika akan melakukan sebuah perbuatan namun belum tentu dilaksanakan. Banyak orang yang telah berniat untuk melakukan kebaikan akan tetapi tak jarang melenceng dari niat awal yang telah di rencankan. Jujur dalam niat sangat perlu dilakukan untuk mewujudkan keinginan agar terlaksana.  Jujur dalam kemauan Jika sudah niat, maka kemauan yang kuat harus di upayakan. Niat tanpa kemauan yang kuat akan menjadi sia-sia karena hanya akan berhenti di tengah jalan tanpa mencapai sebuah tujuan. Jujur dalam kemauan untuk berbuat kebaikan yang mendatangkan manfaat hanya di landasi karena Allah, Swt.  Jujur dalam menepati janji Jika sudah berani membuat janji maka harus jujur untuk menepati janjinya. Biasanya para pejabat publik atau anggota DPR senantiasa membuat janji ketika sedang dilakukan pemilihan. Andaikata telah terpilih beranikah mereka untuk jujur menepati janjinya? tidak hanya para pejabat atau anggota DPR, setiap kita yang berani membuat janji maka harus berani jujur untuk menepatinya.  Jujur dalam perbuatan Jujur dalam perbuatan adalah inti dari semua tingkatan kejujuran. Dari mengucapkan, kemudian menetapkan niat dengan kemauan yang kuat hingga berani menepatinya yang pada akhirnya harus di wujudkan dalam bentuk perbuatan. Semua perbuatan yang dilakukan harus berdasarkan pada kebenaran apa adanya. Semuanya dilakukan hanya karena Allah, SWT.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 11



Di akhir khutbahnya, satu pertanyaan yang terlontar dari sang khotib yakni apa yang harus dilakukan agar menjadi orang jujur? Lantas sang khatib berwasiat bahwa agar menjadi orang jujur salah satunya adalah berkumpulah atau bergaulah hanya dengan orang-orang yang jujur. Siapkah kita menjauhi orang-orang yang tidak jujur? Semoga kita semua termasuk orang-orang yang bisa berbuat kejujuran. Amin... Hasil Khutbah Jum'at di Masjid Bapeten Jakarta, 20 September 2013 Tambahan bacaan lain: http://www3.eramuslim.com/hikmah/berlakulah-jujur.htm#.UjvtluI6g5Z http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/jujur-kiat-menuju-selamat.html http://health.kompas.com/read/2012/08/06/11053583/Orang.Jujur.Lebih.Sehat.dan.Baha gia



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 12



Lima Tingkatan Nikmat Yang Harus di Syukuri « Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".QS. 'Ibrahim [14] : 7 Hari Jum'at lalu, tepatnya tanggal 17 Januari 2014, khutbah Jum'at di Masjid AlHidayah BAPETEN membahas tentang keharusan manusia untuk mensyukuri nikmat, utamanya dalam kehidupan ini. Umur yang diberikan Allah, SWT hendaknya harus digunakan untuk hal kebaikan dan ibadah hanya karena Allah, SWT. Khatib berwasiat kepada semua jemaah Jum'at bahwa ada lima tingakatan nikmat yang harus di syukuri oleh setiap umat muslim agar selalu berbuat kebaikan. Lima tingkatan ini diawali dari yang terendah hingga yang tertinggi. Harta Pertama, nikmat dikasih harta. Nikmat ini adalah nikmat yang terendah. Bagi setiap muslim yang dikasih harta hendaknya senantiasa selalu bersyukur untuk memanfaatkan hartanya dalam hal kebaikan. Adanya harta yang diberikan oleh Allah. SWT jangan sampai membuat kita lupa terutama untuk beribadah kepada-NYA. Harta tersebut merupakan titipan yang kelak semuanya akan dipertanggungjawabkan di akherat nanti. Di satu sisi, demi mengejar harta tidak sedikit manusia bekerja dari pagi sampai malam hingga seringkali lupa beribadah kepada sang khalik. Banyak orang yang tidak sadar bahwa dalam hidup ini adalah singkat sehingga amat di sayangkan jika lupa untuk berbuat kebajikan yang dianjurkan Allah.SWT melalui rosulnya Muhammad,SAW. Ada sebuah kisah menarik dari dialog Nabi Musa dengan seorang nenek berikut ini. Kiranya kisah ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua tentang singkatnya umur kita di dunia ini. "Nenek mengapa engkau bersedih?", tanya Nabi Musa kepada seorang nenek "Saya sedih karena ditinggalkan oleh anak saya," jawab sang nenenk "Memang umurnya berapa nek," tanya Nabi Musa kembali "Umur saya 400 tahun. Sedangkan anak saya yang meninggal berumur 100 tahun."



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 13



"Wahai nenek seandainya engkau tahu bahwa umat Nabi Muhammad nanti umurnya hanya 63-70 tahun, pasti engkau akan bersyukur," kata Nabi Musa kembali. Lantas sang nenekpun menimpali, "Seandainya saya hidup dizaman Nabi Muhammad,SAW niscaya hidup yang singkat itu akan saya gunakan hanya untuk beribadah kepada-NYA. Saya tidak akan membangun mati-matian gubuk yang reot ini." Lalu Musa berkata kembali,"Walau umat Nabi Muhammad itu berumur pendek akan tetapi mereka banyak yang bergelimang harta, banyak hidupnya yang berfoyafoya, banyak yang hidupnya hanya untuk mengejar dunia semata." Dialog singkat antara Nabi Musa dan nenek itu kiranya dapat menjadi pelajaran penting bagi kita semua utamanya bagi pemilik blog ini agar senantiasa selalu bersyukur atas limpahan rahmat-NYA baik yang sadar maupun yang tidak di sadari. Sangat jelas nikmat Allah, SWT ini tidak bisa dihitung dengan angka. Kesehatan Kedua, nikmat dikasih kesehatan. Betapa nikmat sehat itu sangat mahal dan bergharga sekali. Percuma seandainya kita dikasih harta berlimpah namun fisik kita tidak sehat. Oleh karenanya selama kita sehat ini pergunakanlah hanya untuk beribadah kepada-NYA. Berbuat kebajikan dikala sehat merupakan refleksi rasa syukur kita kepada Allah, SWT. Coba bayangkan seandainya hanya 30 detik saja kita tidak diberikan udara untuk bernafas, maka sudah bisa ditebak apa yang akan terjadi. Iman Ketiga, nikmat iman. Nikmat diberikan iman Islam ini adalah tingkatan yang ketiga dimana wajib kita syukuri karena lahir dalam keadaan sebagai seorang muslim. Betapa Allah, SWT akan memberikan hidayah-NYA kepada orang-orang yang dipilihNYA. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk tidak mensyukuri-NYA. Atas Iman Keempat, nikmat di atas iman. Ada nikmat iman dan ada juga nikmat di atas iman. Maksud dari nikmat dia atas iman adalah mereka yang telah berhasil mengajak orang-orang untuk beribadah kepada Allah, SWT. Oleh sebab itu, tanpa hidayah yang diberikan oleh Allah, SWT tidak mungkin kita akan berhasil untuk mengajak orang-



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 14



orang dalam berbuat kebaikan. Pendek kata, nikmat diatas iman adalah mereka yang telah menyerukan kebenaran kepada umat muslim kemudian berhasil diikuti oleh segenap manusia untuk menyembah dan beribadah hanya kepada Allah,SWT. Inilah Jihad sebenarnya yang harus dilakukan umat muslim yakni menyerukan kebaikan bukan dengan mengebom dikeramaian sehingga banyak menelan korban jiwa yang salah sasaran. Khusnul Khatimah Kelima, nikmat meninggal khusnul khatimah. Nikmat yang satu ini tentu belum semua manusia mangalaminya jika masih hidup. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang lemah senantiasa selalu berdo'a kepada Allah, SWT agar ketika meninggal semoga dengan ujung yang baik (khusnul khatimah). Beribadah dan berbuat kebaikan sematamata hanya karena Allah, SWT adalah jalan untuk mencapai itu. Semoga kita semua dapat memperoleh nikmat meninggal khusnul khatimah.Amin.. Sekali lagi, semoga kita semua bisa menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur. Utamanya bersyukur pada lima tingkatan nikmat yang telah dibahas diatas. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".QS. 'Ibrahim [14] : 7 Intinya yang saya tangkap dari khutbah Jumat di Masjid Al-Hidayah BAPETEN tersebut bahwa, sang khatib berpesan: hidup kita yang pendek ini agar senantiasa selalu beribadah semata-mata hanya karena Allah,SWT. Ibadah disini konteksnya luas, jadi berbuatlah amal dan perbuatan yang sudah di gariskan oleh Allah,SWT. Hidup yang singkat ini hendaknya harus selalu kita gunakan untuk berbuat kebaikan. Di ujung khutbah, sang khtib berwasiat jangan sampai hidup kita ini dipenuhi dengan kerugian seperti yang disindir oleh Al-Quran dalam surat Al-Ashr yang artinya: ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr). Masjid Al-Hidayah BAPETEN Jakarta, 17 Januari 2014



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 15



Tiga Hal Yang Harus Dilakukan Agar Menjadi Manusia Beruntung Menurut Imam Nawawi, 3 hal yang harus dilakukan agar menjadi manusia beruntung: selalu berdzikir (ingat) Allah, SWT, sabar dan qana'ah Apa yang harus dilakukan agar menjadi manusia beruntung baik di dunia maupun akherat? itulah tema khutbah Jum'at di masjid kantorku pada tanggal 25 April 2014. Menurut Imam Al-Ghazali, ada empat macam atau tipe manusia yang ada di dunia ini. Pertama, manusia yang selamat di dunia dan di akherat. Kedua, manusia yang selamat di akherat tetapi sengsara di dunia. Ketiga, manusia yang bahagia di dunia namun sengsara di akherat dan yang keempat, manusia yang sengsara baik di dunia maupun diakherat. Manusia pertama adalah manusia yang paling mulia dan beruntung. Itulah target yang harus kita capai sebagai seorang muslim. Manusia kedua adalah manusia yang masih beruntung. Walaupun di dunia tidak bahagia, namun di akherat kelak akan mendapatkan keselamatan. Sedangkan manusia ketiga adalah manusia kurang beruntung dan pada manusia keempat adalah manusia yang lebih tidak beruntung lagi. Sudah di dunia sengsara, di akherat pula tidak selamat. Nauzubillahiminzalik. Untuk menjadi manusia yang beruntung dalam artian bahagia di dunia dan selamat di akherat, maka menurut Imam Nawawi ada 3 (tiga) hal yang harus dilakukan. Pertama, hati dan pikiran kita selalu berdzikir (ingat) kepada Allah, SWT. Dimanapun kita berada, baik dikantor, dijalan, dirumah, hati kita selalu tertuju kepada Allah, SWT. Dzikir selalu mengingat Allah, SWT dimana dan kapanpun berada adalah rahasia bagi seseorang yang akan bisa bahagia baik di dunia yang fana ini maupun di akherat yang kekal. Jika hati kita selalu tertuju dan ingat kepada Allah, SWT niscaya semua perbuatan yang dilakukan akan selalu terjaga dan tentu saja bernilai ibadah. Kedua, bersabar dalam beribadah. Sabar dalam caci-makian. Sabar adalah kata yang sangat mudah di ucapkan dan penuh perjuangan untuk dilakukan. Bersabar dalam beribadah adalah bagaimana hendaknya ketika melakukan ibadah dengan sebenarbenarnya niat dan tujuan hanya karena Allah,SWT. Sabar dalam caci makian adalah dimana suatu kondisi cobaan manusia untuk menjadi seseorang yang lebih beriman dan bertaqwa. Inilah prinsip yang harus dijalankan sebagai seorang muslim. Sabar konteksnya luas, oleh karena itu hendaknya semua perbuatan yang kita lakukan bersandarkan pada sifat sabar. Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 16



Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS: Ali Imran Ayat: 200) Ketiga, Qana'ah artinya merasa ridha dan cukup dengan pembagian rezeki yang diberikan Allah, SWT. Apapun yang diberikan kepada Allah, SWT hendaknya disyukuri dengan penuh keridhoan. Bukan harta dan kekayaan, bukan jabatan, juga bukan pula ketampanan yang akan membuat manusia menjadi bahagia melainkan sifat qana'ah yang dilandasi dengan rasa syukur dan ridho. Jika kita abai terhadap rasa syukur, niscaya hati tidak akan tentang dan tentram. Belum lagi peringatan keras Allah, SWT yang akan mengadzab bagi manusia ingkar.



Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS: Ibrahim Ayat: 7) Semoga kita semua bisa menjalankan tiga amalan menurut Imam Nawawi tersebut sehingga kita semua bisa menjadi manusia yang beruntung yakni manusia yang bahagia di dunia dan akherat kelak. Amin.... Masjid Al-Hidayah BAPETEN Jakarta, 25 April 2014



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 17



BAB II Majelis Ilmu, Dakwah dan Hikmah  Sebaik-Baiknya Kuliah Adalah Kuliah Shubuh  Dakwah Melalui Media Teknologi  Cara Unik Umar bin Abdul Aziz Ketika Menunjuk Pejabat  Kisah Anak Kecil Menangis, Santri dan Kyai  Kisah Imam Hanafi Menangis Karena Anak Kecil  Kisah Putusnya Jari Sang Raja Dan Pemuda Buta  Kisah Sultan Murad IV dan Mayat di Hutan  Impian Sukses di Usia Muda



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 18



Sebaik-Baiknya Kuliah Adalah Kuliah Subuh “Allah meninggikan derajat orang yang menuntut ilmu” Saya pernah menulis tentang cara kuliah dikampung khususnya di Indramayu. Ada tiga cara yang bisa dilakukan. Cara pertama harus mengeluarkan uang alias membayar misalnya kuliah di perguruan tinggi. Cara kedua gratis dan manfaatnya begitu besar bahkan hingga ke akherat misalnya kuliah subuh dan kuliah tujum menit (kutum). Sedangakan cara yang ketiga ini dapat menghasilkan uang, yakni “kuli-ah” di Eretan (salah satu wilayah Indramayu yang dekat dengan pantai penghail garam). Dahulu, di kampung saya ketika ada anak yang ingin kuliah di perguruan tinggi namun tidak punya biaya, maka seringkali si orang tua memlesetkannya dengan guyonan-guyonan. Misalnya “kuli uyah saja di Eretan”. Padahal alangkah lebih baiknya, jika si orang tua itu mengatakan kuliah subuh saja atau kuliah tujuh menit (kultum) di masjid karena sejatinya sebaik-baiknya kuliah adalah kuliah subuh. Pesantren Kilat dan Kuliah Subuh Bulan ramadhan ini adalah bulan yang biasanya banyak menyelenggarakan kuliah subuh. Saya jadi teringat dulu ketika jaman masih pelajar yang harus mengikuti kegiatan pesantren kilat. Dalam kegiatan tersebut setiap siswa harus meminta tanda tangan imam sholat, baik untuk sholat wajib lima waktu atau sholat sunah terawih. Selain itu tentu saja mencatat setiap hasil khutbah solat jum'at dan kuliah subuh. Ini berarti setiap siswa harus ikut secara aktif kegiatan-kegiatan ibadah dibulan ramadhan termasuk mengikuti kuliah subuh. Adanya kegiatan tersebut ternyata secara tidak langsung dapat memberikan efek positif. Dengan mencatat hasil kuliah subuh, ada banyak manfaat bagi siswa itu sendiri. Pertama, ia akan teringat apa yang dicatatnya asalkan tidak menyalin punya teman. Kedua, dengan mengingat itu paling tidak siswa dapat menambah ilmu agama Islam yang idealnya harus diimpelementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, ini yang paling penting, yakni mendapatkan pahala. Walaupun niat awal si siswa itu karena sebuah tugas dari sekolah, paling tidak dengan menjalankan tugas itu, maka akan dapat melatih siswa agar lebih rajin lagi dalam menjalankan aktivitas keagamaan dibulan ramadhan khususnya untuk masa-masa yang akan datang. Proses dan dampak jangka panjang ini yang harus kita lihat.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 19



Kuliah Tujuh Menit (Kultum) Selain kuliah subuh, ada satu lagi kuliah yang paling baik yaitu kuliah tujuh menit atau sering disebut dengan istilah kultum. Kultum ini sama halnya dengan kuliah subuh. Bersifat gratis dan manfaatnya begitu besar. Di bulan ramadhan ini kultum biasanya dilakukan sebanyak tiga kali. Pertama, menjelang maghrib atau berbuka puasa. Kedua, menjelang solat terawih atau ba'da Isya dan ketiga ba'da solat zhuhur. Dikantorku Alhamdulillah, ba'da solat zhuhur selalu ada kultum baik dari rekan-rekan kantor yang tahu ilmu agama maupun dari ustad yang sengaja diundang untuk menjadi penceramah. Sungguh kuliah subuh dan kultum itu sebuah kegiatan yang manfaatnya begitu besar. Mendengarkan kuliah subuh dan kultum itu sama saja dengan menghadiri sebuah majelis ilmu. Dengan demikian, ketika menghadirinya, maka memiliki kedudukan yang sama dengan seseorang yang sedang menuntut ilmu. Allah meninggikan derajat orang yang menuntut ilmu. Seperti firman Allah dalam QS. Al-Mujadila [58] : 11. Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Renungan Jum’at di Pamulang, 21 Juni 2015



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 20



Dakwah Melalui Media Teknologi “Seorang muslim yang baik adalah selalu menganjurkan dan menyerukan kepada muslim lainya agar berbuat kebajikan.” Hari ketiga sholat taraweh di Masjid Al-Hidayah Pamulang menghadirkan penceramah kultum dengan tema dakwah melalui media teknologi utamanya internet. Hal menarik yang menjadi catatan adalah pertama, para ustad, mubaligh, guru, dan lainya hendaknya tidak boleh gaptek. Kedua, dakwah dengan memanfaatkan media teknologi mempunyai kelebihan dibanding dakwah dengan cara-cara seperti biasanya seperti tidak terbatas ruang dan waktu, dilakukan secara masif, murah dan dengan target yang lebih banyak. Berdakwah



bagi seorang muslim adalah suatu keharusan. Hal ini seperti



tercantum dalan hadist Rasulullah Salla Allahu ta ala alayhi wa Sallam : “Sampaikan dariku walau satu ayat, dan ceritalah (sebutlah) apa yang dari Bani Israil tiada apa, dan barangsiapa yang berdusta keatasku (dengan sengaja) maka siaplah tempatnya duduknya di neraka” (HR Bukhari). Islam adalah agama Rahmatan Lil 'Alamin. Islam berasal kata dari salama yang artinya selamat. Sedangkan secara harfiyah berarti damai, selamat, tunduk, dan bersih. Dalam Al-quran juga islam berasal dari kata "salamun" yang artinya selamat. Orang yang beriman dalam islam disebut muslim. Seorang muslim adalah orang yang senantiasa berserah diri kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah dan laranganNYA sehingga akan selamat dari dunia dan akherat. Disisi lain seorang muslim bukan hanya selamat untuk dirinya saja melainkan untuk orang lain. Oleh karena itu seorang muslim yang baik akan selalu mengajak atau menyerukan kebaikan kepada orang lain. Inilah hebatnya seorang muslim karena tidak memikirkan keselamatan dirinya sendiri, tidak egois. Metode Berdakwah Beberapa metode berdakwah biasanya dilakukan dalam dua cara. Pertama, dengan cara lisan seperti ceramah-ceramah di masjid, sekolah, kampus, dll. Kedua, tulisan yang bisa disebar dengan media cetak atau elektronik seperti internet. Untuk media cetak seperti buku, majalah, buletin, koran dan lain sebagainya. Untuk media elektronik seperti televisi dan radio bisa termasuk dalam kategori lisan. Sedangkan Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 21



untuk internet khususnya melalui media jejaring sosial seperti Facebook, Google+, Twitter dan lainya. Selain media sosial, berdakwah dengan tulisan diinternet bisa juga dengan memanfaatkan website, blog, forum-forum dan sejenisnya. Media Teknologi Internet Menyikapi perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang misalnya kepemilikan smartphone. Kita tahu mudahnya seseorang mengakses internet hanya dengan gadget tesebut. Sehingga berdakwah melalui internet tentu sangat dianjurkan. Seorang muslim yang baik hendaknya memanfatkaan media ini untuk halhal yang bersifat kebaikan. Facebook misalnya, silahkan media ini digunakan untuk membagikan anjuran atau ajakan atau memotivasi dalam berbuat kebajikan. Jangan sekali-sekali digunakan untuk perbuatan yang buruk seperti menggunjing, menghina, mencaci, menghardik ataupun menulis berita bohong dan fitnah seperti menyebarkan informasi-informasi yang belum tentu kebenarannya. Seorang muslim harus memanfaatkan keberadaan media teknologi sebagai ladang untuk beramal sehingga bermanfaat bagi muslim lainya. Hal ini seperti yang tertera dalam hadist Rasullullah SAW yang berbunyi: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah) Melalui blog, umat muslim juga bisa menulis dan menyebarkan artikel- artikel yang mengajak pada perbuatan kebaikan. Jangan dibalik malah menyebarkan beritaberita yang mengandung fitnah sehingga kita malah terjerumus pada kebangkrutan. Jangan sampai kita termasuk dalam orang-orang yang bangkrut seperti dalam hadist Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini: “Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab : “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.” Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 22



kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya



sementara



belum



semua



kedzalimannya



tertebus,



diambillah



kejelekan/kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim no. 6522) Islam Umat Terbaik Sebagai penutup, sebagai seorang muslim ideal mari kita hendaknya berdakwah dengan memanfaatkan media teknologi seperti internet untuk berbuat kabaikan. Seorang muslim yang baik adalah selalu menganjurkan dan menyerukan kepada muslim lainya agar berbuat kebajikan. Betapa Allah, SWT memuliakan dan meninggikan umat islam beserta rasul-Nya yang mulai dengan memberikan kewajiban bagi setiap muslim untuk berdakwah seperti yang tersirat dalam surat Ali-Imron yang berbunyi:



"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (Ali Imran: 110). Masjid Al-Hidayah Pamulang, 7 Januari 2014



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 23



Cara Unik Umar bin Abdul Aziz Ketika Menunjuk Pejabat “Apapun yang harus dilakukan ketika mencari seseorang dalam memberikan kepercayaan untuk menjabat adalah harus dengan kriteria utamanya yaitu akhlak yang baik.” Dua hari yang lalu saat mengikuti kultum ba'da duhur di masjid kantor, ada suatu kisah yang menurut saya unik dan menarik untuk menjadi teladan kita umat muslim. Menurut saya kisah ini lebih cocok lagi untuk para politikus atau siapapun yang menjadi pemimpin dimanapun berada. Kisah tersebut adalah tentang cara unik Umar bin Abdul Aziz yang menunjuk seorang pejabat dalam hal ini seorang penasehat untuk dirinya. Ia melakukan dengan cara yang sederhana dengan berdasarkan kriteria akhlak yang baik. Ketika Umar bin Abdul Aziz ditunjuk sebagai seorang khalifah oleh Sulaiman Bin Abdul Malik, Umar menangis terisak-isak karena itu merupakan amanah berat yang harus diembannya. Beliaupun merasa manusia yang banyak dosa disisi Allah, SWT. Beliau adalah seseorang yang zuhud dan merasa tidak pantas menjadi khalifah walaupun itu hasil penunjukan dan semua yang hadir saat itu menyetujuinya. Beliau adalah seorang khalifah yang menolak kendaraan dinas seekor kuda bagus dengan kusirnya. Bahkan konon kabarnya, kendaraan dinas tersebut dijual dan uangnya dimasukan ke baitul maal. Beliau juga adalah orang yang yang mengucapkan Inna lillahi wa Inna ilaihi raji’uun, ketika ditunjuk menjadi khalifah. Bagaimana dengan kita ketika diberikan amanah seperti Umar? Alkisah, Umar mencari seorang penasehat untuk dirinya. Lalu, Umarpun mengangkat sebuah batu besar yang sengaja diletakan ditengah jalan. Kemudian, Umarpun menunggui batu tersebut namun dengan cara bersembunyi. Umar memperhatikan batu dari atas balkon. Ia perhatikan batu itu dari pagi hingga menjelang malam. Di tengah-tengah banyak lalu lalang orang, nyatanya adanya batu itu tidak serta merta orang peduli. Suatu hari ada seorang anak muda, melewati batu yang diletakan Umar, namun hanya sekilas memperhatikan dan melihat. Tanpa berkata-kata, lantas pemuda tersebut meninggalkannya tanpa peduli. Kemudian, ada juga anak muda lagi melintasi di depan batu itu. Namun, dengan kondisi yang sama dengan pemuda sebelumnya hanya melihat



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 24



saja, namun pemuda kali ini sambil menggerutu. "Keterlaluan!!!, siapa yang meletakan batu besar ditengah jalan ini. Benar-benar menganggu", gerutu pemuda tersebut. Dengan sabar Umar bin Abdul Aziz masih terus memperhatikan batu yang diletakannya ditengah jalan itu. Menjelang malam, ada seorang kakek tua yang membawa gerobak melewati batu besar yang ada ditengah jalan. Kemudian, kakek tua itupun bicara. "Ya Allah, ada batu besar ditengah jalan.Sedangkan hari menjelang malam. Jika tidak kupindahkan, maka akan membahayakan orang yang lewat." Kemudian kakek tua itu dengan susah payahnya memindahkan batu besar itu ke dalam gerobaknya untuk dibawah ketempat yang lebih aman agar tidak menggangu lalu lalang orang yang berjalan. Melihat kakek tua itu, akhirnya Umar bin Abdul Aziz dengan mantap mengangkat kakek tua tersebut sebagai penasehatnya. Hikmah Dari Kisah Umar bin Abdul Aziz Apa yang terbesit dibenak teman-teman mengenai kisah cara unik Umar bin Abdul Aziz yang meletakan batu besar ditengah jalan? Tentu Umar melakukan itu dengan sebuah tujuan, yakni untuk mencari seorang pejabat sebagai penasehatnya. Umar memberikan contoh kepada kita, bahwa hal apapun yang harus dilakukan ketika mencari seseorang dalam memberikan kepercayaan untuk menjabat adalah harus dengan kriteria utamanya yaitu akhlak yang baik. Kakek tua diatas adalah salah satu contoh yang mempunyai akhlak dan kebijaksanaan dibandingkan dengan dua orang pemuda yang hanya sekedar melewati tanpa peduli bahkan hanya bisa menggerutu tanpa ada solusi. Menurutku, di Indonesiapun demikian. Diperlukan abdi masyarakat yang berakhlak baik seperti kakek tua tersebut. Begitu pentingnya akhlak karena itu adalah salah satu pondasi besar umat muslim untuk maju. Seperti halnya nabi besar kita Muhammad, SAW. Beliau diutus ke bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia. Hal ini tersirat dalam hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda: “Sungguh aku diutus menjadi Rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang saleh (baik)." Lagipula, pada hakekatnya seluruh ibadah yang kita lakukan muaranya adalah pada akhlak. Lihat nilai-nilai moral ibadah kita : 1. Sholat mencegah perbuatan keji dan munkar



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 25



2. Puasa untuk mencapai derajat takwa dan taat pada aturan Allah 3. Haji dilarang rofas, fusuq, dan jidal dalam berprilaku 4. Zakat menumbuhkan empati dan berbagi kepada para mustahik Jadi, semua ibadah kita bermuara pada akhlak yang baik. Semoga kita semua menjadi manusia yang berakhlak baik. Amin



Masjid Al-Hidayah BAPETEN Jakarta, 5 April 2015



\



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 26



Kisah Anak Kecil Menangis, Santri dan Kyai “Sungguh aku diutus menjadi Rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang saleh (baik).” (Abu Hurairah) Kisah yang saya tulis ini adalah kisah nyata dari salah seorang ustad. Kemarin malam di Masjid Al-Hidayah Pamulang Permai 1 telah memperingati Maulid Nabi Muhammad, SAW 1436 H dan yang mengisi ceramah adalah ustad tersebut. Salah satunya menceritakan tentang pesan yang disampaikan kyai-nya ketika ustad tersebut masih menjadi santri di sebuah pondok pesantren. Kisahnya memang sederhana, namun pesan yang disampaikan mengandung nasehat yang begitu mendalam. Dalam acara maulid nabi tersebut pokok bahasan utama adalah mengenai suri teladan nabi yaitu akhlak. Ruang lingkup akhlak meliputi akhlak kepada Allah, SWT, diri sendiri, keluarga, sesama manusia dan alam semesta. Salah satu suri tauladan Rasulullah yang harus kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah akhlak kepada Allah, SWT. Perbuatan yang dianjurkan yaitu agar kita semua pandai bersyukur. Dua peristiwa penting yang pernah dilakukan Rasulullah adalah ketika sholat malam hingga kakinya bengkak. Istrinya, Aisyah penasaran hingga menanyakan kepada baginda nabi. Kisah ini tersirat dalam HR. Bukhari dan Muslim. Aisyah, ia berkata : Rasulullah apabila shalat malam beliau berdiri hingga kedua kakinya bengkak.” A’isyah bertanya: “Mengapa engkau berbuat seperti ini, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang”. Maka Nabi menjawab: “Tidak bolehkan aku menjadi hamba yang pandai bersyukur?” Sungguh sebuah jawaban yang luar biasa. “Tidak bolehkan aku menjadi hamba yang pandai bersyukur?” Ini yang seharusnya kita malu kepada Allah dan Rasulullah. Hendaknya kita sebagai umatnya harus meneladani beliau. Jangan sedikitpun mengeluh dan jadilah manusia yang selalu pandai bersyukur. Semoga kita semua bisa mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Amin. Peristiwa kedua adalah ketika beliau menyuruh istrinya agar memasak daging domba. Sebenarnya Rasul jarang sekali memakan daging, namun salah satu daging yang paling disukai adalah daging domba. Beberapa makanan dan minuman yang sering dikonsumsi adalah kurma dan air zam-zam. Ketika memasak daging domba itu, baunya menyebar kemana-mana sehingga para tetangga menyangka di rumah Rasul sedang mengadakan kenduri. Maka, datanglah satu persatu tetangganya ke rumah baginda nabi. Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 27



Dan istri beliau memberikan daging domba itu kepada setiap tetangga yang datang hingga tidak terasa yang tersisa adalah hanya kaki domba. Istri beliau tentu merasa bingung apa yang harus dijawab ketika baginda nabi bertanya. Ketika Rasulullah menanyakan masakan daging domba itu, sang istri menjawab," ya Rasulullah, masakan daging domba itu telah habis kecuali hanya tersisa kaki dombanya" Diluar dugaan, Rasulullah menjawab," Ya Aisyah, kamu salah yang tersisa itu bukanlah benar-benar sisa melainkan yang diberikan tetangga itu yang merupakan sisa kelak diakherat. Kaki domba itu justru hanya dimakan oleh kita dan habis tak berbekas." Ini artinya, Rasul mengajak kita untuk berpikir hakikat. Apa yang diberikan untuk semua orang itulah kelak akan diperhitungankan diakherat. Sehingga Rasulullah pernah mengucapkan kriteria orang cerdas adalah orang yang sering mengingat mati dan telah mempersiapkan bekalnya nanti untuk akherat dengan banyak berbuat amal shaleh. Yakin Besok Masih Hidup? Lantas apa hubungannya si anak kecil yang menangis, santri dan sang kiyai terhadap dua peristiwa dari Rasulullah tersebut? Silahkan simak cerita singkatnya dibawah ini. Ambil hikmahnya untuk kehidupan kita sehari-hari. Semoga kita bisa menjalaninya. Amin. Di suatu kesempatan sang ustad melihat seorang anak kecil menangis. Lalu ia datangi dan menanyakannya. "Dek kenapa nangis?" "Uangku habis, jadi besok gak bisa jajan lagi," jawab sang anak merengek Sang ustadpun mencoba menenangkan anak kecil tersebut. Lalu datanglah kyai dan menanyakan ke santri tersebut "Ada apa pulan?" tanya sang kyai "Ini guru, katanya duitnya habis, jadi besok gak bisa jajan," jawab sang ustad "Ya Allah, kaya besok tahu aja kalau masih hidup," jawab sang kiyai dengan yakin sembari meninggalkan ustad tersebut.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 28



Apa yang ada dalam benak pikiran teman-teman? Sepintas memang anak kecil tak mengerti akan itu. Tapi sangat jelas pesan itu ditujukan untuk kita orang-orang dewasa yang ingin bersikap cerdas seperti diungkapkan Rasulullah. Tentu ini bagi yang merasa. Tak usah memikirkan besok yang belum pasti, pikirkan sekarang yang sedang dijalani dengan banyak melakukan perbuatan amal sholeh dan bersyukurlah dengan apa yang ada saat itu. Semoga kita semua termasuk dalam orang-orang yang bisa pandai bersyukur. Amin... Masjid Al-Hidayah Pamulang, 3 Januari 2015



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 29



Kisah Imam Hanafi Menangis Karena Anak Kecil Hati-hati dengan godaan syaitan berbentuk halus tidak terlihat misal rasa sombong, ujub, atau merasa paling hebat. Renungan untuk hari Jum'at kali ini, saya membaca sebuah artikel yang mengandung filosofi hidup. Saya membacanya disitus Nahdatul Ulama (NU). Saya senang sekali membaca disitus tersebut terutama khusus pada kategori hikmah. Banyak cerita-cerita kehidupan orang terdahulu yang bisa dijadikan pelajaran penting untuk masa kini dan masa yang akan datang. Seperti salah satu kisah Imam besar Hanafi yang menangis karena anak kecil. Kenapa Imam Hanafi bisa menangis hanya karena anak kecil? Berikut kisahnya: Imam Hanafi Imam Hanafi lebih terkenal dengan sebutan Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit. Suatu hari beliau bertemu dengan seorang anak kecil miskin sedang berjalan memakai sepatu yang terbuat dari kayu. ”Hati-hati, Nak, dengan sepatu kayumu itu. Jangan sampai engkau tergelincir,” kata Imam Hanafi menasehati. Sang bocahpun tersenyum, sembari mengucapkan terima kasih. Lantas iapun bertanya. "Tuan, bolehkah saya tahu namamu?" ”Nu’man,” Jawab sang imam ”Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar al-imam al-a‘dham (imam agung) itu?” Jawab sang bocah menimpali. ”Nak, bukan aku yang menyematkan gelar itu, melainkan masyarakatlah yang berprasangka baik dan menyematkan gelar itu kepadaku,” Jawab Imam Hanafi. "Wahai sang Imam, hati-hati dengan gelarmu itu. Jangan sampai Tuan tergelincir ke neraka gara-gara dia. Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskanmu ke kubangan api yang kekal jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya,” Kata anak kecil yang memakai sepatu kayu tersebut. Imam hanafi pun menangis. Beliau merasa bersyukur masih ada yang mengingatkannya. Bahkan tidak disangka-sangka peringatan itu datang dari lidah anak kecil yang masih polos. Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 30



Hikmah Untuk Kita Semua Melihat kisah Imam Besar Hanafi menangis karena anak kecil, maka selayaknya kita mengambil pelajaran penting dari beliau. Ada tiga hal yang bisa kita ambil hikmahnya. Pertama, beliau seorang imam besar yang memiliki ilmu tinggi, namun ketika peringatan itu datang dari seorang anak kecil, beliaupun menerimanya dengan menangis memohon ampun dan bersyukur kepada Allah, SWT karena telah diperingatkan melalui lidah si anak itu. Lantas, beliau pun tidak memarahi si anak tersebut dan juga tidak merasa gengsi. Beliau tetap rendah hati. Justru beliau tersungkur menangis karena apa yang dikatakan anak kecil itu benar adanya. Hikmah kedua adalah terkait gelar yang disandangnya. Semua itu akan dipertanggungjawabkan kelak kepada yang maha kuasa. Ketika seseorang yang diberikan gelar oleh masyarakat sebagai ustad, guru ngaji, dan apapun itu, pada hakekatnya akan ada banyak godaan syaitan yang bisa menjerumuskan atau menggelincirkan itu ke dalam neraka. Godaan tersebut bisa berbentuk halus tidak terlihat misal rasa sombong, ujub, merasa paling hebat dan lain sebagainya. Analogi yang mudah dan dapat kita rasakan ketika kita mengendarai sebuah mobil mewah dibandingkan ketika menaiki sepeda. Apa yang dirasakan? Bagi yang terjerumus hawa nafsu, maka orang yang menaiki mobil mewah itu akan cenderung tergelincir kedalam sifat sombong, merasa keren dan hebat. Padahal sejatinya yang hebat hanyalah Allah, SWT. Berbeda dengan yang menaiki sepeda, tentu akan terasa lain. Contoh lain misalnya seorang doktor atau profesor. Tidak sedikit, dari mereka yang merasa hebat hanya karena gelar yang disandangnya. Sehingga seringkali dihinggapi sifat meremehkan orang lain, merasa benar, merasa hebat, ujub dan lain sebagainya. Semoga kita semua terhindar dari sifat yang demikian. Amin Hikmah ketiga adalah tidak hanya berkaitan dengan gelar. Orang-orang yang di beri rezeki oleh Allah, SWT seperti pangkat, jabatan dan kedudukan juga bisa menggelincirkan manusia ke lembah hitam. Fenomena demikian telah banyak terjadi di sekeliling kita. Semakin tinggi suatu pohon, maka akan semakin kencang angin yang menerpanya sehingga ini bisa menggoyahkan bahkan merobohkan pohon tersebut.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 31



Semoga cerita kisah Imam Hanafi diatas, dapat membuka mata hati kita untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi sesuai yang diajarkan oleh Allah, SWT melalui Rasul kita Nabi Besar Muhammad, SAW. Amin.



Renungan Rutin Jum’at, Pamulang, 23 Januari 2015 Ide sumber bacaan: http://www.nu.or.id/post/read/42760/tangisan-imam-hanafi-berjumpa-anak-kecil



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 32



Kisah Putusnya Jari Sang Raja Dan Pemuda Buta “Kita tidak tahu apa yang diberikan Allah, SWT kepada kita. Semua itu penuh misteri. Sebagai manusia yang beriman kepada Allah, SWT, harusnya selalu senantiasa bersyukur baik dikala senang maupun ketika sedang ditimpa musibah.” Tepat sebelum waktu sholat Jum'at dimulai, sebenarnya saya telah menulis tentang sebuah foto sederhana yang membuat saya harus bersyukur karena alam ciptaan-Nya yang begitu sempurna. Entah kebetulan atau tidak, tema khutbah untuk Jum'at ini, ternyata membahas tentang rasa syukur pula. Belajar tentang syukur memang selalu menjadi topik yang menarik bagi kaum muslimin dan muslimat dimanapun berada. Apalagi jika disampaikan melalui ceritacerita Islami yang penuh hikmah dan nasehat. Jum'at kali ini, khatib menceritakan sebuah kisah apik dan menarik. Kisah yang diceritakan tersebut adalah sebuah riwayat yang mempunyai hikmah mendalam tentang pelajaran rasa syukur. Melalui riwayat ini kaum muslimin dan muslimat bisa mengambil pelajaran penting untuk dijadikan motivasi agar selalu senantiasa bersyukur kepada Allah, SWT. Kisah ini adalah tentang putusnya jari sang raja terkenal dari Baghdad dan seorang pemuda buta. Berikut ceritanya yang saya bagi menjadi dua: Pergi Berburu Suatu hari raja mengajak pengawal setianya untuk berburu ke hutan. Sang raja memang terkenal dengan hobinya berburu binatang. Masuklah ia bersama pengawal setianya ke hutan belantara. Sang rajapun melihat seekor rusa yang bagus hingga begitu bahagianya hati sang raja. Saking senangnya, mulailah ia mengeluarkan panahnya lalu membidiknya. Ketika panah itu tepat mengenai rusa, lalu sang rajapun mengambil pisaunya hingga tak terasa pisau tersebut mengenai jarinya. Seketika putuslah jari sang raja tersebut. Kemudian ia memerintahkan pengawal setianya untuk mencari potongan jarinya. "Hei pengawal, coba cari dimana potongan jariku tadi," suruh sang raja "Paduka raja, syukurilah dengan apa yang terjadi," sahut pengawalanya Mendengar perkataan dari pengawalnya itu, lantas sang rajapun marah besar. Lalu ia kembali ke istana dan memenjarakan pengawalnya tersebut.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 33



Ditangkap Manusia Kanibal Di hari yang lain sang rajapun berburu kembli ke hutan. Kali ini dengan membawa pengawal barunya. Setelah memasuki hutan, ternyata sang rajapun salah jalan. Ia tersesat di hutan yang bukannya banyak binatang buruannya, melainkan tersesat dihutan yang ada sekolompok suku primitif pemakan manusia atau manusia kanibal. Akhirnya sang raja dan pengawal baru itu ditangkap oleh suku kanibal tersebut. Mula-mula pengawal barunya dimandikan lalu disembelih untuk dijadikan hidangan makanan. Setengah untuk persembahan dewa. Setengah lagi untuk dimakan oleh ketua suku manusia kanibal bersama anak buahnya. "Daging ini enak sekali, saya masih lapar. Masih adakah yang lainya?" tanya ketua suku. "Oh masih ada satu lagi tuan," jawab dari salah satu anak buahnya. "Ok, masak satu lagi," sahut ketua suku menimpali. Mendengar obrolan para manusia kanibal ini, sang rajapun ketakutan. Seluruh badanya gemetar tak terkira. Lalu, dibawahlah sang raja oleh para manusia kanibal ini. Setelah dimandikan dan ketika akan disembelih, salah satu dari manusia kanibal itu terkejut karena melihat salah satu jari dari sang raja tidak ada. Melihat itu, sang rajapun dibuangnya ditengah hutan. Para manusia kanibal itu tidak jadi untuk menyembelihnya karena ada yang kurang sempurna dengan anggota tubuhnya. Jika ini dilakukan, maka rasa dagingnya menjadi tidak enak. Belum lagi ini akan menjadi bala karena dewa akan menolak persembahan yang tidak sempurna. Bersyukur Sang rajapun benar-benar bahagia karena merasa bebas dari para manusia kanibal. Sepanjang jalan ia tak henti-hentinya bersyukur kepada Allah, SWT. Setiba di istana, ia pun mendatangi pengawal setianya yang dulu dipenjara. Lalu sang rajapun membebaskan sang pengawal tersebut. "Pengawal, saya berterima kasih kepadamu karena telah mengingatkanku untuk bersyukur", kata sang raja. Lalu ia menceritakan persitiwa berburunya hingga tersesat dihutan dan akan disembelih oleh manusia kanibal.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 34



"Wahai paduku raja, sesungguhnya saya yang harus berterima kasih karena saya dipenjara," jawab pengawalnya. Mendengar perkataan pengawalnya itu, sang rajapun semakin tidak mengerti. "Mengapa justru kamu yang minta maaf," tanya sang raja dengan roman muka kebingungan. "Wahai paduka raja, seandainya saya tidak dipenjara, mungkin saya yang akan disembelih oleh manusia kanibal itu. Karena saya dipenjara, maka yang disembelih adalah pengawal tuan raja yang baru," jawab pengawalnya. Sang rajapun baru tersadar. Mendengar jawaban dari pengawalnya, hati dan pikirannya mulai terbuka. Betapa semua kejadian itu ada hikmahnya. Kita tidak tahu apa yang diberikan Allah, SWT kepada kita. Semua itu penuh misteri. Sebagai manusia yang beriman kepada Allah, SWT, harusnya selalu senantiasa bersyukur baik dikala senang maupun ketika sedang ditimpa musibah. *** Pemuda Buta Kisah yang senada dengan diatas sebenarnya sudah pernah saya dengar juga ketika mendengarkan ceramah dari almarhum KH.Zainuddin, MZ ketika masih kecil. Hanya saja ada perbedaanya, yakni pada kisah peran dari orang yang diceritakannya. Kalau dari KH.Zainuddin, MZ, kisah itu tersiratkan oleh seorang pemuda yang buta sejak lahir. Suatu hari pemuda tersebut mengeluh dalam hati. "Ya Allah, mengapa saya dilahirkan dalam keadaan buta," gumam pemuda tersebut. Suatu ketika didesanya itu datangi oleh sekelompok suku pemakan manusia (kanibal). Lantas banyak pemuda didesa itu diambil untuk dijadikan hidangan makanan. Termasuk pemuda yang buta matanya itu tak luput dari culikan para manusia kanibal tersebut. Sebelum disembelih untuk dijadikan hidangan makanan, para kumpulan pemuda yang telah diculik itu diberikan makanan yang enak-enak agar gemuk. Para pemuda tidak tahu, mengapa mereka dikasih makanan yang enak-enak. Hingga tiba saatnya,



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 35



ternyata baru menyadari bahwa para pemuda itu akan disembelih untuk dijadikan hidangan makanan. Satu persatu para pemuda itu disembelih. Sekarang giliran terakhir, pemuda buta itupun dibawa dan akan disembelih pula. Ketika akan menyembelih, salah satu orang kanibal itu terkejut karena orang yang akan disembelih adalah orang buta. Seketika acara penyembelihanpun digagalkan. "Wah ini buta, kalau disembelih pasti dagingnya tidak enak," kata salah satu orang kanibal "Lebih baik dibalikan saja lagi ke desanya," teriak dari salah seorang lagi. Akhirnya sang pemuda buta itu dikembalikan ke desanya. Dalam hati, pemuda buta itu tak henti-hentinya bersyukur kepada Allah, SWT. Ternyata ada hikmahnya juga dengan apa yang terjadi pada kondisinya sekarang. Dua kisah diatas adalah pelajaran penting buat kita semua khususnya yang lupa akan rasa syukur kepada Allah, SWT. Apapun yang diberikan oleh yang maha kuasa terimalah dengan sabar, ikhlas dan ridho.



Masjid Al-Hidayah BAPETEN Jakarta, 14 Februari 2015



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 36



Kisah Sultan Murad IV dan Mayat di Hutan “Jika tidak tahu, diam adalah lebih baik” Saya ingin bercerita tentang namaku: Murad. Kisah ini adalah tentang Sultan Murad IV dan mayat di hutan. Cerita yang penuh hikmah ini saya dapatkan dari mendengarkan kajian Islami Shubuh tadi di Masjid Al-Hidayah Pamulang. Alkisah Sultan Murad IV ini selain seorang sultan juga seorang waliyullah yang mempunyai kemampuan rata-rata dari orang biasa. Sang sultan juga seorang pemimpin yang sering turun kebawah dengan menyamar sebagi rakyat biasa. Sultan Murad IV Pada suatu malam, sang sultan merasakan tidak enak badan, perasaannya tidak nyaman, tidurpun tidak nyenyak. Ada apa ini gerangan? Padahal sang sultan sudah mengambil wudhu, sholat malam tapi tetap merasakan gelisah. Dipanggilah semua penasehat spiritual (ulama). Sang sultanpun berkonsultasi dengan kondisinya. Diantara pensehat itu ada yang menanyakan mungkin pagi tadi sultan belum berkeliling kebawah. Sang sultanpun menjawab, "sudah" "Kalau begitu bagaimana kalau malam ini sultan berkeliling lagi," usul sang pensehat. "Ok," sahut sultan Mayat di Hutan Malam itu juga Sultan Murad IV beserta pensehat spiritualnya berkeliling ke desa-desa penduduk dengan pakaian menyamar seperti rakyat biasa. Ketika berkeliling itu sang sultan mencium bau busuk menyengat. Baunya benar-benar busuk. Sang sultan penasaran. "Bau apa ini? Sangat busuk sekali," tanya sang sultan kepada penasehatnya. Setelah mencari-cari sumber bau busuk itu, akhirnya ketemu juga. Bau busuk itu ternyata bersumber dari hutan. Setelah ditelusuri ke tengah hutan, sang sultanpun terkejut karena menemukan mayat. Sultanpun bertanya, mayat siapa yang ada ditengah hutan ini. Tak satupun yang mengetahuinya. Sang sultanpun membawa mayat itu dan ada penduduk yang mengetahuinya.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 37



"Oh itu mayat si pulan, si pemabuk. Dia seorang pezinah, orang zindik. Biarkan saja jangan diurus mayatnya," kata salah satu penduduk yang mengetahui mayat tersebut. Sang sultanpun membawa mayat itu ke istrinya dan menanyakan bahwa benarkah mayat tersebut itu suaminya. Wanita itu mengiyakan bahwa itu benar adalah mayat suaminya. "Ibu coba ceritakan suami ibu ini semasa hidupnya. Sampai-sampai, tidak ada penduduk yang mau mengurus dan menguburkannya?" tanya sang sultan penasaran. "Sebenarnya saya sudah menduga. Akhirnya ketakutanku benar juga. Kalau sampai suamiku meninggal pasti tidak ada penduduk yang mengurus dan menguburkannya karena dianggap pemabuk dan pezinah," jawab sang ibu menangis. " Sebenarnya kami ini orang berkecukupan. Setiap malam ini suamiku keluar mengetuk pintu wanita nakal. Lalu uang hasil kerja kerasnya diberikan kepada wanita nakal itu. Dia akan menanyakan kepada wanita itu. Berapa tarifnya semalam? Kemudian diberikannya uang lebih kepada wanita nakal itu untuk satu hari penuh dan ia akan berpesan jangan buka pintu lagi. Kalau ada tamu anak muda, jangan bukakan. Terus ia lakukan seperti itu dari pintu ke pintu hingga uangnya habis. Selain itu suamiku juga sering ke kedai minuman dan memborong semua minuman keras lalu dibuangnya secara sembunyi-sembunyi. Saya sudah memberikan nasehat kepada suamiku dengan apa yang dilakukannya akan dianggap jelek oleh masyarakat dan memang setiap malam ini orang-orang selalu melihat suamiku yang sering masuk rumah wanita nakal dan kedai berisi minuman keras. Saya tanya kepada suamiku mengapa melakukan ini? Suamiku menjawab supaya bisa menyelamatkan generasi muda ini agar tidak terjerumus dari wanita penghibur dan minuman keras. Tapi saya takut jikalau engkau meninggal, nanti orang-orang tidak mau mengurus dan menguburkan jenazahmu. Lantas suamiku menjawab, Allah akan mengirimkan sultan dan orang-orang soleh untuk merawatku," jawab sang ibu panjang lebar bercerita kepada sang sultan.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 38



"Subhanallah. Suami ibu itu wali Allah. Saya sultan. Saya bersama orang sholeh dan ulama yang akan memandikan, menyolatkan, dan mengkafaninya" jawab sultan menangis sambil membuka penyamarannya. Hikmah: Kisah Sultan IV dan mayat di hutan itu memberikan hikmah kepada kita semua. Hendaknya kita jangan terburu-buru menilai seseorang dari luarnya saja. Begitu pula dengan kondisi sekarang dimana terjadi ledakan informasi yang tidak terkontrol. Hendaknya dengan banyak beredaranya informasi, kita jangan cepat langsung percaya apalagi bukan dari sumber aslinya. Jika tidak tahu, diam adalah lebih baik. Biografi (Riwayat Singkat) Sultan Murad IV:  Nama Sultan Murad IV adalah Murad Ahmad  Lahir tanngal 16 Juni 1612  Meninggal 9 Februari 1640. Masih sangat muda berumur 27 tahun  Ia adalah Sultan Turki Utsmani dan merupakan anak dari Sultan Ahmad I dan Kosem  Ia juga masih keturunan Yunani  Memerintah sejak masih umur 11 tahun. Masa pemerintahannya dari 10 September 1623 hingga 9 Februari 1640 (memerintah selama 16 tahun 11 bulan)  Masa kepemimpinanya adalah memberantas korupsi, pemberantasan alkohol, kopi dan tembakau  Pemimpin yang sering turun kebawah dengan menyamar sebagai rakyat  Seorang waliyullah yang cerdas, pemberani dan memiliki pandangan yang tajam Kuliah Shubuh, Masjid Al-Hidayah Pamulang, 7 Desember 2014 Tambahan bacaan lain: http://id.wikipedia.org/wiki/Murad_IV http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/11/06/26/lne638-sejarah-parakhalifah-murad-iv-pendiri-kedua-daulah-utsmaniyah



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 39



Impian Sukses di Usia Muda Sukses terbesar manusia adalah jika ia menjadi seorang manusia yang bertaqwa. Inilah sukses yang bersifat hakiki. Mempunyai impian sukses di usia muda adalah sebuah cita-cita bagi setiap manusia. Namun demikian, tidak banyak manusia yang berhasil menggapai impiannya itu dengan baik. Disisi lain bagi mereka yang merasa sudah tercapai, sebaiknya jangan lupa untuk selalu tetap bersyukur. Sukses itu relatif. Oleh karenanya antara individu satu dengan individu lainya akan memiliki parameter sukses yang berbeda. Secara umum parameter sukses bisa juga ditentukan pada pandangan-pandangan yang berkembang di masyarakat. Sebagai contoh seorang anak buruh tani dengan penghasilan yang



pas-pasan dapat membiayai anaknya ke jenjang pendidikan



perguruan tinggi hingga lulus menjadi sarjana bahkan cepat mendapat kerja di perusahaan-perusahaan besar. Dalam pandangan masyarakat, kondisi tersebut bisa dikatakan sebagai orang yang sukses. Kasus lain misalnya jika anak seorang Doktor hanya mampu menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang S1, maka kondisi tersebut bisa dianggap sebagai orang yang belum sukses karena tolak ukurnya terhadap pendidikan orang tuanya yang lebih tinggi. Kedua contoh kasus diatas tentu akan lebih tepat jika kesuksesan dipandang dari segi pendidikan. Padahal jika diliat dari bidang lain tentu akan berbeda. Bisa jadi anak sang Doktor tersebut hanya bisa menyelesaikan pendidikannya hingga S1, akan tetapi dia berhasil dalam menggeluti dunia wirausaha. Misalnya walau ia hanya seorang tamatan S1, namun ia mempunyai banyak perusahaan. Kesuksesan tersebut tentu lebih tepat dipandang dari segi kekayaan. Parameter Sukses Parameter kesuksesan di masyakrakat secara umum akan diukur melalui beberapa kriteria. Apa saja? Berikut diantaranya:  Memiliki kekayaan. Bagi setiap indivdu yang memiliki kekayaan baik berupa uang berlimpah, tabungan deposito, tanah lebar, mobil mewah, perusahaan dimana-mana, maka dalam masyarakat umum dianggap sebagai orang yang sukses. Masyarakat mengaggap orang tersebut termasuk ke dalam manusia beruntung karena memiliki banyak harta. Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 40



 Mempunyai karir yang cemerlang, memiliki pangkat tinggi dan menduduki jabatan yang strategis  Terkenal atau populer. Biasanya ini terjadi pada selebritis, pembicara hebat, motivator, pengacara, atau lainya.  Bergaji besar  Bekerja diperusahaan bonafit  Berprestasi  Berpendidikan tinggi misal bergelar doktor dan profesor  Mempunyai banyak karya misal para seniman musik, penulis buku, arsitek, programmer, dll  Mampu melakukan perubahan yang lebih baik kepada masyarakat disekitarnya Mereka Yang Sukses di Usia Muda Banyak kisah yang diceritakan tentang mereka-mereka yang sukses di usia muda. Pada awalnya memang hanya sebuah impian, tetapi karena mereka mempunyai keyakinan kuat, ide dan gagasan hingga mampu untuk mengimplementasikannya tahap demi tahap. Akhirnya mereka berhasil melewati proses yang penuh lika-liku kehidupan. Sekitar tahun 2011, di acara program Kick Andy pernah menayangkan acara yang berkaitan dengan sukses diusia muda. Nama programnya adalah "Meraih Sukses di Usia Muda". Ada empat narasumber muda yang sukses diwawancara oleh Andy F Noya. Saat diwawancara, semua narasumber itu masih berumur antara 24 hingga 26 tahun. Berikut empat narasumber tersebut:  Merry Riana saat berumur 24 tahun telah menjadi milyuner. Ia memilih wirausaha berawal karena sebuah hutang. Ia mempunyai konsep pemikiran jika mau buka usaha maka harus dilakukan ketika muda karena tidak memiliki tanggungan. Ia berwirausaha dibidang finance.  Putu Putrayasa berumur 26 tahun yang lahir dari keluarga miskin telah mendirikan perguruan tinggi. Ia talah mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia, MURI atas prestasinya di bidang pendidikan.  Elang Gumilang berumur 26 tahun telah sukses menjadi pengusaha properti yang benar-benar dirintis dari bawah bukan warisan dari orang tua.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 41



 Febrian Agung Budi Prasetyo berumur 27 tahun telah sukses bisnis pulsa elektrik bahkan hingga bisa merekrut ribuan agen pulsa elektrik dengan sistem multi level marketing (MLM). Febrian adalah anak seorang sopir Bus Damri. Kisah sukses di usia muda juga bisa ditemui di buku Pak Rhenald Khasali yang berjudul Wirausaha Muda Mandiri bagian 1 & 2: Ketika Anak Sekolahan Berbisnis. Dalam kedua buku tersebut menceritakan kisah-kisah inspiratif yang sukses berbisnis di usia muda. Silahkan bukunya baca sendiri ya. Dua contoh kasus diatas, baik pada acara program Kick Andy dan buku Wirausaha Muda Mandiri 1 & 2 yang ditulis Rhenald Khasali adalah contoh kesuksesan di usia muda dengan jalur berbisnis. Tentu saja banyak contoh lainya yang sukses pada jalur bidang yang berbeda. Misalnya Raditya Dika yang sukses sebagai komedian dan penulis buku-buku humor. Kemudian ada juga yang sempat beritanya populer yakni, Laily Prihatiningtyas berumur 28 tahun diangkat oleh Dahlan Iskan menjadi Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. Sukses dibidang pendidikan misalnya Emil Elestianto Dardak yang meraih gelar Doktor termuda di Jepang dari Ritsumeikan Asia Pacific University pada usia 22 tahun. Selain itu ada Cindy Priadi yang meraih gelar doktor dari Universitas Paris-Sud saat berumur 26 tahun. Lantas, Prof. Nelson Tansu, Ph.D yang diangkat menjadi guru besar (profesor) di Lehigh University, Bethlehem, Pennsylvania saat berusia 25 tahun. Dibidang olahraga yang sukses ketika masih usia muda adalah para pemain sepak bola dunia dengan penghasilannya yang melebihi gaji presiden di negara manapun. Sukses Hakiki Melihat tayangan video acara Kick Andy tentang mereka yang sukses di usia muda dan membaca buku pak Rhenald Khasali tentang Wirausaha Muda Mandiri, maka sejatinya sebuah kesuksesan itu bisa dicapai melalui tiga hal. Pertama, do'a dan niat kuat. Kedua, usaha, kerja keras dan pantang menyerah. Ketiga berdo'a lagi. Inilah rumusan inti yang perlu digaris bawahi oleh kita semua. Menjadi orang sukses tentu tidak mudah dan instan. Semua itu perlu proses dan perjuangan. Kesabaran dan keyakinan adalah kunci utamanya.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 42



Satu hal yang perlu menjadi catatan penting, bahwa sukses ideal yang diinginkan oleh semua manusia adalah bukan hanya di dunia saja melainkan di akherat kelak. Sukses terbesar manusia adalah jika ia menjadi seorang manusia yang bertaqwa. Inilah sukses yang bersifat hakiki. Boleh saja manusia sukses dalam hal harta, jika ia bertakwa maka hartanya hanya akan didapat dari yang halal dan akan dibelanjakan ke hal-hal yang lebih bermanfaat. Boleh saja manusia berilmu tinggi, jika ia bertakwa maka ilmunya akan dimanfaatkan untuk kebaikan umat manusia. Boleh saja manusia mempunyai pangkat dan jabatan tinggi, jika ia bertakwa maka pangkat dan jabatannya akan dijalankan sesuai amanah. Inilah sukses yang sebenarnya: menjadi manusia taqwa, apalagi jika masih muda, kaya, pintar, berprestasi dan bermanfaat bagi masyarakat, maka hidup pun akan penuh makna. Sungguh sebuah anugerah yang tak terkira. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan (QS: An-Naba' Ayat : 31) Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui. (QS: Al-Baqarah Ayat: 103) Renungan di Pamulang, 21 Nopember 2014



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 43



BAB III Penyakit Hati dan Kematian  Tiga Manusia Paling Kikir  Lima Hal Yang Bisa Menyebabkan Meninggal Su'ul Khatimah  Nasehat Akhir Tahun: Enam Sesuatu Yang Perlu Kita Renungkan



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 44



Tiga Manusia Paling Kikir Dua hari yang lalu saya mendapatkan nasehat dari seorang penceramah saat kultum sebelum sholat tarawih. Nasehatnya tentang 3 manusia paling kikir. Sepertinya sang penceramah menyinggung tentang manusia paling kikir dikarenakan saat memberikan salam, lantas para jema'ah kurang bersemangat untuk menjawab. Tapi, saya mencoba berbaik sangka sepertinya mereka kebanyakan menjawab dihati. Ya, dihati. Sebelum ke inti kultumnya, sang penceramah kemudian bercerita bahwa ada 3 manusia yang paling kikir. Apa itu kikir? Kalau di KBBI ada dua pengertian. Kikir yang menjurus pada suatu benda untuk menajamkan alat misalnya gargaji. Kemudian kikir yang memiliki makna pelit. Dalam hal ini selalu dikaitkan dengna harta. Sejatinya kikir disini menurut sang penceramah dikatakan bahwa tidak selalu melulu tentang harta. Oleh karena itu kikir yang dimaksud adalah pertama, orang yang mendengar azan namun tidak mengikuti ucapan sebagaimana muadzin mengucapkan. Kedua, orang yang tidak mengucapkan shalawat ketika ada seseorang yang menyebut nama Nabi Muhammad, SAW. Ketiga, orang yang tidak menjawab salam ketika mendengar ada seseorang yang mengucapkan salam. Nah lho, jadi kalau mendengar adzan, terus dengar nabi rasul kita disebut tak menjawab shalawat dan juga tidak menjawab salam, maka ternyata kita bisa dikategorikan manusia paling kikir. Semoga nasehat ini bisa saya ingat dan tentu saja dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Amin....



Masjid Al Mustaqiim - Sendowo - Yogyakarta, 10 Juni 2016



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 45



Lima Hal Yang Bisa Menyebabkan Meninggal Su'ul Khatimah “Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh.” (QS. Yuusuf: 101) Setiap hari senin di Masjid BAPETEN ba'da dzuhur selalu diadakan tausiyah dari seorang ustad yang di undang khusus dari DKM Masjid BAPETEN. Tema kali ini yang saya dengarkan adalah tentang kematian. Dari hasil tausiyah tersebut ada informasi yang menarik sehingga perlu menjadi catatan di blog saya ini, yakni tentang lima hal perbuatan yang bisa menyebabkan meninggal secara su'ul khatimah atau di penghujung akhir yang buruk, Nauzu billahi min zalik. Semoga kita terhindar dari kematian seperti itu. Apa saja lima perbuatan hal tersebut? Inilah diantaranya: Menyepelekan Waktu Sholat Menyepelekan atau mengulur-ulur waktu sholat seringkali kita lakukan tanpa sadar. Biasanya karena sesuatu pekerjaan yang merasa menganggap sedikit lagi selesai atau 'tanggung'. Tidak hanya itu, mengulur-ulur atau menunda waktu sholat karena menganggap waktu batas akhir sholat yang masih lama sehingga menyebabkan ini menjadi alasan utama. Padahal siapa yang tahu kita akan masih hidup saat itu. Ini adalah tipu daya syaitan. Mengerjakan sholat tepat pada waktunya adalah pekerjaan yang sangat di cintai Allah, Swt. Hal ini seperti apa yang dinyatakan dalam salah satu hadist yang di riwayatkan lebih dari satu imam, sebut saja Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Ahmad, dan Dârul Quthni. Suatu ketika Abdullah bin Mas'ud bertanya pada Rasulullah SAW: " Wahai Rasulullah pekerjaan apakah yang paling Allah cintai?", Beliau menjawab: "Shalat pada waktunya". Ia bertanya: "Lalu apalagi Ya Rasul?", Beliau menjawab: "Taat pada orang tua". Ia bertanya: "Lalu apalagi Ya Rasul?", Beliau menjawab: "Jihad di jalan Allah." Durhaka Kepada Kedua Orang Tua Hati-hati bagi anda yang masih mempunyai orang tua lengkap, bapak dan ibu. Durhaka kepada orang tua bisa menyebabkan menjadi manusia yang zhalim. Menghormati orang tua adalah wajib hukumnya terutama kepada seorang ibu yang telah mengandung dan membesarkan kita. Perintah menghormati seorang ibu sangat jelas Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 46



tersirat seperti yang tertuang dalam hadist rasulullah hingga menyebut kata ibu sebanyak tiga kali. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Ada seseorang yang datang menghadap Rasulullah dan bertanya, “Ya Rasulallah, siapakah orang yang lebih berhak dengan kebaikanku?” Jawab Rasulullah, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ayahmu.” (Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah) Minuman Keras atau Mabuk Meminum minuman keras (beralkohol) atau mabuk-mabukan jelas sangat diharamkan oleh Allah, Swt. Tidak jarang kita mendengar berita dari media massa bahwa banyak dari anak-anak muda yang meninggal karena minuman oplosan dengan tujuan mabuk-mabukan. Hati-hati ini bisa menyebabkan ujung kematian yang buruk. Nauzu billahi min zalik. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah: 90) Setiap minuman yang memabukkan adalah khamar dan setiap yang memabukkan adalah haram. Barang siapa minum khamar di dunia lalu ia mati dalam keadaan masih tetap meminumnya (kecanduan) dan tidak bertobat, maka ia tidak akan dapat meminumnya di akhirat (di surga) (HR. Muslim) Menyakiti Muslim Apalagi Anak Yatim Menyakiti sesama muslim apalagi terhadap anak yatim biasanya akan mendapat balasan langsung. Tidak hanya di akherat kelak, melainkan ketika masih di dunia sekalipun. Kita tahu sesama muslim kita semua bersaudara sehingga harus saling menebar kebaikan diantara sesamanya. ”Tidak beriman salah seorang di antara kamu sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim)



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 47



Memakan harta anak yatim sungguh menjadi sebuah dosa besar yang bisa berujung pada kematian yang buruk jika tidak bertaubat sesegera mungkin sebelum ajal menjemput. “Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang telah baligh) itu akan harta mereka, dan janganlah kamu tukar gantikan yang baik dengan yang buruk, dan janganlah kamu makan harta mereka (dengan menghimpunkannya) kepada harta kamu, karena sesungguhnya (yang demikian) itu adalah dosa yang besar.” (Surah An-Nisa’: 2) “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu hanyalah menelan api ke dalam perut mereka, dan mereka pula akan masuk ke dalam api neraka yang menyala-nyala.” (Surah An-Nisa’: 10) Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan.” Dikatakan kepada beliau, “Apakah ketujuh dosa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Kesyirikan kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan haknya, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan pertempuran, dan menuduh wanita mukminah baik-baik berbuat zina.” (HR. Al-Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89) Tidak Menghiraukan Ketika Azan Berkumandang Azan adalah sebuah panggilan khusus dari Allah, Swt untuk melakukan perintah sholat. Namun ketika lantunan azan berkumandang, sudahkah kita menjawabnya dan berhenti dari aktivitas hiruk pikuk dunia? Dapatkah kita sejenak diam untuk mendengarkan azan? Ketika azan berkumandang, dalam berbuat kebaikan saja



harus dihentikan



apalagi berbuat di luar itu. Sebagai contoh ketika kita sedang membaca Al-quran dan kemudian mendengarkan azan maka sejenak kita harus berhenti untuk menghormatinya. Ketika Azan telah selesai dikumandangkan, maka bacalah do'a setelah azan karena kelak nanti Nabi Muhammad, SAW akan memberikan syafa’at pada hari kiamat. Seperti dalam hadist berikut ini: “Apabila kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti yang dia ucapkan, kemudian bershalawatlah kepadaku, karena barangsiapa bershalawat kepadaku satu



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 48



kali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian memohonlah alwasilah (kedudukan tinggi) kepada Allah untukku karena itu adalah kedudukan di surga yang tidak layak kecuali untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah, dan aku berharap aku adalah hamba tersebut, barangsiapa memohon al-wasilah untukku niscaya dia (berhak) mendapatkan syafaat.” (HR Muslim 2/327) Itulah lima hal perbuatan yang seringkali kita lakukan baik di sadari maupun tanpa kita sadari yang bisa menyebabkan meninggal secara su'ul khatimah. Nauzu billahi min zalik. Sekali lagi tak henti-hentinya selalu berdo'a kepada Allah,Swt, semoga kita semua terhindar dari kematian seperti itu. Amin. *Tulisan ini hanya catatan pribadi yang khusus ditujukan bagi pemilik blog ini sebagai bahan renungan agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tausiyah di Masjid BAPETEN, Senin, 23 September 2013 Tambahan bacaan lain: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/05/13/ll41s3-rasulullah-sawselalu-tepat-waktu http://www.dakwatuna.com/2008/07/03/783/hak-ibu-atas-anaknya/#axzz2fufNeKfn http://www.bersamadakwah.com/2012/01/khutbah-jumat-hukum-dan-bahayaminuman.html http://www.voa-islam.com/teenage/smart-teen/2009/07/19/361/sesama-muslimbersaudara-lho/ http://www.brunet.bn/gov/mufti/irsyad/pelita/2002/ic42_2002.htm http://www.sahabatyatim.org/artikel/hadist-shohih-pemakan-api-neraka/ http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/menjawab-adzan.htm



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 49



Nasehat Akhir Tahun: Enam Sesuatu Yang Perlu Kita Renungkan “Masa lalu adalah sejarah, ambil pelajaran penting darinya. Syukuri masa kini dan untuk masa depan terus tingkatkan taqwa karena itu jalan yang hakiki.” Sebenarnya tidak ada petunjuk wajib yang harus dilakukan ketika memasuki penghujung tahun yang didasarkan pada kalender masehi. Namun, sangat jelas Islam menyuruh semua muslim untuk selalu berbuat kebaikan kapanpun dan dimanapun berada. Kini tahun 2014 telah digantikan menjadi tahun 2015. Berbicara mengenai pergantian tahun, maka akan sangat berkaitan erat dengan perputaran waktu. Ada tiga hal yang menjadi kata kunci utama yaitu masa lalu, masa kini dan masa depan. Imam Al-Ghazali memberikan nasehat yang indah dan ini bisa menjadi nasehat bijak untuk kita semua khususnya setiap akhir tahun. Nasehat bijak itu adalah 6 sesuatu yang perlu kita renungkan. Berikut uraiannya: Sesuatu yang paling dekat Sesuatu yang paling dekat adalah kematian bukan ada yang ada disekitar kita. Kematian adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksikan. Kita tidak tahu kapan ia akan datang. Bisa hari ini, esok, bahkan tahun depan. Kematian itu bersifat pasti dan tidak diragukan lagi. Boleh saja kita takut tapi pasti suatu saat ia akan datang. Setiap hari disekeliling kita melihat orang-orang meninggal. Kita sadar suatu hari nanti kita akan medapat gilirannya. Tapi mengapa justru kebanyakan manusia lalai dan tidak mempersiapkannya? Padahal ini suatu hal yang pasti. Berbeda dengan karir perkerjaan, apapun kita perjuangkan belum tentu itu akan berhasil kita raih. Sebaliknya, mati adalah pasti akan menghampiri. Beberapa ayat Al-Quran yang sangat jelas menerangkan tentang mati diantaranya sebagai berikut: 



Ali Imran ayat 145: Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.







Az-Zumar ayat 30: Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 50







Ali Imran ayat 185: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.







An-Nisaa ayat 78: “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampirhampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?”







Al Ankabut ayat 57: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.”







Al Mu'minun ayat 15: “Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.”







Al-Anbiyaa` ayat 35: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarbenarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” Ayat-ayat Al-Quran diatas sangat jelas tersirat dan pasti benar adanya. Bahkan



dalam surat Al Mu'minun, pernyataan itu dinyatakan hingga dua kali. Pertama, kata "sesungguhnya" dan kedua, "benar-benar". Saya pribadi masih termasuk orang-orang yang lalai. Ya Allah semoga saya selalu tetap diberikan hidayah dan jalan yang lurus. Amin Sesuatu yang paling jauh Sesuatu yang paling jauh adalah masa lalu bukan bulan dan bintang yang ada diangkasa. Bukan kutub utara dan juga bukan dasarnya lautan. Ia tidak akan bisa dikembalikan. Masa lalu adalah sejarah dan didalamnya mengandung banyak hikmah yang dapat diambil pelajaran penting darinya untuk menjalani kehidupan masa kini. Sebagai muslim, hidup yang sedang dijalani sekarang harus terus disyukuri karena itu



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 51



rahasia kebahagiaan yang sebenarnya. Syaitan akan dengan mudah menggoda manusia agar tidak bersyukur (kufur). 



“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”(Qs. Ibrahim: 7)







“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)-Ku.” (AlBaqarah: 152)







“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah” (Al-Baqarah: 172)







“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (Qs. An Nahl: 114).



Sesuatu yang paling besar Memang benar bumi, bintang, bulan, matahari, dan gunung merupakan ciptaan Allah, SWT yang besar. Namun, sesuatu yang paling besar adalah hawa nafsu. Lazimnya godaan manusia akan mengerucut pada tiga hal, yakni harta, takhta, dan wanita. Pejabat korupsi itu bukan karena ia lapar melainkan karena nafsunya mereka terhadap mengumpulkan harta. Mengincar jabatan tinggi seringkali bukan dengan tujuan untuk melayani rakyat, akan tetapi untuk mencari kedudukan agar dihormati. Begitupun tidak sedikit orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi namun, jatuh hanya karena wanita. Semua itu karena apa? Tak lain karena hawa nafsu yang tidak bisa dibendung. Contoh paling mudah yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari ketika seseorang dikuasai nafsu adalah saat berbuka puasa dengan berbagai macam makanan. Padahal, ketika baru minum dan makan satu buah saja tiba-tiba merasa kenyang. “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?”(Q.S. Al-Furqon 43.)



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 52



Sesuatu yang paling berat Tidak salah jika ciptaan Allah, SWT seperti gajah adalah hewan yang berat. Benda mati seperti besi, pesawat terbang, kereta api, trailer dan semua benda-benda yang besar itu juga termasuk benda-benda yang berat. Akan tetapi, ketahuilah hakekat sebenarnya yang paling berat adalah memegang amanah. Bahkan dalam suatu hadits Rosullullah disinggung bahwa salah satu ciri orang munafik selain berkata dusta, mengingkari janji juga tidak bisa menjaga amanah (khianat). Beberapa amanah yang harus kita jaga adalah ajaran Allah, SWT dan rosulnya. Amanah terhadap sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti anak, jabatan dan harta adalah amanah yang diberikan Allah, SWT kepada kita. Apabila tidak menjaganya sungguh kita termasuk orang-orang yang zalim. Kesehatan adalah rezeki Allah, SWT sekaligus amanah yang harus digunakan untuk berbuat kebaikan. “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gununggunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72) “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…” (QS. An-Nisa: 58) Sesuatu yang paling ringan Kapas dan debu adalah benda ringan yang sering kita jumpai. Namun, dari kedua benda itu ada yang paling ringan, yakni meninggalkan solat. Bukan cuma meninggalkan solat, mengulur-ulur atau menyepelekan waktu solat termasuk sesuatu yang paling ringan bahkan sering itu kita lakukan secara sadar. Padahal mengulurmengulur waktu solat adalah perbuatan yang bisa menyebabkan meninggal secara su'ul khatimah. Nauzu billahi min zalik. Ya Allah, semoga kita semua terhindar dari kematian seperti itu. Amin. Bagi muslim, solat adalah sebuah komunikasi kita kepada Allah, SWT. Sebagai hamba yang lemah dan penuh dosa, selayaknya manusia menjalin komunikasi yang baik dengan penciptanya. Idealnya solat bukan hanya sekedar gerak lahiriah asal gugur kewajiban tanpa meresapi makna yang ada didalamnya melainkan harus ada implementasi dalam kehidupan sehari-hari.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 53



“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut:45) Sesuatu yang paling tajam Pisau atau pedang yang diasah terus-menerus akan menjadi tajam dan dapat dengan mudah digunakan untuk memotong atau bahkan untuk melukai seseorang. Akan tetapi, sesuatu yang paling tajam itu bukanlah pisau atau pedang tersebut melainkan lidah seseorang. Luka akibat pedang bisa sembuh dalam beberapa hari. Namun, luka karena lidah akan terus dikenang walaupun sudah saling memaafkan. Pepatah mengatakan lidah tak bertulang dan itu memang benar adanya. Ucapan yang keluar dari seorang muslim hendaknya lebih terjaga dan hati-hati. Berpikir baru mengucapkan, bukan mengucapkan baru berpikir. Saat ini fenomena adanya ledakan informasi yang tak terbendung seringkali membuat kesulitan bagi kita untuk memilih mana informasi yang benar dari sumber aslinya dan mana informasi yang palsu. Diperlukan ketelitian dan kecermatan untuk memilah informasi tersebut. Jika tidak tahu, diam adalah lebih baik. Semua ucapan yang keluar dari bibir kita kelak akan diminta pertanggungjawabannya. “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya “ (QS. Al-Isra: 36) Enam sesuatu diatas dari Imam Al-Ghazali diatas sungguh sebuah perumpamaan dan hakekat yang indah untuk kita renungkan diakhir tahun ini. Tulisan ini juga sekaligus sebagai renungan pribadi penulis dimana hingga sekarang masih banyak melakukan perbuatan dosa. Semoga Allah, SWT mengampuniku dan selalu memberikan hidayah kepadaku. Amin. Apa yang harus dilakukan? Diawal telah saya katakan hidup adalah perputaran waktu yang berkaitan dengan tiga masa. Masa pertama adalah masa lalu. Ia adalah bagian sejarah dalam hidup



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 54



manusia yang selayaknya menjadi pelajaran penting untuk masa kini. Maka, masa lalu yang kelam harus jadi peringatan agar tidak diulanginya kembali. Sedangkan masa lalu yang banyak mengandung hikmah dapat dijadikan pembelajaran untuk kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Masa kedua adalah masa kini. Masa yang sedang kita jalani sekarang. Satu hal perbuatan yang harus kita lakukan adalah tetap bersyukur. Masa yang ketiga adalah masa depan. Berbicara masa depan bukan hanya terkait didunia saja. Sebagai seorang muslim kita mengimani adanya hari akhir. Oleh karena itu, masa depan yang baik adalah masa depan yang juga memikirkan hingga di akherat kelak. Boleh-boleh saja kita mempunyai resolusi sebagai pernyataan untuk menggapai cita-cita pada tahun ini. Itu adalah sebuah harapan dan impian yang diinginkan. Namun, seorang muslim tentu tidak berhenti disitu melainkan resolusi itu dilakukan untuk tujuan jangka panjang yaitu akherat. Jadi, apa resolusi terbaik untuk umat manusia? Yaitu senantiasa meningkatkan takwa. Itu kata kuncinya. Semua perbuatan harus dilandasi dengan dasar takwa kepada Allah, SWT. Takwa adalah mengikuti segala perintahperintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Petunjuknya adalah AlQur'an. Sebagaimana yang tersirat dalam QS. Al-Baqarah Ayat : 2. “Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” Satu kesimpulan yang dapat ditarik dari tiga masa itu adalah masa lalu adalah sejarah, ambil pelajaran penting darinya. Syukuri masa kini dan untuk masa depan terus tingkatkan taqwa karena itu jalan yang hakiki. Al-Qur'an adalah kitab sempurna yang berisi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Masjid Al-Hidayah Pamulang & Silaturahim Pasar Minggu, 1 Januari 2015



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 55



SUPLEMEN Dua tulisan suplemen ini saya persembahkan secara khusus untuk emaku dan guru ngajiku. Siapa mereka? Beliau-beliaulah yang berjasa kepada saya dalam mengarungi hidupku ini.



Hati-Hati Jangan Sampai Tertipu! “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548) Selamat hari ibu buat Emaku. Saya memanggilnya dengan sebutan ema. Sebutan dari seorang anak petani yang tinggal dikampung kepada ibunya. Emaku seorang tradisional namun visoner yakni menjadikan anak-anaknya harus berilmu. Saya tahu persis bagaimana emaku mendidikku dengan cara-cara yang sederhana kepada anakanaknya. Beliau tidak mempunyai pengetahuan khusus seperti ibu-ibu jaman sekarang tentang mendidik anak (parenting) yang lebih kompleks dan beragam, juga belum banyak tersedia informasi tentang tips bagaimana idealnya mendidik anak agar sukses. Emaku juga tidak mewajibkanku agar kelak saya harus "menjadi" seperti keinginan orang pada umumnya. Emaku hanya menginginkan: "Aja Dadi Wong Goblog". Itu saja. Mengapa emaku berprinsip demikian? Karena beliau hanya mengandalkan satu keyakinan dan cara pandangnya terhadap pengalaman masa lalunya yang tidak mau kelak akan terjadi kepada anak-anaknya. Nasehat emaku yang selalu terngiang hingga sekarang adalah: "Sira kudu sekolah kamber aja dadi goblog kaya kita, baka dadi wong goblog kuh ko bisa gampang ketipu" (Kamu harus sekolah agar tidak bodoh biar seperti saya, kalau jadi orang bodoh itu nanti mudah tertipu). Ketika masih anak-anak, pikiran saya hanya menelan mentah-mentah dari nasehat emaku itu. Belakangan setelah saya renungkan perkataan emaku itu, pada hakekatnya mempunyai makna yang amat Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 56



mendalam. Kurang lebih setelah 23 tahun itu saya bisa menemukan makna yang sesungguhnya ketika membaca buku Ihya Ulumuddin dari Imam Al-Ghazali. Ada dua kata kunci dari nasehat emaku yaitu kata 'bodoh' dan 'tertipu'. Apa makna yang tersirat dari nasehat emaku itu? berikut uraiannya yang saya dapatkan jawabannya dari buku sang Imam besar Al-Ghazali. Jika Kamu Bodoh Maka Kamu Akan Tersesat Saya membaca buku Ihya Ulumuddin ketika masih bekerja di Perpustakaan Umum Indramayu. Secara tidak sengaja saya menemukan buku itu ketika sedang mencari pencerahan tentang hakekat kematian. Di sana saya menemukan buku Ihya Ulumuddin yang kedua belas dengan pokok pembahasannya yaitu Tafakur, Mati dan Kejadian Setelahnya. Buku tersebut sebenarnya adalah buku satu kesatuan yang utuh namun oleh Penerbit Marja di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan dibagi menjadi 12 bagian buku. Jadi, ketika membacanya akan lebih mudah sehingga bisa dibawa kemana-mana kerena lebih kecil dan tidak terlalu tebal.Saya sendiri membacanya berulang-ulang ketika dalam perjalanan setiap hari sabtu dan minggu dari Indramayu ke Jakarta dengan Kereta Cirebon Ekspress.



Nah, berawal dari buku yang kedua belas itulah akhirnya saya mencari buku Ihya Umuluddin yang seri-seri sebelumnya. Beruntung saat itu di Perpustakaan Indramayu semuanya tersedia dengan lengkap. Berikut detail buku tersebut:  Buku Pertama Ihya Ulumuddin: Biografi Al-Ghazali, Keutamaan Ilmu dan Pokok-Pokok Iman  Buku Kedua Ihya Ulumuddin: Rahasia-rahasia bersuci, Shalat, Zakat, Puasa & Haji  Buku Ketiga Ihya Ulumuddin:Ibadah, Dzikir, Doa-Doa Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 57



 Buku Keempat Ihya Ulumuddin: Adab Makan, Mencari Nafkah, Nikah, halalHaram, Kasih Sayang & Persaudaraan  Buku Kelima Ihya Ulumuddin: Pergaulan, Uzlah, Safar, Amar Makruf Nahi Munkar, AKhlak Nabi  Buku Keenam Ihya Ulumuddin: Keajaiban hati, Akhlak Yang Baik, Nafsu Makan & Syahwat, Bahasa Lidah  Buku Ketujuh Ihya Ulumuddin: Marah, Denfan, Dengki, Keterkiatan Pada Dunia, Cinta Harta & Kekuasaan, Riya  Buku Kedelapan Ihya Ulumuddin: Cinta Kekuasaan, Riya, Takabur, Ujub & Keterpedayaan  Buku Kesembilan Ihya Ulumuddin: Tobat, Sabar, Syukur  Buku Kesepuluh Ihya Ulumuddin: Takut & Harap, Faqir, Zuhud & Tawakal  Buku Kesebelas Ihya Ulumuddin:Cinta dan Rindu, Niat, Al-MUqarrabah Dan Al-Muhassabah  Buku Keduabelas Ihya Ulumuddin:Tafakur, Mati dan Kejadian Setelahnya Coba kita perhatikan buku Ihya Umuluddin diatas? Apa yang anda bayangkan jika dikaitkan dengan nasehat emaku? Melihat dari daftar sub pokok bahasaan setiap buku itu saja, kita dapat dengan mudah membayangkan bahwa mencari ilmu adalah sebuah perjalanan awal yang harus dilakukan oleh setiap manusia sebelum menapaki kehidupan selanjutnya. Saya tidak perlu menuliskan dasar dari Al-Quran dan Hadist tentang



keutamaan



menuntut



ilmu



karena



saya



yakin



teman-teman



sudah



mengetahuinya. Dalam buku pertama itu di terangkan begitu detail oleh Imam Al-Ghazali tentang pondasi umat Islam dalam menuntut ilmu hingga ilmu-ilmu apa saja yang harus kita kuasai mengingat begitu luasnya ilmu milik Allah sedangkan hidup kita ini singkat. Karena begitu luasnya ilmu itu, seandainya manusia mempelajari satu surat dalam AlQuran saja niscaya manusia tidak akan sanggup menguasainya hingga ajal menjemput. Oleh karena itu dalam buku tersebut dijelaskan bahwa menuntut ilmu harus mendahulukan yang pokok dan penting terutama kaitannya untuk kehidupan yang akan datang yaitu kehidupan setelah kematian. Inilah mengapa saya teringat dengan pesan emaku agar supaya jangan jadi orang bodoh dan tersesat. Karena nasehat dari perkataan ema itu saya yakin berasal dari keutamaan menuntut ilmu yang diwajibkan dalam Islam.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 58



Jika saya terjemahkan dalam bahasa yang sederhana adalah: "Jika Kamu Bodoh Maka Kamu Akan Tersesat". Sedangkan makhluk yang sangat gencar untuk menyesatkan manusia adalah Setan. Perlu diketahui pembahasan mengenai keutamaan ilmu tidak hanya menyangkut ilmu agama saja, melainkan ilmu yang bersifat duniawi. Bagi yang belum membaca silahkan baca sendiri lebih detail tentang Keutamaan menuntut Ilmu pada buku pertama tersebut. Jika Kamu Tersesat Maka Kamu Telah Tertipu Orang bodoh itu akan mudah tersesat dan orang yang tersesat berarti dia telah tertipu. Emaku sudah mewanti-wanti akan hal itu. Oleh sebab itu tidak bosan-bosannya beliau selalu mengingatkan kepadaku agar jangan menjadi orang malas dalam menuntut ilmu karena kesuksesan hidup yang hakiki bagi manusia itu diawali dari rasa haus akan menuntut ilmu lantas kemudian mengamalkannya dalam kehidupan. Nasehat emak yang secara tidak langsung agar berhati-hati terhadap tipu daya setan yang menyesatkan sehingga menjerumuskan manusia dalam jurang kehancuran. Kebodohan adalah senjata dan lahan



subur



bagi



setan untuk memberi janji-janji kepada manusia



(media.isnet.org), utamanya kesesatan. Setan selalu memberi janji-janji kepada mereka, dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan tidak menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka (QS Al-Nisa' [4]: 120). Dalam buku Ihya Ulumuddin diatas kiranya dapat menjadi salah satu buku yang perlu dibaca berulang-ulang setelah Al-Quran dan Hadist. Jujur saya akui, buku yang ditulis Imam Al-Ghazali ini sangat mudah sekali dibaca oleh orang-orang awam bahkan bagi para mualaf sekalipun. Semoga saya selalu bisa mengingat dan menjalankan nasehat ema untuk mejalani kehidupan ini. Selamat Hari Ibu khususnya buat emaku. Terima kasih telah membimbing dan memberikan pendidikan agar terhindar dari kebodohan yang dapat berpeluang pada kesesatan sehingga bisa termasuk dalam orang-orang yang tertipu. Pamulang, 22 Desember 2013



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 59



Selamat Hari Guru: Puisi Untuk Guruku Hari Minggu saat di Gramedia, istriku mengirim pesan kepadaku untuk membelikannya baju PGRI. Katanya untuk perayaan hari guru yang jatuh pada tanggal 25 November. Sepulang dari Gramedia, sayapun langsung membelinya dipasar Ciputat. Hari Selasa ini saya baru ingat kembali, pagi-pagi istriku memakai baju PGRI dan mulai memanaskan mobilnya. Saya baru tersadar, bahwa hari ini tanggal 25 November adalah Hari Guru Nasional. Saat itu sejarahnya bertepatan dengan berdirinya organisasi profesi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Alih-alih berbicara guru, ada satu guru non formal yang paling saya ingat. Beliau adalah Wa Bakri, guru ngaji dikampungku tanpa dibayar. Belakangan saya baru sadar bahwa Wa Bakri adalah guruku yang sebenarnya dalam memberikan bekal ilmu untuk mengarungi hidup ini. Wa Bakri adalah sosok orang yang sederhana, tegas dan teguh pendirian. Walau anaknya banyak, beliau tidak pernah meminta bayaran sepeserpun ketika saya belajar mengaji bersama teman-teman sekampung. Wa Bakri mencari nafkah dengan bertani. Beliau bercocok tanam padi. Kalau saya amati, pagi setelah shubuh pergi kesawah. Saya sering ketemu ketika akan berangkat sekolah. Beliau dengan sepeda ontel dan pacul dipundaknya begitu semangat pergi ke sawah. Sorenya, setelah Ashar beliau pulang dan biasanya Maghrib akan standby di musola kecil untuk mengajarkan anak-anak mengaji. Wa Bakri mengajarkanku kedisiplinan dan tangggung jawab untuk memelihara musola. Biasanya hari minggu kita akan disuruh kerja bakti sesuai jadwal yang telah ditentukan. Mulai dari ngepel lantai, mengisi bak wudu, hingga mencuci sejadah. Satu hal yang membuat saya bangga kepada Wa Bakri adalah beliau tidak pernah pandang bulu. Ketika ada anaknya atau saudaranya mengaji, namun sering bermain-main, maka ia akan bertindak keras untuk menasehatinya layaknya anak orang lain. Wa Bakri adalah salah satu sosok yang saya kagumi. Saya percaya almarhum Wa Bakri tenang dialam sana karena selama hidup ia selalu berbuat kebaikan tanpa pamrih. Apalagi ketika meninggal Wa Bakri dalam keadaan khusnul khatimah. Beliau meninggal tertabrak sepeda motor yang mudik ketika pulang Sholat Jum'at. Saat itu beliau juga sedang berpuasa bulan Ramadhan. Sungguh akhir hidup yang indah.



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 60



Wa Bakri. Semoga tenang dialam sana. Terima kasih yang tak terhingga.... Engkau guru dunia akherat yang selalu kukenang... Selamat hari guru untuk semua guru di Indonesia, spesial khusus buat guru dunia akherat: "Wa Bakri" Puisi Untuk Guruku Sang Guru Engkau sederhana Tapi mulia Tanganmu dingin Sedingin salju Engkau pesona hidup Tak pernah mengeluh Jalani, berpacu dengan waktu Nikmat dari-Nya Kau sebarkan untuk mereka Walau renta Engkau tetap terjaga Wahai sang guru Engkau ikhlas Engkau ridho Engkau berbeda Apalah diri ini tanpamu Terima kasih wahai sang guru Jkt, 25 Nov 2014



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 61



DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an Prihasmoro, Hardianto. 2007. Ringkasan Kitab Hadist Shahih Imam Bukhari Prihasmoro, Hardianto. 2007. Ringkasan Kitab Hadist Shahih Imam Muslim



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 62



PROFIL PENULIS Murad Maulana, seorang pustakawan blogger biasa dipanggil Myu. Anak petani penyuka Vespa, lahir di Kota Mangga Indramayu, 4 Mei 1983. Menamatkan pendidikan S1 di Univeristas Padjajaran, Fakultas Komunikasi, Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan, beasiswa Pemda Indramayu. Saat ini sedang menempuh Sekolah Pascasarjana UGM, Manajemen Informasi dan Perpustakaan beasiswa Kemenristek Dikti 2015. Aktif di kawan Komunitas Blogger X Cimanuk Indramayu (KBXC) dan Pustakawan di Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Jakarta. Diantara pekerjaan yang pernah digeluti sejak kecil hingga sekarang seperti pedagang kaki lima, kuli tegel, bertani, beternak, hingga PNS. Blog pribadinya dapat diakses di www.muradmaulana.com. Beberapa buku yang sudah diterbitkan: Membangun Website Dinamis Tanpa Background IT Dengan CMS Drupal 6.0 (2009, Andi Publisher), Free Online Webstore: Hanya 1 Menit Membuat Toko Online (2010, Andi Publisher), Motivasi Go Blog: Semangat Menulis Blogger Pemburu Dolar (2015, Leutikaprio), Pustakawan dan Pemaknaan Buku (2016, Book Chapter, Ladang Kata). Download e-book lainya dialamat : http://www.muradmaulana.com/p/e-book-saya.html Penulis bisa dihubungi melalui: Whats App: 081317976674 Email: [email protected] Twitter: https://twitter.com/muradmaulana Facebbok: https://www.facebook.com/murad.vespa Google+: https://plus.google.com/109680844770871503761/posts



Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 63



Satu hal yang perlu menjadi catatan penting, bahwa sukses ideal yang diinginkan oleh semua manusia adalah bukan hanya di dunia saja melainkan di akherat kelak. Sukses terbesar manusia adalah jika ia menjadi seorang manusia yang bertaqwa. Inilah sukses yang bersifat hakiki.



***



Masa lalu adalah sejarah, ambil pelajaran penting darinya. Syukuri masa kini dan untuk masa depan terus tingkatkan taqwa karena itu jalan yang hakiki. Al-Qur'an adalah kitab sempurna yang berisi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.



www.muradmaulana.com Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 64