Jabariyah Dan Qadariyah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JABARIYAH DAN QADARIYAH Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pedagogik Dosen Pengampu : Ahmad Labib Majdi, M.A.



Disusun oleh : Aji Abdul Aziz Juju Julaeha Muhammad Pandu Ramadhan



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS – JAWA BARAT 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan izinNya akhirnya makalah mata kuliah Ilmu kalam dengan judul “JABARIYAH DAN QADARIYAH“ dapat terselesaikan. Dan pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak terutama kepada Bapak Ahmad Labib Majdi, M.A selaku dosen mata kuliah Ilmu Kalam. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, masih terdapat kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun, memperbaiki, serta melengkapi isi makalah ini.



Ciamis, 18 Oktober 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI



COVER KATA PENGANTAR .................. .................................................................



i



DAFTAR ISI



.................... .................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN ............. .................................................................



1



1.1 Latar Belakang ............ .................................................................



1



1.2 Rumusan Masalah ....... .................................................................



2



1.3 Tujuan………………... ................................................................



2



BAB II PEMBAHASAN... .......... ………………… ……. ……. ………….



3



2.1 Latar Belakang Kemunculan .............……………………………



3



2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan ..................................................



6



2.3 Tokoh-Tokoh dan Komparasi Doktrin-Doktrin…………. ...........



12



BAB III PENUTUP .................... .................................................................



16



3.1 Kesimpulan .................. .................................................................



16



3.2 Saran



16



.................... .................................................................



DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan Iman (aqidah) agaknya merupakan aspek utama dalam ajaran Islam yang didakwahkan oleh Nabi Muhammad. Pentingnnya masalah aqidah ini dalam ajaran Islam tampak jelas pada misi pertama dakwah Nabi ketika berada di Mekkah. Pada periode Mekkah ini, masalah aqidah memperoleh perhatian yang cukup kuat dibandingkan dengan masalah syari‟at, sehingga tema sentral dari ayat-ayat al-Quran yang turun selama periode ini adalah ayat-ayat yang mudah dipahami.



Berbicara masalah aliran pemikiran dalam Islam berarti berbicara



tentang Ilmu Kalam. Kalam secara harfiah berarti “kata-kata”. Kaum teolog Islam berdebat dengan kata-kata dalam mempertahankan pendapat dan pemikirannya sehingga teolog disebut sebagai mutakallim yaitu ahli debat yang mengolah kata. Ilmu kalam juga diartikan sebagai teologi Islam atau ushuluddin, ilmu yang membahas ajaran-ajaran dasar dari agama. Teologi akan memberi seseorang keyakinan yang mendasar dan tidak mudah digoyahkan. Munculnya perbedaan antara umat Islam. Perbedaan yang pertama muncul dalam Islam memang masalah di bidang politik. Akan tetapi politik ini, seiring dengan perjalanan waktu, meningkat menjadi masalah teologi.



2 Perbedaan



teologis di kalangan umat Islam sejak awal memang dapat mengemuka dalam bentuk praktis maupun teoritis. Secara teoritis, perbedaan itu tampak melalui aliran-aliran kalam yang muncul tentang berbagai masalah. Tetapi perlu dicatat bahwa perbedaan yang ada pada umumnya masih terbatas pada aspek filosofis diluar permasalahan keesaan Allah, baik kepada para rasul, para malaikat, hari akhir dan berbagai ajaran yang tidak mungkin lagi ada peluang untuk memperdebatkannya. Misalnya tentang kekuasaan Allah dan kehendak manusia, kedudukan wahyu dan akal, keadilan Tuhan.



Perbedaan itu kemudian



memunculkan berbagai macam aliran, yaitu Mu‟tazilah, Syiah, Khawarij, Jabariyah dan Qadariyah serta aliran lainnya.



1



1.2 Rumusan Masalah 1. Pengertian Aliran Jabariyah dan Qadariyah 2. Apa Latar Belakang Kemunculan Jabariyah dan Qadariyah ? 3. Bagaimana pertumbuhan dan Perkembangan Jabariyah dan Qadariyah ? 4. Siapa Sajan Tokoh-Tokoh Aliran Jabariyah dan Qadariyah ? 5. Apa Saja Doktri-Doktrin Utama Aliran Jabariyah dan Qadariyah ? 1.3 Tujuan Mengetahui dan memahami tentang aliran Jabariyah dan Qadariyah yaitu, Latar belakang kemunculan, pertumbuban dan perkembangan, tokoh-tokoh dan doktrin-doktrin



utama



aliran



Jabariyah



2



dan



Qadariyah



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Latar Belakang kemunculan 1. Jabariyah Secara bahasa jabariyah berasal dari kata Jabara yang mengandung pengertian memkasa. Di dalam kamus Munjid dijelaskan bahwa nama Jabariyah berasal dari kata Jabara yang mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Salah satu sifat dari Allah adalah Al-Jabbar yang berarti Allah Maha Memaksa. Sedangkan secara istilah Jabariyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah SWT. Dengan kata lain adalah manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur). Menurut Harun nasution jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qodha‟ dan Qodar Allah. Maksudnya adalah bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendakNya disini manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena tidak memiliki kemampuan. Ada yang mengistilahkan bhawa Jabariyah adalah aliran manusia menjadi wayang dan Tuhan sebagai dalangnya. Adapun mengenai latar belakang lahirnya aliran Jabariyah tidak adanya penjelasan yang sarih. Abu Zahra menuturkan bahwa paham Jabariyah muncul sejak zaman sahabat dan masa Bani Umayyah. Ketika itu para ulama membicarakan tentang masalah Qodar dan kekuasaan manusia ketika berhadapan dengan kekuasaan mutlak Tuhan. Terlepas dari perbedaan pendapat tentang awal lahirnya aliran ini, dalam Al-Qur‟an sendiri banyak terdapat ayat-ayat yang menunjukkan tentang latar belakang lahirnya paham Jabariyah, diantaranya: QS. Ash-Shaffat: 96 yang artinya “Padahal Allah lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”. Dan QS. Al Anfal: 17 yang artinya “Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah lah



3



yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tapi Allah lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.” Dengan demikian, latar belakang lahirnya aliran jabariyah dapat dibedakan ke dalam dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari pemhaman ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur‟an dan As-Sunnah, yang mempunyai paham yang mengarah pada Jabariyah. Lebih dari itu adalah adanya pengaruh dari luar Islam yang ikut andil dalam melahirkan aliran ini. Adapun yang menjadi dasar munculnya paham ini adalah sebagai reaksi dari tiga perkara yaitu pertama, adanya paham Qadariyah, keduanya, terlalu tekstualnya pemahaman agama tanpa adanya keberanian mewakilkan, dan ketiga adalah adanya aliran salaf yang di tokohi Muqatil Bin Sulaiman yang berlebihan dalam menetapkan sifat-sifat Tuhan sehingga membawa kepada Tasybih. 2. Qadariyah Berkaitan dengan kemunculan Qodariyah ,para peneliti dibidang teologi berbeda pendapat .Karena penganut Qodariyah sangat lah banyak Diantaranya di Irak dengan bikti gerakan ini terjadi pada pengajian Hasan al-Bashri . Ada perbedaan pendapat mengenai latar belakang kemunculan aliran Qodariyah.Menurut Harun Nasution ,kemunculan Qodariyah eerat kaitannya dengan masalah perbuatan manusia bahwa manusia bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menetukan perjalanan hidupnya.Berbeda dengan Jabariyah,aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbutan nya,ia dapat berbuat sesuatu dan meningalkannya atas kehendaknnya



sendiri.



Manusia



mempunyai



qudrah



(kekutaan)



untuk



melaksanakan kehendaknya ,dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada qadar Tuhan.



4



Ibnu Taimiyah mengemukakan sejarah timbul paham ini,Qadariyah muncul sebelum paham Jabariyah. Paham Qodariah muncul pada periode terakhir sahabat,yaitu ketika timbul perdebatan tentang qadar atau ketetapanTuhan.Terkait penolakan terhadap kodar ini,para ulama salaf dan para imam telah membantah tetang pendirian kaum Qodariyah,Jabariyah,dan bid‟ah –bid‟ah kedua golongan ini. Menurut



Ibnu



Nabatah,seorang



ahli



penulis



kitab



``Syahral



„uyun‟‟mengakatan bahwa orang yang mula-mula mengembangkan paham Qodariyah adalah seorang penduduk Irak.Pada mulanya,ia seorang Nasrani kemudian masuk islam dan akhirnya menjadi Nasrani lagi.Dari orang inilah Ma‟bad al-Juhani dan Gailan al-Dimasyqiy mengambil paham Qodariyah.Dapat dipahami bahwa pengaruh keyakinan Mahesian munculnya aliran ini karena pada masa itu,kaum muslimin bersentuhan langsung dengan penganut agama Yahudi dan Nasrani.Termasuk di dalamnya,muncul pengaruh Israiliyah terhadap ayat-ayat al-qur‟an. Senadan dengan pendapat diatas ,Abu Zahrah lebih cenderung tidak merinci dan tidak memastikan asal ,timbul dan berkembangnya paham qodariyah .Menurut Abu Zahrah ,para ahli sejarah ilmu pemikikran islam telah meneliti dan mengkaji lebih jauh mengenai siapakah yang pertama kali mengajarkan paham ini ,di derah mana timbul dan berkembang .Hanya saja pedoman umum yang dapat di dijadikan pegangan bahwsannya Basra dan Iraklah tempat timbulnya dan berkembangnya paham Qodariyah. Abu Zahrah,selnajutnya menyimpulkan bahwasannya kaum muslimin pada akhir masa Khulafaur Ar-Rasyidin dan masa pemerintahan Muawiyah ramai membicarakan masalah Qadha dan Qadar.Sekelompok umat islam sangat berlebihan dalam meniadakan hak memilih bagi umat manusia, mereka adalah kaum



Jabariyah.Sedangkan



kaum



qodariyah



sangat



berlebihan



dengan



pendapatnya bahwa semua perbutaan manusia adalah murni keinginan manusia yang terlepas dari keinginan atau kehendak Tuhan.



5



Namun demikian,meski para pakar berbeda pendapat tentang latar belakang kemunculan aliran Qodariyah ,para ahli hampir sepakat bahwa Ma‟bad al-Junani adalah orang yang pertama kali dikalangan kaum muslimin menyampaikan paham periode sahabat. 2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Jabariyah Dalam teologi modern, jabariyah dikenal dengan nama fatalisme atau predestination, yaitu perbuatan-perbuatan manusia itu telah di tentukan dari sejak qadha‟ dan qadar tuhan. Jabariyah adalah pendapat yang muncul didalam masyarakat islam yang telah lepas diri dari sebuah tanggung jawaban. Paham jabariyah iyalah paham yang jauh dari pengetahuan yang jauh dari jangankauan manusia dan mereka tidak juga banyak mengubah jalan pengetahuan mereka karena mereka lemah dalam pengetahuan maupun sifat kehidupannya. Dan mereka juga banyak tergantung pada alam dan sekitarnnya dan hal ini juga yang membawa mereka bersifat sifat fanatik dan dalam paham kodariyah ini ada pertentnagan dengan jabariyah dan islam . dan aliran kodariyah menurut ahli iyalah aliran agama yang sesat dalam bentuk peraturan mengenai hukum islam dan hukum pengetahuan islam yang terdapat pada pemikiran pemikiran golongan antar agama selain itu aliran jabariyah ini ada kaitannya dengna aliran jabariyah dalam mengenai hukum suatu bentuk dari ketetapan allah. Dan paham qodariyah jabariyah mengambil aliran ini melewati agama agama yang berbeda dari suatu permasalahn yang berbeda dan aliran ini menonjol pada pertentangan manusia. Golongan jabariyah qodariyah ini lebih mementingkan dari perbuatan manusia tidak dari akal tetapi dari tingkah laku manusia yang di perbuat untuk menetapkan suatu hukum tersebut karena paham aliran ini begitu kekurangan tentang



pengetahuan



seperti



faham



6



masalah



akal



dan



fikiran,



tidak



berkembangnya maslh ilmu pengetahuan, ilmu alam, dan adat budaya yang tidak faham pada aliran tersebut. Dan aliran jabariyah ini menolak ketika pemahaman manusia tidak di setujui dalam aliran karena untuk menetapkan aliran ini harus ada kesepakatan para sahabat. Dan manusia juga tidak memiliki pemahaman antar budaya yang saat ini di kembangkan karena manusia hanya mempunyai karakteristik menurut faham ini tetapi tidak begitu mempunyai pemahaman yang luas terhadap pengetahuan ilmu kalam.Karena segala perbuatan sesorang tidak ada pada diri manusia melainkan ketergantungan pada masing masing aliran. Namun dengan begitu contohnya seperti manusia tersebut berbuat kesalahan pada hukum manusia jadi di definisikan hukum tersebut akan di pertanggung jawabkan



pada



tuhan



mengenai



permasalahan



hukum.Dan



pemahaman tersebut masuk pada faham has dalam perbuatan manusiaMengenai setiap hukum yang ada pada faham perbuatan. Dan dari golongan ini antara manusia dan tuhan itu masih berkaitan karena sama sama mempunyai karakter.Sehingga mereka slalu beranggapan manusia itu melakukan segala sesuatu dengan keinginan sendirinya, padahal mereka itu digerakkan oleh tuhan sendiri.Akan tetapi manusia itu melakukan perbuatan perbuatan melalui ketatapan buakn dengan akal. Tenaga yang di ciptakan di diri manusia itu sendiri mempunyai daya untuk mewujudkan keinginan manusia itu sendiri untuk melakukan setiap penetapan dalam perbuatan hukum agama islam .Karena perbuatan manusia itu di dasari dengan kehendaknya sendiri.Kemunculan jabariyah ini bahwa kemunculannya ini di pengaruhi oleh orang-orang asing yang berasal dari agama yahudi yang bermadzhab qurro. Disamping itu sendiri bahwa tengah antara paham qadariyah yang di bawa oleh ma‟bad dan ghaililan dengan paham jabariyah yang dibawa oleh jahm, yaitu paham khas, yang dibawa oleh al-husain ibn muhammad al-najjar dan dirar ibn‟



7



amr. Dan tuhanlah yang menciptakan perbuatan manusia, mulai perbuatan yang baik sampai perbuatan yang buruk . Akan tetapi manusia mepunyai bagian – bagian dalam suatu perbuatanperbuatan itu. Dan tenaga – tenaga yang di ciptakan dalam diri manusia itu sendiri merupakan suatu penetapan dalam menghendaki hukum tersebut .Jadi menurut pemahaman ini, tuhan dan manusia itu sendiri berkerja sama dalam melakukan perbuatan-perbuatannya.Dan diantara mereka banyak berpendapat bahwa manusia itu mempunyai kebebasan untuk melakukan dan menentukan cara hidupnya sesuai yang diinginkannya. Itulah paham yang dianutnya oleh kaum qodariyah.Nama qodariyah itu sendiri diambil dari paham yang mereka anut.Bahwa manusia itu mempunyai qudrah atau kekuatan untuk melakukan kehendaknya.Dan diantara mereka ada pula yang berpendapat sebaliknya, yaitu bahwa setiap manusia itu mempunyai kebebasan untuk melakukan perbuatannya sendiri. Oleh karena itu semua kehendak dan perbuatan manusia itu sendiri sudah di tentukan oleh tuhan sendiri , karena tuhan lah yang mempunyai semua kekuasaan dan kehendak yang mutlak .itulah pendapat kaum jariyah .Kaum jabariyah itu sendiri mempunya pemahaman bahwa manusia melakukan perbuatannya itu dalam keadaan keterpaksaan. Perbuatan yang di lakukan bukan kehendaknya sendiri , akan tetapi kehendak tuhan sendiri.Mereka merasa dirinya lemah dan tak berkuasa dalam menghadapi kesukaran hidup yang di alami. Dalam kehidupan sehari-hari mereka banyak tergantung kepada kehendak alam. Hal inilah yang membawa mereka kepada sikap yang fatalistik .



8



2. Qadariyah Paham Qadariyah ini disebarkan oleh Ma‟bad al-Juhani dan Ghailan alDimasqi sekitar tahun 70 H/ 689 M pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan (685-705M). Apabila aliran Ajbariyah berpendapat bahwa khalifah Bani Umayyah membunuh orang, hal itu karena sudah ditakdirkan Allah dan hal ini berarti merupakan topeng kekejaman Bani Umayyah, maka aliran Qadariyah mau membatasi qadar tersebut. Mereka mengatakan bahwa kalau Allah itu adil, maka Allah akan menghukum orang yang bersalah dan memberi pahala kepada orang yang berbuat kebaikan. Manusia harus bebas dalam menentukan nasibnya sendiri dengan memilih perbuatan yang baik maupun yang buruk. Jika Allah itu telah menentukan lebih dahulu nasib manusia, maka Allah itu zalim. Karena itu manusia harus merdeka memilih atau ikhtiar atas perbuatannya (kholiqul af‟al). Manusia harus memiliki kebebasan berkehendak. Orang-orang yang berpendapat bahwa amal perbuatan dan nasib manusia itu hanyalah bergantung pada qadar Allahh saja, selamat atau celakanya seseorang itu telah ditentukan oleh Allah sebelumnya, pendapat tersebut adalah sesat. Sebab pendapat tersebut berarti menentang keutamaan Allah dan berarti menganggap-Nya pula yang menjadi sebab terjadinya kejahatan-kejahatan. Mustahil Allah melakukan kejahatan. Ajaran-ajaran paham Qadariyah segera mendapat pengikut yang cukup, sehingga khalifah segera mengambil tindakan dengan alasan demi ketertiban umum. Ma‟bad al-Juhni dan dan beberapa pengikutnya ditangkap dan dia sendiri dihukum bunuh di Damaskus (80/690M). Setelah peristiwa ini, maka pengaruh paham Qadariyah semakin surut. Akan tetapi dengan munculnya paham Mu‟tazilah, sebetulnya dapat diartikan sebagai penjelmaan kembali dari paham-paham Qadariyah. Sebab antara keduanya, terdapat persamaan demikian filsafatnya, yang selanjutnya disebut sebagai kaum Qadariyah Mu‟tazilah.



9



Ma‟bad al-Juhni adalah seorang tabi‟i yang baik, pernah belajar kepada Washil bin Atho‟, pendiri Mu‟tazilah. Kemudian ia melibatkan diri dalam lapangan politik dan memihak kepada Abdurrahman ibn al-Asy‟ash, gubernur Sijistan dalam menentang kekuasaan Bani Umayyah. Dia dihukum mati oleh AlHajaj, Guberbur Basrah, karena ajaran-ajaranya pada tahun 80 H. Sesudah Ma‟bad meninggal, paham Qadariyah terus disebarkan oleh Gailan ad Damasqi adalah penduduk kota Damaskus. Ayahnya seorang yang pernah bekerja pada Kalifah Usman bin Affan. Ketika penyebaran dilakukan di Dammaskus, ia segera mendapat tantangan dari khalifah Umar ibn Abdul Aziz. Tapi sesudah khalifah ini wafat, Ghailan kembali melanjutkan penyebaran paham Qadariyah ini, sehingga ia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh Hisyam ibn Abdul Malik (720-743 M). Sebelum dieksekusi, terlebih dahulu diadakan perdebatan antara Ghailan dengan al-Auza‟i yang dihadiri oleh Hisyam sendiri (Mawardy Hatta, 2016, 83). Sebagian orang-orang Qadariyah mengatakan bahwa semua perbuatan manusia yang baik itu berasal Allah, sedangkan perbuatan manusia yang jelek itu manusia sendiri yang menciptakannya, tidak ada sangkut-pautnya dengan Allah. Para penganut ajaran Qadariyah dikatakan Majusi, karena mereka mengatakan adanya dua pencipta, yaitu pencipta kebaikan dan pencipta keburukan. Hal ini sama persis dengan ajaran agama Majusi atau Zaroaster yang mengatakan adanya dewa terang, kebaikan dan siang, disebut Ahura Mazda dan dewa keburukan, gelap dan malam, disebut Ahriman atau Angra Manyu. Ada pendapat lain mengatakan bahwa sebenarnya yang mengembangkan ajaran-ajaran Qadariyah itu bukan Ma‟bad al-Juhni melainkan ada seorang penduduk Irak, yang mulanya beragama Kristen kemudian masuk Islam, namun akhirnya kembali ke Kristen lagi. Dari orang inilah, Ma‟bad al-Juhni dan Gailan ad-Damasqi mengambil pemikirannya(Sahilun A Nasir, 1991, 131).



10



Mereka sulit diketahui aliran-aliran. Karena mereka dalam segi tertentu mempunyai kesamaan ajaran dengan ajaran Mu‟tazilah dan dalam segi yang lain mempunyai kesamaan dengan ajaran Murji‟ah, sehingga disebut Murji‟atul Qadariyah. Bid‟ahnya Qadariyah terdiri dari dua perkara besar yaitu : 1. Pengingkaran terhadap ilmu Allah yang telah mendahului suatu kejadian 2. Pernyataan bahwa hamba sendiri yang mempunyai kuasa penuh untuk mewujudkan perbuatannya. Dua perkara ini sudah punah sebagaimana yang telah dituturkan oleh Ibnu Hajar dan Al-Qurthubi. Tetapi Qadariyah sekarang hanya menetapkan ilmu Allah terhadap perbuatan hamba sebelum terjadi, hanya saja mereka berbeda dengan ulama salaf dalam hal perbuatan hamba terjadi atas kehendak sendiri tanpa ada campur tangan dari Allah. Kesesatan firqah ini lebih ringan daripada yang pertama. Oleh karena itu, ulama salaf mengkafirkan Qadariyah yang mengingkari ilmu Allah saja.Meskipun Qadariyah sudah punah tapi pemikirannya tumbuh subur dikalangan Mu‟tazilah, sehingga Mu’tazilah bisa disebut ahli waris paham Qadariyah.



11



2.3 Tokoh-Tokoh dan Doktrin Ajarannya 1. Jabariyah Menurut asy_syahratsani,jabariyah dapat di kelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 1. Jabariyah Ekstrim Doktrin jabariyah ekstrim adalah segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri.tetapi perbuatan yang di paksa kan atas dirinya sendiri . Diantara pemuka jabariyah ekstrim adalah: 1. Jahm bin sufyan Nama lengkap adalah Abu Mahrus jaham bin Sufyan.ia berasal dari khurasan,bertempat tinggal di khuffah, ia seoarang da‟i yang fasih dan lincah. ia menjabat sebagai sekretaris Harist bin Surais, seorang mawali yang menentang pemerintahan Bani Umayyah di Khurasan. Doktrin ajaran nya berkaitan dengan persoalan teologi adalah: a. manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa.dia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri. b. surga dan neraka tidak kekal . tidak ada yang kekal selain allah



12



2. Ja‟ad bin Dirham Al_ja‟ad adalah seorang maulana bani hakim, tinggal di Damaskus. ia disebar kan didalam lingkungan orang kristen yang senang membicarakan teologi. Semua dia dipercaya untuk mengajar kan dilingkungan pemerintahan Bani Umayah, tetapi setelah tampak pikiran-pikiran yang kontroversional. bani umayah menolak nya . kemudian al_ja‟ad lari kekuffah dan disana ia bertemu dengan jahm, serta mentransfer pemikirannya kepada jahm untuk di kembangkan dan di sebarluas kan. Doktrin ajaran nya adalah sebagai berikut: a. Manusia terpaksa oleh allah dalam segala_galanya b. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan mahluk. 2. Jabariyah moderat Jabariyah moderat mengatakan bahwa tuhan memang menciptakan perbuatan manusia.baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik .tetapi manusia mempunyai bagian_bagian di dalamnya.tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatan nya.inilah yang di maksud dengan nasab.menurut faham kasab,manusia tidak lah majbur (dipaksa oleh tuhan),tidak seperti wayang yang di kendaliakan oleh dalang dan tidak pula menjadi pencipta perbuatan ,tetapi manusia memperoleh perbuatan yang diciptakan tuhan. 1. An_Najjar Nama lengkap nya adalah Husain bin Muhammad An_Najjar (wafat 230 H) Para pengikutnya disebut An_Najariyah atau Husainiyah.



13



Doktrin ajarannya adalah: a). tuhan menciptakan segala perbuatan manusia,tetapi manusia mengambil bagian atau peranan dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu b). Tuhan tidak dapat dilihat diakhirat .akan tetapi,an_najjar menyatakan bahwa tuhan dapat saja memindahkan potensi hai (ma‟rifat)pada mata sehingga manusia dapat melihat. 2. Adh_Dhirar Nama lengkap nya adalah Dhirar bin Amr pendapatnya tentang perbuatan manusia sama dengan Husein an_Najjar. Doktrin ajarannya yakni: a).



perbuatan



manusia



dapat



ditimbulkan



oleh



dua



pelaku



secara



bersamaan,artinya perbuatan manusia tidak hanya ditimbul kan oleh tuhan,tetapi juga oleh manusia itu sendiri b). Hujjah sudah di terima setelah nabi adalah ijtihad. c).



Mengenai ru‟yat Tuhan diakhirat,bahwa tuhan dapat dilihat diakhirat melalui



indra keenam 2. Qadariyah 1. Ma‟bad al Juhani (70 H/689 M) di Irak Ma-bad adalah seorang taba‟i yang dapat dipercaya dan pernah berguru pada Hasan Al-Basri. 2. Hailan ad Dimasyiqi di daerah Syam Ghalian adalah seorang orator berasal dari Damaskus dan ayahnya menjadi maula Usman bin Affan. 3.



Ja‟ad bin Dirham



14



Ketiga tokoh ini dianggap sebagai pelopor aliran Qadariyah pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Doktrin Qadarīyah pada dasarnya menyatakan bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri. Manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan segala perbuatan atas kehendaknya sendiri, baik berbuat baik atau berbuat jahat. ... Tuhan menciptakan perbuatan dan manusia memperolehnya. Jabariyah adalah sebuah ideologi dan sekte bidah di dalam akidah yang muncul pada abad ke-2 hijriah di Khurasan. Jabariyah memiliki keyakinan bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya. Tokoh utamanya adalah Ja‟ad bin Dirham dan Jaham bin Shafwan.



15



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Secara bahasa jabariyah berasal dari kata Jabara yang mengandung pengertian memkasa. Di dalam kamus Munjid dijelaskan bahwa nama Jabariyah berasal dari kata Jabara yang mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Salah satu sifat dari Allah adalah Al-Jabbar yang berarti Allah Maha Memaksa. Sedangkan secara istilah Jabariyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah SWT. Dengan kata lain adalah manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur). Qodariyah berasal dari bahasa Arab ,yaitu kata qadara yang artinya kemampuan dan kekutaan .Adapun menurut pengertian termologi ,qadariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwasegala tindakan manusia tidak diinvertasi oleh Tuhan.Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi setiap perbuatannya;Ia dapat berbuat sesuatu atau meninngalkannya atas kehendaknnya sendiri. 3.2 Saran Semoga dengan tersusunnya makalah ini akan dapat memberikan gambaran dan menambah wawasan kita mengenai kemungkinan pendidikan. Dari pembahasan materi ini kami mengalami beberapa kendala dalam penyusunan makalah ini. Maka dari itu pasti ada beberapa kesalahan oleh kami atau kekurangan. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.



16



DAFTAR PUSTAKA Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya,ILMU KALAM,Hlm:66-67