Histo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI DASAR MATA DAN THT



Nama



: Luh Putu Indira Satya Sungu Pratiwi



NIM



: 018.06.0019



Kelas



:A



Sesi



: 2 (dua)



Modul



: Blok Mata dan THT



Dosen



: Rusmiatik, S.Si. , M.Biomed. dr. Rizki Mulianti, S.Ked.



LABORATORIUM TERPADU 1 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM 2020/2021



KATA PENGANTAR



Puja dan puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat, rahmat dan anugrah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga Laporan Praktikum Histologi Dasar ‘Mata dan THT’. Penyusunan laporan ini bertujuan agar mahasiswa Kedokteran UNIZAR dapat memahami isi laporan ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat bermanfaat khususnya untuk mahasiswa kedokteran itu sendiri. Penyusunan laporan ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu kami mengucapkan terimakasih kepada : 1. Rusmiatik, S.Si., M.Biomed. dan dr. Rizki Mulianti, S.Ked. sebagai dosen



yang senantiasa memberikan saran serta bimbingan dalam



pelaksanaan Praktikum. 2. Sumber literature dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi. Mengingat pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki terbatas untuk menyusun makalah ini, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. saya berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua



Mataram, Penyusun



DAFTAR ISI



Halaman KATA PENGANTAR .............................................................................................i DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1 1.2 Tujuan Makalah ................................................................................................. 1 1.3 Manfaat Makalah ............................................................................................... 1



BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 2 2.1 Alat dan Bahan ................................................................................................... 2 2.2 Cara Kerja .......................................................................................................... 2 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengamatan.............................................................................................3 3.2 Pembahasan......................................................................................................7 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan......................................................................................................12



DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Histologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari struktur dan



sifat jaringan dan organ tubuh untuk menjelaskan fungsinya dalam keadaan normal, termasuk perubahannya sepanjang usia dan dalam keadaan sakit. Sistem indra adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indra. Di dalam sistem indra, terdapat reseptor indra, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indra. Sistem indera adalah penghubung manusia dengan dunia luar, yang dapat menerima keindahan, kemanisan, wewangian ataupun sebaliknya, untuk kemudian dipersepsi oleh otak. Peran penting dari sistem indra, mencakup mata, telinga, hidung, dan tenggorokan, berikut dengan kelainan yang bisa terjadi dan komplikasinya Secara susunan histologi dari sistem indra terutama Mata dan THT sangat berhubungan erat dengan fungsi fisiologinya. Dalam laporan praktikum ini akan membahas mengenai Histologi dari Sistem Indra terutama ilmu Mata dan THT.



1.2



Tujuan 1.2.1 Untuk mengetahui histologi Sistem Indra (Mata dan THT). 1.2.1 Untuk mengetahui peranan dan keterkaitan antara organ yang terdapat dalam Sistem Indra (Mata dan THT) dengan sistem organ lain.



1.3.



Manfaat 1.3.1 Mahasiswa dapat mengidentifikasi Histologi dari Sistem Indra (Mata dan THT). 1..3.2 Mahasiswa mampu memahami peranan dan keterkaitan antara organ yang



terdapat dalam Sistem Indra (Mata dan THT) dengan sistem organ



lain yang terdapat dalam tubuh dari segi histologi.



BAB II LANDASAN TEORI



2.1 Alat dan Bahan 2.1.1 •



2.1.2



Alat Mikroskop cahaya



Bahan







Sediaan Preparat Jaringan :



-



No. 70B / 100C Mata



-



No. 71B Palpebra



-



No. 72B Glandula Lakrimal



-



No. 95C Eyeball



-



No. 13B Dinding Cavum Nasi



-



No. 15E / 65E Trakea



-



No. 64C / 64E Nose Cavity



-



No. 14B Epiglotis



2.2 Cara Kerja 1.



Siapkan mikroskop cahaya.



2.



Siapkan sediaan preparat jaringan yang nantinya akan diamati.



3.



Diamati bentuk, struktur, dan jenis dari jaringan tersebut.



4.



Setelah melakukan pengamatan lalu gambar jaringan yang sudah dilihat.



5.



Lengkapi gambar dengan keterangan yang jelas.



6.



Dibuat pembahasan hasil pengamatan serta kesimpulannya.



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1



Hasil Pengamatan



70B Mata Perbesaran 10x



Trabekula meshwork



Epitel Limbus



Lensa



71B Palpebra Perbesaran 10x



Arteri



Gland of Moll and Zeis



72B Glandula Lakrimalis Perbesaran 10x



Gland of Moll and Zeis



Meibomian Gland



95C Eyelid Perbesaran 10x



Meibomian Gland



Epidermis



13B Dinding Cavum Nasi Perbesaran 10x



Vena



Sel Goblet



15B Trakea Perbesaran 10x



Lumen Trakea



Kartilago Hyalin



64C Nose Cavity Perbesaran 10x



Cavernous Bodies



Lamina Propria



14B Epiglotis Perbesaran 10x



Pharyngeal Mucosa



Kartilago Epiglotis



3.2



Pembahasan



3.2.1 Mata Bola mata dikelilingi oleh tiga lapisan konsentrik utama : lapisan luar jaringan ikat fibrosa kuat atau tunika fibrosa yang terdiri dari sklera dan kornea; lapisan tengah atau tunika vascularis yang terdiri dari koroid yang sangat vascular dan berpigmen, badan siliar (terdiri dari prosesus siliaris dan otot siliaris), dan iris; dan lapisan paling dalam yaitu retina yang terdiri dari lapisan berpigmen dan lapisan neural.



3.2.2 Palpebra Lapisan interior palpebra adalah membran mukosa yang disebut kunjongtiva palpebra. Bagian ini terletak dekat dengan bola mata. Epitel konjungtivs palpebra adalah epitel berlapis kolumnar rendah dengan sedikit sel goblet. Epitel berlapis gepeng kulit tipis berlanjut hingga ke tepi kelopak mata dan kemudian menyatu menjadi epitel berlapis sililndris konjungtiva palpebra.



3.2.3 Glandula Lakrimalis Secara histologis, kelenjar lakrimal terdiri atas kelenjar tubulus alveolar dengan tubular cabang pendek yang strukturnya menyerupai kelenjar parotis. Setiap lobus terdiri dari banyak asini atau kelenjar kecil yang terhubung melalui saluran atau duktuli dan menuju pada duktus yang lebih besar, yang pada akhirnya terkumpul menjadi 6-12 duktus sekretori yang terbuka pada forniks konjungtiva. Sel asini merupakan unit sekresi, tersusun dari lapisan sel myoepitel basal dan suatu bagian dalam dengan sel-sel asinar. Sel asini terdiri dari dua lapisan sel yang terletak pada dasar membran hialin dan di sekitar kanalis sentralis. Sel pada lapisan basal bentuknya datar dan kontraktil, sementara sel lain berbentuk silindris dan mengandung granul sekretori.



3.2.4 Eyelid Lapisan inferior kelopak mata adalah membran mukosa yang disebut konjungtiva palpebra. Epitel konjungtiva palpebra adalah epitel berlapis kolumnar rendah dengan sedikit sel goblet. Epitel berlapis gepeng kulit tipis berlanjut hingga ke tepi kelopak mata dan kemudian menyatu menjadi epitel berlapis silindris konjungtiva palpebra. Konjungtiva bulbar dimulai pada limbus, di mana titik epitel kornea secara bertahap digantikan oleh epitel konjungtiva dan terus melewati sclera hingga forniks superior dan inferior.



3.2.5 Dinding Cavum Nasi Bagian paling depan rongga hidung adalah vestibulum yang dilapisi oleh epitel berlapis gepeng berkeratin. Di dalam vestibulum, terdapat kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan bulu-bulu hidung yang disebut vibrisa. Vibrisa ini berperan dalam penyaringan pertikel-partikel yang berukuran besar pada udara inspirasi. Epitel pada vestibulum berubah menjadi epitel bertingkat silindris bersilia atau sering disebut epitel respiratorik pada limen nasi. Epitel respiratorik ini melapisi hampir seluruh kavum nasi selain konka nasalis superior. Konka nasalis superior dilapisi oleh epitel penghidu khusus yang berperan dalam fungsi menghidu.



3.2.6 Trakea Trakea sangat elastis, panjang serta letaknya berubah-ubah tergantung pada posisi kepala dan leher. Lapisan tulang rawan trakea dibentuk oleh 16 – 20 tulang rawan hialin berbentuk cincin tidak penuh atau terbuka di bagian posterior (c-shaped cartilage). Kedua ujung posterior yang bebas ini dihubungkan oleh otot polos (otot trakea) dan serat jaringan ikat elastis yang mengandung kolagen (ligamen annularis). Ligamen annularis menghubungkan masing-masing cincin tulang rawan sehingga memungkinkan terjadinya pemanjangan serta pemendekan trakea



saat menelan atau pergerakan leher lainnya. Tulang rawan, ligamen annularis dan otot trakea membentuk rangka (skeleton) trakea yang kadang disebut sebagai tunica fibromusculocartilaginea.



3.2.7 Nose Cavity Rongga hidung terdiri atas dua struktur yang berbeda : vestibulum externa dan fosanassal interna. Vestibulum adalah bagian yang paling anterior dan paling lebar dari rongga hidung. Kulit



luar



hidung



memasuki nares (cuping hidung) dan berlanjut ke dalam vestibulum. Pada permukaan dalam nares terdapat banyak sebasea dan kelenjar keringat, selain itu terdapat rambut tebal pendek atau vibrisa, yang menahan dan menyaring partikel-partikel besar yang ikut udara inspirasi. Epitelnya tidak berlapis tanduk lagi dan beralih menjadi epitel respirasi khas sebelum memasuki fosa nasal. Dari concha superior, media dan inferior, hanya concha media dan inferior yang dilapisi oleh epitel respirasi, epitel silindris berlapis-semu biasa,



yang



mengandung



banyak



bersilia sel



dengan



ketebalan



goblet. Sedangkan concha



superior ditutupi oleh epitel olfactorius khusus. Epitel olfactorius mengandung kemoreseptor dengan



untuk



penghidu, terletak di atap hidung



luas kurang lebih 10 cm, dengan tebal 100 µm. inilah epitel



bertingkat silindris yang terdiri atas tiga jenis sel. Yaitu sel penyokong, sel basal dan diantaranya terdapat sel olfactorius yaitu neuron bipolar dengan apex melebar dan bersilia. Silia-silia ini dipandang sebagai reseptor penghidu dan memperluas permukaan reseptor.



3.2.8 Epiglotis Epiglotis merupakan juluran dari tepian laring, meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal. Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh epitel respirasi bertingkat bersilindris bersilia. Di bawah epitel terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa. Di bawah



epiglotis, mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke dalam lumen laring: pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu (plika vestibularis) yang terdiri dari epitel respirasi dan kelenjar serosa, serta di lipatan bawah membentuk pita suara sejati yang terdiri dari epitel berlapis gepeng, ligamentum vokalis (serat elastin) dan muskulus vokalis (otot rangka). Otot muskulus vokalis akan membantu terbentuknya suara dengan frekuensi yang berbeda-beda. Epitel epiglotis, pada pars lingual berupa epitel gepeng berlapis dan para pars laringeal berupa epitel respiratori



BAB IV PENUTUP



4.1



Kesimpulan Sistem indra adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses



informasi indra. Di dalam sistem indra, terdapat reseptor indra, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indra. Umumnya, sistem indra yang dikenal adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba. Mata dan THT merupakan beberapa organ yang termasuk ke dalam sistem indra dan susunan histologinya sangat berkaitan dengan fisiologi organnya.



DAFTAR PUSTAKA



Adedeji, T. 2016. Clinical Spectrum of Ear, Nose and Throat Foreign Bodies In North Western Nigeria. NCBI: PMC



Eroschenko, VP. 2015. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.



Mescher, AL. 2011. Histologi Dasar Junqueira: Teks & Atlas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.



Pradeep, T. 2020. Eye Histology. NCBI: StatPearls



Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.