Hikayat Sultan Ibrahim [PDF]

  • Author / Uploaded
  • dwi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HIKAYAT SULTAN IBRAHIM Pertama kali mendengar nama ahli sufi, Sultan Ibrahim bin Adham di kuliah Maghrib di salah sebuah sarau di Sg.Petani beberapa hari lalu. Kuliah oleh Ustaz Sufi, seorang ustaz muda membawakan tajuk “Penawar Hati” yang banyak menyentuh akan kesombongan manusia. Siapakah Sultan Ibrahim bin Adham ? Dia adalah raja di Balkh satu wilayah yang masuk dalam kerajaan Khurasan, menggantikan ayahnya yang baru mangkat. Sebagaimana umumnya kehidupan para raja, Ibrahim bin Adham juga berselimutkan kemewahan. Hidup dalam istana megah berhias permata, emas, dan perak. Setiap kali keluar istana, Baginda akan di kawal oleh 80 orang pengawal. 40 orang berada di depan dan 40 orang berada di belakang, semuanya lengkap dengan pedang yang terbuat dari besi yang berlapis emas. Suatu malam, ketika terlelap tidur di istananya, tiba – tiba ia dikejutkan oleh suara langkah kaki dari atas bumbung, seperti seorang yang hendak mencuri. Ibrahim menegur orang itu, “Apa yang tengah kamu lakukan di atas sana ?” Orang itu menjawab, “Aku sedang mencari untaku yang hilang.” “Apa kamu sudah gila, mencari unta di atas bumbung,” sergahnya. Namun orang itu menyanggahnya, “Tuan yang gila, karena tuan mencari Allah di istana.” Jawapan lelaki itu membuat Ibrahim tersentak. Baginda tidak menyangka akan mendapat jawapan seperti itu. Baginda gelisah hingga tidak dapat memejamkan kedua matanya terus menerus menerawang merenungi kebenaran kata – kata itu. Hinggalah apabila azan Subuh berkumandang, Baginda tetap terjaga. Esok harinya, keadaanya tidak berubah. Ia gelisah, murung, dan sering menyendiri. Ia terus mencari jawapan di sebalik peristiwa malam itu. Karena tidak menemukan jawapan manakala kegelisahan hatinya semakin berkecamuk, Baginda mengajak prajuritnya memburu di hutan, dengan harapan beban dikepalanya sedikit berkurangan. Akan tetapi, karena