Inflasi Dan Kebijakan Target Inflasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INFLASI DAN KEBIJAKAN TARGET INFLASI MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Ekonomi Moneter Dosen Pengampu Drs. Joko Widodo, M.M Novita Nurul Islami, S.Pd, M.Pd



KELOMPOK 4 1. Fadil Wahyu Ramadhan



180210301052



2. Avisda Ismi Fazria



180210301068



3. Diyan Yuliasih



180210301085



4. Sofiatul Mawaddah



180210301059



5. Adi Widya Prasetya



180210301090



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2020



i



KATA PENGANTAR Kami panjatkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “INFLASI DAN KEBIJAKAN TARGET INFLASI”. Atas dukungan yang diberikan untuk penyusunan makalah ini kami ucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Moneter. Tak lupa pula kami ucapkan banyak terimakasih kepada setiap pihak yang membantu kelancaran penyelesaian makalah ini. Demikian yang bisa kami sampaikan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Tugas yang kami buat memang jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga makalah yang kami buat bisa berguna bagi kami khususnya dan semua orang yang membacanya.



Jember, 06 Maret 2020



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR........................................................................................................i DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1 1.1



Latar Belakang...................................................................................................1



1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1 1.3 Tujuan......................................................................................................................1 1.4 Manfaat....................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2 2.1 PENGERTIAN DAN TEORI INFLASI...................................................................2 2.2 PROSES TERJADINYA INFLASI DAN JENIS-JENIS INFLASI.........................4 2.3 DAMPAK INFLASI DAN CARA MENGATASINYA..........................................6 2.4 PERKEMBANGAN INFLASI DI INDONESIA...................................................10 BAB III PENUTUP.........................................................................................................17 3.1 KESIMPULAN......................................................................................................17 3.2 SARAN..................................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peredaran uang dapat memperlancar proses produksi dan proses distribusi, namun ada kalanya terjadi suatu gangguan pada proses produksi dan distribusi. Pada dasarnya terdapat dua jenis fangguan yang mengakibatkan tehambatnya proses produksi dan distribusi tersebut, pada akhirnya mengganggu stabilitas pertumbuhan ekonomi, yaitu inflasi dan deflasi. Teori ekonomi dapat menganalisis kedua jenis gangguan tersebut agar dapat merumuskan cara-cara serta langkah pencegahan dan mencar solusi untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Inflasi biasanya banyak diasosiasikan orang dengan ekspansi atau perluasan moneter, sedangkan deflasi dengan kontraksi penciutan moneter, walaupun akibat yang timbul dari kedua gangguan moneter tersebut tidaklah persis kebalikannya. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah; 1. Bagaimana pengertian dan teori inflasi? 2. Bagaimana proses terjadinya inflasi dan jenis-jenis inflasi? 3. Bagaimana dampak inflasi dan cara mengatasi inflasi? 4. Bagaimana perkembangan inflasi di Indonesia? 1.3 Tujuan Tujuan dari makalah ini; 1. Menjelaskan pengertian dan teori inflasi 2. Menjelaskan proses terjadinya inflasi dan jenis-jenis inflasi 3. Menjelaskan dampak inflasi dan cara mengatasi inflasi 4. Menjelaskan perkembangan inflasi di Indonesia



1



1.4 Manfaat 1. Memahami pengertian dan teori inflasi 2. Memahami proses terjadinya inflasi dan jenis-jenis inflasi 3. Mengetahui dampak inflasi dan cara mengatasi inflasi 4. Mengetahui perkembangan inflasi di Indonesia



BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN DAN TEORI INFLASI Di akhir-akhir ini sering kita mendengar istilah inflasi,lalu apa itu inflasi? Inflasi merupakan Suatu proses Melonjaknya harga secara umum dan terus menerus dalam jangka tertentu.yang disebabkan oleh beberapa faktor. Sebelum berbicara jauh mengenai inflasi,mari kita ketahui dahulu teori-teori dari inflasi ini. 1. Teori Inflasi Kuantitas Teori Inflasi kuantitas ini menjelaskan bahwa inflasi yang terjadi diakibatkan oleh kenaikan jumlah uang yang beredar baik uang giral maupun kartal Sementara itu laju inflasi Kuantitas sendiri ditentukan oleh perilaku masyarakat yang tidak lagi mau untuk menyimpan uang tunai menimbun barang dengan harapan terjadi kenaikan harga barang dikemudian hari.



2



2. Teori Inflasi Keynes Dalam Teori Inflasi ini Keynes menjelaskan,Inflasi terjadi karena perilaku masyarakat cenderung untuk hidup diluar batas ekonominya.Sehingga terjadilah konsumsi tingkat tinggi di masyarakat dan menyebabkan barang yang ada tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu keynes juga menyatakan bahwa inflasi bukan disebabkan oleh kenaikan jumlah uang yang beredar,namun juga dipengaruhi oleh meningkatnya biaya produksi suatu barang. 3. Teori Inflasi Strukturalis Dan yang terakhir yakni teori Inflasi Strukturalis.Teori Inflasi Strukturalis ini menjelaskan Fenomena inflasi dalam jangka panjang. Menurut Teori ini. Terjadinya inflasi dapat disebabkan oleh adanya kekakuan(infleksisibilitas) struktur perekonomian negara. Setidaknya ada dua poin utama yang menyebabkan Inflasi Terjadi pada sebuah negara yakni; a. Kekakuan Penerimaan Ekspor Kekakuan Penerimaan ekspor ini terjadi apapbila nlai penerimaan ekspor lebi tinggi dari nilai impor negara itu sendiri.akibatnya negara kesulitan membiayai impor baik itu bahan baku dan bahan industri lainya. Sehingga pemerintah menggalakkan pendirian usaha dalam negeri guna mensubstitusikan barang impor.Namun dengan mahalnya biaya produksi dalam negeri membuat harga-harga barang menjadi naik dan terjadilah inflasi. b. Kekakuan Penawaran bahan makanan Pada negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi,bahan makanan menjadi kebutuhan wajib yang harus dipenuhi.dengan semakin



3



tingginya jumlah penduduk,maka penawaran bahan makanan ini tidak lagi bisa memenuhi permintaan dari masyarakat, Akibatnya terjadilah kenaikan harga pangan,dan membuat para buruh meminta kenaikan upah juga.Hal inilah yang dapat meningkatkan biaya produksi suatu barang sehingga terjadilah kenaikan harga jual di berbagai jeis barang dan terjadilah inflasi. 2.2 PROSES TERJADINYA INFLASI DAN JENIS-JENIS INFLASI 



Proses terjadinya inflasi Apabila pemerintah menjalankan kebijakan moneter deficit spending



( pengeluaran lebih besar dari pendapatan) sedemikian rupa sehingga volume uang yang beredar terus bertambah, maka untuk beberapa waktu kemudian akan tumbuh suatu proses inflasi. Misalnya, pemerintah terpaksa menjalankan kebijakan deficit spending dalam rangka memnuhi kebutuhannya yang semakin besar, maka pertambahan permintaan dari pemerintah tersebut akan mendorong meningkatnya produksi. Pada taraf awal kenaikan produksi barang-barang tersebut akan dibarengi atau mungkin juga tidak dibarengi dengan kenaikan tingkat harga. Hal tersebut tergantung dari kondisi persediaan barang-barang. Apabila persediaan barang cukup memadai maka tak akan tejadi kenaikan harga, namun sebaliknya apabila persediaan sedikit atau bahkan kosong, maka harga barang akan naik. Namun dengan berjalannya waktu persediaan itu akan habis dan hal tersebut akan mendorong peningkatan produksi. Selama cadangan kapasitas faktor-faktor produksi masih ada kemudian diaktifkan, sehingga produksi menjadi naik, maka pengeluaran pemerintah tidak akan menimbulkan inflasi. Tetapi seandainya pengeluaran pemerintah tersebut tidak dibarengi dengan pengaktifan sumber-sumber produksi yang ada, misalnya semata-mata hanya untuk tujuantujuan yang kurang produktif antara lain untuk proyek-proyek prestise maka ekspansi moneter akan menaikkan tingkat harga. Kenaikan harga barang berarti nilai uang menjadi turun. Turunnya nilai uang berarti menurunnya upah/ gaji riil



4



dan hal ini merugikan tingkat hidup kaum buruh/pegawai/karyawan penerima upah/gaji tetap. Dengan kondisi demikian mereka biasanya akan menuntut kenaikan upah/gaji, sedangkan naiknya upah/gaji berarti meningkatnya biaya produksi. Di sisi lain biaya produksi yang meningkat, secara otomatis akan menaikkan harga jual barang-barang dan jasa. hal ini berarti terlah terjadinya inflasi. Dan proses tersebut akan terus berlanjut sehingga menimbulkan tingkat inflasi yang lebih tinggi. 



Jenis-jenis inflasi



Ada berbagai cara untuk menggolongkan inflasi yaitu : 1) Menurut Tingkat Presentase Inflasi  Inflasi Lunak atau Inflasi Ringan, yaitu inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu menganggu perekonomian suatu negara. Terjadi kenaikan harga barang atau jasa secara umum, yaitu dibawah 10% per tahun dan dapat dikendalikan.  Inflasi Sedang atau moderat, yaitu inflasi yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat berpenghasilan tetap, namun belum membahayakan aktivitas perekonomian suatu negara. Inflasi ini berada di kisaran 10% - 30% per tahun.  Inflasi



Berat,



yaitu



inflasi



yang



mengakibatkan



kekacauan



perekonomian di suatu negara. Pada kondisi ini umumnya masyarakat lebih memilih menyimpan barang dan tidak mau menabung karena bunganya jauh lebih rendah daripada nilai inflasi. Inflasi ini berada di kisaran 30% - 100% per tahun.  Hiper inflasi (hyper inflation), yaitu inflasi yang telah mengacaukan perekonomian suatu negara dan sangat sulit untuk dikendalikan meskipun dilakukan kebijakan moneter dan fiskal. Inflasi ini berada di kisaran 100% ke atas per tahun.



5



2) Menurut Penyebab Awal Inflasi Menurut penyebab awalnya, inflasi dapat digolongkan sebagai berikut:  Inflasi yang timbul sebagai akibat dari permintaan masyarakat yang semakin meningkat. Inflasi ini biasanya disebut sebagai demand pull inflation.  Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya atau ongkos produksi. Inflasi ini biasanya disebut sebagai cost push inflation. 3) Inflasi Berdasarkan Sumber atau Asalnya Berdasarkan sumber atau asalnya inflasi dapat dibedakan dalam:  Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation), inflasi ini terjadi karena jumlah uang di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Jenis inflasi ini dapat terjadi ketika jumalh barang atau jasa tertentu berkurang sedangkan permintaan tetap sehingga hargaharga naik.  Inflasi yang berasal dari luar negeri ( imported inflation), inflasi ini terjadi pada negara yang melakukan perdagangan bebas dimana ada kenaikan harga di luar negeri. Misalnya, Indonesia melakukan impor barang modal dari negara lain. Ternyata harga barang-barang modal di negara tersebut naik, kenaikan harga tersebut berdampak bagi Indonesia sehingga mengakibatkan inflasi. 2.3 DAMPAK INFLASI DAN CARA MENGATASINYA 



Dampak Terjadinya Inflasi Terhadap Perekonomian



Inflasi mempunyai dampak atau akibat yang luas sehingga dapat mempengaruhi struktur perekonomian. Beriku adalah dampak inflasi: 1. Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap uang baik sebagai medium of exchange, store of value maupun sebagai standart of value 2. Inflasi dapat mmengurangi minat masyarakat untuk menabung (propensity to save/PTS) karena mereka khawatir kalau-kalau nilai uang tabungannya semakin lama semakin menurun, sehingga mereka mengurungkan niatnya



6



untuk



menabung



bahkan



cepat-cepat



membelanjakan



uang/



pendapatannya. Hal tersebut dapat mempercepat laju edar uang (velocity of circulation) 3. Berkurangnya



kesediaan



orang/badan



untuk



memberikan



kredit.



Seandainya bank berusaha mendorong produksi dengan jalan memberikan investasi dan atau modal kerja, biasanya hanya akan menambah jumlah uang yang beredar yang berarti hanya akan mengkontrol inflasi ke arah tingkat yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan dana kredit yang diberikan bank bukan berasal dari tabungan/simpanan masyarakat, melainkan berasal dari penciptaan uang baru yang berasal dari bank sentral. 4. Terjadi kenaikan tarif pajak, hal ini menyebabkan keinginan untuk berbisnis menjadi menurun. 5. Inflasi cenderung menguntungkan orang-orang / badan-badan yang meminjam uang (debitur) dan merugikan orang-orang/ badan-badan yang meminjamkan uang (kreditur) Secara kualitatof akibat dari inflasi yang parah akan menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap uang semakin berkurang, sehingga mereka berusaha untuk menghindari penggunaan uang dalam transaksi jual beli dan lebih tertarik pada perdagangan spekulasi daripada investasi. Dari aspek sosial, inflasi yang parah cenderung menimbulkan kemiskinan yang meluas dan menambah jurang yang semakin dalam antara segelintir orangorang yang kaya dengan sebagian besar orang-orang yang semakin miskin. Inflasi tidak hanya merugikan masyarakat biasa tetapi juga pemerintah. Defisit anggaran belanja akan semakin besar karena penerimaan anggaran pendapatan didasarkan atas harga-harga sebelumnya, sedangkan penerimaan pajak tidak dapat menutupi pengeluaran yang terus menerus meningkat akibat naiknya harga. Defisit tersebut ditutup dengan mencetak uang baru atau melalui kredit bank sehingga lagi-lagi menambah volume uang yang beredar , yang kembali menyebabkan naiknya harga-harga yang dikenal sebagai spiral inflation.



7







Cara-cara Mengatasi Inflasi. Cara mengatasi inflasi pada dasarnya harus diarahkan pada faktor-faktor



yang menyebabkan perubahan harga dalam hal ini harga menjadi naik atau dengan perkataan lain nilai uang menjadi turun. Terdapat empat kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi inflasi antara lain; 1. Kebijakan Moneter (Monetary Policy) Kebijakan moneter ini dilaksanakan oleh bank sentral, melalui tiga cara, yaitu: a. Menaikkan cash reserve ratio/CRR atau Cash ratio/Presentase Likuiditas/Giro Wajib Minimum/GWM. Dengan kenaikan CRR kemampuan bank-bank umum untuk memberikan kredit menjadi berkurang, jadi terdapat kontraksi moneter sehingga jumlah uang yag beredar menjadi berkurang, tidak berlebih, sehingga menjadi turun b. Menjual surat-surat berharga, dalam rangka operasi pasar terbuka(open market



operation/OMO),



misalnya



melalui



Sertifikat



Bank



Indonesia/SBI atau Sirat Berharga Pasar Uang/SBPU,dll. dengan tingkat bunga atau imbalan yang menarik, maka uang beredar yang berlebihan di masyarakat sebagian akan tersedot ke kas Bank Sentral sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat menjadi berkurang c. Menaikkan tingkat bunga kredit. Apabila Bank Sentral menaikkan bunga tingkat bunga kredit dasar(base lending rate) maka dengan meningkatnya bunga tersebut, dalam rangka politik disconto(discount policy), berarti bank-bank umum dalam menentukan tingkat bunga kreditnya harus mengacu pada ketentuan bank sentral tersebut. Dengan kebijakan demikian maka akan mengurangi minat masyarakat untuk mengambil kredit, sehingga uang yang beredar menjadi berkurang. 2. Kebijakan Fiskal



8



a. Pengurangan Pengeluaran Pemerintah Walaupun pengurangan pengeluaran pemerintah bukanlah suatu hal yang mudah, terlebih-lebih apabila dikaitkan dengan tuntutan kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semaikn lama semaikn besar dan berkalanjutan, namun jika hal itu dapat dilaksanakan maka akan sangat efektif untuk mengurangi jumlahuang yang beredar dimasyarakat. Kebijakan ini sering disebut Tight Money Policy/TMP atau kebijakan uang ketat. b. Menaikkan pajak Dengan menaikkan pajak maka penghasilan seseorang akan semakin berkurang. Maka kemampuan untuk membeli atau berbelanja semakin berkurang. Sehingga barang-barang harganya tidak akan naik. Uang yang diperoleh dari pungutan pajak akan masuk di kas pemerintah , sehingga akan mengurangi uang yang beredar di masyarakat. 3. Kebijakan Non Moneter a. Meningkatkan Hasil Produksi (produksi approach) Cara ini merupakan cara yang paling efektif, namun dalam pelaksanaannya sering kali mengalami kesulitan, dikarenakan adanya kelangkaan faktor-faktor produksi yang diperlukan. b. Kebijakan Upah/Gaji. Hal ini dilakukan dengan cara tidak menaikkan upah dan gaji sama sekali selama produktivitas buruh dan pegawai tersebut meningkat. Dengan demikian disposable income/penghasilan yang akan digunakan untuk berbelanja tidak bertambah yang menyebabkan orang tersebut mengurungkan niatnya. Hal tersebut dapat menghambat kenaikan harga barang-barang c. Pengawasan Harga Barang dan Distribusinya Dalam pelaksanaanya cara ini sulit dilakukan, bshkan sering menimbulkan dampak negatif yaitu sering kali terjadi dualisme harga yaitu adanya harga resmi berupa harga yang ditetapkan oleh



9



pemerintah dan harga tidak resmi yang biasanya lebih tinggi darpada harga resmi. 4. Kombinasi Dari Berbagai Cara Cara ini adalah dimana dalam mengatasi terjadinya inflasi pemerintah melakukan cara dengan menggabung cara-cara sebelumnya yaitu kebijakan moneter,kebiakan fiskal bahkan mungkin dengan kebijakan pengawasan harga sekaligus. 2.4 PERKEMBANGAN INFLASI DI INDONESIA Pada dasarnya inflasi merupakan merosotnya nilai uang karena banyaknya dan cepatnya uang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Secara sederhana, inflasi kita definisikan sebagai turunnya daya beli uang. Uang dalam jumlah sama seiring waktu tidak mampu untuk membeli barang yang senilai atau sama. Berikut adalah data perkembangan inflasi dari bank Indonesia selama 10 tahun terakhir .



Data inflasi 10 tahun terakhir;



Tahun



Inflasi



Nilai Uang



10



Akumulasi Harga



Rp1 juta Berkurang



Rp1 juta Bertambah



2008



11,06%



Rp889.400



Rp1.110.600



2009



2,78%



Rp864.675



Rp1.141.475



2010



6,96%



Rp804.493



Rp1.220.921



2011



3,79%



Rp774.003



Rp1.267.194



2012



4,30%



Rp740.721



Rp1.321.684



2013



8,36%



Rp678.797



Rp1.432.176



2014



8,36%



Rp622.049



Rp1.551.906



2015



3,35%



Rp601.211



Rp1.603.895



2016



3,02%



Rp583.054



Rp1.652.333



2017



3,61%



Rp562.006



Rp1.711.982



2018



3,13 %



Rp544.415



Rp1.765.567



2019



2,72%



Data Inflasi Indonesia Sejak 2001



Tahun



Inflasi



2001



12,55%



2002



10,03%



2003



5,06%



2004



6,40%



2005



17,11%



2006



6,60%



2007



6,59%



11



2008



11,06%



2009



2,78%



2010



6,96%



2011



3,79%



2012



4,30%



2013



8,36%



2014



8,36%



2015



3,35%



2016



3,02%



2017



3,61%



2018



3,13%



2019



2,72%



Sumber: BI, Data Target Inflasi dan Inflasi Aktual Dari data di atas, mengacu ke periode 2007-2016, rata-rata inflasi tahunan umum Indonesia selama 10 tahun adalah 5,86% per tahun. Menggunakan kalkulasi akumulasi penurunan nilai setelah inflasi 10 tahun, nilai uang secara akumulatif turun -45,54% atau -5,90% YoY (year over year). Agar memudahkan maka dapat dibulatkan sebesar 6% per tahun. Dengan asumsi inflasi indonesia 10 tahun sebesar 6% per tahun, jika harga asal Rp1 juta, maka dalam beberapa tahun kenaikannya akan seperti: Dalam 5 tahun harganya akan jadi Rp1,2 juta Dalam 10 tahun harganya akan jadi Rp1,8 juta Dalam 20 tahun harganya akan jadi Rp3,2 juta Dalam 30 tahun harganya akan jadi Rp5,7 juta



12



Karena efek inflasi inilah maka tak layak menyimpan uang dengan didiamkan begitu saja. Makanya ada istilah time value of money. Nilai waktu uang. Uang kita harus bertambah. Kalau tidak bertambah maka kita rugi sendiri. Dari situlah kita harus mengatur dan memilih instrumen penyimpanan uang yang sepadan. Bila kita menyimpan uang dalam deposito dengan bunga 4% sementara inflasi rata-rata 6%, hasil deposito itu 10 tahun kemudian tak akan mampu membeli barang sama yang 10 tahun lalu ingin kita beli. Kita ubah barang itu dengan: rencana pensiun, rencana perjalanan spiritual ke Mekkah, atau ke Yerusalem, maka kita tak akan mampu mencapai rencana itu. Prinsip nilai waktu dari uang ini basisnya adalah adanya potensi pendapatan uang tersebut yang bisa diinvestasikan untuk mendapatkan bunga atau hasil investasi lainnya. Selain itu ada juga faktor risiko bahwa di masa depan kita kemungkinan tidak mendapatkan senilai Rp1 dari uang sekarang karena penurunan nilai mata uang oleh adanya inflasi dan kegagalan investasi. Contoh Time Value of Money Karena berprestasi, Budi mendapat bonus dari kantornya. Namun ia diberi pilihan, mendapatkan uangnya senilai Rp100 juta sekarang; atau Budi bisa



13



menitipkan uangnya di rekening perusahaan dan dikreditkan setahun lagi karena ia belum perlu uang itu saat ini. Mereka yang paham nilai waktu uang akan menyarankan Budi menerima uangnya sekarang. Budi bisa menyimpan dana itu dalam deposito dengan bunga 4% per tahun (bersih setelah pajak). Setahun lagi uang Budi bertambah menjadi Rp104 juta. Uang Rp104 juta jelas lebih besar daripada uang Rp100 setelah satu tahun. Itulah contoh sederhana aplikasi time value of money. Aplikasi Lanjutan Konsep Nilai Waktu dari Uang Iwan adalah seorang investor cerdas yang punya dana cadangan sebesar Rp1 miliar. Iwan punya beberapa opsi investasi sebelum memakai uangnya 5 tahun lagi dari sekarang: Deposito dengan suku bunga 4% (net, misalnya begitu) Obligasi/sukuk pemerintah terjamin dengan suku bunga 6% (net setelah pajak) Investasi saham dengan potensi IHSG sebesar 10% yoy Iwan memutuskan menginvestasikan 100% uangnya dalam obligasi. Alasannya: Iwan perlu memakai dananya dalam 5 tahun mendatang dan dia tidak yakin bisa memperoleh 10% per tahun di saham karena sifat fluktuasi pasar saham. Misalnya: pada 2019 lalu IHSG hanya memperoleh 1%, meskipun IHSG pernah memperoleh 19,99% pada 2017 lalu. Nilai waktu dari uang Iwan jelas lebih bermanfaat diinvestasi dalam obligasi bersuku bunga tetap daripada ia mengalokasikan ke sarana lain dengan risiko yang belum jelas dan ia tidak bisa memaintainnya. Formula Time Value of Money Untuk menghitung time value of money, dapat dilakukan dengan:



14



Nilai sekarang (present value)



= PV



Nilai di masa depan (future value)



= FV



Suku bunga (interest)



=i



Waktu (time)



=n



Catatan: Untuk beberapa kalkulasi lain yang melibatkan cicilan atau pembayaran tetap, ada variabel lain pembayaran (payment), biasa dinotasikan PMT. Untuk beberapa kalkulasi lanjutan, ada juga yang menambahkan faktor pertumbuhan atau growth. Dapat dirumuskan sebagai berikut: FV = PV × ( 1 + i)^n PV = FV ÷ ( (1 + i)^n ) Dengan memahami nilai waktu uang (time value of money), maka investor atau pemilik kapital bisa membuat keputusan rasional untuk mengalokasikan uangnya dengan memilih sarana atau instrumen investasi yang lebih layak. Dengan memahami time value of money, peminjam dan pemberi pinjaman bisa memahami pentingnya nilai uang sehingga bisa membuat kesepakatan yang adil dan layak antara kedua belah pihak Untuk bisa mencapai target rencana keuangan di masa jangka panjang, kita harus mencari instrumen investasi yang peluang perolehannya jauh lebih besar daripada inflasi. Belum ada deposito yang menawarkan bunga di atas 5%, seberapa besar pun dana Anda. Kecuali Anda dapat deal khusus dari bankir. Di sinilah instrumen investasi saham atau reksadana punya keunggulan kompetitif. Secara rata-rata, investasi saham bisa mengalahkan inflasi. Katakanlah kita bisa mengolah portofolio saham dengan perolehan rata-rata 10% per tahun, maka kita sudah jauh lebih baik daripada di deposito. Dengan cara itu kita bisa memerangi inflasi.



15



16



BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Inflasi merupakan suatu proses melonjaknya harga secara umum dan terus menerus dalam jangka tertentu yang disebabkan oleh beberapa faktor. Teori-teori dari inflasi antara lain; Teori Inflasi Kuantitas, Teori Inflasi Keynes, dan Teori Inflasi Strukturalis. Apabila pemerintah menjalankan kebijakan moneter deficit spending ( pengeluaran lebih besar dari pendapatan) sedemikian rupa sehingga volume uang yang beredar terus bertambah, maka untuk beberapa waktu kemudian akan tumbuh suatu proses inflasi. Jenis-jenis dibagi menjadi; inflasi menurut tingkat presentase inflasi, menurut penyebab awal inflasi, inflasi berdasarkan sumber atau asalnya. Inflasi mempunyai dampak atau akibat yang luas sehingga dapat mempengaruhi



struktur



perekonomian.



Beriku



adalah



dampak



inflasi:



Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap uang baik sebagai medium of exchange, store of value maupun sebagai standart of value, inflasi dapat mengurangi minat masyarakat untuk menabung, berkurangnya kesediaan orang/badan untuk memberikan kredit, bank berusaha mendorong produksi dengan jalan memberikan investasi dan atau modal kerja, biasanya hanya akan menambah jumlah uang yang beredar yang berarti hanya akan mengkontrol inflasi ke arah tingkat yang lebih tinggi, terjadi kenaikan tarif pajak, hal ini menyebabkan keinginan untuk berbisnis menjadi menurun, inflasi cenderung menguntungkan orang-orang / badan-badan yang meminjam uang (debitur) dan merugikan orangorang/ badan-badan yang meminjamkan uang (kreditur). Cara mengatasi inflasi pada dasarnya harus diarahkan pada faktor-faktor yang menyebabkan perubahan harga dalam hal ini harga menjadi naik atau dengan perkataan lain nilai uang menjadi turun. Terdapat empat kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi inflasi antara lain;



17



kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kebijakan non moneter, dan kombinasi dari berbagai cara. Dari data di atas, mengacu ke periode 2007-2016, rata-rata inflasi tahunan umum Indonesia selama 10 tahun adalah 5,86% per tahun. Menggunakan kalkulasi akumulasi penurunan nilai setelah inflasi 10 tahun, nilai uang secara akumulatif turun -45,54% atau -5,90% YoY (year over year). Agar memudahkan maka dapat dibulatkan sebesar 6% per tahun. Dengan asumsi inflasi indonesia 10 tahun sebesar 6% per tahun, jika harga asal Rp1 juta, maka dalam beberapa tahun kenaikannya akan seperti: Dalam 5 tahun harganya akan jadi Rp1,2 juta, Dalam 10 tahun harganya akan jadi Rp1,8 juta, Dalam 20 tahun harganya akan jadi Rp3,2 juta, Dalam 30 tahun harganya akan jadi Rp5,7 juta. 3.2 SARAN Inflasi sangat mempengaruhi perekonomian suatu negara. Negara perlu mengambil kebijakan yang tepat agar inflasi dapat dikendalikan. Pemerintah juga harus bisa komitmen dalam mencapai target inflasi yang telah ditentukan, Melalui koordinasi kebijakan yang konsisten dengan sasaran inflasi tersebut. Sasaran inflasi diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaku usaha dan masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi.



18



DAFTAR PUSTAKA Firdaus. H Rachmat dan Maya A, 2011, PENGANTAR TEORI MONETER:serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional & Syariah, Bandung : ALFABETA. https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/pengenalan/Contents/Default.aspx https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/teori-inflasi/ https://bolasalju.com/artikel/edukasi/time-value-of-money-nilai-waktu-dari-uang/ https://bolasalju.com/artikel/inflasi-indonesia-10-tahun/ https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx



19