Job Sheet Overhaul Motor Bensin Konvensional [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JOB SHEET OVERHAUL MOTOR BENSIN Job : 01 SMT : 3 ( TIGA) Kelas : XI TKR 1,2,3 Kelompok 1 dan 2



OVERHAUL MOTOR BENSIN KONVENSIONAL



Waktu : 8 Jam pel Th Ajaran : 2018/2019 SMK Bina Karya 2 Karawang Nomor :



   



A. Tujuan 1. Siswa diharapkan dapat memahami cara kerja dari Motor Bensin. 2. Siswa diharapkan dapat melakukan analisis awal kerusakan pada kendaraan. 3. Siswa diharapkan dapat melakukan Overhaul engine dengan baik dan benar. 4. Siswa diharapkan dapat mengenali nama-nama komponen dari engine dan cara kerjanya. 5. Siswa diharapkan dapat memahami prosedur kerja yang baik sesuai standarnya. B. Keselamatan Kerja 1. Gunakanlah alat pelindung praktikum yang sesuai, seperti wearpak, sepatu, dll. 2. Gunakan alat sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian alat yang benar. 3. Berhati-hatilah terhadap komponen yang mudah patah ataupun yang memerlukan kerataan. 4. Perhatikan tanda-tanda yang ada pada bodi komponen. 5. Bekerjalah dengan serius dan selalu patuhi instruksi intruktur. C. Alat dan Bahan 1.      Toolbox Set



6.      Feeler Gauge



2.      1 Unit Mobil



7.      Kunci Shock



3.      V Block



8.      Kunci Momen



4.      Jangka Sorong



9.      Micrometer



5.      Silinder Bore Gauge D. Teori Singkat



10.  Bensin



Sesuai dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan dasar engine, diperlukan pengetahuan tentang prinsip dan cara kerja motor bakar, sistem pendinginan, sistem pelumasan, penghitungan daya motor dan prosedur pembongkaran dan pemasangan komponen engine serta cara pembersihan engine dengan glass bead. Adapun fungsi pelaksanaan pekerjaan dasar engine bertujuan : a.       Tujuan primer 1)      Menjaga agar engine dapat berfungsi secara optimal dan aman



2)      Meningkatkan umur pemakaian 3)      Menghemat biaya pemeliharaan b.      Tujuan skunder Mengorganisasi dan melaksanakan pekerjaan serta membuat catatan pemeliharaan Prinsip dan cara kerja motor bensin 2 tak dan 4 tak I.



Motor bensin 2 tak : Disebut motor 2 tak karena dalam menghasilkan satu usaha motor membutuhkan dua langkah piston. Pada motor 2 tak bahan bakar yang tercampur dengan udara dari karburator dimasukkan melalui katub pengatur (reed valve) menuju ruang poros engkol. Selain itu terdapat pula saluran yang mengalirkan bahan bakar dari ruang poros engkol menuju ruang bakar melalui saluran transfer yang terletak pada silinder blok. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan seperti berikut : 1)      Piston bergerak dari TMA ke TMB a)      Di atas piston Terjadi langkah usaha, pembuangan dan awal pemasukan campuran bahan bakar ke dalam ruang bakar. b)      Di bawah piston Terjadi langkah kompresi terhadap campuran bahan bakar yang berada di dalam ruang poros engkol untuk di suplai ke ruang pembilasan seperti ditunjukkan gambar 1 bawah ini 2)      Piston bergerak dari TMA ke TMB a)      Diatas piston 1)      Akhir pemasukan bahan bakar ke dalam ruang bakar. 2)      Terjadi proses langkah kompresi dan pembakaran bahan bakar oleh busi. b)      Di bawah piston Terjadi langkah penghisapan campuran bahan bakar dari karburator ke dalam ruang poros engkol.



II.



Motor bensin 4 tak: Disebut 4 tak karena untuk menghasilkan satu siklus pembakaran terdiri dari empat langkah torak 1.      Langkah Hisap a)      Piston bergerak dari TMA ke TMB. b)      Katup hisap terbuka dan katup buang tertutup. c)      Terjadi kevakuman dalam silinder, yang menyebabkan campuran udara dan bahan bakar masuk ke dalam silinder. 2.      Langkah Kompresi a.       Piston bergerak dari TMB ke TMA b.      Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup c.       Pada akhir langkah kompresi busi memercikkan bunga api



3.      Langkah Usaha a.       Piston bergerak dari TMA ke TMB. b.      Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup. c.       Hasil pembakaran menekan piston 4.      Langkah buang a.       Piston bergerak dari TMB ke TMA. b.      Katup hisap tertutup. c.       Katup buang terbuka. d.      Piston mendorong gas sisa pembakaran keluar. E. LANGKAH KERJA A)    UMUM 1.      Lepaskan pemegang tutup mesin dan lepaskan tutup mesin. 2.      Keluarkan pada radiator dan blok silinder. 3.      Keluarkan oli mesin. 4.      Keluarkan aki. 5.      Lepaskan saringan udara bersama rumalmya. 6.      Buka kabel gas dan cuk karburator.  7.      Lepaskan pipa bensin melalui sambungan pada saringannya.  8.      Lepaskan selang masuk heater (pemanas) pada saluran isap 9.      Lepaskan kawat primer dan tegangan tinggi pada distributor.  10.  Lepaskan thermosensor air.   11.  Lepaskan kabel-kabel motor starter dan switch tekanan oli. 12.  Kendorkan klem selang, setelah itu lepaskan selang radiator dan bawah dari radiator dan pompa air. 13.  Lepaskan air.  14.  Buka baut tangkai, srtelah alternator dan copot tali kipas. setelah itu lepas atau copot altemator.  15.  Lepaskan dudukan alternator. 16.  Lepas pipa buang depan dari saluran buang. Kemudian buka saluran buangan dari kop silinder.   17.  Lepas starter motor. . 18.  Pasang rantai (seling) yang cocok pada gantungan mesin. cantolkan rantai pada alat angkat yang memadai. Setelah itu angkat rantai sedikit ke atas hingga tidak kendor. 19.  Lepaskan braket dudukan mesin di sebelah kanan dan kiri. 20.  Tarik mesin ke depan hingga poros yang masuk transmisi benar- benar kelihatan. Angkat mesin dari kendaraan. B)    MESIN 1.      Cylinder Head



Cylinder head terbuat dari besi tuang (konstruksi mesin lama) saat ini banyak diaplikasikan cylinder head yang terbuat dari campuran aluminium. Cylinder head berfungsi sebagai dudukan mekanisme katup, karburator, busi dan sebagai ruang bakar. a)      Pelepasan Cylider Head. 1)      Lepaskan semua saluran air pendingin dari radiator. 2)      Lepaskan semua komponen seperrti seperti valve case, rocker arm, push rod (untuk cylinder head dengan konstruksi OHV). 3)      Lepaskan semua baut pengikat cylinder head dari baut sisi paling luar menuju baut sisi paling dalam. 4)      Lepaskan katup dari dudukan katup menggunakan special service tool. b)      Pembersihan komponen Cylider Head. Lakukan pembersihan kerak pada ruang bakar dan semua komponen mekanisme katup sebelum melakukan pemeriksaan agar hasil pemeriksaan lebih presisi. c)      Pemeriksaan komponen Cylider Head. 1)      Kerataan intake manifold. 2)      Periksa kerataan permukaan cylinder head. 3)      Periksa kebengkokan katup. 4)      Periksa kerataan permukaan katup. d)     Pemasangan Cylider Head. 1)       Bila permukaan tidak rata lakukan perataan permukaan dengan menyesuaikan batas yang tersedia pada bagian sisi cylinder head. 2)      Lakukan pemasangan sesuai dengan arah kebalikan pembongkaran. 2.      Cylinder block Cylinder block berfungsi untuk dudukan komponen mesin dan terdapat water jacket untuk tempat aliran air pendingin. Silinder liner adalah silinder yang dapat dilepas. Silinder liner dibagi menjadi 2 tipe : dry type dan wet type seperti ditunjukkan gambar dibawah. Dry type mempunyai keuntungan effisiensi panas lebih baik, tetapi pendinginan pada liner kurang baik. Wet type mempunyai keuntungan pendinginan pada liner baik tetapi effisiensi panas berkurang. Tabung silnder adalah bagian yang menindahkan tenaga panas ke tenaga mekanis serta sebagai lintasan / bergerak naik dan turunnya torak dalam melakukan proses kerja mesin. a)      Pelepasan Cylinder Block. 1)      Lepaskan semua saluran air pendingin dari radiator. 2)      Lepaskan cylinder head unit. 3)      Lepaskan semua engine mounting. 4)      Setelah engine dipisahkan dari badan kendaraan lepaskan komponen yang terdapat pada ruang poros engkol seperti pompa oli.



5)      Lepaskan batang piston dapat melepaskan poros engkol. 6)      Setelah semua bagian dilepas bersihkan komponen dengan solven atau glass bead. b)      Pemeriksaan Cylinder Block. Dalam pemeriksaan blok silinder yang pertama diperiksa setelah dibersihkan adalah keutuhannya secara fisik ( secara visual) dari kemungkinana pecah , retak atau perubahan bentuk dasarnya. Sedangkan yang perlu dilakukan penukuran setelah mesin dioverhaul / dibongkar adalah : 1)      Pengukuran / Pemeriksaan Keretakkan Blok Silinder : Dalam pemeriksaan ini perlatan yang dibutuhkan adalah :   Magnetic Crask Detektor dan kelengkapannya Cara Pengukuran Keretakan : o   Permukaan blok silinder yang telah dibersihkan ditaburi dengan bedak yang mengandung serbuk besi secara tipis dan merata . o   Rakit Magnetic Crack Detector , kemudian pole magnet remanennya diletakkan ditasa permukaan blok silinder yang telah ditaburi bedak o   Hidupkan sumber listrik magnetic crack detectornya sehingga pole magnet remanen menjadi magnet, lihat serbuk bedak disekitar magnet remanen apakah bedak mengumpul membentuk sebuah garis atau tidak (tetap seperti semula). Bila ternyata bedakmembentuk garis berarti garis tersebut adalah garis retaknya dari blok silinder karena sifat serbuk besi adalah akan selalu terbawa ketepi suatu besi saat ada garis gaya magnet, sedangkan kalau bedak tidak membentuk garis berarti masih baik. o   Lakukan pemeriksaan seperti diatas pada posisi pada posisi permukaan silinder lainnya sampai seluruh permukaan silindernya terperiksa. o   Bila ternyata blok silinder sudah retak berate blok silinder harus diganti karena dapat menyebabkan kebocoran terutama saat langkah atau langkah usaha. 2)      Pemeriksaan / Pengukuran Kerataan Permukaan Blok Silinder : Dalam pemeriksaan ini perlatan yang dibutuhkan adalah : o   Straigt Edge o   Feeler Gauge o   Mikrometer (bila diperlukan untuk mengukur bilah) Cara Pengukuran : o   Letakkan Staright Edge pada permukaan blok silinder (posisi berdiri dan pada bagian yang kecil diletakkan dibawah) o   Lihat celah anata blok dengan straight edge kemudian masukkan bilah feeler gauge yang dapat masuk o   Lihat/ukur bilah tersebut dengan mikrometer, besarnya penyimpangan kerataan blok silinder adalah sebesar tebal bilah tersebut. o   Lakukan pengukuran seperti diatas pada enam posisi yaitu: Membujur (kiri dan kanan) dan melintang (depan, tengah dan belakang).



o   Dari beberapa pengukuran ambilah nilai penyimpangan kerataan yang tertinggi dan bila penyimpangan kerataannya sudah melebihi batas maksimum maka blok silinder harus diperbaiki dengan jalan di gerinda sampai kerataannya nol. 3)      Kelurusan dudukan poros engkol : Untuk mendukung puritan poros engkol menjadi stabil (getarannya kecil) maka dudukan poros engkol harus lurus antara satu dengan lainnya, oleh karena itu saat membongkar mesin kelurusan dudukan harus diukur . Adapaun peralatan yang dibutuhhkan untuk pengukuran kelurusan adalah : o   Straight Edge o   Feeler gauge dan Mikrometer (bila diperlukan) Cara Pengukuran : o   Letak blok silinder dengan posisi ruang engkol diatas/dudukan poros engkol diatas o   Letakkan straight edge membujur dari depan kebelakang dengan posisi berdidi dan sisi yang kecil di bawah. o   Masukkan bilah feeler gauge (yang dapat masuk) pada tiap-tiap dudukan. o   Besarnya penyimpangan kelurusannya adalah sebesar tebal bilah yang dapat masuk. o   Bila penyimpangan kelurusan sudah melebihi batas maksimum maka harus diperbaiki dengan jalan digerinda. c)      Pemeriksaan dan Pengukuran Tabung Silinder Untuk memperoleh tenaga mesin yang maksimal maka kebocoran antara torak dan ring torak dengan silinder harus dibuat sekecil mungkin, oleh karena itu tabung silinder tidak boleh terdapat goresan, keovalan, ketirusan maupun keausan yang terlalu besar. Pemeriksaan tabung slilinder Pemeriksaan ini dilihat secara visual dari kemungkinan tergores, cembung yang telalu besar atau dengan diraba barang kali silinder sudah berubah bentuknya. 1)      Pengukuran Tabung Silinder Alat yang digunakan adalah : o   Jangka sorong o   Mokrometer luar (sesuai ukuran) o   Silinder boore gauge (sesuai ukuran) o   Ragum micrometer (bila diperlukan) Cara Pengukuran : o   Ukur diameter silinder bagian atas yang tidak terkena gesekan ring torak o   Ambil micrometer yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut o   Kalibarasi micrometer dan setting/posisikan micrometer sesuai dengan hasil pengukuran dengan jangka sorong (untuk memudahkan penghitungan dapat dibulatkan ketasa atau kebawah).



o   Rakit silinder Boore Gauge yang sesuai dengan ukuran (dapat dicoba masukkan dalam silinder) kemudian kalibrasi silinder bore dengan micrometer tersebut (pada saat silinder bore diukur dengan micrometer dibuat posisi jarum dial pada angka nol dan jangan merubah posisi micrometer). o   Ukur diameter silinder dengan silinder bore gauge pada enam posisiyaitu bagian yang terkena gesekan ring torak bagian atas (melintang dan membujur (X dan Y), bagian tengan (X dan Y), dan Bagian bawah (X dan Y). o   Hitung besarnya diameter silinder tiap pengukuran dan catat hasilnya , dimana besarnya diameter silinder adalah besarnya ukuran settingan micrometer ditambah atau dikurangi besarnya penyimpangan jarum dial pada silinder Bore Gauge (bila jarum dial bergerak berlawanan jarum jam berate ditambah dan bila dial bergerak searah jaru jam berarti dikurangi). o   Hitung ketirusan tiap-tiap silinder (selisih pengukuran antara X1 dengan X3 atau Y1 dengan Y3). o   Hitung keovalan tiaptiap silinder (selisih pengukuran antara X1 dengan Y 1, atau X2 dengan Y2 , atau X3 dengan Y3 ). o   Hitung Keausan silinder (selisih pengukuran terbesar dengan ukuran standar tabungs silinder). o   Bila ketirusan dan keovalan sudah melibihi batas maksimum (lihat buku manual) dan keausan masih dibawah batas / limit maka silinder dapat diperbaiki dengan digerinda /dihinning). o   Bila keusan sudah melebihi batas maksimum maka silinder harusdipernbaiki dengan jalan di over size/diperbesar ukuran sesuai dengan petunjuk pabrik. 3.      Piston (Torak) A.    Kontruksi Piston bergerak turun naik di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap, kompresi, usaha, dan buang. Fungsi utama piston adalah untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskannya ke poros engkol. Piston terbuat dari paduan alumunium karena ringan dan radiasi panas yang baik. B.     Fungsi Fungsi Dari torak adalah mengisap, mengkompresi dan memikuktekanan hasil pembakaran serta menyalurkannya ke poros engkol melalui batang torak dan sebagi pendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder serta sebagai penyekat antara ruang engkol dengan silinder. Torak pada motor 2 tak juga berfungsi sebagai katup/pengatur dalam proses pembilasan. Torak terbuat dari paduan alumunium atau besi tuang atau dari keramik. Pada sisi luat bagian atas dibuat dua sampai empat alur untuk penempatan ring torak dan ring oli. 1)      Ring Torak Fungsi ring torak adalah : o   Menghindari kebocoran gas (terutama saat kompresi dan ekpansi) o   Mengikis kelebihan oli pada dinding silinder agar tidak masuk dalam ruang baka /silinder (ring penghapus oli).



o   Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder. 2)      Pena torak Fungsi dari pena torak adalah sebagai pemindah gaya dalam hubungan antara torak dengan batang torak. Bahan dari pena torak biasanya terbuat dari baja nikel. Diameter pena tyorak dibuat lebih besar dengan tujuan agar bidang geseknya lebih besar dan tahan terhadap keausan, serta bagian dalamnya dibuat lubang agar bobot dari pena torak menjadi lebih kecil sehingga memudahkan untuk bergerakknya torak. Pengikatan pena torak Agar pena torak tidak keluar dari ptorak maka harus ada yang menjamin/mengikat sehingga pena torak dapat berfungsi dengan baik dan tidak merusak komponen lainnya. 3)      Batang Torak Fungsi batang torak adal untuk memindahkan gaya dari torak keporos engkol atau sebaliknya serta merubah arak gerakan lurus bolak-balik torak menjadi gerakan putar poros engkol. Beban yang diterima batang torak adalah: beban tarik, beban tekan dan beban tekukkan serta beban puntiran. Oleh karena itu, batang torak harus dibuat seringan mungkin agar massa kelembamannya kecil, dan tahan terhadap tekukkan, tekanan maupun puntiran dengan demikian biasanya konstruksi batang torak dibuat dengan profik “I“, karena bentuk ini mempunyai kekuatan yang tinggi dan stabil serta bobotnya relative kecil. 4)      Tutup Bantalan Batang Torak Ada dua jenis tutup bantalan yaitu o   Bentuk lurus Dimana bentuk ini konstruksi penutup bantalan dan pangkal batang torak dibuat simetris dan diaut sebelah kiri dan kanan. o   Bentuk miring Posisi penutup bantalan dengan ujung batang torak dibuat miring dengan tujuan agar pada saat melepas/memasang bantalan tidak perlu menurunkan mesin ataupun melepas poros engkol dan cukup melewati lubang silinder saja (didorong keatas). C.    Pemeriksaan dan Pengukuran Torak dan Kelengkapannya 1.      Pemeriksaan Dan Pengukuran Torak , Ring Torak dan Pena torak Pemeriksaan secara visual dapat dilihat antara lain: torak terbakar, retak atau pecah, kekocakan batang torak dengan penanya serta keausan/bekas gesekan torak. Pengukuran yang perlu dilakukan a.       Celah alur ring torak Untuk mengukur celah ini gunakan feeler gauge dengan cara : o   Lepas ring torak dari alurnya o   Bersihkan alur dan ring toraknya



o   Masukkan ring pada alurnya dengan posisi lingkaran diluar piston o   Ukur celah dengan feelergauge yang dapat masuk o   Besarnya tebal feeler gauge adalah sama dengan celah ring torak o   Lakukan pengukuran pada semua ring torak b.      Lakukan pemeriksaan celah ujung pegas ring piston. Besarnya celah pada umumnya adalah 0,2 – 0,5 mm pada temperatur ruangan, dan diukur pada 10 mm dan 120 mm dari atas silinder. c.       Pengukuran celah torak dengan lubang silinder . Alat yang digunakan adalah micrometer dan silinder bore gauge dengan kelengkapannya. Cara melakukan pengukuran adalah : o   Ukur diameter torak dengan micrometer yang sudah dikalibrasi. o   Ukur lubang silinder dengan silinder bore gauge sesuai dengan urutan pengukuran yang benar. o   Bandingkan kedua pengukuran (selisih) adalah merupan celah antara dinding silinder dengan toraknya. o   Celah ini bila terlalu besar akan berakibat kebocoran gas yang masuk ke ruang engkol banyak dan untuk perbaikannya torak dan silinder harus disesuaikan (diganti toraknya). o   Pemeriksaan Celah Bushing Torak dengan Pena torak o   Dengan menggunakan micrometer luar dan dalam maka ukur dimeter bagian dalam bushing dan ukur diameter luar pena torak pada bagian yang bergesekan dengan bushing. Besarnya selisih pengukuran adalah sama dengan besarnya celah antara bushing torak dengan pena torak. Bila celah terlalu longgar maka akan terjadi suara yang kasar saat mesin bekerja.. 2.      Pemeriksaan Dan Pengukuran Batang Torak a)      Pengukuran Kepuntiran dan Kebengkokkan Batang Torak Alat yang digunakan adalah Conecting Rod Aligner dan Feeler Gauge. Cara pengukuran o   Pasang batang torak pada Connecting Rod Aligner (diameter pena engkol disesuaiakan). o   Letakkan pelurus pada pena torak dengan posisi yang benar o   Tempelkan sensor pada dinding alat. o   Lihat sensor lainnya yang masih ada celahnya dan ukur dengan menggunakan feeler gauge. o   Bila celah itu pada sensor bagian atas berarti adalah kebengkokkan. o   Dan bila celah tersebut pada sensor bagian kiri atau kanan berarti celah tersaebut adalah kepuntirannya. b)       Pengukuran celah bantalan batang torak Untuk mengukur celah bantalan gunakan plastic gauge dan cara pengukurannya sama persis dengan saat mengukur celah bantalan poros engkol c)       Pengukuran celah samping batang torak



Alat yang digunakan adalah Dial Indicator, dan cara pengukurannya sama persisi saat mengukur celah samping poros engkol. 4.     Poros Nok Poros nok berfungsi untuk menggerakkan mekanisme katup pompa bahan bakar dan distributor. a.       Pelepasan. 1)      Lepaskan semua komponen baut pengikat. 2)      Bersihkan poros nok b.      Pemeriksaan. 1)      Periksa keausan pada permukaan lupe. 2)      Ukur besarnya tinggi angkat dengan menguragi diameter terbesar dengan diameter terkecil pada masing- masing lupe. 3)      Sesuaikan dengan spesifikasi yang ada pada buku manual c.       Pemasangan. Lakukan pemasangan sesuai dengan langkah kebalikan dari pelepasan 5.      Poros Engkol dan Bantalan Poros Engkol 1)      Poros Engkol Fungsi dari poros engkol adalah untuk merubah arah gerakan bolak-balik torak dalam silinder (gerak lurus) menjadi gerakan putar dengan perantaraan batang torak. Persyaratan yang harus dipenuhi dari poros engkol ini adalah harus tahan terhadap puntiran dan kebengkokkan serta mempunyai sifat luncur yang baik. Bahan dan cara pembuatan poros engkol antara lain : a)      Poros engkol dengan tuntutan tinggi. Poros engkol ini banyak digunakan pada mesin diesel (mesin dengan perbandingan kompresi yang tinggi). Poros engkol jenis ini terbuat dari baja khusus yang diikuti dengan pelakuan panas untuk meningkatkan kekuatannya. b)      Posos engkol dengan tuntutan sedang. Poros engkol ini banyak digunakan pada mesin bensin/mesin disel ringan. Poros engkol ini terbuat dari besi tuang khusus dengan proses perlakuan panas. c)      Pengerasan permukaan jurnal dan pena engkol. Jurnal dan pena engkol diperkeras dengan lapisan yang tahan terhadap keausan dan mempunyai sifat luncur yang baik dengan perlakuan panas atau kimia, kemudian digerinda dengan/dibubut tekanan kecil. a.      Pelepasan, Pemeriksaan Dan Pengukuran Poros Engkol



Pemeriksaan secara fisik terutama dapat dilihat pada pena engkol dan jurnal engkol dari kemungkinan tergores, retak (pecah) atau berubah bentuk seperti tirus atau lonjong. Pengukuran poros engkol. 1)      Pelepasan a)      Lepaskan semua baut pengikat bantalan poros engkol. b)      Lepaskan semua metal dari main journal. c)      Bersihkan semua komponen. 2)      Pengukuran Ketirusan dan Keovalan jurnal dan pena engkol. Alat yang digunakan :          Jangka sorong          Mikrometer sesuai ukuran          Blok V Cara pengukuran   Letakkan poros engkol dengan ditumpu blok V pada kedua ujungnya.   Ukur diameter jurnal engkol secara kasar pada bagian yang terkena gesekan bantalan dengan jangka sorong.   Ambil micrometer yang sesuai dengan diameter poros tersebut, kemudian dikalibrasi dengan hatihati.   Lakukan pengukuran diameter jurnal satu persatu dimanana setiap jurnal diukur diameternya sebanyak 4 posisi yaitubsgian depan melintang dan menyilang (X1 dan Y1) serta bagian belakang (X2 dan Y2).   Lakukan juga pengukuran pada semua pena engkol seperti diatas (nomor b,c dan d ).   Hitung ketirusan poros dengan jalan menghitung selisih pengukuran X1 dengan X2 atau Y1 dengan Y2 kemudian diambil ketirusan yang terbesar.   Hitung Keovalan semua poros dengan jalan mengitung selisih pengukuran antara X1 dengan Y1 atau X2 dengan Y2 kemudian diambil ketirusan yang terbesar.   Hitung keausan poros dengan jalan menghitung selisih pengukuran terkecil dengan diamneter standar.   Apabila keausan masih dalam batas sedang keovalan dan ketirusan sugah melebihi batas maka perbaikannya dengan jalan digerinda dengan tekanan tipis sehingga didapat ketirusan dan keovalannya nol.   Bila keausan sudah melebihi batas maka perbaikan poros dilakukan dengan jalan diperkecil ukuranya (under size) sesuai dengan petunjuk pabrik . 3)       Pengukuran kebengkokkan poros engkol. Peralatan yang dibutuhkan: Blok V dan Dial Tester Indicator (DTI). Cara Pengukuran :



  Letakkan poros engkol dengan kedua ujungnya ditumpudengan blok V.   Pasang Dial indicator pada poros jurnal paling tenga.   Posisikan dial pada angka nol agar pembacaan lebih mudah.   Putar poros engkol pelan-pelan 360 derajat sambil melihat gerakan jarum dial.   Besarnya kebengkokkan adalah sebesar jumlah penyimpangan jarum dial indicator. 2)      Bantalan Poros Engkol Bantalan poros engkol adalah berfungsi melindungi dan menghantarkan putaran poros engkol. Untuk hal tersebut maka bantalan harus mempunyai persyartan:   Tahan aus   Mempunyai sifat lincur yang baik   Mendapat pelumasan yang merata disekeliling poros   Tahan terhadap tekanan gaya aksil maupun horizontal Bantalan pada poros engkol ada dau jenis yaitu bantalan utama (main jurnal bearing) yaitu bantalan pada poros utama dan bantalan jalan (connecting rod bearing) yaitu bantalan antara batang torak dengan poros pena engkol (crank pin). a.      Prinsip Kerja Bantalan. Apabila ada dua bual logam yang bersinggungan satu dengan lainnya saling bergeseran maka akan timbul gesekan, panas dan keausan. Untuk itu pada kedua benda diberi suatu lapisan yang dapat mengurangi gesekan, panas dan keausan serta untuk memperbaiki kinerjanya ditambahkan pelumasan sehingga kontak langsung antara dua benda tersebut dapat dihindari. b.      Jenis-Jenis Bantalan Luncur 1)      Berdasar konstruksinya bantalan luncur dibagi: a.       Bantalan luncur radial. Bantalan ini untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat berputar. Konstruksinya terbagi/terbelah menjadi dua agar dapat dipasang pada poros engkol. b.      Bantalan luncur aksial Bantalan ini menghantarkan poros engkol menerima gaya aksialyaitu terutama pada saat terjadi melepas/menghubungkan plat kopling saat mobil berjalan. c.       Bantalan gelinding (roll). Bantalan poros engkol ini digunakan pada poros engkol yanmg terpisah/terbagi, sehingga pemasangan/pelepasannya dengan jalan membagi poros engkol terlebihdahulu. Bantalan roll ini banyak digunakan pada motor-motor 2 tak . c.       Pemeriksaan dan pengukuran bantalan poros engkol Hal yang perlu diukur dalam bantalan adalah celah oli antara bantalan dengan porosnya, sedang alat yang digunakan adalah plastic gauge , kunci momen dan kedi. Cara mengukur celah oli:          Lepaskan tutup bantalan.



         Pasang plastic gauge sekitar satu centimeter pada poros yang akan diukur.          Pasang kembali tutup bantalan dan keraskan dengan kunci momen sesuai dengan spesifikasinya.          Buka kembali tutup bantalan (jangan memutar poros engkol).          Lihar plastic gauge yang menjadi pipih dan ukur lebarnya dengan masternya yang ada pada tutup / bungkus plastic gauge. Pemeriksaan dan pengukuran bantalan aksial poros engkol. Alat yang diperlukan untuk mengukur celah antara poros dengan bantalam aksial adalah Dial indicator dan kedi. Cara pengukuran :          Pasang DTI pada ujung poros.          Kalibrasi dial (pada posisi nol untuk memudahkan pembacaan).          Gerakkan poros maju dengan mengungkit poros menggunakan obeng minus.          Hitung penyimpangan jarum dialnya.          Gerakakan kembali poros mundur sampai berhenti          Hitung penyimpangan jaru dialnya.          Besarnya penyimpangan jarum (saat diungkit maju maupun mundur) adalah sama dengan celah oli antara bantalan aksial dengan porosnya . 6.      Roda Penerus Roda penerus/ fly wheel (pelengkap poros engkol terbuat dari baja tuang berfungsi menyimpan tenaga putar mesin. Flywheel dilengkapi dengan ring gear yang berfungsi untuk perkaitan dengan gigi pinion motor starter. Roda gaya mempunyai dua fungsi yaitu : a.       Fungsi utama: -          Menyimpan energi hasil pembaakaran sehingga dapat mengatasi hambatan dalam melakukan langkah-langkah proses kerja mesinterutama pada motor dengan silinder tunggal . -          Menyeimbangkan ketidak stabilan putaran/memperhalus varisi putaranmesin (terutama pada silinder banyak). b.      Fungsi sekunder : -          Sebagai penempatan roda gigi untuk menggerakkan saat start. -          Sebagai permukaan gesek dan tempat dudukan plat koplin (jenis gesek tunggal). Apabila roda gaya terlau berat maka akan berakibat dalam melakukan akselersi/percepatan mmenjadi lemah karena momen kelembamannya sangat besar, sedang bila terlalu ringan berakibat pada putaran rendah/stationer akan tidak stabil/sering mati tetapi untuk akselerasi sangat bagus.



LEMBAR HASIL KERJA 1)      Keolengan Push Rod No 1



Silinder Ex In 2 In Ex Spesifikasi



Hasil



Ket



No 3



Silinder



Hasil



Ket



4



Kesimpulan : Komponen Silinder 1 (ex), 2 (ex), 4 (in) masih dalam .................... Dan yang lainnya .......................................... 2)      Diameter Tapped No 1



Silinder Ex In 2 In Ex Spesifikasi



Hasil



Ket



No 3 4



Silinder Ex In In Ex



Hasil



Ket



Kesimpulan : Tapped dalam ................................ 3)      Kerataan Kepala Silinder Sisi Blok



a



b



c



d



Silinder Spesifikasi Masuk Sisi Manifold



Buang



a .....................



b



c



d



.....................



.....................



.....................



Spesifikasi ..................... Kesimpulan : Kerataan Kepala silinder baik dari sisi Block Silinder maupun sisi Monifold masih dalam kondisi baik dan tidak perlu di sekir/ diratakan. 4)      Kebocoran Katup dengan Dudukannya Katup Masuk Buang



Silinder 1



Silinder 2



Silinder 3



Silinder 4



Kesimpulan : Kondisi katup dengan dudukannya semuanya baik baik saja dan tidak ada yang bocor sehingga tidak perlu ada pergantian katup. 5)      Diameter Batang Katup Katup Jenis A (mm) B (mm) Spesifikasi



Silinder 1 EX IN



Silinder 2 IN EX



EX = ................... mm



Silinder 3 EX IN



Silinder 4 IN EX



IN = ...................... mm



Kesimpulan : ................................................................... 6)      Ketebalan Margin Katup Katup Masuk Buang Spesifikasi



Silinder 1



Silinder 2



EX = ............... mm



Silinder 3



Silinder 4



IN = ...........mm



Kesimpulan : ....................................................................................... 7)      Panjang Katup Katup Silinder 1 Silinder 2 Masuk Buang Spesifikasi EX = ............. mm Kesimpulan : ................................................................



Silinder 3



Silinder 4



IN = ................ mm



..................................................................................... 8)      Panjang Pegas Katup Katup Masuk Buang Spesifikasi



Silinder 1



Silinder 2



Silinder 3



Silinder 4



Kesimpulan : ............................................................................................................................ 9)      Diameter Roda Gigi + rantai Nama Gigi Gigi Sprocet poros engkol Gigi Sprocet poros nok



Hasil



Spesifikasi



Kesimpulan : ............................................................................................................................. 10)  Diameter Blok Silinder Silinder Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4 Spesifikasi



Jangka Sorong



Silinder Bore Gauge



Hasil



Kesimpulan : ...................................................................................................... 11)  Diameter Piston Silinder Hasil Spesifikasi



Silinder 1



Silinder 2



Silinder 3



Silinder 4



Kesimpulan : ........................................................................................................ 12)  Ring Piston end Gap Silinder Hasil Spesifikasi



Silinder 1



Silinder 2



Silinder 3



Silinder 4



Kesimpulan : ...................................................................................................... 13)  Celah Ring Piston (1) Silinder Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4 Hasil Spesifikasi Kesimpulan : : ...................................................................................................... 14)  Keolengan Run Out poros engkol Keolengan



: ................... mm



Spesifikasi



: Maksimum 0,03 mm



Kesimpulan : ..................................................................................................................... 15)  Keolengan Camshaft (poros Nok) Keolengan Camshaft: ................... mm Spesifikasi



: Maksimum 0,06 mm



Kesimpulan



: .....................................................................................................................



16)  Ketinggian Noken Noken Masuk Buang Spesifikasi



Silinder 1



Silinder 2



EX = ................... mm



Silinder 3



Silinder 4



IN = ................... mm



Kesimpulan : ................................................................................................................................... 17)  Diameter jurnal poros Nok (camshaft) Poros Nok Hasil Spesifikasi (mm)



Silinder 1



Silinder 2



Silinder 3



Silinder 4



Kesimpulan : ................................................................................................................................... F. KESIMPULAN Untuk dapat melaksanakan Overhaul Engine perlu diketahui beberapa hal tentang prinsip dasar berbagai mesin. Overhaul Engine ini dapat dikatakan sebagai perawatan. Dalam teknik otomotif perawatan yang dilakukan bertujuan untuk mengembalikan kinerja mesin pada kinerja awalnya. Perawatan tersebut meliputi beberapa sistem seperti: a)      Sistem pendinginan b)      Sistem pelumasan c)      Sistem aliran bahan bakar Pada kendaraan engine Kijang 4K ini secara keseluruhan masih dalam kondisi baik dan masih dapat digunkan. Akan tetapi kalau digunakan jarak jauh sudah tidak mampu dan harus ada pergantian bebarapa komponen yang sudah saya sebutkan diatas. Karena apabila tidak diganti mengkibatkan mesin tidak dapat berakselerasi secara maksimal.



Setelah membongkar dan memasang komponen diatas kita dapat belajar dari pengalaman bahwa : 1)      Harus ada tanda komponen dalam pada mesin, karena terjadinya over heating pada mesin mengakibatkan perbedaan pada setiap hal seperti baut kepala silinder, tapped, katup, dll 2)      Dalam pelepasan baut harus hati – hati dan tidak boleh salah. Karena apabila salah akan mengakibatkan baut aus dan tidak dapat digunkan lagi sehingga perlu adanya oversize atau pergantian.



Karawang, .......................................2018 Pembimbing



Nilai



Praktikum