Inventarisasi Hutan Pengenalan Alat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAN INVENTARISASI SUMBER DAYA HUTAN ACARA I PENGENALAN ALAT DAN PENGUKURAN KARAKTERISTIK INDIVIDU POHON



Disusun oleh : Nama



: Arinda Kurnia Sari



NIM



:15/377796/KT/07914



Co.Ass



: M. ‘Abdul Wily Eko P.



Shift



: Selasa, 15.00 WIB



LABORATORIUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN HUTAN & LABORATORIUM KOMPUTASI DAN BIOMETRIKA HUTAN BAGIAN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015



ACARA I PENGENAAN ALAT DAN PENGUKURAN KARAKTERISTIK INDIVIDU POHON I



Tujuan a. Mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat ukur kayu b. Mengukur diameter pohon atau poles yang ditentukan dengan menggunakan beberapa jenis alat ukur dan membandingkan hasilnya c. Menaksir tinggi pohon atau poles dengan beberapa alat ukur tinggi dan membandingkan hasilnya II Dasar Teori Salah satu kegiatan dalam inventarisasi hutan adalah pengukuran untuk penaksiran massa tegakan yang berupa tabel isi dimana jika dilakukan pengukuran pohon secara langsung memerlukan waktu serta biaya yang banyak. Dalam kegiatan inventarisasi hutan untuk penaksiran massa tegakan, diperlukan perangkat kuantitatif berupa model pendugaan volume atau tabel volume pohon yang valid. Pengukuran volume tegakan dapat dilakukan secara langsung pada pohon, tetapi memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang besar (Abdurachman, 2012) Pengukuran merupakan hal yang paling penting dilakukan, karena dapata mengetahui atau menduga potensi suatu tegakan ataupun komunitas tertentu. Dalam memperoleh data pengukuran , jenis dan cara penggunaan alat merupakan keontetikan data yang diperoleh. Semakin bagus alat yang dipergunakan maka semakin baik pula hasil pengukuran yang akan didapat. Demikian pula halnya dengan kemampuan pengamat dalam pengukuran, semakin baik dalam penggunaan suatu alat maka semakin baik pula data yang dikumpulkan (Murdawa,1994). Pengklasifikasian produktivitas lahan hutan di dalam produksi kayu jati menggunakan parameter peninggi sebagai pengukurnya yang dimulai sejak tahun 1932 oleh H.E. wolff von Wulffing. Peninggi yang diperoleh dari rata-rata pohon tertinggi merupakan ciri terbaik dari produktivitas lahan hutan jati. Metode ini disyaratkan adanya jumlah rata-rata 100 pohon tertinggi yang hidup merata pada kawasan dengan luas 1 hektar. Sebenarnya, peninggi sebagai alat ukur seharusnya tetap mampu dijadikan pengukuran akurat bagi media dan pada lingkungan yang sama pula. Dengan kata lain, jika peninggi digunakan untuk mengukur produktivitas suatu kelas bonita pada pengukuran kapan saja akan menghasilkan nilai yang sama pula (Arifin, 2010) Variasi tanaman hutan dapat terjadi antar spesies, provenan, tegakan, tempat tumbuh, individu pohon dan variasi dalam individu pohon. Variasi geografis (provenan) merupakan faktor yang paling penting atau berperan terhadap karakteristik tanamanhutan yang terkait dengan kemampuan bertahan hidup dan adaptabilitas. Sementara itu, karakteristik ekonomi tanaman yang tidak berhubungan dengan fitness seperti kelurusan batang dan pertumbuhan paling banyak dipengaruhi variasi individu pohon (antar pohon) (Yudohartono, 2013). Luas bidang dasar tegakan juga mempunyai arti penting dalam invetore tegakan yang menggunakan sampling titik. Tetapi luas bidang dasar dalam cara sampling ini tidak dihitung seperti pada perhitungan KBD , melainkan ditaksir langsung dengan menggunakan tongkat Bitterlich atau alat alat turunan seperti prisma



baji , reloskop dan sebagainya. Perangkat pendugaan volume pohon (berupa model atau rumus maupun tabel ) adalah salah satu perangkat penting dalam perencanaan pengelolahan hutan. Salah satu jenis data yang diperlukan dalam perencanaan pengelolahan hutan ialah dengan potensi atau masa tegakan. Pengumpulan data masa tegakan dilakukan melalui kegiatan inventarisasi yang selalu melibatkan pendugaan volume pohon per pohon. Oleh sebab itu, dalam setiap kegiatan pengelolahan hutan dituntut tersedianya perangkat pendugaan volume pohon (Simon, 2007) III Alat dan Bahan Alat  Alat pengukur diameter pohon berdiri : o Kaliper o Diameter tape (phi band) o Pita meter o Spiegel relaskop  Alat penaksi tinggi pohon berdiri : o Christen Hypsometer o Clinometer o Haga-altimeter o Abney Level o Tabel statistika Bahan 



Bahan yang digunakan : o Pohon di arboretum F. Kehutanan UGM o Tabel statistika (tabel t dan tabel f)



IV Cara Kerja Penggunaan alat ukur



Dipelajari alat ukur yang ada



Dipelajari prinsip kerja dan cara penggunaann ya



Dipelajari kekurangan dan kelebihannya



Dipraktekkan prosedur kerjanya



Uraian : 1. Dipelajari alat ukur yang telah disediakan 2. Dipelajari prinsip kerja dan cara penggunaannya



3. Dipraktekkan prosedur kerja untuk masing-masing alat 4. Dipelajari kekurangan dan kelebihan masing-masing alat ukur



Diukur diameter pohon dengan alat phi band



Lalu menggunakan alat kaliper



Terakhir menggunakan alat spiegel relaskop



Membandingka n dengan anova satu arah



Selanjutnya menggunakan alat pita meter



Mengukur diameter pohon



Uraian : 1. Diukur diameter setinggi dada untuk setiap pohon dengan menggunakan phi band 2. Diulangi pengukuran diameter untuk pohon yang sama dengan menggunakan kaliper 3. Diulangi pengukuran yang sama dengan menggunakan pita meter pada pohon yang sama pula 4. Diulangi pengukuran diameter untuk pohon yang sma dengan menggunakan spiegel relaskop 5. Hasil pengukura dibandingkan dengan anova satu arah 6.



Ditaksir tinngi pohon dengan alat haga meter



Diulangi menggunakan alat christen hypsometer



Terakhir ditaksir dengan alat spiegel relaskop



Dibandingkan dengan tabel anova satu arah



Lalu ditaksir dengan alat klinometer



Menaksir ketinggian pohon



Uraian : 1. Ditaksir tinggi pohon untuk setiap pohon dengan haga altimeter 2. Diulangi penaksiran tinggi pohon yang sama dengan menggunakan Christen Hypsometer 3. Diulangi penaksiran tinggi pohon yang sama dengan klinometer 4. Diulangii penaksiran tinggi pohon yang sama dengan menggunakan alat spiegel relaskop 5. Hasil pengukuran dibandingkan dengan anova satu arah 6.



Arief, Arifin. 2010. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta. Kanisius Yudoharto, Tri Pamungkas. 2013. Karakteristik Pertumbuhan Jabon dari Provenan Sumbawa Pada Tingkat Semai dan Setelah Penanaman. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. Vol 7 No. 2, 85-86 Abdurachman. 2012. Tabel Volume Batang di bawah pangkal tajuk pohon keruing ) Dipterocarpus acutangulus) di labanan berbau kalimantan timur. Jurnal penelitian dipterocarpa. Vol. 6 No. 1