Isim-Isim Manshub [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

Isim-Isim Manshub [PDF]

BAB IX ISIM-ISIM MANSHUB A. Maf’ul Bih 1. Pengertian Maf'ul Bih Maf'ul Bih adalah isim yang menunjukan kepada sesuatu ya

20 0 198 KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE

File loading please wait...
Citation preview

BAB IX ISIM-ISIM MANSHUB A. Maf’ul Bih 1. Pengertian Maf'ul Bih Maf'ul Bih adalah isim yang menunjukan kepada sesuatu yang dikenai pekerjaan baik secara itsbat ataupun nafi, dan bentuk fi'il tidak akan merubah karena adanya itsbat dan nafi itu. Contoh itsbat : ‫ بريت القلم‬. Contoh nafi : ‫ما ريت القلم‬ Terkadang dalam kalam itu Maf'ul Bih lebih dari satu jika fi'ilnya muta'addi lebih dari satu maf'ul. Contoh : ‫أعطيت الفقير درهما – ظننت المر واقعا – أعلمت سعيدا المر جلييا‬ 2. Pembagian Maf'ul Bih Maf'ul Bih terbagi kepada dua, yaitu shorih dan ghoir shorih. Shorih terbagi kepada dua bagian, yaitu dzhohir dan dhomir. Contoh shorih dzhohir yaitu ‫ فتح خالد الحيرة‬. Shorih dhomir terbagi kepada dua, yaitu muttashil dan munfashil. Contoh shorih dhomir muttashil yaitu – ‫أكرمتك‬ ‫ أكرمتهم‬. Contoh shorih dhomir munfashil yaitu ‫إياك نعبد و إياك نستعين – إياه أريد‬ Ghoir shorih terbagi kepada tiga bagian, yaitu : Muawwal dengan mashdar setelah huruf ‫ت أن ك‬ mashdariah. Contoh : ‫ك مجتهد د‬ ‫ عللم ت‬jumlah muawwal dengan mufrod, contoh : ‫ظننتك تجتهد‬ ‫ت بيد ل ك‬ dan jar majrur, contoh : ‫ك‬ ‫مسك ك ت‬ ‫ أ ك‬terkadang huruf jar itu dibuang, dan majrur dinashabkan menjadi maf'ul bih serta dinamai manshub dengan dibuangnya khofd. Maka ia kembali kepadal asalnya, yaitu nashab. Seperti ucapan penyair : ‫ي لإاذا ا‬ ‫ ولم كتعاو ت‬،‫دياكر‬ ‫ن ال د‬ ‫مررو ك‬ ‫مك ت ت‬ ‫ * كل ت‬،‫جاوا‬ ‫تك ت‬ ‫م ع كل ك ي‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫حكرا ت‬ 3. Hukum-Hukum Maf'ul Bih Maf'ul bih memiliki empat hukum, yaitu : 



Wajib nashab







‫ت خلي ا‬ Boleh dibuang karena ada dalil. Contoh : ‫ة‬ ‫ت الماشي ت‬ ‫ كرع ك ل‬dan ditanyakan, ‫ ؟‬m‫ل‬ ‫هل رأي ك‬ ‫ك وما كقلى ما أنزلنا علي ك‬ ‫ك رب ر ك‬ ‫ما وكد يع ك ك‬ maka kamu jawab, ‫ت‬ ‫ك ال ت‬ ‫ رأي ت‬Allah berfirman : ‫قرآن‬ ‫ن يخشى‬ ‫ إل تذكرة ا للم ك‬،‫لتشقى‬



Terkadang muta'addi itu menempati lazim karena tidak ada kaitan dengan tujuan maf'ul bih, maka maf'ulnya tidak disebut dan tidak ditaqdir. Seperti firman Allah : ‫ن‬ ‫ن يعلماو ك‬ ‫هل كيستاوي الذي ك‬ ‫ن‬ ‫ن ل يعلماو ك‬ ‫ والذي ك‬af'alul qulub yang menashabkan dua maf'ul maka boleh membuang kedua maf'ul itu secara bersamaan. Dan boleh juga membuang salah satunya karena ada dalil. Contoh yang dibuang salah satunya yaitu ucapan Antaroh : ‫زلةل‬ ‫ فل ت كظ تدني غ كي ككره ت * ل‬،‫ت‬ ‫وككلقد ك نكزل ك ل‬ ‫مدني ب ل ك‬ ‫من ك ل‬ ‫ فل ت ك ت‬dan yang dibuang kedua maf'ulnya ‫ح د‬ ‫م ك‬ ‫ب ال ت‬ ‫ ال ت‬maksudnya yaitu : ‫ظني غيكره ت واقعا ا‬ ‫مك ككرم ل‬ ‫ أين ت‬maksudnya : ‫شكركائي‬ ‫ تزعماونهم ت‬dan secara bersamaan yaitu : ‫ن‬ ‫ي الذين كنتم كتزعماو ك‬ ‫شكركائ ك‬ ‫خ ك‬ ‫خ ك‬ ungkapan mereka : ‫ل‬ ‫مع ك ي ك ك‬ ‫يك ك‬ ‫ن كيس ك‬ ‫ ك‬maksudnya : ‫ه حقا ا‬ ‫ل ما كيسمعت ت‬ ‫م ك‬ 



‫مااذا أنز ك‬ Fi'ilnya boleh dibuang karena ada dalil, seperti firman Allah : ‫ ؟ قالاوا خيرا ا‬m‫ل رربكم‬ ‫ م ت‬kamu jawab, ‫ العلماكء‬maksudnya : ‫أكرم‬ ‫ أنز ك‬kamu ditanya, ‫م‬ maksudnya : ‫ل خيرا ا‬ ‫ن أكرل ت‬ ‫ك ك‬ ‫ل‬ ‫العلماكء‬



Maf'ul wajib dibuang pada beberapa contoh tersebut dan yang lainnya dari yang sudah masyhur ‫مبكيات ل ك‬ dibuangnya fi'il. Contoh : ‫ ل أمكر‬،‫ك‬ ‫ب على الب ك ك‬ ‫ل الكل ك‬ ‫الكل ك‬ ‫ ونحاو أمكر ت‬،‫ب‬ ‫ أي أرس ل‬،"‫قرل‬ ‫حكات ك‬ ‫تك ي‬ ‫ ونحاو "ك ي‬،‫ل‬ ‫م واقب ك ك‬ ‫ل شيءء ول ك‬ ‫ ول تأت‬،‫ل شيءء‬ ‫شتيم ك‬ ‫مض ل‬ ‫ أي ائ ل‬،"‫حير‬ ‫ة ت‬ ‫ أي الكز ك‬،"‫ك‬ ‫ت سهل‬ ‫شتيمة ت‬ ‫ت أهل ونزل ك‬ ‫ أي جئ ك‬،"‫ ونحاو "أهل ا وسهل ا‬،‫حرر‬ Maf'ul lainnya yang dibuang yaitu pada bab tahdzir, ighro, ikhtishos, isytighol dan na'at maqthu' 



Pada asalnya maf'ul bih diakhirkan dari fi'il dan fa'il. Terkadang maf'ul mendahului fa'il, atau fi'il dan fa'il secara bersamaan. 4. Mendahulukan dan Mengakhirkan Maf'ul Bih



Pada asalnya, fa'il itu bersambung dengan fi'il, karena fa'il itu seperti bagian dari fi'il. Kemudia setelahnya datang maf'ul. Terkadang, urusannya terbalik, dan terkadang maf'ul didahulukan daripada fi'il dan fa'il secara bersamaan. Semua itu ada yang jaiz, wajib dan terlarang. Boleh mendahulukan maf'ul bih atas fa'il dan mengakhirkan maf'ul bih atas fa'il pada contoh : ‫س تزهيدر‬ ‫ وكت ك‬،‫س‬ ‫كت ك‬ ‫ب الدر ك‬ ‫ب تزهيدر الدر ك‬



Wajib mendahulukan salah satu dari keduanya daripada yang lain pada lima masalah : 



Jika ditakutkan bercampur dan terjadi keraguan dengan sebab menyembunyikan I'rob dengan tidak disertai qorinah, lalu tidak diketahui fa'il dari maf'ulnya, maka wajib mendahulukan fa'il. Contoh : ‫ وغكلب هذا اذاك‬.‫م ابني أخي‬ ‫ وأكر ك‬،‫م ماوسى عيسى‬ ‫ ع كل ي ك‬jika dipandang aman dari percampuran karena adanya qorinah yang menunjukan maka boleh ‫ك‬ mendahulukan maf'ul. Contoh : ‫مى‬ ‫د ى ال ت‬ ‫سع ك‬ ‫ت ت‬ ‫ت ماوسى ك‬ ‫ح ي‬ ‫ وأنضن ك‬،‫سلمى‬ ‫أكرم ك‬







Dhomir yang kembali kepada maf'ul bersambung dengan fa'il, maka wajib mengakhirkan fa'il dan mendahulukan maf'ul. Contoh : ‫أكرم سعيدا غلمه‬, firman Allah : ‫وإاذ ك ابتلى‬ ‫م ل ينفع ال ي‬ ‫ذرتتهم‬ ‫مع ل‬ ‫ه بكلما ء‬ ‫ ياو ك‬- ‫ت‬ ‫ن ك‬ ‫م كرب ر ت‬ ‫ إبراهي ك‬dan tidak boleh dikatakan ‫ه‬ ‫م ت‬ ‫أكرم غل ت‬ ‫ظالمي ك‬ ‫ سعيدا ا‬agar kembalinya dhomir tidak mesti diakhirkan secara lafadz dan tingkata, dan hal ‫ك‬ itu terlarang. adapun ucapan penyair : ‫ كأبقى‬،‫س‬ ‫مجدا ا كأخل كد ك الد يهككر وا ل‬ ‫حدا ا * ل‬ ‫وكل كاوك أ ي‬ ‫ن ك‬ ‫م ك‬ ‫ن الينا ل‬ ‫مط كلعما‬ ‫جد ته ت ال ي‬ ‫م ك‬ ‫دهكر ت‬ ‫ ك‬ucapan lain :







Fa'il dan maf'ul adalah dhomir, dan tidak ada batasan pada salah satu dari keduanya. Maka wajib mendahulukan fa'il dan mengakhirkan maf'ul. Contoh : ‫كأكرمتته‬







Salah satu dari keduanya dhomir muttashil dan yang lainnya adalah isim dzhohir 1. Musyabbad dengan Maf'ul Bih 2. Tahdzir 3. Ighro 4. Ikhtishos 5. Isytighol 6. Tanazu' 7. Ungkapan yang mengandung makna dzhon



8. Ilgho dan Ta'liq pada Af'alul Qulub B. Maf’ul Muthlaq 1. Pengertian Maf'ul Muthlaq Maf'ul muthlaq adalah mashdar yang disebut setelah fi'il dari lafadznya untuk menguatkan maknanya, atau menjelaskan bilangannya, atau menjelaskan macamnya atau mengganti lafadz dengan fi'ilnya. Contoh-contohnya adalah sebagai berikut : 



Menguatkan makna : ‫ماوسى تكليما ا‬ ‫ه ت‬ ‫وكيلم الل ت‬







Menjelaskan bilangan : ‫ن‬ ‫وقف ت‬ ‫ت وقفتي ل‬







Menjelaskan macam : ‫ت سيكر التعقللء‬ ‫سر ت‬







Menggantikan lafadz dan fi'ilnya : ‫صبرا ا على الشدائد‬ ‫ك‬



Perlu diketahui bahwa yang disebut untuk menggantikan lafadznya itu bukan dimaksud untuk menguatkan, menjelaskan bilangan atau macamnya. 2. Mashdar Mubhan dan Mashdar Mukhtas Mashdar itu ada dua macam, yaitu : mubham dan mukhtas 



Mubham yaitu mashdar yang sama dengan makn fi'ilnya tanpa ada tambahan dan pengurangan. Mashdar tersebut hanya untuk menguatkan, seperti : ‫ت‬ ‫ ونضرب ت‬.‫ت قياما ا‬ ‫قم ت‬ ‫ص نضربا ا‬ ‫إيمانا ا ل ك ت ك‬ ‫ ونحاو " ك‬،"‫فرا ا‬ ‫الل ي‬. Menggantikan lafadz dan fi'ilnya, seperti : ‫سمعا ا‬ ‫ة‬ ‫ن ول تك ك ت‬ ‫ وطاع ا‬karena maknanya adalah : ‫ وكأسمعت وتأطيعت‬،‫فكر‬ ‫آ ل‬ ‫م ك‬



Berdasarkan hal ini, maka tidak boleh mashdar tersebut dimutsanna dan dijama', karena muakkad itu menempati pengulangan fi'il. Dan pengganti fi'ilnya itu menempati fi'ilnya sendiri. Dengan demikian maka dimalakanlah dengan amalnya tanpa mutsanna dan jama'







Mukhtash yaitu mashdar yang ada tambahan pada fi'ilnya dengan memberi faidah macam atau bilangan. Contoh : ‫ت‬ ‫نضكربا ء‬ ‫ أو ك‬،‫ن‬ ‫ت ك‬ ‫ ونضرب ت‬.‫سيكر التعقللء‬ ‫ سر ت‬. dan ‫ت الل ي‬ ‫ص نضكركبتي ل‬ memberi faidah bilangan mutsanna dan jama' tanpa berbeda. Yang member faidah macam, yang benar adalah dimutsanna dan dijama' dengan qiyas pada apa yang didengarnya. Seperti : ‫حتلاوم‬ ‫ب وال ت‬ ‫ل واللبا ل‬ ‫ العقاو ل‬dan yang lainnya. Boleh kamu katakana ‫ت قيامين‬ ‫ قم ت‬dan kamu bermaksud dua macam berdiri.



Mashdar dikhususkan dengan alif lam 'ahdiyyah seperti ‫م‬ ‫ت القيا ك‬ ‫ قم ت‬maksudnya berdiri yang kamu pastikan, alif lam jinsiyyah, seperti : ‫س‬ ‫ جلس ت‬yang kamu maksud adalah jenis dan ‫ت الجلاو ك‬ nakiroh, dengan sifatnya, seperti : ‫ت في حاجتك سعيا ا عظيما ا‬ ‫ سعي ت‬dan dihofah, seperti : ‫ت‬ ‫سر ت‬ ‫ن‬ ‫سيكر الصالحي ك‬ 1. Mashdar Muttashorrif dan Mashdar Ghoir Muttashorrif 



Mashdar muttashorrif yaitu mashdar yang boleh manshub menjadi mashdar (maf'ul muthlaq). Dan ditashrifkan darinya itu menjadi fa'il, naibul fa'il, mubtada, khobar, maf'ul bih dan yang lainnya. Dan itu adalah semua mashdar kecuali sedikit yang tidak.







Ghoir muttashorrif yaitu mashdar yang mensti nashab menjadi mashdar (maf'ul muthlaq). Ia tidak bisa berubah kepada yang lainnya dalam hal kedudukan I'rob. Hal itu seperti : ‫ك ودكوالي ك‬ ‫ك وحكناكني ك‬ ‫دي ك‬ ‫معااذ ك وكلبي ي ك‬ ‫حذاكريك‬ ‫كو ك‬ ‫سع ك‬ ‫كو ك‬ ‫سبحان و ك‬ 4. Pengganti Mashdar



Ada dua belas lafadz yang menggantikan mashdar, maka hukumnnya diberikan kepadanya dengan dipandang bahwa ia manshub menjadi maf'ul muhtlaq, yaitu sebagai berikut : 



Isim mashdar







Sifatnya







Dhomir yang kembali kepadanya







Murodifnya







Mashdar yang isytiqoq







Sesuatu yang menunjukan kepada macam







Sesuatu yang menunjukan kepada bilangan







Sesuatu yang menunjukan kepada alat







‫ ما – أي‬istifhamiyyah







‫ ما – مهما – أي‬syartiyyah







Lafadz ‫ كل – بعض‬dan ‫ أي‬al-kamaliyyah yang mudhof kepada mashdar







Isim isyaroh yang ditunjukan kepada mashdar 5. 'Amil Maf'ul Muthlaq



'Amil maf'ul muthlaq itu ada tiga macam, yaitu : 



Fi'il tam muttashorrif







Sifat musytaq







Mashdar 6. Hukum-hukum Maf'ul Muthlaq



Maf'ul muthlaq memiliki tiga hukum, yaitu : 



Wajib nashab







Wajib terletak setelah 'amil







'Amilnya boleh dibuang 7. Mashdar yang Menggantikan Fi'ilnya



Mashdar yang menggantikan fi'ilnya, yang disebut sebagai badal dari lafadz fi'ilnya itu ada tujuh macam, yaitu : 



Mashdar yang menempati posisi amr







Mashdar yang menempati posisi nahyu







Mashdar yang menempati posisi do'a







Mashdar yang terletak setelah istifham yang bermakna penghinaan, ketakjuban, dan sakit







Mashdar-mashdar yang didengar yang banyak digunakan dan ada qorinah-qorinah yang menunjukan kepada 'amilnya







Mashdar yang terletak sebagai rincian bagi yang mujmla sebelumnya, dan penjelasan bagi akibat dan hasilnya







Mashdar yang menguatkan kandungan makna jumlah sebelumnya







C. Maf’ul Lah 1. Pengertian Maf'ul Lah Maf'ul lah dinamai juga maf'ul lai ajlih atau maf'ul min ajlih yaitu mashdar qolbi (hati) yang disebut sebagai alasan bagi peristiwa yang bersamaan waktu dan pelakunya. Contoh lafadz ‫رغبة‬ pada ungkapan ‫اغتربت رغبة في العلم‬ Lafadz ‫ رغبة‬adalah mashdar qolbi, menjelaskan alasan kenapa ia mengassingkan diri. Karena sebab mengasingkan diri itulah ia rindu terhadap ilmu. Kejadian itu (mengasingkan diri)



bersamaan dengan mashdar (rindu) dalam hal waktu dan pelakunya. Karena waktu keduanya itu adalah satu yaitu pada waktu lalu, dan fa'ilnya pun satu yaitu mutakallim. Yang dimaksud mashdar qolbi itu adalah mashdar bagi perbuatan-perbutan yang muncul dari bathin, seperti : ‫التعظيم والجلل والتحقير والخشية والخاوف والجرأة والرغبة والرهبة والحياء‬ ‫ ونحاوهما‬.‫ والاوقاحة والشفقة والعلم والجهل‬kebalikannya adalah af'al jawarih (perbuatan anggota badan) yang tampak dan yang berkaitan dengannya seperti : ‫القراءة والكتابة والقعاود والقيام‬ ‫ ونحاوها‬،‫والاوقاوف والجلاوس والمشي والناوم واليقظة‬ 2. Syarat-syarat Nashab Maf'ul Li Ajlih Maf'ul li ajlih harus memenuhi lima syarat. Jika salah dari syarat tersebut hilang maka tidak boleh nashab. Tidak setiap lafadz nashab yang disebut untuk menjelaskan sebab terjadinya suatu perbuatan adalah maf'ul li ajlih. Rincian syarat-syarat nashabnya maf'ul li ajlih adalah sebagai berikut : 



Maf'ul li ajlih itu adalah mashdar. Jika bukan mashdar maka tidak boleh nashab, seperti firman Allah : ‫والرض ونضعها للنام‬







Maf'ul li ajlih itu adalah mashdar qolbi, yaitu perbuatan-perbuatan nafsu bathin. Jika mashdarnya bukan qolbi maka tidak boleh nashab. Contoh : ‫جئت للقراءة‬







Poin 3 dan 4 mashdar qolbi itu bersatu dengan fi'il dalam waktu dan fa'il. Maksudnya, waktu perbuatan dan waktu mashdarnya mesti satu, dan fa'ilnya adalah satu. Jika berbeda waktu atau perbuatannya maka tidak boleh menashabkan mashdar. Contoh ‫سافرت للعلم‬ karena waktu safarnya lampau, dan waktu ilmunya akan datang. Contoh lain : 1. Hukum-hukum Maf'ul Lah 2.



B. Maf’ul Fih atau Dzhorof 1. Pengertian Maf'ul Fih



Maf'ul fih atau dzhorof adalah isim manshub dengan taqdir ‫ في‬disebut untuk menjelaskan waktu atau tempat perkerjaan. Jika bukan taqdir ‫ في‬maka ia itu bukan dzhorof, akan tetapi isim-isim lain yang bergantung kepada tuntutan amil. Ia menjadi mubtada dan khobar pada contoh ‫ياومنا‬ ‫م سعيد‬ ‫ ياو د‬menjadi fa'il pada contoh ‫م الجمعة‬ ‫ جاء ياو ت‬menjadi maf'ul pada contoh ‫م‬ ‫ل تضيع أيا ك‬ ‫ شبابك‬dan menjadi yang lainnya. Pada asalnya, dzhorof itu adalah wadah bagi sesuatu. Bijana disebut dzhorof, karena bijana itu wadah bagi yang sesuatu yang disimpan padanya. Waktu dan tempat dinamai dzhorof karena segala perbuatan dapat dilakukan di dalamnya. Oleh karena itu jadilah zhorof itu seperti wadah bagi segala perbuatan 2. Dzhorof Zaman dan Makan Dzhorof zaman adalah dzhorof yang menunjukan kepada waktu terjadinya suatu peristiwa. Contoh ‫سافرت ليل‬ Dzhorof makan adalah dzhorof yang menunjukan kepada tempat terjadinya suatu peristiwa. Contoh : ‫وقفت تحت علم العلم‬ Dzhorof, baik zaman atau makan itu ada yang mubham dan mahdud (muwaqqot atau mukhtas) dan ada muttashorrif dan ghoir muttashorrif. 3. Dzhorof Mubham dan Dzhorof Mahdud



1. Dzhorof Muttashorrif dan Ghoir Muttashorrif 2. Nashab Dzhorof 3. 'Amil Dzhorof 4. Muta'allaq Dzhorof 5. Pengganti Dzhorof



6. Dzhorof Mu'rob dan Dzhorof Mabni 7. Penjelasan Dzhorof Mabni dan Hukumnya B. Maf’ul Ma’ah 1. Pengertian Maf'ul Ma'ah 2. Syarat Nashab Maf'ul Ma'ah 3. Hukum-hukum setelah Wau 4. 'Amil pada Maf'ul Ma'ah C. Hal 1. Pengertian Hal 2. Isim yang Menjadi Hal 3. Syarat-syarat Hal 4. 'Amil dan Shohibul Hal 5. Mendahulukan dan Mengakhirkan Hal dari Shohibul Hal 6. Mendahulukan dan Mengakhirkan Hal dari 'Amilnya 7. Kapan Hal Wajib Mendahului 'Amil 8. Kapan Hal Wajib diakhirkan dari 'Amilnya 9. Membuang Hal dan Shohibul Hal 10. Membung 'Amil Hal 11. Pembagian Hal



12. Wau Hal dan Hukumnya 13. Hal berbilang 14. Penyempurna D. Tamyiz 1. Pengertian Tamyiz 2. Tamyiz Dzat dah Hukumnya 3. Tamyiz Nisbah dan Hukumnya 4. Hukum Tamyiz Bilangan yang Jelas 5. ‫ كم‬Istifhamiyyah dan Tamyiznya 6. ‫ كم‬Khobariyyah dan Tamyiznya 7. ‫ كأين‬dan Tamyiznya 8. ‫ كذا‬dan Tamyiznya 9. Sebagian Hukum-hukum Tamyiz 10. E. Istitsna 1. Pengertian Istitsna 2. Pembahasan Umum 3. Hukum Mustatsna dengan ‫ إل ي‬Muttashil 4. Hukum Mustatsna dengan ‫ إل ي‬Munqothi'



5. ‫ إل ي‬bermakna ‫غير‬ 6. Hukum Mustatsna dengan ‫غير – ساو ى‬ 7. Hukum Mustatsna dengan ‫خل – عدا – حاشا‬ 8. Hukum Mustatsna dengan ‫ليس – ل يكاون‬ 9. Syibhul Istitsna F. Munada 1. Pengertian Munada 2. Huruf-huruf Nida 3. Pembagian dan Hukum Munada 4. Nida Dhomir 5. Nida yang ada Alif Lam 6. Hukum-hukum Tawabi' Munada 7. Membuang Huruf Nida 8. Membuang Munada 9. Munada yang Mudhof kepada Ya Mutakallim 10. Munada Musaghots 11. Munada Muta'ajjab Minhu 12. Munada Mandub 13. Munada Murokhkhom



14. Isim-isim yang Mesti Nida 15. Tatimmah



BAB X ISIM-ISIM MAJRUR A. Huruf Jar B. Idhofah



BAB XI TAWABI’ DAN ‘IROBNYA Tawabi' adalah kalimat-kalimat yang tidak disentuh oleh i'rob kecuali dengan cara mengikuti terhadap yang lainnya. Dalam arti, tawabi' itu di'rob seperti i'rob yang sebelumnya. Tawabi' ada lima macam, yaitu : 



Na'at







Taukid







Badal







Athof bayan







Ma'thuf bil harfi



A. Na’at 1. Pengertian Na'at Na'at atau shifat yaitu tabi' yang disebut setelah isim untuk menjelaskan sebagian keadaanya atau keadaan yang berkaitan dengannya. Contoh pertama yaitu : ‫ جاء التبميذ المجتهد‬contoh kedua yaitu : ‫جاء الرجل المجتهد غلمه‬ Sifat pada contoh pertama menjelaskan keadaan mausufnya sendiri. Sedangkan pada contoh kedua tidak menjelaskan maushuf, yaitu ‫ لرجل‬tapi menjelaskan yang berkaitan dengannya yaitu ‫غلمه‬. Faidah na'at yaitu membedakan antara dua hal yang musytarok pada isim. Jika maushufnya itu ma'rifat maka faidahnya yaitu untuk menjelaskan (taudih). Dan jika maushufnya nakiroh maka faidahnya adalah pengkhususan (takhsis). Jika kamu katakana ‫جاء علي المجتهد‬ maka engkau menjelaskan bahwa yang datang itu adalah orang yang sama namanya. Dan jika kamu katakana ‫ صاحب رجل عاقل‬maka engkau mengkhususkan laki-laki ini diantara kesamaan dalam sifa kelelakiannya. 2. Kriteria Na'at Pokok asal pada na'at adalah terdiri dari isim musytaq, seperti isim fa'il, isim maf'ul, sifat musyabahat dan isim tafdhil. Contoh : ‫جاء التلميذ المجتهد – أكرم خالدا المحباوب – هذا رجل‬ ‫ حسن خلقه – سعيد تلميذ أعقل من غيره‬terkadang na'at itu jumlah fi'liyyah atau jumlah ismiyyah. Terkadang na'at itu adalah isim jamid yang dita'wil musytaq, hal itu terjadi pada Sembilan bentuk, yaitu : a. Mashdar. Contoh : ‫ أنت رجل عدل أي عادل‬.‫هاو رجل ثقة أي ماوثاوق به‬ b. Isim Isyaroh. Contoh : "‫ أي المشاتر إليه‬،"‫م علي يا ا هذا‬ ‫أكرل ك‬ ‫جاكء رج د‬ c. ‫ اذو‬yang bermakna ‫ صاحب‬dan ‫ اذات‬yang bermakna ‫ صاحبة‬. contoh : ،‫م‬ ‫ل تاذو عل ء‬ ‫ل‬ ‫ أي صاح ت‬،‫ل‬ ‫وامرأة د اذا ت‬ ‫ وصاحبة فض ء‬،‫م‬ ‫ت كفض ء‬ ‫ب عل ء‬ ‫ "جاكء الرج ت‬.‫ال‬ d. Isim Maushul yang disertai ‫ أي المجتهد ت‬،"‫ل الذي اجتهد ك‬



‫جاكء رجا د‬ e. Isim yang menunjukan kepada bilangan man'ut. " ‫ن بهذا‬ ‫ل أربع ت‬ ‫دو ك‬ ‫دو ت‬ ‫مع ك ت‬ ‫ أي ك‬،"‫ة‬ ‫دد‬ ‫العك ك‬ f. Isim yang disertai Ya nisbah. "‫مشق‬ ‫ منساوبا ا إلى د ل ك‬،‫مشقي ياا‬ ‫ت رجل ا د ل ك‬ ‫رأي ت‬ ‫ن رج د‬ g. Isim yang menunjukan kepada tasybih. " ‫ل‬ ‫ و "فل د‬،‫ أي شجاعاا‬،‫ت رجل ا أسداا‬ ‫رأي ت‬ ‫ أي محتا د‬،"‫ب‬ ‫ل‬ ‫ب تياوص ت‬ ‫ والثعل ت‬.‫ل‬ ‫كثعل د‬ ‫ف بالحتيا ل‬ ‫ت‬ h. ‫ ما‬nakiroh yang bermaksud ibham. "‫مقي يد ء بصفةء ما‬ ‫أكرل ت‬. ‫مطلقا ا غيكر ت‬ ‫م رجل ا ما" أي رجل ا ت‬ Terkadang, disamping bermakna ibham, juga bermakna menunjukan pada perkara yang besar (tahwil). Contoh : ‫ أي لمرء عظيم ء‬،"‫ه‬ ‫جد كع ك كقصيدر أن ك‬ ‫لمرء ما ك‬ ‫ف ت‬ ‫ت رج د‬ i. ‫ كل و أي‬yang menunjukan kepada kesempurnaan maushuf bagi sifat. Contoh : "‫ل‬ ‫أن ك‬ ‫ أي كام د‬،"‫ل‬ ‫ و "جاكءني رج د‬،‫ة‬ ‫ أي الكام ت‬،"‫ل‬ ‫ك ر‬ .‫ل في الرجاولي يةل‬ ‫ل في الررجاولي ي ل‬ ‫ل أير رج ء‬ ‫ل الرج ل‬ ‫"ويقال أيضا ا "جاكءني رج د‬ ‫ بزيادةل "ما‬،"‫ل‬ ‫ل أريما رج ء‬ 3. Na'at Haqiqi dan Na'at Sababi Na'at terbagi kepada dua yaitu haqiqi dan sababi. Na'at haqiqi yaitu na'at yang menjelaskan salah satu sifat matbu'nya. Contoh : ‫ب‬ ‫جاكء خالد د الدي ت‬. Na'at sababiy yaitu na'at yang menjelaskan salah satu sifat yang berkaitan dengan matbu'nya. ‫جاكء الرج ت‬ Ccontoh : ‫ه‬ ‫ن خط ر ت‬ ‫ل الحس ت‬ ‫ الرج ت‬, karena Lafadz ‫ب‬ ‫ الدي ت‬Menjelaskan ‫ خالد د‬. adapun lafadz ‫ن‬ ‫الحس ت‬tidak menjelaskan sifat ‫ل‬ ‫ خ ر‬yang berkaitan dengan ‫ل‬ ‫الرج ت‬, yang dimaksud shifatnya bukan ‫ الحسن‬tapi mejelaskan sifat ‫ط‬ ‫الرج ت‬. karena tulisan tersebut disandarkan kepada ‫ل‬ Na'at wajib mengikuti man'utnya dalam hal I'rab, ifrad, tatsniyah, jama', tadzkir, ta'nits, ta'rif dan tankir. Kecuali na'at sababiy yang tidak mengandung kepada dhomir man'utnya. Maka ketika itu ia ajib mengikuti dalam hal I'rab, ta'rif dan tankir saja. Sedangkan ta'nits dan tadzkirnya memperhatikan kepada kalimat yang setelahnya, dean na'at sababiy itu selamanya mufrad. Kamu bisa mengatakan tentang na'at haqiqi sebagai berikut : ‫ل العاق ك‬ ‫ت الرج ك‬ ‫ل العاق ت‬ ‫جاكء الرج ت‬ " ‫ رأيت‬.‫ة‬ ‫ة العاقل ت‬ ‫ جاكءت فاطم ت‬.‫ل‬ ‫مرر ت‬.‫ل‬ ‫ رأي ت‬.‫ل‬ ‫ل العاق ل‬ ‫ت بالرج ل‬ ‫ك‬ ‫ جاكء الرجا ت‬.‫ت الرجلين العاقلين‬ ‫ل‬ ‫ مررت بفاطم ك‬.‫ة‬ ‫ة العاقل ك‬ ‫فاطم ك‬ ‫ رأي ت‬.‫ن‬ ‫ن العاقل ل‬ ‫ جاكء الرجل ل‬.‫ة العاقلةل‬



‫ت الرجا ك‬ ‫ت‬ ‫ت‪ .‬رأيت الفاطما ل‬ ‫ت العاقل ت‬ ‫ل العقللء‪ .‬جاكءت الفاطما ت‬ ‫ل التعقلكء‪ .‬مرر ت‬ ‫التعقلتء‪ .‬رأي ت‬ ‫ت بالرجا ل‬ ‫ت‬ ‫ت العاقل ل‬ ‫ت بالفاطما ل‬ ‫‪".‬العاقل ل‬ ‫ت‪ .‬مرر ت‬ ‫‪Dan kamu bisa katakana tentang na'at sababiy yang tidak mengandung dhomir man'utnya‬‬ ‫‪sebagai berikut :‬‬ ‫ت‬ ‫ل الكري ك‬ ‫م كأباوهم‪ ،‬والرج ت‬ ‫م كأباوهما‪ ،‬والرجا ت‬ ‫جاكء الرج ت‬ ‫ه‪" .‬‬ ‫م ت‬ ‫ل الكريمة أ ر‬ ‫ل الكري ت‬ ‫ن الكري ت‬ ‫ت‬ ‫م أباوه‪ ،‬والرجل ل‬ ‫ل الكريم ت ت‬ ‫والرجلن الكريم ت ت‬ ‫مهما‪ ،‬والرجا ت‬ ‫م كأباوهما‪،‬‬ ‫ن الكري ت‬ ‫مهم‪ ،‬والمرأة ت الكري ت‬ ‫ة‪ .‬أ ر‬ ‫ةأ ر‬ ‫م أباوها‪ ،‬والمرأتا ل‬ ‫ل‬ ‫ت‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ن‬ ‫مهما‪ ،‬والنساتء الكريم ت‬ ‫ن الكريم ت‬ ‫ن‪ ،‬والمرأة الكريم ت‬ ‫ةأ ر‬ ‫ةأ ر‬ ‫ةأ ر‬ ‫‪".‬والنساتء الكري ت‬ ‫مه ي‬ ‫مها‪ ،‬والمرأتا ل‬ ‫م أباوه ي‬ ‫‪Adapun na'at sababi yang mengandung man'utnya harus sesuai dengan man'utnya dari segi‬‬ ‫‪mufrod,mutsana,jama',mudzakar,dan muanats.Disamping itu harus sesuaio juga dari segi‬‬ ‫ب‪ ،‬والرجا ت‬ ‫ل " ‪'rob,ma'rifat dan nakiroh.Contoh:‬‬ ‫ن الكريمتا ال ل‬ ‫ن الكريما ال ل‬ ‫ب‪ ،‬والمرأتا ل‬ ‫جاكء الرجل ل‬ ‫ب‬ ‫"الكرا ت‬ ‫ب‪ ،‬والنساتء الكريما ت‬ ‫ت ال ل‬ ‫م ال ل‬ ‫‪Perlu di ketahui, terkait dengan ketentuan tersebut ada yang dikecualikan dalam 4 hal yaitu:‬‬ ‫‪ yang‬فعاول ‪1. Sifat yang menggunakan wazan‬‬ ‫صتباورء و ك‬ ‫خاورء ‪ .contoh:‬فاعل ‪bermakna‬‬ ‫غياورء وفك ت‬ ‫ك‬ ‫‪ yang bermakna‬فعيل ‪. Atau wazan‬وش ت‬ ‫كاورء‬ ‫ب ‪ .Contoh:‬مفعاول‬ ‫‪atau‬جريح وكقتيل و ك‬ ‫خضي ء‬ ‫مكسال ‪ .Contoh:‬مفعال ‪wazan‬‬ ‫مهذار و ل‬ ‫ل‬ ‫معطيرء ‪ .Contoh:‬مفعيل ‪atau wazan‬و ل‬ ‫ل‬ ‫مبسام ء‬ ‫مشغ ك‬ ‫ن‬ ‫شم ء ‪ contoh:‬مفعل ‪ atau wazan‬و ل‬ ‫ل‬ ‫مسكي ء‬ ‫سو ل‬ ‫‪ .Kelima wazan tersebut‬و ل‬ ‫مهذ كرء‬ ‫مدع ء‬ ‫‪sifatnya sama bagi mudzakar dan muanats.‬‬ ‫رج د‬ ‫ل غياودر‪ ،‬وامرأة د ‪Kamu bisa mengatakan:‬‬ ‫غياودر‪ ،‬ورج د‬ ‫ح‪ ،‬وارمأة جريح‬ ‫ل جري د‬ ‫‪2. Masdar yang dijadikan sifat. Ia tetap dalam‬‬ ‫‪satu bentuk untuk mufrod, mutsana, jama',‬‬ ‫‪mudzakar dan muanats. Kamu ucapkan:‬‬ ‫عد د‬ ‫ل‪ ،‬وامرأة عد د‬ ‫ل عد د‬ ‫رج د‬ ‫ل‪.‬‬ ‫ن ك‬ ‫ل‪ .‬ورجل ل‬ ‫عد د‬ ‫عد د‬ ‫ل‪ .‬ورجا د‬ ‫ن عد د‬ ‫ل‬ ‫ل‪ .‬ونسادء ك‬ ‫ل ك‬ ‫‪.‬وامرأتا ل‬



3. Na'at untuk jama' yang tidak berakal. Ia boleh 2 bentuk, beramal seperti amal jama' dan beramal seperti mufrad muanats. Kamu ‫ وخياو د‬،‫ت‬ ‫عندي خياو د‬ katakana: ‫ل‬ ‫ل سابقا د‬ ‫ سابقة‬terkadang disifati untuk jama' 'aqil jika bukan jama' mudzakar salim dengan sifat mufradah muanatsah. Seperti: 4. Na'at untuk isim jama'. Ia boleh mufrad dengan memandang lafadz man'utnya, dan boleh jama' dengan memandang maknanya. Kamu ungkapkan: ‫ح‬ ‫م صال د‬ ‫إ ي‬ ‫ن كبني فلن قاو د‬ ‫م صالحاون‬ ‫وقاو د‬



4. Na'at Mufrod, Jumlah dan Syibhul Jumlah Na'at juga terbagi kepada tiga bagian, yaitu: mufrad, jumlah dan syibhul jumlah. a. Na'at mufrad yaitu na;at yang bukan jumlah dan bukan syibhul jumlah walaupun ia mutsana atau jama'. Contoh: b. Na'at jumlah yaitu na'at dari jumlah fi'liyyah atau jumlah ismiyyah. Contoh:



c. Na'at syibhul jumlah 5. Na'at Maqthu' 6. Tatimmah



B. Taukid C. Badal D. Athof Bayan



BAB XII HURUF-HURUF MA’ANI Huruf terbagi kepada dua macam, yaitu huruf mabni dan ma’ni. Huruf mabni adalah huruf yang dapat membentuk suatu kalimat. Sedangkan huruf ma’ni adalah huruf yang memiliki makna yang tidak tampak kecuali jika tersusun dalam suatu jumlah, seperti huruf jar, istifham, athof dan yang lainnya. Huruf terbagi kepada dua bagian, yaitu ‘amil dan ‘athil. Huruf amil adalah huruf yang mempengaruhi perubahan pada akhir suatu kalimat. Yang termasuk huruf amil adalah, huruf jar, nawashib mudhore’, huruf yang menjazmkan satu fi’il, ‫ ااذما‬,‫ ان‬yang menjazmkan dua fi’il, huruf-huruf yang serupa dengan fi’il yang menashabkan isim dan marofa’kan khobar, la nafiyah lil jinsi yang beramal seperti amal ‘inna’ yaitu menasabkan isim dan merofakan khobar, ‫ ان‬,‫ لت‬,‫ ل‬,‫ ما‬yang serupa dengan ‫ ليس‬dalam hal amal, yaitu merofa’kan isim dan menasabkan khobar. Huruf ‘athil atau ghoir ‘amil yaitu huruf yang tidak mempengaruhi I’rob pada akhir suatu kalimat, seperti ‫ لاول‬,‫ نعم‬,‫ هل‬,‫ هل‬dan yang lainnya. MACAM-MACAM HURUF Huruf yang mencakup ‘amil dan athil ditinjau dari segi maknanya terbagi kepada 31 macam, yaitu : A. Huruf-huruf Nafi



Huruf-huruf Nafi ada tujuh yaitu : ‫ لت‬,‫ ل‬,‫ ان‬,‫ ما‬,‫ لن‬,‫ لما‬,‫ لم‬. Rincian penjelasannya yaitu sebagai berikut : 



‫ لما‬,‫ لم‬yang menjazmkan satu fi’il mudhore







‫ لن‬yang menasabkan fi’il mudhore







‫ ان‬,‫ ما‬itu menafikan madhi dan hal. Keduanya masuk pada fi’il dan isim







‫ ل‬menafikan madhi dan mustaqbal







‫ لت‬khusus masuk pada ‫ حين‬dan dzhorof zaman yang serupa dengannya.



B. Huruf-huruf Jawab Huruf-huruf jawab ada delapan yaitu : ‫ كل‬,‫ ل‬,‫ ان‬,‫ جير‬,‫ أجل‬,‫ اي‬,‫ بلى‬,‫ نعم‬. Penjelasannya secara rinci yaitu sebagai berikut : 



‫ نعم‬digunakan untuk menunjukan jumlah jawab yang dibuang, ia menempati posisi jawab







‫ أجل‬bermakna ‫ نعم‬, seperti ‫ نعم‬digunakan untuk :



o Membenarkan kepada orang yang membawa berita o Memberitahu kepada orang yang meminta berita o Janji kepada orang yang meminta apa yang ia minta







‫ اي‬hanya digunakan sebelum qosam, untuk menguatkan qosam







‫ بلى‬Letaknya dikhususkan setelah nafi, ‫ بلى‬merubah nafi menjadi itsbat. Berbeda dengan ‫ أجل‬,‫ نعم‬, jawaban dengan keduanya mengikuti sebeumnya dalam hal itsbat dan nafi







‫ جير‬adalah huruf jawab yang bermakna ‫ نعم‬, mabni atas kasroh, terkadang atas fathah. Biasanya terletak sebelum qosam. Sebagian ulama ada yang memandang bahwa ia itu isim yang bermakna ‫حقا‬







‫ ان‬adalah huruf jawab bermakna ‫ نعم‬. Jika ‫ ان‬huruf jawab bersambung dengan ha, maka ha tersebut bukan ha dhomir, tetapi ha saktah. ‫ ان‬jawab diambil dari ‫ ان‬taukid, karena jawaban itu membenarkan dan menguatkan.







‫ كل‬,‫ ل‬menafikan jawaban. ‫ كل‬disamping bermakna naïf, juga bermakna mencegah dan melarang mukhotob. Dan terkadang ‫ كل‬bermakna ‫حقا‬



C. Huruf Tafsir Huruf tafsir ada dua yaitu : ‫ أن‬,‫ أي‬. Keduanya berfungsi untuk menafsirkan kalimat sebelumnya. ‫ أي‬digunakan untuk Menafsirkan mufrod dan jumlah. Sedangakan ‫ أن‬dikhususkan untuk menafsirkan jumlah saja, ia terletak diantara dua jumlah D. Huruf-huruf Syarat Huruf syarat ada delapan, yaitu : ‫ لما‬,‫ أما‬,‫ لاوما‬,‫لاول‬,‫ لاو‬,‫ ااذما‬,‫ ان‬. Penjelasannya yaitu sebagai berikut :







‫ ااذما‬,‫ ان‬yang menjazmkan fi’il mudhore







‫ لاو‬ada dua macam, yaitu



1. Huruf syarat bagi madhi yang memberi faidah terhalangnya sesuatu karena terhalang oleh yang lain. ‫ لاو‬ini dinamai “harf imtina’ li imtina’” atau huruf sesuatu yang akan terjadi karena terjadinya oleh yang lain. ‫“ لاو‬huruf imtina’ li imtina’” ini hanya bersambung dengan fi’il madhi secara shigoh dan zaman. 



E. Huruf-huruf Tahdhid dan Tandim F. Huruf-huruf Arodh G. Huruf-huruf Tanbih H. Huruf-huruf Mashdariyah I. Huruf-huruf Istiqbal J. Huruf-huruf Taukid K. Huruf Istifham L. Huruf-huruf Tamanni M. Huruf Tarojji dan Isyfaq N. Huruf Tasybih



O. Huruf-huruf Shillah P. Huruf-huruf Ta’lil Q. Huruf Rod’i dan Jazr R. Laamat S. Ta Ta’nits Sakinah T. Ha sakt U. Huruf-huruf Tholab V. Hururf Tanwin W. Huruf –huruf lainnya



KHOTIMAH A. Amil, Ma’mul dan Amal 1. Pengertian Amal, Ma’mul dan Amal Kapan pun beberapa kalimat tersusun dalam suatu jumlah, maka diantara kalimat itu ada yang mempengaruhi kalimat berikutnya, merofa'kan setelahnya, menashabkan, menjazmkan atau memajrurkannya. Sepeti fi'il, yang merofa'kan fa'il dan manshabkan maf'ul bih. Seperti mubtada yang merofa'kan khobar. Seperti adat jazm yang menjazmkan fi'il mudhore. Dan seperti huruf har yang mengkhofdkan isim-isim setelahnya. Maka hal ini adalah yang mempengaruhi (muatstsir) atau amil. Diantara kalimat itu ada pula yang dipengaruhi oleh kalimat sebelumnya, ia menjadi rofa', nashab, jar dan jazm. Seperti fa'il, maf'ul, mudhof ilaih, yang didahului oleh huruf jar, fi'il mudhore dan yang lainnya. Maka hal ini dinamai yang dipengaruhi (mutaatstsar) atau ma'mul. Diantara kalimat itu ada pula yang tidak mempengaruhi dan tidak pula di pengaruhi, seperti



‫ هل – بل – قد – سوف – ه ل‬dan huruf-huruf ma'ani lainnya. sebagaian huruf. Contoh : ‫ل‬ Kesimpulan yang diperoleh dari fi'il yang mempengaruhi dan hasil yang dipengaruhi itu adalah atsar. Seperti alamat I'rob yang menunjukan kepada rofa', nashab, jar dan jazm. Maka itu merupakan hasil dari pengaruh amil-amil yang masuk pada beberapa kalimat, dan karena terpengarunya kalimat oleh amil. Kalimat yang memberikan perubahan disebut amil Kalimat yang akhirnya berubah karena adanya amil disebut ma'mul Kalimat yang tidak berpengaruh dan tidak pula dipengaruhi itu adalah athil, yaitu bukan ma'mul, bukan pula amil. Pengaruh yang dihasilkan berupa rofa', nashab, jazm dan khofd itu dinamai 'amal, yaitu I'rob. 2. Amil Amil adalah kalimat yang memberikan pengaruh rofa', nashab, jazm dan khofd kepada kalimat yang setelahnya. Yang termasuk kategori amil adalah sebagai berikut : Ø Fi'il Ø Syibhul fi'li Ø Adat nashab dan adat jazm bagi fi'il mudhore Ø Huruf-huruf yang menashabkan mubtada dan merofa'kan khobar Ø Huruf-huruf yang merofa'kan mubtada dan menashabkan khobar Ø Huruf jar Ø Mudhof Ø Mubtada Pembahasan tersebut telah lalu kecuali syibhul f'I'li yang akan dibahas nanti. Amil terbagi kepada dua bagian, yaitu : lafdziyyah dan ma'nawiyyah. · Amil lafdzi yaitu amil yang mempengaruhi yang dilafadzkan, seperti yang kami terangakan · Amil ma'nawi yaitu kosongnya isim dan mudhore' dari yang mempengaruhinya secara lafadz. Kosong tersebut (tajarrud) adalah amil rofa'. Tajarrudnya mubtada dari amil lafdzi itu adalah sebab rofa'nya. Dan tajarrudnya mudhore dari amil nashab dan jazm adalah sebab rofa'nya juga. Tajarrud itu adalah tidak disebutnya amil. Itu adalah sebab ma'nawi pada rofa'nya yang kosong dari amil lafdzi, seperti mubtada dan fi'il mudhore yang tidak didahului oleh adat nashab dan jazm. 3. Ma’mul Ma'mul adalah kalimat yang akhirnya berubah dengan rofa', nashab, jazm dan khofd disebabkan dipengaruhinya oleh amil. Yang termasuk kategori ma'mul itu adalah sejumlah isim dan fi'il mudhore. Ma'mul tebagi kepada dua bagian, yaitu : ashalah dan tab'iyyah. · Ma'mul Asholah adalah kalimat yang dipengaruhi oleh amil secara langsung, seperti fa'il, naibul fa'il, mubtada dan khobarnya, isim fi'il naqish dan khobarnya, isim dan kobar inna dan saudaranya, al-mafa'il, hal, tamyiz, mustatsna, mudhof ilalih dan fi'il mudhore. Mubtada itu adalah amil bagi rofa'nya khobar, dan mubtada juga ma'mul karena tajarrudnya dari amil lafdziyyah karena ibtida, dan itualah yang merofa'kannya. Mudhof itu adalah amil bagi



majrurnya mudhof ilaih. Ia pun ma'mul karena ia marfu' atau manshub atau majrur bergantung kepada amil yang masuk padanya. Mudhore dan syibhunya adalah (selain isim fi'il) amil bagi kalimat setelahnya, dan ma'mul bagi amil yang sebelumnya. · Ma'mul tabi'iyyah yaitu ma'mul yang dipengaruhi oleh amil dengan perantara matbu'nya, seperti na'at, athof, taukid dan badal. Kalimat-kalimat tersebut di rofa', di nashab, di jar dan di jazm karena mengikuti terhadap marfu', manshub majrur dan majzmu. Amil baginya adalah amil pada matbu' yang mendahuluinya. 4. Amal Amal disebut juga i'rob, yaitu bekas yang dihasilkan dengan dipengaruhinya oleh amil rofa', nashab, khofd dan jazm. B. Amal Mashdar dan shifat-shifat yang menyerupai Fi’il 1. Amal Mashdar dan Isim Mashdar Mashdar beramal seperti amal fi'ilnya dari segi muta'addi dan lazim. Jika fi'ilnya lazim maka ia butuh pada fa'il saja. Contoh : ‫ ديعجدبيني اجتهادد سعيدد‬jika ia muta'addi maka ia butuh fa'il dan maf'ulnya. Mashdar itu muta'addi sebagaimana fi'ilnya memuta'addikan, terkadang dengan muta'ddi bi nafsih, seperti : ‫ ساكءني عصيادن ك أباكك‬dan terkadang pula muta'addi dengan huruf jar, seperti : ‫ساكءني دمورودركك بمواضةع الششبهةة‬. Perlu diketahui bahwa mashdar tidak beramal seperti amal fi'il karena serupanya dengan fi'il, tapi karena mashdar itu adalah asalnya. Boleh fa'ilny dibuang tanpa mengandung dhomir mashdar, seperti : ‫سرورني تكوريم العامليكن‬. Dan hal itu tidak boleh dilakukan pada fi'il, karena jika fa'ilnya tidak tampak maka fa'ilnya itu adalah dhomir mustatir. Dan boleh membuang maf'ulnya, seperti firman Allah : { ‫وما كان استغفادر إبوراهيكم لبيه إل عن موةعددة كوعكدها‬ ‫}إياده‬، ‫كأ ي استغفار إبوراهيكم كربشه لبيه‬. Mashdar itu beramal seperti amalnya fi'ilnya dari segi mudhof, kosong dari alif lam dan idhofah, atau ma'rifat oleh alif lam. Contoh pertama ‫ض‬ ‫ ولول دفدع الة اليناكس بع ك‬contoh kedua : ‫أو إطعام في‬ ‫ضهم ببع ة‬ ‫يودم ذ ي مكسبغدة كيتيما ذا مقوربدة أو ةمكسكيينا ذا كمتكوركبدة‬. Contoh ketiga itu amalnya sedikit, seperti : ‫كلكقتد كعةلكمتت دأوكل ى‬ ‫ كفكلتم أكتندكتل كعةن ال ر‬،‫الدمغيكورة أكرنيني * كككورتردت‬ ‫ضتورةب ةمتكسكمعا‬ Disyaratkan bagi amal mashdar itu adalah pengganti dari fi'ilnya, seperti : ‫ص‬ ‫ ضوربا الل ر‬atau boleh……….disertai ‫ أن‬atau ‫ ما‬mashdariyyah yang menempati posisinya. Jika kamu katakan : ‫ صرح أن تقول "كيدكسشورني أن‬،"‫ وإذا قلكت "كيكسشورني عمدلك ك الخيكور‬."‫ صرح أن تقول "سرورني أن تفهكم الدركس‬،"‫سرورني كفهدمك ك الردركس‬ ‫ صرح أن تقوكل "يعجبيني ما تقودل الحرق الن‬،"‫ وإذا قلكت "ديعجدبيني قولك ك الحرق الن‬."‫تعمكل الخيكور‬ jika kamu bermaksud madhi atau istiqbal maka taqdirnya adalah dengan ‫ أن‬dan jika kamu bermaksud hal (sekarang) maka taqdirnya dengan ‫ما‬. Oleh karena itu mashdar muakkad, mashdar yang menjelaskan macam, mushoggor dan yang tidak datang untuk kejadian itu tidak beramal. Tidak bisa dikatakan sebagai berikut : ‫ عرلمدتده تعليما المكسألة‬dengan pertimbangan bahwa ‫ المكسألة‬mashub oleh ‫ تعليما‬, tapi manshubnya itu dengan ‫ عللمت‬tidak bisa dikatakan ‫ص‬ ‫ ضوربدت ضورباة وضوربتيةن الل ر‬dengan pertimbangan bahwa ‫ اللص‬itu ‫ديعجبيني د‬ manshub oleh ‫ ضوربة و ضوربتين‬, tapi manshubnya oleh ‫ ضوربت‬tidak bisa dikatakan " ‫ضكورتيبك ك‬ ‫صتومت صتوكت كحمادم‬ ‫الل ر‬ ‫ ول "لكسعيدد ك‬،"‫ص‬ Tidak boleh ma'mul mendahului mashdarnya kecuali jika mashdar itu pengganti dari fi'ilnya yang menggantikannya, seperti : ‫ عملكك ك إتقانا‬atau ma'mulnya itu dzhorof atau jar majrur, seperti :



‫ وقولةه ول تأخذكم به رأفمة‬،‫فللما بلكغ معده الركسعكي‬ 2. Amal Isim Fa'il 3. Amal Isim Maf'ul 4. Amal Sifat Musyabahat 5. Amal Isim Tafdhil C. Jumlah dan macam-macamnya 1. Pengertian Jumlah Jumlah adalah ungkapan yang tersusun dari musnad dan musnad ilaih. Jumlah dan murokkab isnadi itu adalah sama. Contoh : ‫ إرن الباطكل كاكن كزهوقا‬،‫ وزهكق الباطدل‬،‫جاكء الحشق‬. Yang kita namai jumlah atau murokkab isnadi itu tidak disyaratkan memberi faidah makna yang sempurna yang cukup oleh ia sendiri. Tidak dseperti yang disyaratkan pada kalam. Murokkab isnadi itu terkadang faidahnya itu tam seperti : ‫ قد أفلكح المؤمينون‬maka ia juga dinmaia kalam. Terkadang murokkab isnadi atau jumlah itu faidahnya naqish, seperti : ‫ مهما تفعتل من خيور كأو شرور‬maka ia tidak dinamai kalam. Jumlah atau murokkan isnadi jika jawab syaratnya disebut seperti ‫ مهما تفعتل من خيور كأو شرور دتلقةه‬maka ia bisa dinamai kalam, karena faidah yang dihasilkannya itu sempurna. 2. Klasifikasi Jumlah Jumlah itu ada empat macam, yaitu : fi'liyyah, ismiyyah, jumlah yang memiliki mahal (posisi) i'rob dan jumlah yang tidak memiliki mahal i'rob. a. Jumlah Fi'liyyah Jumlah fi'liyyah yaitu jumlah yang tersusun dari fi'il dan fa'il, seperti : ‫سبكق الكسيدف العكذكل‬. Atau fi'il dan naibul fa'il, seperti : ‫ يينصور المظلوم‬atau fi'il naqish, isim dan khobarnya, seperti : ‫يكون المجتهد‬ ‫سعيدا‬. b. Jumlah Isimiyyah Jumlah ismiyyah yaitu jumlah yang tersusun dari mubtada dan khobar, seperti ‫ الحلق مينصور‬atau yang asalnya mubtada dan khobar, seperti : – ‫إن الباطل مخذول – ل ريب فيه – ما أحد مكسافورا – ل رجل قائما‬ ‫إن أحد خيورا من أحد إل بالعافية – لت حين ميناص‬ c. Jumlah yang Memiliki Mahal (kedudukan) i'rob Jumlah, jika sah dita'wil mufro maka ia memiliki kedudukan i'rob berupa rofa', nashab atau jar. Seperti mufrod yang dita'wil. I'rob jumlah itu seperti i'rob mufrod. Jika engkau menta'wil mufrod marfu' maka kedudukannya adalah rofa', seperti : ‫ خالد يعمل الخيور‬karena ta'wilnya adalah ‫خالد عامل‬ ‫للخيور‬. Jika kamu menta'wil mufrod manshub maka kedudukannya adalah nashab. Contoh : ‫كان خالد‬ ‫ يعمل الخيور‬karena ta'wilnya adalah ‫كان خالد عامل للخيورز‬. Jika kamu menta'wil mufrod majrur, maka kedudukan ia jar. Contoh : ‫ موررت بورجل يعمل الخيور‬karena ta'wilnya adalah ‫موررت بورجل عامل للخيور‬ Jika jumlah tersebut tidak sah dita'wil mufrod, karena ia tidak menempati kedudukannya maka ia tidak memiliki kedudukan, seperti : ‫ جاء الذ ي كتب‬karena ia tidak bisa dita'wil ‫جاء الذ ي كاتب‬. Jumlah yang memiliki kedudukan I'rob itu ada tujuh tempat, yaitu sebagai berikut : Ø Jumlah itu sebagai khobar. Kedudukannya dalam I'rob adalah rofa', jika ia khobar mubtada, atau khobar huruf-huruf yang serupa dengan fi'il atau ‫ ل‬nafiyah lil jinsi. Contoh : ‫العلم يورفع قدر‬ ‫صاحبه – إن الفضيلة تحب – ل ككسول سيورته ممدوحة‬, nashab jika jumlah tersebut khobar bagi fi'il naqish, seperti firman Allah : ‫ وقولةه }فذبحوها وما كادوا يفعلون‬،{‫كأنف ككسهم كانوا يظلمون‬



Ø Jumlah tersebut sebagai hal. Kedudukannya adalah nashab. Contoh : ‫جادءوا كأباهم عشااء كيبكون‬ Ø Jumlah tersebut sebagai maf'ul bih. Kedudukannya nashab juga, seperti firman Allah: ‫قاكل إني‬ ‫ ق‬Ø‫ كأنظشن المكة تجتمدع بعكد التفشور‬-‫عبدد ال‬ Ø Jumlah tersebut sebagai mudhof ilaih. Kedudukannya adalah jar, seperti firman Allah: ‫هذا يودم‬ ‫يينفدع الصادقيكن صددقهم‬ Ø Jumlah tersebut sebagai jawab syarat jazm jika disertai fa atau ‫ إذا‬fijaiyyah. Kedudukannya adalah jazm, seprti firman Allah : ‫صبهم سيٌةئمة بما قردمت كأيديهم إذا هتم‬ ‫ وقولةه }وإن ت ة‬،{‫ومن ديضلةل الد فما لده من هادد‬ ‫كيقكينوطون‬ Ø Jumlah tersebut sebagai sifat. Kedudukan I'robnya tergantung kepada maushuf. Ada yang rofa' ‫ل تحتورتم رج ا‬ seperti firman Allah : ‫ وجاكء من كأقص ى المديينة رجمل يكسع ى‬ada yang nashab, seperti : ‫ل كيخودن بلكدده‬ dan ada yang jar, seperti : ‫كسقيا لورجدل كيخددم دأمكتده‬ Ø Sebagai tabi' (pengikut) kepada jumlah yang memiliki kedudukan I'rob. Kedudukannya itu bergantung kepada matbu'. Ada yang rofa', seperti : ‫عليي يقورأ ويكتدب‬, ada yang nashab seperti ‫كانت‬ ‫ الشمدس تبدو وتخف ى‬dan ada yang jar, seperti : ‫ ل خيكور فيه لينفكسةه وأمتةه‬،‫ل تعبأ بورجدل ل خيكور فيةه لينفكسةه وأمتةه‬ d. Jumlah yang tidak Memiliki Mahal I'rob Jumlah yang tidak memiliki kedudukan i'rob itu ada sembilan tempat, yaitu : Ø Ibtidaiyyah, yaitu yang menjadi pembuka kalam, seperti firman Allah : ‫ وقولةه‬،{‫إنا أعوطييناك الكوثكور‬ ‫}الد نور الركسمواةت والرض‬ Ø Isti'nafiyyah, yaitu yang berada pada pertengahan kalam, yang terputus dari yang sebelumnya karena untuk memulai kalam yang baru, seperti : firman Allah : ‫ تعال ى عرما‬،‫ض بالحيق‬ ‫خلق الركسمواةت والر ك‬ ‫ديشوركوكن‬terkadang disertai fa atau wau isti'naf. Contoh yang memakai fa isti'naf firman Allah : ‫فلرما‬ ‫ فتعال ى الد علما ديشوركون‬،‫ آتاهما صالحا جعل لده شوركاكء فيما آتاهما‬contoh yang memakai wau isti'naf yaitu firman Allah : ‫ وليس الذكور كالنث ى‬،‫ وال أعلدم بما وضعتت‬،‫قالت ريب إني وضعدتها دأنث ى‬ Ø Ta'liliyyah, yaitu jumlah yang terdapat pada pertengahan kalam sebagai alasan bagi yang sebelumnya. Seperti firman Allah : ‫ إرن صلكتك ك كسكمن لهم‬،‫ وصيل عليهم‬terkadang disertai dengan fa ta'lil, contoh : ‫ فإنها زييندة الدعقلةء‬،‫تمركس ك بالفضيلةة‬ Ø I'tirodhiyyah, yaitu jumlah yang meritangi antara dua perkara yang saling bersamaan untuk memberi faidah terhadap kalam sebagai penguatan, kebaikan dan keindahan. Seperti mubtada dan khobar, fi'il dan marfu'nya, fi'il dan manshubnya, syarat dan jawabnya, hal dan shohibul halnya, sifat dan masuhufnya, huruf jar dan muta'allaqnya, qosam dan jawabnya. Contohcontohnya yaitu sebagai berikut : ‫ كو ا ك‬،‫كوةفكيةهرن‬ · ‫ وكنوائدح‬،‫ليادم كيتعدثتوركن ةباتلكفكت ى * كنواةددب ل كيتمكلتلكينده‬ · ‫ كول دعتزل‬،‫ضعادف‬ ‫ كوالكحواةددث كجرممة * أكةسريندة كقتودم ل ة‬،‫كوكقتد كأتدكرككتتيني‬ · ‫ كوالرشتمكأةل‬،‫صبا‬ ‫ كوالردتهدور دذو كتكبشدةل * كهتيفا كددبورا ةبال ر‬،‫كودبيدكلتت‬ · ‫ فارتدقوا اليناكر التي كودقوددها الينادس والحجاردة‬،‫ ولن تفعلوا‬،‫فإن لم تفعلوا‬ · ‫ مجتهدا‬،‫ وررب الكعبةة‬،‫سعيدت‬ · ‫ لو تعلموكن عظيم‬،‫وارنده لككقكسمم‬ ‫ اصلحك ك ا د‬،‫صتم‬ · ‫ بالفضيلة‬،‫ل‬ ‫اعت ة‬ ‫ك‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫ك‬ · ‫ وكما كعتمور ي كعلكري ةبكهيدن * لككقتد كنوطكقتت دبوطل كعلري القاةردع‬،‫لككعتمور ي‬ Ø Sebagai sillah maushul isim seperti ‫ قد أفلكح من كتكزرك ى‬atau huruf seperti ‫نخش ى أن دتصيبينا دائورمة‬yang dimaksud maushul harfi adalah huruf mashdari, ia dan setelahnya dita'wil menjadi mashadar.



‫‪ pembahasannya sudah lalu pada‬أتن وأرن وكتي وما ولتو وهمزة التكسوية ‪Hurufnya itu ada enam, yaitu‬‬ ‫‪pembagian fa'il dan huruf ma'ani‬‬ ‫وكأسشوروا الرينجو} ‪{،‬ى{‪} ،‬الذين نظلموا{‪} ،‬هل هذا إل بشمور مثدلكتم{" وقولةه }هل ‪Ø Tafsiriyyah, seperti firman Allah :‬‬ ‫‪ tafsir itu ada tiga bagian, yaitu‬ادشلكم عل ى تجاردة دتينجيكم من عذادب أليدم‪ ،‬دتؤةمينوكن بال ورسوله‬ ‫‪· Kosong dari huruf tafsir, sebagaimana kamu lihat‬‬ ‫أشوردت إليه‪ ،‬أ ي أذهتب ‪, seperti :‬أ ي ‪· Disertai‬‬ ‫كتبدت إليةه أن واةفينا"‪ ،‬ومينه قولده تعال ى }فأوحيينا إليه أن اصكينةع الدفلك ك ‪, seperti :‬أن ‪· Disertai‬‬ ‫والقورآةن الحكيةم ارن ك كلةمكن الدمتوركسلين{‪ ،‬وقولةه }تالة لكيكدرن أصيناكمكم ‪Ø Sebagai jawab qosam, seperti firman Allah :‬‬ ‫إذا جاكء ‪, seperti firman Allah :‬إذا – لو – لول ‪Ø Sebagai jawab syarat yang tidak menjazmkan, seperti‬‬ ‫نصدور الة والفتدح‪ ،‬ورأيكت اليناكس كيدخلون في ديةن الة أفواجاا‪ ،‬فككسيبتح ةبكحتمةد رب ك{‪ ،‬وقوله }لو أنزلينا هذا القورآن عل ى جبدل‪ ،‬كلوركأيتده‬ ‫ض‪ ،‬لككفكسدةت الر د‬ ‫ض‬ ‫خاشعا دمتصيدعا من خشية ا ة‬ ‫ل{ وقولةه }ولول كدفدع الة اليناكس بع ك‬ ‫ضهم ببع د‬ ‫ضةت المدة‪ ،‬كبلغت من ‪Ø Tabi' (mengikuti) jumlah yang tidak memiliki kedudukan i'rob. Contoh :‬‬ ‫إذا كنه ك‬ ‫المجد الغايكة‪ ،‬وادركت من الشكستؤكدةد الينهايةك‬