Identifikasi Salmonella [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Yuan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI III “IDENTIFIKASI BAKTERI SALMONELLA”



DISUSUN OLEH: NAMA



: YUNITA KARMILA UNTAROLA



NIM



: 173145353114



KELAS



: 17.C



KELOMPOK : IV (EMPAT)



LABORATORIUM MIKROBIOLOGI PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR TAHUN AJARAN 2018/2019



LEMBAR PENGESAHAN Judul praktikum



: Identifikasi Bakteri Salmonella



Kelompok



: IV (Empat)



Nama



: Yunita Karmila Untarola



Nim



: 173145353114



Tanggal praktikum



: 11-13 April 2019



Rekan kerja



:1. Dyah Monarika 2. Rahmaniar 3. Novita Elli 4. Abdul Kadir 5. Iriani Yuliana Mawene 5. Ulfa 6. Dede



Penilaian



:



Makassar, April 2019 Disetujui oleh : Asisten



Praktikan



Ahmad Nim :16 3145 353 125



Yunita Karmila Untarola Nim :17 3145 353 114 Mengetahui Dosen Penanggung Jawab



Handayani Halik,S.Si.,M.Kes NIDN : 09 190683 02



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Mikroorganisme yang dapat dilihat hanya dengngan bantuan pembesaran mikroskop bersaya tinggi, untuk pertama kalinya dilihat dan digambarkan kita-kira 300 tahun yang lalu. Namun demikian, baru pada tahun 1970-an perannya sebagai penyebab penyakit menjadi dimengerti dan diterima. Pada waktu yang dikira-kira bersamaan terbukti bahwa mikroorganisme melakukan banyak fungsi vital di lingkungan kita. (Koes Irianto, 2014). Bakteri adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya dapat di lihat dengan mikroskop. Untuk menyelidiki ukuran bakteri, dalam pemeriksaan mikrobiologis biasanya digunakan saruan micron seperti biasanya pada pengukuran virus. (Koes Irianto,2014). Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan



tubuh



dari



berbagai



penyakit.



(Pricilia



Yelana



Mallo.dkk,2015). Demam tifoid merupakan penyakit yang rawan terjadi di Indonesia, karena karakteristik iklim yang sangat rawan dengan penyakit yang berhubungan dengan musim. Terjadinya penyakit yang berkaitan dengan musim yang ada di Indonesia dapat dilihatmeningkatnya kejadian penyakit pada musim hujan. Penyakit yang harus diwaspadai pada saat musim hujan adalah ISPA, leptosiposis, penyakit kulit, diare, demam berdarah dan demam tifoid.( Hilda Nurruzaman,2016). Secara umum, untuk memperkecil kemungkinan tercemar Salmonella typhi, maka setiap individu diharapkan untuk memperhatikan kualitas makanan atau minuman yang akan dikonsumsi. Bakteri Salmonella typhi akan mati dalam air yang dipanaskan dengan suhu tinggi yakni 57° C dalam



beberapa menit atau dengan proses iodinasi atau klorinasi. Pencegahan demam tifoid melalui gerakan nasional sangat diperlukan karena akan berdampak cukup besar terhadap penurunan angka kejadian demam tifoid.( Hilda Nurruzaman,2016). Yang



melatar



belakangi



praktikum



ini



untuk



mengidentifikasi



mikroorganisme atau jenis bakteri yang terdapat pada sample darah tifoid yang menyebabkan demam tifoid dengan menggunakan metode kultur.



B. Tujuan praktikum Tujuan identifikasi bakteri Salmonella digunakan sifat-sifat bakteri yang bersangkutan, antara lain morfologi, sifat pewarnaan, penampilan koloni, dan sifat-sifat biokimia dari bakteri yang bersangkutan.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Tinjauan Umum Tentang Bakteri Bakteri adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme: bakteri ,protozoa, virus, serta algae (ganggang) dan cendawan (fungi) mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (mikroba atau oritista) di mana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok, organisme lainnya pengendalian dalam kesehatan serta kesejahteraan kita.(Koes Irianto, 2014). Bakteri adalah makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya dapat di lihat dengan mikroskop. Untuk menyelidiki ukuran bakteri, dalam pemeriksaan mikrobiologis biasanya digunakan satuan micron seperti biasanya pada pengukuran virus. (Koes Irianto,2014) B. Bakteri Pada Darah Salmonella adalah genus bakteri yang merupakan penyebab utama penyakit bawaan makanan di seluruh dunia. Sampai saat ini masih terbatasnya studi di laboratorium, dan kurangnya penyelidikan Salmonellosis di negara berkembang membuat resiko penyakit akibat infeksi Salmonella sp. (Muhammad Yasin Akbar.dkk,2015). Salmonella sp. adalah kelompok bakteri Gram negatif berbentuk batang dan tidak berspora. Bakteri ini ditemukan pada tahun 1880 pada penderita demam tifoid oleh Eberth dan dibenarkan oleh Robert Koch dalam budidaya bakteri pada tahun 1881. Bakteri ini memiliki sifat parasite yang menyebabkan reaksi peradangan tractus intestinal pada manusia dan hewan. Salmonella digolongkan dalam bakteri patogenik yang menyebabkan foodborne disease yang disebut Salmonellosis. Di laboratorium, Salmonella dapat tumbuh pada suhu 5-47°C dan optimum pada suhu 35-37°C. pH pertumbuhan sekitar 4,09,0 dengan pH optimum 6,5-7,5. (Khanifa Nurul Khaq.dkk,2016).



Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif yang menyebabkan infeksi sistemik dengan gambaran demam yang berlangsung lama. Secara klinis, infeksi S.typhi menyebabkan demam tifoid, septicemia (infeksi bakteri di dalam aliran darah) dan gastroenteritis. Di negara berkembang, infeksi S.typhi yang menular melalui fecal-oral ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. (Saraswati P. Yogita.dkk,2018). C. Penyakit Pada Darah Salmonellosis adalah infeksi oleh bakteri genus Salmonella (oleh sebab itu disebut Salmonellosis) menyerang saluran gastrointestin yang mencakup perut, usus halus, dan usus besar atau kolon. Perjangkitan Salmonellosis karena makanan bersifat eksplosif, da nada kaitannya dengan pesta perkawinan, perjamuan makan atau peristiwa lain yang menyajikan hidangan untuk



sekelompok



orang.



Terjadinya



skit



perut



yang



mendadak



membedakannya dari penyakit perut lain seperti disentri basilar atau Amoeba. (Koes irianto,2006) Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C. Penularan demam tifoid melalui fecal dan oral yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. (Hilda Nurruzaman,2016) Penularan demam tifoid selain didapatkan dari menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi dapat juga dengan kontak langsung jari tangan yang terkontaminasi tinja, urin, secret saluran nafas atau dengan pus penderita yang terinfeksi .Proses makanan atau minuman terkontaminasi didukung oleh faktor lain yakni manusia yang terlibat langsung dengan pengolahan bahan makanan serta perilaku kebersihan diri perorangan yang baik karena bakteri sering ditemukan pada tangan. (Hilda Nurruzaman,2016) Penularan demam tifoid dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu dikenal dengan 5F yaitu (food, finger, fomitus, fly, feses) Feses dan muntahan dari penderita demam tifoid dapat menularkan bakteri Salmonella typhi kepada orang lain. Kuman tersebut ditularkan melalui makanan atau minuman yang



terkontaminasi dan melalui perantara lalat, di mana lalat tersebut akan hinggap di makanan yang akan dikonsumsi oleh orang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar oleh bakteri Salmonella typhi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut selanjutnya orang sehat tersebut akan menjadi sakit. (Hilda Nurruzaman,2016)



BAB III METODE PRAKTIKUM A. Alat & Bahan 1. Alat a) Mikroskop b) Kaca preparat c) Ose bulat d) Ose lurus e) Gelas kimia f) Inkubator g) Autoclave h) Pipet tetes 2. Bahan a. Media Yang digunakan 1) Medium BHIB (Brain Heart Infusion Broth) 2) Medium MCA (Mac Conkey Agar) 3) Medium SSA (Salmonella Shigella Agar) 4) Medium TSIA (Triple Sugar Iron Agar) b. Pewarnaan Gram 1) Gentian violet 2) Lugol 3) Air fuchsin 4) Alkohol 96% c. Sampel Darah Typoid d. Tissue



B. Prinsip kerja 1. Isolasi bakteri dengan teknik penggoresan (streak plate) Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskan ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan hanya sel-sel bateri tunggal yamg terlepas dari



ose dan menelpen ke medium. Sel-sel ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian akan dipindahkan ke media selanjutnya agar di dapatkan biakan murni. 2. Prinsip Inokulasi Pemindahan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi dan steril tanpa kontaminasi dengan menggunakan teknik inokulasi biakan (gores) a) Prinsip inokulasi metode gores Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inoculum akan digoreskan dipermukan media agar nutrient (media padat) dalam cawan petri dengan jarum pindah (lop inokulasi) diantara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. b) Prinsip inokulasi tusuk Metode tusuk dengan cara meneteskan atau menusukkan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inoculum, kemudian akan dimasukan ke dalam media. 3. Prinsip Media BHIB (Brain Hearth Infuction Broth) Media BHIB memiliki konsistensi yang cair yang berisi bahan kimia yang dapat menghambat beberapa flora normal dan memungkinkan pertumbuhan bakteri patogen yang terdapat dalam jumlah kecil pada spesimen sehingga bakteri dapat mudah tumbuh dengan baik dan diperbanyak. 4. Prinsip Media SSA (Salmonella Shigella Agar) SSA digunakan untuk menyeleksi Salmonella dan beberapa starin Shigella dari spesimen tinja. SSA juga membedakan bakteri yang menghasilkan koloni yang karakteristik pada medium. 5. Prinsip Media MCA (Mac Konkey Agar) Persenyawaan utama dalam media ini adalah laktosa, garam empedu, dan merah netral sebagai indikator warna. Media ini akan menghambat pertembuhan bakteri gram positif dengan adanya garam



empedu yang akan membentuk kristal violet. Bakteri gram negatif yang tumbuh dapat dibedakan dalam kemampuannya memfermentasi laktosa. 6. Prinsip Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) Bakteri akan memecahkan karbohidrat tertentu yang terdapat dalam medium dasar dengan membentuk asam,basa atau gas serta pada medium lereng membentuk asam atau basa. 7. Pewarnaan gram Pewarnaan garam merupakan termasuk pewarnaan diferensial (untuk membedakan) karena dapat membedakan bakteri-bakteri yang bersifat gram negatif dan positif. Bakteri gram positif ialah bakteri yang mengikat warna utama (crystal violet) dengan kuat sehingga tidak dapat dilunturkan oleh peluntur dan tidak diwarnai lagi oleh zat warna lawan (safranin) pada mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna ungu. Bakteri gram negatif ialah bakteri yang mempunyai daya mengikat zat warna utama tidak kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh zat warna lawan (safranin) pada pengamatan mikroskop selsel bakteri tampak berwarna merah.



C. Prosedur kerja a. Pengambilan dan pengolahan sampel darah (Demam Tifoid) 1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2) Diletakan lengan pasien lurus diatas meja dengan telapak tangan menghadap keatas. 3) Dibendung lengan atas cukup erat dengan tourniquet untuk membendung aliran darah tetapi tidak boleh terlalu kencang sebab bisa merusak pembuluh darah. 4) Diinstruksikan kepada pasien untuk mengepalkan tangan kemudian dilakukan palpasi untuk mencari lokasi pembuluh darah pasien yang akan ditusuk. 5) Didesinfektan lokasi tersebut dengan alkohol 70% dari tengah memutar ketepi dan biarkan mongering.



6) Ditegangkan kulit dengan ibu jari dibawah supaya pembuluh darah tidak bergerak, kemudian tusukkan jarum dengan sisi miring menghadap ke atas dan membentuk sudut 25°. 7) Ditusuk lengan pasien hingga masuk kedalam pembuluh darah dan ditarik semprit secara perlahan-lahan sehingga darah masuk ke dalam semprit kemudian dilonggarkan atau lepaskan tourniquet. 8) Diinstruksdikan kepada pasien untuk membuka kepalan tangannya ketika darah diambil dengan volume sebanyak 2 ml. 9) Diletakan kapas kering steril pada tempat tusukan tadi selama beberapa menitdengan tangan masih dalam keadaan lurus. 10) Dimasukan darah sebanyak 2ml kedalam tabung vacum yang berisi antikoagulan. b. Isolasi sampel ke media BHIB (Brain Hearth Infuction Broth) 1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2) Diambil sampel darah typhoid sebanyak 2 ml kemudian dimasukkan sampel kedalam tabung reaksi yang berisi media BHIB, pastikan agar selalu dekat dengan api bunsen agar tidak terkontaminasi sewaktu isolasi. 3) Diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37˚C c. Inokulasi dari media BHIB (Brain Hearth Infuction Broth) ke media SSA (Salmonella Shigella Agar) 1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan. 2) Diambil 1-2 koloni menggunakan ose bulat yang telah dipijarkan di atas bunsen dari ujung ke pangkal. 3) Diinokulasi pada media SSA dengan penggoresan bentuk ‘T’ pastikan agar selalu dekat dengan api bunsen agar tidak terjadi kontaminasi sewaktu inokulasi. 4) Dipijarkan kembali ose dari pangkal ke ujung pada api bunsen 5) Diinkubasi selama 1x24 jam pada temperature 37 ̊ C. d. Inokulasi dari media BHIB (Brain Hearth Infuction Broth) ke media MCA (Mac Conkey Agar)



1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan. 2) Diambil 1-2 koloni menggunakan ose bulat yang telah dipijarkan di atas bunsen dari ujung ke pangkal. 3) Diinokulasi pada media SSA dengan penggoresan ‘T’ pastikan agar selalu dekat dengan api bunsen agar tidak terjadi kontaminasi sewaktu isolasi. 4) Dipijarkan kembali ose dari pangkal ke ujung pada api bunsen 5) Diinkubasi selama 1x24 jam pada temperature 37 ̊ C. e. Inokulasi dari media SSA (Salmonella Shigella Agar) ke media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) 1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2) Disterilakan ose dengan dipijarkan dari ujung ke pangkal diatas api bunsen 3) Disterilkan mulut tabung dengan difiksasi diatas api bunsen 4) Diambil 1-2 koloni dari media SSA kemudian diinokulasi ke media TSIA dengan teknik digores kemudian ditusuk 5) Disterilkan kembali mulut tabung di atas api bunsen 6) Disterilkan kembali ose dari pangkal ke ujung di atas api bunsen 7) Diinkubasi 1x24 jam pada suhu 37°C dalam incubator. f. Pewarnaan Gram pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) a) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan b) Disterilkan ose bulat dengan cara pijarkan pada api bunsen dari ujung ke pangkal c) Dibuat sediaan pada objek glass dengan cara mengambil 1-2 koloni pada media TSIA, dan letakkan pada objek glass, kemudian keringkan sediaan tersebut d) Disterilkan kembali ose bulat dengan cara dipijarkan diatas api bunsen dari pangkal ke ujung e) Ditambahkan 1-2 tetes gentian violet, kemudian diamkan selama 3 menit dan cuci dengan air mengalir



f) Ditambahkan 1-2 tetes lugol, kemudian diamkan selama 1 menit dan cuci air mengalir g) Ditambahkan 1-2 tetes alkohol 96% dan cuci air mengalir h) Ditambahkan 1-2 tetes air fuchsin, kemudian diamkan selama 1 menit dan cuci air mengalir i) Dikeringkan dan periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran awal 10x kemudian pindahkan ke pembesaran 100x dan tambah oil emersi.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Tabel pengamatan a. Hari Kedua Pengamatan Pada Media BHIB (Brain Heart Infusion Broth) Nama Media



Ciri-Ciri Pertumbuhan Bakteri



Ket



BHIB (Brain



Ada pertumbuhan bakteri ditandai



-



Heart Infusion



dengan adanya kekeruhan.



Broth) b. Hari Kedua Pengamatan Pada Media SSA (Salmonella Shigella Agar) dan MCA (Mac Conkey Agar) Nama Media



MCA (Mac Conkey



Pertumbuhan Bakteri



Ket



Bentuk bulat, bergerombol dan



-



berwarna seperti media/transparan.



Agar) Bentuk bulat, bergerombol, SSA (Salmonella



berwarna seperti media/transparan



Shigella Agar)



dan inti koloni berwarna hitam



-



c. Hari Ketiga Pengamatan Pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) Nama Media



Pertumbuhan bakteri Slunt



butt



H2S



Hasil



Gas



Ket



Pewarnaan Gram



TSIA (Triple



Alkali



Acid



+



-



Basil Negatif (-)



Salm



Sugar Iron



onell



Agar)



a typhi



B. Pembahasan Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba. Prinsip secara umum isolasi dan identifikasi bakteri pada sampel darah dengan menggunakan sampel darah tifoid kemudian di isolasikan dan menggunkan media pemupuk, media selektif, pewarnaan gram untuk melihat bentuk dan uji biokimia untuk mengetahui jenis bakteri apa yang terdapat pada sampel. Tujuan identifikasi salmonella dengan menggunakan sampel darah tifoid adalah untuk identifikasi bakteri salmonella digunakan sifat-sifat bakteri yang bersangkutan, antara lain morfologi, sifat perwarnaan, penampilan koloni, dan sifat-sifat biokimia dari bakteri dari bakteri yang bersangkutan. Pada praktikum isolasi dan identifikasi bakteri pada sampel darah tifoid ini dilakukan inkubasi pada alat inkubator dengan suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Hal ini perlu dilakukan karena pada suhu 37oC tersebut merupakan suhu yang baik untuk bakteri dapat tumbuh dan berkembang. Pengambilan Dan Pengolahan Sampel darah yang pertama dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Setelah itu diletakan lengan pasien lurus diatas meja dengan telapak tangan menghadap keatas. Selanjutnya dibendung lengan atas cukup erat dengan tourniquet untuk



membendung aliran darah tetapi tidak boleh terlalu kencang sebab bisa merusak pembuluh darah. Setelah itu diinstruksikan kepada pasien untuk mengepalkan tangan kemudian dilakukan palpasi untuk mencari lokasi pembuluh darah pasien yang akan ditusuk. Selanjutnya didesinfektan lokasi tersebut dengan alkohol 70% dari tengah memutar ketepi dan biarkan mongering. Setelah itu ditegangkan kulit dengan ibu jari dibawah supaya pembuluh darah tidak bergerak, kemudian tusukkan jarum dengan sisi miring menghadap ke atas dan membentuk sudut 25°. Selanjutnya Ditusuk lengan pasien hingga masuk kedalam pembuluh darah dan ditarik semprit secara perlahan-lahan sehingga darah masuk ke dalam semprit kemudian dilonggarkan atau lepaskan tourniquet. Setelah itu instruksikan kepada pasien untuk membuka kepalan tangannya ketika darah diambil dengan volume sebanyak 2 ml. selanjutnya diletakan kapas kering steril pada tempat tusukan tadi selama beberapa menit dengan tangan masih dalam keadaan lurus. Kemudian darah sebanyak 2 ml dimasukan kedalam tabung vakum yang berisi EDTA. Pada praktikum hari pertama dilakukan isolasi sampel darah typiod ke media BHIB. Yang pertama-tama dilakukan adalah persiapan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian dilakukan pengambilan darah pada penderita demam tifoid. Pada media BHIB diambil darah sebanyak 2ml lalu dimasukkan ke dalam media BHIB. Kemudian media BHIB diinkubasi selama 1x24 jam di inkubator dengan suhu 37oC. Pada praktikum hari kedua dilakukan pengamatan pada media BHIB. Diketahui bahwa pada media BHIB setelah diinkuasi didapatkan hasil pertumbuhan koloninya terlihat keruh. Hal ini menandakan bahwa adanya bakteri pada sampel darah typoid. Media BHIB (Brain Heart Infusion Broth) adalah medium cair untuk berbagai mikroorganisme baik yang aerob atau abaerob dari bakteri, jamur, dan ragi. Komposisi media BHIB antara lain : Beef Heart Infusion From Solids 17,5 gram, dextrose 2,0 gram, disodium phosphate 2,5 gram, gelatin pepton 10,0 gram, sodium chloride 5,0 gram.



Pada media BHIB setelah dilakukan pengamatan dilanjutkan dengan inokulasi dari media BHIB ke media SSA dan MCA. Yang pertama dilakukan inokulasi pada media SSA yaitu disiapkan alat dan bahan yang digunakan. setelah itu dipijarkan ose pada api bunsen dari pangkal ke ujung tujuannya untuk mencegah terjadinya kontaminasi dengan lingkungan sekitar atau dengan bakteri lain. Selanjutnya diambil 1-2 koloni menggunakan ose bulat yang telah dipijarkan di atas bunsen dari ujung ke pangkal. Kemudian diinokulasi pada media SSA dengan penggoresan bentuk ‘T’ pastikan agar selalu dekat dengan api bunsen agar tidak terjadi kontaminasi sewaktu isolasi. Setelah itu diinkubasi selama 1x24 jam pada temperature 37 ̊ C. Pada media MCA yang pertama dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan yang digunakan. setelah itu dipijarkan ose pada api bunsen dari pangkal ke ujung tujuannya untuk mencegah terjadinya kontaminasi dengan lingkungan sekitar atau dengan bakteri lain. Selanjutnya diambil 1-2 koloni menggunakan ose bulat yang telah dipijarkan di atas bunsen dari ujung ke pangkal. Kemudian diinokulasi pada media SSA dengan penggoresan bentuk ‘T’ pastikan agar selalu dekat dengan api bunsen agar tidak terjadi kontaminasi sewaktu isolasi. Setelah itu diinkubasi selama 1x24 jam pada temperature 37 ̊C. Pada hari ke tiga dilakukan pengamatan pada media MCA tampak tumbuh bakteri bergerombol,berbentuk bulat/coccus, dan berwarna kuning seperti media/transparan. Karena bakteri tidak dapat memfermantasi laktosa dan tidak dapat dikelilingi oleh garam empedu sehingga tidak berwarna merah tetapi berwarna kuning. MCA adalah medium padat selektif untuk isolasi, identifikasi, dan kultur dari darah, urin, air limbah, air minum dan kotoran dan makanan. Dan telah umum digunakan untuk isolasi dari bakteri enterobacter gram- negatif . Yang dimana Komposisi media MCA adalah Bacto pepton 17 gram, Proteosa pepton 3 gram, Bacto laktosa 3 gram, Garam empedu 1,5 gram, NaCl 5 gram, Bacto agar 13,5 gram, Bacti nectral rea 0,03 gram, Bacto kristal read 0,001 gram, Aquadest 1 liter.



Pada media SSA dilakaukan pengamatan tampak pertumbuhan bakteri berbentuk



bulat/coccus,



bergerombol



dan



berwarna



orange



seperti



media/transparan dan memiliki inti berwarna hitam. Karena bakteri dapat memfermentasi laktosa maka akan menghasilkan asam dan mengubah indicator menjadi merah mudah dan H2S yang diproduksi akan bereaksi dengan FeCl3 yang terdapat warna hitam pada inti. Yang dimana media SSA merupakan medium diferensial untuk melakukan isolasi selektif dari enterobakter



patogenik



khususnya



genus



Salmonella



dan



Shigella.



Berdasarkan fungsinya medium ini dapat menghambat pertumbuhan mikrobia gram positif. Komposisi dari medium ini adalah ekstrak daging 5g, kasein pancreas 2,5g, peptide dari jaringan tanaman 2,5g, laktosa 10g, garam empedu 8,5g, sodium sitrat 8,5g, sodium tiosulfat 8,5g, besi sitrat 1g, neutral red 0,025g, agar 13,5g, dan brilliant green 0,330 mg. Setelah dilakukan pengamatan pada media SSA dan MCA dilanjutkan dengan inokulasi pada media TSIA. Pertama-tama yang dilakukan adalah Disterilakan ose dengan dipijarkan dari ujung ke pangkal diatas api bunsen tujuannnya untuk menghindari terjadi kontaminasi dengan lingkungan sekitar atau dengan bakteri lain. Setelah itu disterilkan mulut tabung dengan difiksasi diatas api bunsen untuk mencegah terjadi kontaminasi. Kemudian diambil 1-2 koloni dari media SSA kemudian diinokulasi ke media TSIA dengan teknik digores kemudian ditusuk. Setelah itu disterilkan kembali mulut tabung di atas api bunsen dan ditutup menggunakan kapas steril. Selanjutnya disterilkan kembali ose dari ujung ke pangkal di atas api bunsen. Kemudian diinkubasi 1x24 jam pada suhu 37°C dalam incubator. Pada hari ke empat dilakukan pengamatan pada media TSIA yang telah di inkubasi.



Tujuan



media



TSIA



untuk



mengetahui



apakah



bakteri



memfermentasikan 3 jenis gula di TSIA ( glukosa, laktosa, sukrosa) sehingga menghasilkan asam, dengan adanya indikator phenol red akan berwarna kuning ( asam=acid) dan apakah bakteri mampu menguraikan asam amino yang menguraikan sulfur membentuk asam sulfid (H2S) bereaksi dengan besi (Fe) menjadi endapan ferri sulfid (FeS) serta apakah bakteri mampu



menghasilkan gas. Hasil yang didapatkan pada media TSIA yaitu, pada slunt: alkali/merah



dan



butt:



acid/kuning



yang



artinya



bakteri



mampu



mempermentasikan satu jenis gula yaitu glukosa. Tidak terdapat gas yang menandakan sebagian media tidak terangkat keatas. Dan terdapat H2S yang ditandai dengan adanya endapan hitam karena bakteri mampu menguraikan asam amino yang menguraikan sulfur membentuk asam sulfid (H2S) bereaksi dengan besi (Fe) menjadi endapan ferri sulfid (FeS). Selanjutnya dilakukan pewarnaan gram pada media TSIA. Pertama yang dilakukan adalah sterilisasi ose dengan fungsi untuk membunuh bakteri pada ose tersebut. Setelah itu, diambil koloni dari biakkan media TSIA sebanyak 12 ose dan dibuatkann ulasan setipis mungkin pada objek gelas yang sudah steril. Dan difiksasi sebanyak 2-3x di atas api bunsen untuk melekatkan dinding bakteri pada objek gelas. Diteteskan gentian violet dengan tujuan untuk mewarnai seluruh permukaan bakteri, sel bakteri positif atau negative. Kemudian didiamkan selama 3 menit. Kemudian dicuci air mengelir . diteteskan lugol dan didiamkan selama 1 menit dengan fungsi untuk mempertahankan warna pertama yang diberikan dan mewarai dinding sel bakteri gram positif. Dicuci air megalir. Lalu



diteteskan alcohol 96%



berfungsi untuk melunturkan warna pertama yang diberikan yaitu gentian violet, setelah itu, didiamkan selama 30 detik dan dicuci air mengalir. Kemudian diteteskan air fucshin dan di diamkan selama 1 menit. Yang bertujuan untuk memberikan warna merah pada bakteri gram negative. Dimana bakteri gram negative akan berwarna merah oleh air fucshinn dan gram positif akan berwarna ungu oleh gentian violet. Dan diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x, 40x, dann 100x, (oil imersi). Bakteri yang didapat adalah berbentuk Basil dan bakteri bergram negatif (-) yang di mana bakteri tidak dapat mempertahankan zat warna gentian violet atau zat warna utama sehingga sel bakteri akan berwarna merah, karena bakteri ini memiliki system membrane ganda dimana membrane plasmanya diselimuti oleh membrane luar permeable.dinding sel yang tebal berupa peptidoglikan, yang



terletak diantara membrane dalam dan membrane luar sehingga dinding sel tidak dapat mengikat zat warna utama. Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan didapatkan bakteri pada sampel darah typoid yaitu bakteri Salmonella typhi. Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram negatif berbentuk batang yang menyebabkan tifoid, paratifoid, dan penyakit foofborne. Secara sederhana, Salmonella ialah kelompok bakteri yang menyebabkan makanan menjadi beracun. Klasifikasi bakteri Salmonella: Kingdom



: Bacteria



Filum



: Proteobacteria



Kelas



: Gamma Proteobacteria



Ordo



: Enterobakteriales



Family



: Enterobakteriakceae



Genus



: Salmonella



Spesies



: S. enterica dan S. bongori.



BAB V PENUTUP



A. Kesimpulan Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengamatan pada sampel darah tifoid ditemukannya bakteri Salmonella typhi.



B. Saran Diharapkan bagi mahasiswa yang melakukan praktikum agar lebih focus dan teliti dalam melakukan praktikum dan dapat memanfaatkan waktu yang ada lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA Irianto, Koes. 2014. “Bakteriologi, Mikologi, Virologi”. Alfabeta, Bandung. Irianto Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung. Yrama Widya. Nurul Khaq Khanifa,dkk. 2016. Deteksi Cemaran Bakteri Koliform dan Salmonella sp. Pada Tempe Yang Dikemas Daun Pisang Di Daerah Salatiga. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana. Nurruzaman Hildan dan Fahriani syahrul.2016. Analisis Risiko Kejadian Demam Tifoid Berdasarkan Kebersihan Diri dan Kebiasaan Jajan Di Rumah. Surabaya : Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Airlangga. P. Yolita Saraswati,dkk. 2018. Pola Kepekaan Bakteri Salmonella typhi Terisolasi Dari Darah Terhadap Siprofloksasin Dan Seftriakson Di RSU Pesanglah Periode Januari 2015 - Maret 2017. Bali : Universitas Udayana. Yasin Akbar Muhammad,dkk. 2016. Deteksi Cemaran Bakteri Salmonella sp. Pada Ikan Teri (stolephorus spp) Hasil Perikanan Di Perairan Sumsang Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Palembang : Universitas Sriwijaya. Yelana Mallo Pricilia,dkk. 2015. Rencana Bangun Alat Ukur Kadar Hemoglobin Dan Oksigen Dalam Darah Dengan Sensor Oxymeter Secara NonInfasif. Manado. UNSRAT.