Ibadah Meditasi Taize - Ryan Sinuraya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Ryan Sandrian Sinuraya



Tingkat/ Jurusan



: IV-D/ Teologi



Mata Kuliah



: Liturgika II



Dosen



: Dr. Jaharianson Saragih Ibadah Meditasi Taize



Ibadah Taize merupakan salah satu bentuk ibadah meditatif dengan nyanyian bersyair pendek yang dinyanyikan secara berulang-ulang dengan iringan musik yang indah. Keheningan dan ketenangan menjadi salah satu kekhasan dalam ibadah ini. Dengan ketenangan dan keheningan orang akan lebih mudah diajak untuk menyadari kehadiran Allah dalam hatinya. Kekhasan lainnya adalah tidak ada pemimpin, tidak ada khotbah dan sering kali diisi dengan sharing pengalaman satu sama lain. Langkah-langkah yang dilakukan dalam Ibadat Taize adalah sebagai berikut: 1. Pembukaan: Ibadat taize dibuka dengan nyanyian dan juga puji-pujian yang mampu membawa peserta kepada suasana hening dan tenang dilanjutkan dengan doa pembukaan. 2. Mazmur: Mazmur telah menjadi inspirasi untuk orang-orang Kristiani sejak awal, karena mazmur menempatkan diri kita pada persekutuan umat beriman. Peserta dapat melagukan ataupun membaca ayat-ayat mazmur. Setelah setiap ayat dinyanyikan, semua menyanyikan aklamasi atau melagukan “alleluia”. 3.



Bacaan Sabda: Membaca kitab suci berarti mendekatkan diri pada “mata air yang tak akan kering, dimana Allah memberikan diriNya sendiri kepada manusia yang kehausan”. Bacaan diambil dari Injil namun bisa juga 2 bacaan misalkan yang pertama dari Perjanjian Lama, bagian Surat-Surat, Kisah Para Rasul, atau Wahyu; sedangkan yang kedua selalu Injil. Antara kedua bacaan dinyanyikan sebuah lagu meditatif.



4. Hening: Inilah kekhasan dari Ibadat Taize dimana ada waktu hening guna mengendapkan sabda yang baru saja dibacakan. Dalam keheningan tersebut diharapkan mereka yang mengikuti ibadat ini mampu merasakan kehadiran Yesus



1



dalam hidupnya. Keheningan dijaga ± 5-10 menit. Jika ada peserta yang belum terbiasa hening hendaknya diberi pengantar “Mari kita lanjutkan doa kita dengan tinggal dalam keheningan”. 5. Renungan: Bagian ini bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Jika tidak memungkinkan dapat diisi dengan sharing pengalaman rohani untuk lebih memperteguh iman. 6. Doa Umat atau Syafaat: Doa ini terdiri dari permohonan-permohonan dan seruanseruan singkat (aklamasi) dengan nyanyian senandung sebagai latar belakang dan diselingi dengan refren yang dinyanyikan oleh semua, dapat menjadi “tiang api” ditengah acara doa bersama. Secara bergilir satu atau dua orang mengucapkan permohonan-permohonan. Seluruh bagian doa ini diawali dan disambut dengan nyanyian seperti misalnya: Kyrieleison, Gospodi Pamilui, Puji dan Syukur KepadaMu ya Tuhan. Setiap doa spontan ini juga disusun dengan refren yang sama dan dinyanyikan oleh semua peserta. 7. Bapa Kami: Ibadat Taize ini berpuncak pada doa Bapa Kami karena doa ini adalah yang diajarkan oleh Yesus sendiri dimana dalam doa terdapat pokok-pokok ajaran iman. 8. Doa Penutup: Seperti halnya doa pembuka maka doa penutup berisikan pujian dan syukur atas kesempatan yang diberikan. 9. Nyanyian Penutup: Sebagai perenungan dan tetap menjaga keheningan , dinyanyikan lagu-lagu yang berisikan puji-pujian. Catatann: urutan ibadat dapat disesuaikan dengan keadaan yang ada di daerah tersebut atau disesuaikan dengan kebiasaan yang dipakai. Refleksi: Roma 8:28-29 (TB) “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara”. Ketika Firman Allah tidak diam di dalam jiwa kita tetapi hanya sebagai suatu pengetahuan, maka hal itu tidak akan dapat menghasilkan hal yang baik. Oleh karena itu, memeditasikan Firman Allah adalah satu hal yang sangat penting dalam pengalaman pribadi bersama Allah. Hal itu adalah suatu pengalaman untuk hidup dalam Alkitab itu dan membuatnya menjadi nyata di dalam kehidupan kita. Sasaran meditasi ialah Yesus Kristus sendiri. Merenungkan kebaikan dan kasih 2



setia-Nya dalam kehidupan kita setiap harinya. Ketika kita ibadah meditasi, setting tempat dengan pencahayaan dan juga penerangan serta penempatan ikon-ikon mempunyai simbol dan makna yang mendalam. Bisa saja ketika kita melakukan ibadah meditasi, kita melaksanakannya dalam ruangan yang redup dengan menghadap pada Salib. Sebab suasana yang hening, tenang, dan meditatif, menjadi satu hal penting karena melalui ketenangan dan keheningan, kita diajak masuk ke dalam suasana doa sehingga kehadiran Yesus dalam tiap doa dan nyanyian menjadi sesuatu yang nyata. Sehingga kita lebih fokus untuk bersyukur atas kebaikan-kebaikan Tuhan, menyadari bahwa kita diciptakan menurut gambar-Nya dan telah dipilih oleh-Nya sejak semula. Sehingga kita patut bersyukur, semakin dekat dengan pengenalan akan Tuhan, dan melayani Tuhan dalam setiap keadaan kita, seperti Tuhan Yesus yang datang ke dunia untuk melayani umat manusia. Ibadah meditasi taize ini bertujuan agar kita mampu merasakan kehadiran Yesus dalam kehidupan kita. Melalui doa dan nyanyian yang bersyair pendek, kehadiran Yesus akan lebih mudah diresapi. Banyak orang memilih melakukan ibadah meditasi taize ini karena kesederhanaan dan kebersamaan yang dirasa sangat kuat. Sebab kita akan digerakkan oleh semangat yang ada di dalam hati kita dan juga dapat melepaskan kepenatan aktivitas sehari-hari.



3