Jurnal Praktikum Pembuatan Kompleks Cu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jurnal Praktikum Kimia Anorganik II



“Pembuatan Kompleks Cu” Tanggal Percobaan: Kamis, 24-April-2014



Disusun Oleh: Aida Nadia



(1112016200068) Kelompok 4 Kloter 1:



Amaliyyah mahmudah



(1112016200043)



Rizky Harysetiawan



(1112016200069)



Lilik Jalaludin



(1112016200074)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014



I.



Abstrak Telah dilakukan praktikum mengenai pembuatan kompleks Cu. Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari ion logam yang berikatan dengan ligan secara kovalen koordinasi. Pembuatan kompleks Cu dibuat dengan melakukan dua langkah pembuatan garam yaitu pertama pembuatan garam cupri ammonium sulfat dan kedua pembuatan garam tetraamina coper (II) sulfat monohidrat. Pada praktikum kali ini praktikan dianggap gagal dalam praktikum karena tidak dapat menghasilkan garam atau Kristal pada kedua percobaan. Kata kunci : kompleks Cu, senyawa kompleks



II. Pendahuluan Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari ion logam yang berikatan dengan ligan secara kovalen koordinasi. Ikatan koordinasi merupakan ikatan kovalen dimana ligan memberikan sepasang elektronnya pada ion logam untuk berikatan. Atom pusat yang digunakan dalam peercobaan ini adalah tembaga. Ligan yang digunakan adalah ammonium, sulfat, dan aqua. Kestabilan senyawa kompleks dipengaruhi oleh faktor ligan dan atom pusat. Faktor yang mempengaruhi kestabilan kompleks berdasarkan pengaruh atom pusat antara lain besar dan muatan dari ion, nilai CFSE, dan faktor distribusi muatan (Agustina, dkk., 2013). Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Ia melebur pada 10380C. Karena potensial elektrode standarnya positif, (+0,34 V untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Garam-garam tembaga(II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan-air; warna ini benar-benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat(II) [Cu(H2O)4]2+ saja. Garam-garam tembaga(II) anhidrat, seperti tembaga(II) sulfat anhidrat CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning). Larutan ammonia bila ditambahkan dalam jumlah yang



sangat sedikit maka akan terbentuk endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa): 2 Cu2+ +



+ 2 NH3 + 2 H2O



Cu(OH)2.CuSO4 + 2



yang larut dalam reagensia berlebihan, pada mana terjadi warna biru tua, yang disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks tetraaminokuprat(II): Cu(OH)2.CuSO4 + 8 NH3



2 [Cu(NH3)4]2+ +



+ 2 OH-



jika larutan mengandung garam ammonium (atau larutan itu sangat asam dan ammonia yang dipakai untuk menetralkannya sangat banyak) maka pengendapan tak terjadi-sama sekali, tetapi warna biru langsung terbentuk (Svehla, 1985 : 229-231). Tembaga(II) merupakan salah satu ion logam transisi deret pertama yang mempunyai orbital d yang terisi sebagian atau belum terisi penuh. Tembaga(II) mempunyai konfigurasi electron 3d9 dengan satu electron tidak berpasangan. Tembaga(II) memiliki stabilitas kompleks yang paling besar jika dibandingkan dengan logam transisi deret pertama yang lain dan paling stabil



jika dibandingkan dengan bilangan



oksidasi



tembaga lain.



Kebanyakan senyawa Tembaga(I) cukup mudah teroksidasi menjadi Tembaga(II). Pada umumnya Tembaga(II) membentuk kompleks dengan bilangan koordinasi 4, 5, atau 6 dengan geometri square planar, square pyramidal, atau oktahedral (Suciningrum, 2011).



III. Material dan Metode Kerja A. Material Alat: 



Gelas kimia 100-250 ml sebanyak 3 buah







Gelas ukur 100 ml sebanyak 1 buah







Pipet tetes







Batang pengaduk







Corong gelas







Tang krus (Penjepit besi)







Neraca analitik







Kaca arloji







Spatula







Kaki tiga







Kawat kasa







Pembakar spiritus







Cawan porselin







Oven







Kertas saring



Bahan: 



Padatan CuSO4.5H2O







Padatan Ammonium sulfat (NH4)2SO4







Akuades







Larutan NH3 15 M







Larutan etanol







Es batu



B. Metode Kerja A. Pembuatan Garam Cupri ammonium sulfat 1. Timbang padatan CuSO4.5H2O sebanyak 4,9 gram 2. Timbang padatan Ammonium sulfat (NH4)2SO4 sebanyak 2,6 gram 3. Larutkan kedua padatan yang sudah ditimbang tadi dengan akuades sebanyak 100 ml 4. Panaskan larutan tersebut secara perlahan sampai semua padatan larut sempurna 5. Letakkan larutan yang sudah dipanaskan tadi pada suhu ruangan hingga terbentuk Kristal



6. Saring larutan yang sudah mengkristal tadi dan keringkan selama 15 menit (jangan lupa kertas saring di timbang terlebih dahulu) 7. Kristal yang sudah mengering di timbang beratnya.



B. Pembuatan Garam Tetraamina coper(II) sulfat monohidrat 1. Masukkan larutan NH3 15 M sebanyak 8 ml kedalam gelas kimia 2. Tambahkan dengan akuades sebanyak 5 ml 3. Biarkan sampai larutan tersebut mengkristal 4. Timbang kristal CuSO4 sebanyak 4,3 gram 5. Kristal tersebut masukkan ke dalam Kristal NH3 6. Tambahkan etanol sebanyak 8 ml pada Kristal-kristal tersebut secara perlahan-lahan dan jangan di aduk, akan tetapi di goyanggoyang tutup kaca arlojinya 7. Dinginkan dengan es batu, lalu diamkan 8. Setelah didiamkan, lalu di aduk, maka nanti akan terbentuk Kristal lagi 9. Setelah terbentuk Kristal lagi maka di pisahkan, dan cuci dengan NH3 sebanyak 5 ml, tambah cuci dengan etanol sebanyak 5 ml, tambah cuci lagi dengan etanol lagi 5 ml 10. Setelah itu saring Kristal tersebut (jangan lupa timbang kertas saringnya), lalu keringkan selama 15 menit dan kemudian di timbang Kristal tersebut.



IV. Hasil dan Pembahasan A. Hasil  Hasil pengamatan CuSO4.5H2O



- Berbentuk padatan (serbuk) berwarna biru - Massa = 4,9 gram



Ammonium sulfat



- Berbentuk padatan berwarna putih



(NH4)2SO4



- Massa = 2,6 gram



CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 - Larutan berwarna biru tua di panaskan - Tidak mengkristal + H2 O Larutan NH3 15 M



- Berbau sangat menyengat



 Persamaan Reaksi: CuSO4.5H2O (s) + (NH4)2SO4 (s) + H2O (l)



di panaskan



[Cu(NH4)2(SO4)2] + 6 H2O(aq) NH3 (aq) + H2O (l) 2 NH4OH (aq) + [Cu(NH4)2(SO4)2]



NH4OH (aq) Cu(NH3)4(SO4)2.1H2O (s)



B. Pembahasan Pada praktikum kali ini telah dilakukan percobaan mengenai pembuatan komplek Cu. Pembuatan kompleks Cu



dibuat dengan



melakukan dua langkah pembuatan garam yaitu pertama pembuatan garam cupri ammonium sulfat dan kedua pembuatan garam tetraamina coper (II) sulfat monohidrat. Pada langkah pembuatan garam pertama yaitu garam cupri ammonium sulfat, saat padatan 4,9 gram CuSO4.5H2O ditambah dengan 2,6 gram padatan ammonium sulfat, lalu ditambah akuades dan dipanaskan maka yang terjadi larutan menjadi berwarna biru tua yang larut sempurna. Larutan yang berwarna biru tua ini menandakan bahwa di dalam larutan tersebut mengandung kompleks dari Cu, dimana pancaran warna dari larutan yang mengandung kompleks Cu akan



menyerap warna lain dan memancarkan warna biru tua. Akan tetapi, setelah didiamkan selama 2 hari larutan ini tidak membentuk Kristal cupri ammonium sulfat, maka dari itu untuk percobaan kali ini praktikan dianggap gagal. Hal ini dimungkinkan karena adanya kesalahan dan kekurangtelitian praktikan dalam menjalani praktikum seperti kurang teliti dalam menimbang, bahan yang digunakan kurang fresh, dan faktorfaktor lainnya. Pada langkah pembuatan garam kedua yaitu garam tetraamina coper(II) sulfat monohidrat, saat larutan amoniak yang sangat pekat yaitu dengna konsentrasi sebesar 15 M dimasukkan ke gelas kimia sebanyak 8 ml ditambah dengan akuades sebanyak 5 ml maka larutan akan berbau sangat menyengat larutan tidak beerwarna. Saat larutan ini di tunggu selama 2 hari juga, maka yang terjadi larutan tersebut tidak membentuk Kristal juga. Karena pada larutan ini tidak terbentuk Kristal juga dan pada percobaan pertama tidak membentuk Kristal juga dimana seharusnya Kristal yang didapat pada percobaan pertama tersebut akan dicampur dengan Kristal pada percobaan kedua ini, setelah itu kedua Kristal ini akan membentuk Kristal baru. Akan tetapi, pada percobaan ini praktikan dianggap gagal dalam semua percobaan karena tidak menghasilkan Kristal sama sekali didalam kedua percobaan ini. Hal ini dimungkinkan karena adanya berbagai faktor, diantaranya: kesalahan dan kekurangteliitian praktikan dalam melakukan praktikum dan dimungkinkan bahan yang digunakan kurang fresh, dan lain-lain.



V. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Pada semua percobaan praktikan dianggap telah gagal dalam melakukan praktikum karena praktikan tidak berhasil membentuk Kristal pada semua percobaan. 2.Kristal yang seharusnya terbentuk pada percobaan pertama yaitu cupri ammonium sulfat [Cu(NH4)2(SO4)2].



VI. Referensi Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT.Kalman Media Pusaka.



Suciningrum, E. 2011. Sintesis Karakterisasi Kompleks Tembaga(II) dengan Difenilamin.http://eprints.uns.ac.id/10409/1/202651811201109511.pdf . Diakses pada tanggal 02 Mei 2014 Pukul 21:15 WIB. Agustina, L., dkk. 2013. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks Cu(II)-8-Hidroksikuinolin



dan



Co(II)-8-Hidroksikuinolin.



http://download.portalgaruda.org/article.php?captcha=marrano&article =74285&val=4709&title=&yt0=Download%2FOpen . Diakses pada tanggal 02 Mei 2014 Pukul 21:13 WIB.