Jenis Layanan Konsultasi Dalam Bimbingan Dan Konseling [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JENIS LAYANAN KONSULTASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ABSTRAK Fenomena masalah anak-anak harus diatasi; jika tidak akan mempengaruhi prestasi anak-anak dan proses pertumbuhan dan perkembangan mereka. Karena kenyataan bahwa masalah anak-anak mungkin baik di sekolah maupun di rumah, orang tua anak-anak dituntut untuk terlibat dalam memecahkan masalah anak-anak. Orang tua anak adalah mitra yang baik untuk guru untuk bekerja sama untuk membantu siswa dengan masalah. Layanan konsultasi untuk orang tua sebagai komponen penting dari bimbingan dan layanan konseling dapat menjadi media yang efektif untuk membantu anak yang memiliki banyak masalah. Melalui konsultatif layanan, orang tua mendapatkan banyak bantuan tentang cara untuk dapat menangani perilaku yang tidak pantas anak-anak.



Kata kunci: layanan konsultasi, orang tua, masalah anak-anak



PENDAHULUAN Masalah anak adalah masalah yang sering dihadapi oleh setiap guru maupun orang tua yang ada di dunia ini, baik itu dalam konteks masalah keluarga, sekolah, kehidupan pribadi anak maupun msalah didalam masyarakat. Masalah anak ini dapat dikatagorikan ke dalam 3 penyebab, yaitu: (1) faktor norma atau moral, misalnya banyak anak melanggar tata tertib sekolah, kurang menghargai orang tua dan guru, membolos dengan alasan yang dibuat-buat, menyalahgunakan uang SPP; (2) masalah belajar, misalnya anak kurang memanfaatkan waktu belajar dengan baik, banyak waktu dipergunakan justru untuk bermain game, play-station, kurang memperhatikan kegiatan belajar di kelas; (3) faktor sosial, banyak anak tidak naik kelas, karena masalah anak di sekolah tidak diketahui oleh orang tua, atau sebaliknya, anak terlalu bebas dalam bergaul, baik di rumah ataupun di sekolah. Fenomena ini menjadi masalah yang harus segera ditangani. Sebab jika tidak ditangani, maka akan mengganggu jalannya proses belajar anak, juga akan berdampak pada perkembangan. Penting untuk menjalin kerja sama antara konselor dengan guru/orang tua, akibat permasalahan anak dapat timbul pada dua tempat pendidikan, yaitu terjadi di rumah dan terjadi di sekolah. Layanan konsultasi kepada orang tua, kiranya



dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif solusi untuk membangun kerja sama sinergis dengan orang tua dalam rangka membantu mengatasi masalah anak. Layanan konsultasi merupakan salah satu komponen layanan bimbingan konseling yang ada.



PEMBAHASAN Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia. Dari manusia artinya pelayanan ini diselenggarakan berdasarkan hakikat keberadaan manusia dengan segenap dimensi kemanusiaannya. Bimbingan secara umum dapat diartikan berada dalam bentuk pendidikan, bimbingan mengandung layanan kepada siapa saja yang membutuhkan bantuan siapa saja yang dapat dibantu, bimbingan tegasnya merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain sehubungan dengan membuat dan memutuskan pilihan. Sehubungan dengan kegiatan menyesuaikan diri dapat pula sehubungan dengan jalan memecahkan masalah atau kesulitan, tujuannya supaya orang yang dibantu atau dibimbing dapat meningkatkan derajat kemandiriannya dan meningkatkan kecakapan. Pada ungkapan tujuan tadi terkandung makna bahwa hal itu tidak dapat dicapai jika hanya sepintas saja bantuannya, melainkan harus jangka panjang serta dengan perencanaan program yang sistematis, dengan kata lain bahwa bimbingan harus melalui proses, telah banyak pengertian yang dirumuskan oleh para ahli tentang bimbingan dan konseling. Menurut pandangan Crow & Crow (dalam Prayitno dan Erman Amti 2008: 94) menyatakan bimbingan adalah: “Bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, dan menanggungnya bebannya sendiri”. Cukup banyak konsep tentang isi dan proses konsultasi yang dikemukakan berdasarkan prinsip dan falsafah masing-masing ahli, akan tetapi sesuai dengan prinsip dan karakteristik dari penelitian pengembangan ini digunakan proses konsultasi versi Kurpius. Namun yang perlu diketahui, dalam pelaksanaan konsultasi hal yang amat penting adalah isi (content), yaitu tentang apa yang diperbuat dan proses (process) yaitu tentang fasilitas yang digunakan untuk pemecahan masalah konsultasi. Pada proses ini mempunyai dua versi, yaitu konsultan sebagai konsoler yang membantu konsulti dalam menyelesaikan masalah dan konsultan sebagai fasilitator yang berkonsentrasi untuk mencari pemecahan



masalah secara kelompok. Menurut Kurpius (dalam Shetzer,1985), ada sembilan tahap pelaksanaan proses konsultasi. Tahap-tahap tersebut diuraikan sebagi berikut : 1)



Pre Entry (sebelum masuk). Konsultan menjelaskan nilai-nilai, kebutuhan, anggapan, dan tujuan tentang individu, kelompok, organisasi serta menilai kemampuan dan keterampilan konsultan sendiri.



2)



Entry (masuk). Pernyataan masalah diungkapkan, dihubungkan, dirumuskan dan menetapkan langkah-langkah yang perlu diikuti.



3)



Gathering information (pengumpulan informasi). Untuk menjelaskan masalah dengan cara mendengarkan, mengamati, memberi pernyataan, pencatatan yang baku, interview dan pertemuan kelompok.



4)



Defining problem (merumuskan masalah). Penilaiaan informasi digunakan dalam menentukan tujuan untuk perubahan. Laporan masalah diterjemahkan kedalam suatu laporan dan disetujui oleh konsultan dan konsulti.



5)



Determining problem solution (menentukan solusi masalah). Informasi di analisis dan di sintesis untuk menemukan pemecahaan masalah yang paling efektif terhadap masalah yang dihadapi konsulti. Karakteristik dari tahap ini adalah pencurahan pikiran, memilih, dan menentukan prioritas



6)



Tahap stating objectives (menetapkan sasaran). Hasil yang dicapai diukur dalam suatu periode waktu, kondisi tertentu, dan mendeskripsikan pemecahan masalah dan didukung oleh faktor-faktor lain untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.



7)



Implementing



the



plan



(mengimplementasikan



rencana).



Intervensi



diimplementasikan dengan mengikuti garis pedoman / langkah, dengan cara memberitahukan semua bagian yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, siapa yang bertanggung jawab dan hasil-hasil yang diharapkan. 8)



Evalution (evaluasi). Aktivitas-aktivitas yang sedang berjalan dimonitor, proses, penaksiran hasil yang diperlukan untuk mengevaluasi aktivitas konsultan.



9)



Termination (pemberhentian). Kontak langsung dengan konsultan berhenti, tetapi pengaruh proses diharapkan berlanjut. Putusan dibuat untuk menunda perbuatan, perancangan kembali, dan melaksanakan kembali, serta mengakhirinya dengan sempurna. Kurpius menerangkan bahwa tahap-tahap tersebut di atas tidak dapat dipisah-pisah



tetapi masing-masing tahap penting untuk dimufakatkan sebelum melangkah ke tahap berikutnya. Memperhatikan pembahasan tentang layanan konsultasi di atas, maka yang



perlu dilakukan oleh konsultan (pihak sekolah) adalah menekankan pentingnya kerja sama dengan para orang tua. Maksudnya untuk meningkatkan hubungan orang tua dengan anak, dan mempermudah orang tua mengajarkan keterampilan berkomunikasi dengan efektif. Selain mengatur antara rumah dengan sekolah, konsultasi bermanfaat untuk memperoleh upaya yang sesuai dalam melatih anak, membantu orang tua memahami pengaruh kasih sayang terhadap perkembangan anggota keluarga. Menyimak dan memahami pembahasan yang meliputi aspek (1) pengertian konsultasi, (2) tujuan konsultasi , (3) model layanan konsultasi, dan (4) proses layanan konsultasi di atas; apa yang dilakukan konselor berkaitan dengan kegiatan layanan konsultasi jauh dari konsep teori yang ada. Secara teori, dalam layanan konsultasi sama sekali tidak menunjukkan aktivitas konselor (sebagai konsultan) yang bercorak memberi nasihat. Namun lebih bercorak bagaimana membangun saling mempercayai dan komunikasi yang terbuka, bekerja sama dalam mengidentifikasikan masalah, menyatukan sumber- sumber pribadi untuk mengenal dan memilih strategi yang mempunyai kemungkinan dapat memecahkan masalah yang telah diidentifikasi, dan pembagian tanggung jawab dalam pelaksanaan dan evaluasi program atau strategi yang telah direncanakan.



PENUTUP Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral dari pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensinya, oleh karena itu sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Layanan yang dimiliki oleh bimbingan konseling antara lain layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, bimbingan belajar, konseling perorangan, dan bimbingan konseling kelompok Keberhasilan layanan bimbingan konseling tidak terjadi dengan sendirinya, hal ini terjadi karena beberapa kegiatan yang mendukung layanan bimbingan konseling tersebut sehingga layanan bimbingan konseling dapat dinikmati oleh pihak-pihak yang membutuhkan layanan tersebut. Kegiatan yang mendukung layanan bimbingan konseling ini antara lain aplikasi instrument data, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus, dan operasionalisasi dan penggunaan hasil kegiatan pendukung



DAFTAR PUSTAKA 1. H. Prayitno, Erma Amti.2013. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:PT RINEKA CIPTA. 2. Prof.Dr. H. Sofyan S. Willis,M.Pd.2014. Konseling Individual, Teori dan Praktek.Bandung:ALFABETA. 3. H. Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang. Giyono, 2015, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Media Akademia) 4. Prayitno.Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. (Jakarta: PT.Asdi Mahasatya.) 5. Tohirin, 2007,BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN MADRASAH (BERBASIS INTEGRASI) (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,) 6. Yuliejantiningsih, Y.1994. Pembinaan Kedisiplinan bagi Siswa Kelas III SMA Negeri di Kodya Mojokerto. Tesis tidak dipublikasikan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. 7. Mansyur, Juanda, 2001. Pengembangan Paket Permainan Simulasi untuk Media Layanan Konsultasi bagi Orang Tua Siswa. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. 8. ABKIN.2007. Naskah Akademik. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan Konseling dalam Seting Pendidikan Formal. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.