Humaniora Kedokteran Gigi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU KEDOKTERAN GIGI



PAPER



HUMANIORA KEDOKTERAN GIGI



OLEH : TAUFIQ DYNA PUSPASARI YAYAH INAYAH TIRTA ASPRIMI ANGRAENI DOSEN PENGAMPU : DRG. MUH. RUSLIN, M.KES, PH.D, SP.BM(K)



PROGRAM MAGISTER ILMU KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2020



1



PENDAHULUAN           Secara eksplisit Humaniora tercantum di dalam KIPD II (Dirjen Dikti,1994), dalam rangkaian Humaniora, Filsafat, Metodologi, Etik dan Hukum Kedokteran. Hal ini bertujuan untuk memberi landasan bagi pemahaman tentang ilmu dan profesi kedokteran. Akan tetapi tidak ada ketetapan lebih lanjut tentang arahan, tujuan, lingkup bahasan cabang ilmu, dan buku ajar sebagai rujukan. Halhal tersebut diserahkan kepada masing-masing Fakultas Kedokteran. (1)           Dalam KIPDI III, yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Dirjen Dikti, 2005), kata humaniora tidak lagi secara eksplisit dicantumkan, tetapi terdapat 2 kompetensi yang berkaitan dengan etika, yakni 1) Kompetensi komunikasi, kemampuan berkomunikasi efektif secara etis, dan 2) Etika, moral, medikolegal, profesionalisme dan keselamatan pasien. (1)           Perubahan ini mencerminkan lebih difokuskannya humaniora kepada etik, yang antara keduanya bersinggungan, bahkan adanya bagian yang bertumpang tindih. (1)           Tulisan ini diharapkan dapat memberikan arti yang tepat dari humaniora, wilayah kajiannya, dan perlunya humaniora dalam pendidikan dan praktek kedokteran. (1) Humaniora adalah cerita, ide dan kata-kata yang membantu kita merasakan kehidupan dan dunia kita. Humaniora mengenalkan kita pada orang-orang yang tidak pernah kita temui, tempat yang tidak pernah kita kunjungi, dan ide yang tidak pernah terlintas dalam benak kita. Dengan memperlihatkan bagaimana orang-orang lain hidup dan berpikir tentang kehidupan, humaniora membantu kita menentukan apa yang penting dalam kehidupan kita dan apa yang dapat kita lakukan untuk membuatnya lebih baik.  



2



DEFINISI           Secara umum, definisi humaniora adalah disiplin akademik yang mempelajari kondisi manusia, menggunakan metode yang terutama analitik, kritikal, atau spekulatif, sebagaimana dicirikan dari sebagian besar pendekatan empiris alami dan ilmu sosial. (3)           Contoh dari disiplin humaniora adalah bahasa kuno dan moderen, literatur, hukum, sejarah, filosofi, agama, dan seni visual dan drama (termasuk musik). Subyek-subyek tambahan yang terkadang masuk dalam humaniora adalah teknologi, antropologi, studi area, studi komunikasi, studi kultural, dan linguistik, meskipun cabang tersebut selalu dianggap sebagai ilmu sosial.  BAHASA, PERISTILAHAN           Secara bahasa, kita mengenal istilah humaniora (Latin), humanities (Inggris), humanisme, humanitarian, humanitarianisme, humanis, yang semuanya berasal dari kata human, yang berarti mankind, manusia, makhluk dengan derajat tertinggi. Humaniora maupun humanitas, kedua-duanya dipergunakan dalam bahasa Latin/Yunani, misalnya dalam Literae Humanitates, atau Literae Humaniores. Oleh karena literatur Yunani/Latin adalah sumber utama dari pengetahuan, kebijaksanaan dan ekspresi, maka humanitas (Latin) berarti bahasa dan literatur (termasuk filsafat, sejarah, ilmu pidato, dan sastra), Yunani dan Romawi kuno. (1)           Sebagai gerakan, humaniora bangkit berbarengan dengan renaisans, sesudah ditemukannya kembali pustaka dan peradaban Yunani/Romawi kuno, yang membangkitkan minat kepada manusia, budaya, dan karyanya. (1)           Bahasa Indonesia, yang menerjemahkan kata-kata Inggris dengan suku kata akhir ty, misalnya university, faculty, dan lain-lain, dengan …tas, yang menjadi universitas dan fakultas, cenderung lebih menggunakan kata humaniora daripada humanitas. Hal ini menunjukkan bahwa humaniora bukan terjemahan dari



3



humanity (Inggris), tetapi dari bahasa Latin humaniores. Selanjutnya dalam tulisan ini dipakai kata humaniora dan bukan humanitas. Sedang kata humanitas (kb) diartikan sebagai kodrat manusia atau perikemanusiaan (Fajri dan Senja). Perlu dicatat juga terdapat penggunaan kata humaniora sebagai padanan dari humanisme, misalnya oleh Riyadi DS, (2005). (1)           Humaniora dapat berarti : (1) 1. Studi tentang bahasa-bahasa dan sastra klasik Yunani dan Romawi 2. Cabang pengetahuan yang mempelajari manusia dan budayanya, seperti filsafat, sastra, dan seni; tidak termasuk di dalamnya ilmu (science) seperti biologi dan ilmu politik. Agama/kepercayaan kepada Tuhan, juga kemudian, sejak William Caxton (1422-1491) tidak dimasukkan dalam kajian humaniora (Morris, 1981; Encycl Brit 1973) 3. Dalam arti yang paling umum, humaniora adalah kualitas, perasaan dan kecenderungan, bukan saja deskriptif tetapi juga normatif. Dalam kaitan ini humaniora mempunyai konotasi perasaan dan perilaku manusia sebagai gentleman, orang yang berbudi luhur dan sifat-sifat luhur yang melekat dengannya. Humaniora juga mempunyai konotasi budaya intelektual. Humaniora dimaksudkan juga studi, pelatihan, proses yang menghasilkan kualifikasi tersebut. Istilah inhumanitas diartikan sebagai not civilized, tidak berbudaya, atau bar-bar.  Kata-kata yang berdekatan dengan humaniora, bahkan sering disama artikan, adalah sebagai berikut: (1) 



Humanitarian (kata sifat) o Memfokuskan



pada



kebutuhan



manusia



dan



menghilangkan/mengangkat penderitaan manusia o Berkaitan dengan pengabdian pada usaha-usaha kesejahteraan manusia dan dorongan untuk perubahan masyarakat (social reform) = phylantopist, filantropis



4







Humanitarianisme o Pandangan, dasar-dasar, metoda dari humanitarian = filantropi o Keyakinan, bahwa satu-satunya kewajiban moral manusia adalah bekerja untuk kesejahteraan kemanusiaan yang lebih baik (berdekatan dengan pengertian etik) o Keyakinan bahwa kondisi manusia dapat mencapai kesempurnaan dengan upayanya sendiri, tanpa Tuhan







Humanisme o Keadaan atau kondisi atau kualitas sebagai manusia, makhluk berderajat tinggi o Filsafat atau sikap yang menaruh perhatian terhadap manusia, perhatian dan pencapaiannya o Studi humaniora; ajaran tentang kesopanan dan budaya o Gerakan/budaya dan intelektual yang terjadi pada masa renaisans







Humanis o Orang yang mengkaji humaniora, terutama mahasiswa tentang masalah-masalah klasik o Orang yang menaruh perhatian kepada kajian tentang upaya dan kemampuan/pencapaian manusia o Pengkaji/mahasiswa tentang renaisans, atau pengikut dari paham humanisme







Humanistik (ks)



Berhubungan dengan humanisme atau humaniora            Dari uraian diatas, istilah Indonesia yang merupakan serapan dari bahasa Arab, yang dapat mewadahi humaniora ialah adab. Dalam ilmu al adab terkandung ilmu sastra, sejarah sastra, ilmu kritik sastra, filologi. Adab juga berarti budaya yang baik. Tidak beradab berarti tidak berbudaya, tidak berperilaku baik, sebagaimana Cicero (filsuf Yunani) mengartikan inhumanitas dengan barbar. (1)



5



          Adab dapat berarti antara lain discipline of mind and manners, and of conduct or behaviour (Huges, 2004). Karya al Makdisi (2005), dapat lebih memastikan bahwa ilmu adab adalah Humaniora. (1)  SEJARAH HUMANIORA           Di dunia Barat, studi humaniora dapat dilacak hingga ke Yunani Kuno, sebagai basis pendidikan yang besar bagi masyarakat. Selama masa Romawi, konsep tujuh seni liberal bertingkat, termasuk grammar, retorika dan logika (trivium),



bersama



dengan



aritmatika,



geometri,



astronomi



dan



musik



(quadrivium). Subjek-subjek ini membentuk curahan pendidikan pertengahan, dengan penekanan pada humaniora sebagai keterampilan atau “cara melakukan sesuatu”. (3)           Sebuah pergeseran utama selama masa Renaissance, ketika humaniora mulai dihargai sebagai subyek untuk lebih dipelajari daripada dipraktekkan, dengan penyesuaian bergeser dari bidang tradisional kepada area seperti literatur dan sejarah. Pada abad ke 20, pandangan ini ditantang oleh pergerakan paskamodernisasi, yang dicari untuk menggambarkan kembali humaniora dalam istilah yang lebih menganut persamaan untuk masyarakat demokratis. (3) Pendidikan humaniora adalah suatu bahan pendidikan yang mencerminkan keutuhan manusia dan membantu agar manusia menjadi lebih manusiawi, yaitu membantu manusia untuk mengaktualkan potensi-potensi yang ada, sehingga akhirnya terbentuk manusia yang utuh, yang memiliki kematangan emosional, kematangan moral dan kematangan spiritual. Setiap bangsa pasti ditandai dengan pluralitas agama dan budaya. Kehidupan dalam iklim yang berbeda ini diharapkan manusia atau setiap pribadi itu memiliki dimensi individual dan sosial. Hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana hidup bersama orang lain, mengembangkan kepekaan untuk saling menghormati dan menghargai.



6



Dalam mencapai kesempurnaan kehidupan setiap individu memiliki akal dan budi atau yang lazim disebut pikiran dan perasaan yang memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada tuntutan hidup makhluk lain dan memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai kapanpun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain. Berdasarkan uraian di atas kita mengetahui bahwa tujuan dari pendidikan humaniora adalah untuk membimbing manusia menjadi manusia seutuhnya dan mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin terkikis, untuk kehidupan yang lebih sempurna. A.     Pengertian Humaniora Menurut bahasa latin, humaniora disebut artes liberales yaitu studi tentang kemanusiaan. Sedangkan menurut pendidikan Yunani Kuno, humaniora disebut dengan trivium, yaitu logika, retorika dan gramatika. Pada hakikatnya humaniora adalah ilmu-ilmu yang bersentuhan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup



etika,



logika,



estetika,



pendidikan



pancasila,



pendidikan



kewarganegaraan, agama dan fenomenologi.



B.     Pentingnya Mempelajari Pendidikan Humaniora Berbagai macam kasus kekerasan yang terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat, tindakan anarkis dan pelanggaran nilai kemanusiaan bahkan sudah menjadi keseharian. Indikatornya adalah pendidikan belum berperan signifikan dalam proses membangun kepribadian bangsa yang berjiwa sosial dan kemanusiaan.



Tampaknya,



manusia



harus



lebih



“dimanusiakan”



lagi.



Keterpurukan bangsa yang berlarut-larut juga berhubungan dengan kegagalan pendidikan di masa lalu yang mengakibatkan terjadinya proses dehumanisasi. Gagasan dan langkah menuju pendidikan yang berorientasi kemanusiaan merupakan salah satu upaya mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin terkikis. Melalui pendidikan de-humaniora diharapkan manusia dapat mengenal dirinya, kemanusiaannya yang utuh, dan tidak hanya dapat



7



menundukkan lingkungan alam fisik melalui kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada



prinsipnya,



pendidikan



humaniora



bertujuan



membuat



manusiawi/untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia. C.     Latar Belakang Pendidikan Humaniora 1.      Pengertian kebudayaan Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Untuk lebih jelas dapat dirinci sebagai berikut : a.       Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia yang meliputi kebudayaan material dan kebudayaan non material. b.      Kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. c.       Kebudayaan itu adalah kebudayaan manusia dan hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan. 2.      Manusia sebagai pengemban nilai-nilai Di muka telah dijelaskan bahwa adanya akal dan budidaya pada manusia, telah menyebabkan adanya perbedaan cara dan pola hidup di antara keduanya. Oleh karena itu, akal dan budi menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang berdimensi ganda, yakni kehidupan yang bersifat material dan kehidupan yang bersifat spiritual. Manusia dimanapun dia berada dan apapun kedudukannya selalu berpengharapan dan berusaha merasakan nikmatnya kedua jenis kehidupan tersebut. Hal di atas sebagaimana kodrat dari Tuhan bahwasanya manusia memang ditakdirkan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal. Saling mengenal di sini diartikan bahwasanya agar mereka yang berbeda-beda itu bisa saling melengkapi dalam artian memberi dan menerima. Kemajuan dan perkembangan yang hanya terbatas pada kemajuan material saja akan menimbulkan kepincangan pada kehidupan manusia. Kehidupan mereka kurang sempurna, dimensi di dalamnya akan hilang, karena batin mereka kosong



8



akibatnya tidak akan memperoleh ketenteraman, ketertiban hidup, melainkan justru dapat lebih rusak karenanya. Material dan spiritual adalah dua hal yang saling melengkapi. Dua hal ini bagaikan jasad dan ruh. Kebahagiaan material akan menunjang jasmani kita, sedangkan kebahagiaan spiritual akan menunjang ruhani kita. 3.      Manusia sebagai makhluk termulia Kalau kita lihat dari segi bentuk fisiknya maupun yang ada di sebaliknya, tidak berlebihan kalau manusia menyatakan dirinya sebagai makhluk termulia. Di antara makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan. Beberapa keistimewaan yang dimiliki manusia dibanding dengan makhluk yang lain, adalah : a.       Manusia



mampu



mengatur



perkembangan



hidup



makhluk



lain



dan



menghindarkannya dari kepunahan. b.      Manusia mampu mengubah apa yang ada di alam ini c.       Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang karenanya kehidupan mereka makin berkembang dan makin sempurna d.      Semua unsur alam termasuk makhluk-makhluk lain dapat dikuasai manusia dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya. 4.      Budaya sebagai sarana kemajuan dan sebagai ancaman Filsuf Hegel dalam abad ke-19 membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya sendiri. Dalam berbudaya, manusia tidak menerima begitu saja apa yang disediakan oleh alam, tetapi mengubahnya dan mengembangkannya lebih lanjut. Dengan akal dan dayanya, manusia berusaha untuk merubah sesuatu yang bersifat bahan mentah, yang disediakan oleh alam menjadi bahan jadi yang bisa dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup mereka. Dengan selalu berfikir dan mencoba, menjadikan manusia menjadi maju. Lain halnya dengan mereka yang tidak berminat untuk selalu berfikir dan mencoba. Pasti, akan terlihat sekali perbedaan antara keduanya. Selain sebagai kemajuan budaya juga bisa menjadi ancaman. Budaya merupakan bahaya bagi manusia sendiri, yang dimaksud umpama tekhnik,



9



peradaban, pabrik berasap, udara yang penuh debu, kota yang kotor, hutan yang masih kotor, kediktatoran akal dan budaya yang tamat. Baginya budaya itu menguasai, menyalahgunakan, menjajah dan mematikan. Begitulah keadaannya jika manusia mengembangkan kebudayaannya tanpa memperhatikan etika. Akan terlihat sekali perbedaan antara pengembangan kebudayaan yang memperhatikan etika dan yang tidak. D.    Metode Pendidikan Humaniora Tugas pendidikan masa kini, pertama-tama bukannya mengajarkan “apa yang paling baik diketahui dan dipikirkan pada masa lampau”, akan tetapi yang lebih penting adalah menyajikan informasi dan orientasi terhadap masa kini, dan khususnya orientasi terhadap masa depan di mana nantinya para siswa akan hidup di dalamnya. Dengan pendidikan seperti itu, mereka akan memiliki kepekaan dan kemampuan-kemampuan untuk mengambil bagian secara kreatif di berbagai kehidupan masa mendatang. Mengingat masa lampau tidak akan memberikan kesegaran pada masa kini dan yang akan datang. Sesuai dengan maqolah dalam buku “Laa Tahzan” bahwasanya hari ini adalah milik anda. Yang perlu kita fikirkan adalah hari ini, marilah kita hadapkan diri kita pada kejadian sekarang. Boleh juga kita menoleh masa lampau, sekedar untuk pelajaran. Kita bisa mengoreksi diri kita dengan melihat kesalahan-kesalahan pada masa lampau. Namun hanya sebatas itu, jangan kita terlalu larut dalam kejadian masa lampau. Pendidikan humaniora adalah pembinaan kualitas kepribadian anak didik, yaitu untuk mencapai tujuan pengembangan “pribadi seutuhnya”, maka perlu untuk disajikan program-program kegiatan belajar-mengajar yang sifatnya nonverbal, sehingga memungkinkan anak didik untuk mengembangkan kesadaran kepekaannya, serta kemampuan-kemampuan lainnya untuk menikmati kehidupan aktual dan bukan lagi terkungkung hanya di dalam lingkungan dunia intelek yang serba abstrak. Hal tersebut sangat penting, seseorang yang hanya intelek, tidak akan seimbang jika tidak disertai dengan kecakapan. Orang yang tidak cakap tidak akan



10



mampu menunjukkan dan mengembangkan keintelekannya. Begitu pula orang yang cakap tapi tidak intelek. Dia mampu menunjukkan dan mengembangkan sesuatu. Akan tetapi, dia tidak punya sesuatu atau materi atau bahan untuk ditunjukkan dan dikembangkan. Selain hal-hal di atas, pendidikan humaniora juga mementingkan masalah spiritual. Manusia tak cukup hanya kaya, tampan, cantik dan berkecukupan. Orang yang tersebut tidak akan tenang hatinya tanpa adanya ketenteraman hati. Hal ini dapat dicapai dengan selalu mendekatkan diri pada sang khaliq dan mensyukuri nikmat-Nya. KESIMPULAN 1.      Pendidikan humaniora adalah pendidikan yang berorientasi untuk mendidik manusia menjadi manusia seutuhnya. 2.      Prinsip pendidikan humaniora bertujuan membuat manusia lebih manusiawi atau untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia. 3.      Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dengan adanya kebudayaan inilah yang melatarbelakangi pendidikan humaniora. 4.      Bahwasanya manusia diberkahi adanya akal dan budi daya yang menyebabkan cara dan pola hidup yang berbeda diantara keduanya. Dan dengan adanya akal dan budidaya manusia adalah sebagai pengemban nilai-nilai moral baik yang bersifat material maupun spiritual. 5.      Dalam metode pendidikan humaniora, anak didik dikenalkan pada pengembangan material dan spiritual.



 BIDANG-BIDANG HUMANIORA           Sebagai sebuah bidang studi, humaniora menekankan pada analisa dan pertukaran ide-ide dibandingkan ekspresi kreatif seni atau penjelasan kuantitatif ilmu pengetahuan. (2)



11



1. Sejarah, Antropologi, dan Arkeologi mempelajari perkembangan sosial, politik dan budaya manusia. (2) 2. Literatur,



Bahasa



dan



Linguistik



mempelajari



bagaimana



kita



berkomunikasi satu sama lain, dan bagaimana ide dan pengalaman kita akan pengalaman kemanusiaan diekspresikan dan diinterpretasikan. (2) 3. Filosofi, Etika, dan Perbandingan Agama mempertimbangkan ide tentang makna hidup dan alasan bagi pemikiran dan tindakan kita. (2) 4. Yurisprudensi



menguji



nilai-nilai



dan



prinsip-prinsip



yang



menginformasikan hukum kita. (2) 5. Pendekatan Historis, Kritis, dan Teoritis terhadap Seni merefleksikan dan menganalisa proses kreatif. (2)  Pembagian bidang humaniora (3) 



Sastra Klasik







Sejarah







Bahasa







Hukum







Literatur







Seni Drama o Musik o Teater o Dansa o Filosofi o Agama o Seni visual 



Melukis



 HUMANIORA DAN ETIKA



12



          Bila humaniora memusatkan perhatian kepada manusia, etika sebagai ilmu merupakan bagian dari filsafat yang mempelajari nilai baik-buruk, benar-salah, pantas-tidak pantas dalam kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan manusia dan lingkungannya (Hariadi, 2005). Tampak ada bidang tumpang tindih antara humaniora dan etika. Humanisme atau humanitarianisme dapat berarti juga etika, yakni faham, ajaran, bahwa satu-satunya kewajiban moral manusia adalah bekerja untuk kebaikan, perbaikan dan kesejahteraan manusia (Moris (ed), 1981). (1)  HUMANIORA DAN AGAMA           Semula humaniora mencakup didalamnya juga agama/kepercayaan, tetapi kemudian, sejak William Caxton (1422-1491) (Encycl Britt, 1973) agama dipisahkan



dari



humaniora



mempercayai



adanya



kekuatan



supranatural



merupakan naluri manusia. Nilai-nilai agama diturunkan kepada manusia melalui wahyu, yang dibawakan oleh utusanNya. Nilai-nilai religius seharusnya merupakan nilai-nilai yang paling dasar dari segala tata nilai dan karena itu ada titik



temu



dengan



nilia-nilai



budaya



yang



dikembangkan



manusia



(Muljohardjono,2004). (1)           Penguasaan ilmu dan pengembangan teknologi adalah upaya pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk menjaga tercapainya tujuan tersebut, perlu hal tersebut dijaga, dikoridori oleh nilai-nilai budaya, dan nilai-nilai agama. Para agamawan/ruhaniawan tidak seharusnya terpaku pada kaidah-kaidah klasik dan baku, dalam mengantar, mengawal, perkembangan ilmu dan teknologi agar benarbenar bermanfaat bagi manusia. Agama (Islam) membuka pintu kajian-kajian terhadap rancangan, hasil, dan pemanfaatan dari pengembangan iptek. Pintu tersebut



adalah



ijtihad.



Dengan



persyaratan-persyaratan



tertentu



agamawan/ruhaniawan dapat mengkaji masalah-masalah kemajuan iptek, dan menghasilkan fatwa-fatwa kontemporer yang menjadi dasar yang dapat dipertanggungjawabkan bagi pemanfaatan hasil pengembangan serta rancangan pengembangan selanjutnya. (1)



13



 HUMANIORA DAN PENGEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI           Penguasaan dan pengembangan ilmu dan teknologi adalah amanat kemanusiaan, oleh karena itu harus memberi manfaat bagi kesejahteraan manusia. Humaniora membawa nilai-nilai budaya manusia. Nilai-nilai tersebut adalah universal. Tanpa humaniora pengembangan ilmu dan teknologi tidak lagi bermanfaat bagi manusia. Pengembangan/ perkembangan yang banyak disusupi nilai-nilai bisnis menimbulkan hedonisme yang bermula di masyarakat bisnis, yang berlanjut pada umunya. (1)  HUMANIORA DAN ILMU KEDOKTERAN           Lebih khusus dalam kaitan dengan pengembangan ilmu dan teknologi, ialah Iptek Kedokteran. Kedokteran adalah ilmu yang paling manusiawi, seni yang paling indah, dan humaniora yang paling ilmiah (Pellegrino, 1970). (1)           Clauser (1990) berpendapat bahwa mempelajari humaniora – sastra, filsafat, sejarah – dapat meningkatkan kualitas pikir (qualities of mind) yang diperlukan dalam ilmu kedokteran. Kualitas pikir tidak lagi terfokus pada hal-hal hafalan, materi baku, konsep mati, tetapi ditingkatkan dalam hal kemampuan kritik, perspektif yang lentur, tidak terpaku pada dogma, dan penggalian nilai-nilai yang berlaku didalam ilmu kedokteran. Menurunnya studi kedokteran cenderung memfokuskan mindset pada ujian, diskusi yang monoton tentang pasien, hasil laboratorium, insiden, banyak pasien, dan lain-lain. Humaniora membebaskan kita dari terkunci dalam satu mindset. Kita perlu kelenturan dalam mengubah perspektif, dan mengubah interpretasi bila diperlukan. Dengan sastra, seseorang (mahasiswa kedokteran) dapat mengembangkan empati dan toleransi, mencoba menempatkan diri dalam gaya hidup, imaginasi, keyakinan yang berbeda. (1)          



Ilmu



kedokteran,



selain



ilmu-ilmu



dasar,



adalah



juga



profesi.



Pengembangan profesi cenderung mengkotak-kotakkan pada bidang spesialisasi. Seorang spesialis cenderung memahami hanya bidang spesialisasinya saja. Tuntutan efektif-efisien, perhitungan cost-benefit cenderung menghapus nilai 14



empati, kurang dapat menempatkan diri sebagai penderita. Hubungan dokterpasien menjadi kurang manusiawi. Humaniora memperbaiki kondisi tersebut. (1)



 Humaniora medis           Humaniora medis merupakan bidang interdisipliner medis dimana termasuk humaniora (literatur, filosofi, etika, sejarah dan bahasa), ilmu sosial (antropologi, studi budaya, psikologi, sosiologi), dan seni (literatur, teater, film dan seni visual) dan aplikasinya terhadap edukasi dan praktek medis. (4)           Humaniora dan seni memberikan pengertian yang dalam tentang kondisi manusia, penderitaan, kemanusiaan dan tanggung jawab kita satu sama lain, dan menawarkan perspektif sejarah dalam praktek medis. Perhatian terhadap literatur dan seni membantu dalam membangun dan memelihara kemampuan observasi, analisis, empati dan refleksi-diri – kemampuan yang penting bagi pengobatan medis manusia. Ilmu sosial membantu kita memahami bagaimana biologi dan medis menempatkan diri dalam konteks sosial dan budaya dan juga bagaimana budaya berinteraksi dengan pengalaman individual akan kesakitan dan cara ilmu medis dipraktekkan. PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN DAN FILSAFAT I.              Pengertian filsafat, paradigma, ilmu pengetahuan dan teori secara etimologi berasal dari bahasa Inggris philosophy, bahasa Arab falsafah, bahasa Yunani philoshophia(cinta akan kebijaksanaan) Secara terminology terdapat beberapa pengertian:       Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.       Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata



15



      Upaya untuk menentukan batas batas jangkauan pengetahuan, sumbernya, dan hakikat keabsahannya



Menurut beberapa tokoh:       Menurut Poerdjawaratnya filsafat merupakan pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang secara dalam-dalamnya dari segala sesuatu berdasarkan pemikiran belaka.       Menurut Hasbullah Bakry filsafat merupakan pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana manusia setelah mengetahui pengetahuan itu. Dapat disimpulkan pengertian filsafat adalah pengetahuan yang berusaha untuk mengetahui hakikat segala sesuatu yang berkenaan dengan tuhan, manusia dan alam semesta dan bagaimana upaya yang dilakukan setelah mendapatkan pengetahuan tersebut. Paradigma secara etimologis diartikan sebagai model teori ilmu pengetahuan atau kerangka berfikir. Secara terminology diartikan sebagai pandangan mendasar para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang senantiasa dipelajari oleh satu cabang ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan gabungan dari 2 kata science dan knowledge. Ilmu pengetahuan merupakan rangkaian aktifitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional mengenai suatu pengetahuan yang spesifik Teori secara sederhana diartikan sebagai statement yang sudah teruji kebenarannya Paradigma ilmu pengetahuan merupakan model/kerangka berfikir beberapa komunitas ilmuan tentang gejala gejala dengan pendekatan fragmentarisme yang



16



cenderung terspesialisasi berdasarkan langkah langkah ilmiah menurut bidangnya masing masing Menurut Thomas S Kuhn paradigma ilmu pengetahuan adalah suatu asumsi dasar dan asumsi teoritis yang umum(merupakan suatu sumber nilai)sehingga menjadi suatu sumber hokum, metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri. Dapat dsimpulkan bahwa paradigma ilmu pengetahuan dan teori adalah asumsi dasar dan teoritis yang bersifat umum yang merupakan sumber nilai sehingga menjadi sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri dan terspesialisasi berdasar bidangnya masing masing. II.           Paradigma Ilmu Pengetahuan Dan Teori Ada 3 tahapan dalam paradigma ilmu pengetahuan dam teori 1.    Tahap pertama Paradigma disini membimbing dan mengarahkan aktifitas ilmiah dalam masa ilmu normal (normal science). Disini para ilmuan berkesempatan menjabarkan dan mengembangkan paradigma sebagai model ilmiah yang di gelutinya secara rinci dan mendalam. Dalam tahapan ini para ilmuan tidak bersikap kritis terhadap paradigma yang membimbing aktifitas ilmiahnya selama menjalankan aktifitas para ilmuan menjumpai berbagai fenomena yang tidak dapat di terangkan dengan paradigma yang digunakan sebagai bimbingan atau arahan aktifitas/anomalinya, Anomaly merupakan suatu keadaan yang menunjukkan ketidak cocokan antara kenyataan dan paradigma yang di pakai. 2.    Tahap ke dua Adanya anomaly tersebut menimbulkan kecurigaan/pradugaan sehingga mulai diperiksa dan dipertanyakan mengenai paradigma tersebut. 3.      Tahap ke tiga



17



Para ilmuan bisa kembali lagi ke jalan ilmiah yang sama dengan memperluas dan mengembangkan suatu paradigma tandingan yang dipandang bisa memecahkan masalah dan membimbing aktifitas ilmiah berikutnya. Proses perubahan atau peralihan paradigm lama ke paradigma baru inilah dinamakan revolusi ilmiah.



18



Macam macam paradigma ilmu pengetahuan 1.    Paradigma kualitatif Proses penelitian berdasarkan metodologi yang menyelidiki fenomena social untuk menemukan teori dari lapangan secara deskriptif dengan menggunakan metode berfikir induktif 2.    Paradigma deduksi-induksi Penelitian deduksi (penelitian dengan pendekatan kuantitatif). Analisis datakesimpulan. Penelitian induksi(pendekatan kualitatif). Pengumpulan data-observasi-hipotesiskesimpulan. 3.    Paradigma piramida Kerangka berfikir/model penyelidikan ilmiah yang tahapannya menyerupai piramida. Terbagi menjadi:       Piramida berlapis, yang menunjukkan semakin ke atas berarti tujuan semakin tercapai yaitu ditemukannya teori baru       Paramida ganda, yang di buat berdasarkan piramida yang sudah ada       Piramida terbalik, piramida yang di buat berdasarkan teori yang sudah ada 4.    Paradigma siklus empiris Kerangka berfikir atau model penyelidikan ilmiah berupa siklus 5.    Paradigma rekonstruksi teori. Model penyelidikan ilmiah yang berusaha merancang kembali teori atau metode yang telah ada dan digunakan dalam penelitian. Agar model rekonstruksi teori dapat di terapkan dengan baik, pemilihan dan penguasaan teori tertentu yang dianggap relevan dengan penelitian sangat menunjang keberhasilan teorinya. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 tahap dalam paradigma ilmu pengetahuan yaitu tahap pertama, tahap ke dua, dan tahap ke tiga.



19



Macam macam paradigm ilmu pengetahuan ada 5 yaitu paradigma kualitatif, deduktif dan induktif, piramida,siklus empiris dan paradigma rekonstruksi teori.



Teori ilmu pengetahuan 1.    Teori korespondensi Kebenaran atau keadaan benar apabila ada persesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan/pendapat dengan obyek yang dituju oleh pernyataan atau pendapat tersebut. 2.    Teori koherensi Kebenaran atau keadaan benar apabila ada persesuaian antara pernyataan dengan pernyataan yang lain yang sudah lebih dulu diketahui, diterima dan diakui sebagai hal yang benar dan berdasarkan pada penyaksian/justifikasi tentang kebenaran, karena putusan dianggap benar apabila mendapatkan persaksian oleh putusan yang lainnya yang sudah di ketahui/tahan uji. 3.    Teori pragmatisme Menurut teori ini kebenaran atau keadaan benar semata mata tergantung dari kemanfaatannya. Dari pngertian diatas dapat disimpulkan bahwa teori ilmu pengetahuan ada yaitu teori korespondensi, koherensi dan teori pragmatisme.



 KESIMPULAN 1. Secara umum, definisi humaniora adalah disiplin akademik yang mempelajari kondisi manusia, menggunakan metode yang terutama analitik, kritikal, atau spekulatif, sebagaimana dicirikan dari sebagian besar pendekatan empiris alami dan ilmu sosial. 2. Humaniora terdiri atas unsur-unsur seni, etika, kearifan, nilai-nilai kejujuran,



kebenaran,



kelembutan,



memanusiakan



manusia, 20



menyingkirkan beban dari dan berbuat baik bagi manusia. Tanpa nilainilai tersebut, manusia atau perilakunya dapat dikategorikan tidak human, tidak manusiawi, tidak berbudaya atau barbar. 3. Pengembangan ilmu dan teknologi adalah amanat kemanusiaan, untuk kesejahteraan manusia. Oleh karena itu perlu dipandu oleh nilai-nilai humaniora, agar terjamin kemanfaatannya untuk manusia. 4. Agama seharusnya merupakan nilai yang paling azasi dari seluruh nilainilai humaniora. Nilai-nilai agama diharapkan dapat dikembangkan oleh agamawan/ruhaniawan untuk memandu pengembangan ilmu/teknologi dan penerapannya. 5. Ilmu kedokteran adalah ilmu yang sarat dengan nilai-nilai, namun hal ini sering dilupakan. Oleh karena itu humaniora perlu diberikan untuk membuat profesi medik lebih sensitif terhadap adanya nilai-nilai tersebut dan pengetrapannya dalam praktek. 6. Humaniora diharapkan dapat meningkatkan kualitas berfikir, yang ditengarai sebagai sifat kritis, lentur dalam perspektif, tidak terpaku pada dogma, tanggap terhadap nilai-nilai, dan sifat empati.



21