Jaringan Ikat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

\



LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN IKAT



Judul Praktikum



: Jaringan Ikat



Tanggal Praktikum



: 3 Oktober 2017



Tujuan Praktikum



:



a. Mengetahui macam-macam jaringan ikat dari sediaan preparat. b. Membedakan berbagai jenis jaringan ikat. c. Mengidentifikasi bentuk-bentuk jaringan ikat yang ada pada makhluk hidup. d. Mengetahui letak jaringan ikat pada organ makhluk hidup.



A. Dasar Teori Jaringan ikat atau jaringan pengikat atau connective tissue, atau jaringan penyambung atau



jaringan



penyokong



pada



umumnya



berfungsi



sebagai



pengikat



atau



menhghubungkan, mengisi antara berbagai jaringan dasar lainnya. Selain fungsinya untuk menghubungkan tubuh, jaringan pengikat juga membentuk suatu sarung (selubung) perlindungan disekeliling organ-organ yang lemah. Dengan kata lain jaringan ikat berfungsi untuk mempersatukan (mengikat) jaringan-jaringan menjadi organ dan berbagai organ membentuk sistem organ (Irianto, 2012 : 43). Jaringan ikat atau jaringan penyambung merupakan jaringan yang menghubungkan jaringan atau organ yang satu dengan jaringan atau organ yang lain. Fungsi dari jaringan ikat adalah melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain, menyokong atau menunjang organ, melindungi dan memberi struktur pada organ-organ, membentuk darah dan limfa, menyimpan lemak serta mengisi rongga diantara organ-organ (Pujianto, 2008 : 49). Ciri khas dari jaringan ikat yaitu terdiri atas bahan interseluler (bahan di antara sel) yang disebut matriks. Matriks ini terdiri atas serat-serat dan substansi (bahan) dasar yang bentuknya tidak teratur. Pada jaringan ini, matriks merupakan hasil sekresi sel-sel jaringan ikat. Sel-sel pada jaringan ikat kebanyakan bentuknya tidak teratur. Pada sitoplasma nya terdapat granula dan inti selnya menggelembung. Sel-sel jaringan ikat yang terdapat pada tulang rawan disebut kondrosit, jika terdapat pada tulang disebut osteosit, tetapi apabila ada jaringan konektif yang longgar maka sel-selnya disebut fibroblas (Bakhtiar, 2011 : 58). Jaringan ikat terdiri atas komponen yang telah dibicarakan sel-sel dan substansi dasar. Meskipun cukup bervariasi di struktur histologis. Hal ini berujung pada penggunaan nama atau klasifikasi untuk berbagai jenis jaringan ikat, merujuk pada komponen utama dalam jaringan atau ciri struktural jaringan tersebut (Anthony, 2011 : 100).



Jaringan ikat terdapat pada berbagai bentuk, tetapi dicirikan oleh matriks ekstraselulernya tempat sel-selnya berada. Bentuk-bentuk jaringan ikat adalah darah, kartilago atau dalam lacuna dalam matriks yang padat. Elastisitas bagi tubuh dan kerap kali menghubungkan satu jaringan lain misalnya tendon yang meletakkan otot ke tulang (Fried, 1999: 42). Ada beberapa jenis jaringan penyambung yang terdiri dari komponen-komponen dasar yang telah diuraikan seperti serabut, sel dan zat dasar. Nama-nama yang diberikan kepada berbagai jenis jaringan penyambung tersebut menunjukkan komponen yang menonjol di dalam jaringan tersebut atau suatu sifat struktural jaringan itu. Adapun jenisjenis jaringan ikat adalah sebagai berikut : 1. Jaringan penyambung longgar ; mengisi ruang di antara serabut dan sarung otot, menyokong jaringan epitel dan membentuk suatu lapisan yang mengelilingi pembuluh limfe dan pembuluh darah. 2. Jaringan penyambung padat ; jenis jaringan ini terdiri dari komponen-komponen yang sama dengan yang ditemukan di dalam jaringan penyambung longgar, tetapi serabut kolagen jelas menonjol (Junquiera, 1982 : 110). Sifat jaringan ikat pada berbagai bagian tubuh sangat bervariasi. Penampilannya bergatung pada proporsi relatif dan susunan unsur-unsur selular, fibrosa dan amorf yang ada. Subdivisi yang utama dalam penggolongan jaringan ikat ditentukan oleh banyaknya serat. Jaringan ikat yang ditandai seratnya yang jarang-jarang dikatakan sebagai jaringan ikat longgar. Pada jaringan ikat padat terdapat banyak serat yang berhimpitan. Pembagian lebih lanjut dapat dilakukan terhadap jaringan ikat longgar yang hanya terdapat pada embrio dewasa (Leeson, 1996 : 122). Jaringan ikat yang paling banyak terdapat dalam tubuh vertebrata adalah jaringan ikat longgar (loose connective tissue). Jaringan ini mengikatkan epithelium dengan jaringan di bawahnya dan berfungsi sebagai bahan pengemas, yang menjaga agar organ tetap berada di tempatnya. Jenis jaringan ikat dinamai demikian karena serat-seratnya tertenun longgar. Jaringan ikat longgar memiliki ketiga jenis serat yang ada; berkolagen, serat elastic dan retikuler (Campbell, 2010 : 251). Jaringan tulang sejati merupakan jaringan yang memiliki kerangka yang menyokong tubuh dan merupakan jaringan ikat serta mengandung mineral. Sel-sel pembentuk tulang yaitu osteoblas yang merupakan yang mengeksresikan matriks dan kolagen serta kondroitin yaitu sel yang terdapat pada lacuna (rongga) pada tulang rawan. Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan dalam matriks, matriksnya



terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garamgaram mineral terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan juga sebagai tempat melekatnya otot kerangka (Arifin, 1994: 151). B. Alat dan Bahan No



Alat



Jumlah



Bahan



1.



Mikroskop



1



Preparat macam-macam



2.



Atlas histology



1



jaringan ikat



C. Langkah Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan.



2. Mengambil preparat yang telah disediakan.



3. Mengambil mikroskop dengan hati-hati.



4. Meletakkan preparat di bawah mikroskop, mengatur pembesaran dimulai dari pembesaran yang terendah.



5. Mengamati preparat kemudian gambar preparatnya didokumentasikan. Pengamatannya dibantu dengan menggunakan atlas histology.



6. Setelah selesai, alat dan bahan disimpan kembali.



Jumlah 10



D. Hasil Pengamatan No 1.



Gambar Dokumentasi



Gambar Literatur



Keterangan Letak : seluruh tubuh Fungsi : sebagai alat transportasi, mengangkut sari-sari makanan, air, O2, CO2, penghasil imunitas dan homeostasis.



Kode : A Pembesaran 10 x 4 Jenis : Jaringan darah



2.



Sumber : Eroschenko, Sumber : Lestari, 2006. 2008. Atlas Histology Biologi. Jakarta : Erlangga. dengan Korelasi Fungsional. Philladelphia : Williams. Letak : seluruh tubuh penyusun rangka. Fungsi : melindungi organorgan tubuh dalam yang lemahdan mengikat otot.



Kode : B Pembesaran 10 x 4 Jenis : Tulang keras



Sumber : Eroschenko, 2008. Atlas Histology dengan Korelasi Fungsional. Philladelphia : Williams.



3.



Sumber : Lestari, 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga.



Letak : saluran epifisis, ujung rusuk. Fungsi : membantu pergerakan, membantu jalannya pernapasan



Kode : C Pembesaran 10 x 4 Jenis : Kartilago hialin



Sumber : Eroschenko, 2008. Atlas Histology dengan Korelasi Fungsional. Philladelphia : Williams.



Sumber : Lestari, 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga.



4.



Letak : tulang rawan Fungsi : Membantu dalam proses pembentukan tulang keras.



Kode : D Pembesaran : 10 x 4 Jenis : Osteogenesis



Sumber : Eroschenko, 2008. Atlas Histology dengan Korelasi Fungsional. Philladelphia : Williams.



5.



Sumber : Lestari, 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga.



Letak : saluran epifisis, ujung rusuk. Fungsi : membantu pergerakan, membantu jalannya pernapasan



Kode : E Pembesaran : 10 x 4 Jenis : Tulang rawan



Sumber : Eroschenko, 2008. Atlas Histology dengan Korelasi Fungsional. Philladelphia : Williams.



6.



Sumber : Lestari, 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga.



Letak : tulang tengkorak, tulang rusuk. Fungsi : sebagai kerangka tubuh yang kaku dan memberikan tempat bagi melekatnya organ dalam tubuh. Kode : F Pembesaran : 10 x 4 Jenis : Mammalia hard bone



Sumber : Eroschenko, 2008. Atlas Histology dengan Korelasi Fungsional. Philladelphia : Williams.



Sumber : http://pengayaan.com (diakses tanggal 5 Oktober 2017, jam 19.59 WIB)



7.



Letak : pada hidung, antara ujung tulang rusuk dan tulang dada, cincin-cincin trakea Fungsi : membantu pergerakan, membantu jalannya pernapasan. Kode : G Pembesaran : 10 x 4 Jenis : Kartilago hialin



Sumber : Eroschenko, 2008. Atlas Histology dengan Korelasi Fungsional. Philladelphia : Williams.



8.



Sumber : Lestari, 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga.



Letak : tulang pipa pada tulang paha, betis, tulang kering, tulang hasta. Fungsi : melindungi organorgan tubuh di bawahnya, menyokong seluruh tubuh.



Kode : H Pembesaran : 10 x 4 Jenis : Compact bone



Sumber : Eroschenko, 2008. Atlas Histology dengan Korelasi Fungsional. Philladelphia : Williams.



9.



Sumber : Lestari, 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga.



Letak : seluruh tubuh penyusun rangka. Fungsi : melindungi organorgan tubuh dalam yang lemahdan mengikat otot.



Kode : I Pembesaran : 10 x 4 Jenis : Tulang keras



10.



Sumber : Eroschenko, 2008. Atlas Histology dengan Korelasi Fungsional. Philladelphia : Williams.



Sumber : Lestari, 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga.



Letak : seluruh tubuh penyusun rangka. Fungsi : melindungi organorgan tubuh dalam yang lemahdan mengikat otot.



Kode : J Pembesaran : 10 x 4 Jenis : Tulang keras



Sumber : Eroschenko, 2008. Atlas Histology dengan Korelasi Fungsional. Philladelphia : Williams.



Sumber : Lestari, 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga.



E. Pembahasan Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dengan mengamati 10 macam preparat jaringan ikat, jaringan ikat itu terdiri dari berbagai sel yang menyusunnya dan memiliki fungsi serta letak yang berbeda-beda. Jaringan ikat memiliki variasi yang sangat luas berdasarkan bentuk, letak dan strukturnya. Fungsi utamanya sebagai penghubung antar jaringan, penunjang tubuh (tulang, tulang rawan) berperan dalam proses pengaturan suhu tubuh, mekanisme pertahanan dan regenerasi (Bakhtiar, 2011 : 57). Pada pengamatan kode A dengan pembesaran mikroskop 10 x 4, jenis jaringan ikat yang teridentifikasi adalah jaringan darah. Mengapa termasuk ke dalam jaringan darah karena dilihat dari strukturnya terlihat seperti ada titik-titik merah yang temasuk pada selsel darah itu sendiri diantaranya terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) serta plasma darah. Fungsi dari jaringan darah itu sendiri yaitu sebagai alat transportasi, mengangkut sari-sari makanan, air, O2, CO2, penghasil imunitas dan homeostasis. Letak dari jaringan darah yaitu di seluruh tubuh. Darah terdiri atas sel-sel dan cairan yang mengisi sirkulasi tertutup yang mengalir dalam teratur tanpa arah, didorong terutama oleh kontraksi ritmis jantung. Darah dibentuk dari 2 bagian : bentuk elemen atau sel-sel darah dan plasma, fase cair dimana yang pertama tersuspensi. Bentuk elemen adalah eritrosit, atau sel darah merah; trombosit; dan leukosit, atau sel darah putih. Darah adalah jaringan penyambung khusus yang terdiri atas sel-sel dan banyak interstitial ekstrasel (Junquiera, 1982 : 254). Pada pengamatan kode B dengan pembesaran mikroskop 10 x 4, jenis jaringan ikat yang terdidentifikasi adalah tulang keras. Mengapa dikatakan tulang keras karena dari strukturnya terlihat ada sel dan serabut yang terkurung dalam bahan yang keras sehingga sangat cocok dengan fungsinya yaitu sebagai penunjang serta pelindung dan tempat melekatnya otot. Matriks atau bahan pembentuk tulang keras yaitu serat kolagen dan garam-garam mineral yang terdiri dari kalsium fosfat (85%), kalsium karbonat (10%) dan sejumlah



kecil kalsium florida dan magnesium florida. Serat-serat kolagen berfungsi untuk menambah kekuatan terhadap tulang (Arifin, 1994 : 76). Pada pengamatan kode C dengan pembesaran mikroskop 10 x 4, jenis jaringan ikat yang teridentifikasi adalah tulang kartilago hialin. Dari matriksnya terlihat serat kolagen yang menyebar membentuk anyaman halus dan tersusun rapat. Selain itu juga, dari warna jaringan ini berwarna bening seperti kaca. Bagian tubuh kartilago hialin ini terdapat pada bagian ujung tulang rusuk dan saluran pernapasan yang berfungsi untuk membantu pergerakan dan membantu jalannya pernapasan. Pada tulang rawan hialin matriksnya berupa karbohidrat dan protein yang disebut kondromukoid. Sedangkan sel-sel tulang rawannya terdiri dari kondrosit. Tulang rawan hialin berwarna putih kebiruan dan mengandung serat elastin (Khristiyono, 2008 : 80). Pada pengamatan kode D dengan pembesaran mikroskop 10 x 4, jenis jaringan ikat yang teridentifikasi adalah osteogenesis. Osteogenesis ini terdiri dari dua jenis utama dari sel-sel yang bertanggung jawab untuk pembentukan tulang dan degradasi yaitu osteoblas dan osteklas. Osteoblas bertanggung jawab untuk pembentukan tulang. Osteoblas terbentuk dari sel induk yang dikenal sebagai sel-sel mesenchymal. Sel-sel induk ini juga dapat membentuk jaringan tulang rawan, serta berbagai jenis lain dari jaringan. Osteoblas adalah salah satu produk akhir dari sel induk mesenchymal (Subowo, 1992 : 123). Selanjutnya pengamatan pada kode E dengan pembesaran mikroskop 10 x 4, jenis jaringan yang teridentifikasi adalah tulang rawan. Ciri-ciri yang teramati yaitu serat kolagen yang menyebar membentuk anyaman halus dan tersusun rapat. Selain itu juga, dari warna jaringan ini berwarna bening seperti kaca. Bagian tubuh kartilago hialin ini terdapat pada bagian ujung tulang rusuk dan saluran pernapasan yang berfungsi untuk membantu pergerakan dan membantu jalannya pernapasan. Pada pengamatan preparat kode F dengan pembesaran mikroskop 10 x 4, jenis jaringan yang teridentifikasi adalah mammalia hard bone. Mengapa dikatakan mammalia hard bone karena dari strukturnya terlihat ada sel dan serabut yang terkurung dalam bahan yang keras sehingga sangat cocok dengan fungsinya yaitu sebagai kerangka tubuh yang kaku dan memberikan tempat bagi melekatnya organ dalam tubuh. Mammalia hard bone ini terdapat pada tulang tengkorak dan tulang rusuk. Jaringan tulang keras (osteon) tersusun oleh sel-sel tulang yang disebut osteosit. Matriksnya padat dan banyak terjadi pengapuran, antara lain kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Proses pengapuran ini disebut kalsifikasi. Jaringan tulang ini banyak



terdapat di dalam tubuh menyusun rangka. Fungsinya adalah melindungi organ-organ tubuh dalam yang lemah dan mengikat otot-otot (Pujianto, 2008 : 134). Pada pengamatan preparat kode G dengan pembesaran mikroskop 10 x 4. Preparat kode G memiliki jenis jaringan ikat yang sama dengan kode C yaitu kartilago hialin. Jaringan tulang kartilago hialin ini terdapat di pada hidung, antara ujung tulang rusuk dan tulang dada, cincin-cincin trakea. Kemudian preparat kode H yang diamati dengan pembesaran mikroskop 10 x 4, jenis jaringan ikat yang teridentifikasi adalah compact bone atau tulang kompak. Mengapa dikatakan tulang kompak karena dari strukturnya terlihat terdapat matriks yang banyak, rapat dan padat. Tulang kompak ini terdapat pada tulang pipa pada tulang paha, betis, tulang kering, tulang hasta. Tulang kompak adalah suatu jenis jaringan tulang yang terdiri dari osteon yang tersusun rapat atau sistem haversian, dan bentuk penampilan luar yang sangat keras. Karena osteon tersusun rapat dan beberapa lapisan ditumpuk dengan beberapa celah pada jaringan ini, tulang kompak sangat keras dan padat (Fried, 1999 : 56). Selanjutnya preparat terakhir yaitu kode I dan kode J. Dua preparat ini memiliki jenis jaringan ikat yang sama yaitu tulang keras. Masing-masing strukturnya terlihat ada sel dan serabut yang terkurung dalam bahan yang keras. Tulang keras ini terdapat di seluruh rangka. Oleh karena itu tulang keras ini berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh dalam yang lemahdan mengikat otot.



F. Pertanyaan 1. Jelaskan ciri-ciri jaringan ikat ! 2. Apa fungsi dari jaringan ikat ? 3. Apa perbedaan jaringan ikat kendur dengan jaringan ikat padat ? 4. Mengapa darah dikelompokkan dalam jaringan ikat ? 5. Ada berapa jenis serabut pada jaringan ikat, sebutkan ! 6. Coba anda jelaskan proses pembentukan tulang rawan berikut nutrisinya ! 7. Jelaskan penggolongan jaringan ikat secara lengkap ! Jawaban 1. Ciri-ciri jaringan ikat adalah sebagai berikut : -



Sel nya bermacam-macam tetapi terspesialisasi secara khusus.



-



Memiliki matriks ekstraseluler.



-



Memiliki substansi cair dan amorf (padat).



-



Mempunyai pasokan saraf (sama seperti jaringan epitelium).



-



Pasokan darah ; ada bermacam-macam pembuluh darah (vaskular) di antara jaringan ikat, walaupun kebanyakan di antaranya berpembuluh baik (berbeda dengan jaringan epitelium yang semuanya avaskular).



-



Terdiri atas sel-sel tersebar yang terbenam di dalam material antarsel yang disebut matriks. Matriks terdiri atas serat-serat dan zat dasar. Jenis serat, dan zat dasar ini menentukan ciri matriks yang pada gilirannya menentukan jenis jaringan ikatnya.



2. Fungsi dari jaringan ikat adalah sebagai berikut : -



Mengikat, melekatkan suatu jaringan dgn jaringan lain.



-



Menyokong dan melindungi berbagai jaringan, organ dan bagian tubuh



-



Mengangkut zat dari suatu jaringan atau



-



Melindungi dan memberi struktur pada organ-organ.



-



Membentuk darah dan limfa.



-



Menyimpan lemak serta mengisi rongga diantara organ-organ.



3. Perbedaan jaringan ikat kendur dan ikat padat yaitu : -



Jaringan Ikat Kendur Jaringan ikat longgar jaringan yang sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas matriks yang mengandung serabut kolagen dan serabut elastin. Matriknya berupa cairan lendir (mukus). Di jaringan ini terdapat makrofag, sel plasma, sel tiang, dan sel lemak. Fungsi jaringan ikat longgar adalah untuk membungkus organ-organ tubuh, pembuluh darah, dan saraf.



-



Jaringan Ikat Padat Jaringan ikat padat disusun oleh sel-sel fibroblas dan terdapat banyak serat kolagen yang tersusun padat dan teratur. Serabut kolagen bersifat fleksibel tetapi tidak elastis. Fungsi jaringan ikat padat adalah untuk menghubungkan antara organ satu dengan organ yang lain. Jaringan ikat padat terdapat pada tendon dan ligamen. Tendon berfungsi sebagai penghubung antara tulang dengan otot sedangkan ligamen berfungsi sebagai penghubung tulang dengan tulang lainnya. Selain itu, jaringan ikat padat juga terdapat pada pembungkus tulang dan lapisan dermis pada kulit.



4. Karena jaringan darah tersusun dari matriks atau substansi dasar berupa plasma darah dan serabut berupa fibril pada saat proses pembekuan darah.



5. Ada 3 yaitu serabut kolagen, retikuler dan elastin. 6. Pembentukan tulang rawan : -



Awal pembentukan rangka berupa tulang rawan, pada manusia terbentuk secara sempurna pada akhir bukan kedua atau awal bulan ketiga pembentukan embrio. Rangka tulang rawan dibentuk oleh jaringan mesenkim yang mengalami osifikasi atau penulangan.



-



Matriks jaringan tulang rawan terdiri atas kondrin, yaitu zat jernih seperti kanji yang terbuat dari mukopolisakarida dan fosfat. Oleh karena itu, sel tulang rawan disebut kondrosit.



-



Kondrosit



berfungsi



mensintesis



dan



mempertahankan



matriks



yang



mengandung serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut fibrosa. Kondrin dihasilkan oleh sel kondroblast yang terletak pada lakuna. Tulang rawan selalu terbungkus oleh membran perikondrium karena masih bersifat lunak. -



Jaringan tulang rawan pada anak berasal dari jaringan ikat embrional (mesenkim), sedangkan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput rawan atau fibrosa tipis yang dinamakan perikondrium.



-



Pada stadium embrio, rangka hewan mamalia terdiri atas kartilago (tulang rawan). Pada perkembangan selanjutnya, sebagian mengalami osifikasi (mengeras) menjadi tulang keras dan hanya sebagian kecil yang tersisa pada stadium dewasa. Misalnya pada daun telinga, hidung, serta antar ruas tulang belakang dan tulang dada.



7. Penggolongan jaringan ikat yaitu sebagai berikut : a. Berdasarkan matriks-matriks yang menyusunnya, jaringan ikat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : -



Jaringan ikat longgar ; disebut demikian, karena jaringan ikat ini memiliki ciri susunan serat-seratnya longgar. Jaringan ikat ini yang paling banyak memiliki substansi dasar dan sel-sel jaringan ikat dari berbagai tipe.



-



Jaringan ikat padat ; keadaan serat-serat yang menyusunnya berimpitan. Oleh karena itu, jaringan ikat ini diberi nama jaringan ikat padat. Substansi dasar dan sel-sel jaringan ikat yang terkandung pada jaringan ikat padat jika dibandingkan dengan jaringan ikat longgar, hanya sedikit jumlahnya. Jaringan ikat padat berdasarkan susunan serat-serat yang menyusunnya, dibagi menjadi dua macam, yaitu jaringan ikat padat beraturan dan tidak beraturan.



b. Jaringan penunjang/penguat terdiri dari 2, yaitu : -



Tulang rawan (kartilago) ; bentuk jaringan ikat khusus yang berfungsi sebagai penunjang (penyokong). Jaringannya terdiri dari sel-sel yang disebut kondrosit, serabut, dan matriks yang memiliki daya regang. Di dalam bahan interselulernya terdapat jalinan serabut kolagen dan elastik. Bahan dasarnya yang kuat dan kenyal mampu menahan beban. Berdasarkan jenis dan jumlah serat dominan yang terdapat dalam matriks tulang rawan digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastin, dan tulang rawan fibrosa (fibrokartilago).



-



Tulang sejati (osteon) ; sebagai jaringan penyokong memiliki fungsi utama sebagai penyokong tubuh. Fungsi lainnya antara lain sebagai alat gerak dan pelindung organ-organ yang berada di bawah tulang. Berdasarkan jumlah matriksnya, tulang osteon dibedakan menjadi 2 yaitu tulang kompak dan tulang spons (bunga karang.



c. Jaringan darah dan limfe Dimasukkan ke dalam jaringan ikat karena tersusun dari matriks/substansi dasar berupa plasma darah dan serabut berupa fibril ppada saat proses pembekuan darah. d. Jaringan penghubung berserat (adiposa) ; tersusun dari sel-sel lemak yang berbentuk poligonal. Sel-selnya berdinding tipis dan tersusun longgar sehingga membentuk suatu rongga.



G. Kesimpulan Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa : a. Berdasarkan matriks yang menyusunnya, jaringan ikat terbagi menjadi 2, yaitu jaringan ikat kendur/longgar dan jaringan ikat padat. Selain iu juga jaringan ikat terdiri dari jaringan penunjang/penguat (tulang rawan dan tulang sejati), jaringan darah dan limfe serta jaringan penghubung berserat (adiposa). b. Jaringan ikat berbeda-beda sesuai dengan susunan matriks dan serat-seratnya. c. Bentuk-bentuk jaringan di setiap organnya berbeda-beda tergantung berapa banyak serat yang menyusunnya. Serat pada jaringan ikat terdiri dari 3, yaitu serat kolagen, retikuler dan elastin. d. Jaringan ikat letaknya berbeda-beda sesuai dengan jumlah sel dan fungsinya.



H. Daftar Pustaka -



Bakhtiar, Suaha. 2011. Biologi. Jakarta : Erlangga.



-



Campbell, Neil A. 2010. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.



-



George H, Fried. 1999. Teori dan Soal-Soal. Jakarta: Erlangga.



-



Gunawijaya, Arifin. 1994. Teks Histologi. Jakarta: Binapura Aksara.



-



Irianto, Koes. 2003. Anatomi dan Fsiologi. Jakarta : Alfabeta.



-



Junqueira, dkk. 1982. Histologi Dasar (Basic Histology). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.



-



Khristiyono. 2008. Histology. Jakarta : Erlangga.



-



Leeson, C Roland. 1996. Buku Ajar Histology. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.



-



Mescher L, Anthony. 2011. Histologi Dasar JUNQUEIRA Teks dan Atlas Edisi 12. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.



-



Pujianto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2. Solo : Tiga Serangkai.



-



Subowo. 1992. Histologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara.