Identifikasi Foto Udara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

IDENTIFIKASI FOTO UDARA UNTUK PETA PENGGUNAAN LAHAN



Tema penelitian           : Penggunaan Lahan Peta yang digunakan   :  Peta Penggunaan Lahan Tujuan                          : -      Untuk mengetahui bentuk-bentuk penggunaan lahan -  Untuk mengetahui rona atau warna bentuk pengunaan lahan -  Untuk mengetahui cara pembuatan peta penggunaan lahan Teori                             : Dasar Interpretasi Foto Udara



            Ada beberapa pengertian dan batasan tentang interpretasi citra, baik yang menyangkut interpretasi foto udara maupun interpretasi pada umumnya, yakni antara lain: -         Interpretasi citra merupakan perbuatan pengkajian citra dengan maksud mengenali obyek-obyek sebenarnya dan menilai pentingnya obyek-obyek tersebut (Ester, JE et al; 1975). Interpretasi citra berarti mempelajari citra lewat proses deteksi, identifikasi, pengukuran dan evaluasi terhadap pentingnya obyek0obyek lingkngan dan obyek-obyek budaya, polanya dan hubungan keruangannya (Spatial relationship). -         Zonneveld (1964) mengutarakan bahwa interpretasi foto udara dilaksanakan atas dasar tiga prinsip, yakni (1) pengenalan, (2) analisa dan (3) deduksi dan induksi. Deduksi dan induksi dimaksudkan sebagai method of reasoning untuk menyimpulkan sesuatu dari umu ke khusus atau sebaliknya. -         E.L. Rabben (1960) mengutarakan bahwa interpretasi foto udara meliputi tiga hal, yakni : (1) pengukuran citra pada foto, (2) identifikasi obyek lewat citranya, dan (3) penerapan yang tepat dari pada informasi-informasi ang diperoleh untuk kepentingan pemecahan masalah yang sedang dihadapi.



Lebih jauh diutarakan olehnya bahwa interpretasi foto udara dilaksanakan dengan empat tahap, yakni : (1) deteksi dan identifikasi terhadap citra foto penting, (2) pengukuran terhadap citra foto, (3) penyadapan informasi berdasarkan pengetahuan khusus yang dikuasai oleh juru tafsir, dan (4) komunikasi terhadap persepsi dari citra foto dan pentingnya citra tersebut yang dilakukan oleh juru tafsir sesuai dengan kemampuannya. Dari batasan dan pengetahuan tersebut jelaslah bahwa tahap pertama interpretasi foto udara berupa usaha mengenali obyek lewat foto udara. Dapat dimengerti pula bahwa



tujuan interpretasi foto udara tidak sekedar mengenali obyek melalui menyimpulkan atau memiliki pentingnya obyek tersebut dipandang dari bidang keahlian tertentu untuk maksud memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas pada umumnya juru tafsir menggunakan berbagai informasi yang berasal dari luar foto udara. Data sering disebut ‘collateral data’ atau ‘ground truth’, dan atau ‘on-site verification’ (Ester JE, 1974). Kadangkadang juga disebut ‘reference materials’ (Naval reconnaiscance and Technical Support Center, 1968). Informasi dari luar foto ini dpat berupa pustaka, pengukuran dan analisa laboratorium, pengkajian medan, pemotretan terestris, sebagainya. Collateral yang tersedia sering berupa peta-peta dan catatan-catatan dalam bentuk tabel maupun grafik. Review dari pada materi yang ada ini, seperti peta-peta dan atlas-atlas, laporan sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan sebagainya dapat membantu banyak dalam melaksanakan interpretasi foto udaraa maupun dalam menghasilkan definisi yang lebih baik tentang lingkup, tujuan dan masalah pada obyek kita. Ddalam penginderaan jauh sekarang ini istilah ‘gruond truth’ sering disamakan dengan pengkajian medan; yakni pengamatan, pencatatan dan sering juga pemetaan unsur-unsur penting didaerah tertentu. Ground truht berarti keadaan sebenarnya dari pada obyek atau fenomena pada saat penginderaan / pemotretan. Bagaimanapun juga, cara pelaksanaan interpretasi foto udara tidak sama bagi berbagai bidang dan berbagai tujuan. Meskipun demikian, secara umum pekerjaan interpretasi foto udara dapat dilaksanakan lewat tahap-tahap tertentu, yakni antara lain : 1.      Pentahapan menurut A.P.A VINK (1964) Secara umum interpretasi fot udara dilaksanakan lewat tahap-tahap ssebbagai berikut: a.       Deteksi Deteksi tidak sekedar melihat obyek yang tergambar pada foto udara akan tetapi secara selektif menemukan obyek atau elemen pada foto tersebut. Deteksi ini berhubungan erat dengan : (1) jenis obyek, (2) jenis disiplin, (3) jenis sekal dan kualitas dari pada foto udara. Pekerjaan ini sering digabungkan dengan pengenalan (recognition), dimana obyek tidak sekedar dilihat, melainkan sekaligus dikenal keadaannya. b.      Pengenalan dan Identifikasi Pengenalan dan identifikasi secara bersama sering disebut pembicaraan foto (photo reading). Identifikasi foto lebih dekat ke menjaga foto, yakni klasifikasi dari pada obyek yang langsung nampak berdasarkan pengetahuan lokal atau pengetahuan tertentu. c.       Analisa Istilah yang sering digunakan untuk arti yang berbeda-beda oleh juru tafsir foto udara. Kadang-kadang sering dipakai untuk seluruh proses interpretasi foto udara. Analisa berarti proses untuk delineasi kelompok-kelompok obyek yang mempunyai kekhususan tersendiri. Identitas tiap obyek ditentukan kemudian diklasifikasi.



d.      Deduksi Deduksi merupakan proses yang mendasarkan atas bukti-bukti yang mengarah ke satu titik. Bukti-bukti yang mengarah ke satu titik ini diperoleh dari obyek yang nampak langsung pada foto udara. Untuk obyek yang luas dan nampak langsung pada foto, deduksi ini dapat menghasilkan konklusi maupun hipotesa kerja atas dasar kesamaan dan perbedaan. e.       Klasifikasi Klasifikasi meliputi: diskripsi dari pada kenampakan yang dibatasi (delineasi) oleh analisa, susunannya kedalam sistem untuk pengkajian medan(kalau pengkajian medan telah dilakukan terlebih dahulu, susunannya untuk publikasi akhir), dan kondifikasi untuk menyatakan sistem tersebut. Dalam banyak hal klasifikasi merupakan tahap akhir dalam interpretasi foto udara, karena pada tahap inilah kesimpulan-kesimpulan dan hipotesa-hipotesa dapat ditarik. Penentuan identitas kenampakan dalam tiap batas delineasi dilakukan dalam tahap klasifikasi ini.



f.        Idealisasi Idealisasi merupakan pekerjaan kartografi, yakni penyajian hasil interpretasi ke dalam bentuk peta-peta. Langkah–langkah dalam produksi foto beserta interpretasinya disajikan secara skematis oleh vink.



2.      Pentahapan Menurut Sutanto Sutanto pakar penginderaan jauh FGE UGM menyajikan pentahapan interpretasi foto udara berdasarkan atas apa yang telah diuraikan dan beberapa kerjanya, yakni: a.    Persiapan Pekerjaan pada tahap ini terdiri dari: -                  Menyiapkan Foto Udara Pada umumnya berupa pemesanan foto udara dalam bentuk pencetakan foto udara negatif yang telah ada, reproduksi foto, atau pesanan untuk mengadakan pemotretan dalam memesan foto udara ini perlu diperhatikan kesesuaian antara skala, jenis foto udara, waktu pemotretan dan sebagainya terhadap tujuan dari pada interpretasi yang akan dilaksanakan. -                  Menyiapkan data pembantu Informasi tentang daerah penelitian penting sekali sebagai dasar pengenalan obyek pada foto dan mengetahui daerah tersebut secara umum. Disamping itu, peta dasar



perlu disiapkan untuk membantu penyusunan triangulasi udara (areal triangulation) dalam pembuatan peta hasil interpretasi peta topografi.



-                  Menyiapkan Mosaik Mosaik perlu disiapkan untuk memperoleh gambaran secara umum  tentang daerah penelitian sebelum melakukan interpretasi atas pasangan-pasangan stereoskopis (stereopair / model). Penyusunan mosaik tidak senantiasa dapat dilaksanakan pada tiap pekerjaan interpretasi. Pekerjaan yang paling mungkin dilaksanakan adalah menyusun semua foto udara yang akan diinterpretasi sesuai dengan penampalan depan dan penampalan sampingannya, yakni: (1) untuk mendapatkan gambaran umum sebelum interpretasi , (2) untuk menempatkan titik-titik kontrol tepi (wing points) dan, (3) untuk membantu  penentuan batas effective area pada penampakan samping. -                  Orientasi Medan Pekerjaan ini dilakukan dengan membawa foto ke medan guna meperoleh gambaran yang lebih pasti tentang hubungan antara obyek dan citranya, yang akan banyak membantu dalam interpretasi nanti. Orientasimedan dilakukan apabila tidak dapat diperoleh collateral data, atau untuk interpretasi obyek yang tidak nampak langsung pada foto udara, seperti antara lain untuk interpretasi tanah. b.      Interpretasi  Pekerjaan ini berturut-turut terdiri dari: -         Pengenalan Berdasarkan atas citra foto yang ada, pengetahuan khusus yang dikuasai oleh juru tafsir atau reference level (ving, 1960) colleteral data dan pengalaman interpretasi, diusahakan untuk mengenal obyek pada tiap stereopair sesuai dengan tujuan interpretasinya. Pengenalan pada umumnya dimulai dari obyek memanjang seperti jalan, sungai, dan sebagainya. Disamping obyek tersebut mudah dikenal pada citra foto, obyek memanjang sering digunakan sebagai kerangka bagi lokasi titik atau obyek lainnya. Pengenalan tidak lepas visibility, yakni nampak atau tidaknya sesuatu obyek pada foto udaranya. Pada interpretasi untuk lingkungan fisis misalnya, pengenalan sering dimulai dari morfologi atau vegetasinya. Disamping kedua-duanya nampak langsung pada foto udara dan relatif lebih mudah dikenali, keduanya sering digunakan untuk membantu pengenalan obyek lain yang tidak nampak langsung pada foto atau tidak mudah dikenal. Verstappen (1972) menamakan morfologi dan vegetasi ini sebagai tulang punggung bagi interpretasi lingkungan fisis.



-          Penggambaran Yang dimaksud dengan penggambaran disini adalah penggambaran hasil pengenalan (dan analisa) pada tiap stereopair. Penggambaran ini dilakukan atas obyek memanjang maupun obyek meluas. Bagi obyek meluas perlu ditarik garis batas pada kenampakankenampakan yang sama. Pemberian batas ini disebut ‘delineasi’. Untuk menghindari penggambaran yang terulang dan untuk mencapai ketelitian yang lebih baik, penggambaran sebaiknya dilakukan pada ‘efektive coverage’ atau ‘efektive area’. Efektive coverage ini berupa daerah yang paling dekat terhadap titik tengah tiap foto dan dibatasi oleh garis-garis lurus yang terletak pada tengah penampalan depan, tengah penampalan samping dan garis lurus yang lewat titik tengah tiap foto serta tegak lurus jalur terbang.



-          Pemberian kode dan simbol Tiap obyek yang telah diinterpretasi dan digambar harus diberi kode dan simbol. Menyusun peta sementara Dari seluruh model disusun peta sementara dengan cara fotogramiktris yang nantinya akan diuji kebenarannya di medan. Ulasan sementara Ulasan sementara dilakukan berdasarkan peta sementara tersebut. Dengan demikian dapat diketahui dengan lebih pasti apa yang telah diperoleh selama ini, data dan informasi apa yang perlu dikumpulkan di medan untuk melengkapi ulasan akhir nanti dan bagaimana cara pelaksanaan pengkajian medan nanti (pembagian groud, penentuan jalur lintas dan base cams, pembagian tugas dan sebagainya). c.       Uji medan Interpretasi foto udara sering disebut sebagai ‘sacientific guess’ atau pendugaan secara ilmiah terhadap obyek-obyek lewat citranya. Ada obyek atau gejala yang dengan mudah dapat dikenal lewat citranya seperti tataguna tanah, tata air, jalur lalu lintas dan sebagainya. Zonneveld (1960) menyebutkan dengan ‘elemen orde I’. Ada obyek atau gejala yang tidak mudah dikenal lewat citranya dan untuk mengenalnya perlu bantuan elemen orde I, seperti jenis tanah, litologi dan sebagainya. Zonneveld menyebutkan dengan ‘elemen orde II’. Ada lagi yang disebutnya dengan ‘elemen orde III’, yakni obyek atau gejala yang hanya dapat dikenal dengan bantuan elemen-elemen orde I dan orde II, seperti misanya perubahan iklim, perubahan permukaan air, dan sebagainya. Meskipun interpretasi foto udara telah diusahakan secara ilmiah, namun interpretasi tetap interpretasi yang diperlukan verifikasi terhadap hasil interpretasinya. Verifikasi ini dilakukan didalam suatu pekerjaan medan yang disebut pengujian medan (field check), yang maksudnya untuk menguji kebenaran dari hasil interpretasi tersebut. Peta sementara dibawa ke medanuntuk diuji kebenarannya dibeberapa tempat dan



diadakan pembetulan dan pelengkapan pada bagian-bagian yang perlu dibetulkan dan dilengkapi. Pada umumnya pekerjaan medan ini tidak sekedar berupa pengujian medan, akan tetapi juga penambahan data dan informasi yang diperlukan dan tidak dapat diperoleh lewat foto udara. Oleh karenanya istilah ‘pengkajian medan (field work)’ agaknya lebih tepat untuk pengkajian ini.



d.      Interpretasi ulang (Re-Interpretation) Interpretasi ulang sering harus dilakukan setelah selesai pengkajianmedan, terutama pada bagian-bagian dimana terjadi kesalahan, keraguan atau kekurangan dalam interpretasi tersebut.



e.       Penyelesaian Pekerjaan ini merupaka tahap akhir, berupa penyajian hasil ulasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan (laporan) dan peta-peta akhir.



Langkah-langkah Kerja Pengamatan ini dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2010 di ruang H12 gedung Multikultural lantai 2 Universitas Kanjuruhan Malang. Bahan dan alat yang kami gunakan dalam pengamatan di ruangan tersebut diantaranya :      Hard copy Foto Udara dengan skala 1 : 10.000 yang telah disediakan oleh dosen pengajar      Alat pengamatan jenis stereoskop cermin Topcon (Mirror ste eoscope / reflection type stereoscope)      OH pen, pensil warna (12 warna)      Plastik transparan      Perlengkapan alat tulis (buku pengamatan, pensil, bolpoin, penghapus, penggaris, dan lain sebagainya)



Metode yang dilakukan adalah mempelajari dan melakukan interpretasi / penafsiran dengan bantuan stereoskop cermin Topcon. Caranya yaitu dengan membandingkan



dan membuat batasan perbedaan kenampakan obyek pada foto udara menggunakan OH pen pada foto udara yang sebelumnya telah dilapisi plastik transparan. Foto udara dianalisis berdasarkan perbedaan rona / warna, bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, pola, site, dan asosiasi yang tampak pada foto udara kami dan ditekankan pada bentuk-bentuk penggunaan lahannya. Setiap bentuk yang tampak pada foto udara memberikan makna tertentu. Untuk bentuk lahan yang datar mengidentifikasi adanya suatu kehidupan yang mengelompok atau pemukiman yang menempati lahan tersebut. Bentuk lahan bergelombang mengidentifikasi area pertanian atau perkebunan, bias juga ditemukan aliran sungai untuk mengaliri area pertanian tadi. Bentuk lahan berbukit mengidentifikasi area pertanian. Dan bentuk lahan yang bergunung mengidentifikasi area perkebunan dan jenis vegetasi yang tumbuh dilahan atau area pegunungan. a.       Rona / warna Rona merupakan salah satu kunci terpenting untuk pengenalan obyek pada foto udara. Kadang-kadang obyek dapat dikenal atau terpaksa dikenal lewat ronanya saja. Pada foto udara rona ditentukan oleh jumlah sinar yang dipantulkan obyek. Pada citra infra merah thermal, rona bergantung pada jumlah energy yang dipantulkan oleh obyek. Pada citra radar, rona bergantung pada energy yang dipantulkan kembali ke sensor oleh obyek di permukaan bumi. Nilai pantulan sinar tidak sama bagi tiap obyek. Hal inilah yang menyebabkan obyek dapat dikenal melalui perbedaan ronanya. Pada foto Pankromatik Hitam Putih pengenalan obyeknya, seperti : daerah pasir identik dengan warna putih-kelabu putih, tanah humus berrona kelabu hitam, air berrona kelabu hitam-hitam, dan pohon berrona kelabu hitam. Warna mempunyai kelebihan terhadap rona karena dua hal, yakni : (1) lebih mirip dengan obyek sebenarnya, dan (2) gradasi warna yang dapat dibedakan jauh lebih besar dibandingkan dengan gradasi rona yang dapat dibedakan yakni +100 x lebih besar.



b.      Bentuk Bentuk adalah konfigurasi umm dari pada suatu obyek. Bentuk ini merupakan kunci pengenalan yang penting. Pada dasarnya bentuk buatan manusia lebih teratur dari pada bentuk alami.



c.       Ukuran Ukuran meliputi antara lain dimensi-dimensi panjang, luas, tinggi, kemiringan dan volume dari suatu obyek. d.      Bayangan Bayangan mencerminkan kondisi dimana ada obyek yang menhalangi sinar matahari yang seharusnya mengenai suatu daerah tertentu pada foto. Bayangan merupakan



kunci pengenalan penting, karena bentuk bayangan mencerminkan profil dari pada obyek.



e.       Tekstur Tekstur pada foto udara adalah frekuensi perubahan rona di dalam citra. Tekstur merupakan kenampakan gabungan antara unsure-unsur yang terlalu kecil untuk dibedakan secara tersendiri, yakni gabungan antara rona, ukuran, jarak satu sama lain, susunan dan efek bayangan. Tekstur kadang-kadang merupakan kunci pengenalan utama untuk tujuan tertentu.



f.        Pola Pola adalah susunan keruangan (spatial arrangement) dari pada suatu obyek. Pengulangan dari pada bentuk umum atau hubungan tertentu merupakan karakterisktik bagi banyak obyek, baik obyek bentukan manusia maupun alami, dan merupakan pola yang dapat dipakai sebagai kunci pengenalan obyek.



g.       Site Site adalah lokasi dari pada suatu obyek dalam hubungannya dengan lingkungannya. Site ini dapat merupakan kunci pengenalan penting bagi bentang budaya manupun bentang alami. Banyak vegetasi yang secara karakteristik terikat kepada site tertentu.



h.       Asosiasi Beberapa obyek sering dapat dikenal lewat hubungannya dengan atau adanya obyek lain.



i.         Resolusi Resolusi pada foto adalah jumlah garis pada jarak 1 mm dimana garis tersebut masih dapat dibedakan satu dengan yang lain. Makin tinggi resolusinya berarti makin baik kualitas fotonya, karena foto tersebut dapat menggambarkan obyek yang lebih kecil yang masih dapat dikenal atau dibedakan terhadap obyek lainnya. Unsur ini merupakan ukuran perekaman suatu obyek, sehingga obyek dapat dibedakan dengan yang lain. Resolusi spasial yang semakin rendah mengakibatkan suatu obyek tidak dapat dibedakan secara pasti, kecuali obyek tersebut berkelompok atau memanjang.



            Area kunci yang akan telah diamati dipilih sesuai dengan perbedaan bentukbentuk penggunaan lahan hasil analisis. Pengamatan dianggap selesai apabila setiap bentuk penggunaan lahan dalam interpretasi sudah diamati, dicek, dan diyakini kebenarannya sehingga tidak ada lagi bentuk penggunaan lahan yang terlewat dan dianggap seluruhnya sudah mempunyai pewakil atau sampel area. Setelah selesai pengecekan, dilakukan pembuatan peta penggunaan lahan sebagai peta final, yang merupakan gabungan antara peta interpretasi dengan hasil pengecekan dan pengamatan. Diagram alir tahapan kegiatan identifikasi foto udara disajikan dalam gambar 1 yang terlampir.



Hasil dan Pembahasan             Peta penggunaan lahan hasil pengamatan kami yang disajikan pada gambar 2 yang terlampir. Dalam identifikasi penggunaan lahan dengan interpretasi foto udara, selain beberapa unsur yang digunakan sebagai dasar analisis, perlu diperhatikan juga beberapa faktor penutup lahan misalnya bentuk penggunaan lahan datar, bentuk penggunaan lahan bergelombang, bentuk penggunaan lahan berbukit, dan bentuk penggunaan lahan bergunung. Setiap faktor akan memberikan reflektansi yang berbeda dan dapat berpengaruh terhadap kenampakan obyek tersebut (Wahyunto et al., 1993). Kelebihan yang dimiliki foto udara pankromatik hitam putih ini, diantaranya :      Untuk membedakan penggunaan lahan berbukit dan bergunung kami bisa melihatnya dari bentuk lahan yang nampak dari foto udara ini.             Kekurangan yang dimiliki foto udara pankromatik hitam putih ini, diantaranya :      Rona dan warna yang nampak pada foto udara ini susah dibedakan antara warna asli dengan warna hasil pengamatan kami.      Pada keadaan tertentu misalnya cuaca yang kurang mendukung dalam kegiatan pengambilan foto udara pankromatik yang dilakukan oleh pengamat juga mempengaruhi kecerahan rona pada foto udara kami.             Hasil pengamatan yang telah dilakukan, kami buat dalam bentuk table.1 yang terlampir



K e t e r a n g a n



Unsur-unsur Interpretasi Foto Udara



Si m b ol



D



L



R o n a / w a r n a



B e n t u k



A b u a b u



P e r s e g i



H i j a u



P e r s e g i



U k ur a n



R el at if



L u as



T e k st ur



K as ar



H al u s



B a y a n g a n



-



-



P o l a



M e n g e l o m p o k M e n g e l o m p o k



S i t e



J a l a n r a y a



D e k a t p e m u k i



A s o s i a s i K e r a m a i a n k o t a S u n g a i



P e m u k i m a n



S a w a h



m a n



B



H i j a u t u a



G



C o k l a t



T a k b e r a t u r a n



T a k b e r a t u r a n



L u as



L u as



K as ar



K as ar



-



-



M e n g e l o m p o k



M e n g e l o m p o k



S e p a n j a n g j a l a n



S e m a k b e l u k a r , j a l a n r a y a



P e p o h o n a n



B u k i t



P e g u n u n g a n



D e k a t p e m u k i m a n



Table. 1 Hasil Pengamatan Interpretasi Foto Udara Pankromatik Hitam Putih



KESIMPULAN



            Interpretasi foto udara pankromatik hitam putih sangat membantu untuk pengamatan bentuk lahan, terutama bentuk lahan bergelombang dan lain sebagainya. Interpretasi foto udara ini sangat tidak membantu untuk membedakan warna vegetasi, tidak bisa membedakan jenis vegetasi dan tidak bisa digunakan untuk tanaman sehat terhadap tanaman yang tidak sehat. Selain itu foto udara pankromatik hitam putih, tidak bias membedakan warna antara sungai dan jalan karena warnanya sama