12 0 515 KB
Kegiatan Belajar
HECTING DAN HECTING UP 150 menit PENDAHULUAN Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Umum dan Petunjuk Belajar
Deskripsi Sigkat Hecting adalah suatu tindakan menutup luka dengan cara menyatukan tepi-tepi luka serapat mungkin dengan menggunakan benang atau kawat untuk mengurangi terbentuknya jaringan parut. Petunjuk Belajar Langkah-langkah selama skill lab adalah sebagai berikut: 1.
Mahasiswa melakukan discovery learning terkiat skill hecting
2.
Mahasiswa melakukan pre test
3.
Mahasiswa mendapatkan penjelasan dan demonstrasi praktikum (pra interaksi, fase kerja, terminasi) oleh instruktur
4.
Mahasiswa mendemonstrasikan kembali skill yang telah diajarkan
5.
Mahasiswa melaksanakan post test
KEMA MP UA N AK HI R YA NG DI CA PA I (K O GN ITI F, AF FE KT IF, DA N Diharapkan
setelah
mahasiswa
melaksanakan
skill
lab
hecting,
mahasiswa mampu: 1.
Memahami konsep hecting
2.
Mendemonstrasikan prosedur atau langkah hecting
3.
Mahasiswa
mampu
mengintegrasikan
komunikasi
terapeutik,
menunjukkan empati, caring, patient safety, sevice exelence selama demonstrasi skill. LATIHAN / TRIGGER CASE Tn. M 32 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit Post kecelakaan kerja. Klien mengalami luka sayatan pada betis sebelah kiri selebar 10 cm dan 2
Skill of Laboratory Keperawatan Gawat Darurat
sedalam 5 cm, hingga lapisan dermis, terdapat perdarahan minimal. Lakukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mengurangi perdarahan dan mempercepat penyembuhan luka. TINJAUAN TEORI A. Pengertian Hecting
adalah
suatu
tindakan
menutup
luka
dengan
cara
menyatukan tepi-tepi luka serapat mungkin dengan menggunakan benang atau kawat untuk mengurangi terbentuknya jaringan parut. B. Tujuan Hecting Tujuan dari tindakan ini adalah meminimalkan trauma, mengurangi perdarahan, dan mempercepat penyembuhan luka.Untuk melakukan tindakan
hecting
diperlukan
benang
yang
digunakan
untuk
menyatukan jaringan tubuh. Riwayat penyembuhan luka, daerah operasi, jaringan yang mengalami luka dan tujuan penjahitan menentukan benang jahitan yang akan digunakan. C. Benang dan Jarum Hecting Benang jahitan dapat dibedakan dalam dua bentuk; yaitu bentuk yang dapat diserap tubuh (absorbable) dan tidak diserap tubuh (non absorbable). Jenis benang jahitan menurut bentuknya ; 1. 2. Absorbabl e
3.
1. Non Absorbabl e
2. 3.
Plain Catgut; Diserap 7 – 10 hari Cromic Catgut; Diserap 20 – 40 hari, lebih kuat untuk luka, 10 hari belum merapat Vicryl; Tidak menimbulkan reaksi jaringan. Biasa digunakan dalam bedah mata, urologi, ortopedi dan bedah plastik. Kemasan atraumatik Seide (silk/sutera); 70 % protein dan 30 % perekat Ethilon; Digunakan untuk bedah plasik dan mata, lebih kuat dari seide Ethibond; Digunakan untuk badah kardiovaskuler
4.
dan urologi Vitalene (bedah mikro); Digunakan untuk bedah jantung, pembuluh darah
Bentuk ujung jarum jahit
Untuk menjahitkan benang jahit tersebut diperlukan jarum jahit, yang dibedakan; 1.
Jarum tajam (cutting) ditandai dengan gambar segitiga,
2.
Jarum bulat (round) ditandai dengan bulatan,
3.
Jarum ceper (taper) ditandai dengan gambaran bulan sabit.
Hampir selalu dipakai jarum tajam untuk semua jaringan kecuali untuk organ yang berlubang seperti pembuluh darah, usus, dipakai jarum bulat/taper. D. Teknik Jahitan Kulit dan Anaestesi 4
Skill of Laboratory Keperawatan Gawat Darurat
1.
Jahitan simpul Dipakai jarum tajam, arahkan jarum tegak lurus masuk pada satu sisi dan keluar dengan sudut yang kira-kira sama. Tempat tusukan jarum dekat dengan tepi luka. Jarak antara satu jahitan dengan jahitan lainnya bervariasi menurut tebal tipisnya kulit tetapi semua tepi luka harus bertemu.
2.
Jahitan matras Cara ini dipakai untuk kulit yang tipis
3.
Jahitan jelujur Dipakai pada irisan yang panjang, bila ingin menghemat waktu. Tidak seperti jahitan simpul.
4.
Jahitan jelujur intradermal Mengurangi jumlah jahitan yang tampak dari luar.
Gambar : model jahitan Jahitan simpul tunggal Jahitan Jelujur Jahitan Jelujur vertikal
Jenis anestesi yang digunakan adalah anastesi lokal; 1.
Golongan
Ester;
Kokain,
Prokain,
Benzokain,
Piperokain,
Tetrakain. 2.
Golongan Amida; Lidokain, Prilokain, Mepivakain, Bupivakain, Kinkokain
Cara pemberian anastesi: 1.
Topikal (dioles/ di semprot)
2.
Infiltrasi (disuntikkan)
3.
Field block (disuntikkan mengelilingi daerah yang akan dijahit)
4.
Block syaraf (disuntikkan syaraf yang mempersyarafi daerah tersebut)
Hal yang harus diperhatikan untuk pemberian anastesi: 1.
Golongan ester tidak boleh digunakan pada penderita yang mengalami gangguan hati karena obat tersebut dimetabolisme di hati.
2.
Hati-hati terhadap efek samping obat, dapat menimbulkan alergi bahkan kematian. Golongan ester efek sampingnya lebih tinggi dari golongan amida.
E.
Hecting Up Mengangkat/membuka jahitan pada luka yang dijahit disebut hecting aff.Tujuannya adalah mengangkat benang, mencegah tertinggalnya benang dan mencegah terjadinya infeksi karena benang merupakan benda asing bagi tubuh.Pengangkatan benang jahit dilakukan pada luka operasi yang sudah waktunya diangkat jahitannya, luka post op yang sudah sembuh, luka yang terinfeksi oleh jahitan. Hal yang harus diperhatikan saat melakukan hecting aff; 1.
Perhatikan tehnik septik dan aseptik
2.
Mengangkat jahitan secara selang-seling atau sesuai advis dokter, bila jahitan harus diangkat semua perhatikan jangan sampai ada yang tertinggal. Tidak perlu mengangkat jahitan yang dapat diabsorbsi oleh tubuh.
3.
Tehnik pengangkatan jahitan disesuaikan dengan tipe jahitan.
PERALATAN DAN BAHAN
6
Skill of Laboratory Keperawatan Gawat Darurat
HECTING : 1.
Nald Voelder
15. Laken
2.
Gunting Benang
16. NaCl 0.9%
3.
Gunting Verban
17. Alkohol
4.
Gunting Diseksi/ gunting jaringan
18. Povidone iodine 10%
5.
Pisau Bedah
19. Obat Anestesi Lokal
6.
Klem Arteri
20. Plester / Hypafix
7.
Towel Clamp
21. Spuit 3 cc/ 5 cc
8.
Jarum Jahit
22. Perlak pengalas
9.
Benang jahit
23. Bengkok
10. Doek Lubang
24. Desinfektan (bila diperlukan)
11. Sarung tangan
25. Kom
12. Kasa
26. Bak instrument
13. Deppers
27. Pinset anatomis
14. Tuffer
28. Pinset sirurgis
HECTING AFF : 1.
Bak instrument steril
2.
Pinset anatomi 2 buah
cairan desinfektan)
3.
Pinset chirurgis 2 buah
13. Kain pembalut/verband
4.
Gunting angkat jahit 1 buah
5.
Kasa steril
6.
Kapas alkohol dalam kom
7.
Sarung tangan
8.
Plester/ hepafix
9.
Gunting verband
10. povidone iodine 10% dalam kom 11. NaCl 0,9 % dalam kom
12. Bengkok 2 buah (1 berisi
(jika diperlukan)
PROSEDUR KETERAMPILAN A.
HECTING/MENJAHIT LUKA 1.
Tahap Pra Interaksi a.
Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
b.
Mencuci tangan.
c.
Mengidentifikasi pasien dengan tepat.
d. 2.
Menempatkan alat dekat pasien dengan benar. Tahap Orientasi
a.
Mengucapkan
salam,
menyapa
nama
pasien,
memperkenalkan diri. b.
Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
c.
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
d.
Menanyakan kesiapan dan meminta kerjasama pasien.
3.
Tahap Kerja a.
Menjaga privasi pasien.
b.
Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa.
c.
Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat dengan jelas dan membebaskan dari pakaian dan hal yang mengganggu.
d.
Membuka peralatan dengan mempertahankan kesterilan alat.
e.
Memakai sarung tangan.
f.
Membersihkan
daerah
sekitar
luka
dari
rambut
(dicukur/scern).
8
g.
Mendisinfeksi daerah sekitar luka.
h.
Menutup/mengelilingi luka dengan doek steril.
i.
Memberikan anestesi pada jaringan sekitar luka.
j.
Membersihkan luka dengan NaCl 0.9% Skill of Laboratory Keperawatan Gawat Darurat
k.
Melakukan debridemen jika diperlukan (tidak boleh dilakukan bila melebihi waktu kontaminasi).
l.
Menjahit jaringan; 1)
Model jahitan simpul tunggal : menusuk jaringan pada pinggir luka dari kulit hingga jaringan di bawahnya kemudian menyeberang ke pinggir luka di sisi lain dengan jarak tusukan yang sama, kemudian membuat simpul pada salah satu sisi. Menjahit dengan cara yang sama di sepanjang luka.
2)
Model jahitan jelujur, buat jahitan simpul tunggal satu kali kemudian menjahit sepanjang luka tanpa simpul dan tanpa memotong benang.
Benang yang digunakan untuk menjahit : perdarahan diikat dengan plain catgut, otot di daerah muka dijahit dengan plain catgut/dexon/vicryl kemasan atraumatik, ligamen dan fasia dijahit dengan chromic catgut/dexon/vicryl, lemak subcutan dijahit
dengan
plain
catgut,
kulit
dijahit
dengan
siede/nylon/prolene, m. Merapikan tepian luka bila luka tidak rapi. n.
Membersihkan area di sekitar luka dengan NaCl 0.9% dan povidone iodine 10%dengan urutan NaCl 0.9%-povidone iodine 10%-NaCl 0.9%.
o.
Menutup jahitan dengan balutan steril.
p.
Melepas handscoen.
q.
Merapikan pasien.
4.
Tahap terminasi a.
Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
b.
Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL
c.
Merapikan pasien dan lingkungan.
d.
Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah.
B.
e.
Berpamitan dan menyampaikan kontrak yang akan datang.
f.
Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
g.
Mencuci tangan.
h.
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
HECTING AFF/MENGANGKAT JAHITAN 1.
2.
Tahap Pra Interaksi a.
Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
b.
Mengidentifikasi pasien dengan tepat.
c.
Mencuci tangan.
d.
Menempatkan alat didekat pasien dengan benar.
Tahap Orientasi a.
Mengucapkan
salam,
menyapa
nama
pasien
dan
memperkenalkan diri.
3.
b.
Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
c.
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien.
d.
Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan.
Tahap Kerja a.
Menjaga privasi pasien.
b.
Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa.
c.
Meletakkan bengkok di dekat pasien (dalam jangkauan area kerja).
d.
Membantu pasien pada posisi yang nyaman dengan seluruh area luka terlihat jelas dan mudah dijangkau.
e.
Memasang selimut mandi (jika perlu) dan membebaskan area luka dari pakaian (hanya memaparkan area luka). Instruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
f. 10
Memasang perlak dan pengalas di bawah area luka. Skill of Laboratory Keperawatan Gawat Darurat
g.
Membuka
set
ganti
balut
dengan
mempertahankan
kesterilan alat yang belum digunakan. h.
Memakai sarung tangan.
i.
Membasahi plester dengan kapas alkohol. Melepaskan plester, ikatan atau balutan menggunakan pinset, dengan menarik ujungnya sejajar pada kulit mengarah ke balutan.
j.
Mengangkat balutan lapis terluar dan membuangnya ke bengkok. Membersihkan bekas plester dan area di sekitar luka.
k.
Mengangkat balutan lapis dalam menggunakan pinset dan membuangnya pada bengkok.
l.
Mangobservasi
luka.
Inspeksi
kondisi
luka
terhadap
integritas jahitan/penutupan kulit, pastikan kulit sudah menutup rapat sebelum jahitan diangkat. Palpasi sepanjang tepi luka untuk mengetahui adanya eksudat/pus di bawah jaringan. m. Membersihkan luka. Memegang kasa yang dibasahi dengan NaCl 0.9% menggunakan pinset. Menggunakan satu kasa untuk setiap kali usapan. Membersihkan luka dari area yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi/menjauhi luka untuk mencegah kontaminasi organisme ke dalam luka. n.
Mengeringkan luka dengan kasa kering, gunakan kasa bersih setiap kali usapan
o.
Mendesinfeksi luka dengan betadine.
p.
Meletakkan kasa steril di dekat luka.
q.
Melepas jahitan satu persatu dengan cara; 1)
Menjepit dan menarik simpul jahitan sedikit ke atas secara hati-hati dengan memakai pinset chirurgis, sehingga benang yang berada di dalam kulit kelihatan.
2)
Menggunting benang tepat di bawah simpul yang berdekatan dengan kulit atau pada sisi lain yang tidak ada simpul.
3)
Menarik benang secara hati-hati, buang ke kasa.
r.
Membilas dengan manggunakan NaCl 0,9%
s.
Mengompres luka dengan kasa betadine atau memberikan salep antiseptic (bila diprogramkan) di sepanjang luka.
t.
Menutup luka dengan kasa steril. 1)
Menutupi luka dengan satu kasa setiap kali sebagai lapisan kontak.
2)
Memasang
kasa
absorben
(melindungi
lapisan
kedua luka
sebagai pada
lapisan
masuknya
mikroorganisme). 3)
Memberikan plester empat sisi pada balutan kasa atau menutup rapat kasa dengan hypafix.
4)
Bila menggunakan balutan plastic berikan kasa tipis agar tidak menyulitkan penempelan plastic pada kulit
u. 4.
12
Melepas sarung tangan
Tahap terminasi a.
Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
b.
Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL.
c.
Merapikan pasien dan lingkungan.
d.
Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa
e.
Berpamitan dan menyampaikan kontrak yang akan datang.
f.
Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
g.
Mencuci tangan.
h.
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
Skill of Laboratory Keperawatan Gawat Darurat
CHECK LIST PENILAIAN DEMONSTRASI SKILL
NO
ASPEK YANG DINILAI
Tahap Pra Interaksi 1 Mengecek program terapi 2 Mencuci tangan 3 Mengidentifikasi pasien dengan benar 4 Menyiapkan dan mendekatkan alat kepasien Tahap Orientasi 1 Salam, sapa, perkenalkan diri 2 Melakukan kontrak 3 Menjelaskan tujuan 4 Menjelaskan prosedur 5 Menanyakan kesiapan dan kerjasama pasien Tahap Kerja 1 Menjaga privacy 2 Mengajak pasien membaca Basmalah Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat 3 terlihat jelas Membuka peralatan dengan 4 mempertahankan kesterilan alat 5 Memakai sarung tangan Membersihkan daerah sekitar luka dari 6 rambut (dicukur/scern) 7 Membersihkan luka dengan NaCl 0,9% Mendisinfeksi daerah sekitar luka dengan 8 povidone iodine 10% 9 Mengelilingi luka dengan doek steril Memberikan anaestesi pada jaringan sekitar 10 luka Melakukan debridemen jika diperlukan (tidak 11 boleh dilakukan bila melebihi waktu kontaminasi) Menjahit jaringan dengan model dan cara 12 yang tepat Merapikan tepian jahitan bila jahitan tidak 13 rapi
BO BOT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SKOR 0 1 2
1
2
1
2
2
3
2
2
3
3
3
Membersihkan area di sekitar luka dengan NaCl 0,9% dan povidone iodine dengan 14 urutan NaCl 0,9% - povidone iodine 10% -NaCl 0,9%. 15 Menutup jahitan dengan balutan steril 16 Melepas handscoen Tahap Terminasi 1 Mengevaluasi tindakan yang dilakukan 2 Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL 3 Mengajak pasien membaca Hamdalah Berpamitan dan menyampaikan kontrak 4 yang akan datang 5 Membereskan dan mengembalikan alat 6 Mencuci tangan Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 7 keperawatan Penampilan selama tindakan 1 Ketenangan 2 Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien 3 Menggunakan bahasa yg dimengerti pasien TOTAL SCORE
3
3 1 1 1 1
1
1 1
1
1 1 1
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddarth. 2002. Buku ajar keperawatan medikal bedah, volume 2. Jakarta: EGC. Ahmadsyah Ibrahim. Ed: Luka, dalam: Syamsuhidajat R, Wim de Jong, ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC. 2004: 66-88 Wijdjoseno-Gardjito. Ed: Anestesia, dalam: Syamsuhidajat R, Wim de Jong, ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC. 2004: 239-264
14
Skill of Laboratory Keperawatan Gawat Darurat