Ika Panter PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke-5



Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)



Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke-5



Editor:



Herry Garna Heda Melinda Nataprawira



Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ RSUP Dr. Hasan Sadikin 2014



Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke-5 ISBN: 978-602-71594-0-2 Edisi pertama : 1993 Edisi kedua : 2000 Edisi ketiga : 2005 Edisi keempat : 2012 Edisi kelima : 2014 Cetakan pertama, November 2014 Editor: Herry Garna Heda Melinda Nataprawira Penerbit: Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ RSUP Dr. Hasan Sadikin Redaksi: Jl. Pasteur No. 38 Bandung 40161 Telp. 022-2035957; Fax. 022-2035957 e-mail: [email protected] Cerita sampul depan Milikilah keceriaan anak-anak Cerita sampul belakang Tahapan tumbuh kembang anak sejak lahir sampai usia remaja DILARANG KERAS MENGUTIP ISI BUKU INI SEBAGIAN ATAU KESELURUHAN DALAM BENTUK APAPUN TANPA SEIZIN PENERBIT HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG NO. 19 TAHUN 2002 PASAL 72



Pengetikan dan Tataletak: Agus Chalid Rancang Grafis: Tim Kreatif Mahestra Media Komunika Dedi Mulyadi, Firman Andriansyah



KONTRIBUTOR Abdurachman Sukadi Divisi Neonatologi



Djatnika Setiabudi Divisi Infeksi & Penyakit Tropis



Adi Utomo Suardi Divisi Respirologi



Dwi Prasetyo Divisi Gastrohepatologi



Ahmedz Widiasta Divisi Nefrologi



Dzulfikar DLH Divisi Emergensi & Rawat Intensif Anak



Alex Chairulfatah Divisi Infeksi & Penyakit Tropis



Eddy Fadlyana Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial



Anggraini Alam Divisi Infeksi & Penyakit Tropis Aris Primadi Divisi Neonatologi



Enny Harliani Alwy Divisi Emergensi & Rawat Intensif Anak



Armijn Firman Divisi Kardiologi



Faisal Divisi Endokrinologi



Azhali Manggus Sjahrodji Divisi Infeksi & Penyakit Tropis



Fiva Aprilia Kadi Divisi Neonatologi



Budi Setiabudiawan Divisi Alergi Imunologi



Gartika Sapartini Divisi Alergi Imunologi



Cissy B. Kartasasmita Divisi Respirologi



Harry Raspati Achmad Divisi Hematologi-Onkologi



Dadang Hudaya Somasetia Divisi Emergensi & Rawat Intensif Anak



Heda Melinda Nataprawira Divisi Respirologi Herry Garna Divisi Infeksi & Penyakit Tropis



Dany Hilmanto Divisi Nefrologi



Iesje Martiza Sabaroedin Divisi Gastrohepatologi



Dedi Rachmadi Sjambas Divisi Nefrologi



Julistio T.B. Djais Divisi Nutrisi & Penyakit Metabolik



Dewi Hawani Divisi Neurologi Diah Asri Wulandari Divisi Respirologi



Kusnandi Rusmil Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial



Dida Achmad Gurnida Divisi Nutrisi & Penyakit Metabolik v



Lelani Reniarti Divisi Hematologi-Onkologi



Riyadi Divisi Infeksi & Penyakit Tropis



Meita Dhamayanti Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial



Rodman Tarigan Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial



Mia Milanti Dewi Divisi Neurologi



Sjarief Hidayat Effendi Divisi Neonatologi



Nanan Sekarwana Divisi Nefrologi



Sri Endah Rahayuningsih Divisi Kardiologi



Nelly Amalia Risan Divisi Neurologi



Sri Sudarwati Divisi Respirologi



Novina Andriana Divisi Endokrinologi



Stanza Uga Peryoga Divisi Emergensi & Rawat Intensif Anak



Nur Suryawan Divisi Hematologi-Onkologi



Susi Susanah Divisi Hematologi-Onkologi



Ponpon Idjradinata Divisi Hematologi-Onkologi



Tetty Yuniati Divisi Neonatologi



Purboyo Solek Divisi Neurologi R.M. Ryadi Fadil Divisi Endokrinologi



Tisnasari Hafsah Divisi Nutrisi & Penyakit Metabolik



Rahmat Budi Divisi Kardiologi



Yudith Setiati Ermaya Divisi Gastrohepatologi



Reni Ghrahani Divisi Alergi Imunologi



vi



SAMBUTAN KEPALA DEPARTEMEN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN/ RSUP Dr. HASAN SADIKIN Mengingat peran dan fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin sebagai rumah sakit rujukan dan pendidikan, maka Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke-5 ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pegangan atau tuntunan bagi tenaga medis dan peserta didik dalam pelayanannya di bidang kesehatan anak. Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu kedokteran, sejak tahun 1993 sampai dengan sekarang Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak ini sudah mengalami 5 kali revisi. Dengan diterbitkannya Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke-5 diharapkan dapat digunakan sebagai panduan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih profesional dan efisien. Kepada seluruh Staf Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad/RSUP Dr. Hasan Sadikin dan Tim Editor, saya mengucapkan terima kasih atas jerih payahnya dalam menyusun dan menerbitkan buku ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin.



Bandung, November 2014 Dr. Djatnika Setiabudi, dr., Sp.A(K), MCTM



vii



SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA RSUP Dr. HASAN SADIKIN Dengan diterbitkannya buku Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke-5 dari Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unpad/RSUP Dr. Hasan Sadikin, merupakan langkah maju yang dicapai dalam upaya meningkatkan pelayanan medik khususnya di RSUP Dr. Hasan Sadikin. Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak berisi standar terbaru yang dapat digunakan dalam penatalaksanaan penderita anak agar pelayanan yang diberikan memenuhi mutu yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini juga sebagai antisipasi Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pada Pasal 32 Ayat 3 yang berbunyi bahwa “Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan”. Dengan terbitnya buku Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak ini diharapkan para penyelenggara pelayanan kesehatan dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik dan profesional. Kita menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, meskipun demikian setidaknya dapat digunakan sebagai acuan dan diharapkan di masa yang akan datang buku Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke-5 ini masih terus ditinjau dan diperbaiki secara berkala sesuai dengan teknologi dan perkembangan ilmu kedokteran, khususnya ilmu kesehatan anak.



Bandung, November 2014 dr. Ayi Djembarsari, MARS



viii



SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN Assalamu ‘alaikum wr. wb. Kami menyambut baik diterbitkannya Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke-5. Penerbitan buku ini merupakan cermin komitmen yang terus-menerus untuk memberikan kontribusi nyata dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan anak yang berbasis bukti-bukti ilmiah di Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin. Keberadaan buku ini dapat memberi manfaat langsung bagi para dokter umum dan dokter spesialis anak dalam menjalankan tugas pengabdiannya. Buku ini juga diharapkan dapat menjembatani kasuskasus yang sering ditemukan dan bersifat kontroversial dalam praktik sehari-hari sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran. Kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada para penyusun dan kontributor buku ini. Semoga buku ini bermanfaat serta memberikan kemaslahatan bagi kita semua. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. Bandung, November 2014 Prof. Dr.med. Tri Hanggono Ahmad, dr.



ix



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah swt. yang pada akhirnya setelah sekian lama kami berhasil menyusun Buku Pedoman Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke-5 yang merupakan revisi dan pengkinian dari edisi ke-4 tahun 2012. Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi ini disusun berdasarkan filosofi medicine is never ending study. Pada edisi ini disusun lebih terperinci dalam menjelaskan suatu penyakit dan penatalaksanaannya supaya lebih mudah dipahami oleh mahasiswa kedokteran, dokter umum, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis, atau dokter spesialis anak yang bekerja baik di senter pendidikan maupun daerah. Ilmu kedokteran semakin berkembang dengan pesat sehingga edisi ke-5 disusun berdasarkan kajian bukti penelitian terakhir, sehingga mengikuti kemajuan ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan anak. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh kontributor yang telah membantu terbitnya buku ini. Kami menyadari bahwa buku ini tidak luput dari berbagai kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan edisi berikutnya. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan ilmu kesehatan anak di Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan anak Indonesia.



Bandung, November 2014 Tim Editor



x



DAFTAR ISI Halaman



DAFTAR KONTRIBUTOR ................................................................. v SAMBUTAN KEPALA DEPARTEMEN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN/ RSUP Dr. HASAN SADIKIN .............................................................. vii SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA RSUP Dr. HASAN SADIKIN ........... viii SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN ......................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................ x DAFTAR ISI ..................................................................................... xi DAFTAR TABEL .............................................................................. xviii DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xxvii ALERGI IMUNOLOGI Anafilaksis ..................................................................................... Juvenile Idiophatic Arthritis ........................................................... Lupus Eritematosus Sistemik ........................................................ Purpura Henoch-Schönlein ........................................................... Sarkoidosis .................................................................................... Skleroderma .................................................................................. Juvenile Dermatomyositis ............................................................. Sindrom Stevens-Johnson dan Nekrolisis Epidermal Toksik ......... Alergi Obat .................................................................................... Konjungtivitis Vernalis .................................................................. Konjungtivitis Alergi ...................................................................... Dermatitis Atopi ............................................................................ Rinitis Alergi .................................................................................. Urtikaria/Angioedema .................................................................. EMERGENSI & RAWAT INTENSIF ANAK Resusitasi Kardiopulmonal Otak ................................................... Gagal Napas pada Anak ................................................................ Terapi Oksigen .............................................................................. Ventilasi Mekanik .......................................................................... Sindrom Disfungsi Organ Multipel (SDOM) .................................. Terapi Cairan Parenteral ............................................................... Tatalaksana Gangguan Elektrolit Emergensi ................................. Gangguan Asam-Basa ................................................................... Renjatan ........................................................................................ Tatalaksana Sepsis Berat dan Renjatan Sepsis dengan Pedoman Early Goal-Directed Therapy ......................................... Keracunan ..................................................................................... Keracunan Alkohol .................................................................... Keracunan Jengkol .................................................................... Keracunan Singkong ................................................................. xi



3 10 26 41 50 53 58 61 66 73 75 77 80 90 97 112 118 123 130 136 141 145 155 163 172 176 177 179



Keracunan Tempe Bongkrek ..................................................... Keracunan Minyak Tanah ......................................................... Keracunan Insektisida ............................................................... Fosfat Organik ...................................................................... Chlorinated Hydrocarbon ..................................................... Keracunan Salisilat .................................................................... Sedasi dan Analgesia ..................................................................... Transpor Penderita Anak Sakit Kritis .............................................



180 181 183 183 184 185 187 205



ENDOKRINOLOGI Kriptorkismus (Cryptorchidism) .................................................... Mikropenis .................................................................................... Pubertas Prekoks .......................................................................... Pubertas Terlambat ...................................................................... Hipotiroid ...................................................................................... Hipertiroid ..................................................................................... Penyakit Grave Neonatus ............................................................. Perawakan Pendek Akibat Gangguan Endokrin ............................ Diabetes Melitus (DM) .................................................................. Diabetes Melitus Tipe 1 ............................................................ Hipoglikemia pada DM ............................................................. Ketoasidosis Diabetikum (KAD) ................................................ Osteogenesis Imperfecta .......................................................... Disorder of Sex Development (DSD) .......................................... Hiperplasia Adrenal Kongenital ................................................



215 218 222 224 226 232 234 236 247 247 251 254 262 266 273



GASTROHEPATOLOGI Abdomen Akut .............................................................................. Cholestatis Jaundice (Kolestatis) ................................................... Diare Akut ..................................................................................... Hepatitis Akut ............................................................................... Hepatitis Kronik ............................................................................. Hipokalemia .................................................................................. Hiperkalemia ................................................................................. Hipernatremia ............................................................................... Hiponatremia ................................................................................ Infeksi Helicobacter pylori ............................................................. Koma Hepatikum .......................................................................... Obstruksi Saluran Cerna ................................................................ Perdarahan Saluran Cerna ............................................................ Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas .................................... Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah ................................ Sindrom Reye ................................................................................



279 284 288 298 300 302 305 310 312 315 317 321 323 323 327 335



HEMATOLOGI ONKOLOGI Anemia Defisiensi Besi .................................................................. Anemia Megaloblastik .................................................................. Anemia Aplastik ............................................................................ Thalassemia .................................................................................. Idiophatic Thrombocytopenic Purpura (ITP) ................................. Hemofilia .......................................................................................



339 343 346 350 355 358



xii



Koagulasi Intravaskular Difusa (KID) ............................................. Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) ................................................. Leukemia Nonlimfoblastik Akut (LNLA) ........................................ Leukemia Mieloid Kronik (LMK) .................................................... Limfoma Non-Hodgkin .................................................................. Penyakit Hodgkin (Limfoma Hodgkin) ........................................... Neuroblastoma ............................................................................. Tumor Wilm (Nefroblastoma) ....................................................... Rabdomiosarkoma ........................................................................ Sarkoma Ewing .............................................................................. Osteosarkoma ............................................................................... Hepatoma ..................................................................................... Retinoblastoma ............................................................................



363 368 372 377 380 383 386 391 396 398 400 403 406



INFEKSI & PENYAKIT TROPIS Infeksi Bakteri ............................................................................... Demam Enterik: Demam Tifoid dan Demam Paratifoid ........... Difteria ...................................................................................... Staphylococcal Toxic Shock Syndrome ...................................... Streptococcal Toxic Shock-Like Syndrome ................................. Tetanus ..................................................................................... Tetanus Neonatorum ............................................................... Pertusis ..................................................................................... Meningitis Bakterialis ............................................................... Demam Skarlet (Skarlatina) ...................................................... Antraks ..................................................................................... Lepra ......................................................................................... Artritis Septik ............................................................................ Osteomielitis ............................................................................. Febrile Neutropenia .................................................................. Ebola Virus Disease ....................................................................... Sepsis ............................................................................................ Sepsis Bakterial ............................................................................. Terapi Antimikrob ......................................................................... Infeksi Virus ................................................................................... Infeksi Virus Dengue ................................................................. Human Immunodeficiency Virus (HIV) ...................................... Chikungunya ............................................................................. Rubela ....................................................................................... Morbili ...................................................................................... Varisela dan Herpes Zoster ....................................................... Herpes Simpleks ....................................................................... Influenza A H5N1 (Avian Influenza) .......................................... Influenza ................................................................................... Influenza A H1N1 (Swine Influenza) .......................................... Mumps (Parotitis Epidemika) ................................................... Mononukleosis Infeksiosa ........................................................ Cytomegalovirus ....................................................................... Hand, Foot, and Mouth Diseases .............................................. Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) ...............................................................................



411 411 415 421 423 424 428 430 435 441 442 445 448 450 452 454 458 465 468 485 485 493 497 499 501 503 507 508 512 513 517 519 521 522



xiii



524



Fever of Unknown Origin (FUO) .................................................... Infeksi Parasit ................................................................................ Penyakit Cacing yang Ditularkan Melalui Tanah ....................... Askariasis .............................................................................. Ankilostomiasis ..................................................................... Trikuriasis ............................................................................. Malaria ...................................................................................... Amebiasis .................................................................................. Toksoplasmosis ......................................................................... Filariasis .................................................................................... Leptospirosis ............................................................................. Infeksi Jamur ................................................................................. Infeksi Jamur Sistemik .............................................................. Histoplasmosis ...................................................................... Infeksi Rumah Sakit (Health Care-Associated Infection) ............... Infeksi pada Luka Bakar ................................................................ Infeksi Jaringan Lunak ................................................................... KARDIOLOGI Klasifikasi Penyakit Jantung pada Anak ......................................... Penyakit Jantung Bawaan ......................................................... Defek Septum Atrium (Atrial Septal Defect/ASD) ................. Defek Septum Ventrikel (Ventricular Septal Defect/VSD) .... Defek Septum Atrioventrikularis (Endocardial Cuchion Defect, AV Canal Defect) ......................................... Duktus Arteriosus Persisten (Patent Ductus Arteriosus/PDA) .................................................................... Stenosis Pulmonal (Pulmonary Stenosis/PS) ........................ Koarktasio Aorta ................................................................... Stenosis Aorta ....................................................................... Tetralogi Fallot (TF) ............................................................... Serangan Sianosis (Cyanotic Spell, Hupoxic Spell) ................ Atresia Pulmonal dengan Defek Septum Ventrikel .............. Atresia Pulmonal tanpa Defek Septum Ventrikel ................. Atresia Trikuspid ................................................................... Double Output Right Ventricle (DORV) ................................. Transposisi Arteri Besar ........................................................ Total Anomalous Pulmonary Venous Return dengan/Tanpa Obstruksi ...................................................... Trunkus Arteriosus Persisten ................................................ Anomali Ebstein .................................................................... Hypoplastic Left Heart Syndrome ......................................... Gagal Jantung ................................................................................ Renjatan Kardiogenik ................................................................ Henti Jantung ............................................................................ Kardiomiopati ............................................................................... Kardiomiopati Hipertrofi ........................................................... Kardiomiopati Hipertrofi Obstruksi (Hypertrophy Obstruction Cardiomyopathy/HOCM) ...................................... Kardiomiopati Dilatasi atau Kongesti ........................................ Kardiomiopati Restriktif ............................................................ xiv



528 531 531 531 531 532 533 536 540 542 545 548 548 548 551 552 554 557 558 558 562 566 566 570 570 571 573 575 578 578 579 579 580 582 583 584 584 586 592 595 598 598 599 600 602



Demam Reumatik Akut (DRA) ....................................................... Penyakit Jantung Reumatik (PJR) ............................................. Endokarditis Infektif ..................................................................... Miokarditis ................................................................................... Perikarditis ................................................................................... Penyakit Kawasaki ........................................................................ Hipertensi Pulmonal ..................................................................... Disritmia Jantung ..........................................................................



605 609 612 620 622 625 631 638



NEFROLOGI Dialisis Peritoneal ......................................................................... Gangguan Ginjal Akut ................................................................... Glomerulonefritis Akut Pascastreptokokus .................................. Hipertensi ..................................................................................... Infeksi Saluran Kemih (ISK) ........................................................... Keracunan Jengkol pada Anak ...................................................... Penyakit Ginjal Kronik (PGK) ........................................................ Sindrom Nefrotik ......................................................................... Uropati Obstruktif ........................................................................



647 650 656 662 667 676 679 686 692



NEONATOLOGI Terminologi Neonatologi .............................................................. Asfiksia pada Neonatus ................................................................ Hipotermia .................................................................................... Hipoglikemia ................................................................................. Hipokalsemia ................................................................................ Masalah Gangguan Pernapasan .................................................... Transient Tachypnea of the Newborn ....................................... Sindrom Aspirasi Mekonium ..................................................... Pneumonia pada Neonatus ...................................................... Sindrom Distres Pernapasan/Respiratory Distress Syndrome (RDS) ........................................................................ Apnea ........................................................................................ Syok pada Neonatus ..................................................................... Pemberian Nutrisi ......................................................................... Nutrisi Enteral pada Neonatus ................................................. Nutrisi Parenteral pada Neonatus ............................................ Enterokolitis Nekrotikans (EKN) ................................................... Sepsis pada Neonatus .................................................................. Kejang pada Neonatus .................................................................. Masalah Hematologi Neonatus .................................................... Anemia ..................................................................................... Polisitemia ................................................................................ Penyakit Perdarahan pada Neonatus (Hemorrhagic Disease of the Newborn/HDN) ................................................................... Ikterus Neonatorum ..................................................................... Kelainan Kongenital ...................................................................... Prinsip Umum Pengelolaan Gawat Darurat dan Rujukan Neonatus ....................................................................................... Stabilisasi Neonatus Pascaresusitasi ............................................. xv



699 700 706 710 715 719 719 721 724 727 729 733 736 736 738 744 748 752 754 754 759 762 764 772 776 784



NEUROPEDIATRI Kejang Demam (KD) ...................................................................... Epilepsi .......................................................................................... Status Epileptikus .......................................................................... Ensefalitis Herpes Simpleks .......................................................... Abses Otak .................................................................................... Tuberkulosis pada Susunan Saraf Pusat ........................................ Autism Spectrum Disorders (ASD) ................................................. Autism Disorder ........................................................................ Rett’s Disorder .......................................................................... Pervasive Developmental Disorder-not Otherwise Specified (PDD-NOS) ................................................................. Childhood Disintegrative Disorder (CDD) .................................. Retardasi Mental (RM, Intelectual Disabilities) ............................. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) .......................... Sindrom Guillain-Barre (Acute Inflammatory Polyradiculoneuropathy/Acute Ascending Paralysis) .................... Palsi Serebral (Cerebral Palsy/CP) ................................................. Rabies (Hidrofobia) ....................................................................... NUTRISI & PENYAKIT METABOLIK Kurang Energi Protein (KEP) .......................................................... Perhitungan Energi dan Protein untuk Kejar Tumbuh dan untuk Anak Sakit Berat .................................................................. Rawat Gabung ............................................................................... Defisiensi Vitamin A (Xeroftalmia) ................................................ Phenylketonuria (PKU) .................................................................. Hiperkolesterolemia Familial ........................................................ Nutrisi Enteral ............................................................................... Nutrisi Parenteral .......................................................................... Diet pada Penyakit Ginjal Kronik ................................................... RESPIROLOGI Rinitis (Common Cold) ................................................................... Rinosinusitis .................................................................................. Faringitis Akut ............................................................................... Otitis Media Akut .......................................................................... Sindrom Croup .............................................................................. Bronkiektasis ................................................................................. Bronkitis ........................................................................................ Bronkitis Akut ........................................................................... Bronkitis Kronik ......................................................................... Bronkiolitis .................................................................................... Pneumonia .................................................................................... Recurrent Pneumonia ................................................................... Hospital Acquired Pneumonia ....................................................... Empiema ....................................................................................... Pneumotoraks ............................................................................... Abses Paru .................................................................................... Emboli Paru ................................................................................... xvi



793 798 804 807 809 811 814 814 817 820 821 823 828 831 835 845 851 866 869 874 876 878 881 886 893 901 903 907 909 911 920 925 925 926 928 932 944 946 950 957 961 964



Tuberkulosis .................................................................................. 971 Asma ............................................................................................. 991 Asma di Bawah Usia 5 Tahun ........................................................ 1005 Malformasi Kongenital Paru (Congenital Pulmonary Malformations) ............................................................................. 1014 Laringomalasia .............................................................................. 1018 TUMBUH KEMBANG PEDIATRI SOSIAL Pemeriksaan Bayi/Anak Sehat ...................................................... Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan ................................ Pertumbuhan ............................................................................ Perkembangan .......................................................................... Penapisan Gangguan Pertumbuhan Linier .................................... Tim Tumbuh Kembang FK Unpad/RSHS Bandung ......................... Beberapa Gangguan Perkembangan yang Sering Terjadi ............. Enuresis ..................................................................................... Enkopresis ................................................................................. Pemberian Makanan Bayi ............................................................. Imunisasi ....................................................................................... Remaja ..........................................................................................



1023 1024 1024 1030 1087 1088 1089 1089 1090 1090 1091 1098



NILAI NORMAL PADA BAYI DAN ANAK ........................................ 1109



xvii



DAFTAR TABEL Tabel



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28



29 30 31



Halaman



Pemeriksaan Fisis yang Dapat Ditemukan pada Reaksi Anafilaksis ......................................................... Kriteria Diagnostik Anafilaksis ............................................... Klasifikasi Anafilaksis ............................................................. Klasifikasi JIA Revisi Kedua Menurut Kriteria Edmonton 2001 ..................................................................... Gambaran JIA berdasarkan Subtipe ...................................... NSAIDs yang Telah Disetujui US FDA ..................................... Berbagai Disease-Modifying Antirheumatic Drugs (DMARDs) dalam Terapi JIA .................................................. Obat-obatan pada Penatalaksanaan JIA ............................... Pemantauan Penggunaan Obat-obatan JIA .......................... Kriteria Progresivitas JIA Menurut ACR (Steinbrocker) ......... Manifestasi Klinis LES ............................................................ Kriteria Diagnosis LES Menurut American College of Rheumatology (ACR) ............................................................. Penyesuaian Dosis Protokol Siklofosfamid (CYC) pada Beberapa Keadaan ................................................................ Klasifikasi Skleroderma ......................................................... Kriteria Diagnosis Bohan dan Peter ....................................... Terapi Juvenile Dermatomyositis .......................................... Klasifikasi Reaksi Eksfoliatif Kulit ........................................... Heterogenisitas Reaksi Alergi yang Diinduksi Obat ............... Desensitisasi Oral untuk Penisilin G ...................................... Desensitisasi Parenteral untuk Penisilin G ............................ Kriteria Diagnostik Dermatitis Atopik Menurut Hanifin dan Rajka .................................................................. Kriteria Diagnosis berdasarkan UK Working Party ................ Efek Pengobatan Gejala Rinitis .............................................. Jenis-jenis Kortikosteroid yang Dapat Digunakan pada Anak .............................................................................. Jenis-jenis Antihistamin yang Dapat Digunakan pada Anak .............................................................................. Indikasi SCIT dan SLIT ............................................................ Klasifikasi Urtikaria dan Angioedema berdasarkan Etiopatofisiologi .................................................................... Perbandingan Pedoman Resusitasi Jantung Paru dan Perawatan Kardiovaskular Emergensi pada Bantuan Hidup Dasar Menurut American Heart Association 2005 dan American Heart Association 2010 .................................. Etiologi Gagal Napas .............................................................. Tipe Gagal Napas ................................................................... Penilaian Klinis Gagal Napas Akut ......................................... xviii



4 5 6 11 12 16 17 18 19 20 27 28 46 53 58 59 61 67 69 70 78 78 82 84 84 86 90



107 112 113 115



32 Keuntungan dan Kerugian Kanula Nasal ............................... 33 Perkiraan FiO2 dengan Mempergunakan Alat Pemberian Oksigen Aliran Rendah .......................................................... 34 Penyesuaian Setting Ventilator berdasarkan Perubahan AGD ..................................................................... 35 Indikasi Penyapihan .............................................................. 36 Setting Awal Ventilator berdasarkan Kelainan Pulmonal ...... 37 Pediatric Logistic Organ Dysfunction (PELOD) Score ............. 38 Komposisi Cairan Tubuh ........................................................ 39 Rumus 4−2−1 untuk Kebutuhan per Jam .............................. 40 Rumus 100–50–20 untuk Kebutuhan per Hari ...................... 41 Kebutuhan Cairan berdasarkan Usia ..................................... 42 Contoh Terapi Cairan ............................................................ 43 Perbandingan Kadar Elektrolit Cairan NaCl 0,9%, Ringer Laktat, dan Ringer Asetat ........................................... 44 Kadar Natrium di Dalam Cairan Infus .................................... 45 Gejala dan Tanda Asidosis Respiratorik ................................ 46 Gejala dan Tanda Alkalosis Respiratorik ............................... 47 Gejala dan Tanda Asidosis Metabolik ................................... 48 Gejala dan Tanda Alkalosis Metabolik ................................... 49 Nilai Normal Gas Darah ......................................................... 50 Petunjuk dan Makna Kelainan dalam Interpretasi Analisis Gas Darah ................................................................. 51 Pemberian Antibiotik pada Renjatan Septik ......................... 52 Dosis Arang Aktif ................................................................... 53 Dosis Laktulosa ...................................................................... 54 Skala Ramsay ......................................................................... 55 Skala COMFORT ..................................................................... 56 Obat Analgesik dan Sedasi pada Penderita yang Membutuhkan Analgesia ...................................................... 57 Sistem Skor Aldrete Recovery Modifikasi (Pascaprosedur Sedasi Analgesia) ................................................................... 58 Teknik Sedasi pada Berbagai Prosedur Invasif dan Noninvasif pada Anak ............................................................ 59 Obat yang Biasa Digunakan untuk Sedasi di PICU ................. 60 Faktor Hormonal dan Mekanik ............................................. 61 Ukuran Penis berdasarkan Usia ............................................ 62 Skoring Hipotiroid Kongenital ............................................... 63 Dosis Penggantian Na L-tiroksin pada Bayi dan Anak ........... 64 Terapi Hipoglikemia .............................................................. 65 Cara Rehidrasi Cairan untuk Berat Badan 30 kg .................... 66 Algoritme Perubahan Dosis Insulin ....................................... 67 Klasifikasi Osteogenesis Imperfecta ...................................... 68 Nomenklatur DSD yang Direvisi ............................................ 69 Klasifikasi DSD ....................................................................... 70 Diagnosis Banding Nyeri Abdomen Akut Menurut Usia ........ xix



119 121 126 127 128 134 136 137 137 138 139 140 141 147 148 149 151 152 153 160 174 175 188 188 192 193 195 198 215 220 228 230 253 256 259 263 266 267 280



71 Empat Kriteria Klinis Terpenting untuk Membedakan Kolestasis Intrahepatik dengan Ekstrahepatik ...................... 72 Tes Fungsi Hati Cholestasis Jaundice ..................................... 73 Tanda dan Gejala Klinis Dehidrasi ......................................... 74 Pemberian Antibiotik ............................................................ 75 Penyebab Kehilangan Kalium ................................................ 76 Obat-obatan pada Manajemen Hiperkalemia Akut .............. 77 Pemeriksaan Lain yang Menunjang Diagnosis Helicobacter pylori ................................................................ 78 Pilihan Obat Terapi Tripel pada Infeksi Helicobacter pylori ..................................................................................... 79 Stadium Koma Hepatikum .................................................... 80 Penyebab Tersering Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas ............................................................................ 81 Klasifikasi Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas berdasarkan Usia, Keadaan Umum Anak, dan Kecepatan Perdarahan .......................................................... 82 Penyebab Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah ............ 83 Diagnosis Banding berdasarkan Tipe Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah Secara Klinis ............................ 84 Klasifikasi Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah berdasarkan Usia, Keadaan Umum Anak, dan Kecepatan Perdarahan .......................................................... 85 Dosis dan Lama Pemberian Suplementasi Besi ..................... 86 Rekomendasi Target Kadar Plasma Faktor VIII dan IX serta Lama Pemberian .......................................................... 87 Kondisi yang Dapat Menyebabkan KID ................................. 88 Sistem Skoring untuk Diagnosis KID Menurut the International Society on Thrombosis and Haemostasis (ISTH) ............................................................................................ 89 Sistem Skoring untuk Diagnosis KID Menurut Japanese Association for Acute Medicine ............................................. 90 Sistem Staging untuk Tumor Wilms ...................................... 91 Regimen Kemoterapi Tumor Wilms berdasarkan NWTSG dan SIOP ................................................................... 92 Klasifikasi Rabdomiosarkoma berdasarkan Sistem Kelompok Menurut the Intergroup Rhabdomyosarcoma Study (IRS) ..... 93 Klasifikasi Osteosarkoma berdasarkan Respons Histologik Sesudah Kemoterapi Preoperatif .......................................... 94 Stadium Retinoblastoma berdasarkan Sistem ReeseEllsworth ............................................................................... 95 Diagnosis Banding Retinoblastoma ....................................... 96 Manajemen Demam Enterik: Eradikasi Kuman ..................... 97 Klasifikasi Ablett untuk Derajat Manifestasi Klinis Tetanus ................................................................................. 98 Manajemen Tetanus ............................................................. 99 Sistem Skoring Bleck ............................................................. xx



284 285 289 297 302 308 315 316 317 324 325 328 330 332 341 361 363 364 365 391 394 396 400 406 407 414 424 425 426



100 Dosis Metronidazol yang Digunakan untuk Bayi Baru Lahir dan BBLR ............................................................................... 101 Bentuk Tipikal Pertusis: Perubahan Gejala, Sensitivitas terhadap Metode Diagnostik, dan Pengaruh Terapi Antibiotik .............................................................................. 102 Rekomendasi Pemberian Antimikrob dan Profilaksis Pascapajanan Pertusis ........................................................... 103 Penyebab Tersering Meningitis Bakterialis ........................... 104 Dosis Terapi Lepra pada Anak ............................................... 105 Jenis Antibiotik Empiris untuk Pengobatan Artritis Septik .... 106 Dosis Antibiotik Inisial untuk Terapi Oral pada Osteomielitis ......................................................................... 107 Prosedur Uji Diagnostik Infeksi Virus Ebola ........................... 108 Definisi SIRS, Infeksi, Sepsis, Sepsis Berat, dan Syok Septik ............................................................................ 109 Kriteria Disfungsi Organ ........................................................ 110 Kriteria Diagnosis Sepsis ........................................................ 111 Rekomendasi: Resusitasi Awal dan Masalah Infeksi ............. 112 Surviving Sepsis Campaign Bundles ....................................... 113 Pilihan Antimikrob untuk Terapi Empirik pada Bayi dan Anak Tersangka Sepsis .......................................................... 114 Regimen Antibiotik Empiris untuk Syok Septik pada Anak .... 115 Langkah-langkah Pemberian Antibiotik ................................ 116 Suseptibilitas Mikroorganisme Umum terhadap Berbagai Antimikrob ............................................................................ 117 Kelompok Antimikrob Secara Umum .................................... 118 Rekomendasi Pemberian Antimikrob Parenteral Secara Umum untuk Usia ≥1 Bulan .................................................. 119 Rekomendasi Pemberian Antimikrob Oral Secara Umum untuk Usia ≥1 Bulan .............................................................. 120 Rekomendasi Pemberian Antimikrob untuk Kasus Nonbedah .............................................................................. 121 Pemberian ART pada Bayi dan Anak berdasarkan Stadium Klinis dan Marka Imunologi ................................................... 122 Inisiasi Pemberian ART pada Bayi dan Anak .......................... 123 Mulai Pemberian ART ............................................................ 124 Manifestasi Klinis dan Diagnosis Chikungunya ...................... 125 Manifestasi Rubela Kongenital .............................................. 126 Definisi dan Fitur Utama Empat Subtipe FUO ....................... 127 Pengobatan Malaria Falsiparum tanpa Penyulit ................... 128 Pengobatan Malaria Vivaks tanpa Penyulit ........................... 129 Obat Antiamebiasis ............................................................... 130 Rekomendasi Pengobatan Histoplasmosis pada Anak .......... 131 Tanda dan Gejala Progresivitas Penyakit dari Lokal Menuju Sistemik .................................................................... 132 Klasifikasi Ross untuk Gagal Jantung pada Bayi Sesuai NYHA .......................................................................... xxi



429 431 433 435 447 449 451 455 458 459 460 461 462 463 466 468 469 473 477 478 481 494 494 495 497 499 529 534 534 538 549 552 586



133 Penyebab Gagal Jantung karena Penyakit Jantung Bawaan ... 134 Penyebab Gagal Jantung pada Neonatus yang Bukan karena Penyakit Jantung Bawaan .......................................... 135 Sistem Skor Ross untuk Gagal Jantung pada Bayi ................. 136 Skor Klinis Gagal Jantung pada Anak .................................... 137 Rute Pemberian dan Dosis Diuretik ...................................... 138 Rute Pemberian dan Dosis Vasodilator ................................. 139 Dosis Digitalis pada Gagal Jantung ........................................ 140 Manifestasi Klinis DRA ........................................................... 141 Kriteria WHO Tahun 2002–2003 untuk Diagnosis Demam Reumatik dan Penyakit Jantung Reumatik/PJR (berdasarkan Revisi Kriteria Jones) ....................................... 142 Terapi Antiinflamasi berdasarkan Manifestasi Klinis ............ 143 Panduan Obat Antiinflamasi ................................................. 144 Panduan Tirah Baring dan Aktivitas ...................................... 145 Antibiotik untuk Pencegahan ................................................ 146 Lama Pemberian Profilaksis Sekunder .................................. 147 Pemberian Antibiotik pada Endokarditis Infektif yang Disebabkan Streptokokus, S. bovis, atau Enterokokus .......... 148 Terapi Antibiotik pada Endokarditis Infektif yang Disebabkan Streptococcus viridans, S. bovis, atau Enterokokus pada Penderita yang Tidak Dapat Menerima β-laktam .............................................................. 149 Pemberian Antibiotik pada Endokarditis Infektif yang Disebabkan Stafilokokus ....................................................... 150 Pemberian Antibiotik Profilaksis pada Endokarditis Infektif pada Tindakan Gigi, Mulut, Saluran Respiratori Atas, dan Prosedur Esofagus ................................................. 151 Pemberian Antibiotik Profilaksis pada Endokarditis Infektif pada Prosedur Saluran Urogenital dan Cerna .......... 152 Klasifikasi Hipertensi Pulmonal WHO Revisi 2009 ................. 153 Perbedaan Indeks Darah dan Urin pada Anak dengan Neonatus berdasarkan Penyebab GgGA ............................... 154 Evaluasi yang Harus Dilakukan pada Anak yang Menderita Hipertensi .............................................................................. 155 Klasifikasi Hipertensi pada Anak Usia ≥1 Tahun dan Remaja .................................................................................. 156 Obat Antihipertensi yang Digunakan pada Anak dan Remaja .................................................................................. 157 Pilihan Antimikrob Oral pada Infeksi Saluran Kemih ............. 158 Pilihan Antimikrob Parenteral pada Infeksi Saluran Kemih ... 159 Antibiotik yang Digunakan untuk Profilaksis ......................... 160 Stadium Penyakit Ginjal Kronik ............................................. 161 Kebutuhan Kalori dan Protein yang Direkomendasikan untuk Anak PGK ..................................................................... 162 Pengaturan Awal Suhu Inkubator ......................................... 163 Penyebab Apnea dan Bradikardia Tersering Sesuai Usia Kehamilan ...................................................................... xxii



587 587 588 589 590 591 591 605 606 607 607 608 609 609 614



615 615 618 618 632 651 663 663 665 671 671 674 680 681 708 730



164 Pedoman Pemberian Tube Feeding ...................................... 165 Kebutuhan Cairan Minggu Pertama ...................................... 166 Kebutuhan Cairan dan Elektrolit pada Periode Pertengahan .......................................................................... 167 Rekomendasi Asupan Cairan dan Elektrolit pada Periode Pertumbuhan ........................................................... 168 Pemantauan Nutrisi Parenteral ............................................ 169 Indikasi Tranfusi Anemia pada Neonatus .............................. 170 Indikasi Transfusi PRC pada Bayi Pprematur ......................... 171 Faktor yang Berhubungan dengan Ikterus Fisiologis ............. 172 Pengelolaan Bayi Kuning pada Bayi Baru Lahir Cukup Bulan dan Sehat Menurut Usia (dalam Jam) dan Kadar Bilirubin ....................................................................... 173 Pedoman Fototerapi Bayi Kuning Cukup Bulan dengan dan atau tanpa Faktor Risiko berdasarkan Canadian Paediatrics Society ................................................................ 174 Indikasi Fototerapi dan Transfusi Ganti berdasarkan Berat Badan ........................................................................... 175 Penyulit Terapi Sinar ............................................................. 176 Transfusi Ganti ...................................................................... 177 Terapi Efektif pada Kelainan Gen Tunggal ............................ 178 Terapi Efektif Kelainan Multifaktorial ................................... 179 Skor Down ............................................................................. 180 Perbedaan Kejang Demam Kompleks dengan Sederhana .... 181 Gambaran Cairan Serebrospinal pada Infeksi Susunan Saraf Pusat ............................................................................ 182 Persentase Manifestasi Klinis Abses Serebri ......................... 183 Persentase Manifestasi Klinis Meningitis TB ......................... 184 Gambaran Cairan Serebrospinal pada Meningitis TB ............ 185 Klasifikasi Retardasi Mental berdasarkan Tingkat IQ ............ 186 Tingkat Retardasi Mental berdasarkan Karakteristik Perkembangan Anak ............................................................. 187 Obat Stimulan untuk Terapi Anak ADHD ............................... 188 Refleks Primitif ...................................................................... 189 Obat Pelemas Otot untuk Terapi Anak Palsi Serebral ........... 190 Klasifikasi Kurang Energi Protein ........................................... 191 Bagan dan Jadwal Pengobatan Kurang Energi Protein Berat ......................................................................... 192 Formula WHO dan Modifikasi ............................................... 193 Kebutuhan Energi dan Protein Anak Sehat & Gizi Baik EER (Estimated Energy Requirements) .................................. 194 EER untuk Anak Usia 3–18 Tahun .......................................... 195 Physical Activity Coefficient’s (PA) Anak Usia 3–18 Tahun .... 196 RDA Kebutuhan Protein ........................................................ 197 Rumus WHO untuk Memperkirakan REE .............................. 198 Faktor Stres untuk Setiap Tipe Stres ..................................... 199 Pemecahan Masalah yang Paling Sering Dijumpai ................ xxiii



737 739 739 740 741 757 757 764 769 769 770 770 770 774 775 786 793 807 809 811 812 824 825 830 836 838 851 853 863 866 866 866 866 867 868 872



200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233



Klasifikasi Hiperkolesterolemia Familial ................................ Indikasi Pemberian Nutrisi Enteral pada Anak ...................... Ukuran NGT dan OGT untuk Anak berdasarkan Usia ............ Pemantauan Nutrisi Enteral .................................................. Perbedaan Pemberian Nutrisi Parenteral Perifer dengan Sentral ...................................................................... Rumus Schofield untuk Menghitung REE .............................. Faktor Stres pada Perhitungan Energi ................................... Kebutuhan Protein pada Anak dan Remaja .......................... Dosis Pemberian Lemak Intravena ........................................ Kebutuhan Elektrolit pada Anak ............................................ Rekomendasi Vitamin Parenteral .......................................... Rekomendasi Kebutuhan Trace Element .............................. Pemantauan Nutrisi Parenteral ............................................. Kebutuhan Energi pada Anak dengan Penyakit Ginjal Kronik .......................................................................... Kebutuhan Protein pada Anak dengan Penyakit Ginjal Kronik .......................................................................... Rekomendasi Asupan Kalsium untuk Anak PGK Stadium 2–5 .......................................................................... Rekomendasi Suplementasi Vitamin D pada Anak PGK ........ Sistem Skoring (Modified Centor Score) untuk Memperkirakan Faringitis Group A β–hemolytic Streptococci ........................................................................... Pemberian Antibiotik ............................................................ Penilaian Derajat Croup (Westley Score) ............................... Algoritme Penatalaksanaan Croup ........................................ Respiratory Distress Assessment Instrument (RDAI) ............. Penyebab Utama Pneumonia yang Didapat di Masyarakat pada Anak berdasarkan Usia ................................................. Klasifikasi Derajat Berat Pneumonia pada Anak Usia 2 Bulan sampai 5 Tahun ................................................ Terapi Empiris Antibiotik pada HAP Onset Dini ..................... Terapi Empiris Antibiotik pada HAP Onset Lambat ............... Gambaran Laboratorium Cairan Pleura pada Tiap Fase Empiema ....................................................................... Kategori Risiko Prognosis Buruk pada Penderita Efusi Parapneumonik dan Empiema .............................................. Kriteria Wells dalam Prediksi Tromboemboli Secara Klinis ... Sistem Penilaian/Skoring Gejala dan Pemeriksaan Penunjang TB di Sarana Kesehatan Terbatas ........................ Regimen Pengobatan TB Anak yang Direkomendasikan WHO 2010 ............................................................................. Dosis Obat Antituberkulosis Lini Pertama dan Kedua yang Direkomendasikan untuk TB Anak ........................................ Manifestasi Klinis Derajat Eksaserbasi .................................. Klasifikasi Derajat Penyakit Asma Menurut GINA (2002–2010) .......................................................................... xxiv



878 881 882 884 886 887 887 888 889 889 889 890 891 894 894 895 896 907 909 914 917 930 933 935 948 948 951 954 965 975 977 978 994 997



234 Klasifikasi Derajat Penyakit Asma Menurut Pedoman Pengendalian Penyakit Asma ................................................ 235 Derajat Kontrol Asma ............................................................ 236 Kriteria mAPI dan API ............................................................ 237 Klasifikasi dan Derajat Berat Asma ........................................ 238 Rekomendasi Steroid Hirupan Dosis Rendah ........................ 239 Perbedaan Tipe Malformasi Paru Kongenital ........................ 240 Formula Praktis untuk Menentukan Tinggi Badan Normal pada Bayi dan Anak ............................................................... 241 Usia Rata-rata Erupsi Gigi Susu dan Gigi Tetap pada Anak ... 242 Kurva WCGS .......................................................................... 243 Indikator Pertumbuhan menurut Z-score ............................. 244 KPSP Anak Usia 3 Bulan ......................................................... 245 KPSP Anak Usia 6 Bulan ......................................................... 246 KPSP Anak Usia 9 Bulan ......................................................... 247 KPSP Anak Usia 12 Bulan ....................................................... 248 KPSP Anak Usia 15 Bulan (1 Tahun 3 Bulan) .......................... 249 KPSP Anak Usia 18 Bulan (1 Tahun 6 Bulan) .......................... 250 KPSP Anak Usia 21 Bulan (1 Tahun 9 Bulan) .......................... 251 KPSP Anak Usia 24 Bulan (2 Tahun) ....................................... 252 KPSP Anak Usia 30 Bulan (2 Tahun 6 Bulan) .......................... 253 KPSP Anak Usia 36 Bulan (3 Tahun) ....................................... 254 KPSP Anak Usia 42 Bulan (3 Tahun 6 Bulan) .......................... 255 KPSP Anak Usia 48 Bulan (4 Tahun) ....................................... 256 KPSP Anak Usia 54 Bulan (4 Tahun 6 Bulan) .......................... 257 KPSP Anak Usia 60 Bulan (5 Tahun) ....................................... 258 KPSP Anak Usia 66 Bulan (5 Tahun 6 Bulan) .......................... 259 KPSP Anak Usia 72 Bulan (6 Tahun) ....................................... 260 Parents’ Evaluation Developmental Status ........................... 261 Daftar Pertanyaan untuk Deteksi Dini Masalah Mental Emosional ................................................................. 262 Ceklis Deteksi Dini Autis (Checklist for Autism in Toddlers/CHAT) untuk Anak Usia 18–36 Bulan ..................... 263 Formulir Deteksi Dini Anak Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (Abbreviated Conners Ratting Scale) ........................................................................ 264 Jadwal Pemberian Makanan Bayi .......................................... 265 Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar ....................................... 266 Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Bawah Tiga Tahun ..... 267 Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Usia Sekolah Dasar .... 268 Imunisasi Lanjutan pada Wanita Usia Subur (WUS) .............. 269 Imunisasi Hepatitis B untuk Anak yang Sudah Terpapar Penderita Hepatitis B ............................................................ 270 Jadwal Imunisasi Bila Imunisasi Terlambat ........................... 271 Program Imunisasi di UKS ..................................................... 272 Checklist Wawancara HEEADSSS ........................................... 273 Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan pada Anak (Usia 11–17 Tahun) ............................................................... xxv



997 998 1006 1008 1012 1016 1024 1025 1028 1029 1035 1038 1040 1043 1044 1045 1046 1048 1049 1050 1052 1054 1055 1058 1061 1063 1068 1073 1075 1077 1090 1091 1091 1091 1092 1095 1095 1096 1100 1101



274 Panduan Pemberian Skor Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan pada Anak (Usia 11–17 Tahun) .............................. 275 Skor berdasarkan Aspek ........................................................ 276 Interpretasi Skor (Kuesioner yang Diisi oleh Orangtua) ........ 277 Interpretasi Skor (Kuesioner yang Diisi oleh Guru) ............... 278 Interpretasi Skor (Kuesioner yang Diisi oleh Remaja) ........... 279 Pediatric Symptom Checklist-17 ............................................ 280 Nilai Normal Keseimbangan Asam-Basa ............................... 281 Nilai Normal Darah Rutin ...................................................... 282 Nilai C-Reactive Protein (CRP) berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ......................................................................... 283 Kriteria Napas Cepat WHO .................................................... 284 Nilai Normal Kecepatan Nadi berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ......................................................................... 285 Tekanan Darah Anak Laki-laki berdasarkan Persentil Tinggi Badan .......................................................................... 286 Tekanan Darah Anak Perempuan berdasarkan Persentil Tinggi Badan .......................................................................... 287 Pertambahan BB dan TB ....................................................... 288 Interpretasi Indikator Pertumbuhan ..................................... 289 Pola Perkembangan Bayi-Anak Sampai Usia 5 Tahun ........... 290 Dosis Obat yang Sering Digunakan ....................................... 291 Nilai Normal Laboratorium yang Sering Digunakan .............. 292 Cairan Serebrospinal ............................................................. 293 Rentang Normal Denyut Jantung Saat Beristirahat ............... 294 Nilai Rata-rata dan Rentang Normal Axis QRS ...................... 295 Interval PR dengan Denyut Jantung dan Usia (Nilai Batas Atas Normal) ......................................................................... 296 Durasi QRS berdasarkan Usia: Nilai Rata-rata (Batas Atas Nilai Normal) ......................................................................... 297 Voltase R Menurut Lead dan Usia: Rata-rata (dan Batas Atas) ...................................................................................... 298 Voltase S Menurut Lead dan Usia: Rata-rata (dan Batas Atas) ...................................................................................... 299 Perbandingan R/S berdasarkan Usia: Rata-rata, Batas Bawah, dan Batas Atas Nilai Normal ..................................... 300 Voltase Q berdasarkan Usia: Rata-rata (dan Batas Atas) ...... 301 Konversi Analisis Gas Darah Vena ke Arteri .......................... 302 Intepretasi Analisis Gas Darah .............................................. 303 Mekanisme Kompensasi Keseimbangan Asam Basa ............. 304 Perhitungan Anion Gap ......................................................... 305 Rasio Delta ............................................................................



xxvi



1102 1104 1104 1104 1104 1106 1111 1111 1112 1112 1113 1114 1115 1116 1149 1151 1154 1157 1164 1165 1165 1166 1166 1167 1168 1169 1169 1171 1171 1171 1172 1173



DAFTAR GAMBAR Gambar



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23



24 25 26 27 28 29 30 31 32 33



Halaman



Algoritme Tatalaksana Reaksi Anafilaksis Akut ..................... Algoritme Riwayat Artritis dengan Jumlah 4 Sendi atau Kurang .............................................................. Algoritme Riwayat Artritis dengan Jumlah 5 Sendi atau Lebih ................................................................. Algoritme Riwayat Artritis dengan Tanda Sistemik Aktif ...... Algoritme Riwayat Artritis Sistemik dengan Artritis Aktif ..... Skema Tatalaksana LES ......................................................... Algoritme Tatalaksana Lupus Nefritis (Kelas III dan IV) atau Lupus Berat ................................................................... Jadwal Pemberian Siklofosfamid (i.v.) pada Penderita LES ... Jadwal Pemberian MMF pada Penderita LES ........................ Jadwal Pemberian Sklofosfamid i.v. dan Azatioprin (AZA) pada Penderita LES ................................................................ Ringkasan Tatalaksana Purpura Henoch-Schönlein berdasarkan Keterlibatan Organ ........................................... Tatalaksana HSP Nefritis ....................................................... Protokol Vaskulitis Birmingham ............................................ Protokol Terapi Skleroderma ................................................ Lund and Bowder Estimation Chart ....................................... Penatalaksanaan Alergi Obat ................................................ Klasifikasi Rinitis Alergi .......................................................... Teknik Pemakaian Obat Semprot Hidung yang Benar ........... (a) Teknik Pemakaian Obat Semprot Hidung yang Benar (b) Teknik Pemakaian Obat Tetes Hidung yang Benar .......... Algoritme Tatalaksana Rinitis Alergi dari WHO-ARIA 2008 ... Algoritme Bantuan Hidup Dasar Menurut AHA 2010 ........... Algoritme Bantuan Hidup Dasar Menurut AHA 2005 ........... Algoritme Tatalaksana Dukungan Hemodinamik untuk Mencapai Perfusi Normal dan Tekanan Perfusi (MAP-CVP) pada Bayi Cukup Bulan dan Anak dengan Renjatan Septik ........................................................ Algoritme Tatalaksana Renjatan Sepsis ................................. Wong-Baker FACES Pain Rating Scale ................................... Algoritme Transpor Penderita Intrahospital ......................... Algoritme Transportasi Antarfasilitas .................................... Cara Mengukur Streched Penile Length (SPL) ....................... Algoritme Hipotiroid ............................................................. Algoritme Diagnosis Perawakan Pendek ............................... Patofisiologi Gangguan Cairan dan Elektrolit KAD ................ Stadium Prader ...................................................................... Biosintesis Steroid di Korteks Adrenal ................................... xxvii



7 22 23 24 25 31 33 36 37 38 43 45 48 56 63 71 80 82 83 87 109 110



161 169 190 208 209 219 229 239 260 270 274



34 Etiologi Abdomen Akut berdasarkan Lokalisasi dan Sifat Nyeri ....................................................................... 35 Algoritme Manajemen Hiperkalemia .................................... 36 Algoritme Pendekatan Diagnosis Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas .................................................... 37 Algoritme Tatalaksana Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah ........................................................................ 38 Protokol Leukemia Limfoblastik Akut Indonesia ................... 39 Protokol Leukemia Mieloblastik Akut Indonesia ................... 40 Protokol Neuroblastoma Localized and Unresectable .......... 41 Protokol Neuroblastoma OPEC/OJEC .................................... 42 Alur Penatalaksanaan Penderita Difteria .............................. 43 Alur Manajemen Meningitis Bakterialis ................................ 44 Tatalaksana Awal Demam dan Neutropenia ......................... 45 Penilaian Ulang Sesudah 2–4 Hari Pemberian Antibiotik ...... 46 Spektrum Manifestasi Klinis Infeksi Virus Dengue ................ 47 Alur Pemberian Cairan pada DBD Derajat III dan IV .............. 48 Algoritme Tatalaksana Defek Septum Atrium ....................... 49 Algoritme Tatalaksana VSD ................................................... 50 Algoritme Tatalaksana Duktus Arteriosus Persisten ............. 51 Algoritme Tatalaksana Tetralogi Fallot .................................. 52 Algoritme Tatalaksana Transposisi Arteri Besar .................... 53 Bagan Algoritme Diagnostik Penyakit Kawasaki Atipik ......... 54 Kriteria Diagnosis pRIFLE untuk Klasifikasi Gangguan Ginjal Akut pada anak ........................................................... 55 Algoritme Penanganan Keracunan Jengkol pada Anak ......... 56 Pengobatan Inisial dengan Kortikosteroid ............................ 57 Pengobatan SN Kambuh ....................................................... 58 Pengobatan SN Kambuh Sering ............................................ 59 Pengobatan SN Ketergantungan Steroid .............................. 60 Kemungkinan Lokasi Obstruksi Saluran Kemih pada Uropati Obstruktif ........................................................ 61 Skema Peninggian Tekanan Intratubular dan Tekanan Intrakapsular ................................................... 62 Algoritme Resusitasi Neonatus ............................................. 63 Algoritme Tatalaksana Anemia pada Neonatus .................... 64 Patofisiologi Polisitemia ........................................................ 65 Nomogram Penentuan Risiko Hiperbilirubinemia pada Bayi Sehat Usia ≥36 Minggu dengan BB ≥2.000 Gram atau Usia Kehamilan ≥35 Minggu dengan BB ≥2.500 Gram berdasarkan Jam Observasi Kadar Bilirubin Serum ................................................................................... 66 Bagan Diagnosis Etiologi Neonatal Hiperbilirubinemia ......... 67 Diagram Alur Neonatus Sehat, Risiko, Sakit .......................... 68 Algoritme Evaluasi Neonatus dengan Gangguan Metabolisme ......................................................................... 69 Algoritme ACCEPT untuk Rujukan Neonatus ......................... xxv



281 307 325 331 371 376 389 390 420 439 452 453 485 491 560 564 569 576 582 627 650 678 687 687 688 689 694 695 704 756 760



766 768 777 778 782



70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88



Algoritme Penegakan Diagnosis Kejang ................................ Algoritme Tatalaksana Kejang dan Status Epileptikus ........... Patofisiologi Bronkiektasis .................................................... Algoritme Tatalaksana CAP Menurut Usia ............................ Algoritme Tatalaksana CAP Menurut Usia (Lanjutan) ........... Alur Tatalaksana Hospital Acquired Pneumonia ................... Algoritme Penatalaksanaan Empiema pada Anak ................. Algoritme Diagnosis Tromboemboli Paru ............................. Algoritme Tatalaksana Bayi Baru Lahir yang Terpapar TB ..... Algoritme Tatalaksana Antituberculosis Drug-Induced Hepatotoxicity (ADIH) ............................................................ Pendekatan Stepwise Asma Anak Usia 0–4 Tahun (berdasarkan Derajat Beratnya) ............................................ Manajemen Asma berdasarkan Kontrol pada Anak Berusia di Bawah 5 Tahun ............................................ Algoritme Diagnosis dan Tatalaksana Asma Prasekolah ....... Pusat Osifikasi Primer pada Embrio ...................................... Pusat Osifikasi Primer pada Janin .......................................... Dugaan Perawakan Pendek (T/U 10 g/kgBB/hr Sedang: 5–10 g/kgBB/hr Kurang : 90%. Anak KEP berat yang pulang sebelum rehabilitasi tuntas, di rumah harus terus diberi makanan tinggi energi (150 kkal/kgBB/hr) dan tinggi protein (4–6 g/kgBB/hr) Beri anak makanan yang sesuai (energi dan protein), min. 5 kali sehari Beri makanan selingan di antara makanan utama Upayakan makanan selalu dihabiskan Beri suplementasi vitamin dan mineral/elektrolit ASI teruskan 854



Tindakan pada Kegawatan Syok (renjatan) Syok karena dehidrasi atau sepsis sering menyertai KEP berat dan sulit dibedakan secara klinis. Syok karena dehidrasi akan membaik dengan cepat pada pemberian cairan i.v., sedangkan syok sepsis tanpa dehidrasi tidak akan membaik. Hati-hati terhadap overhidrasi Pedoman pemberian cairan Berikan cairan dekstrosa 5%: NaCl 0,9% (1:1) atau Ringerdekstrosa 5% (1:1) → 15 mL/kgBB dalam 1 jam pertama Evaluasi sesudah 1 jam: Bila ada perbaikan klinis (kesadaran, frekuensi nadi, dan pernapasan) dan status hidrasi → syok disebabkan dehidrasi. Ulangi pemberian cairan seperti di atas untuk 1 jam berikutnya dengan cairan p.o. atau nasogastrik → cairan rehydration solution for malnutrition (resomal) 10 mL/kgBB/jam sampai 10 jam, selanjutnya beri formula khusus (F-75/ pengganti) Bila tidak ada perbaikan klinis → anak menderita syok septik → berikan cairan rumatan 4 mL/kgBB/jam dan transfusi darah 10 mL/kgBB perlahan-lahan (dalam 3 jam). Kemudian mulai berikan formula (F-75/pengganti) Anemia berat Transfusi darah segar 10 mL/kgBB dalam 3 jam, bila Hb 150 mg/dL (3,9 mmol/L) → diet restriksi kolesterol Kolesterol LDL >190 mg/dL (4,9 mmol/L) dengan diet 6–12 bl atau >160 mg/dL (4,2 mmol/L) + riwayat keluarga (+) → pertimbangkan terapi obat Kolesterol >250 mg/dL (6,5 mmol/L) → kirim ke pusat pelayanan kesehatan Diet Kolesterol 10 kg: ditingkatkan 10% dari volume inisial setiap hr sampai dicapai jumlah kalori yang diinginkan (maks. diberikan 4.000 mL/m2/hr) Karbohidrat Sumber kalori utama nonprotein pada pemberian nutrisi parenteral adalah D-glukosa yang tersedia dalam bentuk sediaan monohidrat untuk peemberian secara i.v. Osmolaritas cairan nutrisi parenteral ditentukan oleh konsentrasi glukosa yang diberikan. Penggunaan glukosa dengan konsentrasi >10% pada pemberian nutrisi parenteral dapat meningkatkan risiko flebitis. Glukosa dapat diberikan pada neonatus dengan kecepatan pemberian 5–12 mg/kgBB/mnt, sedangkan pada anak dan remaja kecepatan pemberian 2–5 mg/kgBB/mnt. Kadar glukosa serum harus selalu dipantau pada pemberian nutrisi parenteral Protein Kebutuhan protein pada nutrisi parenteral diperoleh dari sediaan asam amino. Jenis asam amino yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan anak dan penyakit yang mendasari Tabel 207 Kebutuhan Protein pada Anak dan Remaja Usia (Tahun)



Protein (g/kgBB/hr)



1–6 7–10 11–14 15–18 (laki-laki) 15–18 (perempuan)



1–2 1–2 1–2 0,9–2 0,8–2



Sumber: Kerner dan Hurwitz 2008



Pada penderita yang disertai hipoalbuminuria, albumin dapat diberikan dengan dosis 0,5–1 g/kgBB/hr. Albumin secara parenteral harus diberikan secara terpisah menggunakan konektor Y. Karena albumin merupakan produk darah tidak boleh diberikan >8 jam, memiliki risiko untuk terjadi flokulasi bila diberikan bersama larutan nutrisi parenteral yang lain dan meningkatkan potensi terjadi sepsis Lemak Lemak dapat diberikan pada pemberian nutrisi parenteral dalam bentuk larutan isotonis 20%. Pada pemberian nutrisi secara parenteral, lemak digunakan sebagai sumber kalori yang penting 888



Tabel 208 Dosis Pemberian Lemak Intravena* Usia



Dosis Awal



0–6 bl 6–12 bl 1–10 th 11–18 th



1–1,5 1–1,5 1 1



Peningkatan Dosis Harian 1–1,5 1–1,5 1–1,5 1



Dosis Maksimum 3,5 3 3 2–3



*Dalam g/kgBB/hr Sumber: Kerner dan Hurwitz 2008



Elektrolit Keseimbangan elektrolit harus tetap diperhatikan untuk mencegah penyulit yang dapat timbul akibat gangguan keseimbangan elektrolit Tabel 209 Kebutuhan Elektrolit pada Anak Elektrolit dan Mineral Fosfat Natrium Kalium Klorida Asetat Magnesium Kalsium glukonas



Kebutuhan Harian 0,5–2 mM/kgBB 2–4 mEq/kgBB 2–3 mEq/kgBB 2–3 mEq/kgBB 1–4 mEq/kgBB 0,25–0,5 mEq/kgBB 50–500 mg/kgBB



Sumber: Kerner dan Hurwitz 2008



Vitamin Pemberian vitamin pada dukungan nutrisi parenteral secara ideal harus tetap diberikan. Vitamin yang diberikan meliputi kelompok vitamin yang larut dalam lemak dan air Tabel 210 Rekomendasi Vitamin Parenteral Vitamin Larut lemak A (μg) E (mg) K (μg) D (μg) (IU) Larut air Asam askorbat (mg) Tiamin (mg) Riboflavin (mg) Piridoksin Niasin (mg) Pantotenat (mg) Biotin (μg) Folat (μg) Vitamin B12 (μg)



Dosis Anak (/hr) 700 7 200 10 400 80 1,2 1,4 1 17 5 20 140 1



Sumber: Kerner dan Hurwitz 2008



889



Trace Elements Trace elements merupakan unsur penting yang harus diberikan dalam dukungan nutrisi secara parenteral, meskipun dalam jumlah yang kecil. Defisiensi trace elements dapat memperberat penyakit penderita yang tentunya akan menghambat proses penyembuhan Tabel 211 Rekomendasi Kebutuhan Trace Elements Elemen



Dosis Anak µg/kgBB/hr



Zinc Copper Selenium Chromium Mangan Iodida



50,0 20,0 2,0 0,2 1,0 1,0



Dosis Maksimum µg/hr 300 30 5 50 1



Sumber: Kerner dan Hurwitz 2008



Penyulit Nutrisi Parenteral



Penyulit yang terjadi pada pemberian nutrisi parenteral dapat berupa penyulit teknis, metabolik, maupun infeksi Penyulit teknis dari penggunaan nutrisi parenteral meliputi pneumotoraks, hemotoraks, hidromediastinum, trauma arteri, laserasi arteri, hematoma, dan emboli kateter. Penggunaan kateter dalam pemberian nutrisi parenteral berkaitan erat dengan infeksi, biasanya berhubungan dengan perawatan kateter yang tidak baik Penyulit metabolik berhubungan dengan penggunaan infus cairan intravena, penggunaan karbohidrat dan protein, osteopenia prematuritas, serta disfungsi hepatobilier. Disfungsi hepar merupakan penyulit nutrisi parenteral yang paling sering dan berbahaya



Pemantauan Nutrisi Parenteral



Pemberian nutrisi parenteral membutuhkan pemantauan terutama untuk menghindari penyulit metabolik karena pemberian makanan melalui cara ini tidak melalui proses seleksi absorpsi, detoksifikasi dan metabolisme nutrien, sehingga kemungkinan dapat terjadi kelebihan atau toksisitas



890



Tabel 212 Pemantauan Nutrisi Parenteral Pemeriksaan



Nilai Awal



Pertumbuhan Berat badan Harian Panjang/tinggi badan Mingguan–bulanan Lingkar kepala Mingguan Komposisi tubuh Bulanan Metabolisme (serum) Elektrolit Harian–bulanan BUN/kreatinin Mingguan Ca, PO4, Mg 2× seminggu Asam/basa Atas indikasi Albumin/prealbumin Mingguan/2 mingguan Glukosa Harian–mingguan Trigliserida Harian bila ada perubahan Tes hati Pada waktu 2 mgg Darah lengkap Mingguan Trombosit, PT/PTT Mingguan Indikator besi Atas indikasi Trace elements Bulanan Vitamin larut lemak Atas indikasi Karnitin Atas indikasi Folat/B12 Atas indikasi Amonia Atas indikasi Metabolisme (air kemih) Glukosa/keton 2–6× sehari Berat jenis/urea Atas indikasi nitrogen Lain-lain Bone density Atas indikasi Cek line placement Awal, atas indikasi pertumbuhan Perkembangan Bulanan Occupational therapy Pada 1 bl, atas indikasi



Follow-up Harian–bulanan Bulanan Mingguan−bulanan Bulanan−tahunan Mingguan–bulanan Mingguan–bulanan Mingguan–bulanan Mingguan–bulanan 2 mingguan/bulanan Mingguan–bulanan Mingguan–bulanan Mingguan–bulanan Mingguan–bulanan Mingguan–bulanan 3–4 bl 2× setahun–tahunan 2× setahun–tahunan 2× setahun–tahunan 2× setahun–tahunan 2× setahun–tahunan Harian–mingguan Atas indikasi Atas indikasi Setiap 6–12 bl Setiap 6–12 bl Tahunan



Sumber: Prawirohartono 2011



Bibliografi 1. Alvarez Hernández J, Peláez Torres N, Muñoz Jiménez A. Clinical use of enteral nutrition. Nutr Hosp. 2006 May;21(Suppl 2):85–97. 2. Bankhead R, Boullata J, Brantley S, Corkins M, Guenter P, Krenitsky J, dkk. Enteral nutrition practice recommendations. JPEN J Parenter Enteral Nutr. 2009 Mar–Apr;33(2):122–67. 3. Courtney E, Grunko A, McCarthy T. Enteral nutrition. Dalam: Hendicks KM, Duggan C, penyunting. Manual of pediatric nutrition. Edisi ke-4. Hamilton: BC Decker; 2005. hlm. 252–316. 4. Duggan C. Nutritional assessment in sick or hospitalized children. Dalam: Hendicks KM, Duggan C, penyunting. Manual of pediatric nutrition. Edisi ke-4. Hamilton: BC Decker; 2005. hlm. 239–51. 891



5. Forchielli ML, Bines J. Enteral nutrition. Dalam: Duggan C, Watkins JB, Walker WA, penyunting. Nutrition in pediatrics: basic science, clinical applications. Edisi ke-4. Hamilton: BC Decker; 2008. hlm. 766–75. 6. Johnson T, Sexton E. Managing children and adolescents on parenteral nutrition: challenges for the nutritional support team. Proc Nutr Soc. 2006 Aug;65(3):217–21. 7. Kerner JA, Hurwitz M. Parenteral nutrition. Dalam: Duggan C, Watkins JB, Walker WA, penyunting. Nutrition in pediatrics: basic science, clinical applications. Edisi ke-4. Hamilton: BC Decker; 2008. hlm. 777–93. 8. Lochs H, Dejong C, Hammarqvist F, Hebuterne X, Leon-Sanz M, Schütz T, dkk. ESPEN guidelines on enteral nutrition: gastroenterology. Clin Nutr. 2006 Apr;25(2):260–74. 9. Mascarenhas MR, Enriquez L. What is pediatric nutrition support. Dalam: Baker SS, Baker RD, Davis AM, penyunting. Pediatric nutrition support. Sudbury: Jones and Bartlett Publishers; 2007. hlm. 123–33. 10. Prawirohartono, EP. Nutrisi parenteral. Dalam: Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, Nasar SS, penyunting. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011. hlm. 63–76. 11. Skipper A, Nelms MN. Methods of nutrition support. Dalam: Nelms MN, Sucher K, Long S, penyunting. Nutrition therapy and pathophysiology. Belmont: Thomson Brooks/Cole; 2007. hlm. 154–76. 12. Weissman TE, Wershil BK. Enteral feeding. Pediatr Rev. 2008 Mar;29(3):105−6.



892



DIET PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK Definisi



Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan suatu kondisi kerusakan ginjal atau penurunan fungsi ginjal yang bersifat ireversibel dan dapat bersifat progresif. Penyulit yang dapat terjadi pada penderita PGK adalah malnutrisi, asidosis metabolik karena pengeluaran ion hidrogen berkurang, gangguan pada tulang, ketidakseimbangan mineral (kalsium, fosfor, dan vitamin D), anemia yang disebabkan oleh gangguan eritropoesis, dan rendahnya cadangan zat besi rendah, dan penyakit kardiovaskular



Tujuan



Anak PGK membutuhkan suatu rancangan dukungan nutrisi yang optimal baik makronutrien maupun mikronutrien untuk mencegah malnutrisi, penyulit PGK, dan penurunan rata-rata pertumbuhan Tatalaksana diet pada anak PGK secara umum difokuskan pada pembatasan asupan zat yang dapat berakumulasi menjadi kadar yang toksik seperti kalium dan fosfor, pembatasan asupan natrium untuk mengontrol volume dan tekanan darah, serta asupan protein dalam jumlah yang cukup untuk mencegah malnutrisi. Diet anak PGK juga harus memerhatikan risiko kesakitan dan kematian pada saat dewasa nantinya



Pemberian Nutrisi pada Penderita PGK



Mencakup 5 komponen utama yaitu energi, makronutrien, cairan, elektrolit, serta mikronutrien (kalsium, fosfor, dan vitamin D) Pemberian dapat p.o. ataupun melalui selang bantu makan baik secara NGT maupun pipa gastrostomi Kebutuhan Energi Kebutuhan energi pada anak PGK sama dengan anak sehat. Target asupan energinya 100% dari estimated energy requirement (EER) berdasarkan usia dan jenis kelamin. Hal ini berlaku pada semua stadium PGK (lihat Tabel 213) Kebutuhan Makronutrien Asupan makronutrien pada anak dengan PGK harus seimbang Usia 10 hr (0,5–2%) merupakan komplikasi IRA atas Demam tinggi >38,5 °C (3–4 hr) disertai dengan sekret nasal yang purulen Pada anak besar dapat mengeluh nyeri fokal pada wajah 903



Pola gejala bifasik yaitu sesudah gejala IRA membaik, 1 mgg kemudian mengalami perburukan berupa demam tinggi, hidung tersumbat dan sekret hidung purulen



Diagnosis



Diagnosis klinis sinusitis bakterial akut pada anak ≤6 th harus didasarkan dari riwayat penyakit/kriteria klinis Anamnesis Gejala utama Hidung tersumbat Sekret hidung jernih sampai purulen Anterior/postnasal drip Nyeri wajah Gejala lain Demam (>39 °C) Batuk Malaise Sakit kepala Napas berbau (halitosis) Edema periorbital Pemeriksaan Fisis Hidung: mukosa eritema dan bengkak; sekret (+) Sinus: sinus tenderness Transiluminasi rongga sinus → cairan dalam sinus (sulit dilakukan pada anak dan kurang dapat dipercaya) Pemeriksaan Penunjang Foto sinus (foto Water): penebalan mukosa dan opasifikasi sinus atau air-fluid level (menunjukkan inflamasi sinus, tetapi tidak dapat membedakan virus atau bakteri atau alergi sebagai penyebab inflamasi) Catatan: Batuk pilek (common cold) sering kali memberikan gambaran keterlibatan sinus, oleh karena itu melakukan pemeriksaan foto sinus harus dipertimbangkan secara hati-hati. Pemeriksaan radiologis tidak rutin dilakukan pada pengelolaan awal untuk kecurigaan sinusitis bakterial akut tanpa komplikasi. Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan untuk memastikan diagnosis CT-scan sinus paranasalis dilakukan apabila operasi merupakan penatalaksanaan yang dipertimbangkan dilakukan pada gejala yang berat, rekurens atau sebelum operasi, penderita imunokompromais, dan kecurigaan komplikasi



Diagnosis Banding



Infeksi saluran respiratori atas akibat virus: demam, batuk, pilek 2 mg/kgBB atau 20 mg/hr) merupakan kontraindikasi pemberian vaksin virus hidup Keadaan yang Bukan Merupakan Kontraindikasi Sakit akut yang ringan dengan atau tanpa panas atau mencret yang ringan Baru mendapat antibiotik atau pada fase konvalesens Terjadi reaksi pada suntikan DTP sebelumnya yang berupa rasa sakit, kemerahan atau pembengkakan pada tempat suntikan atau panas tinggi Prematuritas (pemberian imunisasi pada bayi prematur sama seperti pada bayi normal) Baru terpapar infeksi Satu-satunya virus vaksin yang dapat diisolasi dari ASI adalah virus vaksin rubela, tetapi terbukti tidak berbahaya buat bayi Riwayat alergi yang tidak spesifik Alergi penisilin atau antibiotik lainnya kecuali reaksi anafilaktik terhadap neomisin dan streptomisin Alergi daging bebek Riwayat kejang dalam keluarga terutama untuk vaksin pertusis Riwayat sudden infant death di keluarga, misalnya untuk vaksin DTP Riwayat kejadian efek samping di keluarga sesudah imunisasi Malnutrisi Imunisasi pada Keadaan Khusus Penderita HIV Pemberian vaksin OPV, campak, MMR, dan BCG merupakan kontraindikasi Pemberian vaksin DTP, influenza, H. influenzae, IPV, dan pneumokokus dapat diberikan Vaksin morbili usia 12–15 bl bisa diberikan jika: Risiko terpapar tinggi Terjadi kejadian luar biasa 1096



Di daerah insidensi TBC tinggi, WHO merekomendasikan pemberian BCG pada kasus HIV asimtomatik Kontak serumah dengan penderita klinis HIV tidak boleh mendapat OPV, dianjurkan IPV Anak tanpa manifestasi HIV, boleh diberikan imunisasi rutin Bayi prematur Diberikan imunisasi sesuai usia kronologis Dosis tidak perlu dikurangi



1097



REMAJA Batasan World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai suatu periode kehidupan usia 10–19 tahun, yang sedang mengalami perubahan karakteristik fisik, sosial, dan emosi yang signifikan



Gambaran Umum Di Indonesia, kelompok remaja, yaitu penduduk dalam rentang usia 10–19 tahun, memiliki proporsi kurang lebih ⅕ dari jumlah seluruh penduduk. Hal ini sesuai dengan proporsi remaja di dunia yaitu jumlah remaja diperkirakan 1,2 miliar atau sekitar ⅕ dari jumlah penduduk dunia Tahap Perkembangan Remaja Masa remaja awal/dini (early adolescent): usia 10–13 tahun Peningkatan cepat pertumbuhan dan pematangan fisik Masa puber, hubungan dengan teman, pemikiran konkret Memerhatikan tahapan fisik dan seksual Rasa tanggung jawab, interaksi verbal dan visual Masa remaja tengah (middle adolescent): usia 14–16 tahun Hampir lengkap pertumbuhan pubertasnya, muncul dorongan seks Berpikir abstrak Timbul keterampilan berpikir yang baru, peningkatan pengenalan terhadap kedatangan masa dewasa, serta keinginan untuk memapankan jarak emosional dan psikologis dengan orangtua Menarik lawan jenis, kebebasan bertambah Masa remaja lanjut (late adolescent): usia 17–19 tahun Kematangan fisik, saling berbagi rasa, idealis Persiapan untuk peran orang dewasa, termasuk klarifikasi tujuan pekerjaan dan internalisasi suatu sistem nilai pribadi Hubungan individual lebih terbuka Memahami tanggung jawab, tujuan hidup, dan kesehatan



Permasalahan Remaja Di negara berkembang permasalahan kesehatan remaja yang menonjol menurut WHO adalah: Kesehatan mental dan emosional Rokok Minum minuman beralkohol Penyalahgunaan obat-obatan terlarang Kesehatan reproduksi



1098



1099



Alat Skrining Permasalahan pada Remaja Teknik wawancara HEEADSSS HEEADSSS merupakan akronim yang digunakan untuk memudahkan petugas kesehatan mengingat hal-hal penting yang perlu dieksplorasi saat melakukan wawancara. Teknik ini membuat wawancara menjadi mudah dan teratur dalam mendeteksi perilaku berisiko pada remaja Berikut akronim dari HEEADSSS: H Home: rumah atau keluarga E Education/employment: sekolah atau pekerjaan E Eating: masalah makan atau berat badan A Activities: aktifitas dalam dan luar rumah, termasuk hobi D Drugs: obat-obatan termasuk NAPZA dan alkohol S Sexuality : Seksualitas dan perilaku seksual S Suicide/depression: depresi dan bunuh diri S Safety: Keamanan lingkungan Akronim ini perlu diingat, agar saat melakukan wawancara, tidak perlu selalu melihat kertas catatan Jika saat wawancara terdeteksi terdapat risiko, maka jawaban yang diberikan remaja perlu ditelusuri lebih lanjut, dengan menggunakan kalimat tanya terbuka, “mengapa....“ atau “ceritakan lebih lanjut mengenai hal itu” Tabel 272 Checklist Wawancara HEEADSSS No.



Kegiatan



1 2 3 4



Perkenalan dengan remaja Menjamin kerahasiaan Wawancara ‘Home’ Wawancara ‘Education/ Employment’ Wawancara ‘Eating’ Wawancara ‘Activities’ Wawancara ‘Drugs’ Wawancara ‘Sexuality’ Wawancara ‘Suicide/ Depression’ Wawancara ‘Safety’ Mencari faktor-faktor positif yang ada pada remaja Menanyakan adakah masalah lain yang ingin dikemukakan Bersikap empati Mendiskusikan hasil wawancara dengan remaja



5 6 7 8 9 10 11 12 13 14



Tidak Dilakukan



1100



Dilakukan Cukup Tidak Sesuai Cukup



Komentar



The strengths and difficulties questionnaire (SDQ)/kuesioner kekuatan dan kesulitan Dapat digunakan untuk anak dan remaja hingga usia 17 th Terdiri atas 25 pertanyaan Digunakan untuk mendeteksi masalah psikososial pada anak hingga remaja Penggunaan cukup singkat, sekitar 10 mnt Sensitivitas dan spesifisitas 63–94% dan 88–98% Dapat diisi oleh orangtua sendiri atau dengan bimbingan Digunakan untuk mengukur perubahan perilaku dan pemantauan terapi Bagian pertama terdiri atas 20 pertanyaan, bagian kedua 120 pertanyaan mengenai masalah perilaku atau emosi 6 bl terakhir



Tabel 273 Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan pada Anak (Usia 11–17 Tahun) Untuk setiap pernyataan, beri tanda √ pada kotak Tidak Benar, Agak Benar, atau Benar. Akan sangat membantu kami apabila kamu mau menjawab semua pernyataan sebaik mungkin meskipun kamu tidak yakin benar. Berikan jawabanmu menurut bagaimana segala sesuatu telah terjadi pada dirimu selama enam bulan terakhir. Nama : .................................................... Laki-laki/Perempuan Tanggal lahir/usia : .................................................... (…… tahun) Tanggal : ………………………………… No.



Skor Skor Tidak Agak Benar Anak Benar Benar



Pertanyaan



1 Saya berusaha bersikap baik kepada orang lain. Saya peduli dengan perasaan mereka 2 Saya gelisah, saya tidak dapat diam untuk waktu lama 3 Saya sering sakit kepala, sakit perut, atau macam-macam sakit lainnya 4 Kalau saya memiliki mainan, CD, atau makanan, saya biasanya berbagi dengan orang lain 5 Saya menjadi sangat marah dan sering tidak dapat mengendalikan kemarahan saya 6 Saya lebih suka sendirian daripada bersama dengan orang-orang yang seusia saya 7 Saya biasanya melakukan apa yang diperintahkan orang lain 8 Saya banyak merasa cemas atau khawatir terhadap apa pun 9 Saya selalu siap menolong jika ada orang yang terluka, kecewa, atau merasa sakit 10 Bila sedang gelisah atau cemas, badan saya sering bergerak-gerak tanpa saya sadari



1101



11 Saya mempunyai satu orang teman baik atau lebih 12 Saya sering bertengkar dengan orang lain. Saya dapat memaksa orang lain melakukan apa yang saya inginkan 13 Saya sering merasa tidak bahagia, sedih, atau menangis 14 Orang lain seusia saya pada umumnya menyukai saya 15 Perhatian saya mudah teralihkan, saya sulit memusatkan perhatian pada apa pun 16 Saya merasa gugup dalam situasi baru, saya mudah kehilangan rasa percaya diri 17 Saya bersikap baik terhadap anak-anak yang lebih muda dari saya 18 Saya sering dituduh berbohong atau berbuat curang 19 Saya sering diganggu atau dipermainkan oleh anak-anak atau remaja lainnya 20 Saya sering menawarkan diri untuk membantu orang lain (orang tua, guru, anak-anak) 21 Sebelum melakukan sesuatu saya berpikir dahulu tentang akibatnya 22 Saya mengambil barang yang bukan milik saya dari rumah, sekolah, atau dari mana saja 23 Saya lebih mudah berteman dengan orang dewasa daripada dengan orang-orang yang seusia saya 24 Banyak yang saya takuti, saya mudah menjadi takut 25 Saya menyelesaikan pekerjaan yang sedang saya lakukan. Saya mempunyai perhatian yang baik terhadap apa pun



Tabel 274 Panduan Pemberian Skor Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan pada Anak (Usia 11–17 tahun) No.



Skor Skor Kode Tidak Agak Benar Anak Benar Benar



Pertanyaan



1 Saya berusaha bersikap baik kepada orang lain. Saya peduli dengan perasaan mereka 2 Saya gelisah, saya tidak dapat diam untuk waktu lama 3 Saya sering sakit kepala, sakit perut, atau macam-macam sakit lainnya 4 Kalau saya memiliki mainan, CD, atau makanan, saya biasanya berbagi dengan orang lain



1102



Pr -1



0



1



2



H-1



0



1



2



E-1



0



1



2



Pr-2



0



1



2



5 Saya menjadi sangat marah dan sering tidak dapat mengendalikan kemarahan saya 6 Saya lebih suka sendirian daripada bersama dengan orang-orang yang seusia saya 7 Saya biasanya melakukan apa yang diperintahkan oleh orang lain 8 Saya banyak merasa cemas atau khawatir terhadap apa pun 9 Saya selalu siap menolong jika ada orang yang terluka, kecewa, atau merasa sakit 10 Bila sedang gelisah atau cemas, badan saya sering bergerak-gerak tanpa saya sadari 11 Saya mempunyai satu orang teman baik atau lebih 12 Saya sering bertengkar dengan orang lain. Saya dapat memaksa orang lain melakukan apa yang saya inginkan 13 Saya sering merasa tidak bahagia, sedih, atau menangis 14 Orang lain seusia saya pada umumnya menyukai saya 15 Perhatian saya mudah teralihkan, saya sulit memusatkan perhatian pada apa pun 16 Saya merasa gugup dalam situasi baru, saya mudah kehilangan rasa percaya diri 17 Saya bersikap baik terhadap anak-anak yang lebih muda dari saya 18 Saya sering dituduh berbohong atau berbuat curang 19 Saya sering diganggu atau dipermainkan oleh anak-anak atau remaja lainnya 20 Saya sering menawarkan diri untuk membantu orang lain (orang tua, guru, anak-anak) 21 Sebelum melakukan sesuatu saya berpikir dahulu tentang akibatnya 22 Saya mengambil barang yang bukan milik saya dari rumah, sekolah, atau dari mana saja 23 Saya lebih mudah berteman dengan orang dewasa daripada dengan orangorang yang seusia saya 24 Banyak yang saya takuti, saya mudah menjadi takut 25 Saya menyelesaikan pekerjaan yang sedang saya lakukan. Saya mempunyai perhatian yang baik terhadap apa pun



1103



C-1



0



1



2



P-1



0



1



2



C-2



2



1



0



E-2



0



1



2



Pr-3



0



1



2



H-2



0



1



2



P-2



2



1



0



C-3



0



1



2



E-3



0



1



2



P-3



2



1



0



H-3



0



1



2



E-4



0



1



2



Pr-4



0



1



2



C-4



0



1



2



P-4



0



1



2



Pr-5



0



1



2



H-4



2



1



0



C-5



0



1



2



P-5



0



1



2



E-5



0



1



2



H-5



2



1



0



Tabel 275 Skor berdasarkan Aspek No.



Aspek



1 2 3 4



Gejala emosional (E) Masalah perilaku (C) Hiperaktivitas (H) Masalah teman sebaya (P) Prososial (Pr) Total kesulitan



5 6



Pertanyaan Nomor



Total



3+8+13+16+24= 5+7+12+18+22= 2+10+15+21+25= 6+11+14+19+23= 1+4+9+17+20= Jumlah semua skor gejala emosional+ masalah perilaku+hiperaktivitas+masalah teman sebaya (tanpa skor prososial)= Rentang skor total kesulitan: 0–40



Tabel 276 Interpretasi Skor (Kuesioner yang Diisi oleh Orangtua) Normal



Perbatasan



Tidak normal



0–13 0–3 0–2 0–5 0–2 6–10



14–16 4 3 6 3 5



17–40 5–10 4–10 7–10 4–10 0–4



Skor total kesulitan Skor gejala emosional Skor masalah perilaku Skor hiperaktivitas Skor masalah teman sebaya Skor prososial



Tabel 277 Interpretasi Skor (Kuesioner yang Diisi oleh Guru) Normal



Perbatasan



Tidak normal



0–11 0–4 0–2 0–5 0–3 6–10



12–15 5 3 6 4 5



16–40 6–10 4–10 7–10 5–10 0–4



Skor total kesulitan Skor gejala emosional Skor masalah perilaku Skor hiperaktivitas Skor masalah teman sebaya Skor prososial



Tabel 278 Interpretasi Skor (Kuesioner yang Diisi oleh Remaja) Normal



Perbatasan



Tidak normal



0–15 0–5 0–3 0–5 0–3 6–10



16–19 6 4 6 4–5 5



20–40 7–10 5–10 7–10 6–10 0–4



Skor total kesulitan Skor gejala emosional Skor masalah perilaku Skor hiperaktivitas Skor masalah teman sebaya Skor prososial



Hasil: Skor total kesulitan = Skor gejala emosional = Skor masalah perilaku = Skor masalah hiperaktivitas = Skor masalah teman sebaya= Skor prososial = Langkah selanjutnya:



1104



Pediatric symptom checklist (PSC) Alat skrining psikososial untuk mengenali ada masalah emosional dan perilaku, sehingga intervensi yang sesuai dapat dilakukan sedini-dininya Pertama kali dipublikasikan oleh Jellinek dkk. (1988) Skrining perilaku anak usia 4–16 th Berisi pertanyaan yang dinilai oleh orangtua, pengasuh, atau guru sekolah Untuk remaja usia lebih dari 11 th, kuesioner dapat diisi sendiri oleh remaja → PSC versi remaja (youth-PSC)



Cara melakukan pemeriksaan PSC-17 versi remaja PSC-17 versi remaja (Y-PSC-17) terdiri atas 17 pertanyaan seputar perilaku yang harus dijawab oleh remaja sesuai penilaian remaja terhadap dirinya sendiri Tujuh belas pertanyaan tersebut dikelompokkan menjadi 3 subskala perilaku sebagai berikut: Subskala internalisasi (5 pertanyaan) Subskala eksternalisasi (7 pertanyaan) Subskala perhatian (5 pertanyaan) Tiap pertanyaan dapat dijawab sebagai: Tidak pernah (nilai 0) Kadang-kadang (nilai 1) Selalu (nilai 2) Jumlahkan nilai masing-masing subskala perilaku tersebut Jumlahkan nilai dari ketiga subperilaku tersebut menjadi nilai total Gangguan perilaku dicurigai bila: Jumlah nilai internalisasi 5 atau lebih Jumlah nilai eksternalisasi 7 atau lebih Jumlah nilai perhatian 7 atau lebih ATAU Nilai total internalisasi+eksternalisasi+perhatian 15 atau lebih Pertanyaan yang tidak dijawab oleh remaja dapat diabaikan (diberi nilai 0). Demikian juga dengan pertanyaan yang dijawab dengan lebih dari 1 jawaban, diberi nilai 0. Jika terdapat ≥4 pertanyaan yang tidak dijawab, maka kuesioner dianggap invalid



1105



Tabel 279 Pediatric Symptom Checklist-17 Nama : ........................................................... Jenis kelamin : L/P Tanggal lahir : ..... / ..... / ....... Tanggal pemeriksaan : ..... / ..... / ....... Nama pemeriksa : ........................................................... Mohon diberi tanda (√) pada tempat ___ yang paling sesuai dengan kondisimu



1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7



1 2 3 4 5



Subskala Perilaku



Tidak Pernah



Kadangkadang



Sering



Internalisasi Merasa sedih, tidak bahagia Mudah putus asa Cemas, khawatir Menyalahkan diri sendiri Kurang gembira Nilai Internalisasi ______



___ ___ ___ ___ ___



___ ___ ___ ___ ___



___ ___ ___ ___ ___



___ ___ ___ ___ ___



___ ___ ___ ___ ___



___ ___ ___ ___ ___



___ ___



___ ___



___ ___



___ ___ ___ ___ ___



___ ___ ___ ___ ___



___ ___ ___ ___ ___



Eksternalisasi Berkelahi dengan remaja lain Tidak memperhatikan aturan Tidak mengerti perasaan teman Mengganggu teman Menyalahkan orang lain atas kesalahan sendiri Menolak berbagi Mengambil barang milik orang lain Nilai Eksternalisasi ______ Perhatian Gelisah, sulit untuk duduk diam Banyak melamun Mudah teralih perhatian Sulit konsentrasi Aktivitas seolah-olah dikendalikan oleh mesin Nilai Perhatian ______ Nilai Total _________



CRAFFT CRAFFT merupakan alat skrining kesehatan yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics’ Committee pada Substance Abuse untuk remaja: Dikembangkan dari modifikasi pertanyaan-pertanyaan alat skrining yang lebih panjang Mengombinasikan pertanyaan serupa Pengukuran validitas berulang untuk mengetahui pertanyaan terbaik dalam mengidentifikasi remaja yang yang memerlukan terapi substance abuse 1106



CRAFFT merupakan akronim dari beberapa pertanyaan, terdiri atas: C : Car R : Relax A : Alone F : Forget F : Friends T : Trouble



Gambar 88 The CRAFFT Screening Questions



1107



Bibliografi



1. 37 persen [diunduh 26 Oktober 2010]. Tersedia dari: http://www.suarapembaruan.com. 2. Cheng PS. Management of childhood short stature. HK Medical Diary. 2006 Oct;11(10):21–3. 3. Cohen P, Bright GM, Rogol AD, Kappelgaard AM, Rosenfeld RG. Effects of dose and gender on the growth and growth factor response to GH in GH-deficient children: implications for efficacy and safety. J Clin Endocrinol Metab. 2002 Jan;87(1):90–8. 4. Frasier SD. Short stature in children. Pediatr Rev. 1981 Dec;3(6); 171–9. 5. Grimberg A, Lifshitz F. Worrisome growth. Dalam: Lifshitz F, penyunting. Pediatric endocrinology. Edisi ke-5. New York: Informa Health Care; 2007. hlm. 1–50. 6. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jadwal imunisasi IDAI 2014 [diunduh 12 September 2014]. Tersedia dari: http://idai.or.id/pu blic-articles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-idai-2014.html. 7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta: Kemenkes RI; 2013. 8. Kim HJ, Song H, Shyam A, Heon SS, Unnikrishnan R, Song S. Skeletal age in idiopathic short stature: an analytical study by the TW3 method, Greulich and Pyle method. Indian J Orthop. 2010 Jul;44(3):322–6. 9. Narendra MB. Penilaian pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IGD, penyunting. Tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta: Sagung Seto; 2002. hlm. 95–111. 10. Rose SR, Vogiatzi MG, Copeland KC. A general pediatric approach to evaluating a short child. Pediatr Rev. 2005 Nov;26(11):410–20. 11. Rose SR. Isolated central hypothyroidism in short stature. Pediatr Res. 1995 Des;38(6):967–73. 12. The Association for Clinical Biochemistry, British Thyroid Association, British Thyroid Foundation. UK guidelines for the use of thyroid function tests [diunduh 02 Januari 2010]. Tersedia dari: http://www.acb.org.uk/docs/TFTguidelinefinal.pdf. 13. Vogiatzi MG, Copeland KC. The short child. Pediatr Rev. 1998 Mar;19(3):92–9. 14. WHO Multicentre Growth Reference Study Group. WHO child growth standards: length/height-for-age, weight-for-age, weightfor-length, weight-for-height and body mass index-for-age: methods and development. Geneva: World Health Organization; 2006. 15. World Health Organization. Training course on child growth assessment. Version 1-November 2006. Geneva: WHO; 2006. 16. World Health Organization. World health statistics 2009. Geneva: World Health Organization; 2009.



1108



Nilai Normal pada Anak Herry Garna Heda Melinda Nataprawira



Pemeriksaan Diatesis Hemoragik



Rumple leede (torniquet test) Negatif 95% 21–28 Neonatus (−10)–(−2) Infant (−7)–(−1) Child (−4)–(−1) Setelahnya (−3)–(+3)



7,36 (7,31–7,41) 35–40 41–51



7,36 (7,31–7,41) 30–50 40–52



60–80% 22–26 (−2)–(+2)



60–85% 22–29 (−2)–(+2)



Sumber: Nelson textbook of pediatrics. 2011



Tabel 281 Nilai Normal Darah Rutin Usia



Hb (g/dL)



Ht (%)



Leukosit 3 (sel/mm )



MCH (pg)



MCV (fL)



0–30 hr 1–23 bl 2–9 th 10–17 th (laki-laki) 10–17 th (perempuan)



15,0–24,0 10,5–14,0 11,5–14,5 12,5–16,1



44–70 33–42 33–43 36–47



9.100–34.000 6.000–14.000 4.000–12.000 4.000–10.500



33–39 24–30 25–31 26–32



99–115 72–88 76–90 78–95



12,0–15,0



35–45



Sumber: Nelson textbook of pediatrics. 2011



1111



27–31



Tabel 282 Nilai C-Reactive Protein (CRP) berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Usia



Nilai Rujukan Laki-laki (mg/L)



Nilai Rujukan Perempuan (mg/L)



0–90 hr 91 hr –12 bl 13 bl–3 th 4–10 th 11–14 th 15–18 th



0,8–15,8 0,8–11,2 0,8–11,2 0,6–7,9 0,8–7,6 0,4–7,9



0,9–15,8 0,5–7,9 0,8–7,9 0,5–10,0 0,6–8,1 0,6–7,9



Sumber: Nelson textbook of pediatrics. 2011



Nilai Normal Urin Kejernihan: jernih Warna: kuning muda Berat jenis: 1,015–1,02 pH: 5,0–7,3 Protein: − Bilirubin: − Sumber: Nelson textbook of pediatrics. 2011



Urobilin: ±/+ Gula: −/+ Endapan (pembesaran mikroskopik 400×) Leukosit: 0–5/LPB Eritrosit: 0–3/LPB Epitel: 0–1/LPB



Tabel 283 Kriteria Napas Cepat WHO Usia ( bl )



Frekuensi/mnt



12 th: 100 mg/hr 2 mg/kgBB/kali, setiap 8 jam 50 mg/kgBB (hipnotik) maks. 2 g 10 mg/kgBB, 3–4 kali sehari (sedatif)



Alupurinol Amikasin Aminofilin Amoksisilin Ampisilin Ampisilin sulbaktam Aspirin Asam folat Asam mefenamat Asetazolamid



Asiklovir Asam valproat Deksametason Diazepam Domperidon Flukonazol Fenobarbital Gentamisin Ibuprofen Kaptopril Kalsium bikarbonat



Karbamazepin Kloralhidrat



1154



Kalsium bikarbonat



Kloramfenikol Klorokuin Kolesteramin Klaritromisin Klindamisin Kloksasilin Kotrimoksazol Metoklopramid Morpin Mebendazol Meropenem Metformin Metildopa Metoklorpramid Metronidazol



Midazolam Neomisin Nifedipin Nistatin Ofloksasin Omeprazol Ondansentron Oksasillin Parasetamol Penisillin benzatin Penisillin benzatin + prokain Pirantel Ranitidin



Neonatus: 50 mg/kali, 4–6 kali sehari 1–3 th: 100 mg/hr 4–12 th: 300 mg/hr >12 th: 100 mg/hr 25 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari 10 mg/kgBB (maks. 600 mg/hr) selama 3 hr 12 th: 4 g/hr 7,5–15 mg/kgBB/kali, 2 kali sehari 6 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari 25–50 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari TMP 4 mg/kgBB, tiap 12 jam 0,15–0,3 mg/kgBB, tiap 6 jam Neonatus: 0,1 mg/kgBB 0,1–0,2 mg/kgBB/hr 100 mg tiap 12 jam selama 3 hr 10–20 mg/kgBB tiap 8 jam drip selama 5–30 mnt Inisial 500 mg tiap 8–24 jam p.o., maks. 1 g/dosis setiap 8 jam 3 mg/kgBB tiap 8 jam p.o., dapat ditingkatkan sampai 15 mg/kgBB/dosis 0,15–0,3 mg/kgBB tiap 6 jam i.v., i.m., p.o. Loading 15 mg/kgBB, selanjutnya 7,5 mg/kgBB tiap 8 jam (maks. 1 g) Giardiasis: 30 mg/kgBB, 3 kali sehari Amebiasis: 15 mg/kgBB tiap 8 jam p.o. selama 10 hr Sedasi: 0,1–0,2 mg/kgBB sampai dengan 0,5 mg/kgBB 1 g/m2 tiap 4–6 jam 0,25–0,5 mg/kgBB tiap 6–8 jam p.o. atau sublingual 12 bl: 500.000 IU 5 mg/kgBB tiap 8–12 jam 0,4–0,8 mg/kgBB tiap 12–24 jam p.o. Profilaksis 0,15 mg/kgBB, terapi 0,2 mg/kgBB, p.o. 0,1–0,2 mg/m2 15–30 mg/kgBB tiap 6jam 20 mg/kgBB kemudian 15 mg/kgBB tiap 4 jam 25 mg/kgBB i.m. 900 mg/300 mg dalam 2 mL 10 mg/kgBB sekali sehari p.o. 1 mg/kgBB tiap 6–8 jam



1155



Rifampisin Salbutamol Sefadroksil Sefazolin Sefiksim Sefotaksim Terbutalin Ursodeoxycholic acid (UDCA) Vankomisin Vitamin A Vitamin B Vitamin C Vitamin D Vitamin E



Vitamin D (1,25 Kalsitriol)



10–15 mg/kgBB 0,1–0,15 0,15 mg/kgBB tiap 6 jam p.o. 15–25 25 mg/kgBB/kali, setiap 12 jam 10–15 mg/kgBB, 4 kali sehari 5 mg/kgBB, 1–2 kali sehari 25–50 50 mg/kgBB/kali, 3 kali sehari 0,05–0,1 0,1 mg/kgBB, 3 kali sehari 5–10 10 mg/kgBB tiap 12 jam p.o. 10 mg/kgBB tiap 6 jam i.v. selama 1 jam 8 kg: 200.000 IU/kali 50–150 mg/kali, 1–2 2 kali sehari 200–5.000 mg/hr 0,2 μg/hr (gangguan hepar) Bayi prematur: 40 IU/hr Malabsorpsi: 50–100 100 mg/hr (3 th) Kolestasis: 50 IU/kgBB 0,02 μg/kgBB/hr



Sumber: Shann. Drug Doses. Edisi ke-15. 2010



Nomogram Luas Permukaan Tubuh



Sumber: Nelson textbook of pediatrics. 2011



1156



Tabel 291 Nilai Normal Laboratorium yang Sering Digunakan



1157



Pemeriksaan



Spesimen



Rentang Rujukan



Alanin aminotransferase (ALT, SGPT)



Serum



0–7 hr 8–30 hr (L) 8–30 hr (P) 1–12 bl 1–19 th



Albumin



Plasma



Prematur Cukup bl 1 hr Anak



mg/dL 1,8–5,0 2,2–4,7 2,0–5,0 2,3–5.4 3,0–4,7 2,7–6,7 2,4–7,8 3,0–5,8 4,0–6,6 3,0–5,9 22–184 µ g/dL ng/mL 0–400 10–95 10–60 10–300 10–70 mg/dL 4,8–8,2 3,8–6,5 3,7–5,6 2,9–5,4 2,7–4,7 mg/dL 45–96 20–60 30–60 40–60 50–90 60–100



×59,48



×0,179 ×1



×0,3229



×0,0555



100–300 130–280 120–295 135–320 180–280 160–400 140–465 180–345 235–510 180–350 4–33 µmol/L g/L 0–400 10–95 10–60 10–300 10–70 1,55–2,65 1,25–2,10 1,20–1,80 0,95–1,75 0,90–1,50 mmol/L 2,5–5,3 1,1–3,3 1,7–3,3 2,2–3,3 2,8–5,0 3,3–5,5 3,9–5,8



ɣ-glutamyl transpeptidase (GGT, GGTP)



Serum



Hemoglobin A



Darah (EDTA, sitrat, atau heparin) Darah (EDTA, oksalat)



Hemoglobin A2 (HbA2)



1159



Hemoglobin (Hb) elektroforesis



Darah (EDTA, sitrat atau heparin)



Hemoglobin F denaturasi alkali (White)



Darah (EDTA)



Hemoglobin fetus (HbF)



Darah (EDTA)



Hitung eosinofil



Whole blood (EDTA atau heparin), darah kapiler Hitung jenis leukosit Whole blood (EDTA)



Mielosit Neutrofil batang Neutrofil segmen Limfosit



IU/L 37–193 13–147 12–123 8–90 5–32 5–24



Tali pusat 0–1 bl 1–2 bl 2–4 bl 4 bl–10 th 10–15 th >95%



% 0 3–5 54–62 25–33



IU/L 37–193 13–147 12–123 8–90 5–32 5–24 Fraksi Hb: >0,95



×0,01



Dewasa: 1,5–3,5% (2 SD) Lebih rendah pada bayi 95% HbA2 1,5–3,5% HbF