Infrastruktur Keairan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • putri
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INFRASTRUKTUR KEAIRAN 2



diajukan untuk mengikuti salah satu tugas mata muliah Pengembangan Sumber Daya Air yang diampu oleh Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd



Oleh Putri Milenia Sari 1705649



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2020



1



Kegiatan Belajar 10 : Infrastruktur Keairan 2 B.



Bangunan pengendali sedimen



1.



Sabo dam Sabo dam adalah bangunan pencegah alur sungai dari gejala erosi dan



turunnya permukaan dasar sungai akibat kemiringan dasar sungai yang curam.



Atau



biasa



disebut sebagai bangunan pengatur yang terbuat dari



konstruksi beton, pasangan batu atau bronjong kawat. Fungsi utama bendung pengatur adalah untuk mengatur jumlah sedimen yang bergerak secara fluvial dalam kepekatan yang tinggi, sehingga jumlah sedimen yang meluap ke hilir tidak berlebihan. Dengan demikian besarnya sedimen yang masuk akan seimbang dengan kemampuan daya angkut aliran air sungainya, sehingga sedimentasi pada daerah kipas pengendapan dapat dihindarkan. Pada sungai-sungai yang diperkirakan tidak akan terjadi banjir lahar, tetapi banyak menghanyutkan sedimen dalam bentuk gerakan fluvial, maka bendungbendung pengatur dibangun berderet-deret di sebelah hulu daerah kipas pengendapan. Untuk sungai-sungai yang berpotensi banjir lahar, maka bendungbendung ini dibangun di antara lokasi sistem pengendalian lahar dan daerah kipas pengendapan. Penentuan tempat kedudukan bendung, biasanya didasarkan pada tujuan pembangunannya sebagaimana tertera di bawah ini: a. Untuk tujuan pencegahan terjadinya sedimentasi yang mendadak dengan jurnlah yang sangat besar yang dapat timbul akibat terjadinya tanah longsor, sedimen luruh, banjir lahar dan lain-lain maka tempat kedudukan bendung haruslah diusahakan pada lokasi di sebelah hilir dari daerah sumber sedimen yang labil tersebut, yaitu pada alur sungai yang dalam, agar dasar sungai naik dengan adanya bendung tersebut b. Untuk tujuan pencegahan terjadinya penurunan dasar sungai, tempat kedudukan bendung haruslah sebelah hilir dari diusahakan penempatannya di ruas sungai tersebut. Apabila ruas sungai tersebut cukup panjang, maka



2



diperlukan beberapa buah bendung yang dibangun secara berurutan membentuk terap-terap sedemikian, sehingga pondasi bendung yang lebih hulu dapat tertimbun oleh tumpukan sedimen yang tertahan oleh bendung di hilirnya. c. Untuk tujuan memperoleh kapasitas tampung yang besar, maka tempat kedudukan bendung supaya diusahakan pada lokasi di sebelah hilir ruas sungai yang lebar sehingga dapat terbentuk semacam kantong. Kadangkadang bendung ditempatkan pada sungai utama di sebelah hilir muara anak-anak sungai yang biasanya berupa sungai arus deras (torrent) dapat berfungsi sebagai bendung untuk penahan sedimen baik dari sungai utama maupun dari anak-anak sungainya.



Gambar 1. Tampa atas serta potongan bangunan sabo



3



Gambar 2. Jenis Sabo dam



Gambar 3. Bangunan Sabo Dam



Gambar 4. Sabo dam penahan rusak akibat banjir lahar atau lumpur



4



2.



Bendung pengendali banjir lahar Bangunan pencegah sedimen luruh (debris) yang terjadi di daerah



pegunungan akibat luapan lahar dari meletusnya gunung berapi. Bangunan ini terdiri dari bendung penahan (bendung utama), kantong-kantong lahar, sub dam, dan lantai lindung. Aliran debris adalah aliran sedimen ( lahar ) dalam jumlah yang banyak akibat erupsi lahar yang disertai awan panas dan mengalir ke sungai berdasarkan kemiringan gunung. Pergerakan aliran debris bila tidak diantisipasi dengan baik akan menimbulkan bahaya banjir lahar dingin yang akan membahayakan kehidupan manusia di sekitarnya termasuk fasilitas-fasilitas di sekitar gunung. Bendung-bendung penahan dibangun di sebelah hulu yang berfungsi memperlambat gerakan dan berangsur-angsur mengurangi volume banjir lahar. Untuk menghadapi gaya-gaya yang terdapat pada banjir lahar maka diperlukan bendung penahan yang cukup kuat. Selain itu untuk menampung benturan batubatu besar, maka mercu dan sayap bendung harus dibuat dari beton atau pasangan yang cukup tebal dan dianjurkan sama dengan diameter maksimum batu-batu yang diperkirakan akan melintasi. Sangat sering runtuhnya bendung penahan disebabkan adanya kelemahan pada sambungan konstruksinya, oleh sebab ini sambungan-sambungan harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Walaupun terdapat sedikit perbedaan perilaku gerakan sedimen, tetapi metode pembuatan desain untuk pengendaliannya hampir sama, kecuali perbedaan pada konstruksi sayap mercu serta ukuran pelimpah dan bahan tubuh bendung. Untuk bendung pengendali gerakan sedimen secara fluvial yang bahannya berbutir halus, mercunya dapat dibuat lebih tipis. Bahan untuk tubuh beton selain beton dan pasangan batu dapat juga dari kayu, bronjong kawat, atau tumpukan batu. Sedangkan untuk bendung penahan gerakan massa biasanya digunakan beton dan pasangan batu. Tipe bendung yang dipakai adalah tipe gravitasi yang lebih rendah dari 15 m.



5



Gambar 5. Bendung pengatur alur membentuk trap 3.



Kantong lahar Bangunan penampung sedimentasi (lahar) untuk selama mungkin atau



untuk sementara pada ruangan-ruangan yang dibangun khusus. Suplai sedimen yang berlebihan akan menimbulkan penyempitan penampang sungai dan kapasitas alirannya akan mengecil. Di waktu banjir, maka aliran banjir yang melalui ruas-ruas yang sempit akan meluap dan menyebabkan terjadinya banjir yang merugikan. Salah satu usaha yang dilaksanakan dalam rangka mengurangi suplai sedimen ini adalah menampungnya baik untuk selama mungkin atau untuk sementara pada ruangan-ruangan yang dibangun khusus yang disebut kantong lahar. Dalam rangka pengendalian banjir lahar, kantong lahar ini merupakan salah satu komponen sistem pengendalian banjir lahar. Di saat terjadinya banjir lahar, bahan-bahan yang berukuran besar diharapkan dapat tertahan pada deretan bendung penahan, sedangkan kantong-kantong lahar diharapkan dapat berfungsi menahan dan menampung bahan-bahan berbutir lebih halus (pasir dan kerikil), Dengan demikian suplai sedimen ke bagian hilirnya akan dapat dikurangi, hingga pada tingkat yang seimbang dengan kemampuan daya angkut aliran sungai sampai muaranya. Selanjutnya pada daerah gunung berapi yang masih aktif, suplai sedimen akan berlangsung secara terus-menerus tanpa berakhir.



6



Gambar 6. Kantong Lahar



Gambar 7. Kantong lahar Kali Batang Gunung Merapi C.



Bangunan persungaian utama



1.



Bendung Bendung adalah bangunan yang melintang sungai guna mengatur aliran



sungai, meninggikan muka air dan memanfaatkannya guna keperluaan air baku dan pengendalian banjir. Klasifikasi berdasarkan fungsi: a. Bendung pembagi banjir: bangunan untuk mengatur muka air, sehingga terjadi pemisahan antara debit banjir dan debit rendah sesuai dengan kapasitas yang telah ditetapkan. b. Bendung penahan air pasang: dibangun untuk mencegah masuknya air asin dan untuk menjamin agar aliran sungai senantiasa dalam keadaan normal. c. Bendung penyadap: dibangun untuk mengatur muka air dan meyadap airnya untuk keperluan air baku.



7



Klasisfikasi berdasarkan tipe konstruksi: a. Bendung tetap: bendung yang tidak dapat mengatur tinggi dan debit air sungai (mercu tetap). Pada bendung tetap, elevasi muka air di hulu bendung berubah sesuai dengan debit sungai yang sedang melimpas (muka air tidak bisa diatur naik ataupun turun). Bendung tetap biasanya dibangun pada daerah hulu sungai. Pada daerah hulu sungai kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih curam dari pada di daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air di bendung tetap (fixed weir) yang dibangun di daerah hulu tidak meluber kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena terkurung oleh tebing-tebingya yang curam. b. Bendung gerak: bendung digunakan untuk mengatur tinggi dan debit air sungai dengan pembukaan pintu-pintu yang terdapat pada bendung tersebut. Pada bendung gerak, elevasi muka air di hulu bendung dapat dikendalikan naik atau turun sesuai yang dikehendaki dengan membuka atau menutup pintu air (gate). Bendung gerak biasanya dibangun pada daerah hilir sungai atau muara. Pada daerah hilir sungai atau muara sungai kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih landai atau datar dari pada di daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air sisi hulu bendung gerak yang dibangun di daerah hilir bisa diturunkan dengan membuka pintu-pintu air (gate) sehingga air tidak meluber kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena air akan mengalir lewat pintu yang telah terbuka kea rah hilir (downstream). c. Bendung kombinasi: bendung yang berfungsi ganda sebagai bendung gerak dan bendung gerak.



Gambar 8. Bendung tetap



8



Gambar 9. Bendung lengkung. Bagian-bagian Bendung



Gambar 10. Bagian-bagian Bendung a. Ambang Tetap Bangunan air ini dengan kelengkapannya dibangun melintang sungai atau sudetan, dan sengaja dibuat untuk meninggikan muka air dengan ambang tetap sehingga air sungaii dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke jaringan irigasi. Ada beberapa jenis ambang tetap berdassarkan pelimpahnya yang sering digunakan, diantaranya disebutkan di Bawah. 1) Pelimpah Lurus Pelimpah lurus umumnya banyak digunakan dan dikembangkan untuk bendung tetap. Dibangun melintang di palung sungai dan tegak lurus antara tembok pangkal dan atau pilar pembilas bendung. Mengarah tegak lurus terhadap aliran sungai. Aliran sungai yang keluar dari bendung ke hilir akan



9



merata dan tidak terkonsentrasi pada satu bagian, sehingga penggerusan setempat dihilir bendung tidak terpusat pada suatu tempat. 2) Pelimpah Lengkung Pelimpah lengkung adalah alternatif lain dari bentuk lurus. Lengkungan pelimpah berbentuk mengarah ke udik dengan jarak lengungan biasanya sekitar 1/10 sampai dengan 1/20 dari lebar bentang. Bentuk ini akan melimpahkan aliran sungai lebih besar dibandingkan dengan bentuk lurus karena bentangnya lebih panjang. Umumnya dibangun di daerah dasar sungai dari jenis batuan keras sehingga penggerusan setempat hilir bendung tidak perlu dikhawatirkan. 3) Pelimpah Berbentuk Gergaji Pelimpah berbentuk gergaji diperlukan bila panjang ambang tidak mencukupi dan biasanya untuk sungai dengan lebar yang kecil tapi debiy airnya besar. Maka dengan tipe akan didapat panjang ambang yang lebih besar, maka dengan demikian akan didapatkan kapasitas pelimpahan debit yang besar. Mengingat bentuk fisik ambang dan karakter hidrolisnya, disarankan bentuk tipe gergaji ini dipakai pada saluran. Dalam hal diterapkan disungai harus memenuhi syarat-syarat berikut : 1) Debit relatif stabil; 2) Tidak membawa material terapung berupa batang-batang pohon; 3) Efektivitas panjang bendung gergaji terbatas pada kedalaman pelimpasan tertentu.



b. Mercu Bendung Pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung pelimpah, yaitu tipe bulat dan tipe ogee. Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu ataupun bentuk kombinasi dari keduanya. Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir untuk kedua tipe mercu adalah 1:1.



10



1) Mercu Bulat Mercu bulat pada sungai akan banyak memberikan keuntungan karena bangunan ini akan mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisien debit menjadi lebih tinggi karena lengkung streamline dan tekanan menjadi negatif pada mercu. 2) Mercu Ogee Mercu ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi. Oleh karena itu mercu ini tidak akan memberikan tekanan subatmosfir pada permukaan mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana. Untuk debit yang lebih rendah, air akan meberikan tekanan pada mercu.



c. Tembok Pangkal Tembok pangkal bisa diuraikan lagi sesuai fungsinya menjadi Tembok Sayap Hilir, Tembok Pangkal, Tembok Sayap Udik dan Pengarah Arus. Dengan posisi tembok bisa dilihat pada skema di bawah ini.



11



1) Tembok Sayap Hilir Tembok sayap hilir adalah tembok sayap yang terletak dibagian kanan dan kiri peredam energi bendung yang menerus ke hilir dari tembok pangkal bendung dengan bentuk dan ukuran yang berkaitan dengan ukuran peredam energi. Fungsinya sebagai pembatas, pengarah arus dan longsoran teing sungai di hilir bangunan dan pencegah aliran samping. 2) Tembok Pangkal Bendung Tembok pangkal bendung adalah tembok yang berada di kiri kanan pangkal bendung dengan tinggi tertentu yang menghalangi luapan aliran pada debit desain tertentu ke samping kiri dan kanan. 3) Tembok Sayap Udik dan Pengarah Arus Tembok sayap udik adalah tembok sayap yang menerus ke udik dari tembok pangkal dengan bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan fungsinya sebagai pengarah arus, pelindung tebing dan atau pelindung tanggul penutup dari arus yang deras. d. Peredam Energi Bangunan peredam energi bendung adalah struktur dari bangunan di hilir tubuh bendung yang terdiri dari berbagai tipe, bentuk dan di kanan kirinya dibatasi oleh tembok pangkal bendung dilanjutkan dengan tembok sayap hilir dengan bentuk tertentu. Fungsi bangunan yaitu untuk meredam energi air akibat pembendungan, agar air di hilir bendung tidak menimbulkan penggerusan setempat yang membahayakan struktur. 1) Peredam Energi Lantai Hilir dengan Ambang Akhir Bangunan peredam energi bendung tipe lantai hilir datar dengan ambang akhir adalah bagian di hilir bendung yang merupakan kolam olak terdiri atas lantai hilir mendatar, tanpa lengkungan pada transisi antara bidang hilir tubuh bendung dengan lantai horizontal. Dan di bagian ujung lantai dilengkapi dengan ambang akhir berkotak-kotak. Dibatasi oleh tembok pangkal bentuk tegak di bagian kiri kanannya. Fungsinya untuk meredam energi



air



agar



tidak



menimbulkan



penggerusan



setempat



yang



membahayakan bangunan bagian hilir. Pada tipe ini pemecahan energi air ditimbulkan terutama oleh gesekan air dengan air, lantai dan dinding



12



bangunan. Aliran yang keluar ke sungai dari bangunan diratakan oleh ambang akhir yang berkotak-kotak. Tipe ini dipilih untuk peredam energi bendung yang berlokasi di sungai-sungai dengan angkutan sedimen dominan fraksi kerikil dan pasir.



2) Peredam Energi Cekung Pemanfaatan bangunan peredam energi tipe cekung atau tipe bucket pada bendung tetap di sungai torensial banyak digunakan. Tipe ini dipilih untuk digunakan pada bendung-bendung yang berlokasi pada sungai dengan kemiringan dasar sungai yang curam dengan angkutan sedimen batu gelundung yang terbawa aliran sewaktu banjir. Peredam energi tipe cekung adalah bagian di hilir tubuh bendung berbentuk lantai cekung masif, dilengkapi dengan ambang akhir (apron lip) dan dibatasi oleh tembok pangkal di bagian kanan kirinya. Fungsi bangunan yaitu untuk menjauhkan kedung penggerusan setempat dari bangunan dan menghindarkan benturan batu langsung pada permukaan bangunan.



3) Peredam Energi Berganda Bendung peredam energi berganda sangat cocok dibangun di sudetan sungai dengan ketinggian lebih dari 10 m. Karena akan dapat mengurangi jumlah galian sudetan dan pematahan energi air yang besar sehingga tidak



13



menimbulkan penggerusan setempat yang dalam. Peredam energi tipe berganda adalah struktur di bagian hilir tubuh bendung yang merupakan kolam olak berganda, yang masing-masing kolam olak dilengkapi dengan lantai datar dan ambang akhir pembentuk olakan. Di bagian kiri kanannya dibatasi oleh tembok pangkal bentuk tegak. Keuntungan pemakaian tipe ini antara lain yaitu pematahan energi yang besar karena dua ruang olakan sehingga penggerusan setempat menjadi lebih dangkal, jauh lebih stabil karena bentuknya yang besar, dan kerusakan lantai dan tubuh bendung akibat terjunan air dapat dihindari.



4) Peredam Energi Tipe USBR Peredam energi tipe USBR dikembangkan oleh USBR (United States Bureau of Reclamation) dengan kriteria desain yang bisa dilihat pada Hydraulic Design of Stilling Basin and Energy Dissipators. Ada 3 bentuk peredam energi yang diberikan oleh USBR sebagaimana yang terlihat pada gambar di bawah.



2.



Bendungan Bendungan adalah bangunan yang dibuat melintang sungai



sebagai sarana untuk mengendalikan banjir, melestarikan tanah dan sumber-sumber air serta pengendalian erosi. Manfaatkan yang diharapkan dari bendungan adalah:



14



a. Tempat



penampung



air



untuk



persediaan



dimusim kemarau



dan pada waktu musim hujan dapat mengurangi debit banjir di hilir bendungan. b. Tempat pengendapan lumpur dan pasir (sedimen) yang terbawa air sebagai hasil erosi di daerah pengaliran sungai di hulu bendungan. c. Sebagian air di waduk ini akan keresap ke dalam tanah dan sekitarnya sehingga memperbesar cadangan air tanah dan memperbesar ketersediaan air pada musim kemarau. d. Air waduk dimanfaatkan untuk keperluan irigasi, air baku, perikanan, PLTA, dan tempat rekreasi.



Gambar: Bendungan tipe urugan dan beton 2. Pintu Air



Gambar Pintu Air Pintu air merupakan struktur bendungan yang berguna untuk mengatur aliran air baik masuk maupun keluar yang terdiri dari daun pintu, rangka pengatur arah gerakan, angker dan hoist. Daun pintu yang berguna untuk menahan tekanan



15



air, sedangkan rangka pengatur gerakan berguna untuk menjaga agar daun pintu bergerak sesuai dengan perencanaan.  Bagian angker sendiri berfungsi untuk menopang rangka pengatur arah gerakan. Hal ini berguna untuk memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton. Dan untuk bagian hoist berguna untuk mengatur daun pintu agar mudah untuk dibuka maupun ditutup. 3. Pintu Pengambilan



Gambar Pintu Pengambil



Pintu pengambilan merupakan bagian bendungan yang berfungsi untuk mengatur laju debit air serta manahan benda padat seperti sampah dan lainnya masuk ke dalam bendungan.  Bagian pintu pengambil biasanya dibuat 1 - 2 buah di samping kanan maupun kiri pintu utama, namun yang perlu diperhatikan apabila pintu pengambilan dibuat 2 buah, maka dibutuhkan pula pendirian bangunan penguras sebanyak 2 buah untuk mendukungnya. Apabila tidak maka bagian gorong -



16



gorong pada bendungan yang akan difungsikan sebagai pengambilan sehingga pembuatan bangunan pengambilan bisa satu buah saja. 4. Kolam Peredam Energi



Gambar Kolam Peredam Energi Kolam peredam energi merupakan bagian bendungan yang dibuat untuk menahan laju air yang cukup deras pada palung dan sodetan. Bangunan ini dibuat untuk mengurangi potensi gerusan setempat yang dibuat dengan bentuk hidrolis dari kolam peredam energi. Bangunan ini merupakan perpaduan antara penampang miring, penampang lengkung dan penampang lurus. 5. Pintu Penguras



Gambar Pintu Penguras



17



Pintu penguras adalah bagian yang berfngsi untuk menguras endapan yang ada pada bagian udik pintu tersebut dimana pintu ini berada di antara dinding tegak sebelah kiri atau kanan bendung dengan pilar atau pilar dengan pilar.  Bangunan ini biasanya dibangun di sebelah kanan atau kiri bendung yang tergantung pada letak pintu pengambilan dan jika posisi pintu pengambilan berada di sebelah kanan, maka pembangunan pintu penguras pun dilakukan pada sisi kanan yang begitu pula sebaliknya.



Buat gambar fungsinya



bagian-bagian



dari



bendungan



&



3. Pintu air Pintu air (gate, sluice) dibangun memotong tanggul sungai berfungsi sebagai pengatur aliran untuk pembuang (drainase), penyadap dan pengaur lalu lintas air. Konstruksi pintu terbagi 2 (dua) yaitu dalam bentuk pintu saluran terbuka (gate) dan pintu saluran tertutup/terowongan (sluice).



Gambar: Konstruksi dan bagian utama pintu tipe saluran dan terowongan.



18



Gambar Pintu Air



Gambar Pintu Air Pintu air merupakan bangunan memotong tanggul sungai yangt berfungsi sebagai pengatur aliran air untuk pembangunan ( drainase ), penyadapan, dan pengatur lalu lintas air. Pintu air sebagai penyadap berfungsi untuk mengatur besarnya debit air yang dialirkan ke dalam system saluran air, sehingga pintunya dapat diatur sesuai dengan debit yang diinginkan, sebagai pengatur lalu lintas air, pintu air selalu dibuka dan di



19



tutup secara periodik sebagai lalu lintas pelayaran kapal – kapal (Sosrodarsono, 1994). Menurut Soedibyo (1993), bagian – bagian yang penting dari pintu air antara lain : 1) Daun pintu ( gate leaf ). Adalah bagian pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air, pada pintu air yang berat dapat digunakan roda – roda ( roller ) agar gerakkannya menjadi ringan. 2) Rangka pengatur arah gerakan ( guide frame ). Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu 15 sesuai dengan yang direncanakan, agar tidak ada rembesan air maka digunakan lapisan penutup ( seal ) yang kuat dan rapat.



3) Angker ( anohorage ). Adalah baja atau besi yang ditanam dalam beton dan digunakan untuk menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton. 4) Hoist. Adalah alat untuk menggerakan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah 4. Stasiun pompa Bangunan yang difungsikan untuk memompa air dari daerah yang lebih rendah



dan



memindahkannya ke



daerah



yang lebih tinggi, agar



genangan akibat banjir dari sungai tidak terlalu lama. Atau menaikan air dari dari alur sungai yang dalam untuk berbagai keperluan di dataran kanankiri sungai tersebut.



20



Bangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilihan apabila upayaupaya penyadapan air secara gravitasi tidak memungkinkan untuk dilakukan, baik dari segi teknis maupun ekonomis. Salah satu karakteristik pengambilan irigasi dengan pompa adalah investasi awal yang tidak begitu besar namun biaya operasi dan eksploitasi yang sangat besar.



Gambar: Stasiun pompa drainase



Gambar Stasiun Pompa



21



5. Bangunan penerus dan laluan ikan (fish way) Bangunan penerus digunakan untuk mengatasi kemiringan dan perbedaan



elevasi



yang



cukup



besar



sehingga diharapkan



permukaan air bisa diatur dengan elevasi yang relatif datar. Bentuk bangunannya merupakan bendung gerak yang berpintu ganda. Laluan ikan dibuat untuk memberikan kesempatan kepada ikan agar bisa menuju ke daerah udik akibat adaya bangunan bendung atau pintu air. Fishway atau



laluan ikan



merupakan saluran yang didesain



untuk mempermudah ikan melewati bangunan kon-struksi melintang sungai yang dibuat manusia (Katopodis, 1992:1).Dengan adanya bangunan melintang pada sungai yang tidak dilengkapi dengan fishway akan berakibat pada keseimbangan ekosistem pada sungai tersebut Kemampuan berenang ikan merupakan salah satu faktor penting dalam perencanaan suatu fishway.Kemampuan berenang ikan bisa dijadikan sebagai parameter fishwaytidak



melebihi



apakah



kecepatan



aliran



pada



kecepatan berenang ikan terlemah yang



diprediksi akan melalui fishway Ikan dan hewan invertebrata bermigrasi ke hulu mengikuti arus sungai. Jalan masuk fishway harus mudah ditemukan oleh organisme



atau



ikan



yang



akanbermigrasi



ke



hulu.



Pada



umumnyafishwayterletak di tepi sungai (Anonim, 2002:22).



Pada pelengkap optimal.



perencanaan fishway juga



dibutuhkan



bangunan



untuk mendukung agar fishway dapat bekerja secara Beberapa



macam



bangunan



pelengkap fishway,



diantaranya yaitu kolam istirahat, pengaman dari aliran debris, pintu air, perangkap, saluran transisi, dan lain-lain. Pemilihan bangunan pelengkap untuk fishway ini disesuaikan dengan kebutuhan pada saat perencanaan fishway.



22



Gambar: Bangunan penerus Laluan ikan



Gambar:



Gambar Laluan Ikan



23



Tirai tedap air



Tram-many pondaii



Gambar Bangunan Penerus 1) Ruang pintu Ruang pintu berfungsi untuk tempat mengatur pembukaan dan penutupan pintu, yang biasanya terdiri dari dinding camping dan lantai pintu serta dilengkapi dengan terowongan pengisisan atau pengosongan ruang tunggu. Jika digunakan pintu geser maka iuang pintu dilengkapi dengan menara pengangkat pintu. Lantai harus cukup tebal agar bobotnya mampu mengimbangi gaya angkat, dilengkapi dengan tirai kedap air yang mampu memperlambat aliran rembesan, sehingga gejala piping dapat dicegah, terutama pada saat terjadi perbedaan elevasi muka air yang paling besar. Pada saat pintu geser dibuka penuh supaya terdapat tinggi jagaan yang mencukupi, sehingga kapal-kapal dapat melintasi ruangan pintu secara aman. Ruangan pintu dibangun dengan konstruksi beton bertulang dan pelaksanaannya hampir sama dengan cara pelaksanaan pembangunan pintu air. 2) Kolam Tunggu Kolam tunggu terdiri dari dinding samping dan lantai. Dinding samping biasanya berposisi vertikal, tetapi kadang-kadang agak miring keluar. Ditinjau dari konstruksinya dinding samping dan lantai dapat dibangun secara terpisah, tetapi dapat juga disatukan. Dinding samping vertikal biasanya dibangun dengan bahan beton biasa, beton bertulang atau tiang sekat baja, sedangkan dinding samping miring dibangun dari pasangan bata atau pasangan blok beton. Lantai yang konstruksinya terpisah dari dinding samping biasanya dibangun dari pasangan batu, blok beton atau beton biasa, untuk lantai yang konstruksinya disatukan dengan dinding samping dibuat dari beton bertulang.



3) Terowongan pengisisan dan pengosongan Terowongan penginsian dan perigosongañ kolam tunggu berfungsi mengatiir elevitsi muka Air dalam kolam tersebut. Terowongan tersebut ditempatkan di bagian bawah ruan pintu dan dilengkapi dengan katup pengatur aliran. Katup pengatur aliran dapat berupa pintu geser, pintu tipe kipas atau pintu put. Penampang terowongan ditentukan berdasarkan lama waktu tunggu dan kecepatan naik-tuninnya muka air dalam kolam tunggu. Kenaikan dan penurunan .elevasi ,muka air yang terlalau cepat dapat menimbulkan goncangan yang dapat membahayakan kapal- kapal yang terdapat di kolam tunggu. Kecepatan kenaikan elevasi muka .air yang paling aman umumnya 10 - 30 m/dtk.