Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Hingga perkembangannya yang sekarang, masih ada beberapa pihak yang mempertanyakan apakah di Indonesia sekarang ini ada Ilmu Pendidikan. Mereka yang bertanya demikian pada umumnya didorong oleh keprihatinan atas praktik penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Mereka memandang bahwa praktik penyelenggaraan pendidikan kini terasa bagaikan kegiatan masyarakat yang “buta ilmu pendidikan”, seolah-olah di dalam masyarakat tidak terdapat kelompok ilmuwan (pendidikan) yang mampu berfikir secara ilmiah dan tidak mampu berfikir secara profesional mengenai kegiatan-kegiatan pendidikan. Lain dari itu, jika memang ada ilmu pendidikan, hingga saat ini masih pula terdapat kekaburan konseptual mengenai ilmu pendidikan itu. Berkaitan dengan hal tersebut Mochtar Buchori mengatakan bahwa kekaburan konseptual itu bukan hanya pada konsep ilmu pendidikan an sich, tetapi juga pada cakupan serta struktur ilmu pendidikan itu. Dalam hal konsep, sebagian masyarakat memandang ilmu pendidikan identik dengan ilmu keguruan, sehingga implikasinya keguruan dipandang sebagai satu-satunya aplikasi dari ilmu pendidikan. Sementara, cakupan dan struktur ilmu pendidikan itu sendiri menurutnya masih belum jelas atau setidaktidaknya belum mantap, sehingga menambah kesulitan untuk mengembangkan ilmu yang namanya ilmu pendidikan itu. Selain daripada ilmu pendidikan, juga terdapat istilah yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, yaitu ilmu pengetahuan atau science. Menurut KBBI, ilmu pengetahuan yang dimaksud dengan sains (science) adalah ilmu pengetahuan



2



ilmiah atau pengetahuan yang bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, memenuhi syarat ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak semua ilmu pengetahuan disebut sebagai pengetahuan. Saat pengetahuan sudah memenuhi syarat yang ada, maka dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan. Dalam konteks kreativitas keilmuan, ilmu pengetahuan di definisikan sebagai sistem berpikir yang melibatkan serangkaian aktivitas kreatif dan imajinatif ilmuwan dalam upaya mencari kebenaran. Ilmu pengetahuan pada dasarnya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan yang diperoleh manusia dari berbagai sumber. Pengetahuan-pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan metode tertentu, yakni metode ilmiah. Hasil dari semua itu lalu disusun secara sistematis. Selanjutnya dilakukan uji kebenaran atau verifikasi secara empiris. Lalu pengalaman nyata dapat membuktikan kebenaran secara konkret. Berdasarkan uraian diatas, perlu adanya pemahaman secara konseptual tentang pendidikan sebagai ilmu, sehingga pemahaman tersebut dapat membantu upaya pengembangan ilmu pendidikan secara lebih fungsional dan relevan dan pada akhirnya mampu menjadi pedoman dalam melaksanakan berbagai jenis kegiatan pendidikan. Maka dari itu penulis menyusun makalah yang berjudul “Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan”. B. Batasan Masalah Agar dalam pembuatan makalah ini penulis tidak mendapat kesulitan, tercapainya keefektifan, dan efisien hasil yang diperoleh, maka diperlukan adanya suatu batasan masalah. Mengingat luasnya ruang lingkup pendidikan, maka batasan masalahnya adalah pendidikan sebagai ilmu pengetahuan mencakup kajian



3



ontologis tentang object Ilmu, kajian epistemologi tentang metode ilmiah, kajian aksiologi terhadap fungsi dan peranan pedagogik terhadap praktik pendidikan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam makalah ini dirumuskan ke dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1.



Apakah hubungan antara pendidikan dan ilmu pengetahuan?



2.



Bagaimana fungsi dan peranan ilmu pendidikan terhadap praktik pendidikan?



3.



Bagaimana ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan (ontologi, epistemologi dan aksiologi)?



D. Tujuan Makalah Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah: 1.



Mengetahui hubungan antara pendidikan dan ilmu pengetahuan.



2.



Mengetahui fungsi dan peranan ilmu pendidikan terhadap praktik pendidikan.



3.



Memperoleh pemahaman tentang ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan (ontologi, epistemologi dan aksiologi).



E. Manfaat Makalah 1.



Dapat mengetahui hubungan antara pendidikan dan ilmu pengetahuan.



2.



Dapat Mengetahui fungsi dan peranan ilmu pendidikan terhadap praktik pendidikan.



3.



Dapat Memperoleh pemahaman tentang ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan (ontologi, epistemologi dan aksiologi).



4



BAB II PEMBAHASAN



A. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya pemahaman yang berbeda, ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut: 1.



Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.



2.



Ilmu Pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.



3.



Ontologi merupakan studi tentang ciri-ciri “esensial” dari ‘Yang Ada’ dalam dirinya sendiri yang berbeda dari studi tentang hal-hal yang ada secara khusus.



4.



Epistemologi adalah suatu ilmu yang secara khusus mempelajari dan mempersoalkan secara dalam mengenai apa itu pengetahuan, dari mana pengetahuan itu diperoleh serta bagaimana cara memperolehnya.



5.



Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan dan manfaat dari ilmu pengetahuan itu sendiri.



5



B. Pendidikan, Ilmu Pendidikan, dan Ilmu Pengetahuan Ilmu pendidikan ditinjau dari substansinya merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. Pengetahuan yang dihasilkan riset tersebut disajikan dalam bentuk konsep-konsep pendidikan, maka ilmu pendidikan juga dapat dikatakan sebagai sebuah konsep pendidikan yang dihasilkan melalui riset. (Mudyahardjo, 2008) Ilmu pendidikan merupakan ilmu yang membicarakan masalah-masalah umum pendidikan secara menyeluruh dan abstrak. Ia juga merupakan pemikiran ilmiah yang kritis, metodis dan sistematis tentang pendidikan. Memahami secara benar dan konseptual tentang pendidikan sebagai ilmu, dapat membantu upaya pengembangan ilmu pendidikan secara lebih fungsional dan relevan, yang pada akhirnya mampu menjadi pedoman dalam melaksanakan berbagai jenis kegiatan pendidikan. (Wasitohadi, 2003: Brennen, A.M, 1999) Menurut John Ziman (dalam Qadir C.A., 1995)Ilmu pengetahuan adalah rangkaian konsep dan kerangka konseptual yang saling berkaitan dan telah berkembang sebagai hasil percobaan dan pengamatan yang bermanfaat untuk percobaan lebih lanjut. Pengertian percobaan di sini adalah pengkajian atau pengujian terhadap kerangkakonseptual, ini dapat dilakukan dengan penelitian (pengamatan dan wawancara)atau dengan percobaan (eksperimen). C. Kajian Ontologis Tentang Objek Ilmu (Pedagogik) Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan. Namun tidak dapat dibalik bahwa kumpulan pengetahuan itu adalah ilmu pengetahuan. Kumpulan pengetahuan untuk dapat disebut ilmu pengetahuan haruslah memenuhi syarat-



6



syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan di antaranya adalah objek material (material object) dan objek formal (formal object). a.



Objek Material Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran



(Gegenstand), sesuatu yang diselidiki atau sesuatu yang dipelajari. Objek material mencakup apapun baik hal yang konkrit (badan manusia, badan hewan, tumbuhan, batu, kayu, tanah) maupun hal yang abstrak (misalnya ide-ide, nilai-nilai, angka). Satu bidang objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda pula. Sebagai contoh, misalnya objek materialnya adalah “manusia” dan manusia ini ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di antaranya : fisiologi, anatomi, psikologi, antropologi, sosiologi, ilmu pendidikan dan sebagainya. Istilah “objek material” sering dianggap sama dengan pokok persoalan (subject matter). Pokok persoalan dibedakan dalam dua arti. Arti pertama, pokok persoalan dapat dimaksudkan sebagai bidang khusus dari penyelidikan faktual. Misalnya penelitian tentang atom termasuk dalam bidang fisika, penelitian tentang clorophyl termasuk penelitian bidang botani atau biokimia; penelitian tentang bawah sadar termasuk bidang psikologi. Arti kedua, pokok persoalan dimaksudkan sebagai suatu kumpulan pertanyaan pokok yang saling berhubungan. Anatomi dan fisiologi keduanya bertalian dengan struktur tubuh. Anatomi mempelajari strukturnya, sedangkan fisiologi mempelajari fungsinya. Kedua ilmu itu dapat dikatakan memiliki pokok persoalan yang sama, namun dapat juga dikatakan berbeda. Perbedaan ini dapat diketahui bila dikaitkan dengan corak-corak pertanyaan yang diajukan dan aspek-aspek yang diselidiki dari tubuh tersebut.



7



Anatomi mempelajari tubuh dalam aspeknya yang statis, sedangkan fisiologi mempelajari tubuh dalam aspeknya yang dinamis. b.



Objek Formal Objek formal adalah sudut pandangan, cara memandang, cara mengadakan



tinjauan yang dilakukan oleh seorang pemikir atau peneliti terhadap objek material serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu akan tetapi pada saat yang sama membedakannya dan bidang-bidang lain. Sebagai contoh, misalnya objek materialnya “manusia” dan manusia ini dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang, sehingga ada beberapa ilmu (objek formal) yang mempelajari manusia, diantaranya: fisiologi, anatomi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya. Menurut Usman (2008: 13) obyek formal suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Suatu obyek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yang berbeda-beda.Ditegaskan lagi oleh Syarifudin (2006: 24) karena itu, akan tergambar lingkup suatu pengetahuan mengenai sesuatu hal menurut segi tertentu. Misalnya, obyek materialnya adalah “manusia”, kemudian, manusia ini ditinjau dari sudut pandang yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia, diantaranya: psikologi, antropologi, sosiologi dan sebagainya. D. Kajian Epistemologi Tentang Metode Ilmiah (Pedagogik) Metode ilmiah dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bersifat keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara sistematis atau melalui tahapan-tahapan yang saling berkaitan berdasarkan bukti nyata. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.



8



1.



Kuntitatif Riset kualitatif merupakan sekumpulan metode-metode pemecahan masalah



yang terencana dan cermat dengan desain yang cukup longgar, pengumpulan data lunak, dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan melalui induktif langsung. Penelitian kuantitatif merupakan sebuah penelitian yang berlangsung secara ilmiah dan sistematis dimana pengamatan yang dilakukan mencakup segala hal yang berhubungan dengan objek penelitian, fenomena serta korelasi yang ada diantaranya. Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah untuk memperoleh penjelasan dari suatu teori dan hukum-hukum realitas. Penelitian Kuantitatif dikembangkan dengan menggunkan model-model matematis, teori-teori, dan atau hipotesis. Data yang di peroleh dari metode ilmiah kuantitatif berupa angka-angka (score, nilai) atau pernyataan-pernyataan yang dinilai, dan dianalisis dengan analisis statistik. Penelitian Kuantitatif biasanya digunakan untuk membuktikan dan menolak suatu teori. Karena penelitian ini biasanya bertolak dari suatu teori yang kemudian di teliti, dihasilkan data, kemudian dibahas dan diambil kesimpulan. 2.



Kualitatif Riset kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang terencana dan



cermat, dengan desain yang terstruktur tepat, pengumpulan data secara sistematis terkontrol, dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam rangka pembuktian hipotesis secara empiris. Menurut Sukmadinata (2005) dasar penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu.



9



Menurut Ruseffendi (2010: 64-65) metode ilmiah kualitatif memerlukan studi yang intensif dan mendalam, maka dalam penelitian kualitatif objek penelitiannya hanya bisa sedikit (mungkin sekali tidak representatif), waktunya relatif lama, data tidak dipilih secara acak, instrumen tidak dibuat, tidak ada hipotesis, tidak ada tes signifikasi, dan sebagainya, maka generalisasinya tidak bisa kita buat. Hasil penelitian kualitatif adalah keabsahan hasil penelitian dalam artian objektivitasnya. Hasil penelitian diperoleh melalui observasi, tanya-jawab terbuka, dan dokumen. Manusia yang tidak bisa lepas dari belajar dan memperoleh pendidikan. Ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan merupakan satu hal penting untuk kelangsungan hidup sampai akhir hayat, dan awal terbentuknya berawal dari metode ilmiah. Dengan menggunakan metode ilmiah baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dapat ditentukan ilmu pengetahuan terbaru dan bermanfaat bagi manusia. E. Kajian Aksiologis terhadap Fungsi dan Peranan Pedagogik terhadap Praktik Pendidikan Fungsi dan peranan ilmu pendidikan sangat penting dalam praktek pendidikan karena ilmu pendidikan itu menjelaskan bagaimana seharusnya mendidik dengan benar. Didalam ilmu pendidikan kita juga dapat menemukan banyak konsep maupun teori pendidikan yang dapat dijadikan acuan untuk mendidik, sehingga proses pendidikan dapat berjalan dengan maksimal. (Moore, T.W, 2010) Konsep-konsep yang dihasilkan ilmu pendidikan, secara langsung atau tidak langsung dapat berguna bagi upaya peningkatan kelancaran dan keberhasilan



10



praktik pendidikan, baik dalam bentuk kegiatan pendidikan maupun pengelolaan pendidikan. Pengenalan yang mantap tentang konsep-konsep ilmiah pendidikan mampu



menumbuhkan



karakteristik



profesional



didalam



diri



seorang



guru/pendidik, seperti kepercayaan diri atau keyakinan diri untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab. F. Generalisasi Sistem adalah susunan persoalan-persoalan yang teratur, sehingga merupakan suatu kesatuan yang organis, sehingga antara satu dengan lainnya saling berhubungan dan tidak dapat terpisahkan. Ilmu pendidikan memiliki persoalanpersoalan yang terssusun secara sistematis sehingga merupakan suatu kesatuan yang saling terkait. Terdapat berbagai variasi dalam komponen sistem pendidikan, namun ada beberapa hal yang selalu ada dalam sistem tersebut adalah (1) tujuan pendidikan, (2) pendidik, (3) peserta didik, (4) interaksi pendidikan, dan(5) lingkungan pendidikan. Suatu ilmu pengetahuan harus memenuhi tiga persyaratan pokok dan beberapa persyaratan tambahan. 1.



2.



Persyaratan Pokok a.



Suatu ilmu harus mempunyai objek tertentu



b.



Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode-metode yang sesuai



c.



Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan sistematika tertentu



Persyaratan Tambahan a.



Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai dinamika



b.



Suatu ilmu pengetahuan harus praktis



c.



Suatu ilmu pengetahuan harus diabadikan untuk kesejahteraan umat manusia.



11



Setelah kita tahu apa yang menjadi persyaratan suatu ilmu pengetahuan, tentunya kita mengetahui bahwa ilmu pendidikan telah memenuhi persyaratanpersyaratan tersebut. Ilmu pendidikan mempunyai objek, metode dan sistematika. Tidak hanya itu, ilmu pendidikan juga telah memenuhi persyaratan tambahan lainnya, seperti praktis, dinamika dan tentunya diabadikan untuk kesejahteraan umat manusia. Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir yang baik pula. Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan sara berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal bersifat imperatif bagi seorang mahasiswa. Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan ilmiah yang baik tak dapat dilakukan. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum kita mempelajari sarana-sarana berpikir ilmiah ini seyogianya kita telah menguasai langkah-langkah dalam kegiatan ilmiah tersebut. Mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari



ilmu



dimaksudkan



untuk



mendapatkan



pengetahuan



yang



memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah kita sehari-hari. Dalam hal ini maka sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuan berdasarkan metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik.



12



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Ilmu pengetahuan harus ada objeknya, adapun objek ilmu pengetahuan adalah objek material dan formal. Objek material adalah bahan yang menjadi sasaran suatu ilmu pengetahuan sedangkan objek formal adalah sudut pembahasan suatu ilmu pengetahuan, misal: ilmu jiwa dan ilmu manusia yang kedua macam ilmu pengetahuan itu mempunyai objek material sama (manusia), akan tetapi objek formalnya berbeda. Oleh karena itu objek material ilmu pengetahuan dapat sama sedang objek formalnya berbeda. Ilmu pengetahuan harus metodis: ilmu pengetahuan dalam mengadakan pembahasan serta penyelidikan untuk suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode yang ilmiah. Ilmu filsafat memiliki objek material dan objek formal. Objek material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat ilmu adalah pengetahuan itu sendiri, yakni pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum. Objek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas objek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Hubungan antara ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan yaitu kedudukan ilmu pendidikan itu berada di tengah-tengah ilmu yang lain. Ilmu pendidikan ialah suatu ilmu pengetahuan yang membahas masalah yang berhubungan dengan



13



pendidikan, syarat ilmu pendidikan adalah bersifat teoretis, praktis, dan normatif. Ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan memiliki metode penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode tersebut mencakup metode untuk mengumpulkan data maupun metode untuk mengolah data. Metode pengumpulan data dapat dilakukan melalui observasi, tes, interview, angket dan lain-lain. Metode untuk menganalisis data dapat menggunakan data analisis statistik maupun non statistik. Dan pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. B. Saran Pemahaman yang tepat mengenai ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan akan membuat proses pelaksanaannya pendidikan berjalan dengan tepat, sistematis, dan terarah, sehingga hasilnya akan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu memahami ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan sangat penting untuk dilakukan. Untuk pembuatan makalah selanjutnya, diharapkan dapat mengkaji lebih rinci mengenai ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan. Karena pada makalah ini, hanya dikaji dari ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan (ontologi, epistemologi, dan aksiologi).



14



DAFTAR PUSTAKA



Brennen, A.M. 1999. Phylosophy Of Education. Andrews University Extension Center, School of Education, Northern Caribbean University Mochtar Buchori.1994. Ilmu Pendidikan dan Praktek Pendidikan dalam Renungan, Kerjasama PT. Tiara Wacana, Yogyakarta, dengan IKIP Muhammadiyah Jakarta Press. Moore, T.W. 2010. Phylosophy of Education. London: Routledge Mudyahardjo. 2008. Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Qadir, C. A. 1995. Ilmu Pengetahuan dan Metodenya. Jakarta: Yayasan Obor. Ruseffendi, E. T. 2010. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksak Lainnya. Bandung: Tarsito Sukmadinata, S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya. Syarifudin, Tatang. 2006. Landasan Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Usman, Uzer. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wasitohadi. 2003. Implikasi Pendidikan sebagai Ilmu. PGSD, FKIP, Universitas Negeri Yogyakarta.