Inovasin Penyuluhan - Rinto [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS 1 “ INOVASI PENYULUHAN “



DISUSUN OLEH : RINTO FEBRIAN MA’DIN 2C 05.03.20.2112



D-IV PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN JURUSAN PETERNAKAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA 2021



MATERI PENYULUHAN PETERNAKAN 1. Budidaya Ternak Kambing A.   Pendahuluan       Teknik budidaya ternak kambing adalah cara memelihara ternak kambing yang baik dan benar sesuai anjuran meliputi “Sapta Usaha” atau 7 Usaha yaitu: 1.    Pemilihan bibit yang baik 2.    Pemberian pakan yang berkualitas dan berkuantitas 3.    Tatalaksana Perkandangan 4.    Program Kesehatan Ternak 5.    Manajemen Pemeliharaan 6.    Penanganan Panen, pasca panen dan pemasaran 7.    Manajemen Usaha Keuntungan beternak kambing adalah : Ø  Mudah dipelihara dan cepat menghasilkan Ø  Tidak memerlukan tempat usaha yang luas Ø  Mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (daging, susu, hasil ikutan dan pupuk) Ø  Jenis kambing yang banyak diusahakan adalah kambing kacang (lokal ) dan kambing PE (Peranakan Ettawa) tipe daging dan perah (susu). 1.    Pemilihan Bibit yang baik a.    Produktif dan berasal dari keturunan yang sehat b.    Normal dan tidak cacat c.    Bulu halus ,berkilat dan bersih Pejantan : Ø  Badan panjang ,lebar dan dalam Ø  Punggung lurus kebelakang dan padat Ø  Buah zakar normal, penampilan gagah, aktif dan nafsu kawinnya besar.



Induk : Ø  Dada dan Pinggang lebar, punggung lurus ke belakang dan padat Ø  Tidak terlalu gemuk Ø  Mempunyai sifat keibuan Ø  Ambing susu normal dan simetris Bibit Peranakan Ettawa : Ø  Bulu belang hitam putih, coklat kehitanan atau hitam sama sekali Ø  Tanduk kecil; muka cembung; daun telinga panjang terkulai ke bawah; paha, ekor dan dagu berbulu panjang Ø  Jantan : tinggi minimal 65 cm ,umur 12-18 bulan (minimal ganti gigi 1 pasang, maximum ganti gigi 2 pasang ), berat badan 20-25 kg Ø  Betina  : tinggi minimal 55 cm ,umur 8-12 bulan (maximum ganti gigi 1 Pasang ), berat badan 15-25 kg. Pemulia Biakan (Breeding) : Kambing sudah dapat dikawinkan pada umur 9 bulan (betina) dan 12 bulan (Jantan) Tanda-tanda birahi pada kambing betina : ·         Gelisah, nafsu makan berkurang, suka menaiki dan dinaiki kawannya, suka mendekati pejantan dan ekornya sering di kibas-kibaskan ·         Kemaluannya kemerah-merahan, bengkak, hangat, keluar lendir bening dan sering kencing. ·         Waktu yang baik mengawinkan Kambing betina 15-18 jam setelah terlihat tanda-tanda birahi atau menggabungkannya dengan kambing penjantan ·         Lama kebuntingan 144 - 156 hari, ternak yang bunting jangan di campur dengan pejantan dan kambing lain ·         Perbandingan jantan dengan betina : 1 pejantan : 10 betina B.   Pemberian Pakan yang berkualitas dan berkuantitas 1.    Pakan yang berkualitas dan berkuantitas artinya pakan yang bermutu / bernilai gizi baik dan  mencukupi kebutuhan Jenis hijauan makanan ternak (HMT) kambing adalah :



a.    Rumput-rumputan : rumput alam, rumput unggul (gajah, king grass, setaria, benggala) dan lain-lain. b.    Kacang-kacangan : lamtoro, turi, kaliandra,albasia, calopo, dan lain-lain. c.    Sisa/ limbah pertanian  : daun ubi, daun jagung , daun nangka, jerami kacang tanah, jerami kacang kedele, daun/kulit pisang. d.    Konsentrat (makanan penguat) dan makanan tambahan (feed additive): yaitu campuran dari unsur lengkap protein,karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral ; misalnya ampas tahu, Milton S ad libitum (terus menerus,selalu ada  dan secukupnya. 2.   Cara Pemberian Pakan : secara umum 10 % dari berat badan Kambing dewasa          :  rumput-rumputan, ± 5 kg dan kacang-kacangan ± 1-1,5 kg/ekor/hari : tambahan konsentrat untuk induk bunting 0,5-1,0 kg/ekor/hari : induk              menyusui ( 1 ekor anak ) 0,5kg/ekor/hari dan (2 ekor anak ) 1,0 kg/ekor/hari Anak lepas sapih          :  Pakan hijauan yang mudah dicerna 0.5-1,0 kg + (umur di atas 3 bulan)     konsentrat 0,5 kg/ekor/hari.



C.   Tata Laksana Perkandangan 1.    Fungsi Kandang Ø  Tempat berlindung dari gangguan pemangsa, terik matahari, hujan, panas, angin serta cuaca buruk.   Ø  Tempat perawatan kesehatan ,tempat pemberian pakan dan minum Ø  Tempat berkembang biak (kawin dan beranak) 2.    Syarat Kandang Ø  Bangunan dari bahan yang kuat,murah dan mudah didapat Ø  Lokasi kering/lebih tinggi dari tempat sekitar dan drainase (Saluran air) Ø  Jarak kandang agak jauh dari tempat keramaian,rumah,sumur dan lain-lain.



Ø  Menghadap ke timur /cukup mendapat sinar matahari secara merata,ventilasi udara cukup,terlindung dari hembusan angin secara langsung Ø  Ada tempat makan/minum,peralatan kebersihan dan pakaian  kerja petugas Ø  Tempat makan dibuat sesuai dengan tinggi leher kambing Ø  Lantai kandang dibuat agak jarang ± 1 cm agar kotoran dapat jatuh ke bawah Ø  Kandang dibuat bersekat untuk memisahkan kambing sesuai jenis dan umur Ø  Bahagian bawah kandang di buat lubang untuk menampung kotoran.



APR 26



MATERI PENYULUHAN TENTANG BUDIDAYA TERNAK KAMBING A.   Pendahuluan       Teknik budidaya ternak kambing adalah cara memelihara ternak kambing yang baik dan benar sesuai anjuran meliputi “Sapta Usaha” atau 7 Usaha yaitu: 1.    Pemilihan bibit yang baik 2.    Pemberian pakan yang berkualitas dan berkuantitas 3.    Tatalaksana Perkandangan 4.    Program Kesehatan Ternak 5.    Manajemen Pemeliharaan 6.    Penanganan Panen, pasca panen dan pemasaran 7.    Manajemen Usaha Keuntungan beternak kambing adalah : Ø  Mudah dipelihara dan cepat menghasilkan Ø  Tidak memerlukan tempat usaha yang luas Ø  Mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (daging, susu, hasil ikutan dan pupuk) Ø  Jenis kambing yang banyak diusahakan adalah kambing kacang (lokal ) dan kambing PE (Peranakan Ettawa) tipe daging dan perah (susu).



 1.    Pemilihan Bibit yang baik a.    Produktif dan berasal dari keturunan yang sehat b.    Normal dan tidak cacat c.    Bulu halus ,berkilat dan bersih Pejantan : Ø  Badan panjang ,lebar dan dalam Ø  Punggung lurus kebelakang dan padat Ø  Buah zakar normal, penampilan gagah, aktif dan nafsu kawinnya besar. Induk : Ø  Dada dan Pinggang lebar, punggung lurus ke belakang dan padat Ø  Tidak terlalu gemuk Ø  Mempunyai sifat keibuan Ø  Ambing susu normal dan simetris Bibit Peranakan Ettawa : Ø  Bulu belang hitam putih, coklat kehitanan atau hitam sama sekali Ø  Tanduk kecil; muka cembung; daun telinga panjang terkulai ke bawah; paha, ekor dan dagu berbulu panjang Ø  Jantan : tinggi minimal 65 cm ,umur 12-18 bulan (minimal ganti gigi 1 pasang, maximum ganti gigi 2 pasang ), berat badan 20-25 kg Ø  Betina  : tinggi minimal 55 cm ,umur 8-12 bulan (maximum ganti gigi 1 Pasang ), berat badan 15-25 kg. Pemulia Biakan (Breeding) : Kambing sudah dapat dikawinkan pada umur 9 bulan (betina) dan 12 bulan (Jantan) Tanda-tanda birahi pada kambing betina :



·         Gelisah, nafsu makan berkurang, suka menaiki dan dinaiki kawannya, suka mendekati pejantan dan ekornya sering di kibas-kibaskan ·         Kemaluannya kemerah-merahan, bengkak, hangat, keluar lendir bening dan sering kencing. ·         Waktu yang baik mengawinkan Kambing betina 15-18 jam setelah terlihat tanda-tanda birahi atau menggabungkannya dengan kambing penjantan ·         Lama kebuntingan 144 - 156 hari, ternak yang bunting jangan di campur dengan pejantan dan kambing lain ·         Perbandingan jantan dengan betina : 1 pejantan : 10 betina B.   Pemberian Pakan yang berkualitas dan berkuantitas 1.    Pakan yang berkualitas dan berkuantitas artinya pakan yang bermutu / bernilai gizi baik dan  mencukupi kebutuhan Jenis hijauan makanan ternak (HMT) kambing adalah : a.    Rumput-rumputan : rumput alam, rumput unggul (gajah, king grass, setaria, benggala) dan lain-lain. b.    Kacang-kacangan : lamtoro, turi, kaliandra,albasia, calopo, dan lain-lain. c.    Sisa/ limbah pertanian  : daun ubi, daun jagung , daun nangka, jerami kacang tanah, jerami kacang kedele, daun/kulit pisang. d.    Konsentrat (makanan penguat) dan makanan tambahan (feed additive): yaitu campuran dari unsur lengkap protein,karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral ; misalnya ampas tahu, Milton S ad libitum (terus menerus,selalu ada  dan secukupnya. 2.    Cara Pemberian Pakan : secara umum 10 % dari berat badan Kambing dewasa          :  rumput-rumputan, ± 5 kg dan kacang-kacangan ± 1-1,5 kg/ekor/hari : tambahan konsentrat untuk induk bunting 0,5-1,0 kg/ekor/hari : induk              menyusui ( 1 ekor anak ) 0,5kg/ekor/hari dan (2 ekor anak ) 1,0 kg/ekor/hari Anak lepas sapih          :  Pakan hijauan yang mudah dicerna 0.5-1,0 kg + (umur di atas 3 bulan)     konsentrat 0,5 kg/ekor/hari.



C.   Tata Laksana Perkandangan 1.    Fungsi Kandang Ø  Tempat berlindung dari gangguan pemangsa, terik matahari, hujan, panas, angin serta cuaca buruk.   Ø  Tempat perawatan kesehatan ,tempat pemberian pakan dan minum Ø  Tempat berkembang biak (kawin dan beranak) 2.    Syarat Kandang Ø  Bangunan dari bahan yang kuat,murah dan mudah didapat Ø  Lokasi kering/lebih tinggi dari tempat sekitar dan drainase (Saluran air) Ø  Jarak kandang agak jauh dari tempat keramaian,rumah,sumur dan lain-lain. Ø  Menghadap ke timur /cukup mendapat sinar matahari secara merata,ventilasi udara cukup,terlindung dari hembusan angin secara langsung Ø  Ada tempat makan/minum,peralatan kebersihan dan pakaian  kerja petugas Ø  Tempat makan dibuat sesuai dengan tinggi leher kambing Ø  Lantai kandang dibuat agak jarang ± 1 cm agar kotoran dapat jatuh ke bawah Ø  Kandang dibuat bersekat untuk memisahkan kambing sesuai jenis dan umur Ø  Bahagian bawah kandang di buat lubang untuk menampung kotoran. 3.    Ukuran Kandang Ø  Anak                     : 1 x 1,2 



/2 ekor



Ø  Jantan dewasa     : 1,2 X 1,4 



 /ekor



Ø  Induk dan anak    : 1 x 1,5  



 /ekor



D.   Program Kesehatan Ternak Kambing 1.    Pencegahan penyakit lebih baik dari pengobatan Beberapa



penyakit



menular



pada



kambing



:



cacingan,



sakit



mata,



kudis/kurap(Scabies), Puru di mulut (Orf), mencret, Batuk/flu, dan lain-lain. Cara Penularan : Kontak langsung, kontak dengan bahan yang dicemari bibit penyakit, udara, serangga (nyamuk,lalat, dan lain-lain ) Cara Pencegahan :



a.    Vaksinasi b.    Hindari kontak langsung, kontak dengan bahan-bahan yang tercemar  bibit penyakit,dan ternak yang sakit di pisah dengan ternak yang sehat. c.    Menjaga kebersihan kandang, penyemprotan dengan desinfektan dan lain-lain Dianjurkan selalu berkonsultasi dan minta bantuan petugas peternakan /kesehatan hewan /PPL setempat bila ada permasalahan dengan kesehatan ternak kambing. d.    Perawatan dan pengobatan Pemberian obat cacingan dianjurkan 4-6 bulan sekali, pemberian ransum yang baik. Perawatan ternak sakit dalam kandang tersendiri (isolasi) dan tempat yang nyaman, selalu memperhatikan (monitoring) terhadap perkembangan kesehatan ternak, dilakukan sedini mungkin dan sesuai dengan petunjuk petugas. E.    Manajemen Pemeliharaan 1.    Pemeliharaan Induk Bunting Usia kebuntingan diatas 4 bulan (bunting tua) perlu diperhatikan: Ø  Makanan harus cukup dan bermutu Ø  Sesekali buat kambing bergerak/jalan-jalan disekitar kandang Ø  Beri obat-obatan /vitamin (jika diperlukan) 2-4 hari menjelang melahirkan Ø  Beri alas kandang yang bersih, kering dan lembut (jerami padi/karung goni) untuk anak yang baru dilahirkan Ø  Selalu perhatikan tanda-tanda induk yang akan melahirkan dan beri bantuan seperlunya agar cempe yang baru lahir bersih, sehat dan dapat menyusu pada induknya Ø  Induk sudah dapat dikawinkan kembali 2-3 bulan setelahmelahirkan Ø  Untuk kambing perah, hentikan pemerahan susu 1 bulan sebelum kambing melahirkan 2.    Pemeliharaan anak kambing (Cempe) Ø  Cempe adalah anak kambing sampai umur 6 bulan Ø  Cempe beserta induknya di pelihara pada kandang khusus; alas lantai harus selalu diganti setiap hari Ø  Cempe yang baru dilahirkan harus diberikan susu pertama (colustrum) dari induknya selama 7 hari.



Ø  Jaga kebersihan kandang, pakan untuk induk, kebersihan ambing/puting induk, perubahan iklim yang dapat menyebabkan cempe mencret (diare) pada umur 2-3 minggu Ø  Cempe pasca sapih diberi pakan hijauan yang berkualitas baik sedikit demi sedikit/bertahap dan makanan penguat dibuat bubur kental (dicampur air panas) Ø  Cempe pasca sapih dapat dicampur dengan cempe yang lain dan cempe yang berkualitas jelek dapat diafkir. 3.    Pemelihara Kambing Muda Ø  Kambing muda (6-15 bulan) dipisahkan antara jantan dengan betina Ø  Sebaiknya 1-2 kali seminggu kambing muda dilepas dihalaman kandang atau di padang pengembalaan Ø  Beri makanan yang cukup dan bermutu 2 kali sehari pagi dan sore hari Ø  Pada umur 9 bulan kambing muda sudah dapat diseleksi untuk calon pemacek (pejantan) dan calon induk sesuai kriteria dan petunjuk terdahulu. 4.    Pemeliharaan kambing dewasa Perlu diperhatikan : Ø  Kesehatan dan kebersihan kambing; potong dan bersihkan kuku kambing secara berkala Ø  Kebersihan kandang dan lingkungan; kecukupan pemberian pakan yang bermutu baik Ø  Gerak badan kambing selama 1-2 jam 2-3  sekali seminggu. Ø  Anjuran mengawinkan kambing betina dewasa untuk pertama kali sesudah umur 12 bulan dengan memperhatikan tanda-tanda birahi. Ø  Jika ada, manfaatkan kawin suntik (Inseminasi Buatan) untuk pengembangan ternak kambing kita Ø  Kambing penjantan perlu dijinakkan dengan cara sering memegang-megang, memasang tali leher dan menuntun di luar kandang. 5.    Umur kambing penjantan : Ø  9 bulan dapat mengawini betina 1 kali seminggu Ø  12 bulan dapat mengawini betina 2 kali seminggu Ø  15 bulan dapat mengawini betina 3 kali seminggu



Ø  Di atas 20 bulan dapat mengawini betina 4 kali seminggu tetapi setelah di istirahatkan minggu untuk mengembalikan vitalitasnya. Perhatian : Kambing dilepaskan pada siang hari dan rerumputan sudah kering untuk menghindari kecacingan. F.    Penanganan Panen, Pasca Panen dan Pemasaran Ø  Kambing umur 5-7 bulan yang bermutu jelek dan kambing yang tidak produktif lagi sudah dapat diafkir untuk dijual Ø  Kambing yang dipersiapkan untuk pejantan, bibit induk, pedaging, perah dan lainnya dapat dijual pada waktu yang tepat, harga yang baik dan pada saat yang menguntungkan. Ø  Susu, kulit limbah dan kotoran kambing mempunyai nilai ekonomi yang baik Ø  Jangan gunakan pejantan yang sama untuk mengawini anak keturunannya sendiri. Ø  Jadikan usaha kita untuk menjadi kebutuhan bagi orang lain dengan tetap mengikuti informasi perkembangan pasar dan menjaga lingkungan G.   Manajemen Usaha Pencatatan (recording) meliputi catatan produksi, beranak/sakit/mati, pengobatan, reproduksi, pengeluaran/pemasukan dan lain-lain. Kegiatan kerjasama dengan pihak lain seperti : Pengadaan Sarana Produksi Peternakan (Sapronak), Pencegahan/Pemberantasan Penyakit oleh petugas, Pemasaran Produksi, Belajar/Pemecahan masalah bersama dan lain-lain. Analisa Usaha dalam Peternakan Teknologi seperti : Pengadaan Bibit, Pakan,Kandang, Kesehatan, Pemasaran,dan lain-lain.



2. Peternakan Sapi Potong yang Inovatif Ngadiyono (2012) dalam mengubah cara tradisional menjadi cara usaha ternak sapi potong yang inovatif penyuluh dapat memberikan materi sapta usaha peternakan meliputi : 1. Pemilihan Bibit Bibit menentukan keunggulan produktivitas, bibit yang unggul biasanya tahan terhadap penyakit. Menurut Suryana (2009) potensi ternak sapi potong lokal sebagai penghasil daging belum dimanfaatkan secara optimal melalui perbaikan manajemen pemeliharaan.  Sapi lokal memiliki beberapa kelebihan, yaitu daya adaptasinya tinggi terhadap lingkungan setempat, mampu memanfaatkan pakan berkualitas rendah dan mempunyai daya reproduksi yang baik. Bibit menentukan keunggulan produktivitas, bibit yang unggul biasanya tahan terhadap penyakit. Menurut Suryana (2009) potensi ternak sapi potong lokal sebagai penghasil daging belum dimanfaatkan secara optimal melalui perbaikan manajemen pemeliharaan.  Sapi lokal memiliki beberapa kelebihan, yaitu daya adaptasinya tinggi terhadap lingkungan setempat, mampu memanfaatkan pakan berkualitas rendah dan mempunyai daya reproduksi yang baik. 2. Perkandangan Dengan dikandangkan mempermudah penanganan ternak yang dilakukan, yakni ransum yang diberikan dapat dengan mudah dimakan oleh ternak dan peternak dapat dengan mudah dan bisa lebih teliti melakukan pengendalian pertumbuhan dan kesehatan ternak (Ngadiyono, 2012).  Ditambahkan Talib C dan Yudi Guntara Noor (2008) penggunaan kandang kelompok akan meningkatkan efisiensi dalam hal : penyediaan dan pemberian pakan, pelayanan perkawinan dan kesehatan, persaingan pemeliharaan ternak antar peternak yang dapat memacu pertumbuhan menjadi lebih baik serta pemasaran ternak yang dihasilkan. 3. Pemberian Pakan



Daya saing industri peternakan ditentukan oleh ketersediaan pakan, disamping faktor bibit, manajemen dan kesehatan hewan, serta inovasi teknologi dan faktor-faktor eksternal lainnya.  Sebagai negara tropis, secara alamiah Indonesia memiliki keunggulan dalam menghasilkan biomassa selulosa yang merupakan bahan pakan utama ternak sapi potong.  Namun demikian kekayaan alam tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung pengembangan ternak sapi potong (Riady, 2004).  Selain rumput-rumputan yang dapat tumbuh subur, Kabupaten Lampung Utara memiliki potensi sumber pakan serat kasar yang jumlahnya sangat besar dan sampai saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal untuk pakan ternak yaitu jerami padi, berbagai limbah pertanian dan berbagai limbah perkebunan seperti kelapa sawit, kakao dan tebu.  Ketersediaan pakan hijauan sampai saat ini masih tergantung pada musim dan pemanfaatan



limbah



atau



hasil



samping



tanaman



pertanian.



Menurut Ardhani (2006) pakan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan ternak. Pakan adalah bahan yang mengandung nutrisi untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi (birahi, konsepsi, kebuntingan) serta laktasi (produksi susu).  Biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu mencapai 70-80%. Kelemahan sistem produksi peternakan umumnya terletak pada ketidakpastian tatalaksana pakan dan kesehatan. Keterbatasan pakan menyebabkan daya tampung ternak pada suatu daerah menurun atau dapat menyebabkan gangguan produksi dan reproduksi. Daya saing industri peternakan ditentukan oleh ketersediaan pakan, disamping faktor bibit, manajemen dan kesehatan hewan, serta inovasi teknologi dan faktorfaktor eksternal lainnya.  Sebagai negara tropis, secara alamiah Indonesia memiliki keunggulan dalam menghasilkan biomassa selulosa yang merupakan bahan pakan utama ternak sapi potong.  Namun demikian kekayaan alam tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung pengembangan ternak sapi potong (Riady, 2004).  Selain rumput-rumputan yang dapat tumbuh subur, Kabupaten Lampung Utara memiliki potensi sumber pakan serat kasar yang jumlahnya sangat besar dan sampai saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal



untuk pakan ternak yaitu jerami padi, berbagai limbah pertanian dan berbagai limbah perkebunan seperti kelapa sawit, kakao dan tebu.  Ketersediaan pakan hijauan sampai saat ini masih tergantung pada musim dan pemanfaatan limbah atau



hasil



samping



tanaman



pertanian.



Menurut Ardhani (2006) pakan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan ternak. Pakan adalah bahan yang mengandung nutrisi untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi (birahi, konsepsi, kebuntingan) serta laktasi (produksi susu).  Biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu mencapai 70-80%. Kelemahan sistem produksi peternakan umumnya terletak pada ketidakpastian tatalaksana pakan dan kesehatan. Keterbatasan pakan menyebabkan daya tampung ternak pada suatu daerah menurun atau dapat menyebabkan gangguan produksi dan reproduksi.



4. Pengelolaan Reproduksi Menurut Ngadiyono (2012), pengetahuan tentang sistem perkawinan dengan inseminasi buatan, pejantan unggul dan lokal; keterampilan mengamati tanda berahi (vulva merah, bengkak, hangat, keluar lendir, suka menaiki kawan, gelisah, ekor digerak-gerakkan dan nafsu makan kurang);  saat pertama dikawinkan yaitu pada umur 24 - 30 bulan; dan pengaturan perkawinan sesudah beranak setelah anak berumur 3 - 4 bulan akan sangat menentukan keberhasilan pengembangan ternak sapi potong. 5. Tata Laksana Pemeliharaan Dalam tatalaksana pemeliharaan ternak sapi dibagi atas 3 (tiga) tujuan pemeliaharaan yaitu : 1) penggemukan; 2) pembibitan; dan 3) pembesaran anak. Faktor yang mendukung dalam tatalaksana pemeliharaan ternak sapi tidak terlepas dari lingkungan, tenaga kerja dan kandang. Lingkungan yang baik diperlukan



ternak untuk kehidupan dan menghasilkan produksi yang lebih baik.  Apabila suhu lingkungan terlalu tinggi atau terlalu rendah di luar batas toleransi ternak sapi potong maka ternak akan mengalami stress (Ngadiyono, 2012). 6. Pengendalian Penyakit Menurut Ngadiyono (2012) pengendalian penyakit adalah usaha melakukan pencegahan dan pemberantasan terhadap penyakit yang menyerang ternak.  Pengendalian penyakit diupayakan dengan melakukan sanitasi ternak, kandang dan lingkungan serta vaksinasi.  Ditambahkan Yulianto P dan Cahyo Saparinto (2012) pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan pengobatan dan pemisahan terhadap ternak yang sakit,  vaksinasi dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. 7. Pemasaran Pemasaran ternak sapi potong selama ini begitu panjangnya mata rantai yang harus dilewati hingga sampai ke konsumen akhir, berupa daging. Pemasaran ternak sapi potong dimulai dari pedesaan, peternak umumnya menjual sapi potong kepada pedagang pengumpul di tingkat desa, untuk seterusnya dibawa atau dijual ke pasar hewan atau ke pedagang lainnya di tingkat kecamatan.  Di pasar hewan pedagang ternak dari kota besar datang membeli ternak sapi potong untuk selanjutnya dijual kepada penjagal di RPH atau kepada agen penjual daging, yang seterusnya didistribusikan kepada penjual daging di pasar, yang kemudian dibeli oleh konsumen akhir (Ngadiyono, 2012).



3. Beternak Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yg dipelihara khusus utk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan & itik liar yg ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Ayam yg pertama masuk & mulai diternakkan pada periode ini adalah ayam ras petelur white leghorn yg kurus & umumnya setelah habis masa produktifnya. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yg memang khusus utk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras memiliki klasifikasi sebagai petelur handal & pedaging yg enak. Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur & daging ayam ras dgn telur & daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai di atas angin, sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep makanan tradisional saja. Persaingan inilah menandakan maraknya peternakan ayam petelur. Sentra Peternakan ayam telah dikembangkan sangat pesat di setiapa negara. Sentra peternakan ayam petelur sudah dijumpai di seluruh pelosok Indonesia terutama ada di Pulau Jawa & Sumatera. Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe: 1.



Tipe Ayam Petelur Ringan. Tipe ayam ini disebut dgn ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini



memiliki badan yg ramping/kurus-mungil/kecil & mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih & berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dgn berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki & menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus utk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya



sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas & keributan, & ayam ini mudah kaget & jika kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga jika kepanasan. 2.



Tipe Ayam Petelur Medium. Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di



antara berat ayam petelur ringan & ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tdk kurus, tetapi juga tdk terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak & juga dpt menghasilkan daging yg banyak. Ayam ini disebut juga dgn ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yg cokelat, maka ayam ini disebut dgn ayam petelur cokelat yg umumnya memiliki warna bulu yg cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yg cokelat daripada yg putih, tapi dari segi gizi & rasa relatif sama. Satu hal yg berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih & produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dgn rasa yg enak. Ayam-ayam petelur unggul yg ada sangat baik dipakai sebagai plasma nutfah utk menghasilkan bibit yg bermutu. Hasil kotoran & limbah dari pemotongan ayam petelur merupakan hasil samping yg dpt diolah menjadi pupuk kandang, kompos atau sumber energi (biogas). Sedangkan seperti usus & jeroan ayam dpt dijadikan sebagai pakan ternak unggas setelah dikeringkan. Selain itu ayam dimanfaatkan juga dlm upacara keagamaan. Syarat Lokasi yg baik utk budidaya ayam petelur adalah : ·



Lokasi yg jauh dari keramaian/perumahan penduduk.



·



Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.



·



Lokasi terpilih bersifat menetap, tdk berpindah-pindah.



Pedoman teknis beternak ayam petelur antara lain:



Penyiapan Sarana & Peralatan. A. Kandang Iklim kandang yg cocok utk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan & atau pemanasan kandang sesuai dgn aturan yg ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi & tdk melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yg baik, jangan membuat kandang dgn permukaan lahan yg berbukit karena menghalangi sirkulasi udara & membahayakan aliran air permukaan jika turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dgn sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dlm kandang. utk kontruksi kandang tdk harus dgn bahan yg mahal, yg penting kuat, bersih & tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obatobatan & sistem alat penerangan. Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua: ·



Sistem kandang koloni, satu kandang utk banyak ayam yg terdiri dari ribuan



ekor ayam petelur; ·



Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dgn sebutan cage. Ciri



dari kandang ini adalah pengaruh individu di dlm kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang utk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dlm peternakan ayam petelur komersial. Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu: ü kandang dgn lantai liter, kandang ini dibuat dgn lantai yg dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi & kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni; ü kandang dgn lantai kolong berlubang, lantai utk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dgn lubang-lubang diantaranya, yg nantinya utk membuang tinja ayam & langsung ke tempat penampungan;



ü kandang dgn lantai campuran liter dgn kolong berlubang, dgn perbandingan 40% luas lantai kandang utk alas liter & 60% luas lantai dgn kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan & 30% di kiri). B. Peralatan 1)



Litter (alas lantai)



Alas lantai/litter harus dlm keadaan kering, maka tdk ada atap yg bocor & air hujan tdk ada yg masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dgn sedikit kapur & pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dgn panjang antara 3–5 cm utk pengganti kulit padi/sekam. 2)



Tempat bertelur



Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur & kulit telur tdk kotor, dpt dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yg cukup utk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dgn lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tdk pecah & terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur & dibuat lubah yg lebih besar dari besar telur pada dasar sarang. 3)



Tempat bertengger utk tempat istirahat/tidur.



Dibuat dekat dinding & diusahakan kotoran jatuh ke lantai yg mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin & letaknya lebih rendah dari tempat bertelur. Tempat makan, minum & tempat grit. 4)



Tempat makan & minum harus tersedia cukup



Bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yg kuat & tdk bocor juga tdk berkarat. utk tempat grit dgn kotak khusus. C. Penyiapan Bibit.



Ayam petelur yg akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain: 1)



Ayam petelur harus sehat & tdk cacat fisiknya.



2)



Pertumbuhan & perkembangan normal.



3)



Ayam petelur berasal dari bibit yg diketahui keunggulannya.



Ada beberapa pedoman teknis utk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari: 1)



Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yg sehat.



2)



Bulu tampak halus & penuh serta baik pertumbuhannya .



3)



Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.



4)



Anak ayam mempunyak nafsu makan yg baik.



5)



Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.



6)



Tidak ada letakan tinja diduburnya.



D. Pemilihan Bibit & Calon Induk. Penyiapan bibit ayam petelur yg berkreteria baik dlm hal ini tergantung sebagai berikut: 1)



Konversi Ransum. Konversi ransum merupakan perabandingan antara



ransum yg dihabiskan ayam dlm menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dgn ransum per kilogram telur. Ayam yg baik akan makan sejumlah ransum & menghasilkan telur yg lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yg dimakannya. Jika ayam itu makan terlalu banyak & bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Jika bibit ayam memiliki konversi yg kecil maka bibit itu dpt dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam & juga dpt diketahui dari lembaran daging yg sering dibagikan pembibit kepada peternak dlm setiap promosi penjualan bibit ayamnya.



2)



Produksi Telur. Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yg



dpt memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yg produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tdk menguntungkan. 3)



Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan. Apajika kedua hal diatas telah baik



maka kemampuan ayam utk bertelur hanya dlm sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dpt dilihat pada data di bawah ini. - Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur. E. Pemeliharaan Sanitasi & Tindakan Preventif a)



Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan



usaha pencegahan penyakit yg paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yg ulet/terampil saja. Tindakan preventif dgn memberikan vaksin pada ternak dgn merek & dosis sesuai catatan pada label yg dari poultry shoup. b)



Pemberian Pakan



ü Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) & fase finisher (umur 4-6 minggu). c)



Kualitas & kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:



ü Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal. ü Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor & minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yg dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram. d)



Kwalitas & kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:



ü Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% & energi (ME) 2900-3400 Kcal. ü Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dlm empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor & minggu ke8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram. e)



Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dlm hal ini



dikelompokkan dlm 2 (dua) fase yaitu: 1)



Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-



masing minggu, yaitu: ü minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; ü minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor; ü minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan ü minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yg dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula & obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yg diberikan adalah 50 gram/liter air. 2)



Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dlm masing-masing minggu



yaitu : ü minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor; ü minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor; ü minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor;



ü minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor. F. Pemberian Vaksinasi & Obat Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yg menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting utk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu: 1)



Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yg



ditimbulkan lebih lama daripada dgn vaksin inaktif/pasif. 2)



Vaksin inaktif, adalah vaksin yg mengandung virus yg telah



dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yg ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yg diduga sakit. v Macam-macam vaksin: ·



Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna



·



Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)



·



Vaksin NCD HB-1/Pestos.



·



Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.



·



Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex utk Marek.



v Persyaratan dlm vaksinasi adalah : ·



Ayam yg divaksinasi harus sehat.



·



Dosis & kemasan vaksin harus tepat.



·



Sterilisasi alat-alat.



G. Pemeliharaan Kandang Agar bangunan kandang dpt berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan &



dijaga/dicek apajika ada bagian yg rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. dgn demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yg dipelihara. Hama penyakit yg menyerang ayam petelur adalah: 1)



Penyakit karena Bakteri



v Berak putih (pullorum). Menyerang ayam kampung dgn angka kematian yg tinggi. Penyebab: Salmonella pullorum. Pengendalian: diobati dgn antibiotika v Foel typhoid Sasaran yg disering adalah ayam muda/remaja & dewasa. Penyebab: Salmonella gallinarum. Gejala: ayam mengeluarkan tinja yg berwarna hijau kekuningan. Pengendalian: dgn antibiotika/preparat sulfa. v Parathyphoid Menyerang ayam dibawah umur satu bulan. Penyebab: bakteri dari genus Salmonella. Pengendalian: dgn preparat sulfa/obat sejenisnya. v Kolera Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun & burung merpati. Penyebab: pasteurella multocida. Gejala: pada serangan yg serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.



Pengendalian: dgn antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin). v Pilek ayam (Coryza) Menyerang semua umur ayam & terutama menyerang anak ayam. Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri & virus. Gejala: ayam yg terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek. Pengendalian: dpt disembuhkan dgn antibiotia/preparat sulfa. v CRD CRD adalah penyakit pada ayam yg populer di Indonesia. Menyerang anak ayam & ayam remaja. Pengendalian: dilakukan dgn antibiotika (Spiramisin & Tilosin). v Infeksi synovitis Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler & kalkun. Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma. Pengendalian: dgn antibiotika. 2)



Penyakit karena Virus



v Newcastle disease (ND) ND adalah penyakit oleh virus yg populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan. Penemuan tersebut tdk tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi & diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease. v Infeksi bronchitis Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yg serius



utk anak ayam & ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Jika menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tdk normal, putih telur encer & kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yg normal selalu ada ditengah). tdk ada pengobatan utk penyakit ini tetapi dpt dicegah dgn vaksinasi. v Infeksi laryngotracheitis Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yg serius terjadi pada unggas. Penyebab: virus yg diindetifikasikan dgn Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dgn desinfektan, misalnya karbol. Pengendalian: ü belum ada obat utk mengatasi penyakit ini; ü pencegahan dilakukan dgn vaksinasi & sanitasi yg ketat. v Cacar ayam (Fowl pox) Gejala: tubuh ayam bagian jengger yg terserang akan bercak-bercak cacar. Penyebab: virus Borreliota avium. Pengendalian: dgn vaksinasi. v Marek Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. Pengendalian: dgn vaksinasi. v Gumboro Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.



3)



Penyakit karena Jamur & Toksin Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yg merusak makanan. Hasil



perusakan ini mengeluarkan zak racun yg kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yg menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah : v Muntah darah hitam (Gizzerosin) Ciri kerusakan total pada gizzard ayam. Penyebab: adalah racun dlm tepung ikan tetapi tdk semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yg menguraikan asam amino hingg menjadi racun. Pengendalian: belum ada. v Racun dari bungkil kacang Minyak yg tinggi dlm bungkil kelapa & bungkil kacang merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. utk menghindari keracunan bungkil kacang maka dlm rancung tdk digunakan antioksidan atau bungkil kacang & bungkil kelapa yg mengandung kadar lemak tinggi. 4)



Penyakit karena Parasit



v Cacing Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yg bersih & terpelihara baik. Tetapi peternakan yg kotor banyak siput air & minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot & kurang aktif. v Kutu Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tdk terlihat tapi jika bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam



terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yg tdk terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dgn cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tdk boleh mengenai tangan & mata secara langsung & penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tdk aktif. v Penyakit karena Protozoa. Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis & Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang & genangan air. H. Panen Ayam Petelur: 1)



Hasil Utama Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yg dihasilkan



oleh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dlm sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi tlur yg disebabkan oleh virus dpt terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.Hasil Tambahan 2)



Hasil tambahan yg dpt dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah



daging dari ayam yg telah tua (afkir) & kotoran yg dpt dijual utk dijadikan pupuk kandang. 3)



Pengumpulan Telur yg telah dihasilkan diambil & diletakkan di atas egg tray (nampan



telur). dlm pengambilan & pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yg normal dgn yg abnormal. Telur normal adalah telur yg oval, bersih & kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dgn volume sebesar 63



cc. Telur yg abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong. 4)



Pembersihan Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yg kotor karena terkena litter



atau tinja ayam dibershkan. Telur yg terkena litter dpt dibersihkan dgn amplas besi yg halus, dicuci secara khusus atau dgn cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan utk telur tetas.



4. Mengenal Ayam Untuk Bibit Ayam KUB adalah ayam kampung murni hasil seleksi galur betina selama 6 generasi. Satu generasi memerlukan waktu penelitian selama 12-18 bulan. Sumber bibit ayam KUB berasal dari ayam kampung unggul dari berbagai daerah di Jawa Barat (Jatiwangi, Depok, Karakal Ciawi, Cianjur) dan DKI Jakarta. Karakteristik Ayam KUB, warna bulu beragam seperti ayam kampung pada umumnya. Seleksi terhadap induk ayam kampung meliputi pertumbuhan, efisiensi pakan, daya tahan penyakit, produksi telur, sifat mengeram, warna kerabang telur (cangkang), dan cita rasa, sedangkan seleksi terhadap ayam pejantan pada kualitas spermanya. Hasil ayam terseleksi selanjutnya disebut dengan bibit induk (parent stock).



Keunggulan Bibit induk (Parent Stock) Ayam KUB anatara lain : sifat mengeram lebih pendek, produksi telur lebih tinggi, pakan lebih efisien dan lebih tahan penyakit. Indukan (Parent Stock) Ayam KUB mempunyai cirri-ciri antara lain : produksi telur kurang lebih 180 butir pertahun, awal bertelur umur 18 Minggu, puncak produksi pada umur 27 Minggu, konsumsi pakan kurang lebih 90 gram/ekor/hari dan daya tetas 84 persen. Final stock berupa ayam petelur dan pedaging yang siap dikembangkan sebagai ayam konsumsi. Final stock diperoleh dari persilangan beberapa parent stock.



Ciri-ciri Ayam KUB petelur Final Stock sebgai berikut : produksi telur 180200 butir pertahun, awal bertelur umur 18 Minggu, puncak produksi pada umur 28 Minggu, konsumsi pakan kurang lebih 90 gram/ekor/hari dan bobot telur 25-45 gram. Pada ayam jenis petelur ini cirri-cirinya antara lain warna bulunya beragam.



Pemeliharaan selama 70 hari dengan pakan 90 gram/ekor/hari akan mencapai bobot badan kurang lebih 1 Kg. Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi, Bogor melakukan penelitian ayam KUB sebagai berikut, setiap tahun menggunakan 300 ekor induk betina dan 150 ekor jantan yang dipelihara dalam kandang system battery, perkawinan dilakukan dengan cara inseminasi buatan yang dilakukan setiap hari senin dan kamis (dua kali seminggu), telur-telur fertile diinkubasi dan ditetaskan di laboratorium, dari telur yang sudah menetas (DOC) ditampung dalam kandang khusus, penyediaan dan pemasaran bibit ayam KUB dalam jumlah besar dilakukan oleh PT AKI. Dalam pemeliharaan ayam KUB model umbaran terbatas, dapat berpengaruh pada fertilitas telur mencapai tingkat 80-90 persen dengan perkawinan secara alami, sedangkan daya tetas mencapai 72 persen, artinya telur ayam KUB mempunyai daya tetas sama seperti telur ayam kampung pada umumnya.



Seiring dengan meningkatnya pendapatan dan pola konsumsi masyarakat, permintaan terhadap daging ayam kampung terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu, permintaan terhadap anak ayam KUB umur satu hari (DOC) sebagai bibit untuk dibesarkan menjadi ayam potong, terus meningkat Ayam KUB sangat potensial dikembangkan untuk agribisnis. (Dani Medionovianto,S.Pt, Sumber : BPTP Yogyakarta, Balai Penelitian Ternak)



5. Panduan Umum Cara Ternak Ayam Kampung Sebagian orang menganggap ternak ayam kampung sama dengan ayam buras. Padahal ada perbedaan istilah antara ayam buras dan ayam kampung. Istilah ayam buras digunakan untuk menyebut jenis ayam yang bukan ras, untuk membedakannya dengan golongan ayam ras seperti ayam broiler ayam ras petelur. Ayam kampung termasuk golongan ayam buras. Jenis-jenis ayam buras lain diantaranya ayam bangkok, ayam pelung, ayam arab, ayam kedu, ayam katai, ayam nunukan dan lain-lain. Awalnya ternak ayam kampung banyak dilakukan secara subsisten alias sebagai sampingan saja. Ayam kampung dipelihara di pekarangan-pekarangan dengan sistem umbaran, atau di lepas liarkan. Tujuan ternak ayam kampung untuk diambil dagingnya karena produksi telurnya relatif rendah. Seriring meningkatnya permintaan ayam kampung baik daging maupun telurnya, ternak ayam kampung kini banyak diusahakan secara semi intensif dan intensif. Ternak ayam kampung pun tidak hanya diambil dagingnya, melainkan banyak yang berorientasi pada telur. Untuk produksi telur, sebagian peternak lebih memilih jenis ayam buras lainnya yang memiliki produktivitas lebih tinggi. Diantaranya jenis ayam arab dan ayam pocin. Dimana karakteristik telurnya mirip dengan ayam kampung. Sebagai perbandingan, produktivitas telur ternak ayam kampung hanya mencapai 115 butir per tahun, sedangkan ayam arab bisa mencapai 225 butir telur per tahun. Sistem ternak ayam kampung Seperti sudah disinggung sebelumnya, ada berbagai metode ternak ayam kampung. Yaitu dengan sistem umbaran dan semi intensif. Metode ternak ini menentukan tipe kandang yang harus disiapkan.



1. Sistem umbaran Untuk ternak ayam kampung sistem umbaran, tidak ada ketentuan bentuk kandang. Oleh karena itu sering juga disebut kandang asalan. Hal terpenting kandang tersebut bisa melindungi ayam dari dinginnya malam dan tangan-tangan jahil. Payam sistem umbaran, ayam dibiarkan lepas liar. Pada pagi hari ayam dilepaskan dan menjelang sore ayam dimasukkan dalam kandang. Sistem umbaran ini cocok dilakukan di desa-desa yang masih huniannya masih memiliki pekarangan luas. Dengan sistem umbaran, peternak lebih hemat dalam memberikan pakan dan perawatan harian. Ayam biasanya mencari tambahan pakan sendiri. Namun kelemahannya, produktivitas ternak ayam kampung dengan sistem ini sangat rendah. Selain itu, ayam menjadi liar bahkan sampai tidak mau masuk kandang dan tidur dengan bertengger di pohon-pohon. Perkawinan pada ternak ayam kampung sistem umbaran terjadi secara alami seperti di alam bebas. Biasanya betina yang bertelur akan mengerami telurnya sendiri hingga menetas dan memelihara anak-anak mereka. Peternak hanya perlu menyediakan tempat mengeram yang nyaman bagi induk betina. 1. Sistem semi intensif Untuk sistem semi intensif bisa digunakan kandang tipe pekarangan. Kandang tipe ini berupa hamparan lahan yang sekelilingnya dipagari agar ayam tidak bisa keluar dari lingkungan kandang. Dalam areal kandang disediakan kandang terutup tempat ayam beristirahat atau berteduh dari hujan. Tipe kandang pekarangan sebaiknya dibiarkan beralaskan tanah dan ditumbuhi hijauan seperti rerumputan. Sesekali tanah bisa dicangkuli agar tidak terlalu padat sehingga cacing tanah bisa tumbuh untuk pakan alami ayam. Tipa kandang lain seperti tipe postal dan tipe baterai jarang digunakan untuk ternak ayam kampung. Alasannya, karena biaya pembuatan dan operasionalnya tidak sebanding dengan produktivitas ayam kampung. Kecuali untuk beberapa jenis



ayam buras lainnya seperti ayam arab, ayam poncin, ayam nunukan dan ayam kampung unggul hasil silangan. Perkawinan pada sistem semi intensif, memanfaatkan kandang koloni. Kandang berukuran luas 1×2 meter dengan tinggi 0.75-100 cm. Kandang sebesar ini bisa dihuni oleh 6 induk betina dan 1 ekor jantan. Perkawinan bisa terjadi dalam beberapa hari. Setelah induk betina dikawini pejantan, dalam tempo tiga hari telur yang dihasilkan bisa dipastikan fertil atau bisa menetas (tiga hari terhitung sejak kawin bukan masuk kandang). Telur yang dihasilkan dalam kandang koloni segera dikeluarkan dan diambil untuk dierami oleh indukan lain. Atau bisa juga dierami unggas lain seperti entog atau bebek. Atau bisa menggunakan inkubator. Bila indukan betina dalam kandang koloni mengalami masa mengeram bisa dihilangkan dengan diguyur atau direndamnya dalam air bersih. Memelihara ayam kampung Ayam kampung merupakan ayam lokal asli. Konon ayam ini berasal dari ayam hutan yang dijinakan. Jangan terkecoh dengan jenis-jenis ayam buras lain seperti ayam katai dan ayam arab. Meskipun kini banyak dijumpai hasil silangan ayam kampung untuk meningkatkan produktivitasnya. Kelebihan ayam kampung mempunyai daya tahan yang cukup kuat terhadap penyakit. Bibit ayam kampung bisa didapatkan dengan membeli dalam bentuk telur, Day Old Chicken (DOC), atau indukan. Bila membeli dalam bentuk telur, pastikan mengetahui asal-usul telur tersebut. Bila memilih bibit dari DOC, kenali ciri-ciri yang baik antara lain tidak cacat, berdiri tegap, mata bersinar, pusar terserap sempurna, dan bulu bersih. Ternak ayam kampung biasanya tidak membedakan antara ayam petelur dan ayam pedaging. Produktivitas bertelur ayam kampung sangat rendah, sekitar 115 butir per tahun. Pertumbuhannya juga lambat, hingga umur 2 bulan ukuran ayam masih



sebesar kepalan tangan orang dewasa. Baru pada umur 8-12 bulan ayam kampung sudah siap untuk ukuran konsumsi. Ada anggapan keliru mengenai ayam kampung, yaitu ayam betina hanya bisa bertelur apabila dikawini oleh pejantan. Pendapat itu keliru, karena ayam kampung seperti juga ayam ras petelur dan unggas lainnya bisa bertelur meski tidak dikawini. Ayam kampung juga bisa produktif asal mendapatkan perlakuan dan pemberian pakan yang tepat. Telur yang dihasilkan karena tidak dikawini infertil dan tidak akan menetas.Ayam kampung sudah bisa bertelur setelah berumur 6 bulan. Tidak seperti ayam ras, betina ayam kampung mempunyai naluri yang tinggi untuk mengerami telur dan memelihara anaknya. Saat periode mengerami dan mengasuh anak, ayam betina menjadi agresif untuk melindungi anaknya. Panduan umum cara ternak ayam kampungAda hal yang harus dipantang dalam ternak ayam kampung asli, yakni jangan mengurung ayam 24 jam dan jangan hanya memberikan pakan pabrikan saja. Bila kedua hal tersebut dilakukan, siap-siap untuk merugi. Ayam kampung asli yang dikurung 24 jam artinya harus diberikan pakan buatan secara terus menerus. Alhasil, karena pertumbuhannya lambat, biaya pakan yang dikeluarkan tidak akan menutupi ongkos produksi. Jadi bagaimana cara memelihara ayam kampung agar untung? Biarkan pekarangan di dalam pagar beralaskan tanah ditumbuhi rerumputan. Lingkungan seperti itu akan memberikan pakan alami bagi ayam. Hijauan akan tumbuh sebagai pakan tambahan dan cacing tanah juga bisa memenuhi kebutuhan protein ayam. Ada kebiasaan ayam memakan kerikil untuk membantu pencernaan di dalam tembolok mereka. Pakan buatan diberikan tidak secara intensif, hanya 2-3 kali saja sehari. Sisanya biarkan ayam mencarinya sendiri.



Pakan ayam kampung Tidak banyak pabrikan yang memproduksi pakan untuk ayam kampung, beberapa ada pakan untuk ayam buras jenis lain seperti ayam arab, ayam poncin, ayam kampung unggul. Bila pakan ayam ras diberikan untuk ternak ayam kampung bisa dipastikan biaya produksinya terlalu mahal. Secara umum, kebutuhan pakan untuk ternak ayam kampung adalah sebagai berikut: Umur (minggu) 1 2 3 4 5 6 7 8 (lebih) Untuk menyiasati mahalnya pakan, peternak bisa meramu pakan buatan. Ayam kampung membutuhkan pakan yang mengandung protein kasar 12% dan energi sebesar 2500 kkal/kg. Berikut cara membuat pakan untuk ayam kampung:



Kebutu



Pakan untuk ayam umur 0-2 bulan bisa menggunakan pakan ayam broiler. Untuk umur ayam 2-4 bulan bisa diberikan pakan broiler dicampur dengan dedak dan jagung dengan perbandingan 1:3:1. Untuk ayam dengan umur di atas 4 bulan, bisa diberikan campuran antara layer dan dedak atau jagung dengan perbandingan 1:2. Berikan pula hijauan sebanyak 20 % dari kebutuhan pakannya. Kebutuhan pakan sekitar 7-8 gram per hari, bisa diberikan 2-3 kali sehari. Untuk ayam yang masuk periode bertelur, biasanya umur lebih dari 6 bulan, berikan pakan berupa campuran dari layer dan dedak dengan perbandingan 1:1. Dan tambahkan hijauan sebanyak 25% dari kebutuhan pakannya. Kebutuhan pakan untuk periode ini 85 gram per hari, bisa diberikan 2-3 kali sehari. Bila tidak mau membeli pakan pabrikan, bisa dibuatkan pakan dari sumber alternatif. Berikut bahan-bahan yang bisa dijadikan pakan untuk ternak ayam kampung: talas (umbi dan daunnya), beras paling murah, dedak, tepung tulang atau cangkang keong. Cara membuatnya lihat tips di bawah. Sebagai pakan tambahan bisa dicarikan sisa-sisa makanan rumah tangga atau restoran atau sisa pengolahan pangan seperti ampas tahu. Pekarangan yang dibiarkan dan dirawat agar tumbuh hijauan juga membantu menyediakan pakan tambahan bagi ayam kampung. Tips membuat pakan dari umbi talas (Dayat Suryana, 2013) Cincang 1 kg talas atau tangkai dan daun talas hingga ukuran 0,5 cm. Campurkan dengan 0,5 kg beras dan 0,5 kg dedak. Tambahkan satu sendok tepung tulang atau sangkang keong. Kemudian tanak seperti kita menanak nasi. Pemanenan dan penjualan



Berbeda dengan ternak ayam ras, ternak yam kampung kebanyakan tidak fokus pada telur atau daging saja. Melainkan dijalankan secara sekaligus baik daging maupun telur. Jadi, penjualan ayam kampung juga tidak ketat pada hari atau bulan ke sekian ayam harus dipanen. Peternak mempunyai keleluasaan untuk menunggu harga terbaik. Ayam kampung bisa dikonsumsi setelah umur lebih dari 8 bulan. Bila harga pada saat itu, tidak menarik peternak bisa menunggu hingga umur 12 bulan atau lebih. Ayam bisa diarahkan untuk diambil telurnya saja. Kecuali untuk telur, bila telur yang dihasilkan infertil harus tetap dijual karena akan busuk. Namun bila telurnya fertil atau bisa menetas, peternak bisa menunda menjualnya dan telur bisa terus dierami indukan ayam dan ditetaskan.