Jawaban Ujian Tengah Semester Bapak Sudiharja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)



Nama



: Taufik Dwi Andrianto



NIM



: 191100414



Matkul : HIV/AIDS Dosen : Bapak Sudiharja.,S.Kep, Ns, M.Kep Tanggal : Selasa, 20 April 2021



KASUS Pasien X datang dengan keluhan pegal linu pada bulan Februari, kemudian pada bulan Juli dirinya berobat lagi dengan keluhan yang sama seperti sebelumnya, dan ditambah dirinya mengeluhkan diare berulang selama 2 minggu, nafsu makan menurun, mulut sariawan. Pasien X memiliki anak 1 yang berusia 3 tahun, dan istrinya sedang hamil 6 bulan anaknya yang kedua.



PERTANYAAN 1. Kecurigaan anda sebagai perawat yang bersangkutan, pasien X masuk HIV stadium berapa? 2. Saran dan rencana Anda secara umum untuk pasien? Dan uraikan sampai detail laboratnya. 3. Dari sisi professional keperawatan, apa saja masalah utama keperawatan yang muncul? 4. Dari sisi professional keperawatan evaluasi apa yang akan anda rencanakan untuk pasien ini? 5. Dari sisi paripurna apa yang anda rencanakan, anda lakukan untuk anak ke 1 dan kandungan dari istri pasien?



1



JAWABAN 1. Saya sebagai perawat dimana sudah tidak asing lagi dengan sesuatu penyakit serta orang yang terkena penyakit dalam melakukan tindakan pemeriksaan keperawatan, tentunya saya harus tetap memperhatikan secara detail dan bisa saja mencurigai seorang pasien dengan tanda dan gejala tertentu. Pada kasus pasien X dengan tanda tanda seperti badan pegal linu, yang sama dan dirasakan selama 6 bulan sebelumnya, berat badan dan nafsu makan menurun, diare selama 2 minggu serta mengeluhkan sariawan. Dilihat dari kondisi tersebut pasien X tampaknya telah memasuki fase HIV/AIDS stadium II dan telah melewati stadium sebelumnya dimana tanda tanda dan gejalanya lebih banyak dari stadium sebelumnya. 2. a.) Pada kasus pasien X saya dapat mencurigai bahwa pasien X telah terinfeksi virus HIV dan sekarang telah memasuki stadium II jika dilihat dari tanda tanda dan gejalanya. Akan tetapi jika pasien X sudah melakukan tes untuk diagnosa HIV/AIDS maka saya sebagai seorang perawat tidak perlu melakukannya dari awal (dari tes untuk mendetksi sampai pengobatannya) saya hanya perlu berkolaborasi dengan dokter dan tenaga medis lainnya dalam pengobatan pasien X. Misalnya dengan memberinya ARV sebagai obat untuk memperlambat perkembangan virus HIV pasien X di dalam tubuh serta melakukan berbagai penyuluhan, konsultasi tentang kondisi fisik maupun psikhis pasien X tersebut. b) Dari kasus pasien X yang mengeluhkan tanda dan gejala HIV stadium II apabila pasien X tidak mengetahui tentang hal tersebut atau tidak sadar, maka saya sebagai seorang perawat yang tidak asing perlu menjelaskannya secara baik baik kepada pasien tersebut. Dimulai dengan mengobrol dengan pasien X untuk membicarakan mkegiatan tes diagnose HIV menggunakan ELISA / Rapid test yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap virus di dalam tubuh. Saya akan menyarankan pasien X agar memeriksakan dengan metode tersebut dikarenakan tanda tanda yang dialami pasien sudah jelas dan kecurigaan saya sebagai perawat sudah memenuhi syarat. Jika pasien X di tes dengan metode tersebut maka hasil yang di dapat kemungkinannya 90% dan akurat. Jika pasien X dites terus hasilnya postif maka kamungkinan besar dianggap telah terinfeksi virus tersebut. Namun apabila pasien X di tes dan hasilnya negative maka perlu di tes pengulangan 1 kali lagi untuk menentukan hasil yang sebenarnya. Namun pemeriksaan laboratorium juga perlu dilakukan sebagai data penguat diagnose HIV pada pasien X, tim medis yang dari laboratorium akan mengambil sampel yang diperlukan pada pasien X seperti darah, urine, dan feses. Kemudian tim laboratorium akan menyampaikan kepada saya dan sana juga akan menyampaikan kepada pasien X sebagai tanda bukti selain dilakukannya tes ELISA. .



Berikut Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang Medis diantaranya : 2



Laboratorium : Jenis pemeriksaan Darah Hemoglobin Eritrosit (RBC) Leukosit (WBC) Hematokrit (Ht) Trombosit (PLT) MCV MCH MCHC SGOT SGPT Analisa gas darah pH PCO2 PO2 HCO3 Saturasi O2 Suhu Imunoserologi Determine HIV Bioline HIV Oncoprobe HIV CD 4



Hasil



Jenis pemeriksaan Urin Warna pH Berat jenis Glukosa Protein Keton Bilirubin Nitrit Urobilin Lekosis Ureum Kreatinin Darah Albumin Tinja Warna Bentuk Epitel Lekosit Parasit Telur cacing Larva Trophozoit Kiste Serat otot Serat makanan



8,32 g/dl 3,35 106/ μL 6,50 103/ μL 25% 229 103/ μL 74,90 Fl 24,90 pg 33,20 g/dL 117/ μL 51/ μL 7,30 24,0 mmHg 46,1 11,8 mmol/L 77,1% 37 Reaktif Reaktif Reaktif 5 mm3 darah



Hasil Agak keruh Kuning 5,7 1,020 2+ 91,60 mg/dl 3,76 mg/dl 2+ 2,42 g/dl Coklat Cair + + -



3. Masalah keperawatan yang muncul dari kasus tersebut adalah : a. Diare berhubungan dengan proses infeksi virus dalam tubuh (SDKI, D.0020) b. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan actual dan fungsional serta proses infeksi virus yang terjadi di dalam tubuh (SDKI, D.0077) c. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan (sariawan) serta ketidakmampuan mencerna makanan (diare) (SDKI, D.0019) d. Gangguan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan sariawan yang dideritanya yang menyebabkan luka di mulut (SDKI, D.0129) e. Defisit nutrisi berhubungan dengan kehilanggannya nafsu makan yang mengakibatkan berat badan pasien menjadi berkurang (SDKI, D.0019) 3



4. Evaluasi yang akan saya lakukan kepada pasien X a. Rencana tindakan keperawatan untuk diagnose keperawatan diare yang berhubungan untuk pasien antara lain : 1. Manajemen saluran cerna dengan indicator monitor buang air besar termasuk frekuensi, konsistensi, bentuk, volume, dan warna serta monitor bunyi bising usus pasien 2. Manajemen diare yang menentukan riwayat diare dengan mengambil tinja pasien untuk dilakukan pemeriksaan kultur dan sensitifitas apabila diare berlanjut, instruksikan pasien dan keluarganya tentang warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja. 3. Mengidentifikasi factor yang bisa menyebabkan diare misalnya makanan, minuman, bakteri, dan pemberian makanan lewat alat. 4. Memonitor perkembangan elektrolit pasien dengan memonitor serum elektrolit, ketidakseimbangan asam-basa, ketidakseimbangan eletrolit, mengidentifikasi penyebab ketidakseimbangan asam-basa, kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit, monitor adanya mual dan muntah pada pasien. 5. Melakukan terapi intravena dengan indicator berikan pengobatan IV, sesuai yang diresepkan oleh dokter, dan monitor hasil perkembangannya, monitor juga kecepatabn aliran intravena dan area intravena selama pemberian infus 6. Monitor pula TTV pasien X b. Rencana tindakan keperawatan untuk kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan pasien antara lain : 1. Melakukan pemberian obat kulit dengan mengikuti 5 prinsip pemberian, yang dimana : catat riwayat medis pasien dan riwayat alergi, kemudian tentukan pengetahuan pasien mengenai medikasi dan pemahaman pasien mengenai pemberian obat. 2. Melakukan pengecekan kulit pasien dengan mengamati berbagai indicator seperti : amati warna, kehangatan, bengkak, pulsasi, tekstur, edema, dan ukselrasi pada ekstermitas. 3. Memonitor pula warna dan suhu kulit 4. Memonitor kulit dan selaput lendir terhadap area perubahan warna, memar, pecah, ruam dan lecet. c. Rencana tindakan keperawatan untuk defisit nutrisi yang berhubungan dengan pasien antara lain : 1. Mengidentifikasi status nutrisi, alergi, dan intoleransi makanan 2. Mengidentifikasi kebutuhan kalor dan jenis nutrient 3. Memonitor asupan makanan dan berat badan pasien X, dan monitor hasil pemeriksaan laboratorium 4. Memberikan makanan untuk mementukan makanan tinggi protein, tinggi serat dan vitamin 4



5. Menganjurkan pasien memilih makanan yang disukainya dengan memperhatikan kandungan gizinya 6. Mengajarkan pasien menganai pilihan makanan yang mudah dicerna dengan memperhatikan kondisi mulut dan pencernaan pasien X 7. Melakukan pemberian medikasi sebelum makan 8. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah dan jenis kalori serta nutrisi yang diperlukan jika perlu. d. Rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi nyeri yang berhubungan dengan pasien antara lain : 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, kualitas, frekuensi dan intensitas nyeri 2. Mengidentifikasi skala nyeri dan respons nyeri non verbal 3. Mengidentifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri 4. Memberikan teknik non farmakologis pada pasien X untuk mengurangi rasa nyeri misalnya : TENS, hypnosis, akupuntur, terapi music, pijar dan lainnya 5. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri misalnya : suhu, ruangan, pencahayaan, dan kebisingan. 6. Fasilitasi istirahat dan tidur 7. Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pilihan strategi meredakkan nyeri. 8. Menjelaskan kepada pasien X mengenai penyebab dan pemicu nyeri 9. Menjelaskan pula mengenai strategi meredakkan nyeri pada pasien X 10. Memberikan analgetik secara tepat pada pasien X 11. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien X 5. Hal yang dilakukan untuk anak pertama dan anak yang sedang berada di dalam kandungan (6 bulan) adalah : a. Untuk anak pertama, hal pertama yang saya ingin lakukan adalah saya akan mencoba berkomunikasi dengan anak beserta orang tuanya kemudian saya melakukan penyuluhan terkait anaknya. Apabila ayahnya telah terbukti benar dinyatakan postif HIV. maka langkah pertama yang saya lakukan kepada si anak adalah dengan melakukan tes untuk mendiagnosa kemungkinan HIV pada anak. Apabila telah dilakukan tes dan hasilnya negative maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah saya akan bicara kepada orang tua agar selalu berhati hati agar anaknya tidak tertular HIV dari sang ayah. Saya akan memberikan pendidikan kesehatan tentang hal hal yang bisa menyebabkan penularan HIV dan hal yang tidak menyebabkan penularan serta memberikan pendidikan kesehatan lainnya seperti pola makan, istirahat, jarak aman, ddan sebagainya.



5



b. Namun, apabila sang anak divonis poatiif HIV hal pertama yang saya lakukan adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada anak dengan diikuti oleh kedua orang tuanya, saya melakukan pendidikan dan penyuluhan kesehatan berdasarkan pendekatan sesuai usia anak. Kegiatan konseling kurang bisa dilakukan kepada sang anak dikarenakan usianya masih 3 tahun. Namun orang tua juga ikut berpartisipasi kedepannya agar orang tua memberikan pendidikan kesehatan, penyulihan, konseling dan tempat curhat tentang penyakitnya untuk kedepannya. Saya akan lebih menitikberatkan sang ayah lebih dominan untuk melakukannya dikarenakan persamaan penyakit yang dideritanya akan lebih memahami dan saling mengerti. c. Untuk anak yang sedang di dalam kandungan, hal yang ingin saya lakukan adalah dengan memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada kedua orang tuanya agar dalam masa kehamilan untuk tetap menjaga kesehatannya, menjaga pola maka, istirahat dan stress. Saya melakukan pendidikan kesehatan dengan hal yang mudah dipahami oleh mereka sesuai dengan usianya. Hal yang bisa saya lakukan hanyalah berharap agar orang tua benar benar memperhatikannya hingga melahirkan. Saya juga memberikan pengarahan tentang hal yang harus dihindari dari suaminya agar sang bayi yang di dalam kandungan agar memiliki peluang untuk tidak tertular, walaupun kemungkinan itu sangat kecil dikarenakan sang ayah telah terinfeksi HIV. Namun apa salahnya kita mengantisipasi sebelum hal yang tidak diinginkan benar benar terjadi kepada anaknya. Kemudian hal saya sampaikan kepada orang tua terkait anaknya adalah apabila sang anak sudah dilahirkan diharapkan sebisa mungkin untuk minim berkontak fisik terutama dengan sang ayah. Dikarenakan stadium HIV sang ayah sudah memiliki peluang penularan yang lebih tinggi untuk ditularkan kepada anaknya. Berikan pula ASI eksklusif agar tidak berkontak langsung dengan sang ibu yang memiliki kemungkinan tertular. Saya juga akan melaukan pendidikan dan penyuluhan kesehatan tentang perawatan bayi hingga 18 bulan. Setelah bayi berusia 18 bulan bayi bisa dilakukan tes diagnose HIV untuk melihat ada tidaknya/positif negatifnya HIV bayi tersebut.



6