Islamic General Equilibrium (Mazhab Mainstream) [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Bela
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ISLAMIC GENERAL EQUILIBRIUM (MAZHAB MAINSTEAM) MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH EKONOMI MAKRO ISLAM Yang dibina oleh Ibu Ilma Mahdia, S.E., M.E.,



Oleh: Kelompok XI NAMA HAFID RIADI ZAHRATUN NISA ELISAIDAH



NIM 190105010316 190105010453 190105010541



UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM JURUSAN EKONOMI SYARIAH Desember 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat digunakan dalam penulisan makalah selanjutnya.



Banjarmasin, Desember 2020



Penulis.



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1 1.2 Tujuan .......................................................................................................... 1 BAB II KESEIMBANGAN PASAR EKONOMI MAKRO: UANG DALAM PEREKONOMIAN ............................................................................................... 2 2.1 Keseimbangan di Pasar Uang ...................................................................... 2 2.2 Keseimbangan dalam Fungsi Saving, Investment dan Income .................... 4 BAB III PENUTUP ............................................................................................... 7 3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 7 3.2 Saran ............................................................................................................ 7 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang mengkibatkan meningkatnya kebutuhan, kita dituntut untuk lebih cerdas dan kreatif dalam pemenuhan kebutuhan. Sebagai manusia sosial kita tidak pernah bisa memenuhi kebutuhan hidup sendiri. Inilah yang menimbulkan adanya pasar barang, tempat dimana bertemunya penjual dan pembeli guna melakukan transaksi. Untuk menunjang pasar barang, dalam proses produksi konsumsi juga diperlukan pasar uang. Pasar uang bagi suatu perusahaan atau lembaga-lemabga lainnya



sudah



menjadi



target



untuk



kelancaran



bisnis



dan



untuk



mengembangkan bisnis. Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan tentang keseimbangan pasar uang dan apa saja yang terkait dalam pembahasan tersebut.



1.2 Rumusan Masalah Agar permasalahan tidak meluas serta dapat lebih terarah pada pokok pembahasan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah keseimbangan di pasar uang? 2. Bagaimanakah keseimbangan dalam fungsi saving, investment dan income?



1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keseimbangan di pasar uang 2. Untuk mengetahui keseimbangan dalam fungsi saving, investment dan income.



1



BAB II KESEIMBANGAN PASAR EKONOMI MAKRO: UANG DALAM PEREKONOMIAN



2.1 Keseimbangan di Pasar Uang Dalam perekonomian bunga, keseimbangan permintaan dan penawaran uang akan terjadi pada tingkat bunga tertentu. Ekonomi konvensional berpendapat bahwa interaksi permintaan dan penawaran uang akan senantiasa membawa suku bunga pada tingkat keseimbangan. Apabila suku bunga berada diatas tingkat keseimbangan, pasokan uang melebihi permintaan. Mekanisme penyesuaian berjalan karena pada tingkat bunga tersebut, opportunity cost memegang uang menjadi terlalu tinggi. Masyarakat akan berusaha mengurangi porsi uang dalam portofolio kekayaan untuk ditukarkan dengan aset yang memberikan bunga, misal obligasi. Penurunan permintaan uang diimbangi dengan kenaikan permintaan aset tersebut. Akibatnya, harga aset tersebut akan naik dan tingkat bunganya menurun. Mekanisme ini akan terus berjalan hingga uang yang ingin dipegang masyarakat sama dengan pasokan uang.1 Mekanisme sebaliknya akan terjadi jika suku bunga berada di bawah tingkat keseimbangan. Opportunity cost yang rendah akan mendorong masyarakat untuk memegang uang lebih banyak dengan cara menjual aset berimbal bunga. Peningkatan penjualan aset menurunkan harga dan menaikkan suku bunga hingga permintaan uang sama dengan pasokan uang. Untuk memahami interaksi keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam membentuk permintaan agregat, keseimbangan pasar uang digambarkan dalam panel pendapatan-bunga sebagai kurva LM (akronim dari Liquidity preference = Money supply). Kurva LM diderivasikan dari kurva permintaan dan penawaran dengan mengetahui arah perubahan suku bunga ketika terjadi perubahan pendapatan.



1



Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana 2009), hal.



283.



2



Peningkatan pendapatan akan meningkatkan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga walau tingkat bunga tetap. Hal ini dapat digambarkan sebagai pergeseran kurva permintaan uang ke kanan atas. Pada tingkat bunga semula, terjadi kelebihan permintaan uang. Menurut ekonomi konvensional, kelebihan permintaan uang ini akan mendorong bunga naik hingga permintaan uang kembali ke tingkat yang sama dengan pasokan uang. Dengan demikian, peningkatan pendapatan menyebabkan kenaikan suku bunga di pasar uang. Untuk menggambarkan hubungan positif pendapatan dan suku bunga di pasar uang tersebut, kurva LM memiliki kemiringan positif. Logika derivasi kurva LM di atas memiliki kelemahan saat menjelaskan kenaikan suku bunga di pasar uang. Kelebihan permintaan yang terjadi di pasar uang disebabkan peningkatan kebutuhan uang untuk bertransaksi karena kenaikan pendapatan. Tidak dijelaskan mengapa pada situasi tersebut suku bunga harus naik. Pada penjelasan mekanisme penyeimbangan di pasar uang disebutkan bahwa kenaikan suku bunga saat terjadi kelebihan permintaan uang ditimbulkan oleh peningkatan penjualan aset berbunga. Akan tetapi, pada kasus kelebihan permintaan itu disebabkan oleh kenaikan pendapatan, tidak ada alasan bagi seseorang untuk meningkatkan penjualan aset berbunga. Apabila seseoraang mengalami kenaikan pendapatan, ia memang membutuhkan uang lebih banyak untuk membiayai kenaikan konsumsi. Akan tetapi, apakah uang tambahan tersebut diperoleh dengan mengurangi kepemilikan aset berbunga? Justru sebaliknya, kepemilikan aset yang merupakan salah satu wujud tabungan pun cenderung meningkat ketika pendapatan naik. Kenaikan pendapatan akan sekaligus dialokasikan sebagai peningkatan konsumsi dan peningkatan tabungan, yang dapat diwujudkan sebagai aset berbunga maupun uang. Jika kenaikan pendapatan tidak menyebabkan kenaikan penjualan aset, justru dapat menyebabkan kenaikan permintaan aset, maka tidak ada mekanisme yang menyebabkan kenaikan bunga.2 Jika terjadi kenaikan pendapatan, kenaikan bunga memang diperlukan untuk mencapai keseimbangan pasar uang, tetapi tidak terbentuk sendiri oleh 2



Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana 2009), hal.



288.



3



interaksi pasar uang. Dengan demikian, situasi ekonomi bisa terjadi di luar kurva LM. Dengan kata lain, kurva LM tidak memiliki daya gravitasi. Ketidakseimbangan permintaan dan penawaran uang yang ditimbulkan oleh perubahan pendapatan akan tetap berlangsung selama pasokan uang tidak bertambah. Dari teori kuantitas uang kita tahu bahwa jika pendapatan riil bertambah namun jumah uang tetap, salah satu dari dua variabel harus berubah: kecepatan peredaran uang naik atau harga turun.3 Dalam perekonomian tanpa bunga, permintaan uang untuk spekulasi dipengaruhi secara negatif oleh tingkat imbal yang diharapkan dari aset produktif. Jika tingkat imbal turun, orang akan cenderung memegang uang lebih banyak karena opportunity cost turun. Proses penyeimbangan permintaan dan penawaran uang juga akan terjadi melalui proses pergantian portofolio kekayaan. Misal, penurunan tingkat imbal pertanian mendorong orang untuk menjual tanah pertanian sehingga harga jual dan sewa tanah pertanian turun. Penurunan harga sewa menurunkan biaya usaha pertanian pada tingkat pendapatan tetap, sehingga tingkat imbal pertanian kembali naik. Jika kelebihan permintaan uang ditimbulkan oleh kenaikan pendapatan, tidak akan ada kenaikan penjualan aset produktif. Akibatnya, kenaikan tingkat imbal tidak terjadi dan kelebihan permintaan uang akan terus berlangsung selama pasokan uang tidak bertambah. Peningkatan ekspektasi laba diperlukan untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran uang. Hubungan antara pendapatan dan tingkat imbal yang menyeimbangkan pasar uang ini dicerminkan oleh kurva LM positif dalam panel pendapatan-tingkat imbal. Akan tetapi, kurva LM ini tidak memiliki daya gravitasi karena tidak ada mekanisme dalam pasar yang dapat menyeimbangkan pasar uang ketika terjadi perubahan pendapatan.



2.2 Keseimbangan dalam Fungsi Saving, Investment dan Income Keseimbangan di pasar barang terjadi ketika belanja agregat (aggregate expenditure-AE) sama dengan produksi nasional (Y). Belanja agregat terdiri



3



Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islam, Cet. Ke-7, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), hal. 48



4



dari komponen domestik, mencakup konsumsi (C), investasi (I) dan belanja pemerintah (G), dan komponen asing berupa ekspor neto (NX), yakni nilai ekspor dikurangi nilai impor (NX = X-M) Belanja agregat hanya akan sama dengan produksi nasional jika seluruh tabungan disalurkan menjadi investasi. Tabungan nasional (national saving) dibentuk oleh dua komponen: tabungan swasta dan tabungan pemerintah. Tabungan swasta merupakan sisa dari pendapatan neto pajak setelah dikurangi konsumsi (PS = Y-T-C). Tabungan pemerintah dibentuk dari surplus anggaran karena pendapatan pajak melebihi belanja pemerintah (GS = T-G).4



Y



= C+I+G



Y



= C+S+T



C+S+T



= C+I+G



S+ (T-G) = I



Dalam perekonomian bunga, interaksi tabungan dan investasi merupakan interaksi permintan dan penawaran modal dengan bunga sebagai harga. Tingkat bunga akan mengarah pada tingkat dimana terjadi keseimbangan tabungan nasional dan investasi. Kenaikan pendapatan nasional akan meningkatkan nilai tabungan pada berbagai tingkat suku bunga. Akibatnya, terjadi kelebihan pasokan modal pada tingkat bunga yang berlaku. Untuk bersaing menawarkan modalnya, penawar bersedia mengurangi suku bunga yang ia terima. Tingkat bunga akan turun hingga permintaan modal sama dengan pasokan.5 Dalam panel pendapatan-bunga, hubungan di atas digambarkan sebagai kurva IS. Kurva ini mewakili tingkat bunga yang dapat menyeimbangkan tabungan



dan



investasi



pada



berbagai



tingkat



pendapatan.



Dalam



perekonomian nonbunga, permintaan dan penawaran modal dipengaruhi secara positif oleh tingkat imbal harapan. Naiknya tingkat imbal harapan yang



4 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islam, Cet. Ke-7, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), hal. 50 5 Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana 2009), hal. 289.



5



disebabkan penurunan pajak atau pemberantasan korupsi akan mendorong perusahaan memperbesar pembelian barang-barang modal. Perusahaan akan mencari modal untuk membiayai investasinya. Pada sisi pemilik modal, kenaikan tingkat imbal harapan mendorong mereka mengalokasikan lebih besar tabungan mereka untuk investasi sekalipun rasio bagi hasil tidak berubah. Jika tingkat imbal harapan dari investasi naik, penawaran dan pemintaan modal akan naik secara simultan pada rasio bagi hasil tetap. Walau sama positif, elastisitas penawaran modal kurang dari elastisitas permintaan modal karena tingkat imbal hanya berpengaruh kecil pada tabungan. Tabungan seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh pendapatannya. Akibatnya, selisih tabungan dan investasi mengecil dan permintaan agregat meningkat. Permintaan dan penawaran modal dipengaruhi secara berbeda oleh rasio bagi hasil. Penawaran modal semakin besar jika rasio bagi hasil meningkat karena imbal harapan bagi pemilik modal meningkat. Sebaliknya, peningkatan rasio bagi hasil akan mengurangi imbal harapan bagi pemilik perusahaan sehingga permintaan akan turun. Interaksi permintaan dan penawaran modal akan membawa rasio bagi hasil pada tingkat yang menyeimbangkan keduanya.6



6



Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana 2009), hal.



288.



6



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Keseimbangan di pasar uang tercapai ketika terjadi keseimbangan antara uang dengan penawaran uang (Md = Ms). Dari keseimbangan tersebut akan terbentuk kurva LM yang mencerminkan titik-titik keseimbangan bunga dengan pendapatan nasional pada pasar uang. Keseimbangan di pasar barang terjadi ketika belanja agregat (aggregate expenditure-AE) sama dengan produksi nasional (Y). Belanja agregat hanya akan sama dengan produksi nasional jika seluruh tabungan disalurkan menjadi investasi. Dalam perekonomian bunga, interaksi tabungan dan investasi merupakan interaksi permintan dan penawaran modal dengan bunga sebagai harga.



3.2 Saran Agar bisa menghindari ketidakseimbangan yang terjadi antara sektor moneter dan sektor rill, maka dalam pasar uang dan pasar barang sebaiknya tidak diberlakukan bunga dan motif transaksi atau berjaga-jaga.



7



DAFTAR PUSTAKA



A. Karim, Adiwarman., Ekonomi Makro Islam, Cet. Ke-7, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014 Huda Nurul, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, Jakarta: Kencana, 2009



8