Jaringan Permanen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

2018



JARINGAN PERMANEN TUGAS BIOLOGI Nama Anggota Kelompok: 1. Inggil Aziez N.A. 2. Eragradiansyah H. 3. Naftali Canadian P.Y. 4. Khofifah Setyaning 5. Nabila Izaz Afinda



( XI-7 / 15 ) ( XI-7 / 09 ) ( XI-7 / 27 ) ( XI-7 / 17 ) ( XI-7 / 26 )



JARINGAN PERMANEN Jaringan permanen (jaringan dewasa) adalah jaringan yang terdiri atas sel-sel yang sudah berhenti membelah dan telah mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya. Karakteristik Jaringan Dewasa 1. Tidak ada aktivitas pembelahan sel 2. Ukuran sel relatif lebih besar daripada sel-sel meristematik 3. Terkadang, sel telah mati 4. Terdapat ruang antarsel 5. Dinding sel mengalami penebalan sesuai dengan fungsinya 6. Sitoplasma sedikit 7. Vakuola besar Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dapat dibedakan menjadi jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penguat, dan jaringan pengangkut. A. Jaringan Pelindung 1. Jaringan Epidermis Jaringan epidermis merupakan jaringan yang terletak paling luar dan menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Ciri-ciri jaringan epidermis: a) Terdiri atas satu lapis sel b) Susunannya rapat tanpa ruang antarsel c) Tersusun dari sel-sel hidup dan tidak berklorofil Fungsi jaringan epidermis: a) Melindungi bagian/jaringan dalam tubuh tumbuhan dari pengaruh buruk lingkungan atau patogen b) Menyerap air dan mineral (khusus daerah akar) c) Menyekresi lapisan lilin atau kutikula yang bisa mencegah evaporasi (pada batang dan daun) Derivat epidermis adalah suatu bangunan/alat tambahan pada epidermis yang berasal dari sel inisial yang sama dengan epidermis tertentu mempunyai struktur dan fungsi yang berlainan dengan epidermis itu sendiri. Derivat-derivat ini dapat ditemukan baik pada akar, batang, maupun daun. a) Stomata (tunggal disebut stoma) atau mulut daun Merupakan pori kecil yang diapit oleh dua sel penjaga. Di dalam sel penjaga terdapat kloroplas. Kloroplas merupakan bagian epidermis yang berisi klorofil dengan peran sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis. Fungsi stomata adalah sebagai tempat terjadinya respirasi (pertukaran gas) dan juga transpirasi (proses penguapan air).



b) Sel kipas. ( Bulliform Cell) Sel kipas terdapat pada epidermis atas daun rumput-rumputan (Gramineae atau Cyperaceae). Sebagai contoh, sel kipas pada rumput teki dan daun bambu. Sel kipas bentuknya lebih besar dibanding sel epidermis, dinding sel tipis dan bisa mengempis. Daun rumput teki, bambu, dan sejenisnya dapat menggulung untuk mengurangi penguapan. Sel epidermis daun atas juga mengalami diferensiasi. c) Lapisan kutikula (senyawa lemak) Merupakan zat kutin yang mengalami penebalan, Contohnya daun pohon nangka. Sementara lapisan lilin dapat ditemukan pada epidermis bawah daun. Misalnya saja, lapisan lilin pada daun pisang. d) Trikoma (jamak disebut trikomata) Trikoma ialah bentuk modifikasi sel epidermis yang berupa rambut-rambut. Trikoma biasanya terletak pada akar, daun, batang, bunga, buah, maupun biji. Pada sel epidermis, trikoma muncul dari epidermis atas. Jumlah selnya bisa tunggal atau banyak. Ada trikoma yang mempunyai kelenjar sekretori dan ada juga yang tidak. Trikoma memiliki beragam fungsi, antara lain mengurangi penguapan, mengurangi gangguan hewan, dan membantu penyerbukan bunga. Trikoma juga berfungsi menyerap air dan garam mineral dari tanah, misalnya trikoma pada akar. Selain itu, trikoma mampu meneruskan rangsang dari luar dan membantu penyebaran biji. 2. Jaringan Dasar (Parenkim) Parenkim disebut jaringan dasar karena terletak hampir di semua bagian tumbuhan. Sel-sel parenkim ditemukan pada akar dan batang terutama sebagai pengisi bagian korteks batang, daun, bunga, buah, dan biji.  Parenkim di daun yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis disebut juga klorenkima, yaitu jaringan mesofil, yang mencakup jaringan tiang/palisade dan jaringan spons.  Parenkima pada buah, biji, atau umbi dapat mengalami spesialisasi fungsi sebagai tempat penyimpanan energi. Ciri-ciri jaringan parenkim:  Sel-sel penyusunnya renggang sehingga mempunyai banyak ruang antarsel. Ruang antarsel ini digunakan untuk pertukaran gas.  Dinding sel tipis dan mempunyai vakuola besar untuk menyimpan makanan cadangan.  Sel-selnya berbentuk polihedral (segi banyak).



Berdasarkan fungsinya parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:  Parenkim Asimilasi. Parenkim asimilasi yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi tumbuhan yang diproses dari fotosintesa di daun. Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis.  Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma. Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau protein. Parenkim penimbun berfungsi dalam menyimpan cadangan makanan bagi tumbuhan berupa hasil fotosintesa, seperti protein, amilum, gula tepung, atau lemak.  Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen.Parenkim air berfungsi sebagai tempat menyimpan air pada tumbuhan xerofit /epifit (sedikit air) untuk menghadapi kemarau misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya.  Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.Parenkim udara disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan udara dalam kantung besarnya, terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar sehingga membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat perairan. Ruang antar selnya besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok. 3. Jaringan Penguat (Mekanik) Jaringan penguat pada tumbuhan digunakan untuk memperkukuh tubuh tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penguat dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan skelenkim.



a) Jaringan Kolenkim Jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut. - Tersusun atas sel-sel hidup - Dinding selnya tidak mengandung lignin, tetapi mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa sebagai penguat pada organ-organ tumbuhan yang masih muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak - Merupakan penguat utama organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan Berdasarkan letak dan bentuk penebalannya, kolenkim dibedakan menjadi tiga macam, yaitu kolenkim angular, kolenkim lamelar, dan kolenkim tubular. - Kolenkim angular (kolenkim sudut) adalah penebalan dinding pada sudut sel dan memanjang mengikuti sumbu sel. Contoh pada daun Vitis, Begonia, dan Solanum tuberosum.



-



-



Kolenkim lamelar (kolenkim papan) adalah penebalan dinding pada dinding tangensial (sejajar permukaan) sehingga seperti papan yang berderet, contoh pada korteks batang Sambucus. Kolenkim tubular (lakunar) adalah penebalan pada dinding yang menghadap ruang antarsel, contoh tangkai daun Salvia.



b) Jaringan Sklerenkim Jaringan sklerenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut. - Terdiri atas sel mati dengan dinding sel tebal - Hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan perkembangan dan pertumbuhan - Merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal dan terdiri atas lignin Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut sklerenkim dan sklereid. - Serabut sklerenkim, berupa benang panjang dalam berkas pengangkut - Sklereid (sel batu), terdapat pada semua bagian tumbuhan terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, buah, dan biji.



4. Jaringan Pengangkut Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu dari tiga kelompok jaringan permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh (Tracheophyta). Jaringan ini disebut juga pembuluh dan berfungsi utama sebagai saluran utama transportasi zat-zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan. - Xilem Xilem berfungsi mengangkut air dan unsur hara dari akar ke daun. Sel penyusunnya sudah mati dengan dinding sekunder yang sangat tebal sebagai jaringan penguat. Xilem terdiri atas: 1) Unsur trakeal, merupakan unsur yang berperan dalam pengangkutan air dan zat terlarut di dalamnya. Sel trakeal berbentuk memanjang, tidak mengandung protoplas, dinding sel berlignin, dan mempunyai noktah. Lubang pada trakea disebut lubang perforasi.



2) Serabut xilem, merupakan sel panjang dengan dinding sejunder yang biasanya berlignin. Serabut xilem ada dua macam, yaitu serabut trakeid dan serabut libriform. Serabut trakeid mempunyai noktah terlindung , ukuran pendek, dan dinding sel cenderung tipis, Sedangkan Serabut libriform memiliki ukuran yang lebih panjang, dinding sel tebal, dan mempunyai noktah sederhana.



-



3) Parenkim xilem, tersusun atas sel-sel yang masih hidup, dijumpai pada xilem primer maupun sekunder. Parenkim xilem berfungsi sebagai tempat makanan cadangan.  Parenkim kayu, sel-selnya dibentuk oleh sel-sel pembentuk unsurunsur trakea yang sering mengalami penebalan sekunder pada dindingnya.  Parenkim jari-jari empelur, tersusun atas sel-sel yang bersumbu panjang ke arah radial dan vertikal. Floem Jaringan floem atau pembuluh tapis merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut hasil fotosintesis yang berlangsung di daun. Jaringan ini akan mengangkut glukosa dari daun ke seluruh sel di dalam tubuh tumbuhan. 1) Sel tapis memiliki bentuk seperti tabung dengan ujung yang berlubanglubang. Sel tapis saling berhubungan dengan sel tapis yang lainnya dan saling berlekatan antara dinding ujung sel di bawah atau di atasnya. Deretan sel memanjang ini disebut pembuluh tapis 2) Sel pengiring berupa deretan sel yang hidup dan mempunyai sel-sel parenkim. Sel pengiring berperan dalam transportasi zat makanan. Sel pengiring tidak dijumpai pada tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta. 3) Sel albumim terletak di dekat sel tapis yang merupakan sel parenkim kaya akan zat albumim. Sel albumim menyusun jari-jari empelur. Sel albumim hanya dapat ditemukan pada tumbuhan Gymnospermae. Sel albumim diduga mempunyai fungsi yang sama dengan sel pengiring. 4) Parenkim floem merupakan parenkim yang terletak di bagian buluh tapis yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan albumim, lemak, dan zat organik lainnya. 5) Serat floem berbentuk panjang dan ujung-ujungnya saling berimpitan. Dinding sel serabut floem mengalami penebalan sekunder sehingga berfungsi sebagai penguat floem.