Journal - Congenital Cataract Morphology and Management [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS) e-ISSN: 2279-0853, p-ISSN: 2279-0861.Volume 17, Issue 3 Ver.6 March. (2018), PP 12-17 www.iosrjournals.org



Katarak Kongenital: Morfologi Dan Manajemen Dr. Jitendra Kumar1, Dr. Kanhaiya Prasad2, Dr. Arti Kushwaha3, Dr. Jyoti Sharma4 1.



Associate Professor % Head, Dept. of Ophthalmology, MLB Medical College Jhansi, India. 2,3,4.



Junior Resident, Dept. of Ophthalmology, MLB Medical College Jhansi, India. Corresponding Author: Dr. Jitendra Kumar



Abstrak: Tujuan:Untuk mengevaluasi morfologi katarak kongenital yang kami dapatkan dan manajemen bedah dan rehabilitasi visual berikutnya. Material dan Metode: Sebanyak 92 mata dari 46 pasien dalam rentang usia dari 3 bulan sampai 25 tahun dengan katarak kongenital unilateral atau bilateral (didiagnosis pada usia berapapun), tanpa adanya patologi okular terkait lainnya pada segmen anterior atau posterior, tidak ada riwayat atau gambaran trauma, dan tanpa asosiasi sistemik atau sindromik, yang datang ke Department of Ophthalmology, M.L.B Medical college, Jhansi UttarPradesh dari 1 Februari 2017 hingga 31 Januari 2018 termasuk dalam studi intervensional prospektif ini. Hasil: Jenis morfologi yang paling umum dari katarak kongenital terisolasi yang ditemukan dalam penelitian kami adalah katarak lamelar pada 26 mata (28,3%), dan katarak putih total pada 22 mata (23,9%), diikuti oleh katarak titik biru terisolasi pada 7 mata (7,6%). Morfologi campuran ditemukan pada 25 (27,2%) mata. Ketajaman visual pra-operasi lebih baik daripada 6/18 pada 22 (23,9%) mata, kurang dari 6/18 pada 36 (39,2%) mata, dan tidak dapat dinilai pada 34 (36,9%) mata. Hasil koreksi visual terbaik secara signifikan meningkat, dengan ketajaman visual yang dicapai lebih baik dari 6/18 dalam 60 (65,2%) mata, kurang dari 6/18 dalam 10 (10,9%) mata dan tidak dapat dinilai pada 22 (23,9%) mata. (p = 0,000) Masa tindak lanjut minimal adalah 3 bulan dan tindak lanjut maksimum adalah 15 bulan.Kesimpulan: Lamelar terisolasi dan katarak putih total adalah morfologi umum katarak kongenital yang ditemukan dalam penelitian kami. Hasil visual yang baik dapat dicapai dengan intervensi bedah dini dan rehabilitasi visual yang tepat. Kata kunci: Katarak kongenital, morfologi, manajemen bedah, rehabilitasi visual. Tanggal Pengumpulan: 28-02-2018



DOI: 10.9790/0853-1703061217



Tanggal Diterima: 17-03-2018



www.iosrjournals.org



12 | Hal



Katarak Kongenital: Morfologi Dan Manajemen



I. Pendahuluan Katarak kongenital dan gangguan penurunan visual lainnya dapat merusak sistem penglihatan anak yang sedang berkembang, dan secara permanen mengurangi penglihatan sentral dan perifer. Oleh karena itu, diagnosis dini dan pembedahan, koreksi kelainan refraksi yang tepat, terapi ambliopia dan tindak lanjut jangka panjang sangat penting.[1] Telah diketahui bahwa pemulihan fungsi visual normal setelah operasi katarak lebih mungkin terjadi pada orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak karena gangguan pada sistem visual yang berkembang.[2,3] Prevalensi katarak kongenital telah dilaporkan dari 1 hingga 15 per 10.000 anak di seluruh dunia, sedangkan antara 1 hingga 3 per 10.000 kelahiran di negara berkembang.[4] Jumlah anak tunanetra akibat katarak kongenital secara global dan di negara berkembang masing-masing adalah 200.000 dan 133.000.[5] Pemeriksaan refleks merah saat lahir adalah metode yang mudah untuk skrining katarak kongenital yang mengarah ke diagnosis dini dan operasi tepat waktu.[6] Sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan refleks merah tanpa pelebaran pupil segera setelah lahir telah dilaporkan sebagai 85 dan 38,50%, masing-masing untuk mendeteksi semua jenis penyakit mata kongenital.[7] Menurut literatur, hasil visual terbaik dapat dicapai ketika operasi dilakukan selama usia 6 minggu pertama dalam kasus unilateral dan bilateral [10] Selanjutnya, usia saat operasi dan interval waktu antara mata yang terganggu di negara-negara maju telah dilaporkan masing-masing kurang dari satu tahun dan satu minggu.[11,12,13,14] Namun, dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis perspektif saat ini, angka-angka tersebut berupa masing-masing 3 tahun dan 3 bulan.[1] Ambliopia adalah penyebab utama gangguan penglihatan setelah operasi katarak kongenital.[10,11] Hal itu merupakan penyebab penurunan penglihatan pada 76% kasus dalam studi oleh Ledoux et al[16]. Strabismus yang disebabkan oleh katarak kongenital telah dilaporkan dari 13% hingga 86% dalam literatur.[15,16] Deviasi okuler pada anak-anak ini mewakili penurunan ketajaman visual yang tidak sama pada kedua mata karena opasitas lensa unilateral atau bilateral asimetris. Hasil pembedahan yang tidak diinginkan telah dilaporkan pada subjek dengan operasi katarak awal, memakai kacamata yang sesuai, lensa kontak atau implantasi lensa intraokular (IOL), yang telah disebabkan oleh kurangnya tindak lanjut jangka panjang (setidaknya hingga usia 10 tahun) menekankan pentingnya kunjungan tindak lanjut untuk manajemen komplikasi yang mungkin terjadi pada anak-anak dengan katarak bilateral.



DOI: 10.9790/0853-1703061217



www.iosrjournals.org



13 | Hal



Katarak Kongenital: Morfologi Dan Manajemen



II. Material Dan Metode Sebanyak 46 mata dari 28 pasien yang datang ke Ophthalmology Department M.L.B. Medical College Jhansi dari 1 Februari 2017 sampai 31 Januari 2018 yang didiagnosis sebagai katarak kongenital berdasarkan morfologi (segala usia), dan dioperasi selama periode ini, dimasukkan dalam penelitian ini. Kriteria eksklusi meliputi trauma, uveitis, glaukoma, kelainan segmen anterior, kelainan fundus dan asosiasi sistemik atau sindromik. Riwayat lengkap dan pemeriksaan fisik dilakukan, bersama dengan penilaian ketajaman visual, tonometri, pemeriksaan lampu celah, retinoskopi, oftalmoskopi, ultrasonografi B-scan, keratometri dan penilaian daya lensa intraokular (IOL) oleh rumus SRK-II bila diperlukan. Pupil didilatasi dengan siklopentolat 1% atau fenilefrin 10%. Pada semua pasien dilakukan aspirasi lensa dengan capsulorhexis anterior melalui limbal. Kapsulotomi posterior primer dengan vitrektomi anterior dilakukan hanya pada kasus-kasus tertentu karena tidak adanya pengelola AC di fakultas kedokteran kami. Implantasi IOL primer dilakukan pada anakanak di atas dua tahun. Pada semua kasus diberikan antibiotik steroid topikal selama minimal 6 minggu. Siklopegik atau steroid sistemik diperlukan pada inflamasi pasca operasi yang berat. Para pasien ditindak lanjuti pada hari pertama pasca operasi, kemudian minggu pertama pasca operasi, kemudian setiap bulan selama minimal 3 bulan. Setelah itu, tindak lanjut bervariasi, dengan rentang antara 3 bulan hingga 15 bulan. Ketajaman visual dilakukan dengan Snellen chart pada orang dewasa, gambar Snellen chart pada anak-anak kooperatif, dan fiksasi didapatkan pada anak-anak yang lebih kecil. Hasil visual pra dan pasca operasi dinilai dan uji Chi-square diterapkan, dengan nilai p kurang dari 0,05 dianggap signifikan.



III. Hasil Sebanyak 92 mata dari 46 pasien mulai dari 3 bulan sampai 25 tahun, dengan usia rata-rata 9,6 ± 8,1 tahun, dimasukkan dalam penelitian ini. Terdapat 28 (60,8%) perempuan dan 18 (39,2%) laki-laki. Katarak unilateral terlihat hanya pada 4 (8,7%) pasien dengan bilateral pada 42 (91,3%) pasien. Ketidakseimbangan didapatkan pada 26 (56,5%) pasien. Secara morfologis, katarak lamelar terisolasi adalah jenis yang paling umum ditemukan pada 26 mata (28,3%), dengan katarak putih total, pada 22 mata (23,9%), diikuti oleh katarak titik biru terisolasi pada 7 mata (7,6%), nuklir terisolasi,



DOI: 10.9790/0853-1703061217



www.iosrjournals.org



14 | Hal



Katarak Kongenital: Morfologi Dan Manajemen



sutural dan PSC (katarak subskapular posterior) pada 4 (4.3%) mata masing-masing. Kombinasi morfologi yang berbeda ditemukan pada 25 (27,2%) mata, dengan kombinasi titik biru dan sutural pada 8 (8,7%) mata, titik biru dan PSC pada 5 (5,5%) mata, nuklir dan PSC pada 6 (6,5%) mata, koroner dan PSC pada 4 (4,3%) mata dan kombinasi katarak lamelar dan sutural di 2 (2,2%) mata (Tabel 1) Tabel 1: Morfologi Katarak Kongenital[17] Morfologi Katarak



Frekuensi n (%)



Lamelar



26 (28,3)



Putih total



22 (23,9)



Titik biru + Sutural



8 (8,7)



Titik biru



7 (7,6)



Nuklear + PSC



6 (6,5)



Titik biru + PSC



5 (5,5)



Nuklear



4 (4,3)



Sutural



4 (4,3)



PSC



4 (4,3)



Koroner + PSC



4 (4,3)



Lamelar + Sutural



2 (2,2)



Aspirasi lensa dengan implantasi lensa intraokular (IOL) dilakukan pada 70 (76,0%) mata, Aspirasi lensa dengan kapsulotomi anterior saja, dilakukan pada 20 (21,7%) mata, dan Lensektomi dengan kapsulotomi posterior dan vitrektomi anterior dilakukan hanya pada 2 (2,2%) mata karena kurangnya pengelola AC. Implantasi IOL dilakukan pada anak-anak di atas 2 tahun. Anak-anak dengan afakia dan tidak kooperatif membutuhkan prosedur sekunder untuk opasifikasi kapsular posterior dengan bedah kapsulotomi saja atau bedah kapsulotomi dengan IOL sekunder kemudian. Anakanak kooperatif dan orang dewasa diterapi dengan kapsulotomi laser Nd-YAG. Rehabilitasi visual dilakukan pada semua pasien, baik dengan kacamata afakia pada anak-anak kurang dari 2 tahun dan kelainan refraksi sisa dikoreksi dengan kacamata yang sesuai. Penambalan disarankan kepada orang tua dalam kasus anak-anak. Pada



DOI: 10.9790/0853-1703061217



www.iosrjournals.org



15 | Hal



Katarak Kongenital: Morfologi Dan Manajemen



presentasi, ketajaman visual berkisar dari persepsi cahaya hingga 6/12, dengan hanya 22 (23,9%) mata dengan ketajaman visual 6/18 atau lebih baik, 36 (39,2%) mata memiliki penglihatan kurang dari 6/18, dan 34 (36,9 %) mata memiliki penglihatan yang tidak dapat dinilai. Hasil visual koreksi terbaik pasca operasi secara signifikan membaik (p = 0,000) mulai dari tidak dapat dinilai hingga 6/6, dengan 60 (65,2%) mata memiliki ketajaman visual 6/18 atau lebih baik (Tabel 2). 2 pasien tidak dapat ditindak lanjuti pada 3 bulan Tabel 2: Hasil visual setelah operasi[17] Ketajaman Visual



Frekuensi n (%)



Lebih baik dari 6/18



60 (65,2)



Kurang dari 6/18



10 (10,9)



Tidak dapat dinilai



20 (21,7)



Lost-to-follow-up (hilang)



2 (2,2)



Komplikasi awal meliputi inflamasi berat pada 45 (48,9%) mata, inflamasi ringan pada 23 (25,0%) mata dan keratitis striata pada 19 (20,6%) mata. Hal tersebut dikelola secara tepat dengan kombinasi antibiotik topikal-steroid, sikloplegik dan steroid sistemik. Komplikasi akhir termasuk opasifikasi kapsular posterior (PCO) pada 82 (89,2%) mata, pelepasan retina pada 4 (4,3%) kasus, glaukoma pseudofakik pada 2 kasus (2,2%), dan uveitis persisten yang mengarah pada phthisis bulbi pada 2 (2,2%) kasus. PCO dikelola dengan bedah kapsulotomi pada anak-anak kurang dari 4 tahun dan pasien yang lebih tua diterapi dengan kapsulotomi laser Nd-YAG. Para pasien masih dalam tindak lanjut dan merupakan bagian dari penelitian besar.



IV. Pembahasan Katarak kongenital adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan kekeruhan lentikular saat lahir. Katarak infantil meliputi semua kekeruhan lensa yang berkembang dalam tahun pertama kelahiran. Istilah ini digunakan secara bergantian karena beberapa kekeruhan yang tidak terlihat saat lahir dan baru ditemukan di kemudian hari oleh dokter mata. Mereka bervariasi dalam keparahan dari non-progresif dan secara visual tidak signifikan hingga dapat menyebabkan gangguan penglihatan



DOI: 10.9790/0853-1703061217



www.iosrjournals.org



16 | Hal



Katarak Kongenital: Morfologi Dan Manajemen



yang mendalam. Secara morfologis katarak dapat diklasifikasikan menjadi berbasis serat dan non-serat. Hal ini meliputi katarak kutub anterior atau posterior, lamelar (bulat, kulit abu-abu yang mengelilingi inti yang jelas), nuklear atau katarak centralis pulverulenta, sutural atau stelata, floriform (berbentuk bunga), koraliform (berbentuk karang), titik biru (katarak cerulean pungtata), koroner (supranuklear), subkapsular, total putih, diskiform, tetesan minyak, tombak dan katarak membranosa. Katarak lamellar adalah yang paling umum.



[18,19,21,25,26,27]



. Penilaian visual harus dilakukan



dengan menggunakan pola fiksasi dan dilengkapi bila mungkin dengan grafik sesuai preferensi atau pola yang memicu potensi visual. Pengukuran diameter kornea, tekanan intraokular, refleks pupil, ultrasonografi dan oftalmosokopi indireksebaiknya dilakukan. (Tabel 3 & Tabel 4)



Tabel 3: Protokol Pemeriksaan pada Katarak Pediatri Riwayat 1. Durasi 2. Riwayat keluarga dengan katarak kongenital 3. Pola perilaku dan prestasi sekolah



Riwayat Kelahiran 1. Riwayat dan derajat keturunan 2. Riwayat infeksi maternal pada trimester 1 3. Usia gestational dan berat lahir 4. Trauma saat lahir 5. Terapi O2 suplemental pada masa perinatal 6. Tonggak perkembangan



DOI: 10.9790/0853-1703061217



www.iosrjournals.org



17 | Hal



Katarak Kongenital: Morfologi Dan Manajemen



Tabel 4 Pemeriksaan Okular 1. Ketajaman visual 2. Refraksi 3. Cover-uncover test (Hirschberg's) 4. Catat nistagmus jika ada 5. PEMERIKSAAN LAMPU CELAH 



Kelainan kongenital yang berkaitan pada iris, lensa







Jenis katarak



6. Pemeriksaan tekanan jika memungkinkan 7. Pemeriksaan fundus jika memungkinkan 8. USG B-Scan jika tidak ada gambaran fundus



V. Waktu Pembedahan Pada katarak unilateral, penelitian observasional klinis telah mengungkapkan bahwa operasi selama enam hingga delapan minggu[24] memiliki hasil visual yang lebih baik dibandingkan dengan intervensi yang lebih lama. Hal ini mungkin juga merupakan "masa kritis" untuk penyakit bilateral. Waktu yang optimal untuk operasi sulit ditentukan karena asosiasi glaukoma afakik dengan operasi yang sangat awal. Beberapa telah menyarankan bahwa implantasi IOL dini dapat melindungi terhadap komplikasi ini.[24] Operasi katarak sebelum usia 4 minggu tampaknya meningkatkan risiko glaukoma sekunder, sedangkan menunggu setelah usia 8 minggu mempengaruhi hasil visual. Jika katarak tidak lengkap saat lahir, tindak lanjut rutin disarankan. Terlihatnya juling atau nistagmus merupakan indikasi untuk intervensi segera. Jika anak memiliki katarak parsial unilateral, terapi oklusi harus dipertimbangkan. Konseling pada orang tua sangat penting dan harus ditekankan. Penting untuk membuat orang tua mengerti bahwa perawatan anak dimulai hanya setelah operasi. Pentingnya tindak lanjut secara teratur, perlu untuk menekankan pemakaian kacamata secara konstan, atau lensa kontak meskipun dilakukan implantasi IOL dan kebutuhan terapi oklusi setelah operasi harus ditekankan selama konseling. Pemeriksaan pra operasi dengan anestesi singkat dengan pupil yang sepenuhnya dilatasi adalah wajib sebelum operasi. Pemeriksaan di bawah



DOI: 10.9790/0853-1703061217



www.iosrjournals.org



18 | Hal



Katarak Kongenital: Morfologi Dan Manajemen



mikroskop operasi atau hand-held slit lamp biomicroscope dilakukan untuk menilai jenis dan derajat katarak. Pemeriksaan yang dilakukan di bawah anestesi meliputi 1. Tonometri untuk menyingkirkan adanya glaukoma terkait, 2. Pengukuran diameter kornea 3. Evaluasi segmen posterior dengan pandangan oftalmoskop indirek jika gambaran fundusmemungkinkan 4. Melakukan ultrasonografi B.Scan dalam situasi dimana tidak ada gambaran fundus 5. Keratometri dengan hand-held keratometer tangan dan 6. Biometri A.Scan untuk perhitungan daya IOL.



VI. Teknik Pembedahan Pada Anak-anak Meskipun adanya perbaikan signifikan dalam teknik bedah, rehabilitasi optik dan visual, pendekatan bedah optimal belum ditetapkan. Beberapa teknik tersedia seperti lensektomi, vitrektomi anterior dan/atau dikombinasikan dengan kapsulotomi posterior primer. Dua pendekatan utama ada untuk pengangkatan katarak pediatri: pendekatan limbal dan pendekatan pars plana, yang terakhir dianggap paling serbaguna.[21]Anterior chamber maintainer (ACM) dianggap penting untuk operasi katarak pediatrik. Capsulorhexis anterior, baik secara manual atau dengan probe vitrektomi, bersama dengan kapsulektomi posterior elektif dan vitrektomi anterior mendalam telah dipertimbangkan untuk bayi di bawah 2 tahun; untuk usia di atas 2 tahun dianggap opsional.[18,19,21,24,26] Pendekatan pars plana diindikasikan terutama untuk bayi kurang dari 2 tahun, khususnya dengan katarak bilateral. Operasi simultan mengurangi risiko ambliopia relatif yang mungkin terjadi bahkan ketika beberapa hari terpisah.[21] Implantasi IOL telah direkomendasi pada anak-anak dua tahun 2 ke atas, karena masalah yang timbul karena kekuatan IOL, ukuran, ketersediaan, bahan, perubahan refraksi dan keamanan IOL jangka panjang.[23] Namun, banyak dokter mata sekarang menanamkan IOL dalam kelompok usia yang lebih muda seperti satu tahun dengan hasil yang sukses. Daya IOL harus di bawah koreksi sebanyak 20% pada anak-anak kurang dari 2 tahun, dan pada anak-anak antara 2 dan 8 tahun, di bawah koreksi oleh 10%.[21,26] Kelainan refraktif sisa pasca operasi dikoreksi dengan kacamata. IOL untuk



DOI: 10.9790/0853-1703061217



www.iosrjournals.org



19 | Hal



Katarak Kongenital: Morfologi Dan Manajemen



anak-anak secara ideal harus berada di kisaran 10,5-12 mm. Teknik penempatan IOL meliputi in-the-bag, sulkus siliaris atau penempatan optik IOL di belakang kantong kapsuler. IOL hidrofilik akrilik memiliki komplikasi pasca operasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan lensa PMMA yang kaku. PMMA IOL yang dilapisi heparin[24]mengurangi uveitis pasca operasi. Dalam penelitian kami, kami menanamkan baik akrilik hidrofilik atau IOLs PMMA kaku, dengan hasil yang sebanding.



Katarak kongenital preoperatif



Katarak kongenital postoperatif



Pada bayi dengan katarak bilateral, lebih menguntungkan untuk melakukan operasi pada kedua mata pada saat yang sama, untuk mencegah ambliopia pada mata kedua. Lensa dapat didekati melalui limbus atau pars plikata. Meskipun sayatan kornea temporal yang jelas dipilih pada orang dewasa, itu mungkin bukan pilihan yang baik dalam katarak pediatrik. Kebanyakan pasien anak-anak memiliki astigmatisme with-theruledan sayatan sementara dapat menyebabkan perburukan lebih lanjut terhadap astigmatismewith-the-rule. Oleh karena itu, insisi terowongan limbal atau sklera superior lebih dianjurkan. Menggunakan pendekatan limbal, viskositas tinggi bahan viskoelastik mata harus digunakan untuk mengatasi tekanan vitreous dan mencegah pendangkalan bilik anterior. Jika pupilnya kecil, retraktor iris fleksibel dapat digunakan untuk memperbesar pupil. Pewarnaan kapsul anterior dengan Trypan blue membuat capsulorhexis anterior lebih mudah. Jika IOL ditanamkan,capsulorhexis anterior harus bulat, lebih kecil dari optik dan ditempatkan di tengah. Kapsul tebal dan elastis pada anak-anak, yang membuatnya lebih sulit untuk melakukan capsulorhexis terus menerus secara manual.Pembukaan capsulorhexis cenderung lebih besar dari yang diinginkan. Capsulorhexis anterior dapat dibuat lebih baik dengan jarum dan forsep atau juga dapat dibuat menggunakan diatermi. Kapsulotomi mekanik dengan vitrektorlebih mudah untuk dilakukan dan merupakan pilihan ketiga untuk manajemen kapsul anterior. DOI: 10.9790/0853-1703061217



www.iosrjournals.org



20 | Hal



Katarak Kongenital: Morfologi Dan Manajemen



Vitrektor harus ditempatkan dengan tempat pemotongnya secara posterior dalam kontak dengan kapsul anterior yang intak. Pemotong harus dihidupkan dan penghisap ditingkatkan. Tingkat pemotongan 150-300 pemotongan per menit dan aspirasi 150-250 cc per menit harus digunakan untuk vitrectorhexis. Setelah rhexis kebanyakan ahli bedah melakukan hidrodisseksi untuk memisahkan kapsul lensa dari bahan kortikal dan menggeser sel epitel dari kapsul.Hidrodisseksi memiliki efek geser pada lensa epitelial dan menghambat PCO. Untuk pelepasan bahan kortikal, alat pegang fakoemulsifikasi, ujung vitrektomi, atau perangkat irigasi otomatis dapat digunakan. Ini biasanya memungkinkan untuk mengangkat nukleus dan korteks dengan irigasi dan aspirasi dan heparin dapat digunakan dalam larutan irigasi untuk meminimalkan inflamasipasca operasi. Probe fako dan energi ultrasound kadang-kadang diperlukan dalam katarak padat. Teknik pencairan aqualase menggunakan aliran air hangat mungkin akan membantu dalam menghilangkan katarak yang padat ini. Penting untuk mengangkat semua sel epitel lensa untuk mencegah PCO. Karena PCO yang utuh cepat pada anakanak dan pemeliharaan sumbu visual yang jelas diperlukan untuk mencegah ambliopia, capsulorhexis posterior lebih disukai oleh kebanyakan ahli bedah. Kadang-kadang rhexis tidak memungkinkan dan kapsulotomi posterior vertikal dengan jarum dapat mencukupi.Jika jaringan fibrotik ditemukan di posterior kapsul, gunting dapat digunakan. Jika arteri hyaloid persisten ditemukan melekat pada kapsul lensa posterior, maka harus dipotong dengan gunting, dan kauter jarang diindikasikan. IOL harus ditempatkan di dalam kantong daripada sulkus siliaris karena komplikasi seperti pupillary capture dan desentrasi IOL setelah fiksasi sulkus. Masih bisa diperdebatkan apakah vitrektomi anterior harus dilakukan pada operasi utama. Reaksi inflamasi pada vitreus anterior sangat parah pada anak-anak dan dapat menyebabkan pembentukan membran fibrosa. Vitrektomi anterior diperlukan pada anak-anak usia < 2 tahun bersama dengan capsulorhexis posterior karena pada mereka rentan terjadi pada opasifikasi kapsular posterior dan inflamasi uveal yang berat. Ini mungkin tidak diperlukan pada anak-anak usia > 2 tahun atau ketika anda menanamkan IOL yang memiliki biokompatibilitas yang baik dengan permukaan vitreus anterior. Ini dapat dilakukan melalui pars plana atau melalui insisi limbal hingga kedalaman 2 mm. Teknik ini tampaknya menjadi cara yang baik untuk mencegah pembentukan setelah katarak. Teknik lain melibatkan tindakan optic capture, di mana, IOL ditekan melalui



DOI: 10.9790/0853-1703061217



www.iosrjournals.org



21 | Hal



Katarak Kongenital: Morfologi Dan Manajemen



capsulorhexis posterior sementara haptics tetap in-the-bag. Viskoelastik harus benarbenar diangkat, dan tidak boleh ada vitreous di ruang anterior. Sklera lembut dan elastis pada anak-anak dan sulit untuk mencapai penutupan sayatan dengan sendirinya dalam kebanyakan kasus. Jadi sayatan harus ditutup dengan jahitan. Endoftalmitis adalah komplikasi paling serius dan antibiotik profilaksis diindikasikan dalam semua kasus.



VII. Koreksi Implantasi IOL Afakia Saat ini kebanyakan anak-anak ditanamkan dengan IOL selama operasi dan kriteria implantasi IOL tergantung pada usia anak dan apakah katarak unilateral atau bilateral. Sangat aman dan dapat diterima untuk melakukan implantasi primer pada anak yang lebih tua dari satu tahun.



VIII. Lensa Kontak Jika tidak ada IOL yang ditanamkan, lensa kontak diberikan sedini mungkin untuk mencegah ambliopia karena kurangnya stimulus. Kacamata- pada beberapa anakanak, kacamata afakia bilateral ditoleransi lebih baik daripada lensa kontak.



IX. Kesimpulan Katarak kongenital sangat bervariasi dalam morfologinya dengan tipe utama berupa lamelar, putih total, pola kombinasi dan titik biru. Manajemen bedah dini dengan rehabilitasi pasca operasi agresif dan terapi ambliopia sangat penting untuk hasil visual yang efektif. Hasil visual lebih baik untuk katarak parsial bilateral dibandingkan dengan katarak putih total atau unilateral.



DOI: 10.9790/0853-1703061217



www.iosrjournals.org



22 | Hal



Katarak Kongenital: Morfologi Dan Manajemen



Referensi [1] Rajavi Z, Mokhtari S, Sabbaghi H, Yaseri M. Long-term visual outcome of congenital cataract at a Tertiary Referral Center from 2004 to 2014. J Curr Ophthalmol 2016;27:103109. 
 [2] Lai FH, Lok JY, Chow PP, Young AL. Clinical outcomes of cataract surgery in very elderly adults. J Am Geriatr Soc 2014;62:165-170. 
 [3] Nagamoto T, Oshika T, Fujikado T, Ishibashi T, Sato M, Kondo M, et al. Surgical outcomes of congenital and developmental cataracts in Japan. Jpn J Ophthalmol 2016;60:127-134. 
 [4] Lin H, Yang Y, Chen J, Zhong X, Liu Z, Lin Z, et al. Congenital cataract: Prevalence and surgery age at Zhongshan Ophthalmic Center (ZOC). PLoS One 2014;9:e101781. 
 [5] Tomkins O, Ben-Zion I, Moore DB, Helveston EE. Outcomes of pediatric cataract surgery at a tertiary care center in rural southern Ethiopia. Arch Ophthalmol 2011;129:1293-1297. [6] Eventov-Friedman S, Leiba H, Flidel-Rimon O, Juster-Reicher A, Shinwell ES. The red reflex examination in neonates: An efficient tool for early diagnosis of congenital ocular diseases. Isr Med AssocJ 2010;12:259-261. 
 [7] Mussavi M, Asadollahi K, Janbaz F, Mansoori E, Abbasi N. The evaluation of red reflex sensitivity and specificity test among neonates in different conditions. Iran J Pediatr 2014;24:697-702. 
 [8] American Academy of Pediatrics; Section on Ophthalmology; American Association for Pediatric Ophthalmology And Strabismus; American Academy of Ophthalmology; American neonates, infants, and children. Pediatrics 2008;122:1401-1404. 
 [9] Birch EE, Wang J, Felius J, Stager DR Jr., Hertle RW. Fixation control and eye alignment in children treated for dense congenital or developmental cataracts. J AAPOS 2012;16:156160 
 [10] Lambert SR, Lynn MJ, Reeves R, Plager DA, Buckley EG, Wilson ME. Is there a latent period for the surgical treatment of children with dense bilateral congenital cataracts? J AAPOS. 2006;10:30–36. [11] Birch EE, Cheng C, Stager DR, Jr, Weakley DR, Jr, Stager DR., Jr The critical period for surgical treatment of dense congenital bilateral cataracts. J AAPOS. 2009;13:67–71. [PMC free article] [PubMed] 




DOI: 10.9790/0853-1703061217



www.iosrjournals.org



23 | Hal



Katarak Kongenital: Morfologi Dan Manajemen



[12] Jain S, Ashworth J, Biswas S, Lloyd IC. Duration of form deprivation and visual outcome in infants with bilateral congenital cataracts. J AAPOS. 2010;14:31–34. [PubMed] 
 [13] Chak M, Wade A, Rahi JS. British Congenital Cataract Interest Group. Long-term visual acuity and its predictors after surgery for congenital cataract: Findings of the British congenital cataract study. Invest Ophthalmol Vis Sci. 2006;47:4262–4269. [PubMed] 
 [14] Magnusson G, Bizjajeva S, Haargaard B, Lundström M, Nyström A, Tornqvist K. Congenital cataract screening in maternity wards is effective: Evaluation of the Paediatric Cataract Register of Sweden. ActaPaediatr. 2013;102:263–267. [PubMed] 
 [15] Lundvall A, Zetterström C. Primary intraocular lens implantation in infants: Complications and visual results. J Cataract Refract Surg. 2006;32:1672–1677. [PubMed] 
 [16] Hussin HM, Markham R. Long-term visual function outcomes of congenital cataract surgery with intraocular lens implantation in children under 5 years of age. Eur J Ophthalmol. 2009;19:754–761.[PubMed] 
 [17] Sana Nadeem, Muhammad Ayub, HumairaFawad. Congenital Cataract: Morphology and Management. Pakistan Journal of Ophthalmology Vol. 29, No. 3, Jul – Sep, 2013. [18] Rosenfeld SI, Blecher MH, Bobrow JC, Bradford CA, Glasser D, Berestka JS. Lens and Cataract. Section 11. Basic and Clinical Science Course. American Academy of Ophthalmology. San Francisco. 2005; 33-9. 
 [19] Simon JW, Buckley EG, Drack AV, Hutchinson AK, Plager DA, Rabb EL, Ruttum MS, Aaby AA. Paediatric Ophthalmology and Strabismus. Section 6. Basic and Clinical Science Course. American Academy of Ophthalmology. San Francisco. 2005; 277-89. 
 [20] World Health Organisation. Prevention of childhood blindness. Geneva: WHO; 1992. 
 [21] Yanoff M, Duker JS. Ophthalmology. Second Edition. Mosby: St Louis. 2004; 279-379. 
 [22] Rahi JS, Dezateux C. National cross sectional study of detection of congenital and infantile cataract in the United Kingdom: role of 
 childhood screening and surveillance. The British Congenital Cataract Interest Group. BMJ. 1999; 318: 362-5. 
 [23] Javadi MA. Pediatric cataract surgery. Editorial. J Ophthalmic Vis Res. 2009,4: 199–200. 
 [24] Wormald R, Henshaw K, Smeeth L. Evidence-Based Ophthalmology. London: BMJ



DOI: 10.9790/0853-1703061217



www.iosrjournals.org



24 | Hal



Katarak Kongenital: Morfologi Dan Manajemen



Publishing group; 2008. 
 www.books.google.com. 2012; 47-51. 
 [25] Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology. A systematic approach. Seventh Edition. Elsevier: London. 2011; 298-304. 
 [26] Denniston AKO, Murray PI.Oxford handbook of ophthalmology. Oxford University Press: Karachi. 2007; 235-627. 
 [27] Jain IS, Pillay P, Gangwar DN, Dhir SP, Kaul VK.Congenital cataract: etiology and morphology. J Pediatr Ophthalmol Strabismus. 
 1983; 20: 238-42. 
 [28] Dr.



Elizabeth



Joseph,Management



of



Congenital



Cataract



Kerala



Journal



of



Ophthalmology Vol. XVIII, No. 3September 2006



DOI: 10.9790/0853-1703061217



www.iosrjournals.org



25 | Hal