ICRA DR Agus Rusdhy Hamid [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Indri
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT (ICRA)



dr. Agus Rusdhy Hariawan Hamid, SpOG(K), MARS PENDIDIKAN S1 FK Univ. Udayana SP1 FK Dept. Obgin Univ. Udayana SP2 FKObgin Div.Fetomaternal UNUD/RSSanglah



S2 Magister Administrasi RS, FKM UI S3 Kedokteran UNHAS-on going



ORGANISASI IDI cabang Mataram



MPPK IDI Wilayah NTB POGI cabang NTB HKFM POGI PERKEDWI cabang NTB



WORKSHOP TOT PONEK – JNPK-KR



Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien RS (LAM-KPRS)



TOF In-ALARM - POGI



DPD IKAMARS NTB



Fetal Therapy – PIT Fetomaternal



Perinasia NTB



A-Z Preeclampsia - PIT Fetomaternal



IKALOGI UNUD



TUJUAN UMUM  Setelah mengikuti pembelajaran,peserta diharapkan mampu melaksanakan ICRA



dalam PPI di Fasyankes



TUJUAN KHUSUS Setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapkan mampu :



Memahami pengertian ICRA Menjelaskan indetifikasi masalah dalam pembutan ICRA Menyusun ICRA Program dan ICRA Kontruksi



Melaksanakan ICRA Program dan ICRA Kontruksi dengan baik dan benar



PENDAHULUAN



PENGERTIAN ICRA



P O KO K BA H A SA N



IDENTIFIKASI MASALAH DALAM PEMBUATAN ICRA MENYUSUN ICRA PROGRAM DAN ICRA KONTRUKSI



MELAKSANAKAN ICRA KESIMPULAN



PENDAHULUAN



Community acquired infection



Masalah di Rumah Sakit



Infection Control Risk Assessment (ICRA)



Associated Healthcarte Infections (HAIs)



Program PPI



Patient Safety



PENGERTIAN ICRA  adalah proses multidisiplin yang sistematik untuk menentukan potensial terjadinya risiko penularan infeksi yang dapat terjadi, dengan mempertimbangkan populasi pasien, fasilitas dan program :



pengurangan risiko perencanaan Pengetahuan



I C R A B E RT U J U A N :



Untuk mengevaluasi kejadian infeksi yang sering terjadi di RS sehingga potensial terjadinya risiko penularan dapat dikendalikan



Untuk meminimalkan kejadian infeksi selama pasien di RS yang mungkin terjadi dari penyebaran jamur atau bakteri di udara oleh debu atau aerosol air selama renovasi konstruksi di Rumah Sakit



RUANG LINGKUP ICRA External 1.Terkait dengan Komunitas : KLB 2.Penyakit lain yang berhubungan dengan Kontaminasi pada Makanan 3.Terkait dengan Bencana Alam 4.Kecelakaan Masal



Internal : 1.Risiko terkait pasien 2.Risiko terkait Petugas 3.Kesehatan 4.Risiko terkait 5.pelaksanaan prosedur 6.Risiko terkait peralatan 7.Risiko terkait lingkungan



ICRA ICRA PROGRAM/SURVEILANS • Identifikasi risiko • Analisa risiko (pembuatan matriks grading) • Penilaian dan penentuan skor • Pengelolaan risiko • Membuat plan of action (rencana kegiatan)



ICRA KONSTRUKSI/RENOVASI • Suatu penglkajian multi displin yang proses nya di dokumentasikan untuk mengidentifikasi secara proaktif dan mengurangi risiko infeksi yang bisa terjadi selama kegiatan konstruksi • Pembongkaran, konstruksi, renovaso Gedung di area mana saja di fasyankes yang dapat menjadi sumber infeksi



K A J I A N R I S I K O D I F A S YA N K E S HASIL AUDIT PROGRAM PPI



MASALAH DITEMUKAN DILAPANGAN



LAPORAN UNIT



KEJADIAN LUAR BIASA



LAPORAN HASIL SURVEILAN HAIS



KONSTRUKSI & RENOVASI



LANGKAH – LANGKAH ICRA PROGRAM/SURVEILANS



TINGKAT



DESKRIPSI



RISIKO







1



Sangat jarang / rate ( > 5 tahun/kali )



2



Jarang / unlikey ( > 2 – 5 tahun/kali )



3



Mungkin / Posible ( 1 -2 tahun/kali )



4



Sering / Likely ( beberapa kali/tahun )



5



Sangat sering / almost certain ( tiap minggu/ bulan )



 TINGKAT RISIKO



DESKRIPSI



DAMPAK



1



Tidak significant



Tidak ada cedera



2



Minor







Cedera ringan , misal luka lecet



Moderat



• •



Dapat diatasi dengan P3K Cedera sedang, misal : luka robek







Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau intelektual ( reversibel ), tidak berhubungan dengan penyakit







Setiap kasus yang memperpanjang perawatan







Cedera luas / berat, misal : cacat, lumpuh







Kehilangan fungsi motorik / sensorik / psikologis atau intelektual ( ireversibel ), tidak berhubungan dng penyakit



3



4



5



Mayor



Katastropik



Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit



REGULASI



DEFINISI



1



Ada regulasi, ada fasilitas, selalu dilaksanakan







2



Ada regulasi, ada fasilitas, tidak



selalu dilaksanakan 3



Ada regulasi, ada fasilitas, tidak dilaksanakan



4



Ada regulasi, tidak ada fasilitas, tidak dilaksanakan



5



Tidak ada regulasi



SKOR RISIKO 











Kejadian



Kemungkinan



Dampak



Prioritas



Regulasi SKOR



1



Risiko Potensial Infeksi IDO HAP VAP Flebitis



TA B E L ASSESSMEN RISIKO



Berhubungan dengan pasien dan petugas Penggunaan APD Kepatuhan kebersihan tangan Penanganan



benda



tajam



bekas pasien Lingkungan Rumah Sakit Pembuangan sampah medis, non medis Penggunaan desinfektan



Pendidikan untuk pasien Penyuluhan



tentang



tangan kepada pengunjung



cuci



2



3



4



5



1



2



3



4



5



1



2



3



4



5



Risiko



CONTOH ICRA KEGIATAN ISOLASI



TA B E L P R I O R I TA S No



Jenis



Kelompok Risiko



1 2 3



Skor



Prioritas



Tujuan



Umum



Tujuan



Khusus



Strategi



Evaluasi



Progres



Analisa



Kejadian resiko



Kemungkinan 1



2



3



4



5



Dampak 1



2



3



4



Regulasi 5



1



2



3



4



5



SKOR



Prioritas resiko



HAI’S Flebitis



CONTOH ICRA



1



IDO Infeksi



2 4



Saluran 1



4 3



2



4



2



32



2



6



2



40



2



Kemih IADP



4



5



HAP



1



3



2



6



VAP



1



3



2



6



1



No



JENIS KELOMPOK



SKOR



PRIORITAS



TUJUAN



RISIKO 1



IADP( Infeksi Aliran Darah primer )



TUJUAN KHUSUS



STRATEGI



EVALUASI



UMUM 40



1



PROGRESS/ ANALISIS



Mengurangi kejadian Angka kejadian IADP a.



Mengadakan



IADP



cuci tangan



pada neonatus



berkurang



b.



Mengingatkan



tentang a.



Masih kurangnya Melakukan audit kepatuhan



petugas



pada



untuk kegiatan



petugas terhadap kebersihan tangan



tehnik steril pada saat tindakan



kegiatan cuci



kepada petugas /



pemasangan



tangan



staf yang ada di unit



mengambil



c.



diklat



infus darah



dan pada b.



Masih di temukan tersebut



neonates



tindakan



Membuat leaflet, banner, poster



pemasangan infus



tentang cuci tangan



dan mengambil darah tanpa memperhatikan tehnik steril 



Bentuk sosialisasi cuci tangan (leaflet, banner,



poster) sudah tersedia disetiap ruanga perawatan



dan area umum.



2



INFEKSI



32



2



Mengurangi



Menurunkan



DAERAH



angka infeksi



angka kejadian



OPERASI



nosokomial di RS IDO



1.



Pengajuan perubahan



Akan di evaluasi



Melakukan



SPO persiapan pre



di TW I 2014 :



audit untuk



operasi (prosedur mandi



-



kegiatan



menggunakan antiseptik



Persiapan



sebelum operasi dan



melakukan pencukuran



Operasi -



menggunakan alat



Pengajuan formulir pemantauan IDO untuk



pasien-pasien post operasi 3.



Sosialisasi dan



pemantauan kegiatan cuci tangan biasa dan cuci tangan bedah di OK 4.



Memfokuskan kegiatan surveilens PPI di OK,



ruang perawatan dan poliklinik



Pemantauan penggunaan



clipper sebelum operasi) 2.



Revisi SPO



clipper -



Target Kepatuhan



cuci tangan di OK, ruang perawatan dan poliklinik mencapai 80



%



kebersihan tangan kepada



petugas / staf yang ada di unit tersebut



Kegiatan yang dilakukan adalah :



Instalasi membuat laporan tertulis adanya ruangan yang akan direnovasi ke bagian rumah tangga



Rumah tangga membuat program kerja renovasi tersebut dan melaporkan ke tim PPI untuk mendapatkan rekomendasi Tentukan tipe kontruksi A sampai D yang akan di renovasi



ICRA R E N O VA S I



Tentukan grup pasien yang berisiko : low risk , medium risk, high risk dan risiko tertinggi Gunakan IC Matrix - Kelas Kewaspadaan: Proyek Konstruksi Menurut Risiko Pasien



Tentukan tindakan yang diperlukan untuk pencegahan infeksi Buat analisa dan sosialisasikan



L A N G K A H – L A N G K A H U N T U K I C R A R E N O VA S I :



•Rapat Tim Multidispilin •Penetapan& rencana tindakan konstruksi bangunan •Identifikasi type dan jenis konstruksi •Identifikasi kelompok risiko •Membuat Matrix penilaian risiko •Perencanaan tindakan •PPI sesuai hasil penilaian



• Pengawasan mengunakan Format Audit • Monitoring tindakan perbaikan atas rekomendasi usulan perbaikan



• Pengawasan hasil limbah pekerjaan • Menetapkan penilaian kelayakan bangunan sesuai penilaian risiko



SELAMA RENOVASI SETELAH RENOVASI



PRE RENOVASI



TENTUKAN TIPE KONTRUKSI KRITERIA TIPE A



Pemeriksaan dan kegiatan non-invasive, seperti :



1.



Pemindahan plafon langit-langit, tidak boleh lebih dari 1 plafon per 50 m2



2.



Cat tembok tanpa melakukan plester / pengamplasan



3. B



C



D



Memasang wallpaper, saluran pipa, kabel listrik dan aktivitas dalam ruang lingkup kecil yang tidak menghasilkan debu yang banyak, tidak memotong tembok atau akses ke langit-langit selain untuk inspeksi visual Skala kecil, waktu yang dibutuhkan tidak lama dan menghasilkan debu yang minimal seperti : 1.



Instalasi kabel telepon dan komputer



2.



Membuat ruang antara



3. Pemotongan tembok atau langit-langit dimana debu dapat terkontrol Pekerjaan yang menghasilkan debu yang banyak seperti demolisi / pembongkaran, renovasi atau pemindahan komponen bangunan yang tetap, seperti ; 1.



Plester, pengacian, pengamplasan tembok untuk pengecatan



2.



Bongkar ubin, bongkar plafon



3.



Membuat dinding baru



4.



Pemasangan instalasi listrik di atas plafon



5.



Pemasangan kabel besar



6. Atau pekerjaan yang memerlukan rekanan atau tim yang besar Kontruksi dan demolisi besar seperti : 1.



Bangunan baru



2.



Pemindahan gedung atau ruangan yang besar dengan semua sistem kabelnya



3.



Aktivitas yang memerlukan tenaga pekerja dengan shift yang berturut-turut



T E N T U K A N G R U P R I S I K O PA S I E N Risiko Sedang



Risiko Tinggi



Risiko Tertinggi



Risiko Rendah 



Area kantor







Kardiologi







IGD







Perawatan pasien immunocompromised







Endoskopi







Kamar bersalin







Perawatan pasien luka bakar







Fisioterapi







Laboratorium







Pelayanan Sterilisasi & Penyimpanan







Radiologi







Unit medis







KBBL







Poliklinik







R. Perawatan







Farmasi







Ruang Pulih Sadar



alat-alat Steril 



Ruang Intensif & Intermediate







Ruang Isolasi







Kamar operasi



C O C O K K A N G R U P R I S I K O PA S I E N D E N G A N T I P E K O N S T R U K S I U N T U K M E N E N T U K A N T I N D A K A N YA N G D I P E R L U K A N U N T U K PENCEGAHAN INFEKSI







Grup Risiko Pasien



Tipe Konstruksi Tipe A



Tipe B



Tipe C



Tipe D



Grup Risiko Rendah



I



II



II



III/IV



Grup Risiko Sedang



I



II



III



IV



Grup Risiko Tinggi



I



II



III/IV



IV



Grup Risiko Tertinggi



II



III/IV



III/V



IV



LEVEL



SELAMA KONSTRUKSI 1. Bekerja



prosedur 1. Bersihkan



meminimalkan



peningkatan debu sewaktu revonasi



LEVEL 1



LAKUKAN TINDAKAN YA N G DIPERLUKAN UNTUK PENCEGAHAN INFEKSI



untuk



sesuai



SETELAH KONSTRUKSI



2. Segera ganti plafon langit-



area



konstruksi



setelah selesai, sesuai dengan SPO general cleaning



2. Penganggung



jawab



bangunan harus mengerti dan



langit yang dibuka saat



memahami



tentang



inspeksi visual



pencegahan dan pengendalian infeski 3. Segera bersihkan kotoran atau puing-puing bangunan



1. Menyediakan



alat



penghisap



debu



atau 1. Bersihkan



exhaust fan yang secara otomatis dapat



difungsikan 2. Percikkan air di permukaan area kerja untuk



LEVEL 2



mengontrol debu saat melakukan pemotongan 3. Tutup rapat pintu yang tidak digunakan dan



sela-sela pintu dengan selotip/lakban 4. Pintu,



jendela dan ventilasi di area kerja



harus selalu tertutup rapat 5. Tutup HVAC (Heating, Ventilation and Air



Conditioning) di area konstruksi 6. Letakkan matras/keset di tempat masuk dan



keluar area konstruksi



permukaan



area



kerja



dengan



desinfektan 2. Beri tanda keluar – masuk hanya petugas yang kepentingan 3. Pel basah dan/atau vakum sebelum meninggalkan area konstruksi 4. Tutup rapat kontainer yang membawa puing reruntuhan 5. Gunakan petunjuk khusus jalur pembuangan puing reruntuhan 6. Penghisap debu atau exhous fan harus dibersihkan dari debu setiap hari 7. Setelah selesai fungsikan kembali sistem HVAC



1. Pastikan sistem aliran udara dan HVAC 1. Penutup kayu lapis atau plastic dicabut di area kontruksi tertutup 2. Pertahankan tekanan negative di area



konstruksi



setelah ada inspeksi dari Tim PPI dan setelah dibersihkan oleh Petugas Kebersihan



2. Hati-hati saat melepas penutup kayu/plastic



3. Menyediakan alat penghisap debu atau



agar tidak ada kotoran yang berceceran



LEVEL 3



exhoust fan yang secara otomatis dapat 3. Pel difungsikan



dengan



cairan



desinfektan



dan/atau vakum sebelum meninggalkan area



4. Tutup rapat kontainer yang membawa puing reruntuhan



basah



konstruksi



atau bahan-bahan 4. Lakukan pemeriksaan bakteri udara setelah



konstruksi



selesai dibersihkan



5. Lokasi konstruksi harus ditutup dengan 5. Setelah selesai fungsikan kembali sistem kayu lapis atau plastik untuk menutupi area konstruksi dari area non konstruksi



HVAC



1.



2.



3.



LEVEL 4



4.



Tutup semua lubang pipa, saluran ventilasi agar debu tidak 1.



Penutup kayu lapis atau plastic dicabut setelah ada inspeksi dari



keluar



Tim PPI dan setelah dibersihkan oleh Petugas Kebersihan



Buat ruang pembatas antara ruangan yang akan di renovasi 2.



Hati-hati saat melepas penutup kayu/plastic agar tidak ada kotoran



dengan yang tidak dilakukan renovasi



yang berceceran



Pastikan sistem aliran udara dan HVAC di area kontruksi 3.



Pel basah dengan cairan desinfektan dan/atau vakum sebelum



tertutup



meninggalkan area konstruksi



Lokasi konstruksi harus ditutup dengan kayu lapis atau 4.



Lakukan pemeriksaan bakteri udara setelah selesai dibersihkan



plastik untuk menutupi area konstruksi dari area non



konstruksi 5.



Pertahankan



tekanan



negative



di



area



konstruksi



menggunakan HEPA Filter 6.



Semua petugas wajib menggunakan APD lengkap selama di area kontruksi dan melepasnya saat meninggalkan area



konstruksi 7.



Debu yang menempel di petugas harus di bersihkan



mengunakan vacuum 8.



Lakukan pemeriksaan udara sebelum dilakukan konstruksi



5.



Setelah selesai fungsikan kembali sistem HVAC



Contoh : Penilaian Risiko Renovasi Level risiko konstru ksi



TIPE A



TIPE B



TIPE C



TIPE D



Rendah



Kelas I



Kelas II



Kelas II



Kelas III/IV



Sedang



Kelas I



Kelas II



Kelas III



Kelas IV



Tinggi



Kelas I



Kelas II



Kelas III/IV



Kelas IV



Sangat Tinggi



Kelas II



III/IV Class Kelas of Precautions



Kelas III/IV



Kelas IV



Risiko Berdasarkan Type Konstruksi



KELOMPO K PASIEN BERISIKO



TYPE KONSTRUKSI TYPE A



TYPE B



TYPE C



TYPE D



RENDAH



I



II



II



III/IV



SEDANG



I



II



III



IV



TINGGI



I



II



III/IV



IV



SANGAT TINGGI



II



III/IV



III/IV



IV



Langkah-langkah Intervensi PPI Ditentukan Berdasarkan Kelas Kelas I, sbb: • Lakukan pekerjaan dengan metode meminimalkan debu • Pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan selesai



Kelas II, sbb: • menyediakan sarana penghalang penyebaran debu ke udara • Memberikan kabut air pada permukaan lingkungan kerja untuk menghalangi dan mengendalikan debu selama proyek konstruksi berlangsung • Melakukan pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan selesai Kelas III, sbb: • Membuat penghalang debu dengan menutup area masuknya debu (melakban pintu) • Menutup ventilasi udara • Menutup sistim heating ventilation air conditioning (HVAC) • Limbah konstruksi ditempatkan dalam wadah tertutup rapat dan segera dibuang dan dilakukan pembersihan • Setelah selesai pekerjaan semua debu di bersihkan dari seluruh permukaan Kelas IV, sbb: • Buat pembatas area kerja harus dipasang sampai proyek selesai dan dibersihkan • Menutup jendela di area yang menampung pasien yang dinilai rentan untuk diminimalkan masuknya spora jamur yang dihasilkan oleh pekerjaan bangunan di dekatnya. • Jika penyedot debu digunakan, pastikan mereka memiliki filter efisiensi tinggi pada udara yang habis. • Mengisolasikan sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi sistem saluran • Mengangkut puing-puing dalam kantong atau wadah tertutup dengan tutup yang rapat, atau menutupi puing dengan kain basah. • Jangan mengangkut puing-puing melalui area perawatan pasien tetapi melalui pintu keluar yang berbeda.



COVER RENOVASI DALAM RS



ICRA harus ditinjau dan diidentifikasi setidaknya setiap tahun Memperioritaskan risiko



KESIMPULAN



Tidak membuat semuanya menjadi prioritas Jangan menggunakan beberapa jenis tools untuk diprioritaskan Lakukan pendokumentasian prioritas risiko dan diseleksi secara rasional



TERIMA KASIH



SOAL 1.



2.



3.