18 0 4 MB
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015
SKRIPSI
MONICA J PARDEDE 1206321351
FAKULTAS KESEHATAN MASYRAKAT PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JULI 2015
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
MONICA J PARDEDE 1206321351
FAKULTAS KESEHATAN MASYRAKAT PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI DEPOK JUNI 2015
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
H A L A M A N PERNYATAAN OMSINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama
: Monica J Pardede
NPM
: 1206321351
Tanda Tangan
Tanggal
: 07 Juli 2015
iii
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama
Monica J Pardede
NPM
1206321351
Program Studi
SI Kesehatan Masyarakat
Peminatan
Kesehatan Reproduksi
Tahun Akademik
: 2012/2013
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penelitian skripsi saya yang berjudul: "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemiiihan Kontrasepsi lUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2015
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benamya.
Monica J Pardede
V
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Monica J Pardede
Tempat tanggal lahir : Balige, 09 Juni 2015 Agama
: Kristen Protestan
Alamat
: Jl. Kerinci VI Blok AB No. 16 Depok Timur
Email
: [email protected]
Riwayat Pendidikan 1990 – 1991
: TK Santha Theresia Balige, Sumatera Utara
1991 – 1997
: SD Khatolik San Fransisco Balige, Sumatera Utara
1997 – 2000
: SMP N 4 Balige, Sumatera Utara
2000 – 2003
: SMU N 1 Balige, Sumatera Utara
2003 – 2006
: AKBID Politeknik Kesehatan Jakarta I, Jakarta
2012 – sekarang
: FKM UI, Peminatan Kesehatan Reproduksi, Depok
Riwayat Pekerjaan 2007 – 2009
: Perawat/Bidan Pelaksana di RS Pluit, Jakarta Utara
2009 – 2011
: Bidan Pelaksana di RS Medika Permata Hijau, Jakarta Barat
2011 – 2012
: Bidan Pelaksana di RSIA Kemang Medical Care, Jakarta Selatan
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
KATA PENGANTAR “Syallom” Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Peminatan Kesehatan Reporoduksi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa banyak sekali bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. dr. Sabarinah B Prasetyo, MSc, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran serta kesabaran untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Bapak drs. Anwar
Hassan, MPH, selaku penguji dalam yang telah
menyediakan waktu serta memberikan kritik dan saran untuk skripsi ini. 3. Ibu dr. Luknis Sabri, SKM, selaku penguji luar yang telah menyediakan waktu serta memberikan kritik dan saran untuk skripsi ini. 4. Ibu Rimbun, selaku Kepala Diklat Puskesmas Kecamatan Kramat Jati yang telah menyediakan waktu untuk pengambilan data skripsi ini. 5. Para Dosen dan Staf di FKM UI atas bimbingan dan waktunya selama penulis menempuh pendidikan di kampus FKM UI 6. Orangtuaku tersayang, kakak dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat. 7. Teman-teman Kesproers 2012 yang selalu bersama-sama saling bertukar pikiran dan saling mendoakan dalam penelitian ini. Special thanks a bunch for “Sri Cahya Ningrum”, teima kasih banyak mba atas bantuannya. 8. My Best Boy, terima kasih banyak ya bang, atas segala bantuan dan dukungannya selama ini.
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, wawasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangatlah penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Depok, 07 Juli 2015
Monica J Pardede
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
H A L A M A N PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIKARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah i n i : Nama
: Monica J Pardede
NPM
:1206321351
Program Studi
: S-1
Peminatan
: Kesehatan Reproduksi
Fakultas
: Kesehatan Masyarakat
Jenis Karya
: Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif ( Non-exlusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: "Faktor - Faktor Yang Berhubungan dengan Pemilihan Kontrasepsi lUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2015" beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif
ini
Universitas
Indonesia
berhak
menyimpan,
mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data {database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya. Dibuat d i : Depok Pada tanggal: 07 Juli 2015 Yang menyata^an,
Monica J Pardede IX
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ABSTRAK Nama
: Monica J Pardede
Program Studi
: S-1 Kesehatan Masyarakat
Judul
:Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD di wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2015
Dalam RPJMN 2009 – 2014 tertuang bahwa dalam rangka mempercepat pengendalian fertilitas adalah melalui penggunaan kontrasepsi yang lebih diarahkan kepada MKJP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi IUD sebagai salah satu MKJP dengan menggunakan desain potong lintang. Populasinya adalah semua akseptor KB aktif baik IUD dan Non IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur dari bulan Januari – April 2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sistematik. Data diolah secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square dan tingkat kemaknaan makna α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi responden yang menggunakan IUD adalah sebesar 42.1% dan Non IUD 57.9%. Hasil analisis data bivariat menunjukkan variabel yang secara statistik berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD adalah usia, jumlah anak masih hidup, pengetahuan, dukungan suami,kelengkapan alat kontrasepsi dan ketersediaan petugas KB/Bidan, sedangkan yang tidak berhubungan adalah pendidikan dan sikap. Penelitian ini menyarankan untuk mengoptimalkan penyampaian informasi kepada PUS melalui penyuluhan dan merubah persepsi masyarakat tentang anggapan negatif IUD. Kata Kunci : PUS, Kontrasepsi, IUD, KB
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ABSTRACT
Name
: Monica J Pardede
Study Program
: Bachelor Public Health
Title
: Factors Related to Selection of Contraception IUD in the Region Health Center Kramat Jati, East Jakarta 2015
In RPJMN 2009 - 2014 stated that in order to accelerate the fertility control is through the use of contraception is more geared to the LTM. This study aims to determine the factors that influence the selection of IUD as one of the long term contaceptive method using cross sectional design. The population is all active in both IUD acceptors and Non IUD in Puskesmas Subdistrict Kramat Jati, East Jakarta than in January-April 2015. Sampling was done by means of systematic random. Data processed using univariate and bivariate with the Chi-Square test and the level significance of meaning α = 0.05. The results showed that the proportion of respondents who use the IUD is at 42.1% and 57.9% Non IUD. Bivariate data analysis results showed statistically significant variables associated with the election of IUD's age, number of children are still alive, the knowledge, the support of her husband, completeness availability of contraceptives and birth attendant / midwife, while unrelated are knowledge and attitude. This study suggests to optimize the delivery of information to the couples of childbearing age through counseling and change the public perception of the negative perception IUD .
Keywords : Couples of childbearing age, Contraception, IUD’s, Family Planning
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... HALAMAN PERNYATAAN .............................................................. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. KATA PENGANTAR ........................................................................... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................... ABSTRAK .............................................................................................. ABSTRACT .......................................................................................... DAFTAR ISI .......................................................................................... DAFTAR TABEL ................................................................................. DAFTAR BAGAN ................................................................................ DAFTAR SINGKATAN ..................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
i iii iv v vi vii viii ix x xi xv xvii xviii xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .....................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................
5
1.3. Pertanyaan Penelitian ...........................................................
5
1.4. Tujuan Penelitian .................................................................
6
1.5. Manfaat Penelitian ...............................................................
6
1.6. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................
7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga Berencana ..............................................................
8
2.1.1. Definisi KB .................................................................
8
2.1.2. Tujuan KB ..................................................................
8
2.1.3. Sasaran KB .................................................................
9
2.2. Kontrasepsi.............................................................................
10
2.2.1. Pengertian Kontrasepsi ...............................................
10
2.2.2. Tujuan Pelayanan Kontrasepsi ...................................
10
2.2.3. Akseptor KB menurut Sasarannya .............................
10
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
2.2.4. Memilih Kontrasepsi ......................................................
12
2.2.5. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang .............................
12
2.3. AKDR/ Intra Uterine Devices (IUD) ......................................
12
2.3.1. Pengertian IUD ....................................................... ......
12
2.3.2 Jenis IUD .......................................................................
13
2.3.3. Cara Kerja IUD .............................................................
13
2.3.4. Keuntungan IUD ..........................................................
14
2.3.5. Kerugian IUD ...............................................................
14
2.3.6. Persyaratan Pemakaian .................................................
14
2.3.7. Kontra Indikasi .............................................................
15
2.3.8. Efektifitas IUD .............................................................
15
2.3.9. Waktu Pemasangan IUD ...............................................
16
2.3.10. Waktu periksa/Kontrol IUD .......................................
16
2.3.11. Sebelum Pemasangan IUD .........................................
16
2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi .............
17
2.4.1. Teori Bertrand ..............................................................
17
2.4.2.Teori Davis dan Blake ..................................................
18
2.4.3. Teori Freedman ...........................................................
19
2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi IUD ...................................................................
20
2.5.1. Usia .............................................................................
20
2.5.2. Pendidikan ..................................................................
21
2.5.3. Jumlah Anak ...............................................................
21
2.5.4. Pengetahuan ................................................................
22
2.5.5. Sikap ...........................................................................
22
2.5.6. Kelengkapan alat kontrasepsi......................................
23
2.5.7. Ketersediaan Petugas KB/Bidan .................................
24
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
2.5.8. Dukungan Suami ........................................................
24
2.6. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur ....................................................
25
2.6.1. Keadaan Penduduk .......................................................
25
2.6.2 Pelayanan Kontrasepsi ...............................................
25
2.6.3. Sarana dan Prasarana ..................................................
26
BAB 3 KERANGKA TEORI, KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Teori .....................................................................
28
3.2. Kerangka Konsep .................................................................
29
3.3. Definisi Operasional ............................................................
31
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ...................................................................
32
4.2. Lokasi danWaktu Penelitian .................................................
32
4.2.1. Lokasi Penelitian ........................................................
32
4.2.2. Waktu Penelitian ........................................................
32
4.3. Populasi Penelitian .............................................................
32
4.4. Sampel Penelitian...................................................................
32
4.4.1. Besar Sampel ..............................................................
33
4.4.2. Teknik Pengambilan Sampel.......................................
34
4.5. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
35
4.5.1. Persiapan Penelitian ...................................................
35
4.5.2. Sumber Data ..............................................................
35
4.5.3. Instrumen ...................................................................
36
4.6. Pengolahan Data ..................................................................
36
4.7. Teknik Analisis Data ...........................................................
37
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Pemilihan Kontrasepsi IUD ..................................................
39
5.2. Gambaran Sosio Demografi ..................................................
39
5.3. Gambaran Sosio Psikologi ....................................................
40
5.4. Gambaran Faktor Pelayanan Kesehatan ...............................
44
5.5. Hubungan Faktor Sosio Demografi dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD ..................................................................
46
5.6. Hubungan Faktor Sosio Psikologi dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD ...................................................................
47
5.7. Hubungan Faktor Pelayanan Kesehatan dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD .................................................................
48
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Keterbatasan Penelitian .......................................................
50
6.2. Implikasi Hasil Penelitian ...................................................
51
BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan ............................................................................
59
7.2. Saran ..................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
DAFTAR TABEL Tabel 1.1
Distribusi Persentase Peserta KB yang Mengalami Masalah dengan Alat/Cara KB yang Digunakan, Menurut Metode yang dipakai .......................................
2
Tabel 2.1
Jumlah peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi ......
26
Tabel 2.2.
Jumlah sarana tempat kesehatan ....................................
26
Tabel 3.1
Definisi Operasional ......................................................
31
Tabel 4.1
Jumlah sampel masing-masing kelurahan ......................
35
Tabel 5.1.
Distribusi responden berdasarkan pemilihan alat kontrasepsi IUD dan Non IUD .....................................
Tabel 5.2
Distribusi responden berdasarkan faktor sosio demografi .....................................................................
Tabel 5.3
39
40
Pengetahuan ibu tentang IUD berdasarkan jawaban benar..................................................................... 41
Tabel 5.4
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang IUD .......................................................................
42
Tabel 5.5
Gambaran Sikap Ibu terhadap kontrasepsi IUD ..............
43
Tabel 5.6
Distribusi responden berdasarkan sikap ibu terhadap IUD .................................................................................
43
Tabel 5.7
Distribusi pengetahuan berdasarkan dukungan suami .....
44
Tabel 5.8
Distribusi responden berdasarkan faktor pelayanan kesehatan ...... ...............................................................
Tabel 5.9
Distribusi responden menurut faktor sosio demografi dan pemilihan kontrasepsi IUD ...................
Tabel 5.10
46
Distribusi responden menurut faktor sosio psikologi dan pemilihan kontrasepsi IUD ....................................
Tabel 5.11
45
47
Distribusi responden menurut faktor pelayanan kesehatan dan pemilihan kontrasepsi IUD ....................
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
48
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1
Tiga Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi..................................................................
17
Bagan 2.2
Kerangka Analisis Sosiologis tentang Fertilitas ............
20
Bagan 3.1
Kerangka Teori ..............................................................
29
Bagan 3.2
Kerangka Konsep Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD ..........................................
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
30
DAFTAR SINGKATAN
ASFR
: Age Specific Fertility Rate
BKKBN
: Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional
BPS
: Badan Pusat Statistik
CPR
: Contraceptive Prevalence Rate
DKI
: Daerah Khusus Ibukota
HIV/AIDS
: Human Immuno Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrom
IMS
: Infeksi Menular Seksual
IUD
: Intra Uterine Devices
KB
: Keluarga Berencana
KKB
: Kependudukan dan Keluarga Berencana
LTCM
: Long Time Contraception Method
MKJP
: Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
NHS
: National Health Service
PRP
: Penyakit Radang Panggul
PUS
: Pasangan Usia Subur
RPJMN
: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
SDKI
: Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
TFR
: Total Fertility Rate
WHO
: World Health Organization
WUS
: Wanita Usia Subur
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Format Persetujuan (Informed Concent)
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
Lampiran 3
Surat Izin Penelitian
Lampiran 4
Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia merupakan urutan ke empat di dunia dengan jumlah penduduk terbanyak, dimana urutan pertama Cina (1.357 juta jiwa), India (1.277 juta jiwa), Amerika Serikat (316 juta jiwa), dan Indonesia (249 juta jiwa). Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk menjadi sebesar 251 juta jiwa pada tahun 2014 dari 249 juta jiwa di tahun 2013 (Population Reference Bureau, 2013,2014). Hasil estimasi jumlah penduduk pada tahun 2013 sebesar 248.422.956 jiwa, yang terdiri jumlah penduduk laki-laki sebesar 125.058.484 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 123.364.472 jiwa (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Laju pertumbuhan penduduk Indonesia meningkat pada tahun 2010 sebesar 1,49% dari 1,40% di tahun 2000 (BKKBN, 2014). Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut akan berpengaruh kepada tingkat kehidupan dan kesejahteraan penduduk. Untuk menanggulangi masalah tersebut, pemerintah telah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai program nasional (BKKBN, 2007). Pada pembangunan keluarga berencana nasional terwujudnya “Keluarga Berkualitas 2015” adalah seluruh keluarga Indonesia mempunyai anak ideal, sehat, berpendidikan, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (BKKBN, 2006). BKKBN sebagai lembaga pemerintah di Indonesia mempunyai tugas untuk mengendalikan fertilitas melalui pendekatan empat pilar program, yaitu Program Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Reproduksi (KR), Keluarga Sejahtera (KS), dan Peberdayaan Keluarga (PK). Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2009-2014, tertuang bahwa dalam rangka mempercepat pengendalian fertilitas melalui penggunaan kontrasepsi, program keluarga berencana nasional di Indonesia lebih diarahkan kepada Metode
1 Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
3 Kontrasepsi
Jangka
Panjang
(BKKBN,
2009).
Penggunaan
kontrasepsi
merupakan salah satu upaya dalam Program Keluarga Berencana untuk pengendalian fertilitas atau menekan pertumbuhan penduduk yang paling efektif. Di dalam pelaksanaannya diupayakan agar semua metode atau alat kontrasepsi yang disediakan dan ditawarkan kepada masyarakat memberikan manfaat optimal dengan meminimalkan efek samping maupun keluhan yang ditimbulkan
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
2
(BKKBN,2009). Salah satu yang mempengaruhi kepuasan dalam menggunakan alat/cara KB adalah masalah /efek samping yang timbul. Tabel di bawah ini menunjukkan data mengenai masalah yang timbul dalam pemakaian alat/cara KB menurut metode yang dipakai.
Tabel 1.1 Distribusi Persentase Peserta KB yang Mengalami Masalah dengan Alat/ Cara KB yang Digunakan, Menurut Metode yang Dipakai
Masalah utama yang
Pil
IUD
Suntikan
dihadapi
Implant /Susuk
Tidak ada
85,9
95,2
78,1
86,5
Berat badan naik
1,6
0,3
2,6
1,1
Berat badan turun
0,5
0,1
0,9
0,1
Perdarahan
0,5
0,5
0,8
0,4
Hipertensi
0,2
0,0
0,3
0,3
Pusing kepala
5,8
0,7
6,1
2,9
Mual
2,7
0,2
0,4
0,1
Tidak haid
0,2
0,1
6,2
2,1
Lemah/letih
0,3
0,7
0,7
0,7
Lainnya
2,1
2,0
3,8
5,9
Tidak tahu
0,1
0,0
0,1
0,0
Jumlah
100
100
100
100
Sumber : SDKI 2007
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa IUD merupakan salah satu metode MKJP yang paling sedikit menimbulkan keluhan dibandingkan pil, suntikan dan implant/susuk. Hasil penelitian Susanti (2013) menunjukkan beberapa alasan yang berkaitan dengan rendahnya penggunaan kontrasepsi implant di Puskesmas Srondol, antara lain adanya perasaan takut yang dilihat dari pemasangan / saat dilakukan insisi, khawatir terkait dengan biaya mahal pemasangan implant.
1 Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
3 IUD merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi non hormonal dan termasuk alat kontrasepsi jangka panjang yang ideal dalam upaya menjarangkan kehamilan. Keuntungan pemakaian IUD yakni hanya memerlukan satu kali pemasangan untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah, aman karena tidak mempunyai pengaruh sistematik yang beredar keseluruh tubuh, tidak mempengaruhi produksi ASI dan kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas (BKKBN, 2003). Kecenderungan penggunaan alat dan obat kontrasepsi di Indonesia belum berbasis pada pertimbangan tiga hal penting, yaitu rasionalitas, efektifitas dan efisiensi. Makin menurunnya peserta Intra Uterine Device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), dan meningkatnya pengguna pil dan suntik serta animo yang tinggi terhadap implant merupakan salah satu bukti kesertaan masyarakat dalam ber-KB belum mempertimbangkan ketiga hal penting tersebut. Selain itu, walaupun tingkat pengetahuan masyarakat tinggi, namun pengetahuan masyarakat tentang keluarga berencana baru mampu menyebutkan jenis alat dan obat kontrasepsi, sedangkan informasi penting sebelum masyarakat memutuskan menggunakan alat kontrasepsi tertentu seperti efek samping, kontra indikasi, kelebihan dan kekurangannya belum dipahami sepenuhnya oleh masyarakat (BKKBN, 2006). Pada saat ini alat kontrasepsi jangka panjang terutama AKDR/IUD merupakan salah satu cara kontrasepsi yang paling populer dan diterima oleh program keluarga berencana di setiap negara. Haimovich (2009), melaporkan bahwa kontrasepsi yang paling populer dikalangan wanita di Eropa adalah IUD, sebagian besar digunakan oleh wanita yang sudah mempunyai anak dan tidak ingin menambah anak lagi, dan setengah responden mengatakan alasan menggunakan IUD karena nyaman dan sedikit mengalami keluhan berupa gejala fisik. SDKI 2007 memperlihatkan pemakaian IUD merupakan yang paling banyak digunakan oleh para wanita menikah, yaitu sekitar 4%, yang kedua adalah MOW, berikutnya implant dan MOP. Analisis lanjut (BKKBN, 2011) menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang menggunakan MKJP adalah wanita PUS yang berumur lebih dari 30 tahun, jumlah anak lebih dari 1 atau sama dengan 3
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
4 anak, lama menikah lebih dari 10 tahun, memiliki tingkat pendidikan tamat SMA ke atas, bertempat tinggal di kota. Pada Riskesdas 2013 proporsi penggunaan alat/cara KB dengan MKJP di DKI Jakarta masih tergolong rendah (10,2%) dibandingkan dengan provinsi Bali (24,6%). Persentase WUS yang berstatus kawin yang sedang menggunakan KB di provinsi DKI Jakarta adalah sebesar 57,59% (SUSENAS, 2013). Adapun akseptor KB aktif yang menggunakan kontrasepsi IUD di DKI Jakarta sebesar 225.979 (21,52%) , dan kontrasepsi implant sebesar 83.717 (7,97%) (Profil Kesehatan Indonesia 2013), sedangkan pada tahun 2012 yang menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 227.322 (21,29%) dan implant sebesar 78.724 (7,37%) (Profil Kesehatan Indonesia 2012). Hal ini tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2013 kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntikan (46,87%) dan IUD kontrasepsi sebanyak 11,41% (BKKBN, 2014). Kotamadya Jakarta Timur memiliki 88 puskesmas yang terdiri dari 9 puskesmas kecamatan dan 79 puskesmas kelurahan. Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2013, jumlah peserta KB aktif yang menggunakan kontrasepsi suntikan sebanyak 21.219 (44,58%), pil 11.315 (23,77%), sedangkan IUD sebanyak 9.750 (20,48%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa jumlah akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi IUD masih lebih rendah dibandingkan dengan kontrasepsi suntikan dan pil. (Profil Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, 2013). Banyak faktor yang mempengaruhi akseptor dalam hal memilih alat kontrasepsi IUD ini. Menurut Bertrand (1980) penggunaan kontrasepsi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor sosio demografi, faktor sosio psikologi, dan faktor dari pelayanan kesehatan. Penelitian Nawirah, dkk (2013) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi wanita PUS dalam penggunaan KB IUD adalah faktor umur, pengetahuan, efek samping dan dukungan suami. Menurut Davis dan Blake (1956), faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi fertilitas akan melalui variabel antara yang salah satunya adalah menggunakan atau tidak menggunakan kontrasepsi. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian agar
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
5 diketahui apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan KB IUD terhadap masyarakat sebagai sasaran dari program pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur tahun 2015 dikarenakan jumlah akseptor KB IUD masih rendah dibandingkan dengan jenis alat/cara kontrasepsi lain.
1.2. Rumusan masalah Salah satu alat kontrasepsi yang bisa menekan lajunya pertambahan penduduk dan penting bagi kesehatan reproduksi ibu adalah kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device). Kontrasepsi ini mempunyai keuntungan tingkat kegagalannya sangat rendah yaitu kurang lebih satu persen (1%) dan masa kerjanya juga panjang.
Namun demikian minat masyarakat khususnya PUS
dalam penggunaan IUD sangat kurang.
Hal ini dapat dilihat dari angka
penggunaaan IUD lebih kecil dibandingkan dengan alat kontrasepsi yang lain di Puskesmas Kecamatan kramat Jati. Sementara itu belum diketahui faktor – faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD di wilayah tersebut. Berdasarkan masalah tersebut maka ingin diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kramat Jati Jakarta Timur tahun 2015. Faktor tersebut menurut Bertrand (1980) terdiri dari faktor sosio demografi yang mencakup usia, pendidikan, jumlah anak yang masih hidup, faktor sosio psikologi yang terdiri dari pengetahuan dan sikap ibu terhadap KB serta dukungan suami dan faktor pelayanan kesehatannya yaitu ketersediaan alat dan petugas KB/Bidan.
1.3. Pertanyaan Penelitian Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2015?
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
6 1.4. Tujuan 1.4.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2015.
1.4.2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran sosio demografi, sosio psikologi, dan faktor pelayanan kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2015 b. Menganalisis faktor sosio demografi dengan pemilihan kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2015 c. Menganalisis faktor psiko sosiologi dengan pemilihan KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2015 d. Menganalisis faktor pelayanan kesehatan dengan pemilihan kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2015
1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis Akademik Dapat menganalisa permasalahan yang ada di masyarakat terutama pada pemilihan KB IUD dan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan.
1.5.2. Manfaat Aplikatif Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat terutama pasangan usia subur tentang manfaat kontrasepsi IUD agar mereka memahami tentang apa manfaat, serta kelebihan dari kontrasepsi IUD sehingga mereka termotivasi untuk menggunakan kontrasepsi IUD.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
7 1.5.3. Manfaat Kebijakan Untuk
Kemenkes dan BKKBN dapat membuat kebijakan baru
melakukan
dan
monitoring serta evaluasi terhadap pelayanan KB dan bagi
Puskesmas penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi dalam memberikan pelayanan KB IUD sehingga dapat meningkatkan penggunaan KB IUD yang merupakan kontrasepsi efektif dan berjangka waktu panjang.
1.6. Ruang Lingkup Penelitian ini diadakan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati. Penelitian ini dilakukan terhitung dari bulan Mei hingga Juni 2015.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga Berencana 2.1.1. Definisi Keluarga Berencana Program Keluarga Berencana merupakan salah satu program pemerintah yang pada awalnya diatur berdasarkan Undang - Undang N0. 10 Tahun 1992, tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, namun dalam perkembangannya telah disempurnakan dengan terbitnya UndangUndang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, begitu pula pada pengertian keluarga berencana sudah ditetapkan (BKKBN, 2010). Dalam UU No.10 Tahun 1992 Keluarga Berencana adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Dalam UU No. 52 Tahun 2009, Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Keluarga Berencana (KB) adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang dinginkan (Sulistyawati, 2011), mengatur dan membatasi kelahiran, baik untuk sementara agar dapat dicapai jarak yang diharapkan antara dua kelahiran, maupun untuk selamanya agar dapat mencegah bertambahnya anak, demi kesejahteraan keluarga (BKKBN, 2010) 2.1.2. Tujuan Keluarga Berencana Tujuan keluarga berencana menurut BKKBN (2012) adalah meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya. Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan
9 Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
9 angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan reproduksi. Berdasarkan tujuan BKKBN 2012 dapat disimpulkan bahwa kerja keras yang dilaksanakan BKKBN secara nasional di tahun 2012 sudah berhasil namun belum maksimal. Karena berdasarkan hasil sementara
SDKI
2012
mengisyaratkan
bahwa
indikator
pembangunan
Kependudukan dan Keluarga Berencana yang menjadi tanggung jawab BKKBN seperti TFR, ASFR, CFR dan Unmeet need belum tercapai. Pelayanan KB yang berkualitas dan merata memiliki kedudukan yang strategis, yaitu sebagai bagian dari upaya komprehensif untuk menurunkan AKI dan sebagai bagian dari program KKB. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pada Pasal 78 menyatakan bahwa pelayanan kesehatan dalam KB dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas dan pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan pelayanan KB yang aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat (Kemenkes, 2013). 2.1.3. Sasaran KB Untuk mencapai tujuan pelayanan KB, maka penggarapan program nasional keluarga berencana diarahkan pada 2 bentuk sasaran. Sasaran langsung, yaitu para pasangan usia subur (PUS) agar mereka menjadi peserta Keluarga Berencana sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas. Sasaran tidak langsung yaitu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (wanita dan pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses pembentukan sistem nilai di kalangan masyarakat yang dapat mendukung usaha pelembagaan norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (Mochtar, 1998).
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
10 2.2. Kontrasepsi 2.2.1. Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang dapat mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi itu adalah menghindari dan mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat dari pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma (Hartanto, 2003). Kontrasepsi atau alat/cara KB adalah upaya untuk mencega terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara (Reversible) dan permanen (Irreversible). Bila dilihat beerdasarkan kandungannya, kontrasepsi dapat dibedakan sebagai kontrasepsi hormonal (pil, suntikan, implant dan akhir-akhir ini baru diperkenalkan IUD-mirena atau LNG-IUS) dan kontrasepsi non-hormonal (kondom, IUD-Tcu, dan metode kontap) (BKKBN,2009) 2.2.2. Tujuan Pelayanan Kontrasepsi Menyediakan pelayanan, cara dan alat kontrasepsi dalam rangka memberikan perlindungan terhadap PUS dari kehamilan adalah tujuan umum dari pelayanan kontrasepsi. Sedangkan yang menjadi tujuan khususnya adalah meningkatkan dan mengembangkan jalur pelayanan kontrasepsi, melakukan pengamatan kualitas dan kuantitas alat kontrasepsi dan meningkatkan dan mengembangkan teknis medis pelayanan kontrasepsi (Hartanto, 1996). 2.2.3. Akseptor KB menurut sasarannya Menurut Hartanto (2003), akseptor adalah pasangan usia subur yang salah seorang menggunakan atau memakai salah satu jenis alat kontrasepsi untuk mencegah
kehamilan.
Guna
mencapai tujuan
tersebut
maka
ditempuh
kebijaksanaan untuk mencapai sasaran yaitu fase oleh PUS dengan usia istri kurang dari 20 tahun. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan adalah memiliki reversibilitas yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan terjamin hampir 100 %, karena pada masa ini peserta belum mempunyai anak dan memiliki efektifitas
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
11 yang tinggi, karena kegagalan akan menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi dan kegagalan ini merupakan kegagalan program. Kedua adalah fase menjarangkan kehamilan terjadi pada usia 20-30/35 tahun. Fase ini adalah periode yang paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun. Kriteria kontrasepsi yang diperlukan adalah efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3-4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan, serta tidak menghambat produksi ASI. Kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah IUD sebagai pilihan utama, disusul suntik KB, pil KB atau implant. Ketiga adalah fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan. Alasan menghentikan kesuburan adalah ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil/ tidak punya anak lagi, karena alasan medis dan alasan lainnya. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat menyebabkan kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Di samping itu, jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai anak lagi, pilihan utama yang cocok dan disarankan adalah kontap. Pil tidak dianjurkan karena usia ibu yang relatif tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan dan komplikasi (Hartanto, 2006)
2.2.4. Memilih kontrasepsi Metode kontrasepsi yang ideal adalah metode yang aman pemakaiannya dan dapat dipercaya, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila digunakan. Memiliki daya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturannya akan dapat mencegah terjadinya kehamilan. Dapat diterima oleh banyak orang dan mudah pelaksannaanya (BKKBN, 2009). Kontrasepsi juga harganya mesti murah, supaya dapat dijangkau masyarakat luas. Bila metode kontrasepsi dihentikan penggunaannya, klien akan kembali kesuburannya kecuali kontrasepsi mantap (Mochtar, 1998).
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
12 2.2.5. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Metode kontrasepsi menurut jangka waktu pemakaiannya dibagi atas dua kelompok, yaitu metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan metode kontrasepsi non-MKJP.
Metode kontrasepsi
jangka panjang merupakan
kontrasepsi yang dapat dipakai dalam jangka waktu lama lebih dari 2 tahun, efektif, dan efisisen untuk tujuan pemakaian menjarangkan kelahiran, lebih dari 3 tahun atau mengakhiri kehamilan atau sudah tidak ingin tambah anak lagi (BKKBN, 2009). Hal yang sama diungkap oleh Prawiroharjo (1999), bahwa metode kontrasepsi jangka panjang merupakan kontrasepsi yang dapat bertahan antara tiga tahun sampai seumur hidup, seperti IUD, Implant/susuk KB, dan sterilisasi pada pria/wanita. Dilihat dari angka kegagalannya, metode MKJP dilaporkan terjadi pada 02 per 1000 penggunanya, sedangkan metode non MKJP dilaporkan terjadi pada lebih dari 10 per 1000 pengguna. Terlihat bahwa metode MKJP lebih efektif untuk dapat mencegah terjadinya kehamilan pada penggunannya dibandingkan non-MKJP (BKKBN,2009). Berbeda dengan di negara Eropa, NHS Information Center (2009), mendefinisikan bahwa MKJP yang disebut Long Acting Contraception Methode adalah metode kontrasepsi yang penggunaaannya tidak setiap hari sebagaimana pil KB atau tidak setiap kali melakukan sanggama seperti kondom. Kontrasepsi jangka panjang dikelompokkan berdasarkan cara kerjanya, yaitu reversible dan irreversible. Dalam lima tahun terkahir, pemakaian MKJP atau Long Acting Reversible Contraception di Eropa meningkat dan yang paling diminati adalah IUD
2.3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) / Intra Uterine Device (IUD) 2.3.1. Pengertian Alat kontrasepsi dalam rahim atau yang dikenal dengan IUD (Intra Uterine Devices) merupakan kontrasepsi non hormonal yang dipasang di rahim. IUD bisa bertahan dalam rahim dan terus menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti (BKKBN, 2009).
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
13 AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, yang dapat dipakai oleh semua wanita usia reproduktif (Handayani, 2010). AKDR ada yang diselubungi oleh kawat halus terbuat dari tembaga dan mengandung hormon levonorgestrel (Andrews, 2010).
2.3.2. Jenis IUD Ada beberapa jenis IUD, yaitu CuT-380A, Lippes Loop, Multi Load 250, Cooper seven (7), dan Nova T. CuT-380A berukuran kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Lippes Loop bentuknya disesuaikan dengan bentuk rongga rahim, dibuat dari batang plastik yang dilengkungkan secara bolak-balik. Multi Load 250, bentuknya seperti kipas dan dililiti logam tembaga, jenis terbarunya juga mengandung perak (ML Cu 375). Ada tiga jenis ukuran multiload yaitu standar, small dan mini. Cooper seven (7), bentuknya seperti angka 7 dan diteliti logam tembaga. (Mansjoer, 2001) Dua jenis IUD terbaru yang telah disetujui pemakaiannya adalah progesteron, alat yang menyerupai huruf T terbuat dari plastik permable dan mengandung progesterone pada batangnya yang harus diganti setiap tahun dan tembaga T 380 alat dari plastik berbentuk T yang mengandung tembaga dan dapat bertahan selama 4 tahun (Pilliteri, 2002). 2.3.3. Cara Kerja Adapun cara kerja dari AKDR/IUD adalah menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri. IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi. IUD juga dapat mencegah implantasi telur dalam uterus (Mochtar, 1998). AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir serviks hingga menghalangi pergerakan sperma (Mansjoer, 2001)
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
14 2.3.4. Keuntungan IUD memiliki efektifitas yang cukup tinggi untuk mencegah kehamilan dalam jangka waktu yang lama. Angka kehamilan IUD berkisar antara 1,5 – 3 per 100 wanita pada tahun pertama dan menjadi lebih rendah pada tahun – tahun berikutnya (Mochtar, 1998). IUD juga nyaman digunakan dan tidak perlu lagi mengingat-ingat waktu untuk kontrolnya dalam waktu yang dekat. Memiliki efek samping yang rendah (CuT-380A), biaya yang efektif murah. IUD tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. IUD juga dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila tidak terjadi infeksi). IUD dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir). (Robert et al, 2004)
2.3.5. Kerugian IUD memiliki efek samping yang umum terjadi yaitu perubahan siklus haid (umumnya 3 bulan pertama dan kemudian akan berkurang), haid lebih lama dan banyak, perdarahan dan spotting antar menstruasi, saat haid terasa lebih sakit. Komplikasi lain adalah merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya, perforasi dinding uterus (sangat jarang terjadi apabila pemasangan benar). IUD tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual) termasuk HIV/AIDS. IUD tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan. Ada kemungkinan IUD keluar dari uterus tanpa diketahui, oleh karena itu akseptor IUD harus memeriksa benang IUD dari waktu ke waktu (Mochtar, 1998). 2.3.6 Persyaratan pemakaian Ada beberapa persyaratan pemanfaatan kontrasepsi IUD, yaitu akseptor yang dapat menggunakan kontrasepsi IUD adalah antara lain: usia reproduktif, keadaan nullipara, menginginkan kontrasepsi jangka panjang, menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi, setelah melahirkan abortus dan tidak terlihatnya adanya infeksi, resiko rendah dari IMS, tidak menghendaki metode hormonal, tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
15 IUD juga dapat dipakai pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan seperti perokok, pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi, sedang memakai antibiotika atau anti kejang, gemuk atau kurus, dan ibu menyusui. Ibu dalam keadaan penderita tumor jinak payudara, penderita kanker payudara, pusing, sakit kepala, hipertensi, varises di tungkai atau vulva, penyakit jantung, pernah menderita stroke, menderita diabetes, penyakit empedu dan hati, malaria, epilepsi, penyakit tiroid juga dapat memakai IUD (Saifuddin, 2006). 2.3.7 Kontra indikasi Mansjoer (2001) mengatakan bahwa ibu yang tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi IUD adalah dengan keadaan mutlak seperti kehamilan, infeksi aktif traktus genitalia, tumor traktus genitalia, metroragia. Dalam keadaan relatif juga ibu tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi IUD seperti kehamilan uterus (mioma, polip, jaringnan parut bekas seksio), insufisiensi serviks uteri, tumor ovarium, gonore, servisitis, dismenore, stenosis kanalis servikali, dan panjang kavum uteri kurang dari 6,5 cm. Pada keadaan riwayat infeksi panggul, fibroid, endometriosis, nullipara, dismenorhea atau menorhagia, pengobatan dengan menggunakan penisilinamin dapat mengurangi keefektifitas tembaga, anemia berat, penyakit jantung rematik juga tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi IUD (Andrews, 2010) 2.3.8 Efektifitas IUD Efektifitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas yaitu berapa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa ekspulsi spontan, terjadinya kehamilan dan pengangkatan atau pengeluaran karena alasan medis atau pribadi. Efektifitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada ukuran, bentuknya dan mengandung Cu atau progesteron. Juga tergantung pada akseptornya yaitu umur, paritas dan frekuensi senggama. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan paritas diketahui, makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengeluaran/pengangkatan IUD. Makin muda, terutama nulligravida maka makin tinggi ekspulsi dan pengangkatan IUD (Hartanto, 2003).
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
16 2.3.9 Waktu pemasangan IUD Penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil. Dapat juga dipasangan pada hari pertama sampai ke -7 siklus haid, segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah empat minggu pasca persalinan, setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu tujuh hari) apabila tidak ada gejala infeksi dan satu sampai lima hari setelah senggama yang tidak dilindungi (Saifuddin,2003) 2.3.10 Waktu periksa / kontrol IUD Kontrol IUD ini penting dalam rangka pengayoman medis, sosiologis dan psikologis akseptor dengan tujuan untuk mengetahui posisi IUD dan rahim, apakah terjadi efek samping, komplikasi atau kegagalan, atau apakah IUD perlu diganti dengan yang baru atau jenis lain. Pemeriksaan ulang dapat dilakukan oleh akseptor sendiri dengan melihat atau merasakan apakah benang kelihatan atau terasa sewaktu menstruasi atau di tempat pelayanan KB dengan memakai spekulum, dapat dilihat benang dan keadaan serviks. Pemeriksaan ulang secara rutin dilakukan pada 1 bulan pasca pemasangan, tiga bulan kemudian, setiap 6 bulan berikutnya, atau bila ada keluhan (Mochtar, 1998) 2.3.11 Sebelum pemasangan IUD Sebelum dilakukan pemasangan IUD, penjelasan lengkap mengenai keuntungan dan kerugian metode tersebut harus dilakukan, dengan menggunakan leaflet dalam mendukung informasi verbal. Prosedur pemasangan harus dijelaskan. Analgesik dapat diresepkan atau diberikan 20-30 menit sebelum pemasangan dilakukan guna membantu menurunkan nyeri akibat kram yang menyerupai kram saat haid. Sebaiknya pasien disarankan untuk makan satu jam atau lebih sebelum dilakukan pemasangan IUD, klien harus didorong untuk mengosongkan pemasangan IUD dilakukan. Ideal penapisan tersebut dilakukan 1 minggu sebelum pemasangan IUD sehingga pengobatan dapat diberikan (Andrew, 2010)
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
17 2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi 2.4.1. Teori Bertrand Menurut Bertrand (1980), ada tiga faktor yang mempengaruhi akseptor dalam penggunaan alat kontrasepsi, antara lain : Bagan 2.1 Tiga Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi Sociodemographic factors Social psychological factors
Contraceptive use
Service- related factors
Sumber : Audience research for improving family planning communication programs, Bertrand, J (1980)
Faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor dalam penggunaan alat kontrasepsi adalah : 1. Faktor Sosio Demografi Penerimaan KB lebih banyak pada mereka yang memiliki standar hidup lebih tinggi. Indikator status sosio-ekonomi termasuk pendidikan yang dicapai, pendapatan keluarga, dan status pekerjaan, juga jenis rumah, gizi (di negara sedang berkembang) dan pengukuran pendapatan tidak langsung lainnya. Beberapa faktor demografi tertentu yang mempengaruhi penerimaan KB di beberapa negara misalnya di banyak negara-negara sedang berkembang, penggunaan kontrasepsi lebih banyak pada wanita yang berumur akhir 20-30 tahun yang sudah memiliki tiga anak atau lebih. 2. Faktor Sosio Psikologi Sikap dan keyakinan merupakan kunci penerimaan KB, banyak sikap yang dapat menghalangi KB. Beberapa faktor sosio psikologi yang
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
18 penting antara lain adalah ukuran keluarga ideal, pentingnya nilai anak laki-laki, sikap terhadap KB, komunikasi suami istri, persepsi terhadap kematian anak, sikap dan kepercayaan tersebut perlu untuk mencegah isu yang berhubungan termasuk segi pelayanan dan efek samping kontrasepsi. 3. Faktor yang berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan Program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) merupakan salah satu faktor praktis yang dapat diukur bila pelayanan KB tidak tersedia. Beberapa faktor yang berhubungan dengan pelayanan KB antara lain keterlibatan dalam kegiatan yang berhubungan dengan KB, tentang sumber kontrasepsi, jarak ke tempat pelayanan dan keterlibatan dengan media massa. Karakteristik pasangan seperti umur, jumlah dan jenis kelamin anak, serta frekuensi hubungan seksual juga mungkin mempengaruhi. Kepentingan faktor-faktor ini mungkin berubah dari waktu ke waktu karena keinginan pasangan untuk mengganti metode kontrasepsi yang digunakan. Tidak semua faktor ini sama pentingnya pada tiap pasangan. Pemilihan metode kontrasepsi mungkin juga dipengaruhi oleh informasi yang diterima dari teman atau kerabat. Kadang-kadang informasi yang diberikan tidak benar, sehingga menimbulkan kesalahan pengertian tentang penggunaan kontrasepsi.
2.4.2. Teori Davis and Blake Menurut Davis and Blake (1956) faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi fertilitas akan melalui variabel antara
(intermediate
variables). Adapun variabel antara yang mempengaruhi fertilitas adalah variabel hubungan kelamin (intercouse variables), variabel konsepsi (conception variables), variabel kehamilan dan kelahiran (gestation variables). Variabel hubungan kelamin terdiri dari faktor-faktor yang mengatur tidak terjadinya hubungan kelamin dan terjadinya hubungan kelamin. Sedangkan variabel konsepsi terdiri dari kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor sengaja dan tidak sengaja serta menggunakan atau tidak menggunakan metode
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
19 kontrasepsi, dan variabel kehamilan terdiri dari mortalitas janin yang disengaja dan tidak disengaja.
2.4.3. Teori Freedman (1975) Menurut Freedman, variabel antara yang mempengaruhi langsung terhadap fertilitas pada dasarnya juga dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku di suatu masyarakat. Pada akhirnya perilaku fertilitas seseorang dipengaruhi norma-norma yang ada yaitu norma tentang besarnya keluarga dan norma tentang variabel antara itu sendiri. Selanjutnya norma-norma tentang besarnya keluarga dan variabel antara dipengaruhi oleh tingkat mortalitas dan struktur sosial ekonomi yang ada di masyarakat. Kerangka analisis fertilitas yang dikemukakan oleh Freedman digambarkan pada bagan di bawah ini.
Bagan 2.2. Kerangka Analisis Sosiologis tentang Fertilitas : Freedman Sumber :Ronald Freedman, The Sociology of Human Fertility (1975) Dari bagan diatas terlihat bahwa variabel antara secara langsung mempengaruhi fertilitas sementara variabel antara itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor. Diawali dengan keadaan lingkungan yang memberi pengaruh terhadap tingkat kematian dan struktur sosial ekonomi. Keadaan ini sangat bervariasi antar-daerah karena setiap daerah memiliki ciri dan karakteristik penduduk yang berbeda. Lingkungan dan struktur sosial ekonomi saling mempengaruhi satu sama lain. Tingkat kematian dan struktur sosial ekonomi
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
20 memberi pengaruh pada norma ukuran keluarga. Struktur sosial ekonomi berkorelasi timbal balik dengan ukuran keluarga. Begitu juga hubungan antara struktur sosial ekonomi dengan norma tentang variabel antara. Norma yang terbentuk dalam masyarakat ini secara langsung mempengaruhi variabel antara yang kemudian mempengaruhi fertilitas. Jadi pada akhirnya perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh norma yang ada. 2.5.
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD Berdasarkan klasifikasi beberapa penelitian serta teori-teori yang ada,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi dalam hal ini IUD, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
2.5.1
Usia Usia adalah lamanya waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan). (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Usia merupakan variabel penting yang mempunyai pengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi, usia wanita mempunyai hubungan dengan pemakaian IUD dimana semakin tua usia wanita tersebut maka proporsi wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD semakin besar (BKKBN, 2000). Penelitian Myrvete Pacarada (2009) di Kosova menyebutkan 37,78% wanita yang memilih metode kontrasepsi IUD adalah berusia antara 36 – 40 tahun dan IUD dipasang setelah melahirkan anak ketiga (51,65 kasus). Sebanyak 82,12 % wanita menggunakan IUD selama lebih dari 3 tahun tanpa ada keluhan. Nawirah, dkk (2014) juga menyebutkan faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD adalah umur, pengetahuan, dan efek samping. Menurut SDKI 2012, pemakaian alat kontrasepsi pada wanita kawin kelompok umur 15-19 tahun dan 45-49 tahun lebih rendah dibandingkan mereka berumur 20-44 tahun. Wanita muda cenderung untuk memakai alat kontrasepsi modern jangka pendek seperrti suntikan dan pil KB. Sementara mereka yang lebih tua
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
21 cenderung untuk memakai kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan sterilisasi wanita.
2.5.2
Pendidikan Pemakaian alat kontrasepsi modern akan meningkat seiring dengan tingkat
pendidikan wanita (BKKBN, 2000), sedangkan menurut SDKI tahun 2012 semakin tinggi pendidikan seorang wanita maka semakin banyak pula mereka mendapatkan pengetahuan tentang KB Modern dan wanita yang mempunyai pendidikan rendah akan lebih cenderung kurang mendapatkan informasi tentang kontrasepsi. Hasil penelitian Yusuf (2001) di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan, menyatakan bahwa ada hubungan antara proporsi penggunaan MKJP oleh responden yang berpendidikan tinggi. Ibu yang berpendidikan tinggi mempunyai kemungkinan 3 kali lebih besar untuk menggunakan MKJP dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian Zanzibar (2003) yang mengatakan bahwa responden dengan pendidikan tamat SLTA keatas berpeluang 2,69 kali memakai IUD dibanding responden pendidikan tamat SD ke bawah.
2.5.3
Jumlah anak masih hidup Jumlah anak hidup adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan ibu dan
masih hidup. Jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama hidupnya berpengaruh dalam menentukan alat kontrasepsi yang akan dipakai. Jumlah anak hidup diasumsikan berkaitan dengan pemilihan kontrasepsi IUD. Banyaknya anak yang dimiliki adalah merupakan salah satu faktor yang menentukan keinginan pasangan usia subur untuk ikut menjadi akseptor KB. Keluarga yang telah mempunyai anak banyak (lebih dari 2 orang) diharapkan untuk memakai kontrasepsi yang efektif dibandingkan dengan keluarga yang masih mempunyai anak sedikit (paling banyak 2 orang). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati (2001) bahwa keluarga yang memiliki anak 1-2 orang lebih memilih alat kontrasepsi non IUD.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
22 Hasil penelitian Zehan (2009) menyatakan akseptor IUD yang mempunyai anak banyak (45,6%) lebih kecil dibanding akseptor Non IUD (51,5%)
2.5.4
Pengetahuan Pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD adalah merupakan salah satu
faktor yang dapat menentukan seseorang untuk menggunakan alat kontrasepsi khususnya IUD. Pada umumnya pengetahuan tentang alat/cara KB IUD yang meningkat, akan diikuti oleh makin tingginya tingkat pemakaian kontrasepsi IUD. Cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu adalah mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara Kb berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi, sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien (Bappenas, 2004). Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, maka kepatuhan dalam melaksanakan program KB akan meningkat dan sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang (Notoadmodjo, 2003). Penelitian Zanzibar (2003) diperoleh persentase pengetahuan rendah (76,9%) cenderung memakai alat kontrasepsi Non IUD dan persentase pengetahuan tinggi (63,3%) memakai alat kontrasepsi IUD. Sebelum sesorang mengadopsi perilaku baru, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya dan keluarganya. Pengetahuan seseorang biasanya dipengaruhi dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. (Notoadmodjo, 2003)
2.5.5
Sikap Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
23 (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).Dalam SDKI (2007) dimana pasangan suami istri akan mau memakai alat kontrasepsi apabila mereka mempunyai sikap positif terhadap kontrasepsi tersebut. Sikap positif tersebut dapat dipengaruhi oleh pengetahuan yang mereka miliki tentang kontrasepsi. Menurut penelitian Prameisti (2014), sikap yang negatif terhadap program KB ditunjukkan tentang keamanan dari alat kontrasepsi. Sikap yang positif terhadap program KB dapat ditunjukkan oleh ibu yang mempercayai bahwa alat kontrasepsi dapat mensejahterakan kesehatan ibu, keterjangkaauan alat kontrasepsi. Menurut Soeharti (2000) hal-hal yang dapat menumbuhkan sikap negatif pada kontrasepsi IUD adalah adanya isu yang sangat tidak menyenangkan tentang kontrasepsi IUD, sehingga hal tersebut dapat berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi IUD.
2.5.6
Kelengkapan alat kontrasepsi Agar dapat melaksanakan pelayanan KB sesuai dengan metode kontrasepsi
yang diberikan maka kelengkapan alat atau ketersediaan alat merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh tempat pelayanan KB (BKKBN, 2010). Pelayanan kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan KB yang belum seluruhnya terintegrasi terhadap pelayanan komponen yang lain dari kesehatan reproduksi. Ada beberapa alasan mengapa PUS tidak memanfaatkan pelayanan kontrasepsi, yaitu karena kelengkapan alat kurang tersedia dan kurangnya jenis alat/cara kontrasepsi sehingga ada sejumlah orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk menggunakan kontrasepsi tersebut. Alasan lain adalah karena rendahnya akses untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan keinginan masyarakat (BKKBN,2010). Hasil penelitian Sukmawati (2001) mengatakan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara sikap responden terhadap kelengkapan alat pemasang IUD dengan pemanfaatan pelayanan kontrasepsi IUD.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
24 2.5.7
Ketersediaan Petugas KB/Bidan Bidan merupakan tenaga profesional kesehatan yang menjadi pihak
terdekat dengan calon akseptor KB karena merupakan pemberi pelayanan pertama mulai dari KIE sampai dengan pemasangan alat kontrasepsi (Sulistyawati, 2011). Hasil penelitian Sukmawati (2001) menyatakan ada hubungan antara persepsi responden terhadap petugas yang terlatiih dengan pemanfaatan pelayanan kontrasepsi IUD. Penelitian Fitri (2012) menunjukkan tidak adanya hubungan antara ketersediaan petugas KB/Bidan denga pemilihan kontrasepsi IUD.
2.5.8
Dukungan suami Dukungan merupakan hal yang ikut serta dalam suatu kegiatan (Kamus
Bahasa Indonesia, 1995). Sedangkan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang mempunyai kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan satu sama lainnya (Notoatmodjo, 2005) Untuk berperilaku sehat, individu kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan dukungan dari keluarga (suami). Keluarga mempunyai peranan penting kesehatan dalam upaya pelayanan kesehatan (Notoadmodjo, 2005). Penelitian Zanzibar (2003) mengatakan ada hubungan yang bermakna antara responden yang mendapat dukungan suami dibanding yang tidak mendapat dukungan. Responden yang mendapat dukungan suami mempunyai peluang memakai AKDR 2,4 kali dibanding dengan responden yang tidak mendapat dukungan. Hal ini sejalan dengan penelitian Merliam Namleni, dkk yang mengatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi IUD di RSIA Siti Fatimah Makassar tahun 2013.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
25 2.6 Gambaran Wilayah Kerja Puksesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur Kecamatan Kramat Jati dibagi menjadi 7 wilayah kelurahan yaitu kelurahan Cawang, Cililitan, Kramat Jati, Batu Ampar, Balekambang, Kp. Tengah, Dukuh 2.6.1 Keadaan Penduduk Wilayah Kecamatan Kramat Jati memiliki jumlah penduduk 287.776 jiwa, 65 rukun warga (RW), 653 rukun tetangga (RT), dan 87.788 kepala keluarga (KK). Dengan kepadatan penduduk per km² adalah 215,80 km² per jiwa dan ratarata pergerakan jiwa per rumah berjarak 6,23 rumah per m². 2.6.2 Pelayanan Kontrasepsi Pelayanan kontrasepsi tebagi menjadi 2 yaitu peserta Keluarga Berencana (KB) baru dan aktif. Peserta KB baru adalah Pasangan Usia Subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat dan/ atau PUS yang menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya. Jumlah PUS di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2013 sebanyak 47.139 orang lebih banyak dibandingkan tahun 2012 (53.321). Peserta KB baru pada tahun 2013 (49.39%), meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 2012 (42.6%). Sedangkan peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat ini memakai kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan. Cakupan peserta KB aktif adalah perbandingan antara jumlah peserta KB aktif dengan PUS di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan peserta KB aktif menunjukkan tingkat pemanfaatan kontrasepsi diantara PUS. Cakupan peserta KB aktif di wilayah kerja Puksesmas Kramat Jati tahun 2013 sebesar 99.62%, mengalami peningkatan dibandingkan dengna pencapaian tahun 2012 (88.9%). Dari jumlah PUS yang aktif menggunakan KB dapat kita lihat jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor KB. Hal tersebut dapat kita lihat pada tabel berikut ini :
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
26 Tabel 2.1 Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Tahun 2013 Peserta KB Aktif No
Kelurahan
IUD
Implant
Suntik
Kondom
Pil
MOP
MOW
1.
Cawang
928
214
2194
1959
1096
40
474
2.
Cililitan
1110
362
2755
165
1935
12
197
3.
Kramat Jati
1574
277
3761
171
2196
45
328
4.
Batu Ampar
1927
375
3997
106
1879
17
106
5.
Balekambang
1464
383
3082
139
1694
49
80
6.
Kp. Tengah
1858
289
3679
190
1715
80
205
7.
Dukuh
889
396
1751
160
800
114
149
Jumlah
9750
2296
21219
1126
11315
357
1539
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2013
2.6.3 Sarana dan Prasarana Tabel 2.2 Jumlah Sarana Tempat Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Tahun 2013 Kelurahan
Puskesmas
RS & RSB
Klinik Umum/Gigi
Posyandu
Praktek Bidan
Apotik
Cawang
1
2
4
14
4
3
Cililitan
1
1
6
4
0
1
Krama Jati
2
3
13
14
8
8
Balekambang
1
0
4
7
3
4
Batu Ampar
1
0
0
38
0
0
Kp.Tengah
2
0
5
17
4
1
Dukuh
1
2
1
11
1
0
Total
9
8
33
105
20
17
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2013
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
27 Sarana diatas merupakan tempat memberikan pelayanan kontrasepsi bagi akseptor KB. Meskipun ada sarana milik swasta namun mereka mempunyai catatan dan pelaporan yang wajib dilaporkan setiap bulannya ke Puskesmas Kecamatan Kramat Jati.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 3 KERANGKA TEORI, KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Teori Bertrand (1980) mengatakan penggunaan kontrasepsi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor sosio demografi, faktor sosio psikologi, dan faktor dari pelayanan kesehatan. Faktor sosio demografi dan sosio psikologi menjadi bagian dari lingkungan, sedangkan faktor pelayanan kesehatan menjadi bagian dari program KB yang dikemukakan oleh teori Freedman. Menurut Davis dan Blake faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi fertilitas akan melalui variabel antara yang salah satunya adalah menggunakan atau tidak menggunakan metode kontrasepsi. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Freedman (1975) yang mengatakan variabel antara yang mempengaruhi langsung terhadap fertilitas pada dasarnya juga dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku di suatu masyarakat. Pada akhirnya perilaku fertilitas seseorang dipengaruhi norma-norma yang ada yaitu norma tentang besarnya keluarga dan norma tentang variabel antara itu sendiri. Selanjutnya norma-norma besarnya keluarga dan variabel antara dipengaruhi oleh tingkat mortalitas dan struktur sosial ekonomi yang ada di masyarakat.Dari ketiga teori tersebut, dapat dibuat bagan yang terlihat seperti gambar bagan di bawah ini.
30 Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
29
Mortalitas
LINGKUNGAN Sosiodemografi
Struktur sosial dan ekonomi
Norma tentang besar keluarga Pemilihan kontrasepsi
Sosiopsikologi
Faktor Pelayanan Kesehatan
Norma tentang pemilihan kontrasepsi
Bagan 3.1 Kerangka Teori Freedman (1975) & Bertrand (1980)
3.2.
Kerangka Konsep Dalam pembuatan kerangka konsep, peneliti menggabungkan teori
Bertrand (1980) dan model analisis fertilitas Freedman (Freedman, 1975 hal 15). Berdasarkan teori Freedman yang mengatakan bahwa pemilihan kontrasepsi dipengaruhi salah satu faktor yaitu lingkungan, sejalan dengan teori Bertrand yang mengatakan bahwa penggunaan kontrasepsi dipengaruhi oleh faktor sosio demografi. Dalam hal ini yang menjadi faktor sosio demografi adalah usia, pendidikan dan jumlah anak yang hidup. Struktur sosial ekonomi tidak dimasukkan dalam kerangka konsep, karena sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 162 Tahun 2010 tentang pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang memberikan pelayanan KB gratis kepada seluruh warga yang berdomisili di Jakarta (www.jakarta.go.id)
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
F E R T I L I T A S
30 Faktor sosio psikologi pada teori Bertrand disesuaikan dengan norma tentang variabel antara pada Freedman. Dalam hal ini, norma yang dimaksud adalah dukungan dari suami yang juga menentukan dalam pemilihan kontrasepsi IUD serta pengetahuan dan sikap ibu tentang IUD. Penggunaan kontrasepsi juga dipengaruhi faktor pelayanan kesehatan (Bertrand, 1980) yang dalam hal ini adalah ketersediaan alat dan ketersediaan Petugas KB/Bidan. Berdasarkan uraian di atas maka kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel Bebas
Pendidikan • Usia
Dukungan suami
• Jumlah anak masih hidup • Ketersediaan petugas KB • Ketersediaan alat KB IUD
Variabel Terikat
Pemilihan kontrasepsi IUD Pengetahuan dan sikap ibu tentang IUD
Bagan 3.2 Kerangka Konsep Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
31 3.3. Definisi Operasional
Tabel 3.1. Defenisi Operasional Variabel
Defenisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Cara Ukur
Dependen : Pemilihan alat kontrasepsi IUD
Jenis alat kontrasepsi dalam rahim yang digunakan akseptor untuk pencegahan kehamilan (BKKBN, 1992)
Wawancara dan Buku Register Puskesmas
Kuesioner D08
1: IUD (pakai IUD) 2:Non IUD (tidak pakai IUD
Nominal
Independen : Usia
Lama hidup responden dari lahir sampai dilakukan penelitian (Arikunto.S, 2006) Tingkat pendidikan formal terakhir yang ditamatkan oleh akseptor dengan memperoleh ijazah
Wawancara
Kuesioner A03
Ordinal
Wawancara
Kuesioner A06
Jumlah anak masih hidup
Jumlah anak yang dilahirkan ibu dan masih hidup sampai saat diwawancara
Wawancara
Kuesioner B01, B02
Pengetahuan
Pengetahuan ibu tentang kontrasepsi, jangka waktu IUD, kontraindikasi, efek samping, waktu pemasangan, dan jadwal kontrol IUD. Jumlah pertanyaan ada 60, dimana nilai tertinggi 94.8 dan nilai terendah 77.4 Bagaimana responden menyikapi tentang kontrasepsi IUD dimana pernyataan tentang kontrasepsi IUD ada 9 yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif, dimana nilai minimum 21 dan nilai maksimum 27 Penilaian akseptor tentang persediaan/kelengkapan alat kontrasepsi yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati
Wawancara
Kuesioner C01 – C09
1 : 35 tahun 1:Tinggi (jika tamat SLTA, akademi, PT) 2: Rendah (jika tidak tamat SLTA 1 : Banyak, jika jumlah anak >2 2 : Sedikit, jika jumlah anak≤2 1:Baik, jika responden menjawab ya ≥ median 2:Kurang, jika responden menjawab ya < median (Cut off point : median)
Wawancara
Kuesioner E01 – E09
1:Negatif, jika responden menjawab setuju < mean 2:Positif, jika responden menjawab setuju ≥ mean (Cut off point : mean)
Ordinal
Wawancara
Kuesioner C07, C10
Ordinal
Ada atau tidaknya bidan atau petugas pelayanan KB pada saat PUS hendak memasang dan pencabutan IUD Persetujuan yang diberikan suami pada istri untuk menggunakan IUD
Wawancara
Kuesioner G01 –G03, G06 – G08
1 : Lengkap, jika responden menjawab ≥median 2 : Tidak lengkap, jika responden menjawab 0,05 maka HO diterima artinya data sampel tidak mendukung adanya perbedaan bermakna.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Pemilihan Kontrasepsi IUD Kontrasepsi yang digunakan oleh responden dalam penelitian ini ada dua kategori yaitu IUD dan Non IUD. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan pemilihan alat kontrasepsi IUD dan Non IUD Pemakaian Kontrasepsi
Jumlah (n = 107)
Persentase (%)
IUD
45
42.1
Non IUD
62
57.9
Berdasarkan tabel diatas, responden yang paling banyak adalah yang memilih kontrasepsi Non IUD (57.9%), dan selebihnya memilih kontrasepsi IUD (42.1%) 5.2. Gambaran Sosio Demografi Gambaran sosio demografi yang diteliti meliputi usia, pendidikan, dan jumlah anak yang masih hidup. Adapun gambaran sosio demografi responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
42 Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
40 Tabel 5.2. Gambaran Sosio Demografi Responden Variabel
Jumlah (n=107)
Persentase (%)
35 tahun
24
22.4
Tamat SD
8
7.5
Tamat SMP
38
35.5
Tamat SMA
58
54.2
Tamat PT
3
2.8
Anak sedikit (≤2anak)
92
86
Anak banyak(>2anak)
15
14
Usia (Mean ± SD = 30.47 ± 6.85)
Pendidikan
Jumlah anak masih hidup
Rata-rata usia responden adalah 30.47 (95%CI 29.16-31.79). Distribusi usia responden sebagian besar
berusia 20 – 35 tahun (74.8%). Distribusi
pendidikan responden mayoritas dengan pendidikan tamat SMA (54.2%). Untuk variabel jumlah anak masih hidup, sebagian besar responden memiliki jumlah anak sedikit (86%). 5.3. Gambaran Sosio Psikologi 5.3.1. Pengetahuan Ibu tentang KB IUD Pengetahuan responden ini diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisikan tentang jenis alat kontrasepsi, lama pemakaian kontrasepsi IUD, indikasi dan kontraindikasi pemakaian IUD, efek samping, waktu pemasangan, waktu untuk kontrol ulang IUD. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
41 Tabel 5.3 Pengetahuan Ibu tentang KB IUD Berdasarkan Jawaban Benar No 1.
2.
3.
4. 5.
6.
Pengetahuan tentang IUD Jenis alat/cara KB yang diketahui untuk laki-laki dan perempuan a. Tahu MOW b. Tahu MOP c. Tahu Implant d. Tahu IUD e. Tahu Suntik f. Tahu Pil g. Tahu Kondom h. Tahu Senggama terputus i. Tahu Alamiah (ASI, puasa) Alat/cara KB yang paling sesuai untuk menunda kehamilan a. Tahu MOW b. Tahu MOP c. Tahu Implant d. Tahu IUD e. Tahu Suntik f. Tahu Pil g. Tahu Kondom h. Tahu Senggama terputus i. Tahu Alamiah (ASI, puasa) Alat/cara KB yang paling sesuai untuk tidak ingin punya anak lagi a. Tahu MOW b. Tahu MOP c. Tahu Implant d. Tahu IUD e. Tahu Suntik f. Tahu Pil g. Tahu Kondom h. Tahu Senggama terputus i. Tidak tahu Waktu pemakaian spiral IUD tidak boleh digunakan, pada kondisi a. Menyusui b. Hipertensi c. Baru melahirkan 2-28 hari d. Baru keguguran e. Sedang hamil f. Kondisi perdarahan g. Penyakit infeksi Efek samping saat mnggunakan IUD a. Berat badan bertambah b. Berat badan berkurang c. Perdarahan d. Tekanan darah naik e. Sakit kepala f. Mual g. Haid tidak henti h. Mudah lelah i. Tidak tahu efek samping
Jumlah
Persentase
5 3 39 63 101 104 102 18 4
4.7 2.8 36.4 58.9 94.4 97.2 95.3 16.8 3.7
5 1 40 64 84 51 29 3 1
4.7 0.9 37.4 59.8 78.5 47.7 27.1 2.8 0.9
33 3 30 66 22 11 5 4 16 52
30.8 2.8 28 61.7 20.6 10.3 4.7 3.7 15 48.6
79 72 93 75 65 32 71
73.8 67.3 86.9 70.1 60.7 29.9 66.4
88 97 25 96 100 101 15 94 38
82.2 90.7 23.4 89,7 93.5 94.4 14 87.9 35.5
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
42 7.
8.
9.
Metode KB yang tersedia di Puskesmas a. MOW b. MOP c. Implant d. IUD e. Suntik KB f. Pil KB g. Kondom h. Tidak tahu Waktu yang tepat untuk pemasangan spiral a. Waktu sedang haid b. Segera setelah menstruasi c. Setelah melahirkan d. Tidak tahu Kontrol ulang setelah pemasangan spiral a. Satu minggu b. Tiga bulan c. Setiap enam bulan d. Bila ada keluhan/perdarahan
2 2 38 79 96 105 74 2
1.9 1.9 35.5 73.8 89.7 98.1 69.2 1.9
3 49 6 53
2.8 45.8 5.6 49.5
15 25 57 51
14 23.4 53.3 47.7
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai mean 85.65, median 85.44, nilai minimum 77.4, nilai maksimum 94.8, Standar Deviasi (SD) 3.57, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi IUD cenderung baik. Dari hasil mean, maka pengetahuan dibagi menjadi 2 berdasarkan cut off point mean yaitu pengetahuan baik dan kurang baik, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang IUD Variabel
Jumlah (n=107)
Persentase (%)
• Baik
42
39.3
• Kurang baik
65
60.7
Pengetahuan
Berdasarkan tabel di atas responden yang memiliki pengetahuan baik lebih kecil (39.3%) dari pada responden yang memiliki pengetahuan kurang (60.7%).
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
43 5.3.2. Sikap Ibu terhadap KB IUD Sikap yang dimaksud adalah bagaimana responden menyikapi hal-hal tentang KB IUD sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi IUD. Tabel 5.5 Gambaran Sikap terhadap Kontrasepsi IUD No
Sikap tentang IUD
SS
S
TS
STS
1.
Keuntungan menggunakan spiral/IUD adalah jangka waktu penggunaannya yang cukup lama Dengan menggunakan spiral/IUD dapat membatasi jumlah kelahiran dengan pasti dan sesuai dengan kemampuan keuangan Jika tidak ingin punya anak lagi dalam jangka waktu dekat, pilihan yang tepat adalah IUD Memakai spiral tidak bertentangan dengan agama Banyak pasangan tidak menggunakan spiral karena mengganggu jika hubungan intim Menggunakan spiral lebih praktis, tidak perlu bolak balik Menggunakan spiral lebih rumit pemasangannnya, melalui tindakan Banyak informasi tetang IUD membuat lebih berani untuk ber-KB Banyak tempat pelayanan yang dapat memasang spiral dengan harga terjangkau sehingga mudah untuk mencobanya
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4 1
3 2
2 3
1 4
1
2
3
4
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Dari sembilan pernyataan sikap tentang IUD diatas ada yang positif dan ada yang negatif. Pernyataan positif adalah nomor 1,2,3,4,7,8,9 sedangkan pernyataan negatif adalah nomor 5 dan 6. Dari setiap responden yang menjawab diperoleh nilai skor terendah 9 dan skor tertinggi 36. Setelah skor dibalik untuk yang pernyataan negatif maka dari total skor diperoleh nilai mean 41.9, nilai median 41.7, nilai minimum 33.33, nilai maksimum 50, Standar Deviasi (SD) 3.28. Sikap dibagi menjadi 2, yaitu sikap negatif dan sikap positif. Untuk sikap negatif terhadap IUD diberi nilai satu dan untuk sikap positif terhadap IUD diberi nilai dua, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini :
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
44 Tabel 5.6 Distribusi responden berdasarkan sikap ibu terhadap IUD Variabel
Jumlah (n=107)
Persentase (%)
• Positif
28
26.2
• Negatif
79
73.8
Sikap
Berdasarkan tabel diatas, yang memiliki sikap negatif terhadap IUD lebih banyak (73.8%) daripada yang memiliki sikap positif terhadap IUD (26.2%). 5.3.3. Dukungan Suami Dalam penelitian dilihat gambaran distribusi dukungan suami terhadap pemilihan KB IUD dengan melakukan wawancara dan hasil ukurnya mendukung dan tidak mendukung. Tabel 5.7 Distribusi Responen berdasarkan dukungan suami Variabel
Jumlah (n=107)
Persentase (%)
• Mendukung
58
54.2
• Tidak mendukung
49
45.8
Dukungan suami
Berdasarkan tabel diatas yang mendapat dukungan suami lebih banyak (54.2%) daripada yang tidak mendapat dukungan suami (45.8%) 5.4. Gambaran Faktor Pelayanan Kesehatan Gambaran faktor pelayanan kesehatan yang diteliti meliputi ketersediaan alat KB dan ketersediaan petugas KB/Bidan. Adapun gambaran faktor pelayanan kesehatan responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
45 Tabel 5.8 Gambaran Faktor Pelayanan Kesehatan Variabel
Jumlah
Persentase (%)
(n = 107) Ketersediaan alat kontrasepsi • Lengkap
42
39.3
• Kurang lengkap
65
60.7
• Ada
37
34.6
• Tidak ada
63
65.4
Ketersediaan Petugas KB/Bidan
Berdasarkan tabel diatas, maka responden yang mengatakan ketersediaan alat kontrasepsi kurang lengkap lebih banyak (60.7%) daripada yang mengatakan lengkap (39.3%). Ketersediaan petugas KB/Bidan ini merupakan ada atau tidak tersedianya petugas KB/Bidan saat responden datang untuk memasang alat kontrasepsi. Responden yang mengatakan petugas KB/Bidan ada lebih sedikit (34.6%) daripada yang mengatakan petugas KB/Bidan tidak ada (65.4%)
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
46 5.5
Hubungan antara Faktor Sosio Demografi dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD Tabel 5.9 Distribusi responden menurut faktor sosio demografi dan pemilihan kontrasepsi IUD
Variabel
IUD
Non IUD
n
%
35 tahun
n
Total
Nilai P
%
N
%
3
100
3
100
27.5
58
72.5
80
100
23
95.8
1
4.2
24
17
37.0
29
63.0
46
OR ( 95% CI )
Usia 0.562
0.7 (0.633-0.830)
100
0.000
60.6 (7.718-476.412)
100
0.430
1.45
Pendidikan Rendah (tamat SD dan SMP) Tinggi
(0,662-3.165) 28
45.9
33
54.1
61
100
Sedikit (≤2 anak)
32
34.8
60
65.2
92
100
Banyak (>2 anak)
13
86.7
2
13.3
15
100
(tamat SMA dan PT) Jumlah anak 0,000
12.188 (2.589-57.380)
Berdasarkan tabel di atas dari tiga responden yang berusia kurang dari 20 tahun tidak ada yang menggunakan kontrasepsi IUD. Dari 80 responden yang berusia 20-35 tahun, ada 22 (27.5%) responden yang memilih kontrasepsi IUD dan dari 24 responden yang berusia lebih dari 35 tahun, mayoritas memilih kontrasepsi IUD (95.8%). Dapat disimpulkan bahwa semakin tua usia responden maka semakin banyak yang memilih kontrasepsi IUD (95.8%). Sebanyak 28 orang (45.9%) responden dengan pendidikan tinggi yang memilih kontrasepsi IUD. Sedangkan diantara responden dengan pendidikan rendah, ada 17 orang (37%) yang memilih kontrasepsi IUD. Hasil uji statistik
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
47 diperoleh nilai p = 0.430, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan pendidikan dengan pemilihan kontrasepsi IUD. Dari 92 responden yang memiliki anak sedikit (≤2 anak), ada 32 orang (34.8%) yang memilih kontrasepsi IUD. Sedangkan dari 15 responden yang memiliki anak banyak (>2 anak) ada 13 orang (86,7%) yang memilih kontrasepsi IUD. Hail uji statistik diperoleh nilai p = 0.000, maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara jumlah anak sedikit dan banyak dengan pemilihan kontrasepsi IUD. 5.6. Hubungan antara Faktor Sosio Psikologi dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD Tabel 5.10 Distribusi Responden menurut faktor sosio psikologi dan pemilihan kontrasepsi IUD Variabel
IUD n
%
Non IUD
Total
p Value
n
%
N
%
OR ( 95% CI )
Pengetahuan Baik
27
64.3
15
35.7
42
100
Kurang
18
27.7
47
72.3
65
100
Positif
9
32.1
19
67.9
28
100
Negatif
36
45.6
43
54.4
79
100
37
63.8
21
36.2
58
100
8
16.3
41
83.7
49
100
0.000
4.70 (2.044-10.809)
Sikap 0.216
0.566 (0.228-1.403)
Dukungan suami Mendukung Tidak mendukung
0.000
9.03 (3.571-22.833)
Berdasarkan tabel diatas, responden dengan pengetahuan baik sebanyak 27 (64.3%) menggunakan IUD, sedangkan responden yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 18 (27.7%) menggunakan IUD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.000, maka dapat disimpulkan ada perbedaaan yang signifikan antara
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
48 pengetahuan baik dan pengetahuan kurang baik dengan pemilihan kontrasepsi IUD. Responden yang bersikap positif terhadap IUD sebanyak 9 orang (32.1%) menggunakan IUD, sedangkan responden yang bersikap negatif terhadap IUD sebanyak 36 orang (45.6%) menggunakan IUD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.216, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara sikap positif dan negatif terhadap pemilihan kontrasepsi IUD. Ada sebanyak 37 (63.8%) responden yang mendapat dukungan suami memilih kontrasepsi IUD, sedangkan ibu yang tidak mendapat dukungan suami tapi tetap memilih IUD ada 8 (16.3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara ibu yang mendapat dukungan suami dan yang tidak mendapat dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi IUD. 5.7. Hubungan antara Faktor Pelayanan Kesehatan dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD Tabel 5.11 Distribusi Responden menurut faktor pelayanan kesehatan dan pemilihan kontrasepsi IUD Variabel
IUD
Non IUD
Total
n
%
n
%
N
%
Lengkap
26
61.9
16
38.1
42
100
Kurang lengkap
19
29.2
46
70.8
65
100
Ada
25
67.6
12
32.4
37
100
Tidak ada
20
28.6
50
71.4
70
100
p Value
OR ( 95% CI )
Kelengkapan alat KB IUD 0.001
3.90 (1.732-8.939)
Ketersediaan petugas KB 0,000
5.20 (2.200-12.330)
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.001, maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara ketersediaan alat kontrasepsi yang lengkap dan tidak lengkap dengan pemilihan kontrasepsi IUD.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
49 Responden yang mengatakan lengkap terhadap alat kontrasepsi mempunyai peluang 3.9 kali untuk memilih kontrasepsi IUD dibandingkan dengan responden yang mengatakan kurang lengkap. Responden yang menyatakan ada/tersedia sebanyak 25 orang (67.6%) memilih IUD dan 12 orang (32.4%) non IUD sedangkan responden yang menyatakan tidak ada / kurang tersedia sebanyak 20 orang (28.6%) memilih IUD dan 50 orang (71.4%) non IUD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.000, maka disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara ketersediaan petugas KB/Bidan yang ada dan tidak ada dengan pemilihan kontrasepsi IUD.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Keterbatasan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati sangat banyak, namun dalam penelitian ini hanya menetapkan delapan variabel bebas yaitu faktor sosio demografi, faktor sosio psikologi, dan faktor pelayanan kesehatan. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dalam penelitian, yaitu : 1. Bias informasi dan pengukuran. Bias informasi atau recall bias dapat terjadi ketika responden harus menjawab pertanyaan sesuai dengan ingatannya di masa lampau (retrospektif), sehingga ketepatan jawaban tergantung dengan daya ingat responden. Selain itu jawaban juga tergantung dengan kemauan respoden dalam menjawab dan ketrampilan peneliti dalam menggali jawaban. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini juga memiliki keterbatasan karena sebagian besar kuesioner menggunakan pertanyaan yang bersifat tertutup (disediakan alternatif jawaban) sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam mewawancarai responden. Meskipun validitas dan reabilitas dari instrumen penelitian telah dilakukan uji kuesioner namun dapat saja terjadi bias informasi karena keterbatasan responden dalam mengemukakan pendapat dan adanya faktor subyektifitas dan kejujuran yang sulit didapatkan sehingga berpengaruh terhadap informasi yang diperoleh. Walaupun demikian, namun tidak mengurangi makna temuan dari penelitian ini. 2. Desain penelitian Keterbatasan waktu ini dapat disebabkan oleh karena data yang dikumpulkan oleh peneliti bukan berasal dari data sekunder saja, tetapi diperoleh juga dari data primer yang langsung didapatkan dari hasil
58 Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
51 wawancara
dengan
responden
pasangan
usia
subur
yang
aktif
menggunakan kontrasepsi IUD maupun non IUD yang ditemui ke tempat tinggal mereka masing-masing. Dari hasil penelitian ini didapatkan data peserta KB aktif di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati terdiri dari akseptor KB IUD dan Non IUD. Akseptor KB IUD berjumlah 131 orang (27.29%), sedangkan peserta KB Non IUD terdiri dari suntik sebanyak 170 orang (35.42%), pil (14.1%) dan kondom sebanyak 111 orang (23.13%). Akseptor KB yang dijadikan sampel adalah akseptor KB IUD dan Non IUD, namun terjadi sedikit perbedaan proporsi karena jumlah sampel yang diambil adalah akseptor KB aktif periode Januari – April 2015. Dalam pemilihan sampel tidak terjadi bias karena sampel diambil secara random.
6.2. Implikasi Hasil Penelitian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009 – 2014 mengamanatkan bahwa program KB di Indonesia perlu diarahkan kepada pemakaian MKJP. Diharapkan dari analisis ini dapat memberikan kontribusi terhadap strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kesertaan KB-MKJP. Usia merupakan variabel penting yang mempunyai pengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi. Dari variabel usia responden dapat ditentukan fasefase penggunaan alat kontrasepsi yang ideal. Usia kurang dari 20 tahun merupakan fase menunda kehamilan diperlukan pada wanita yang menikah dan masih muda, usia antara 20-35 tahun adalah fase menjarangkan kehamilan dengan cara mengatur jarak kehamilan yang baik yaitu antara 2-4 tahun, dan usia antara 35 tahun lebih merupakan fase mengakhiri kehamilan yaitu fase tidak ingin hamil lagi. Dari hasil penelitian diperoleh responden dengan usia lebih besar dari 35 tahun mempunyai peluang 60.6 kali untuk memilih kontrasepsi IUD dibandingkan dengan responden berusia 20-35 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh BKKBN (2000) dimana semakin tua usia wanita tersebut maka
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
52 proporsi wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD semakin besar. Tetapi bertentangan dengan dengan penelitian Fitri (2012) yang mengatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan pemilihan kontrasepsi IUD. Penelitian Myrvete Pacarada (2009) di Kosova menyebutkan 37,8% wanita yang memilih metode kontrasepsi IUD adalah berusia antara 36 – 40 tahun dan IUD dipasang setelah melahirkan anak ketiga (51,65 kasus). Sebanyak 82,12% wanita menggunakan IUD selama lebih dari 3 tahun tanpa ada keluhan. Nawirah, dkk (2014) juga menyebutkan faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD adalah umur, pengetahuan, dan efek samping. Menurut SDKI 2012, pemakaian alat kontrasepsi pada wanita kawin kelompok umur 15-19 tahun dan 45-49 tahun lebih rendah dibandingkan mereka berumur 20-44 tahun. Wanita muda cenderung untuk memakai alat kontrasepsi modern jangka pendek seperti suntikan dan pil KB. Sementara mereka yang lebih tua cenderung untuk memakai kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan sterilisasi wanita. Sesuai dengan teori Saifuddin (2010) bahwa usia PUS di atas 35 tahun dianjurkan menggunakan kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi yaitu KB non hormonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usia mempunyai hubungan yang positif dengan pemilihan jenis kontrasepsi, dimana seiring tingginya tingkat kematangan atau usia responden akan diikuti kenaikan dalam pemilihan jenis alat kontrasepsi non hormonal. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin banyak responden yang memilih kontrasepsi IUD. Pemakaian alat kontrasepsi modern akan meningkatkan seiring dengan tingkat pendidikan wanita (BKKBN, 2000). Menurut data SDKI 2012, untuk pemakaian alat/cara KB modern yaitu IUD, kondom, dan MAL cenderung semakin tinggi seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan (10.1%). Sedangkan untuk alat/cara KB modern pil, suntik, dan susuk KB mempunyai pencapaian tertinggi pada tingkat pendidikan tamat SD dan tidak tamat SMTA secara berurutan 15.8%, 38.2% dan 4.3%
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
53 Hasil penelitian Yusuf (2001) di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan, menyatakan bahwa ada hubungan antara proporsi penggunaan MKJP oleh responden yang berpendidikan tinggi. Ibu yang berpendidikan tinggi mempunyai kemungkinan 3 kali lebih besar untuk menggunakan MKJP dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian Zanzibar (2003) yang mengatakan bahwa responden dengan pendidikan tamat SLTA keatas berpeluang 2,69 kali memakai IUD dibanding responden pendidikan tamat SD ke bawah. Secara teoritis pendidikan formal sangat besar pengaruhnya terhadap pengetahuan seseorang dimana bila seseorang tersebut berpendidikan tinggi maka akan mempunyai pengetahuan yang tinggi pula sebaliknya bila seseorang mempunyai pendidikan formal yang rendah maka pengetahuannya juga akan rendah. Pada penelitian ini hanya membahas tentang pendidikan formal karena seseorang yang berpendidikan tinggi diharapkan lebih mudah dan cepat memahami pentingnya kesehatan dan menentukan pilihannya. (L.Green dalam Notoatmodjo, 1993). Dengan pendidikan tinggi yang dimiliki oleh seseorang diharapkan lebih mudah untuk menerima pesan dan motivasi khususnya pada pemilihan kontrasepsi IUD ini. Namun pada zaman sekarang ini pengetahuan seseorang tidak tergantung pada pendidikannya yang tinggi karena, mereka dapat memperoleh informasi-informasi dari media sehingga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap apa yang mereka putuskan khususnya pada keputusan untuk memilih menggunakan kontrasepsi IUD. Pendidikan seseorang yang tinggi belum tentu mempunyai pengaruh terhadap perilaku sehari-hari dalam kehidupan. Orang berpendidikan tinggi belum tentu menggunakan KB yang efektif. Pendidikan juga merupakan proses perubahan dan peningkatan pengetahuan, pola pengetahuan, pola pikir, dan perilaku masyarakat. Karena adanya dinamika di berbagai aspek, maka proses pendidikan akan terus menerus dan berkesinambungan sehingga masyarakat mampu menerima gagasan inovatif secara rasional dan bertanggung jawab (BKKBN, 2011).
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
54 Variabel jumlah anak masih hidup yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada jumlah anak masih hidup yang dimiliki responden pada saat wawancara dilakukan. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji chi-square diperoleh hasil yang signifikan (pValue 0.00) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah anak masih hidup dengan pemilihan kontrasepsi IUD. Banyaknya anak merupakan salah satu faktor pasangan suami istri tersebut memilih menggunakan alat kontrasepsi. Hal ini sesuai dengan teori Bertrand (1980) bahwa ukuran keluarga ideal merupakan salah satu faktor sosio-demografi yang berpengaruh terhadap penggunaaan kontrasepsi. Secara teoritis, akseptor yang mempunyai jumlah anak >2 orang (multipara) dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi IUD (Saifuddin, 2006). Pasangan suami istri yang telah mempunyai anak kurang dari 3 orang dalam kebijakan pembangunan keluarga sejahtera, dianjurkan untuk mengikuti cara-cara pencegahan kehamilan dengan mengikuti program KB yaitu dengan maksud menjarangkan kehamilannya sedangkan yang telah mempunyai anak lebih dari tiga orang dengan umur diatas 30 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kehamilannya dengan metode yang efektif dengan efek samping yang ringan (BKKBN, 2013). Peningkatan tingkat pendidikan umumnya akan berdampak pada tingkat kelahiran yang rendah karena pendidikan tinggi akan mempengaruhi usia kawin yang tinggi sehingga masa reproduksinya menjadi lebih pendek. Lebih lanjut, dalam hubungan dengan pemilihan kontrasepsi, pendidikan akseptor dapat mempengaruhi dalam pemilihan jenis kontrasepsi yang salah satunya IUD. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka. Pada umumnya makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang IUD dengan pemilihan kontrasepsi IUD (pValue = 0,000). Responden yang memakai kontrasepsi IUD lebih banyak yang berpengetahuan baik daripada yang berpengetahuan kurang mengenai kontrasepsi IUD. Hasil analisis penelitian ini didukung oleh tingkat pendidikan formal responden yang mayoritas tamat SMA.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
55 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Endah Winarni, dkk (2000) yang menyatakan selain umur ibu, faktor lain yang mempengaruhi pemakaian IUD adalah pengetahuan ibu akan IUD. Pemberian informasi IUD mempunyai hubungan dengan pemakaian IUD, semakin banyak wanita menerima KIE IUD, semakin tinggi proporsi wanita yang menggunakan IUD (BKKBN, 2009). Menurut teori Bloom (1908), pengetahuan itu merupakan hasil dari cari tahu sebelum seseorang mengadopsi perilaku atau norma baru. Mereka terlebih dahulu mencari tahu apa arti dan manfaat perilaku tersebut bagi dirinya dan keluarganya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang kontrasepsi IUD maka akan lebih memilih memakai kontrasepsi IUD, sedangkan seseorang yang mempunyai pengetahuan kurang maka akan kecil kemungkinan untuk memilih memakai kontrasepsi IUD (Notoadmodjo,2003). Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isu. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tertentu. Berdasarkan hasil penelitian mengenai sikap, diperoleh data bahwa responden di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur yang bersikap positif terhadap IUD sebanyak 9 orang (32.1%) dan yang bersikap negatif sebanyak 36 orang (45.6%). Dari analisis statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap yang positif tentang IUD dengan pemilihan kontrasepsi IUD. Responden yang memiliki sikap positif tentang IUD mempunyai peluang 0.57 untuk memilih kontrasepsi IUD dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap negatif tentang IUD. Sikap adalah suatu kecenderungan seseorang terhadap objek tertentu, bisa juga perasaan mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut. Tetapi sikap positif atau mendukung saja tanpa ditunjang faktor lain belum tentu memastikan seseorang untuk melakukan sesuatu. Misalnya seorang ibu mempunyai sikap positif terhadap MKJP/IUD dengan pengetahuan yang cukup, namun tidak diikuti dengan motivasi yang positif, tentu hal ini akan menyebabkan ibu tersebut tidak menggunakan MKJP/IUD.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
56 Secara teori sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu rangsangan atau stimulus sehingga manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang tertutup. Menurut penelitian Prameisti (2014), sikap yang negatif terhadap program KB ditunjukkan tentang keamanan dari alat kontrasepsi. Menurut Soeharti (2000) halhal yang dapat menumbuhkan sikap negatif pada kontrasepsi IUD adalah adanya isu yang sangat tidak menyenangkan tentang kontrasepsi IUD, sehingga hal tersebut dapat berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi IUD. Dukungan adalah sokongan, penunjang, bantuan. Dalam hal ini adalah sokongan, duk ungan, bantuan suami sebagai pasangan hidup dari akseptor dalam menentukan keputusan pilihan terhadap tindakan yang akan dilakukan yaitu jenis pemilihan kontrasepsi yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis data bivariat menunjukkan bahwa responden yang mendapat dukungan suami sebanyak 37 orang (63.8%) memilih IUD dan 21 orang (36.2%) non IUD. Hasil uji statistik dengan Chi-Square pada α = 0.05 didapatkan nilai P Value 0.001 sehingga memperlihatkan ada hubungan yang signifikan antara dukungna suami dengan pemilihan kontrasespsi IUD. Kesepakatan antara suami dan istri dalam pengambilan keputusan khususnya dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sangat dibutuhkan. Para suami diharapkan dapat berpikir logis untuk melindungi istrinya dengan mengizinkan istrinya ber KB dengan memilih salah satu alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisinya atau dirinya sendiri ikut serta dalam ber-KB (Wikojoastro, 2005). Peran suami dalam keluarga sangat dominan dan memegang kekuasaan dalam pengambilan keputusan apakah istri akan menggunakan kontrasepsi atau tidak, karena suami dipandang sebagai pelindung, pencari nafkah dalam rumah tangga dan pembuat keputusan. Beberapa pria mungkin tidak menyetujui pasangan untuk menjadi akseptor KB karena mereka belum mengetahui dengan jelas cara kerja alat kontrasepsi yang ditawarkan dan suami khawatir akan kesehatan istrinya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa suami mempunyai pengaruh besar terhadap penggunaan kontrasepsi yang digunkan oleh istrinya. (Effendi, 2008).
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
57 Program KB dapat terwujud dengan baik apabila ada dukungan dari pihakpihak
tertentu.
Menurut
membicarakan/mempertimbangkan
Pinem
(2009),
secara
suami
bersama-sama
dan
untuk
istri memilih
kontrasepsi terbaik yang disetujui bersama, saling bekerja sama dalam penggunaan kontrasepsi, memperhatikan tanda-tanda bahaya penggunaan kontrasepsi dan menanggung biaya untuk penggunaan kontrasepsi. Agar dapat melaksanakan pelayanan KB sesuai dengan metode kontrasepsi yang diberikan maka kelengkapan alat atau ketersediaan alat merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh tempat pelayanan KB (BKKBN, 2010). Pelayanan kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan KB yang belum seluruhnya terintegrasi terhadap pelayanan komponen yang lain dari kesehatan reproduksi. Ada beberapa alasan mengapa PUS tidak memanfaatkan pelayanan kontrasepsi, yaitu karena kelengkapan alat kurang tersedia dan kurangnya jenis alat/cara kontrasepsi sehingga ada sejumlah orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk menggunakan kontrasepsi tersebut. Alasan lain adalah karena rendahnya akses untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan keinginan masyarakat (BKKBN,2010). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Sukmawati (2011) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kelengkapan alat kontrasepsi dengan pemilihan kontrasepsi IUD.
Menurut asumsi peneliti,
ketersediaan alat kontrasepsi mencakup jumlah alat kontrasepsi yang tersedia serta jenis alat kontrasepsi yang diberikan Puskesmas. Semakin banyak tersedia pilihan alat kontrasepsi bagi klien berarti semakin baik mutu pelayanan KB. Kelengkapan alat kontrasepsi dapat dilihat dari banyaknya pilihan jenis alat kontrasepsi yang tersedia di Puskesmas. Dengan banyaknya pilihan kontrasepsi maka akan banyak juga minat masyarakat untuk menggunakannya. Bidan merupakan tenaga profesional kesehatan yang menjadi pihak terdekat dengan calon akseptor KB karena merupakan pemberi pelayanan pertama mulai dari KIE sampai dengan pemasangan alat kontrasepsi (Sulistyawati, 2011). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 25 orang (67.6%) yang memilih IUD menyatakan ada/tersedia petugas KB/Bidan. Penelitian ini sejalan
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
58 dengan Sukmawati (2001) yang menyatakan ada hubungan antara persepsi responden terhadap petugas yang terlatih dengan pemanfaatan pelayanan kontrasepsi IUD. Namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erwani (2011) yang menyatakan tidak ada hubungan antara ketersediaan bidan dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD. Ketersediaan tenaga kesehatan dalam hal ini adalah keberadaan petugas KB/Bidan di Puskesmas pada saat pelayanan pasien / peserta KB karena meskipun petugas KB/Bidan di Puskesmas tersebut ada namun kadang-kadang tidak berada di Puskesmas pada saat akseptor KB datang untuk memasang / kontrol alat kontrasepsi yang digunakannya. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kegiatan yang dilaksanakan di luar puskesmas seperti pelatihan, pertemuan dan sebagainya.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN
7.1.
Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2015 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD pada akseptor KB, dapat disimpulkan bahwa 1. Responden yang menggunakan kontrasepsi non IUD lebih banyak daripada responden yang menggunakan kontrasepsi IUD (42,1%) 2. Berdasarkan karakteristik usia responden berusia lebih dari 35 tahun paling banyak menggunakan IUD, dari jumlah anak sebagian besar responden mempunyai anak ≤ 2 dan dilihat dari pendidikan sebagian besar responden berpendidikan tinggi. 3. Nilai rata-rata pengetahuan ibu tentang IUD 85.65. Rata-rata sikap ibu terhadap IUD adalah 41.9 4. Pada faktor pengetahuan, sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik dan jumlah responden yang bersikap positif lebih sedikit daripada yang bersikap negatif terhadap kontrasepsi IUD. Dilihat dari dukungan suami, lebih banyak yang mendukung responden untuk menjadi akseptor KB. 5. Pada faktor kelengkapan alat kontrasepsi, sebagian besar responden menyatakan lengkap, begitu juga dengan faktor ketersediaan petugas KB/Bidan sebagian besar responden menyatakan ada atau tersedia. 6. Terdapat enam variabel yang mempunyai hubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD yaitu usia, jumlah anak, pengetahuan, dukungan suami, kelengkapan alat kontrasepsi, dan ketersediaan petugas KB/bidan. Sedangkan variabel yang tidak ada hubungan ada dua variabel yaitu pendidikan dan sikap.
67 Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
60 7.2.
Saran
7.2.1
Bagi Praktisi Kesehatan (Puskesmas, Dinas Kesehatan dan BKKBN) 1.
Meningkatkan upaya promosi kesehatan yang lebih efektif dan agresif kepada masyarakat/PUS tentang kontrasepsi khususnya MKJP/IUD melalui pemasangan poster, leaflet, dan informasi yang disisipkan dalam kegiatan kemasyarakatan seperti posyandu, pertemuan Kader, dan penyuluhan KB tentang kontrasepsi IUD
2.
Memanfaatkan Kader, Guru, Karang Taruna, dll sebagai tenaga penggerak untuk membantu kegiatan penyuluhan maupun fasilitator bagi PUS yang belum ber-KB, dan bagi PUS yang telah ber-KB dengan menggunakan kontrasepsi jangka pendek diupayakan untuk menggunakan IUD.
3.
Meningkatkan dan mengoptimalkan upaya konseling, informasi dan edukasi kepada setiap calon akseptor tentang pentingnya kontrasepsi IUD, cara kerjanya, jangka waktu pemakaian, kontra indikasi dan efek sampingnya yang dapat disisipkan pada kegiatan posyandu dan kegiatan di dalam gedung puskesmas.
7.2.3. Bagi Masyarakat khususnya PUS Merubah persepsi masyarakat tentang anggapan negatif IUD sehingga mereka mau menggunakan alat kontrasepsi IUD karena IUD memiliki efektifitas yang tinggi sehingga dapat menekan
laju pertumbuhan
penduduk dan menurunkan angka kematian ibu (AKI).
7.2.3
Bagi Peneliti lain Agar dapat meneliti faktor lainnya yang berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi IUD khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Analisis Tindak Lanjut SDKI 2012.pdf Andrews, Gilly. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita (Woman’s Sexual Health) Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC, 2010 Anggraeni,Martini. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohima Press, 2012 Ariawan, Iwan. Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Jakarta : FKM-UI - Biostatistik dan Kependudukan, 1998 Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta : FK-UI, 2001 Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta, 2002 Ardiansyah, dkk. Pembinaan Keluarga Berencana. Jakarta: FK-UI, 2005 BKKBN, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit Yayasan Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006 --------. Paket Pelatihan Pendidikan KB, Buku 2, Materi Inti Pendidikan Keluarga Berencana . Jakarta : BKKBN, 1994 Cicik, Zehan. Perbandingan karakteristik akseptor, Lingkungan, dan Program Antara Pengguna Kontrasepsi IUD dan Non IUD di Wilayah Administrasi Puskesmas Jati Warna Kecamatan Pondok Melati Bekasi Tahun 2009, Skripsi FKM-UI, 2009 DepKes RI 2014. Profil Kesehatan RI tahun 2014. Jakarta Freedman, R. The Sociology of Human Fertility. New York : Halsted Press Division, 1975
69 Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
62 Hartanto, Hanafi. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003 Johana, D, dkk. “ Faktor-Faktor yang berhubungan dengan pemilihan AKDR bagi Akseptor KB di Puskesmas Jailolo”. Jurnal e-NERS (eNS) Volume 1 Nomor 1, Maret 2013, hal 1-10 Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia
diakses
dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodati nharganas.pdf tanggal 14022015 jam 10.38 Lawrence W. Green el al. Health Education Planning, A Diagnostic Approach, 1980 Lemeshow, Stanley, Hosmen, David, Klar. Besar Sampel Dalam penelitian Kesehatan (Pramono, Dibyo Penerjemah). Yogyakarta :UGM, 1997 Leli Asih, Hadriah Oesman, MS. Faktor Yang Mempengaruhi Pemakaian MKJP. Jakarta : Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, 2009 Mishell, Daniel R, Jr. “European Journal of Contraception & Reproductive Health Care ; March 2007; 12, 1; ProQuest pg.1 Myrvete Pacarada, et all. Analysis of Contraception Using IUDs in Kosova. 2009 Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. Jilid 2. Jakarta: EGC, 1998 Najib “Pengetahuan Klien dan Kualitas Pelayanan sebagai dasar Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal”. www.jurnalkesmas.ui.ac.id (21 Juni 2015) Notoadmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010 --------------------. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : RinekaCipta, 2007 --------------------. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2003
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
63 Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, 2003 Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 162 Tahun 2010 diakses dari www.jakarta.go.id tanggal 12 Juli 2015 jam 22.15WIB Puskesmas Kecamatan Kramat Jati. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013 Rahmi Fitri. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Pagaran Tapah Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau tahun 2012. Skripsi Program Sarjana FKM-UI Depok Rencana Aksi Nasional Pelayanan Keluarga Berencana 2014-2015 diakses dari http://www.gizikia.depkes.go.id/wp.content/uploads/downloads/2014/01/ RAN-PELAYANAN-KB.pdf. tanggal 28/06/2015 jam 12.15WIB Robert A, James Trussel, Felicia H. Stewart, et all. Contraceptive Technology. Eighteenth Revised Edition. New York : Ardent Media, Inc, 2004;498 Saifuddin, A. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006 Sergio Haimovich. Profil of Long Acting Reversible Contraceptive Users inn Europe. 2009 Soeharti, Ayik, Didik Budijanto. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Penurunan Akseptor KB IUD di Beberapa Kota di Jawa Timur. Media Pengembangan dan Penelitian Kesehatan Volume X Nomor 2 Sukmawati. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kontrasepsi IUD diantara Akseptor Kb di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Semarang Kabupaten Garut Tahun 2011, Depok, 2001 Suratun, et al. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media, 2008
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
64 Susanti. Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant pada Akseptor KB Aktif di Puskesmas Srondol. 2013 Teknik pengambilan sampel.pdf diakses dari www.staff.ui.ac.id diunduh pada tanggal 10 Mei 2015 pukul 17.06 WIB Tetty Erwani Haloho. Hubungan antara Karakteristik, Pengetahuan dan Persepsi Ibu terhadap IUD dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar Tahun 2011. Skripsi Program Sarjana FKM-UI.Depok, 2011 WHO, Johns Hopkins, USAID. Family Planning. A global handbook for providers.USA, 2007;131 Wikojoastro. Dinamika Kependudukan dan KB dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2005 World
Population
Data
Sheet
2013.
pdf
diakses
dari
http://www.prb.org/pdf13/2013-population-data-sheet_eng.pdf Yusuf, Alfiat. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Tanjung Batu Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan Tahun 2000. Depok : Skripsi FKM-UI, 2001 Zanzibar. Penelitian Status Ekonomi dan Pengetahuan Kontrasepsi Pada Akseptor KB serta Hubungannya dengan Pemakaian AKDR di Kecamatan Batu Raja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2003, Tesis FKM-UI, Depok, 2003
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
INFORMED CONSENTS Selamat pagi/siang/sore, nama saya Monica J Pardede mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia sedang melakukan penelitian. Apakah saya boleh berbicara dengan kepala rumah tangga disini? [Bila YA, lanjutkan, bila TIDAK, hentikan proses wawancara]. Saya sedang melakukan survei rumah tangga mengenai Keluarga Berencana. Rumah tangga Bapak/ Ibu terpilih secara acak dari seluruh rumah tangga yang berada di wilayah ini. Kami hendak mewawancarai perempuan yang telah menikah usia 15-49 tahun yang berada dalam rumah tangga ini. Untuk itu, kami menanyakan seluruh anggota rumah tangga ini, untuk mengtahui siapa saja yang dapat kami wawancarai. Tidak ada imbalan uang untuk Bapak/Ibu ataupun untuk ibu yang akan kami wawancarai jika memang bersedia berpartisipasi dlaam penelitian ini. Kontribusi Bapak/Ibu pada penelitian ini bersifat sukarela. Saya berharap Bapak/Ibu dapat berpartisipasi karena pendapat anggota rumah tangga Bapak/Ibu sangat penting. Apakah ada pertanyaan? Apakah ibu bersedia berpartisipasi dalam survei ini? Ya bersedia Tidak bersedia
Nama :
Tanda tangan :
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Statistics umur2 N
Valid Missing
107 0 30,4766 ,66201 29,0000 6,84787 ,753 ,234 31,00 19,00 50,00
Mean Std. Error of Mean Median Std. Deviation Skewness Std. Error of Skewness Range Minimum Maximum
didik2
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 8 38 58 3 107
Percent 7,5 35,5 54,2 2,8 100,0
Cumulative Percent 7,5 43,0 97,2 100,0
Valid Percent 7,5 35,5 54,2 2,8 100,0
Frequencies ur1
Frequency Valid
usia 20-35 tahun
Total
Valid Percent
Cumulative Percent
80
74,8
96,4
96,4
3
2,8
3,6
100,0
Total
83
77,6
100,0
System
24
22,4
107
100,0
usia kurang dari 20 tahun Missing
Percent
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ur2
Frequency Valid
usia 20-35 tahun
Missing
74,8
24 104
System
Total
Valid Percent
80
usia lebih dari 35 tahun Total
Percent
Cumulative Percent
76,9
76,9
22,4
23,1
100,0
97,2
100,0
3
2,8
107
100,0
didiknew
Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
pendidikan rendah
46
43,0
43,0
43,0
pendidikan tinggi
61
57,0
57,0
100,0
107
100,0
100,0
Total
jumlahanakhidupnew1
Frequency Valid
anak sedikit
Percent
92
anak banyak Total
Valid Percent
86,0
Cumulative Percent
86,0
86,0 100,0
15
14,0
14,0
107
100,0
100,0
tahu1
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
kurang baik
65
60,7
60,7
60,7
baik
42
39,3
39,3
100,0
Total
107
100,0
100,0
sikapiudbaru
Frequency Valid
kurang
81
Percent 75,7
Valid Percent
Cumulative Percent
75,7
75,7 100,0
baik
26
24,3
24,3
Total
107
100,0
100,0
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
dkgansuaminew
Frequency Valid
tidak mendukung
Percent
49
mendukung Total
Cumulative Percent
Valid Percent
45,8
45,8
45,8 100,0
58
54,2
54,2
107
100,0
100,0
sediaiud
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
kurang lengkap
65
60,7
60,7
60,7
lengkap
42
39,3
39,3
100,0
107
100,0
100,0
Total
ktrsedianpetugas
Frequency Valid
tidak ada
Percent
70
Valid Percent
65,4
Cumulative Percent
65,4
65,4 100,0
ada
37
34,6
34,6
Total
107
100,0
100,0
Case Processing Summary
Valid N ur1 * IUD
83
Percent 77,6%
Cases Missing N Percent 24 22,4%
Total N 107
Percent 100,0%
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ur1 * IUD Crosstabulation IUD ur1
Non IUD 58 72,5% 3 100,0% 61 73,5%
Count % within ur1 Count % within ur1 Count % within ur1
us ia 20-35 tahun us ia kurang dari 20 tahun
Total
IUD
Total
22 27,5% 0 ,0% 22 26,5%
80 100,0% 3 100,0% 83 100,0%
Chi-Square Tests Value 1,123b ,155 1,888
Pearson Chi-Square Continuity Correction a Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
1,109
df 1 1 1
As ymp. Sig. (2-sided) ,289 ,694 ,169
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,562
,392
,292
83
a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,80. Risk Estimate
Value Odds Ratio for tahu1 (kurang baik / baik) For cohort IUD = Non IUD For cohort IUD = IUD N of Valid Cases
95% Confidence Interval Lower Upper
4,700
2,044
10,809
2,025 ,431 107
1,313 ,274
3,121 ,678
Case Processing Summary
Valid N ur2 * IUD
104
Percent 97,2%
Cases Missing N Percent 3 2,8%
Total N 107
Percent 100,0%
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ur2 * IUD Crosstabulation IUD ur2
us ia 20-35 tahun us ia lebih dari 35 tahun
Total
Count % within ur2 Count % within ur2 Count % within ur2
Non IUD 58 72,5% 1 4,2% 59 56,7%
IUD
Total
22 27,5% 23 95,8% 45 43,3%
80 100,0% 24 100,0% 104 100,0%
Chi-Square Tests Value 35,118 b 32,390 39,863
Pearson Chi-Square Continuity Correction a Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
34,781
df 1 1 1
As ymp. Sig. (2-sided) ,000 ,000 ,000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,000
,000
,000
1
104
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,38.
Ri sk Estim ate
Value Odds Ratio for ur2 (usia 20-35 t ahun / usia lebih dari 35 tahun) For cohort IUD = Non IUD For cohort IUD = IUD N of Valid Cases
95% Confidenc e Int erval Upper Lower
60,636
7,718
476,412
17,400 ,287 104
2,542 ,199
119,093 ,414
Case Processing Summary
Valid N didiknew * IUD
107
Percent 100,0%
Cases Missing N Percent 0 ,0%
Total N 107
Percent 100,0%
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
didiknew * IUD Crosstabulation IUD didiknew
pendidikan rendah
Count % within didiknew Count % within didiknew Count % within didiknew
pendidikan tinggi Total
Non IUD 29 63,0% 33 54,1% 62 57,9%
IUD
Total
17 37,0% 28 45,9% 45 42,1%
46 100,0% 61 100,0% 107 100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction a Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
Value ,861b ,533 ,865
,853
df 1 1 1
As ymp. Sig. (2-sided) ,353 ,465 ,352
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,430
,233
,356
107
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,35.
Ri sk Estim ate
Value Odds Ratio for didik new (pendidikan rendah / pendidikan tinggi) For cohort IUD = Non IUD For cohort IUD = IUD N of Valid Cases
95% Confidenc e Int erval Lower Upper
1,447
,662
3,165
1,165 ,805 107
,846 ,505
1,605 1,282
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Case Processing Summary Cases Mis sing Percent N
Valid Percent
N jumlahanakhidupnew1 * IUD
100,0%
107
0
Total N
Percent 107
,0%
100,0%
jumlahanakhidupnew1 * IUD Crosstabulation
jumlahanakhidupnew1
anak s edikit
anak banyak
Total
Count % within jumlahanakhidupnew1 Count % within jumlahanakhidupnew1 Count % within jumlahanakhidupnew1
IUD Non IUD 60
IUD
Total 32
92
65,2%
34,8%
100,0%
2
13
15
13,3%
86,7%
100,0%
62
45
107
57,9%
42,1%
100,0%
Chi-Square Tests Value 14,247 b 12,198 14,960
Pearson Chi-Square Continuity Correction a Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
14,114
df 1 1 1
As ymp. Sig. (2-sided) ,000 ,000 ,000
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,000
,000
,000
107
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,31. Risk Estimate
Value Odds Ratio for jumlahanakhidupnew1 (anak s edikit / anak banyak) For cohort IUD = Non IUD For cohort IUD = IUD N of Valid Cases
95% Confidence Interval Lower Upper
12,188
2,589
57,380
4,891 ,401 107
1,335 ,285
17,926 ,566
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
tahu1 * IUD Crosstabulation
tahu1
kurang baik baik
Total
Count % within tahu1 Count % within tahu1 Count % within tahu1
IUD Non IUD 47 72,3% 15 35,7% 62 57,9%
IUD
Total
18 27,7% 27 64,3% 45 42,1%
65 100,0% 42 100,0% 107 100,0%
Chi-Square Tests Value 14,020 b 12,559 14,170
Pearson Chi-Square Continuity Correction a Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
13,889
df 1 1 1
As ymp. Sig. (2-sided) ,000 ,000 ,000
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,000
,000
,000
107
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,66. Risk Estimate
Value Odds Ratio for tahu1 (kurang baik / baik) For cohort IUD = Non IUD For cohort IUD = IUD N of Valid Cases
95% Confidence Interval Upper Lower
4,700
2,044
10,809
2,025 ,431 107
1,313 ,274
3,121 ,678
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 ,0%
Valid N sikapiudbaru * IUD
Percent 100,0%
107
Total N
Percent 100,0%
107
sikapiudbaru * IUD Crosstabulation
sikapiudbaru
Count % within sikapiudbaru Count % within sikapiudbaru Count % within sikapiudbaru
NEGATIF POSITIF
Total
IUD Non IUD 45 55,6% 17 65,4% 62 57,9%
IUD
Total
36 44,4% 9 34,6% 45 42,1%
81 100,0% 26 100,0% 107 100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction a Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
Value ,780b ,429 ,792
,773
df 1 1 1
As ymp. Sig. (2-sided) ,377 ,512 ,374
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,494
,258
,379
107
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,93.
Ri sk Estim ate
Value Odds Ratio for sik apiudbaru (NEGA TIF / POSITIF) For cohort IUD = Non IUD For cohort IUD = IUD N of Valid Cases
95% Confidenc e Int erval Lower Upper
,662
,264
1,659
,850 1,284 107
,604 ,718
1,195 2,297
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Case Processing Summary Cases Missing Percent N 0 ,0%
Valid N dkgans uaminew * IUD
Percent 100,0%
107
Total N 107
Percent 100,0%
dkgansuaminew * IUD Crosstabulation
dkgans uaminew
tidak mendukung mendukung
Total
Count % within dkgans uaminew Count % within dkgans uaminew Count % within dkgans uaminew
IUD Non IUD 41 83,7% 21 36,2% 62 57,9%
IUD
Total
8 16,3% 37 63,8% 45 42,1%
49 100,0% 58 100,0% 107 100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction a Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
Value 24,557 b 22,648 26,073
24,328
df 1 1 1
1
As ymp. Sig. (2-sided) ,000 ,000 ,000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,000
,000
,000
107
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,61.
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Risk Estimate
Value Odds Ratio for dkgans uaminew (tidak mendukung / mendukung) For cohort IUD = Non IUD For cohort IUD = IUD N of Valid Cases
95% Confidence Interval Lower Upper
9,030
3,571
22,833
2,311 ,256 107
1,607 ,132
3,323 ,497
Case Processing Summary
Valid N sediaiud * IUD
107
Percent 100,0%
Cases Missing N Percent 0 ,0%
Total N 107
Percent 100,0%
sediaiud * IUD Crosstabulation
sediaiud
kurang lengkap lengkap
Total
Count % within sediaiud Count % within sediaiud Count % within sediaiud
IUD Non IUD 46 70,8% 16 38,1% 62 57,9%
IUD
Total
19 29,2% 26 61,9% 45 42,1%
65 100,0% 42 100,0% 107 100,0%
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction a Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
Value 11,178 b 9,877 11,254
df 1 1 1
11,073
As ymp. Sig. (2-sided) ,001 ,002 ,001
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,001
,001
,001
107
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,66.
Ri sk Estim ate
Value Odds Ratio for sediaiud (kurang lengkap / lengkap) For cohort IUD = Non IUD For cohort IUD = IUD N of Valid Cases
95% Confidenc e Int erval Lower Upper
3,934
1,732
8,939
1,858 ,472 107
1,226 ,302
2,816 ,738
Case Processing Summary
Valid N ktrsedianpetugas * IUD
107
Percent 100,0%
Cases Missing N Percent 0 ,0%
Total N 107
Percent 100,0%
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ktrsedianpetugas * IUD Crosstabulation IUD ktrsedianpetugas
tidak ada
ada
Total
Non IUD 50
Count % within ktrsedianpetugas Count % within ktrsedianpetugas Count % within ktrsedianpetugas
Total
IUD 20
70
71,4%
28,6%
100,0%
12
25
37
32,4%
67,6%
100,0%
62
45
107
57,9%
42,1%
100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction a Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases
Value 15,105 b 13,547 15,237
14,964
df 1 1 1
As ymp. Sig. (2-sided) ,000 ,000 ,000
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,000
,000
,000
107
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,56.
Ri sk Estim ate
Value Odds Ratio for ktrsedianpetugas (t idak ada / ada) For cohort IUD = Non IUD For cohort IUD = IUD N of Valid Cases
95% Confidenc e Int erval Lower Upper
5,208
2,200
12,330
2,202 ,423 107
1,352 ,274
3,588 ,652
Universitas Indonesia Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015