8 0 136 KB
Nama
: Juan Pradana Surya
Kelas
: A
Nomor Mahasiswa
: 1452000042
1. Pada system 3 phase yang seimbang / simetris dengan arus masing-masing 200 A, maka
arus yang mengalir pada titik netralnya adalah⦠0A 600 A 200 A 346 A
A. B. C. D.
Jawaban : A. 0 Ampere Penjelasan : Ir = 200 cos p Is = 200 cos (p-1200) It = 200 cos (p-2400) Jadi, Ir = 200 . 1 = 200 A 1 Is = 200 . β 2 = -100 A 1
It = 200 . β 2 = - 100 A β =0A Salahsatu karakteristik sistem 3 phase adalah bila sistem 3 phase mempunyai beban yang seimbang, maka besaran arus phase di penghantar R-S-T akan sama, sehingga πΌπ (arus netral) = 0 Ampere. Bila mempunyai beban seimbang, maka πΌπ
= πΌπ = πΌπ dan πΌπ = 0 , sehingga penjumlahannya adalah penjumlahan vektor. Jika beban seimbang (ππ΄ = ππ΅ = ππΆ ), maka πΌ0 = πΌπ΄ + πΌπ΅ + πΌπΆ . Faktanya, beban seimbang dari ketiga phase hampir tidak ada, karena beban listrik setiap rumah belum tentu sama. Bila terjadi ketidakseimbangan beban, maka besar arus listrik setiap saluran tidak sama. Akibatnya, arus netral tidak lagi sebesar 0 ampere. 2. Pada saat terjadi trip penyulang dan kemudian PMT dimasukkan kembali maka akan
timbul tegangan naik yang tidak stabil sesaat pada penyulang, kategori ini masuk dalam A. Korona B. Surja Petir C. Surja Hubung D. Benar semua Jawaban : C. Surya Hubung Penjelasan : Surja hubung timbul karena proses pembukaan dan penutupan PMT, baik karena disengaja atau karena adanya kejadian tidak normal pada suatu sitem tenaga listrik. Surja hubung merupakan suatu lonjakan tegangan (tegangan transien) yang diakibatkan karena tertutup atau terbukanya saklar secara tiba - tiba. Seperti kita ketahui pada penyaluran energi listrik, ada beberapa momen tertentu dimana PLN harus memutus arus listrik. Ketika memutus arus listrik secara tiba - tiba tersebut, akan terjadi fenomena Switching Surge yang mengakibatkan terjadinya lonjakan tegangan (tegangan transien) dalam waktu sebentar.
3. Besarnya daya tiga phase pada sistem yang seimbang dengan arus masing-masing phase
100 A dan tegangan phase-phase 20 kV serta cos q 0,57735 adalah A. 3,46 kW B. 2 MW C. 3,2 MW D. 1,1547 MW
Jawaban : B. 2 MW Penjelasan : Untuk mencari daya 3 phase, maka digunakan rumus : π(πΏβπΏ) = π π₯ πΌ π₯ πΆππ β
π₯ β3 Sehingga : π(πΏβπΏ) = 20 ππ π₯ 100 π΄ π₯ 0,57735 π₯ β3 π(πΏβπΏ) = 20000 π π₯ 100 π΄ π₯ 0,57735 π₯ β3 π(πΏβπΏ) = 1999999 π π(πΏβπΏ) = 1,999999 ππ π½πππ ππ ππ’πππ‘πππ, ππππ π(πΏβπΏ) = 2 ππ 4. Besarnya daya tiga phase pada sistem yang seimbang dengan arus masing-masing phase
100 A dan tegangan phase-netral 11 kV serta cos q 0,57735 adalah A. 1,1547 MW B. 6,9282 MW C. 1,905 MW D. 1,1 MW Jawaban : C. 1,905 MW Penjelasan : Untuk mencari daya 3 phase, maka digunakan rumus : π = π π₯ πΌ π₯ πΆππ β
π₯ β3 Karena tegangan yang diketahui adalah tegangan phase-netral, maka tegangan phasaphasa = 11 kV x β3 = 19,052 kV Sehingga : π(πΏβπΏ) = 19,052 ππ π₯ 100 π΄ π₯ 0,57735 π₯ β3 π(πΏβπΏ) = 19052 π π₯ 100 π΄ π₯ 0,57735 π₯ β3 π(πΏβπΏ) = 1905199,1 π π(πΏβπΏ) = 1,9051991 ππ 5. Tegangan yang terukur pada alat ukur volt meter 20 kV disebut tegangan : A. Tegangan Efektif B. Tegangan Maksimum C. Tegangan rata-rata D. Salah semua
Jawaban
: A. Tegangan Efektif
Penjelasan : Tegangan efektif adalah tegangan pada arus bolak-balik yang dianggap setara dengan tegangan pada arus searah yang menghasilkan sejumlah kalor yang sama ketika melalui suatu penghantar dalam waktu yang sama. Tegangan efektif juga disebut tegangan RMS (root mean squared). Jika kita menggunakan alat ukur voltmeter maupun amperemeter AC dan mengukur nilai tegangan atau arus listrik, maka yang terbaca pada alat pengukuran merupakan nilai efektif. Dengan demikian, nilai yang terukur pada voltmeter AC saat mengukur tegangan listrik PLN adalah tegangan efektif. 6. Periode pada siklus gelombang listrik PLN dengan frekuensi 50 Hz adalah : A. 20 ms B. 200 ms C. 50 ms D. 100 ms
Jawaban : A. 20 ms Penyelesaian : Untuk mencari besar periode pada siklus gelombang listrik PLN yaitu dengan rumus : 1
π=π Dimana, f = 50 Hz Sehingga : 1
π=π 1
π = 50 π π = 0,02 π π = 20 ππ 7. Pada saat dilakukan pengujian clamp sambungan pada Kubicle dengan alat micro ohm
meter dengan arus uji 100 A dan tegangan antar clamp 50 mVolt maka besarnya tahanan kontak : A. 500 u Ohm B. 500 m Ohm C. 0,5 Ohm D. Salah semua Jawaban : A. 500 Β΅ Ohm Penjelasan : Digunakannya arus sebesar 100 ampere karena pembagian dengan angka 100 A akan memudahkan dalam menentukan nilai tahanan kontak dan lebih cepat. Sambungan antara konduktor dangan PMT atau peralatan lain merupakan tahanan kontak yang syarat tahanannya memenuhi kaidah Hukum Ohm sebagai berikut : π = πΌ .π
Keterangan : V = tegangan I = arus R = tahanan Sehingga :
ππβππππ ππππ‘ππ (π
) = ππβππππ ππππ‘ππ (π
) = ππβππππ ππππ‘ππ (π
) =
π πΌ 50 ππ 100 π΄ 0,05 π 100 π΄
ππβππππ ππππ‘ππ (π
) = 0,0005 πβπ ππβππππ ππππ‘ππ (π
) = 500 π₯ 10β6 πβπ ππβππππ ππππ‘ππ (π
) = 500 Β΅ πβπ
8. Waktu pemutusan maksimal untuk sistem ini dengan tegangan efektif 230 Volt adalah A. 0,1 detik B. 0,2 detik C. 0,4 detik D. 0,8 detik
Jawaban : C.0,4 Detik Penjelasan : Sesuai dengan PUIL untuk waktu pemutusan maksimal dengan tegangan efektif 230 Volt adalah 0,4 detik. 9. Pada saat pemakaian Ring CT 400/5 A pada Kabel di Kubikel 20 kV maka jumlah
gulungan kawat pada CT tersebut adalah : A. 5 Gulungan B. 1000 Gulungan C. 80 Gulungan D. 400 Gulungan Jawaban : C. 80 Gulungan Penjelasan : Untuk menghitung gulungan kawat pada CT yaitu arus pada sisi primer dibagi dengan 400 sekunder menghasilkan : 5 = 80 gulungan. 10. Pada saat terjadi defisit daya pembangkit maka tegangan sistem di TM diturunkan 10
% dari 20 kV ke 18 kV ( Brown Out ) maka daya pada masing-masing penyulang akan : A. Naik sebesar 10 % B. Tetap C. Turun 19 % D. Turun 10 % Jawaban : D. Turun 10 % Penjelasan : Dengan adanya penurunan tegangan sebesar 10 % dari 20 kV menjadi 18 kV maka tegangan juga akan semakin turun sebesar 10 %. Hal itu dapat dibuktikan dengan rumus : π = π. πΌ Jadi, semakin turun tegangan, semakin turun juga daya pada masing-masing penyulang.