Indikator Variabel Penelitian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH FRAUD DIAMOND, INTEGRITAS, DAN RELIGIUSITAS TERHADAP KECURANGAN AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI SYARIAH DI IAIN JEMBER Variabel Tekanan (X1)



Indikator Beban tugas yang begitu sulit dan banyak



Menurut Albrecht et al. (2014) tekanan merupakan dorongan atau motivasi seseorang yang didasarkan pada ketidakmampuannya untuk memperoleh sesuatu Keharusan untuk lulus mata sehingga menyebabkan orang kuliah tertentu tersebut memilih melakukan kecurangan. Persaingan nilai dengan teman Beban tugas diluar perkuliahan IPK sebagai penentu masa depan Tuntutan keluarga untuk memperoleh nilai yang bagus Kesempatan (X2) Menurut Albrecht et al. (2014) kesempatan merupakan sebuah keadaan yang memungkinkan seseorang untuk dapat melakukan kecurangan dan menyembunyikan kecurangan yang dilakukannya.



Kurangnya pemeriksaan Kegagalan dalam mendisiplinkan pelaku



Kurangnya pengendalian untuk mencegah dan mendeteksi pelanggaran



Kemudahan melakukan copy paste hasil karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya



Pernyataan Kuesioner Saya merasa tugas yang diberikan dalam perkuliahan terlalu sulit. Saya merasa tugas yang diberikan dalam perkuliahan terlalu banyak. Saya merasa tugas yang diberikan dalam pekuliahan mudah untuk dikerjakan. (pernyataan negatif) Saya merasa perlu melakukan kecurangan untuk lulus dalam mata kuliah tertentu. Saya melakukan kecurangan akademik agar menang dalam bersaing nilai dengan teman. Saya memiliki banyak kegiatan organisasi atau kepanitiaan di luar perkuliahan. Saya merasa indeks prestasi kumulatif (IPK) penting bagi masa depan saya. Keluarga menuntut saya untuk mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang bagus. Saya merasa Dosen tidak pernah melakukan pemeriksaan terhadap plagiarisme. Soal yang diberikan dosen kepada kakak tingkat saya sama dengan soal yang saya kerjakan. Soal yang diberikan dosen kepada kakak tingkat saya berbeda dengan soal yang saya kerjakan. (pernyataan negatif) Saya mengamati perilaku mahasiswa lain saat melakukan kecurangan. Saya merasa pengawas membiarkan kecurangan yang terjadi di kelas saat ujian. Teknologi internet memudahkan saya untuk melakukan copy paste hasil karya orang lain tanpa



Rasionalisasi (X3) Menurut Albrecht et al. (2014) rasionalisasi merupakan sikap atau cara yang dilakukan untuk membenarkan tindakannya agar dapat diterima.



Kapabilitas (X4) Menurut Wolfe dan Hermanson (2004) kapabilitas merupakan sifatsifat pribadi dan kemampuan yang memainkan peran penting dalam melakukan kecurangan.



Tidak adanya penjelasan yang cukup mengenai peraturan ujian Tidak ada sanksi tegas yang diterima pelaku atas kecurangan yang dilakukan Fakultas biasanya tidak mendeteksi kecurangan Semua orang melakukan kecurangan Pelaku merasa bahwa tidak ada pihak yang dirugikan Intelligence



Coercion Stress Positioning



Convidence Integritas (X5) Menurut Firmantyo dan Alsa (2017) Integritas akademik adalah sikap individu dalam mempertahankan nilai yang benar secara konsisten di dalam lingkungan dan kegiatan akademik dengan mengedepankan aspek kejujuran, kepercayaan,



Tanggung jawab Setia pada sosok lain yang kita pandang berintegritas



Kesetiaan pada hal-hal kecil



menyebutkan sumbernya. Saya tidak mendapatkan penjelasan yang cukup atas peraturan mengenai ujian. Saya merasa tidak menerima sanksi secara tegas atas perbuatan kecurangan yang saya lakukan. Fakultas jarang mendeteksi adanya praktik kecurangan akademik. Teman dekat saya tidak suka melihat saya melakukan kecurangan akademik. (pernyataan negatif) Saya merasa kecurangan akademik tidak merugikan orang lain. Saya mampu memahami perilaku pengawas saat ujian sehingga memudahkan saya untuk melakukan kecurangan akademik. Saya dapat mengajak maupun diajak teman saya untuk melakukan kecurangan Saya merasa biasa saja setelah melakukan kecurangan akademik. Dengan peluang yang ada, saya mampu menentukan cara yang tepat untuk melakukan kecurangan akademik. Dengan mengetahui kriteria penilaian dosen memudahkan saya untuk mencari celah dalam melakukan kecurangan akademik. Saya merasa aksi saya dalam melakukan kecurangan tidak akan ketahuan oleh pengawas ujian. Dalam perkuliahan ini, adalah hal biasa untuk melakukan kerjasama atas kecurangan akademik. Dalam perkuliahan ini, sebagian besar dosen menerima jasa pembuatan skripsi/tugas. Dalam perkuliahan ini, sebagian besar dosen menjual kunci jawaban sebelum ujian berlangsung. Saya terbiasa untuk bertransaksi atas jasa pembuatan skripsi, tugas,



kesetaraan/ keadilan, penghargaan, tanggung jawab dan keberanian.



Keadilan



Religiusitas (X6) Menurut Naufal & Aisyah (2017) religiusitas adalah suatu tingkat kepercayaan dan pengetahuan seseorang terhadap ajaran-ajaran agama yang dianutnya sehingga mampu mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam membuat keputusan serta mampu membentuk perilaku etis dalam diri seseorang.



Keyakinan



Kecurangan akademik (Y)



Menyalin hasil pekerjaan teman



Menurut Naufal & Aisyah (2017) perilaku kecurangan akademik merupakan suatu perbuatan atau cara-cara yang dilakukan seseorang secara tidak jujur dan melanggar aturan saat menyelesaikan proses akademis.



Perbadatan Penghayatan Pengetahuan agama Pengalaman



Mencari bocoran soal ujian



Melakukan plagiasi Bekerja sama dengan teman saat ujian Menyontek saat ujian Menggunakan jasa pembuat tugas atau skripsi



atau kunci jawaban. Saya merasa jika terjadi kecurangan di Fakultas akan ditindak dengan tegas sesuai peraturan. (pernyataan negatif) Saya merasa agama merupakan sesuatu yang penting dalam hidup saya. Saya selalu melakukan sholat tepat pada waktunya. Saya merasa aktif dalam melibatkan diri pada organisasi keagamaan. Saya merasa perlu untuk mempelajari nilai-nilai Islam sebagai pedoman hidup. Saya selalu bersikap jujur dalam mengerjakan soal ujian. Saya sering menyalin tugas teman dan mengakuinya sebagai tulisan sendiri. Saya sering menggunakan cara yang curang untuk mengetahui soal ujian seperti mencari bocoran soal dari kelas lain. Saya sering menyalin kalimat dari tulisan orang lain tanpa menyebutkan sumbernya. Saya sering membantu teman dalam melakukan kecurangan saat ujian. Saya sering menyontek dengan berbagai cara pada saat ujian. Saya sering melakukan transaksi jasa pembuatan tugas atau skripsi.



Daftar pustaka: Albrecht, W. S., Albrecht, C. O., Albrecht, C. C., & Zimbelman, M. F. (2014). Fraud Examination (Ed. 4 Cet.). Salemba Empat. https://books.google.co.id/books? id=R6q5BwAAQBAJ&printsec=copyright&hl=id#v=onepage&q&f=false Firmantyo, T., & Alsa, A. (2017). Integritas Akademik dan Kecemasan Akademik dalam Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, 1(1), 1. https://doi.org/10.21580/pjpp.v1i1.959



Murdiansyah, I., Sudarma, M., & Nurkholis. (2017). Pengaruh Dimensi Fraud Diamond Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik. Jurnal Akuntansi Aktual, 4(2), 121–133. Naufal, M. D., & Aisyah, M. N. (2017). Pengaruh Fraud Triangle, Religiusitas, dan Self Efficacy Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik. Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia (KPAI), 1–14.