Jobsheet 2 Kelompok 8. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM HUBUNG SINGKAT DAN TRANSFORMATOR PARAREL Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Praktikum Mesin Listrik Dibimbing oleh Bapak Drs. Hari Putranto, M.Pd



Oleh : Haninda Tria Valentina Julieta Septi K M Yusril Fauzi M Aditya Eka Wahyu



(180531530525) (180531530516) (180531530535) (180531530529)



UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI D3 TEKNIK ELEKTRO OKTOBER 2019



JOB SHEET PRAKTIKUM MESIN-MESIN LISTRIK (02)



Materi



: Transformator.



Judul Percobaan



: Percobaan hubung singkat dan tranformator pararel.



Waktu



: 2 x 45 Menit.



1. TUJUAN a.



Menentukan rugi tembaga tranfo.



b.



Menentukan efisiensi trafo.



c.



Menentukan impedansi primer dan sekunder.



d.



Menentukan Trafo yang bisa dipararel.



e.



Menghitung daya masing masing trafo.



f.



Menentukan efisiensi total pararel trafo.



2. DASAR TEORI  Hubung Singkat Percobaan hubung singkat yaitu percobaan dengan mengoperasikan trafo pada tegangan primer 2 – 5 % tegangan primer nominalnya, sedang pada sekunder dihubung singkat ( langsung dipasangkan Ampermeter). Tujuan : a.



mencari rugi tembaga



b.



mencari efisiensi trafo



c.



mencari nilai Re ( resistansi equivalent )



d. menentukan vektor diagram trafo dalam keadaan berbeban



Dengan sekunder dihubung singkat, dan primer disuplay teg 2 – 5% tegangan nominal dimana arus sekunder diperkirakan sebesar arus maksimal (arus beban penuh) pada beban resistip maka rugi2 trafo dapat dianggap hanya untuk mengatasi rugi tembaga (I2 R). Rugi besi dapat diabaikan karena tegangan primer dan sekunder masih kecil. Rugi tembaga primer dan sekunder biasanya sama besar, shg I 2 R primer sama dengan I2 R sekunder. Jadi dari pembacaan I primer dan I sekunder serta penunjukan Wattmeter dapat dihitung R primer dan R sekunder saat



trafo



bekerja ( R ekivalen ). Dengan adanya I2 maka pada primer tambah komponen arus LI1 yang besarnya= I2 : a I1 = Io + LI1 V1 = E1 + I1 . Z1 V2 = E2 - I2 . Z2 Jadi tergantung jenis bebannya, resistip, induktip atau kapasitip, kita dapat melukis vektor diagram trafo berbeban yang berbeda.







Pararel Trafo



Dua buah transformator dikatakan bekerja secara pararel apabila kedua sisinya (primer dan sekunder) dihubungkan untuk melayani beban. Tujuan utama kerja paralel adalah agar beban yang dipikul sebanding dengan kemampuan KVA masing–masing transformator, hingga tidak terjadi pembebanan lebih dan pemanasan lebih. Pad percobaan ini syarat dari trafo yang bisa dipararel, yaitu : a.



Perbandingan tegangan harus sama



b.



Polaritas tansformator harus sama



c.



Tegangan impedansi pada keadaan beban penuh harus sama



d.



Perbandingan transformasi harus sama



e.



Frekuensi kerja harus sama



f.



Perbandingan antara tahanan dan reaktansi bocor harus sama



g.



Pada transformator tiga fasa urutan fasa harus sama



Jika perbandingan tidak sama, maka tegangan induksi pada kumparan sekunder masing–masing transformator tidak sama. Perbedaan ini menyebabkan terjadinya arus pusar pada kumparan sekunder ketika transformator dibebani. Arus ini menimbulkan panas pada kumparan sekunder tersebut. 



Skema Rangkaian Percobaan.



3. ALAT DAN BAHAN  Hubung Singkat



1. Trafo 1 fasa 110/220V, 1KVA



1 buah



2. AVO meter



1 buah



3. Test pen



1 buah



4. Ampermeter AC



1 buah



5. Voltmeter AC



1buah



6. Wattmeter 1 fasa



1 buah



7. Trafo regulator



1 buah



8. MCB



1 buah



9. Kabel penghubung



secukupnya



 Pararel Trafo 1. Trafo 1 fasa



2 buah



2. AVO meter



1 buah



3. Test pen



1 buah



4. Ampermeter AC



1 buah



5. Voltmeter AC



2 buah



6. Avometer



1 buah



7. Motor 1fasa



1 buah



8. Trafo regulator



1 buah



9. MCB



1 buah



10. Kabel penghubung



secukupnya



4. LANGKAH PERCOBAAN  Hubung Singkat 1. Periksa trafo yang akan diuji apa dalam keadaan baik dengan menggunakan AVOmeter ( ukur r1, r2, kebocoran isolasi) 2. Beri tegangan nominal pada trafo, dan tentukan jenis polaritas Trafo dengan menggunakan testpen. 3. Buatlah skema percobaan sesuai gambar yang tersedia. 4. Atur regulator pada output 110Volt atau 220Volt sesuai input primer tranformator yang anda rakit (step up atau step down) 5. Catat penunjukan Vp, Vs, Io dan W (jika tersedia) 6. Matikan regulator dan buatlah laporan praktikum.  Pararel Trafo 1. Periksa trafo yang akan diparalel apa dalam keadaan baik dengan menggunakan AVOmeter (kebocoran isolasi) 2. Beri tegangan nominal pada trafo, dan tentukan jenis polaritas masing masing Trafo dengan menggunakan testpen 3. Tentukan perbandingan transformasi masing-masing trafo 4. Tentukan R dan X masing-masing trafo untuk primer dan sekundernya 5. Buatlah rangkaian percobaan parallel trafo jika persyaratan parallel sudah terpenuhi 6. Catat penunjukan A1, A2, V1 dan V2 7. Matikan regulator dan buatlah laporan praktikum



5. DATA 5.1 Haninda Tria V (180531530525) A. Hipotesis  Hubung Singkat Percobaan hubung singkat secara umum memiliki metode kumparan dari trafo digunakan pada kumparan lain. Pada trafo 1 fasa, tegangan rendah kumparan dihubung singkat, dan kumparan tegangan tinggi di hubung ke supply (juga terhubung pada voltmeter, amperemeter dan wattmeter) Karena hubung singkat dapat menyebabkan kerusakan, maka dilakukan pencegahan melalui pengaturan dengan cara setelah dirangkai beri tegangan 2-5% dari tegangan nominalnya, pada sisi primer. Karena tegangan primer maka rugi besi dapat diabaikan.  Pararel Trafo Pararel trafo adalah trafo yang disusun secara pararel untuk memenuhi ebutuhan beban listrik yang besar. Jika membutuhkan beban listrik yang besar kemudian 1 trafo tidak dapat memenuhi maka trafo dapat di pararel. Trafo-trafo yang dapat dipararel yaitu trafo yang memiliki perbandingan sama, polaritas sama, tegangan kerja sama, frekuensi sama. Jika tidak menyebabkan terjadinya arus pusar pada kumparan sekunder ketika transformator dibebani. Arus ini menimbulkan panas pada kumparan sekunder tersebut. Karena arus induksi pada kedua trafo berbeda. B. Rangkaian



Gb. Praktikum Hubung Singkat



Gb. Praktikum Pararel Trafo C. Hasil Praktikum Hubung Singkat 100 V1 200



220



I



110 V2



V1



4V



0,01mA 0,11V



8V



0,01mA 0,10V



4,4V



0,76mA 0,09V



120



I



V2



V1



I



V2



4,3V



0,67mA 0,20V



4,5V



0,85mA 0,07V



4,5V



1,0 mA



0,05V



4,3V



1,02mA 0,05V



4,8V



0,01mA 0,03V



4,9V



0,97mA 0,03V



10,1V 0,75mA 0,09V 240



4,8V



0,86mA 0,13V



11V



0,89mA 0,06V



Paralel Trafo 100



110



120



V



I



V



I



V



I



200



-



-



-



-



130V



0,57A



220



0,1V



0,73mA



-



-



0,2V



0,73mA



240



111V



0,16A



118V



0,67A



130V



0,16A



D. Analisis  Hubung Singkat Hubung singkat dapat digunakan untuk memperoleh besarnya arus gangguan hubung singkat sehingga dapat ditentukan proteksi yang tepat. Percobaan ini adalah percobaan dengan memberi tegangan primer 2 – 5 % dari tegangan primer nominalnya, sedang pada sekunder dihubung singkat ( langsung dipasangkan Ampermeter). Karena tegangan primer kecil maka rugi besi dapat diabaikan.  Pararel Trafo Pararel trafo dengan cara menyambungkan kedua trafo secara pararel sesuai dengan skema rangkaian. Bertujuan untuk meningkatkan kapasitas daya yang di dapatkan. Dua buah trafo jika disusun secara paralel dapat menghasilkan arus yang dua kali lipat besarnya. Seperti pada hipotesis kedua trafo harus benar- benar identik. Jumlah serta arah gulungan primer dan sekundernya adalah sama antara satu dengan lainnya. Karena jika tidak sama akan mengakibatkan panas pada trafo dan bisa terjadi kerusakan. 5.2 Julieta Septi K (180531530516) A. Hipotesis  Hubung Singkat Transformator satu fasa percobaan hubung singkat adalah transformator pada sisi primer diberikan tegangan sedangkan pada sisi sekunder terminal output dihubung singkat (short circuit). Akibat peristiwa ini akan timbul gaya elektrodinamis yang cukup besar sehingga membahayakan transformator tersebut. Oleh sebab itu dalam melakukan percobaan hubung singkat diperlukan pembatasan tegangan dan arus yang diizinkan untuk setiap transformator. Dalam hal ini ada yang



berpedoman pada rating tegangan yang diizinkan 2% s/d 5% dari rating tegangan nominal. Tegangan hubungan singkat merupakan jatuh tegangan dalam kumparan primer dan sekunder, dimana tegangan rendah sama dengan nol sedangkan arus hubungan singkat besar. Dengan mengatur kenaikan tegangan secara bertahap maka arus juga naik sesuai kenaikan tegangan.  Pararel Trafo Dua buah trafo jika disusun secara paralel dapat menghasilkan arus yang dua kali lipat besarnya. Jika setiap trafo menghasilkan (misalnya) 5A maka setelah disusun paralel kedua trafo itu akan menghasilkan arus sebesar 10A secara bersama-sama. Namun, juga bisa untuk menambah voltase. Memparalel transformator harus dengan Impedansi sama, ratio trafo sama dan kVA sama akan menghasilkan pembebanan yang merata untuk setiap trafo yang di paralel tersebut karena impedansi disetiap trafo yang diparalel sama yang menyebabkan arus yang mengalir menuju beban (load) sama besarnya sehingga tidak ada salah satu trafo yang dibebani lebih dari trafo yang lainnya. B. Rangkaian



C. Hasil Praktikum 



Hubung Singkat 100 V1



200



220



I



110 V2



V1



4V



0,01mA 0,11V



8V



0,01mA 0,10V



4,4V



0,76mA 0,09V



120



I



V2



V1



I



V2



4,3V



0,67mA 0,20V



4,5V



0,85mA 0,07V



4,5V



1,0 mA



0,05V



4,3V



1,02mA 0,05V



4,8V



0,01mA 0,03V



4,9V



0,97mA 0,03V



10,1V 0,75mA 0,09V 240







4,8V



0,86mA 0,13V



11V



0,89mA 0,06V



Paralel Trafo 100



110



120



V



I



V



I



V



I



200



-



-



-



-



130V



0,57A



220



0,1V



0,73mA



-



-



0,2V



0,73mA



240



111V



0,16A



118V



0,67A



130V



0,16A



D. Analisis  Hubung Singkat Short Circuit Current (Arus Hubungan Singkat) bertujuan untuk menentukan besarnya arus hubungan pendek yang dapat timbul pada suatu sistim tenaga listrik, sehingga mampu memberikan aksi terhadap perbandingan besarnya arus yang lewat pada suatu sistim dengan rating ketahanan peralatan didalam sistim tersebut melalui suatu alat proteksi arus lebih (Over Current Protection Device) sehingga terhindar dari arus yang dapat merusaknya. Sebuah voltmeter terhubung ke sisi primer transformator dan pada sisi sekunder digabung (hubung singkat) dan sebuah ampere meter dipasang pada sisi sekunder untuk membaca nilai arus yang mengalir pada saat terjadinya hubungan singkat tersebut lalu memberi tegangan primer 2 – 5 % dari tegangan primer nominalnya. Kemudian tegangan disisi primer dinaikan secara bertahap sampai arus beban penuh pada sisi sekunder tercapai (terbaca pada ampere meter). Tujuan hubung singkat pada trafo ini adalah Untuk menentukan arus maksimum dan minimum hubung singkat, Untuk menentukan arus gangguan tak simetris bagi gangguan satu dan dua line ke tanah, gangguan line ke line, dan rangkaian terbuka, Untuk menentukan distribusi arus gangguan dan tingkat tegangan busbar selama gangguan.  Pararel Trafo Pada percobaan memparalel trafo ini bertujuan agar menghasilkan arus yang dua kali lipat besarnya. Namun, juga bisa untuk menambah voltase. Cara memparalelkannya seperti gambar rangkaian diatas. Dengan memparalel 2 trafo ini harus dengan impedansi sama, ratio trafo sama dan kVA sama akan menghasilkan



pembebanan yang merata untuk setiap trafo yang di paralel tersebut karena impedansi disetiap trafo yang diparalel sama yang menyebabkan arus yang mengalir menuju beban (load) sama besarnya. Jika perbandingan tidak sama, maka tegangan induksi pada kumparan sekunder masing–masing transformator tidak sama. Perbedaan ini menyebabkan terjadinya arus pusar pada kumparan sekunder ketika transformator dibebani 5.3 M Aditya Eka W (180531530529) A. Hipotesis Percobaan hubung singkat adalah transformator pada sisi primer diberikan tegangan sedangkan pada sisi sekunder terminal output dihubung singkat (short circuit) langsung dipasangkan di apemeter. Akibat peristiwa ini akan timbul gaya elektrodinamis yang cukup besar sehingga membahayakan transformator tersebut. Oleh sebab itu dalam melakukan percobaan hubung singkat diperlukan pembatasan tegangan dan arus yang diizinkan untuk setiap transformator. Dalam hal ini ada yang berpedoman pada rating tegangan yang diizinkan dengan mengoperasikan trafo pada tegangan primer 2-5% tegangan primer nominalnya. Dengan sekunder dihubung singkat, dan primer disuplay teg 2 – 5% teg nominal dimana arus sekunder diperkirakan sebesar arus maksimal (arus beban penuh) pada beban resistip maka rugi2 trafo dapat dianggap hanya untuk mengatasi rugi tembaga (I2 R). Rugi tembaga primer dan sekunder biasanya sama besar, sehingga: (I2 R primer = I2 R sekunder) Tujuan dari praktikum ini adalah mencari rugi tembaga,mencari efisiensi trafo,mencari nilai Re ( resistansi equivalent ). B. Rangkaian



C. Hasil Praktikum 



Hubung Singkat 100 V1



200



220



I



110 V2



V1



4V



0,01mA 0,11V



8V



0,01mA 0,10V



4,4V



0,76mA 0,09V



120



I



V2



V1



I



V2



4,3V



0,67mA 0,20V



4,5V



0,85mA 0,07V



4,5V



1,0 mA



0,05V



4,3V



1,02mA 0,05V



4,8V



0,01mA 0,03V



4,9V



0,97mA 0,03V



10,1V 0,75mA 0,09V 240







4,8V



0,86mA 0,13V



11V



0,89mA 0,06V



Paralel Trafo 100



110



120



V



I



V



I



V



I



200



-



-



-



-



130V



0,57A



220



0,1V



0,73mA



-



-



0,2V



0,73mA



240



111V



0,16A



118V



0,67A



130V



0,16A



D. Analisis 1. Hitung rugi tembaga! Jawab: Diketahui Toleransi V primer = 2% - 5 % V Nominal, ini berarti toleransi tegangan input antara 2% - 5 % sehingga è



220 x 5 % = 11 V



è



110 x 5 % = 5,5 V



Pada percobaan transformator dalam keadaan hubung singkat dapat diabaikan karena tegangan primer dan sekunder masih kecil. Rugi tembaga primer dan sekunder biasanya sama besar sehingga I 2.R primer sama dengan I2.R sekunder. pembacaan I primer dan I sekunder serta penunjukan Wattmeter dapat dihitung dengan R primer dan R sekunder. Jadi penunjukan Wattmeter = Rugi Tembaga. Sehinnga dapat dirumuskan: Penunjukan Wattmeter = Rugi Tembaga = Is . Vs = 0,20 . 220 = 43 Watt 2.



Hitung Zp dan Zs



Jawab: è Menghitung Zp Zp = Vp/Ip = 110/0 = Ip = 0 karena tidak ada beban yang mengalir è Menghitung Zs Zp = Vs/Is = 220/0,20 = Ω



3.



Hitung efisiensi trafo



Jawab: ð Pout = 1000 W – (Rugi-rugi) = 1000 W – (Rugi besi + Rugi Tembaga) Karena rugi besi sangat kecil maka diabaikan sehingga = 1000W – Rugi Tembaga = 1000W – 43 w = 957 w ð Efisiensi Trafo = = = 95,7% Karena Efisiensi trafo > 60 % maka efisiensi trafo bagus ·



Pada pengukuran hubung singkat, impedansi beban diperkecil



menjadi nol karena hambatan relative kecil maka harus dijaga agar tegangan masuk cukup kecil, sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal. ·



Pada percobaan hubung singkat tidak menggunakan tegangan



penuh karena untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan, seperti menghindari transformatornya sebab transformator tersebut tidak kuat menampung tegangan yang masuk dan transformator bisa terbakar.



5.4 M Yusril Fauzi (180531530535) A. Hipotesis  Hubung Singkat Yaitu percobaan dengan mengoperasikan trafo pada tegangan primer 2 – 5 % tegangan primer nominalnya, sedang pada sekunder dihubung singkat ( langsung dipasangkan Ampermeter). Tujuan : mencari rugi tembaga mencari efisiensi trafo mencari nilai Re ( resistansi equivalent ) menentukan vektor diagram trafo dalam keadaan berbeban



Dengan sekunder dihubung singkat, dan primer disuplay teg 2 – 5% teg nominal dimana arus sekunder diperkirakan sebesar arus maksimal (arus beban penuh) pada beban resistip maka rugi2 trafo dapat dianggap hanya untuk mengatasi rugi tembaga (I 2 R). Rugi besi dapat diabaikan karena tegangan primer dan sekunder masih kecil. Rugi tembaga primer dan sekunder biasanya sama besar, shg I2 R primer sama dengan I2 R sekunder. Jadi dari pembacaan I primer dan I sekunder serta penunjukan Wattmeter dapat dihitung R primer dan R sekunder saat



trafo bekerja ( R



ekivalen ).



 Pararel Trafo dua buah transformator dikatakan bekerja secara paralel apabila keduasisinya (primer dan sekunder)dihubungkan untuk melayani beban. tujuan utama kerja paralel adalah agar beban yang dipikul sebanding dengan kemampuan KVA masing2 transformator, hingga tidak terjadi pembebanan lebih dan pemanasan lebih. jadi solusi dari masalah tersebut adalah memparalel nya. Tapi dari paralel tersebut pasti ada beberapa persyaratan yg tidak boleh diabaikan yaitu : 1. pada trafo 3 fasa urutan fasa haruslah sama 2. tegangan kerja perfasa harus lah sama 3. frekuensi kerja harus sama 4. polaritas trafo harus sama



B. Rangkaian



C. Hasil Praktikum 



Hubung Singkat 100 V1



200



220



I



110 V2



4V



0,01mA 0,11V



8V



0,01mA 0,10V



4,4V



0,76mA 0,09V



V1



I



120 V2



V1



I



V2



4,3V



0,67mA 0,20V



4,5V



0,85mA 0,07V



4,5V



1,0 mA



0,05V



4,3V



1,02mA 0,05V



4,8V



0,01mA 0,03V



4,9V



0,97mA 0,03V



10,1V 0,75mA 0,09V 240



4,8V



0,86mA 0,13V



11V



0,89mA 0,06V







Paralel Trafo 100



110



120



V



I



V



I



V



I



200



-



-



-



-



130V



0,57A



220



0,1V



0,73mA



-



-



0,2V



0,73mA



240



111V



0,16A



118V



0,67A



130V



0,16A



D. Analisis  Hubung Singkat Yaitu percobaan dengan mengoperasikan trafo pada tegangan primer 2 – 5 % tegangan primer nominalnya, sedang pada sekunder dihubung singkat ( langsung dipasangkan Ampermeter). Tujuan : mencari rugi tembaga mencari efisiensi trafo mencari nilai Re ( resistansi equivalent ) menentukan vektor diagram trafo dalam keadaan berbeban Dengan sekunder dihubung singkat, dan primer disuplay teg 2 – 5% teg nominal dimana arus sekunder diperkirakan sebesar arus maksimal (arus beban penuh) pada beban resistip maka rugi2 trafo dapat dianggap hanya untuk mengatasi rugi tembaga (I 2 R). Rugi besi dapat diabaikan karena tegangan primer dan sekunder masih kecil. Rugi tembaga primer dan sekunder biasanya sama besar, shg I2 R primer sama dengan I2 R sekunder. Jadi dari pembacaan I primer dan I sekunder serta penunjukan Wattmeter dapat dihitung R primer dan R sekunder saat ekivalen ).



trafo bekerja ( R



 Pararel Trafo dua buah transformator dikatakan bekerja secara paralel apabila keduasisinya (primer dan sekunder)dihubungkan untuk melayani beban. tujuan utama kerja paralel adalah agar beban yang dipikul sebanding dengan kemampuan KVA masing2 transformator, hingga tidak terjadi pembebanan lebih dan pemanasan lebih. jadi solusi dari masalah tersebut adalah memparalel nya. Tapi dari paralel tersebut pasti ada beberapa persyaratan yg tidak boleh diabaikan yaitu : 1. pada trafo 3 fasa urutan fasa haruslah sama 2. tegangan kerja perfasa harus lah sama 3. frekuensi kerja harus sama 4. polaritas trafo harus sama 6. KESIMPULAN  Hubung Singkat Transformator dalam keadaan hubung singkat yaitu percobaan dengan mengoperasikan trafo pada tegangan primer 2 – 5 % tegangan primer nominalnya, sedang pada sekunder dihubung singkat ( langsung dipasangkan Ampermeter). Rugi besi dapat diabaikan karena tegangan primer dan sekunder masih kecil. Analisis hubung singkat dapat digunakan untuk memperoleh besarnya arus gangguan hubung singkat sehingga dapat ditentukan proteksi yang tepat. Kejadian hubung singkat pada trafo bisa berakibat fatal. Misalnya belitan primer atau sekunder terbakar. Penyebabnya bisa karena isolasi antara belitan primer dan sekunder cacat dan terkelupas, atau terjadi hubung singkat pada belitan sekundernya. Maka dari itu tegangan yang digunakan hanya 2-5% dari tegangan



nominal primernya. Selain itu jika tegangan besar maka rugi-ruginya juga besar.  Pararel Trafo Pararel trafo bertujuan untuk memenuhi tegangan yang dibutuhkan apabila satu trafo tidak dapat memenuhi. Syarat-syarat trafo yang dapat dipararel, yaitu : a.



Perbandingan tegangan harus sama



b.



Polaritas tansformator harus sama



c.



Tegangan impedansi pada keadaan beban penuh harus sama



d.



Perbandingan transformasi harus sama



e.



Frekuensi kerja harus sama



f.



Perbandingan antara tahanan dan reaktansi bocor harus sama



g.



Pada transformator tiga fasa urutan fasa harus sama



Jika perbandingan tidak sama, maka tegangan induksi pada kumparan sekunder masing–masing transformator tidak sama. Perbedaan ini menyebabkan terjadinya arus pusar pada kumparan sekunder ketika transformator dibebani. Arus ini menimbulkan panas pada kumparan sekunder tersebut. Pada percobaan yang tidak memunculkan keluaran (-) waktu praktikum mengalami hubung singkat sehingga tidak terhitung. 7. SARAN a.



Saat praktikum diharap lebih berhati-hati dan memperhatikan K3.



b.



Metode praktikum sebaiknya lebih diperbaiki agar waktu untuk praktikum cukup.



c.



Alat, bahan dan tempat harus dijaga kebersihan sebelum dan sesudah praktikum.



d.



Untuk pembimbing praktikum, mohon pada saat praktikum lebih mengamati kita agar pada saat praktikum tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.



8. LAMPIRAN PRAKTIKUM



9. DAFTAR RUJUKAN http://elektro.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/Mesin-Listrik-Jobsheet-3Percobaan-Paralel-Trafo.pdf