Jurnal Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Perawat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWA T INSTALASI RAWAT INAP DI PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT CICENDO BANDUNG TAHUN 2017 Arif Witjaksono,A.Md.RO.,S.KM.,MM1, Dr. Siti Sugih Hartiningsih. S.Si.,M.Kes2 Galih Indriana, S.KM3, Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Dharma Husada Bandung Jl. Terusan jakarta No 75 Antapani bandung ABSTRAK Perawat adalah bagian dari tim pelayanan kesehatan yang dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit dan mutu pelayanan di rumah sakit ditinjau dari sisi kinerja perawat yang salah satunya meliputi aspek motivasi kerja. Hal ini berdasarkan fenomena yang ada bahwa pelayanan keperawatan kurang maksimal. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan motivasi Kerja dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat inap PNRSM Cicendo Bandung Tahun 2017. Jenis penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 81 orang yang ditentukan berdasarkan kriteria. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan untuk kinerja dilihat berdasarkan standar rumah sakit. Analisis yang digunakan yaitu univariat dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa 69,1% memiliki motivasi rendah, kinerja 74,1% yaitu buruk. Ada hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat (p-value=0,000). Saran diharapkan kepada pihak rumah sakit dapat memberikan intensif dan bonus kepada perawat yang berprestasi, agar perawat memiliki motivasi tinggi, sehingga kinerja baik. Kata Kunci



: Kinerja, Motivasi, Perawat



Nurses are health care teams that are required to improve the quality of nursing service in hospitals and the quality of hospital services in terms of the performance of the wrong nurse. It is based on the existing phenomenon of nursing services that are not maximal and less. The purpose of the study to determine the relationship of motivation on the performance of nurses in Installation Hospitali PNRSM Cicendo Bandung 2017. Type of descriptive correlative research with cross sectional approach. The number of samples is 81 people determined based on criteria. Research instruments for questionnaires and for performance. The analysis used univariate and chi square test. The results showed that 69.1% had low motivation, poor 74.1% performance. There is a relationship between motivation and nurse performance (p-value = 0,000). Suggestions expected to the hospital can provide intensive and bonuses to nurses who excel, in order to have high motivation, so good performance. Keywords



: Performance, Motivation, Nurse



STIKes Dharma Husada Bandung



1



PENDAHULUAN Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai pelayanan kesehatan yang padat ilmu, padat karya, padat teknologi dan padat modal. Rumah Sakit Khusus, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat inap, dan gawat darurat (Kemenkes 2011). Tujuan rumah sakit adalah mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi semua lapisan masyarakat, adapun pendekatan yang dilakukan meliputi pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Motivasi merupakan kondisi yang dapat mengerakkan diri perawat secara terarah untuk mencapai tujuan kerja (Mangkunegara, 2009). Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di Rumah Sakit memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada partisipasi para perawat rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi pasien (Potter & Perry, 2012). Hal ini terkait dengan keberadaan Perawat yang bertugas selama 24 jam melayani pasien, serta jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di Rumah Sakit, yaitu berkisar 40–60%. Oleh karena itu, Rumah Sakit haruslah memiliki perawat yang berkinerja baik yang akan menunjang kinerja Rumah Sakit sehingga dapat tercapai kepuasan pelanggan atau pasien (Suroso, 2011). Kualitas pelayanan profesional suatu Rumah Sakit dapat dilihat dari penampilan kinerja Rumah Sakit tersebut. Kinerja sebagai hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasiyang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Pabundu, 2012). Mangkunegara (2009) Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya,



dimana dipengaruhi oleh faktor kemampuan dan motivasi. Hasil penelitian oleh Suryani Sagala (2012) tentang hubungan Motivasi kerja dan Kinerja di Rumah Sakit Adam Malik Medan menunjukkan bahwa motivasi kerja di Rumah Sakit tersebut masih sangat rendah yaitu 84,8% responden menunjukkan motivasi rendah dan 15,2% responden menunjukkan motivasi tinggi di RSUP Adam Malik Medan. Sedangkan kinerja menunjukkan presentasi yang sama antara kinerja yang tinggi dan kinerja yang rendah yaitu 50% responden menunjukkan kinerja tinggi dan 50% reponden menunjukkan kinerja rendah. Peningkatan kinerja disuatu Rumah Sakit merupakan gambaran dari keseriusan berbagai pihak dalam menjalankan proses pelayanan kesehatan kepada pasien secara optimal. Penurunan kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama adalah faktor motivasi kerja dari pelayanan itu sendiri (Mangkunegara, 2009). Sedangkan menurut Siagian (2010) motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Yang termasuk faktor internal adalah : persepsi seseorang mengenai diri sendiri, harga diri, harapan pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan kerja, prestasi kerja yang dihasilkan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi seseorang antara lain jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang bergabung, organisasi tempat orang bekerja, situasi lingkungan kerja, gaji. Upaya mengoptimalkan mutu kinerja dan pelayanan kesehatan, maka upaya untuk meningkatkan motivasi kerja yaitu dengan cara pemberian penghargaan bagi yang mempunyai kemampuan yang lebih, menciptakan lingkungan yang kondusif, menjalin hubungan baik dengan teman sejawat, memberikan jaminan kerja, menjalin hubungan baik antara atasan dengan bawahan, mengikut sertakan dalam seminar dan pelatihan pelatihan (Siagian, 2010). Rumah Sakit Mata Cicendo merupakan sebuah Rumah Sakit Khusus Mata Khusus kelas A milik pemerintah. Rumah sakit yang berdiri sejak 3 Januari 1909 ini berlokasi di jalan Cicendo No. 4 Babakan Ciamis, Sumurbandung, Bandung, Jawa Barat. Sebagai salah satu rumah sakit pemerintah dengan fasilitas terlengkap, Rumah Sakit ini mampu



STIKes Dharma Husada Bandung



2



memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis yang luas. Hal ini dapat terwujud karena fasilitas yang ada di Rumah Sakit Khusus Mata Cicendo sudah memenuhi standar rumah sakit kelas A sehingga pelayanan yang ada menjadi terbilang lengkap. Sehingga pemerintah menetapkan Rumah Sakit Mata Cicendo sebagai rujukan. Rumah sakit ditentukan berdasarkan motivasi yang berhubungan dengan kinerja, sebagaimana penilaian dari Sumber daya manusia sangat penting artinya didalam menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh karena itu selalu diperhatikan agar kelancaran jalannya perusahaan lebih terjamindan semakin meningkat. Unsur terpenting dari perusahaan adalah manusia atau tenaga kerja. Kinerja suatu organisasi tergantung pada kerja karyawannya. Namun, atasan dapat berperan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan suatu perusahaan. Hal ini, atasan harus mempunyai peran yang penting dalam usahanya untuk memotivasi dan mengelola karyawannya. Motivasi untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik akan muncul apabila pekerjaan yang dikerjakannya mempunyai nilai atau berarti bagi pegawai yang bersangkutan Semakin meningkatnya pelayanan dan kebutuhan masyarakat di Rumah Sakit Mata Cicendo ini perlu diimbangi dengan kinerja seseorang dalam peningkatan sarana dan prasarana yang baik buruknya sistem tata kinerja yang dilakukan oleh para pegawai serta dinilai oleh pasien itu sendiri antara lain jadwal dokter spesialis yang tidak tepat waktu dalam memeriksa pasien, sikap yang kurang ramah terhadap kebutuhan pasien, sehingga harapan terhadap pemeriksaan kurang, selain itu prosedur administrasi kurang diharapkan seperti membedakan kelas ekonomi kunjungan pasien. Keluhan-keluhan tersebut muncu l dari pasien yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan langsung di Rumah Sakit Pusat Mata Cicendo Bandung yaitu berupa pernyataan yang disampaikan melalui kotak saran. Kinerja suatu organisasi tergantung pada kerja karyawannya. Namun, atasan dapat berperan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan suatu perusahaan. Hal ini, atasan harus mempunyai peran yang penting dalam usahanya untuk memotivasi dan mengelola karyawannya. Mangkunegara (2009), mengatakan bahwa istilah kinerja berasal



dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Baik buruknya kinerja perawat berkaitan erat dengan sistem pemberian penghargaan yang diterapkan oleh lembaga/organisasi tempat mereka bekerja. Pemberian penghargaan yang tidak tepat dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja seseorang. Tercapainya tujuan instansi atau organisasi tidak hanya tergantung peralatan modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebihtergantung pada manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Oleh karen itu karyawan yang berkulitas adalah karyawan yang melaksanakan pekerjaanya dan mampu memberikan hasil kerja yang baik atau mempunyai kinerja baik yang dibutuhkan oleh rumah sakit untuk mencapai tujuan Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Pusat Mata Nasional Cicendo Bandung didapatkan dari kotak saran, bahwa motivasi Perawat di Rumah Sakit Pusat Mata Nasional Cicendo Bandung masih belum optimal yang ditunjukan dengan kurangnya semangat perawat dalam bekerja. Motivasi perawat yang kurang tersebut berpengaruh pada penurunan kinerja, bisa ditunjukkan dengan ekspresi muka yang kurang ramah terhadap pasien dan keluarga, masih ada perawat datang terlambat, meninggalkan ruangan saat jam kerja, kurangnya kerja sama dengan teman sejawat. Hal tersebut juga ditunjukkan dengan masih ada keluhan pasien atau keluarga bahwa sikap perawat kurang tanggap (kurang ramah, kurang peduli saat pasien membutuhkan pelayanan). Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan pimpinan PMNRSMC Bandung, dari hasil wawancara tersebut Kasubag keperawatan didapatkan informasi yang menjadi masalah rendahnya motivasi kerja perawat adalah rendahnya tingkat intensif dan kereativitas perawat. Selain itu peneliti juga menayakan lagsung kepada perawat rumah sakit Cicendo menyatakan bahwa wawancara terhadap 10 orang, perawat 7 orang diantaranya agar pihak instintusi dapat memberikan reward kepada perawat yang tidak memenuhi target akan kebutuhan perawat tersebut. Tidak hanya reward saja yang digunakan perusahaan dalam meningkatkan motivasi, tetapi kenaikan gaji, tunjangan dan promosi kerja yang tetap dipertimbangkan dengan



STIKes Dharma Husada Bandung



3



kemampuan yang dimiliki oleh perawat juga merupakan cara untuk meningkatkan motivasi perawat. Sedangkan 3 orang perawat lainya pelaksanaan program kerja yang dapat diselesaikan dengan tepat waktu atau tidak oleh seorang perawat dalam satu periode sesuai dengan yang direncanakan minimal 85%. Sedangkan target yang dilihat dari program kerja PMNRSM Cicendo kehadiran perawat hanya 35%. Fenomena tersebut membuktikan bahwa motivasi petugas dapat saling berhubungan dengan kinerja, oleh karena ini peneliti ingin mengetahui motivasi kerja dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat inap PMNRSM Cicendo Bandung Tahun 2017. METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan (Notoatmdjo, 2012).Metode korelatif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada (Notoatmodjo, 2012) pendekatan waktu cross sectional. Pada penelitian dilakukan untuk mengetahui Hubungan Motivasi kerja dengan kinerja perawat Di Instalasi Rawat inap PMNRSM Cicendo Bandung Tahun 2017 Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu. Variabel juga dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai (Notoatmodjo, 2012). Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ada dua macam variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Variabel Independen Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel independen merupakan



variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Notoatmodjo, 2012). Variabel independen penelitian ini yaitu Motivasi Perawat Variabel Dependen Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Notoatmodjo, 2012).Variabel dependen Kinerja Perawat Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat di PMNRSM Cicendo Bandung sebanyak 213 responden. Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampel random sampling yaitu secara acak dan jumlah sampel yang diambil ditentukan sendiri oleh rumus random sampling yaitu menggunakan rumus slovin sebagai berikut: 𝑛=



𝑁 1 + 𝑁 (𝑒)2



𝑛=



213 1 + 213. (0,05)2 𝑛=



213 1,53



𝑛 = 139 Keterangan : n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, kemudian dikuadratkan (e=0,05) (Nursalam, 2015). Dengan menggunakan rumus Slovin tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 139 orang perawat kemudian peneliti memilih menggunakan random sampling yaitu ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut: Insklusi : Responden yang sudah bekerja minimal 1 tahun



STIKes Dharma Husada Bandung



4



Responden sedang tidak sakit dan absen Eksklusi : Responden yang menolak untuk dilakukan penelitian Setelah dilakukan penelitian bahwa sampel yang ada dan dikriterikan berdasarkan insklusi dan eksklusi adalah sebanyak 81 orang. Instrumen Penelitian Instrument penelitian adalah alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kuesioner untuk mengukur tingkat motivasi yang ditentukan berdasarkan sejumlah item pernyataan ditentukan 4 skor yaitu 4=selalu, 3=sering, 2=kadang-kadang, 1= tidak pernah kemudian dikategorikan berdasarkan 1=tinggi, 2=rendah, sedangkan untuk penilaian kinerja peneliti menggunakan penilaian dari Rumah Sakit Pusat Cicendo Bandung yang disesuaikan dengan standar penilaian kinerja dan diketegotikan 1=baik, 2=buruk, dengan tujuan agar mempermudah pasien dalam menjawab pernyataan-pernyataan tersebut, setelah diisikan seluruh item pernyataan tersebut kemudian diolah (Notoatmodjo, 2012).



yang berarti reliabel dan dari item pertanyaan sudah layak untuk dilakukan penelitian. Teknik Pengolahan Data Pada pengolahan data ini peneliti melakukan analisis data dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya: Editing data, Coding (Pengkodean), Data Entry (Pemasukan Data), Cleaning Data (Pembersihan Data) Analisis Data Analisa data yang merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan dengan menggunakan statistik, kemudian diberikan interpretasi dan membandingkan hasil penelitian dengan teori yang ada. Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : Analisis Univariat Yaitu untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).



Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah:



A na l is is B iv ar i at Analisa bivariat bertujuan untuk melihat atau Ho : Tidak ada hubungan antara Motivasi Perawat dengan Kinerja mengetahui hubungan antara variabel bebas denganKinerja variabel terikat. Pada penelitian ini Ha : Ada hubungan antara Motivasi Perawat dengan analisa bivariat yaitu hubungan motivasi kerja dengan kinerja. Pada penelitian ini analisa Uji Validitas bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Pada penelitian uji validitas dilakukan hanya spearman rank, karena dilihat dari skala ukur variabel motivasi, dengan alasan karena untuk kedua variabel memiliki bentuk ordinal dan variabel kinerja peneliti melihat data yang bentuk data berdistribusi tidak normal yaitu psudah ada sesuai standar penilaian kinerja di value 0,000α