Ibn Muqaffa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

IBN MUQAFFA Sejarah mencatat, sastra sangat berkembang pesat di era keemasan Islam. Di masa kekhalifahan Islam berjaya, sastra mendapat perhatian yang amat besar dari para penguasa Muslim. Tak heran, bila di zaman itu muncul sastrawan Islam yang terkemuka dan berpengaruh. Di era kekuasaan Dinasti Umayyah (661 M - 750 M), gaya hidup orang Arab yang berpindah-pindah mulai berubah menjadi budaya hidup menetap dan bergaya kota. Penulisan prosa pada waktu itu sungguh seperti peristiwa salin dan tempel artinya banyak para pujangga yang mempunyai banyak nama dan dari karyanya ditejemahkan kedalam bahsa lain hingga transformasi penamaan penyair menjadi buram dan samar. Akan tetapi dalam hal ini Abdullah Ibn Al-Muqhafa atau yang dicurigai seorang Zoroastrianism mampu menampilkan kisah-kisah heroik seperti dalam kitab Kalilah dan Dimnah. Mungkin dapat diprediksikan pada masa cerita ini dibuat adalah masa heroisme melanda dimana-mana terbukti dengan karya The Monkey and the Tortoise Muqaffa menggambarkan kebersamaan, kesetiaan dan kejujuran dimana pada masa Dinasti Umayah yang muncul adalah tokoh seorang halifah dan itu dapat mempengaruhi kultur yang berkembang seperti kepahlawanan dan loyalitas tinggi terhadap daulah. Karya Ibn Almuqafa ini menceritakan tentang sebuah persahabatan antara dua binatang dari dimensi yang berbeda yaitu antara Monyet dan Kura-kura. Kura-kura bertemu dengan seekor monyet disbuah sungai setelah sikura-kura menemukan jasad babi yang tergeletak mati lalu diantara keduanya berbincang-bincang dan merasa saling ada ketertarikan atau saling menyukai diantara kedunanya. Setelah itu diantara kedua tokoh binatang tersebut menjalin sebuah ikatan yang sangat rekat atau dibut persahabatan, mereka bersahabat dan beriringan begitu lama, satu sama lain saling mengisi diantara keduannya. Hingga pada suatu hari istri dari salah satu mereka yaitu kura-kura istrinya adalah tokoh yang tidak sabaran, dan pada suatu waktu ia jatuh sakit dan segala obat tidak mampuh menyembuhkan penyakitnya itu, salah satu tabib mengatakan untuk mengobati penyakit dari istri si kura-kura tersebut dapat disembuhkan hanya dengan memakan hati kera atau monyet. Kura-kura berpikir keras memikirkan bagaimana caranya agar dia dapat mendapatkan hati monyet walau pada kenyataannya ini adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Suatu hari si kura-kura pergi kepada simonyet dan mengajaknya untuk berenang di sebuah danau (padahal ini adalah akal bulus dari kura-kura untuk membunuh si Monyet) akan tetapi si kura-kura tidak sanggup atau tidak tega melakukan itu (membunuh monyet dengan menenggelamkannya di danau itu). Si monyet bertanya-tanya mengapa si kura-kura begitu resah dan gelisah? Lalu si kura-kura menjawab bahwa ia sedang membutuhkan obat untuk istrinya yaitu hati monyet. Maka si monyet memanjat sebuah pohon dan berjanji akan memberikan hati monyet kepada si kura-kura. Akan tetapi bukan hati yang ia dapatkan tetapi sebuah antologi dari cerita Jackal dan Ass. Disana ia menceritakan bagaimana makna persahabatan itu, tutur simonyet kepada kura-kura persahabatan adalah yaitu saling jujur, terbuka dan saling melengkapi disaat susah dan senang adalah sebuah.