11 0 492 KB
Injeksi Furosemid dalam Bentuk Sediaan Ampul
Putri
Andriana*,
Auliya
Eka
Sari*,
Lesmana
Hanniyah*,
Muhammad
Sahindrawan*, dan Nurul Fakhraini Arfah* *
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Farmasi,
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Abstrak Sediaan injeksi dengan zat aktif furosemid digunakan untuk terapi hipertensi intrakranium,membantu mencegah terjadinya retensi cairan dengan menghambat Anti Diuretik Hormon. Injeksi merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi, atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan,yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Teknik sterilisasi yang digunakan meliputi sterilisasi dengan autoclave, filtrasi serta proses pencampuran formula dalam LAF. Pembuatan injeksi Furosemid dalam percobaan ini menggunakan bahan NaCl sebagai agen pengisotonis dan WFI sebagai pembawa. Dengan menggunakan metode Liso, maka diperoleh jumlah NaCl yang diguanakan sebagai agen pengisotonis sebesar1,34 mg/mL. Dari hasil uji, diperoleh larutan injeksi yang jernih (bebas partikel) serta tidak terjadi kebocoran pada ampul. pH yang diperoleh dari hasil uji sebesar 10.
Kata kunci : Furosemid, Injeksi, Ampul, sterilisasi, isotonis, Natrium Klorida, Liso.
I.
PENDAHULUAN (7)
furosemid digunakan untuk
. Injeksi merupakan sediaan steril
terapi
hipertensi
berupa larutan, emulsi, atau suspensi
intrakranium,membantu
mencegah
atau serbuk yang harus dilarutkan
terjadinya
retensi
cairan
dengan
atau
menghambat Anti Diuretik Hormon
disuspensikan
lebih
dahulu
sebelum digunakan,yang disuntikkan
1
dengan cara merobek jaringan ke
molekul C12H11ClN2O5S dan rumus
dalam kulit atau melalui kulit atau
struktur sebagai berikut (1) :
selaput lendir. njeksi volume kecil adalah injeksi yang dikemas dalam wadah 100 ml atau kurang(2). Pemberian
obat
secara
parenteral (berarti “diluar usus”) biasanya dipilih bila diinginkan efek yang cepat,kuat,dan lengkap atau
Pemerian Furosemid berupa
untuk obat yang merangsang atau
serbuk hablur, putih sampai kuning;
dirusak getah lambung (hormon),
tidak berbau dengan sifat fisikokimia
atau
usus
meliputi : Kelaurtan : praktis larut
pada
dalam air; mudah laru dalam aseton,
pasien yang tidak sadar atau tidak
dalam dimetilformamida dan dalam
mau
sama.Keberatannya
larutan alkali hidroksida; larutan
adalah cara ini lebih mahal dan nyeri
dalam methanol; agak sukar larut
serta sukar dugunakan oleh pasien
dalam etanol; sukar larut dalam eter;
sendiri.Selain itu,ada pula bahaya
sangat
terkena infeksi kuman(harus steril)
kloroform(2).
dan bahaya merusak pembuluh atau
Log P(octanol/water), 2.0.; pKa3.9
saraf jika tempat suntikan tidak
(20°); serta pH 8,9 – 9,3
dipilih dengan tepat.Intravena adalah
Fungsinya dalam formulasi adalah
injeksi kedalam pembuluh darah
sebagai
menghasilkan efek tercepat : dalam
Penyimpanan : dalam wadah tertutup
waktu
baik.
tidak
direabsorbsi
(streptomisin).Begitu
bekerja
18
detik,yaitu
pula
waktu
1
peredaran darah ,obat sudah tersebar
sukar
larut
dalam Nilai
zat
aktif
(1)
.
(diuretik).
Sediaan injeksi dibuat karena
ke seluruh jaringan.Tetapi,lama kerja
memiliki
obat biasanya hanya singkat.
Namun, selain keuntungan, sediaan
Furosemid
memiliki
nama
injeksi
lain Furosemidum dengan rumus
beberapa
juga
keuntungan.
memiliki
beberapa
kekurangan. Adapun keuntungan dan kerugian tersebut meliputi :
2
Keuntungan :Bekerja cepat (segera
II.
bekerja seperti adrenalin pada shock
ALAT
anafilaktik), baik untuk penderita
Alat yang digunaka meliputi
yang tidak mampu menelan, dapat
arloji,
digunakan
yang
porselen, gelas ukur, pipet tetes,
mendesak, misal pada kecelakaan,
corong, erlenmeyer, gelas beker dan
operasi
pinset.
untuk
dan
keadaan
sebagainya,
untuk
METODE PENELITIAN
batang
pengaduk,
kaca cawan
pemberian obat yang tidak tahan
BAHAN
asam lambung (obat yang tidak bisa
Bahan
melewati jalur pencernaan) ,untuk
Furosemid, Kapas, Kertas saring,
anastetik lokal, menjamin sterilitas
vial,
obat dan takaran obat yang tepat,
Hidroksida, Hydroklorid Acid (HCl),
reaksi dari obat yang diinjeksikan
Water For injection (WFI).
dapat diketahui, obat-obat dalam
METODE STERILISASI
injeksi dapat bertahan dalam waktu
Metode sterilasi yang digunakan
yang
yaitu metode sterilisasi panas basah
cukup
kerugiannya
lama.
Adapun
meliputi
:
karena
yang
digunakan
Sodium
dengan
meliputi
Klorida,
menggunakan
Sodium
autoclave
pemberian secara parenteral, jika
dengan suhu 121 º C selama 15 menit
terjadi kesalahan dalam pemberian
Selain itu, metode sterilisasi lain
dosis tidak dapat dilakukan segera
yang digunakan yaitu metode filtrasi
tindakan pencegahannya, orang yang
dan
melalukan
dilakukan di bawah Laminar Air
sediaan
atau injeksi
yang
memakain
harus
memiliki
pencampuran
formulasi
Flow (LAF).
keahlian khusus, sering terjadi rasa
EVALUASI SEDIAAN
nyeri dan sakit saat di suntik serta
1.
meninggalkan
Harga
bekas
sehabis
Penetapan pH (2) ph
adalah
harga
yang
disuntik, harga sediaan injeksi relatif
diberikan oleh alat potensiometrik
lebih
(ph meter) yang sesuai ,yang telah
mahal,
menggunakan
pengobatan injeksi
sukar
dibakukan
dibandingkan dengan obat lain.
sebagaimana
mestinya
,yang mampu mengukur harga ph sampai 0,02 unit ph menggunakan
3
elektrode
indikator
terhadap
aktivitas
,elektrode
kaca
pembanding
yang ion
dan
yang
mm – 25 mm, tidak bewarna,tidak
peka
hidrogen
transparan,dan
elektrode
netral.Masukkan
dari
kaca
ke
dalam
dua
seperti
tabung reaksi masing-masing larutan
elektrode kalomel atau elektrode
zat uji dan suspensi pandanan yang
perak-perak klorida.
sesuai secukupnya,yang dibuat segar
Alat harus mampu menunjukkan
dengan
potensial dari pasangan elektrode dan
dibawah,sehingga
untuk pembakuan ph menggunakan
dalam tabung reaksi terisi setinggi
potensial yang dapat diatur ke sirkuit
tepat 40 mm.Bandingkan kedua isi
dengan menggunakan”pembakuan”,
tabung setelah 5 menit pembuatan
“nol”,”asometri”, atau “kalibrasi”,
suspensi
dan
belakang
harus
sesuai
terbuat
mampu
perubahan
dalam
mengontrol milivolt
per
cara
seperti
tertera
volume
larutan
pandanan,dengan
latar
hitam.Pengamatan
dilakukan dibawah
cahaya
yang
perubahan unit pada pembacaan ph
terdifusi ,tegak lurus ke arah bawah
melalui kendali “suhu” dan atau
tabung.Difusi
kemiringan.Pengukuran
dilakukan
sedemikian rupa sehingga suspensi
2ᵒ
,kecuali
pandanan I dapat langsung dibedakan
dalam
masing-
dari air dan dari suspensi pandanan
pada
suhu
25ᵒ
dinyatakan
lain
±
cahaya
harus
masing monografi.Jika ph larutan
II.
yang diukur mempunyai komposisi
Baku opalesen larutkan 1,0 gram
yang cukup miring dengan larutan
hidrazina
dapar
untuk
secukupnya hingga 100,0 ml, biarkan
diukur
selama 4 jam hingga 6 jam.Pada 25,0
teoritis.Keasaman
ml larutan ini ditambahkan larutan
dapat diukur saksama menggunakan
2,5 gram heksamina P dalam 25,0 ml
elektrode
air,campur dan biarkan selama 24
yang
pembakuan
digunakan ,ph
mendekati
ph
dan
yang
instrumen
yang
sulfat
P
dalam
air
dibakukan (2).
jam.. Suspensi ini stabil selama 2
b. Uji Kejernihan Larutan(2)
bulan jika disimpan dalam wadah
Lakukan penetapan menggunakan
kaca
tabung reaksi alas datar diameter 15
permukaan.Suspensi
4
yang
bebas
dari
cacat
tidak
boleh
menempel pada kaca dan harus
panas
dicampur
dimasukkan kedalam larutan biru
dengan
baik
sebelum
digunakan. Untuk
setelah
selesai
disterilkan
metilen 0,1%. Jika ada wadah-wadah baku
yang bocor maka larutan biru etilen
opalesen,encerkan 15,0 ml suspensi
akan dimasukkan kedalamnya karena
dengan air hingga 1000 ml.Suspensi
perbedaan tekanan di luar dan di
harus digunakan dalam waktu 24 jam
dalam wadah tersebut. Cara ini tidak
setelah pembuatan.
dapat dilakukan untuk larutan-larutan
Suspensi
membat
pandanan
,buatlah
yang sudah berwarna. Wadah-wadah
suspensi pandanan I sampai dengan
takaran tunggal disterilkan terbalik,
suspensi pandanan IV dengan cara
jika ada kebocoran maka larutan ini
seprti
akan keluar dari dalam wadah.
yang
tertera
pada
tabel.Masing-masing suspensi harus
Wadah-wadah
tercampur baik dan dikocok sebelum
disterilkan,
digunakan.
diperiksa
Pernyataan derajat
kejernihan
opalesen
suatu
yang
tidak
kebocorannya dengan
dapat harus
memasukkan
dan
wadah-wadah tersebut ke dalam
cairan
eksikator yang divakumkan. Jika ada
dinyatakan jernih jika kejernihannya
kebocoran akan diserap keluar (5).
sama dengan air atau pelarut yang
FORMULASI
digunakan bila di amati dibawah
Item
Bahan
Jumlah(mg)
kondisi seperti tersebut diatas atau
1
Furosemid
10
jika opalesensinya tidak lebih nyata
2
Sodium
dari suspensi pandanan I.Persyaratan
1,34
Klorida
untuk derajat opalesensi dinyatakan
3
dalam suspensi pandanan I,II,III (2).
Water for
1 mL
injection
c. Uji Kebocoran(5) Pada pembuatan kecil-kecilan hal ini
PERHITUNGAN TONISITAS
dapat dilakukan dengan mata tetapi
ΔTf
≈ 0,9 % NaCl 9g/100mL
untuk produksi skala besar hal ini
ΔTf
= (Liso x Berat x 1000)
tidak mungkin dikerjakan. Wadah-
(BM x V)
wadah takaran tunggal yang masih
5
= (1,86 x 0,01 x 1000)
Hal ini dikarenakan, pemberiaan
(330,74 x 100)
sediaan ini langsung diinjeksikan
= 5,624 x 10-4
melalui
ΔTf isotonis = 0,52
pengisotonis yang digunakan pun
= 0,52 – (5,624x10-4 )
tidak hanya NaCl, namun dapat pula
= 0,5194
digunakan dextrose. Tetapi karena
Setara dengan NaCl
sediaan yang dibuat kali ini hanya
(0,5194/0,52) x 0,9% = 0,899 % =
berisi
0,899 g/100mL = 899 mg/100mL
pengisotonis yang digunakan hanya
= 8,99 mg/mL x 50mL = 449,5
NaCl.
mg/50mL
(NaCl
pembuluh
elektrolit,
darah.
maka
Zat
bahan
Selain isotonis, sediaan juga
yang
harus bersifat isohidri, yaitu pH
ditimbang)
sediaan harus sama atau paling tidak mendekati pH fisiologis tubuh, yaitu
CARA PEMBUATAN Furosemid
6,8 – 7,4. Hal ini dimaksudkan agar
ditambahkan
dengan NaOh dan WFI (a), NaCl
sediaan
dilarutkan
phlebesetis
dengan
WFI
(b),
tidak
menyebabkan
(inflamasi darah)
dicampurkan campuran a+b, dicek
pembuluh
pH (jika tidak mencapai target maka
(timbulnya gumpalan darah yang
ditambahkan NaOH/HCl, disaring
dapat menyumbat pembuluh darah).
sebanyak 2 kali, dimasukkan ke
Selain itu, tujuan dari pengaturan pH
dalam ampul, diuji kejernihannya,
ini adalah agar sediaan yang dibuat
disterilisasi akhir dengan autoclave,
tetap stabil pada penyimpanan.
dilakukan uji kebocoran.
-
Dalam
throbosis
Isotonis Jika
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan
pada
suatu
larutan
konsentrasinya sama besar dengan
pembuatannya,
konsentrasi dalam sel darahmerah,
sediaan harus memenuhi persyaratan
sehingga tidak terjadi pertukaran
yang
cairan
ditetapkan
untuk
sediaan
diantara
keduanya,
maka
parenteral, seperti syarat isohidris,
larutandikatakan isotonis (ekuivalen
steril, bebas pirogen, dan isotonis.
dengan larutan 0,9% NaCl).
6
-
1.
Isoosmotik
osmose
sama
2.
dengan
Mengurangi
hemolisis
sel
darah
tekanan tekanan osmoseserum darah, 3.
maka larutan dikatakan isoosmotik
Mencegah ketidak seimbangan elektrolit
(0.9% NaCl) -
kerusakan
jaringan dan iritasi
Jika suatu larutan memiliki tekanan
Mengurangi
4.
Hipotonis
injeksi
Konsentrasi obat, larutan lebih
Dosis untuk pemberian injeksi
rendah dari serum darah, sehingga menyebabkan
airakan
membran sel
darah
menyebabkan
Mengurangi sakit pada daerah
furosemid adalah :
melintasi merah dan
Dosis umum :
peningkatan
Untuk
pemberian
injeksi
tekanandalam sel. Tekanan yang
minimal/maximal
lebih besar menyebabkan pecahnya
adalah 10 mg / 600 mg. Untuk anak-
sel-sel
anak dosis minimal/maximal adalah
darah
merah.
Peristiwa
untuk
dosis dewasa
demikian disebut :
0,5 mg/kg / 6mg/kg. Sedangkan
-
untuk pemberian secara oral untuk
Hemolisa. Keadaan
hipotonis
dapat
sel
dosis
minimal/maximal
adalah 20 mg / 600 mg, dan untuk
ditoleransi,karena
pecahnya
-
dewasa
kurang
anak-anak dosis minimal/maximal
bersifat
irreversible.
adalah 0,5 mb/kg / 6 mg/kg. Pada
Hipertonis
praktikum
Konsentrasi obat lebih tinggi
dalam sediaan injeksi 10 mg / 600
dari
serum
darah,
digunakan
furosemid
mg.
sehingga
menyebabkan air keluardari sel darah
Dosis berdasarkan penyakit :
melintasi membran semipermeabel
a.
dan
mengakibatkan
Edema dan hipertensi pada orang
terjadinyapenciutan
sel-sel
darah
dewasa dan anak-anak:
Larutan
perlu
Dewasa ; sehari 1-2 kali, 1-2 tablet.
merah
(krenasi).
isotonis agar :
Tablet
Dosismaksimum
7
adalah 5 tablet
sehari. Dosis pemeliharaan adalah 1
mengancam jiwa. i.v atau i.m : sehari
tablet selang 1 hari.
1 mg/kg bb, maksimum 20 mg
Anak-anak ; Sehari 1-3 mg per
sehari. Selanjutnya terapi paranteral
kg bb/hari, maksimum 40 mg/hari.
haus secepatnya diganti secara oral. Adapun rute pemberian injeksi
b. Injeksi Dewasa atau > dari 15 tahun ; dosis
Furosemid
awal 20-40 mg. Bila hasilnya belum
intramuskular
memuaskan, dosis dapat ditingkatkan
Pemberian
20 mg tiap interval waktu 2 jam
disuntikkan ke dalam jaringan otot,
sampai
yang
umunya disuntikkan di otot pantat
memuaskan. Dosis individual ; 20
dan paha, larutan dibuat sedapat
mg, 1-2 kali sehari.
mungkin isotonik. Rute pemberian
Edema paru-paru akut
yang lain melalui intravena, yaitu
Dosis awal : 40 mg. Bila diperlukan
diinjeksikan ke dalam pembuluh
dapat diberikan dosis lanjutan 20-40
darah, dalam jumlah kecil tidak
mg setelah 20 menit.
mutlak harus isotoni dan isohidris.
diperoleh
Forced
diuresis
hasil
(diuresis
yaitu
atau
sterilisasi
berarti
yang
dipaksakan)
digunakan
20 – 40 mg furosemida diberikan
pembuatan tetes mata kali ini adalah;
sebagai
yang pertama metode sterilisasi uap
tambahan
elektrolit. pada
dalam
Selanjutnya
eliminasi
urin,
infus
panas
tergantung
menggunakan
dimana
termasuk
pada
jalur
intravena.
intramuskular
Metode
yang
melalui
ini
praktikum
auto-clave
berfungsi
untuk
penggantian cairan dan elektrolit
menghilangkan mikrobiologi yang
yang hilang. Pada keracunan karena
berada dalam alat-alat yang akan
asam atau basa, kecepatan eliminasi
digunakan,
dapat
dengan
sterilisasi di bawah LAF, dan yang
atau
terakhir adalah sterilisasi dengan
ditingkatkan
meningkatkan
keasaman
selanjutnya
kebasaan urin.
penyaringan,
Bayi dan anak-anak