Industri Merapi Farma Herbal-5 [PDF]

Citation preview

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI MERAPI FARMA HERBAL



Disusun Oleh: Fransiskus Lela Koban



(2016.132.009)



Hilda Azizah



(2016.132.012)



Julieta Eka Pratiwi



(2016.132.014)



Mega Dyah Larasati



(2016.132.016)



Mursyidah



(2016.132.017)



RR. Hikmawati N. R



(2016.132.022)



Siti Nikmatul Ulfah



(2016.132.023)



PROGRAM STUDI D-III FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN PERMATA INDONESIA YOGYAKARTA 2019



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI INDUSTRI MERAPI FARMA HERBAL



Disetujui Oleh:



Pembimbing Akademik



Pembimbing Lapangan



Edy Suprasetya, S.Si., Apt



Supartini



2006.0907.10.009



Mengetahui, Ketua Program Studi D-III Farmasi Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta



Jarot Yogi Hernawan, M.Sc., Apt NPP. 2017.050485.11.061



ii



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan dengan baik dan tepat waktu. Dalam proses penyelesaian laporan praktek kerja lapangan ini tidak lepas dari dukungan, doa, bantuan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1.



Bapak Anas Rahmad Hidayat, S.KM., M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Permata Indonesia Yogyakarta.



2.



Bapak Jarot Yogi Hernawan, S.Si., M. Sc, Apt selaku Kepala Prodi Farmasi Politeknik Kesehatan Permata Indonesia.



3.



Bapak Edy Suprasetya, S.Si., Apt selaku Dosen Pembimbing.



4.



Ibu Supartini, selaku Koordinator Lapangan.



5.



Seluruh karyawan Merapi Farma Herbal terima kasih atas bantuan bimbingan dan kerjasamanya yang baik selama berada di Merapi Farma Herbal.



6.



Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah ikut memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang



telah membantu dan penulis berharap semoga laporan praktek kerja lapangan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Yogyakarta, Maret 2019 Penulis



iii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................vi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ vii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 A.



Latar Belakang .........................................................................................................1



B.



Tujuan PKL ..............................................................................................................2



C.



Manfaat PKL ............................................................................................................2



BAB II TINJAUAN UMUM ........................................................................................... 4 A.



Gambaran Umum Lahan PKL .............................................................................4



1.



Sejarah CV. Merapi Farma Herbal...........................................................................4



2.



Alasan dan Tujuan Berdirinya CV. Merapi Farma Herbal ......................................5



3.



Visi Dan Misi ...........................................................................................................5



4.



Lokasi Dan Sarana Produksi ....................................................................................6



B.



Struktur Organisasi dan Job Deskripsi ............................................................... 7



BAB III URAIAN KEGIATAN .....................................................................................8 A.



Tabel Kegiatan Pelaksanaan PKL ............................................................................8



B.



Uraian Kegiatan PKL ............................................................................................... 8



iv



C.



Administrasi dan Distribusi Produk .......................................................................20



BAB IV PENUTUP........................................................................................................22 A.



Kesimpulan ............................................................................................................22



B.



Saran ....................................................................................................................... 22



DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................24 LAMPIRAN ...................................................................................................................25



v



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Organisasi Merapi Farma Herbal ....................................................7



vi



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Merapi Farma Herbal ................................................................................25 Lampiran 1.2 Taman Tanaman Obat Nusantara .............................................................. 25 Lampiran 1.3 Ruang Sortasi Basah, Perajangan Dan Pencucian ....................................25 Lampiran 1.4 Ruang Pengeringan ...................................................................................26 Lampiran 1.5 Ruang Sortasi Kering ................................................................................26 Lampiran 1.6 Ruang Bungkus Kecil ...............................................................................26 Lampiran 1.7 Ruang Bungkus Besar ...............................................................................27 Lampiran 1.8 Ruang Bungkus Jamu Instan .....................................................................27 Lampiran 1.9 Gudang Ruahan ......................................................................................... 27 Lampiran 1.10 Gudang Jamu Instan Dan Jamu Packing .................................................28 Lampiran 1.11 Ruang Pengovenan ..................................................................................28 Lampiran 1.12 Outlet Kaliurang ...................................................................................... 29 Lampiran 1.13 Outlet Kamdanen ....................................................................................29



vii



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Keberadaan obat tradisional sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia



karena sejak jaman dahulu, nenek moyang kita sudah banyak menggunakan atau mengkomsumsi jamu tradisional untuk menjaga kesehatan ataupun mengobati penyakit, dengan kesadaran back to nature atau kembali ke alam, nampaknya penggunaan jamu tradisional yang berbahan baku dari alam perlu dipertimbangkan dibandingkan dengan obat modern yang berbahan baku kimia. Ketersediaan bahan baku untuk pembuatan jamu tradisional di Indonesia cukup melimpah. Berdasrkan hasil riset



Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)



meyebutkan bahwa Indonesia memiliki 30.000 spesies tanaman obat dari total 40.000 spesies yang ada diseluruh dunia. Walaupun Indoensia baru memanfaatkan sekitar 180 spesies sebagai bahan baku obat bahan alam dari sekitar 950 spesies berkhasiat sebagai obat. Kenyataan ini membuktikan bahwa ketersediaan bahan baku industri jamu tradisional tidak memiliki ketergantungan impor. Selain untuk konsumsi nasional, jamu tradisional juga berpotensi untuk di ekspor. Negara tujuan ekspor, menurut data gabungan pengusaha jamu dan obat bahan alam Indonesia (GP jamu), yaitu Malaysia, Korea selatan, Filipina, Vietnam, Hongkong, Taiwan, Afrika selatan, Nigeria, Arab Saudi, Timur tengah, Rusia dan Cile. Ekspor jamu tradisional tersebut sebagian besar masih dilakukan oleh industri jamu yang cukup besar. Di Indonesia, industri jamu memiliki asosiasi yang diakui 1



2



pemerintah sebagai asosiasi bagi pengusaha jamu dan obat dan bahan alam di Indonesia yaitu Gabungan Pengusaha Jamu Dan Obat Bahan Alam Indonesia (GP jamu). Anggota GP jamu terdiri dari produsen, penyalur, dan pengecer. Hingga saat ini GP jamu menghimpun 908 anggota, yang terdiri dari 75unit industri besar (Industri Obat Tradisional/IOT) dan 833 industri kecil (Industri Kecil Obat Tradisional/ IKOT). B.



Tujuan PKL



1.



Tujuan Umum Mengetahui kegiatan produksi di industri kecil obat tradisional CV. Merapi



Farma Herbal. 2.



Tujuan Khusus



a.



Mengetahui cara menanam tumbuhan herbal yang kaya akan khasiatnya.



b.



Mengetahui cara pemanenan hingga penjemuran tanaman herbal yang akan dibuat jamu.



c.



Dapat mengetahui dan memahami segala bentuk proses produksi jamu.



C.



Manfaat PKL Manfaat dari Praktek Kerja Lapangan di Industri Merapi Farma Herbal adalah



sebagai berikut : 1.



Menambah pengetahuan dan wawasan di bidang obat tradisional khususnya jamu.



2.



Menambah ketrampilan dalam segi pengolahan obat tradisional khususnya jamu.



3



3.



Menambah pemahaman tentang bentuk profesionalisme kerja serta tanggung jawab tenaga farmasi pada suatu perusahaan jamu.



BAB II TINJAUAN UMUM A.



Gambaran Umum Lahan PKL



1.



Sejarah CV. Merapi Farma Herbal CV. Merapi Farma Herbal merupakan perusahaan jamu yang berdiri sejak



tahun 1999, dengan berawal dari toko tanaman herbal dan langsung dibawah pimpinan Bapak Sidik Raharja, ST. Pada tahun 2002 Bapak Sidik Raharja, ST. mulai merintis usahanya dengan membuka toko jamu dengan memanfaatkan tanaman herbal yang ada. Dana awal yang dibutuhkan untuk menunjang berdirinya CV. Merapi Farma Herbal sebesar Rp. 60.000.000.00,- dengan perincian sewa lahan selama 5 tahun, pembelian bibit-bibit tanaman obat dan sewa pegawai selama 6 bulan karena biaya awal cukup besar maka bapak Sidik Raharja, ST. melakukan kerja sama dengan bapak Heri Wibowo yang telah memberikan bantuan modal dengan pembagian hasil sebesar 60% untuk Bapak Heri Wibowo dan 40% untuk bapak Sidik Raharja, ST. Selaku komisaris adalah bapak Hari Wibowo, sedangkan bapak Sidik Raharja menjabat sebagai direktur CV. Merapi Farma Herbal dengan beberapa staff dan karyawan. Pada tahun 2002, CV. Merapi Farma Herbal mengalami krisis, komisaris pertama mengundurkan diri dan diikuti oleh pemberhentian beberapa staff. Dengan demikian bapak Sidik Raharja, ST. sepenuhnya mengendalikan CV. Merapi Farma Herbal dengan beberapa karyawan yang masih bertahan sehingga mengalami perbaikan dan semakin berkembang karena komitmen Bapak Sidik Raharja, ST. 4



5



dalam mempertahankan perusahaan dan membentuk jaringan untuk pemasaran produk. 2.



Alasan dan Tujuan Berdirinya CV. Merapi Farma Herbal Latar belakang berdirinya CV. Merapi Farma Herbal adalah tingginya



permintaan pasar (demend) akan bibit tanaman obat dan jamu tradisional sementara produksi masih rendah (supply) sehingga sesuai hukum ekonomi dan analisis bisnis peluang untuk mengembangkan bisnis dibidang ini masih sangat besar. CV. Merapi Farma Herbal diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar akan bibit tanaman obat tradisional. CV. Merapi Farma Herbal diresmikan pada awal bulan Januari 2002 dengan jumlah tanaman obat yang dikembangkan 200 lebih jenis tanaman obat dan berhasil membudidayakan tanaman langka yaitu Bawang Sabrang (Elevtherine American Merr). 3.



Visi Dan Misi



a.



Visi



1.



Sebuah perusahaan yang profesional, terjamin mutu dan kualitas produknya.



2.



Menghadirkan jamu herbal yang murah, menyehatkan dan berkhasiat.



3.



Memiliki sarana dan prasarana serta memiliki sebuah perkebunan yang berintensitas tinggi.



b.



Misi



1.



Mewujudkan peningkatan kualitas produk jamu herbal yang berkualitas dan bermutu tinggi.



6



2.



Mendorong agar masyarakat mau mengkonsumsi produk jamu yang tanpa menggunakan pengawet.



3.



Menghadirkan outlet jamu herbal diseluruh wilayah indonesia.



4.



Lokasi Dan Sarana Produksi



a.



Lokasi CV. Merapi Farma Herbal memiliki dua lokasi umum, yakni



cafe herbal



sebagai pemasaran produksi dan pabrik produksi obat tradisional. Pada lokasi pabrik CV. Merapi Farma Herbal disediakan argo wisata dan juga aula untuk prospek pelatihan tentang jamu tradisional serta tanaman obat berkhasiat. CV. Merapi Farma Herbal berada disebelah utara kota yogyakarta. Tepatnya di Jl.Kaliurang KM 21,5 Dusun Sidorejo, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Letak perkebunan dari kota jaraknya 21,5 km, perkebunan tanaman obat tersebut berbatasan dengan : Sebalah timur



: Rumah Bapak Sugiarto dan Bapak Sugiman



Sebelah selatan



: Rumah dan kebun Ibu Mangun



Sebelah barat



: Jalan Raya Kaliurang Km 21,5



Sebelah utara



: Kebun milik bapak Sumadi



b.



Sarana Produksi Pada saat memasuki area CV. Merapi Farma Herbal, dapat dilihat gudang



bahan baku yang berada di sebelah selatan gedung utama outlet jamu godhog, selanjutnya gedung produksi antara lain mencakup ruang produksi, ruang sortasi, ruang pengovenan, pengemasan primer dan sekunder, dan gudang produk jadi.



7



Sementara alat-alat produksi yang digunakan antara lain : oven, mesin penggiling, mesin rajang, pisau untuk merajang, kompor pemanas, dan lain sebagainya. B.



Struktur Organisasi dan Job Deskripsi Direktur Sidiq Raharjo



Keuangan Dan Pembelian Dian Brilika S



Administrasi Supartini



Koord.Bahan Baku Sunaryo Anggota Sutiyem Nurmi Parjinem Hermiyati



Koord. Pengemasan Sigit Setiawan



Produksi Sidiq Raharjo



Tanaman Obat Dan Wisata Herbal



Koord. Pengiriman Luthfi Fathoni



Anggota Tenang Microso Edi Purwanto



Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Merapi Farma Herbal



Sugeng H Ngatirin Hari Hartono Muhadi Boimen Aditya Supriyadi Riyadi



BAB III URAIAN KEGIATAN A.



Tabel Kegiatan Pelaksanaan PKL Waktu Hari/Tanggal



Kegiatan Masuk



Pulang



Senin, 18 Feb 2019



07.00



16.00



Panen bahan baku (tanaman herbal)



Selasa, 19 Feb 2019



07.00



16.00



Sortasi basah dan perajangan



Rabu, 20 Feb 2019



07.00



16.00



Pencucian dan pengeringan



Kamis, 21 Feb 2019



07.00



16.00



Sortasi kering



Jumat, 22 Feb 2019



07.00



16.00



Pembuatan sediaan instan



Sabtu, 23 Feb 2019



07.00



16.00



Pengemasan sekunder dan primer



Senin, 25 Feb 2019



13.00



22.00



Penjualan di outlet kaliurang



Selasa, 26 Feb 2019



07.00



16.00



Penjualan di outlet kaliurang



Rabu, 27 Feb 2019



07.00



16.00



Penjualan di outlet kaliurang



Kamis, 28 Feb 2019



13.00



22.00



Penjualan di outlet kamdanen



Jumat, 01 Mar 2019



13.00



21.00



Penjualan di outlet kamdanen



Sabtu, 02 Mar 2019



07.00



15.30



Penjualan di outlet kamdanen



B.



Uraian Kegiatan PKL Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang secara langsung



dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu perwujudan teori yang diperoleh selama perkuliahan. Setelah mengikuti kegiatan PKL ini, diharapkan dapat menambah 8



9



wawasan dan ketrampilan mahasiswa agar mempunyai bekal dalam memasuki dunia kerja, membentuk jiwa entrepreneur, serta menjadi calon ahli madya farmasi yang berkualitas yang dapat bersaing di dunia kerja. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan di Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) CV. Merapi Farma Herbal yang bertempat di Jl. Kaliurang KM 21,5 Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Praktek Kerja Lapangan dibagi menjadi dua gelombang yaitu pada tanggal 4 Februari sampai dengan tanggal 16 Februari 2019 dan pada tanggal 18 Februari sampai dengan tanggal 2 Maret 2019. Lahan PKL sendiri dibagi menjadi 2 tempat, yaitu di Jl.Kaliurang KM 21,5 (pembibitan, penjualan tanaman obat, pemanenan, tanaman, produksi jamu, produksi ekstrak dan minuman instant, pengemasan, outlet jamu godhog, agrowisata) dan di JL. Palagan Tentara Pelajar KM 8.8 Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta (outlet jamu godhog dan minuman instant). Kegiatan selama PKL di Merapi Farma Herbal telah ditentukan oleh penanggungjawab lahan dengan membagi mahasiswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok akan ditempatkan di beberapa bagian dengan sistem rolling. Adapun penjelasan kegiatan selama PKL di Merapi Farma Herbal adalah sebagai berikut : 1.



Pabrik Jamu Merapi Farma Herbal terdiri atas pabrik pembuatan jamu dan outlet penjualan



jamu godhog di Jl. Kaliurang Km 21,5 Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Tempat ini menjadi pusat pembuatan segala macam produk jamu karena



10



menyediakan berbagai macam jamu mulai dari penyakit ringan hingga penyakit yang cukup parah. Produk jamu ini dibuat dan dipasarkan langsung oleh CV. Merapi Farma Herbal. Berikut ini merupakan proses pembuatan jamu di CV.Merapi Farma Herbal: a.



Produksi Minuman Instant



1)



Pengumpulan bahan baku Bahan baku yang digunakan ini diperoleh dari kebun sendiri dan juga dari



pemasok, tidak semua bahan dapat diambil dari kebun sendiri karena keterbatasan lahan tanam di Merapi Farma Herbal. Contoh bahan baku yang digunakan produk minuman instant adalah jahe, kunyit, kencur, temulawak, sirih dan tribulus. 2)



Sortasi Basah Bahan baku yang akan digunakan selanjutnya di sortasi terlebih dahulu tujuan



dari sortasi basah ini adalah untuk memisahkan bahan baku dari benda asing, kerikil, tanah dan lain-lain. Kemudian bahan baku dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran yang mungkin terdapat di permukaan bahan baku yang akan digunakan. Pencucian dilakukan di bawah air mengalir sambil digosok-gosok untuk menghilangkan tanah yang masih melekat dipermukaan kulit bahan baku tersebut. 3)



Pemarutan Setelan dicuci bersih, selanjutnya bahan baku diparut menggunakan alat khusus



pemarut bahan baku yag berbentuk umbi-umbian (Rhizoma) atau diblender untuk bahan baku yang berbentuk daun (Folium). Proses ini bertujuan untuk memudahkan pengambilan sari dari bahan baku saat diperas. Secara ilmiah, pemarutan berarti



11



merubah bahan baku menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang bertujuan untuk memperluas permukaan bahan baku tersebut. Semakin luas permukaan bahan baku tersebut, maka semakin cepat pelarut masuk ke dalam bahan baku tersebut sehingga sari dari bahan baku tersebut semakin banyak yang dapat dikeluarkan. 4)



Pemerasan Setelah bahan baku diparut atau diblender, tambahkan air dan lakukan



pemerasan untuk mengambil sari dari bahan baku tersebut. Saring air perasan bahan baku dan diamkan di dalam wadah selama beberapa menit hingga terbentuk endapan di dasar wadah. Tuang sari dari bahan baku tersebut ke dalam wadah yang lain hingga yang tersisa hanya endapan pati di dalam wadah sebelumnya. Bagian yang diginakan untuk proses selanjutnya adalah air sari dari bahan baku. 5)



Pemanasan Selanjutnya air dari sari bahan baku tersebut dimasukkan ke dalam wajan yang



sedang dipanaskan di atas kompor, tunggu hingga mendidih. Setelah mendidih, masukkan gula dan rempah-rempah sesuai yang telah ditetapkan oleh pabrik. Larutan tersebut harus terus diaduk hingga membentuk seperti caramel, kemudian kompor dimatikan lalu bahan diaduk hingga mengeras menjadi padatan serbuk. Waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan dari pemanasan awal hingga terbentuk kristal diperkirakan kurang lebih selama 40 menit. 6)



Pengayakan Setelah terbentuk serbuk, serbuk diangkat lalu diletakkan didalam pengayak



untuk dilakukan proses pengayakan. Pada proses ini, akan didapat gumpalan yang



12



tertinggal di dalam pengayak. Gumpalan ini tidak lagi digunakan dan serbuk halus yang lolos pengayakan ini yang akan diproses dan selanjutnya dikemas. Pengayakan ini bertujuan untuk mendapatkan keseragaman kehalusan dari serbuk yang sesuai kebutuhan. 7)



Pengemasan Kami melakukan pembungkusan kecil untuk minuman instant. Bungkus yang



digunakan adalah pembungkus dari plastik transparan. Serbuk minuman awalnya ditimbang seberat 20 gram, kemudian dimasukkan ke dalam bungkus kecil dan dilakukan pengepresan menggunakan alat khusus (alat pengepres plastik). Selanjutnya dari bungkus kecil dimasukkan kedalam bungkus besar. Bungkus besar yang dimaksud adalah wadah dari bahan plastik mika yang berisi 5 bungkus kecil serbuk minuman instant. Kemudian bungkus diberi label dan dilakukan pengepresan menggunakan alat khusus (alat pengepres khusus plastik mika). b.



Produksi Jamu Godhog.



1)



Pengumpulan bahan Bahan baku yang digunakan untuk proses jamu godhog adalah bagian dari



rimpang, daun, kulit kayu, batang, akar, serta buah. Bahan baku yang diperoleh dari pemasok serta dari kebun sendiri kemudian dikarantina dan dilakukan quality control yang bertujuan agar bahan datang dicek kualitasnya sebelum dicampurkan dengan bahan baku yang lainnya. Apabila telah sesuai dengan prinsip yang diinginkan, bahan baku langsung diterima dan dipisahkan antara bahan baku basah dan bahan baku kering. Bahan baku yang basah langsung dilakukan pencucian, yaitu untuk



13



menghilangkan kotoran dan sisa-sisa tanah yang terdapat pada bahan baku (simplisia). Untuk bahan yang kering langsung dilakukan sortasi kering. 2)



Sortasi basah Sortasi basah dilakukan bertujuan untuk memisahkan pengotor-pengotor yang



terdapat pada bahan baku (simplisia) seperti kerikil, rumput, dan bagian tanaman lain atau tanaman itu sendiri yang telah rusak. Sortasi basah juga bertujuan untuk mengurangi cemaran awal dari mikroba. 3)



Pencucian Pencucian simplisia dilakukan bertujuan untuk menghilangkan pengotor-



pengotor yang menempel di simplisia. Pencucian yang ideal adalah menggunakan air bersih yang mengalir sehingga pengotor yang menempel dapat terbuang bersama air. Pencucian dilakukan dengan cara konvensional, yakni dengan menggosokkan tangan ke bagian simplisia yang dicuci sehingga kotoran yang menempel dapat terbuang. Proses pencucian harus sesuai dengan kondisi serta sifat zat yang terkandung didalam bahan baku. 4)



Perajangan Proses



perajangan



dilakukan



bertujuan



untuk



mempermudah



dalam



pengeringan, pengepakan serta penggilingan. Prisip perajangan yang dilakukan adalah untuk memperkecil ukuran simplisia. Ukuran simplisia yang kecil akan mempermudah dan mempercepat saat pengeringan, pembungkusan dan penggunaan simplisia.



14



Selain itu semakin kecil ukuran simplisia, maka semakin mudah dimasuki air yang digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan zat aktif yang terdapat didalam simplisia. Perajangan pada bagian rimpang, daun, batang serta akar simplisia. 5)



Pengeringan Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam



bahan baku (simplisia) agar tidak mudah rusak. Air dapat berperan sebagai media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Kadar air yang diperbolehkan untuk simplisia kering berkisar di bawah 10 %. Maka dari itu proses pengeringan di CV. Merapi Farma Herbal dilakukan dengan 2 cara, yaitu: a)



Pengeringan alami Pengeringan alami dilakukan dengan sinar matahari langsung. Pengeringan ini



khusus untuk bahan baku simplisia yang bila menggunakan sinar matahari langsung kandungan yangterdapat pada simplisia tidak hilang atau berkurang. b)



Pengeringan buatan Pengeringan buatan dilakukan dengan menggunakan mesin pengering (oven)



dengan suhu rata-rata 40-60℃. Pengeringan dengan oven untuk simplisia yang tidak bisa dikeringkan dengan sinar matahari langsung. 6)



Sortasi kering Sortasi kering dilakukan setelah simplisia melalui proses pengeringan. Sortasi



ini dilakukan untuk memisahkan benda-benda asing yang tertinggal pada simplisia yang telah dikeringkan dan memisahkan antara simplisia yang layak dan tidak layak untuk digunakan sebagai bahan jamu.



15



7)



Pengemasan Setelah proses pembuatan simplisia selesai kemudian simplisia masuk dalam



proses pengemasan, yang bertujuan untuk melindungi produk dari kontaminasi. Proses pengemasan yang dilakukan oleh CV. Merapi Farma Herbal terdiri dari : a)



Pengemasan primer Pengemasan simplisia dilakukan berdasarkan resep jamu yang akan dibuat.



Simplisia dikelompokkan berdasarkan zat aktif yang terkandung didalamnya, yang akan dibuat sebagai jamu racikan. Masing-masing simplisia yang ada di dalam produk ruahan dimasukkan ke dalam plastik yang sesuai, kemudian ditimbang berdasarkan permintaan resep dan selanjutnya disimpan di gudang produk ruahan. b)



Pengemasan sekunder Pengemasan simplisia dilakukan berdasarkan resep jamu yang akan dibuat.



Penggabungan dari beberapa simplisia yang telah dikemas, kemudian ditata didalam plastik mika, kemudian diberi label dan selanjutnya produk jadi dilakukan quality control dengan tujuan untuk mengecek pengemasan, jumlah seluruh bahan berdasarkan resep, pelabelan dan penulisan tanggal kadaluwarsa. Apabila produk telah sesusai dengan yang diinginkan, produk langsung masuk ke gudang produk. Didalam satu kemasan prduk jadi, ada simplisia yang berperan sebagai zat aktif danada pula simplisisa yang berperan sebagai zat tambahan. 8)



Penyimpanan Setelah dikemas, jamu racikan disimpan didalam gudang jadi dan selanjutnya



didistribusikan ke outlet sesuai dengan permintaan konsumen. Metode yang



16



digunakan untuk pendistribusian ini adalah FIFO (First In First Out), yaitu yang dimasukkan awal dikeluarkan lebih awal dan FEFO (First Expired First Out), yaitu barang yang paling dekat tanggal kadaluwarsanya yang dikeluarkan paling awal. a.



Pemeriksaan mutu Pemeriksaan mutu yang dilakukan CV. Merapi Farma Herbal untuk menjamin



bahwa produk yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh BPOM dan Dinas Kesehatan. Pemeriksaan mutu yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik simplisia yang mana dilakukan melalui organoleptis (bau, rasa, bentuk dan warna). Selain pemeriksaan fisik simplisia, dilakukan juga pemeriksaan mutu pengemas jamu. Pemeriksaan dilakukan dengan mengecek apakah pada pengemas terdapat kebocoran, tampilan fisik pengemas yang rusak, dan kesesuaian pengemas yang ditentukan. 2.



Outlet Jamu CV. Merapi Farma Herbal mempunyai 2 outlet jamu yaitu di Jl. Kaliurang KM



21,5 Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta yang berlokasi sama dengan pabriknya. Outlet yang kedua beralamat di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 8,8 Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Di outlet Jl.Kaliurang KM 21,5 Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, pengunjung yang datang dapat meminum langsung jamu godhog dan jamu instant yang telah disediakan di outlet. Jamu-jamu di CV. Merapi Farma Herbal diracik secara khusus untuk mengobati berbagai penyakit. Di outlet ini juga tersedia minuman segar kunyit asem dan ekstrak daun rosella yang disajikan secara dingin. Selain itu juga dijual camilan seperti



17



lempeng, peyek dan kacang sebagai pelengkap minum jamu. Di outlet ini juga tersedia jamu yang sudah digodhog dan bisa dibawa pulang ke rumah serta ada juga jamu yang masih kering (jamu packing) beserta peralatannya untuk digodhog sendiri di rumah. Demi memuaskan para pelanggannya di outlet ini juga menyediakan bibit tanaman obat serta buku-buku tanaman obat yang dijual khusus untuk konsumen. Outlet yang kedua berada di Jl.Palagan Tentara Pelajar KM 8,8 Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Perbedaannya dengan pelayanan di Jl. Kaliurang diantaranya adalah selain menjual jamu godhog dan jamu kering juga menjual makanan sehat (health food). Dalam hal ini selama dua minggu kelompok kami dibagi menjadi beberapa bagian yang kemudian ditempatkan pada bagian tanaman, produksi dan outlet. Selama dua minggu tersebut kami menggunakan sistem rolling, jadi kami dapat mengetahui dan memahami dari proses awal produksi jamu hingga proses akhir pembuatan jamu jatuh ke konsumen. 3.



Penerapan CPOTB di CV. Merapi Farma Herbal CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) merupakan pengawasan



menyeluruh pada proses pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan pengguanannya. CV. Merapi Farma Herbal merupakan industri yang bergerak dibidang produksi jamu godhog dan jamu instant. Penerapan CPOTB merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan demi tercapainya mutu dan kualitas yang terjamin hingga sampai ke



18



tangan konsumen. Berdasarkan pengamatan mahasiswa selama PKL, adapun unsurunsur CPOTB di CV. Merapi Farma Herbal sebagai berikut : a.



Personalia Menurut pendapat kami, personalia yang ada sudah baik, namun belum



memiliki standar yang ditetapkan CPOTB, hal ini dikarenakan terbatasnya sumber daya manusia (SDM). Adanya koordinator tiap lapangan, tim yang solid menjadi nilai plus di CV. Merapi Farma Herbal. Namun tidak adanya spesialis bagian yang memungkinkan tiap personil melakukan pekerjaan apa saja. b.



Bangunan, Sanitasi dan Hygiene Berdasarkan pengamatan kami, bangunan pabrik jamu dan outlet sudah cukup



baik, tetapi masih ada yang belum memenuhi standar dikarenakan bangunan produksi terlalu sempit dan pengap serta sudut ruangan tidak melengkung sehingga sulit dalam proses pembersihan ruangan, sedangkan kegiatan sortasi, pencucian dan pengeringan telah mempunyai ruangan tersendiri dan terpisah. Hal ini telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, yaitu menghindari adanya cemaran silang yang terjadi jika kegiatan tersebut dilakukan dalam satu ruangan. c.



Peralatan Peralatan yang digunakan dalam kegiatan produksi antara lain: timbangan yang



harus dikalibrasi secara berkala, oven, mesin penggiling, mesin Rajang, pisau, kompor pemanas, blender dan lainnya. Peralatan yang digunakan sebaiknya dibersihkan sehingga lebih higienis dan tidak membuat cemaran ataupun dapat merusak produk. Peralatan yang digunakan



19



harus sesuai fungsinya. Selain itu peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, dan mencatat hendaknya diperiksa ketelitiannya secara berkala dan ditara menurut prosedur yang tepat. Peralatan yang digunakan ditempatkan sedemikian rupa untuk memperkecil kemungkinan terjadinya cemaran silang dan dimaksudkan untuk keleluasaan bekerja serta mudah untuk dibersihkan. d.



Penyiapan Bahan Baku Penyiapan bahan baku dilakukan dengan metode yang telah ditetapkan oleh



BPOM dan Dinas Kesehatan. Selain itu bahan-bahan tersebut harus sesuai seperti saat mendaftarkan perijinan, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, serta diletakkan dalam wadah yang sesuai dan diberi label yang benar. Bahan baku yang kami jumpai sudah diberi label pada masing-masing bahan. Produk ruahan berupa tanaman obat ada yang dibeli dari supplier dan ada pula yang dihasilkan dari kebun sendiri. Untuk pengujian kebenaran bahan yang digunakan baru dilakukan secara kasat mata (dilihat langsung) dan dengan penciuman. e.



Pengemasan Pengemasan produk di CV. Merapi Farma Herbal dilakukan dengan



pembungkusan mika yang sudah diberi label nama jamu (merk jamu), lambang jamu, khasiat, komposisi, cara penggunaan, tanggal kadaluwarsa serta sertifikat halal dari MUI. Pengemasan terdiri dari pengemaan primer dan pengemasan sekunder. Pengemasan primer adalah pengemasan langsung bersentuhan dengan simplisia atau biasa disebut dengan pengemasan kecil. Sedangkan pengemasan sekunder adalah



20



pengemasan yang dilakukan penggabungan kemasan primer menjadi satu berdasarkan jamu apa yang ingin dibuat. f.



Pengawasan Mutu Pengawasan mutu dilakukan pada tiap proses produksi jamu. Pengawasan mutu



yang dilakukan oleh CV. Merapi Farma Herbal meliputi pemeriksaan organoleptis (bau, rasa, bentuk, dan warna) serta dilihat secara kasat mata untuk memastikan apabila ada kerusakan dikemasan. g.



Dokumentasi Dokumentasi yang dilakukan CV. Merapi Farma Herbal meliputi pencatatan



jumlah barang, berat produk, berat bahan baku yang digunakan, jumlah pesanan yang diterima, serta semua proses yang memerlukan pencatatan data. C.



Administrasi dan Distribusi Produk



1.



Administrasi Produk Administrasi produk di CV. Merapi Farma Herbal dilakukan oleh kepala



penanggungjawab perbagian. Kegiatan administrasi produk ini berupa : a.



Pada bagian tanaman kepala bagian tanaman akan menulis apa saja yang telah dipanen dan simplisia apa saja yang telah siap untuk masuk ke ruang produksi.



b.



Di bagian produksi, penanggungjawab bagian ini akan menulis apa saja yang dilakukan masing-masing karyawan. Bila karyawan menyortir simplisia maka harus tertulis dengan tepat hasil simplisia yang siap untuk disimpan, kemudian pada bagian ini juga menulis stok produk baik yang sudah jadi maupun produk yang belum jadi.



21



c.



Pada bagian pengepakan, penanggung jawab pada bagian ini mengecek dan menulis stok barang yang berada di gudang. Hal ini bertujuan agar tidak adanya kesenjangan produk, dibagian ini pula dilakukan pengepakan sekunder dan primer dan penanggungjawab wajib menulis dan mengecek ketersediaan stok.



2.



Distribusi Produk Distribusi produk merupakan kegiatan menyalurkan barang dari produsen ke



konsumen, maka dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi suatu perusahaan harus melakukan pertimbangan yang baik atau terbaik. Sistem distribusi yang digunakan di CV. Merapi Farma Herbal dilakukan dengan sistem kemitraan, sistem ini memiliki syarat operasional penjualan jamu,strategi bisnis, pelatihan dan promosi jamu. CV. Merapi Farma memiliki banyak mitra di seluruh Indonesia seperti Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Sumatera, Medan, Bali, Kalimantan dan Merauke.



BAB IV PENUTUP A.



Kesimpulan Kesimpulan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Industri Merapi Farma



Herbal adalah sebagai berikut: 1.



Mahasiswa ikut langsung melakukan cara menanam dan memanen tanaman herbal yang akan digunakan sebagai jamu.



2.



Dari segi SOP yang berlaku para karyawan masih belum menerapkan SOP yang berlaku.



3.



Quality control yang berlaku masih belum stabil.



B.



Saran



1.



Bagi CV. Merapi Farma Herbal



a)



Karena bahan baku dipesan dalam waktu yang lama, maka pada waktu penyimpanan bahan baku untuk diperhatikan hal-hal yang dapat merusak bahan baku, kemudian diakukan tindakan antisipasinya (misal: kerusakan bahan baku oleh serangga, air, mikroba).



b)



Selama kegiatan produksi hendaknya karyawan tetap memakai perlengkapan keselamatan kerja, serta tetap menjaga sanitasi selama proses produksi berlangsung.



c)



Agar Perusahaan Jamu Ghodog tetap menerapkan pengendalian mutu dalam segala aspek secara baik, serta perhatian yang lebih pada sanitasi karena juga



22



23



sangat menentukan mutu dari produk-produk yang dihasilkan. Terutama untuk mesin-mesin yang digunakan untuk selalu dijaga kebersihannya. d)



Akan lebih baik jika untuk semua pengisian dan pencetakan jamu menggunkan mesin untuk mengurangi kontaminasi dari luar.



e)



Untuk menjaga kualitas produk, maka perlu adanya standarisasi mutu produk.



f)



Dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan jamu yang menggunakan Bahan Kimia Obat (BKO), maka diharapkan untuk CV. Merapi Farma Herbal untuk menjaga keasliannya atau tetap tidak menggunakan BKO dalam semua produknya.



g)



Untuk meningkatkan kapasitas produksi, sebaiknya menggunakan semua media yang saat ini berkembang seperti media cetak (majalah, surat kabar), media elektronik (radio, tv, internet) ataupun media-media lain yang mendukung.



2.



Bagi mahasiswa



a)



Untuk meningkatkan kedisiplinan mahasiswa dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, perlu diterapkan sanksi-sanksi yang tepat.



b)



Sebaiknya mahasiswa lebih aktif dalam berinteraksi dengan karyawan agar memperoleh pengetahun yang lebih banyak.



3.



Bagi Poltekkes Permata Indonesia



a)



Sebaiknya dosen pembimbing melakukan pemantauan kepada mahasiswa di tempat Praktek kerja lapangan.



b)



Sebaiknya pihak prodi mendampingi mahasiswa saat proses penerimaan dan penarikan di tempat praktek kerja lapangan.



DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Anonim. 1996. Tumbuhan Obat, PPOT-UGM. Yogyakarta. Anonim. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik. www.bpom.com. Akses: 08 Maret 2019. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1987. Analisis Obat Tradisional, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. Merapi Farma Herbal. https://www.wisataherbaljogja.com. Akses: 08 Maret 2019.



24



LAMPIRAN Lampiran 1. 1 Merapi Farma Herbal



Lampiran 1. 2 Taman Tanaman Obat Nusantara



Lampiran 1. 3 Ruang Sortasi Basah, Perajangan, dan Pencucian



25



26



Lampiran 1. 4 Ruang Pengeringan



Lampiran 1. 5 Ruang Sortasi Kering



Lampiran 1. 6 Ruang Bungkus Kecil



27



Lampiran 1. 7 Ruang Bungkus Besar



Lampiran 1. 8 Ruang Bungkus Jamu Instan



Lampiran 1. 9 Gudang Ruahan



28



Lampiran 1. 10 Gudang Jamu Instan dan Jamu Packing



Lampiran 1. 11 Ruang Pengovenan



29



Lampiran 1. 12 Outlet Kaliurang



Lampiran 1. 13 Outlet Kamdanen