Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Penderita DM Tipe 2 Terhadap Kadar Hba1c [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Faradhillah A. Suryadi c11108340



Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 terhadap Kadar HbA1c pada Pasien Rawat Jalan Poli Endokrin RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar Pembimbing dr. Sultan Buraena, MS, Sp.Ok



Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, 2013



Pendahuluan



Latar Belakang • Diabetes mellitus  penyebab terbanyak penyakit tidak menular dan penyakit endokrin • Total 366 juta penderita diabetes pada tahun 2011 dan diperkirakan tahun 2030 meningkat menjadi 552 juta • Sekitar 400 orang setiap hari, 17 orang setiap jam, dan 3 orang setiap 10 menit menderita diabetes. • Indonesia  peringkat10 negara yang memiliki penderita diabetes terbanyak, yaitu 7,3 juta dan diperkirakan tahun 2030 naik satu peringkat melejit menjadi 11,8 juta



Latar Belakang • kronik  pengobatan tidak tepat  glukosa sulit terkontrol  meningkatkan biaya terapi dan komplikasi (mikrovaskuler & makrovaskuler)  penurunan kualitas hidup  fatal  kematian. • Kepatuhan minum obat  keberhasilan pengobatan • Tingkat kepatuhan penderita DM tipe 1 70-83% dan DM tipe 2 sekitar 64-78%. • DM tipe 2 dengan sulfonylurea sekali sehari adalah 94% sedangkan dengan regimen sulfonylurea dua atau tiga kali sehari adalah 57%.



Latar Belakang • Selain faktor yang berhubungan dengan medikasi, keberhasilan penatalaksanaan DM harus berdasarkan faktor lain (diet, olahraga, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan pengetahuan, depresi, dll) • Nilai tingkat kepatuhan dengan hemoglobin A1c ( HbA1c)  menggambarkan konsentrasi glukosa darah rata-rata selama periode 8-12 minggu sebelumnya.  >6.5% kurang patuh. • Nilai kepatuhan juga dapat dengan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) Nilai MMAS-8 tinggi  tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan rendah.



Rumusan Masalah 1. Bagaimana hubungan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah obat, regimen dosis obat, efek samping obat, durasi penyakit DM, diet, dan olahraga berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan minum obat pasien DM tipe 2 ditinjai dari kadar HbA1c dan nilai MMAS-8? 2. Bagaimana korelasi nilai HbA1c dengan kepatuhan minum obat menggunakan skor MMAS-8 terhadap pasien DM tipe 2?



Tujuan Penelitian Tujuan Umum • Menganalisis hubungan antara kepatuhan minum obat pasien pasien diabetes mellitus tipe 2 yang ditinjau dari kadar HbA1c dan nilai MMAS-8 Tujuan Khusus • Memperoleh gambaran karakteristik umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah obat, regimen dosis obat, efek samping obat, durasi penyakit DM, pada pasien DM tipe 2 di Poli Endokrin Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo. • Mengevaluasi faktor-faktor yang memmpengaruhi tingkat kepatuhan minum obat psien DM tipe 2 di Poli Endokrin Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan, jumlah obat, regimen, dosis obat, efek samping obat, durasi penyakit DM, pola diet, dan olahraga • Mengevaluasi korelasi tingkat kepatuhan minum obat pasien DM tipe 2 di Poli Endokris RS Wahidin Sudirohusodo berdasarkan nilai HbA1c dengan skor MMAS-8.



Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan bagi rumah sakit dalam program penyuluhan dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, kepatuhan, dan kontrol glukosa darah pada penderita DM tipe 2. 2. Sebagai masukan bagi para dokter untuk lebih meningkatkan peran dokter di rumah sakit dalam meningkatkan kepatuhan minum obat dan kontrol kadar glukosa darah pada penderita DM tipe 2 3. Meningkatkan pengetahuan pasien DM tipe 2 khususnya tentang terapinya sehingga dapat meningkatkan kepatuhannya dalam minum obat 4. Menambah pemahaman peneliti terhadap permasalahan yang dialami pasien berkenaan dengan penyakit dan kepatuhan pasien DM tipe 2 dalam meminum obat sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam memberikan edukasi pada waktu berikutnya



Tinjauan Pustaka



Diabetes Mellitus • suatu penyakit kronis yang disebabkan oleh gangguan pankreas dalam memproduksi insulin atau kondisi dimana badan tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas secara effisien. Kedua keadaan ini akhirnya akan menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah (hiperglikemi). • Klasifikasi : 1. DM tipe 1 2. DM tipe 2 3. DM tipe lain 4. DM Gestasional



Patofisiologi DM tipe 2 • Diabetes Melitus tipe II ditandai dengan kelainan sekresi insulin, serta kerja insulin • Berkurangnya tempat reseptor pada membran sel  kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor  kegagalan sel beta  menurunnya jumlah insulin yang beredar tidak dapat mempertahankan euglikemia. • Sekitar 80% pasien DM tipe II mengalami obesitas. Karena obesitas berkaitan dengan resistensi insulin, maka kelihatan akan timbul kegagalan toleransi glukosa yang menyebabkan diabetes tipe II. Pengurangan berat badan sering kali dikaitkan dengan perbaikan dalam sensitivitas insulin dan pemulihan toleransi glukosa. 14



Diagnosis • Gejala klinis : polidipsi, polifagi, poliuri, lemah, somnolen • Kriteria diagnostik WHO pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan: - Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L) - Glukosa plasma puasa >126 mg/dl (7,0 mmol/L) - Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl ). • ADA : - Gejala klasik + GDS ≥ 200 mg/dL - Gejala klasik + GDP ≥ 126 mg/dL - TTGO ≥ 200 mg/dL - HbA1c ≥ 6,5%



Penatalaksanaan • Non Farmakologi : 1. Diet 2. Olahraga • Farmakologi 1. Insulin 2. Anti diabetik oral : Sulfonilurea, biguanid, tiazolidindion, α-glucose inhibitor



HbA1c (Hemoglobin terglikasi) • glikolisasi hemoglobin meningkat secara proporsional dengan kadar rata-rata glukosa darah selama 120 hari terakhir • Kadar HbA1c merupakan kontrol glukosa jangka panjang, menggambarkan kondisi 8-12 minggu sebelumnya, karena paruh waktu eritrosit 120 hari karena mencerminkan keadaan glikemik selama 2-3 bulan maka pemeriksaan HbA1c dianjurkan dilakukan setiap 3 bulan. • cut-off point kadar HbA1c ≥ 6,5 % (ADA) dalam mendiagnosis diabetes. • Salah satu pemantauan terhadap keberhasilan pengendalian.



Kepatuhan • Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter • Faktor yang mendukung kepatuhan : - Pendidikan - Akomodasi - Modifikasi faktor lingkungan dan sosial - Perubahan model terapi - Interaksi profesional dokter-pasien.



Kepatuhan Terdapat 2 metode untuk mengukur kepatuhan : • Metode langsung mengukur konsentrasi obat dalam darah atau urin, mengukur atau mendeteksi petanda biologi di dalam  mahal, tidak praktis, rentan penolakan pasien • Metode tidak langsung bertanya kepada pasien tentang penggunaan obat, menggunakan kuesioner, menilai respon klinik pasien, menghitung jumlah pil obat, dan menghitung tingkat pengambilan kembali resep obat



Kepatuhan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS)-8. Kuesioner MMAS-8 adalah alat penilaian dari WHO yang sudah divalidasi dan sering digunakan untuk menilai kepatuhan pengobatan pasien dengan penyakit kronik, seperti diabetes mellitus. MMAS-8 berisi delapan pertanyaan tentang penggunaan obat dengan jawaban ya dan tidak. Nilai MMAS-8 yang tinggi menunjukkan tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan rendah.



Kerangka Teori, Kerangka Konsep,



dan Definisi Operasional



Kerangka Teori



Kerangka Konsep



Definisi Operasional 1.Umur penderita : yaitu lama hidup subjek dihitung mulai dari tanggal lahir sampai saat dilakukan penelitian 2.Jenis kelamin penderita : identitas gender subjek 3.Pendidikan penderita : tingkat pendidikan formal yang pernah dicapai oleh pasien berdasarkan pengakuannya 4.Pekerjaan penderita :status pekerjaan pasien sekarang 5.Jumlah obat yang dikonsumsi : jumlah obat anti diabetes yang harus diminum oleh pasien untuk jangka waktu yang lama (lebih dari 2 bulan) 6.Regimen dosis obat : jumlah seluruh regimen dosis obat yang harus diminum oleh pasien untuk jangka waktu yang lama (lebih dari 2 bulan)



Definisi Operasional 7. Efek samping obat yang dikonsumsi : efek samping yang timbul setelah pasien menggunakan obat-obat antidiabetes oral 8. Durasi DM : lama responden menderita DM tipe 2 yang dihitung dari waktu pertama kali dokter mendiagnosis DM tipe 2 9. Diet : kegiatan mengatur dan melaksanakan pola makanan yang dianjurkan bagi penderita DM tipe 2, minimal melaksanakan pembatasan asupan gula dan karbohidrat 10. Olahraga : kegitan fisik berupa jalan kaki, bersepeda, senam, atau bentuk aktifitas sejenis yang dilakukan oleh responden sebanyak 3-4 kali dalam seminggu selama 30 menit 11. Kadar HbA1c : nilai pemeriksaan HbA1c pasien DM tipe 2 berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium dengan satuan % 12. Skor MMAS-8 : skor kepatuhan pasien DM tipe 2 yang dihitung berdasarkan 8 pertanyaan dari kuesioner MMAS-8



Hipotesis Penelitian Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kepatuhan minum obat dengan kadar HbA1c terhadap pasien diabetes mellitus tipe 2



Metodologi Penelitian



Jenis Penelitian • Penelitian ini adalah penelitan analitik observasional dengan desain cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan minum obat penderita diabetes mellitus tipe 2 terhadap kadar HbA1c pada pasien rawat jalan poli endokrin di RSUP Wahidin Sudirohusodo. • Waktu penelitian yang relative lebih singkat dengan biaya yang lebih kecil, sehingga sesuai dengan waktu yang tersedia. • data pada semua variable diambil pada saat yang bersamaan menggunakan kuesioner.



Waktu dan Lokasi Penelitian



• Penelitian dilakukan dari tanggal 2-13 Desember 2013, bertempat di Poli Endokrin RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan.



Populasi dan Sampel Penelitian Populasi • Populasi target pada penelitian ini adalah penderita DM tipe 2 RSUP Wahidin Sudirohusodo. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang berobat jalan pada Poli Endokrin RSUP Wahidin Sudirohusodo pada periode 2-13 Desember 2013.



Sampel • Sampel pada penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang berobat jalan pada Poli Endokrin RSUP Wahidin Sudirohusodo pada periode 2-13 Desember 2013. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling.



Populasi dan Sampel Penelitian



Kriteria Sampel Kriteria Inklusi • Pasien DM tipe 2 yang menggunakan obat antidiabetes oral dalam waktu minimal dua bulan sebelumnya atau lebih. • Pasien DM tipe 2 yang berobat jalan di poli Endokrin RSUP Wahidin Sudirohusodo • Pasien berumur lebih dari 40 tahun • Pasien bersedia menjadi responden dalam penelitian • Pasien dapat membaca dan menulis



Kriteria Eksklusi • Pasien wanita hamil • Pasien DM tipe 2 dengan penyakit kronik lain, seperti hipertensi atau penyakit ginjal • Pasien DM tipe 2 yang menggunakan insulin



Jenis Data • Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari pasien dengan diagnosis DM tipe 2 di Poli Endokrin RSUP Wahidin Sudirohusodo yang mengisi kuesioner penelitian.



Instrumen Penelitian • Alat pengumpulan data dan instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale-8) yang berisi 8 pertanyaan untuk mengukur tingkat kepatuhan subjek dalam menggunakan obat.



Manajemen Penelitian • Pengumpulan data dilakukan setelah meminta perizinan dari pihak pemerintah dan RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar. Kemudian mengambil data dari kuesioner MMAS-8 yang telah diisi oleh pasien DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi.



Pengolahan dan analisis data • Pengolahan dilakukan setelah pengumpulan data dari kuesioner, dan dimasukkan ke dalam table data. Untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari variable independen dan dependen digunakan analisis univariat, sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variable digunakan analisis bivariate. • Untuk melihat distribusi frekuensi dari variable pada penelitian ini digunakan mean dan standar deviasai untuk variable numeric sedangkan untuk variable kategorik digunakan modus dan proporsi • Metode statistik yang digunakan untuk melihat kemaknaan dan hubungan antara variable kategorik table 2x2 adalah Chi Square (X2)



Alur penelitian



Faradhillah A. Suryadi c11108340



Thank You Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, 2013