Jurnal Reading Omm [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDAHULUAN Hairy Tongue merupakan pemanjangan dari papilla fiiformis yang membuat dorsum lidah tampak seperti berambut. Papila filiformis yang terlibat akan berubah warna dan memanjang sampai beberapa millimeter. Pertumbuhan berlebih dari papilla filiformis disebabkan oleh cacat deskuamasi hasil dari keratin epitel, penampilan berbulu dan hitam sampai kecoklatan, perubahan warna biasanya pada permukaan dorsal posterior lidah. Peningkatan produksi keratin disebabkan oleh iritasi dari bagian atas lidah. Akumulasi dari keratin pada papila filiformis menyebabkan lidah berambut. Hairy tongue dapat berwarna putih, kuning, coklat atau hitam. Warna tersebut adalah akibat dari faktor-faktor intrinsik (organisme kromogenik) dan ekstrinsik (warna makanan dan tembakau). Lesi tersebut biasanya mulai dari dekat foramen caecum pada permukaan dorsal lidah, menyebar ke lateral dan ke anterior. Hairy tongue atau yang dikenal dengan Lingua villosa Nigra, Meskipun biasanya tanpa gejala, kadang-kadang pasien mungkin mengeluh menggelitik atau pembakaran lidah, mual, halitosis dan mengangu penampilan. Hairy tongue disebabkan oleh adanya deskuamasi permukaan dorsal lidah, biasanya di sepertiga posterio lidah. Adanya deskuamasi ini mencegah pembersihan normal pada lidah, sehingga menyebabkan pertumbuhan berlebihan dan penebalan papilla filiformis yang nantinya menyebabkan adanya akumulasi bakteri, jamur atau bahan asing lainnya yang berkontribusi terhadap perubahan warna. Keadaan ini harus dibedakan dengan pseudo black hairy tongue yang merupakan perubahan warna lidah akibat permen, buah, obat-obatan, dan pigmentasi dari dekomposisi darah tanpa disertai perpanjangan papila folliformis pada lidah. Hairy tongue lebih sering terjadi pada laki-laki. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar laki-laki memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, meminum kopi secara rutin yang disertai dengan kebersihan rongga mulut yang buruk. Hairy tongue juga lebih sering terjadi pada laki-laki yang berusia di atas 30 tahun dan prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan faktor yang mempengaruhinya.



LAPORAN KASUS



SB adalah seorang bayi perempuan Afrika Amerika berusia 2 bulan yang sehat dan ditemui di klinik untuk perawatan rutin. Saat kelahiran telah mengalami black hairy tongue. SB dilahirkan oleh seorang wanita berusia 21 tahun yang sehat melalui kelahiran normal, tanpa komplikasi perinatal dan ibunya hanya menggunakan vitamin prenatal selama masa kehamilan. SB tetap berada di rumah sakit universitas di Bronx, New York selama dua hari dan dipulangkan bersama ibunya. Untuk sementara waktu, SB tetap disusui oleh ibunya hingga mendapatkan kembali berat badannya secara tepat dan mendapat vitamin D setiap hari. Hasil pemeriksaan untuk SB berada dalam batas normal, termasuk pengujian negatif untuk HIV. Riwayat keluarganya baik. Pada pemeriksaan fisik, SB terlihat memiliki lapisan hitam dan putih pada lidahnya tanpa adanya plak yang terlihat di tempat lain. Hasil pemeriksaan fisiknya baik. Dari hasil perawatan tidak berhasil menghilangkan lesi tersebut. Hasil oral smear fungi dilakukan pemeriksaan pada bagian mikrobiologi, hasilnya negatif. Pasien diperiksa oleh tim Gigi dan Penyakit Infeksi yang mengidentifikasi lesi tersebut sebagai black hairy tongue. Tidak diadakan intervensi. SB kembali ke klinik pada bulan ke-4 untuk kunjungan rutinnya, lesi tersebut tidak ada lagi, dan orang tuanya melaporkan kesembuhan pada usia 3 bulan.



PEMBAHASAN



Hairy tongue adalah pemanjangan secara abnormal dari papila-papila filiformis yang membuat dorsum lidah tampak seperti berambut. Pada dasarnya panjang papila filiformis kirakira 2-3 mm. Papila filiformis merupakan papila yang terkecil dan terbanyak yang dijumpai diatas permukaan dorsal anterior lidah dalam arah antero-posterior, tetapi pada keadaan hairy tongue papila filiformis menjadi hipertropi dan memanjang sampai 4-15 mm, papila normal biasanya akan berwarna merah muda-putih, tetapi pada keadaan hairy tongue, pigmen dari makanan, minuman, dan mungkin bakteri atau ragi sendiri terjebak dalam papila yang hipertropi, maka terjadilah perubahan warna pada lidah. Penyebab utama dari hairy tongue merupakan hipertrofi papila filiformis pada bagian dorsal lidah, umumnya disebabkan kurangnya stimulus mekanis dan pembersihan. Kondisi ini sering nampak pada masyarakat dengan kebersihan rongga mulut yang buruk (misalnya jarang menyikat gigi), penampilan berbulu adalah karena pemanjangan keratin papila filiformis, yang mungkin menyebabkan warna yang berbeda, bervariasi dari putih sampai coklat kekuningan sampai hitam tergantung pada faktor ekstrinsik misalnya tembakau, kopi, teh, makanan, dan faktor intrinsik yaitu organisme kromogenik di flora normal (Tamam, 2006: 819-4). Hairy tongue dapat terjadi pada perokok, peminum kopi dan teh, pengguna obat kumur, diet lunak dengan sedikit serat, antibiotik (penicillin, cephalosporin, chloramphenicol, streptomycin, dan tetrasiklin), kortikosteroid, NSAID dan psikotropika, kanker lidah, dan terapi radiasi pada kepala dan leher. Permukaan lidah dilapisi oleh sebuah lapisan protektif terhadap sel-sel mati yang disebut “keratin”. Keratin pada lidah merupakan kandungan yang sama yang membentuk rambut dan kuku. Biasanya lapisan permukaan keratin dari papila lidah mengalami deskuamasi melalui gesekan lidah dengan makanan, permukaan kasar langit-langit mulut dan gigi anterior atas. Setelah mengalami deskuamasi, papila lidah digantikan oleh sel-sel epitel baru dari bawah. Kurangnya gerakan lidah karena penyakit lokal atau sistematis mengganggu proses biasa deskuamasi papila lidah, terutama papilla filiform, yang memperpanjang dan menghasilkan penampilan berbulu pada permukaan lidah. Papila hipertrofi seperti ini sering dilapisi dengan mikroorganisme dan berubah warna dengan mempertahankan pigmen dari makanan, obat-obatan dan organisme kromogenik, dll (Warren, 2000: 25-26). Keratin yang terbentuk pada permukaan lidah umumnya ditelan dan dibuang ketika kita mengkonsumsi makanan. Dalam kondisi lidah normal, jumlah keratin yang diproduksi sebanding dengan keratin yang dibuang. Namun, keseimbangan ini dapat terganggu. Kelainan lidah ini dapat disebabkan oleh keratin yang tidak dapat dibuang dengan cepat, seperti yang terjadi pada orang yang mengkonsumsi diet lunak misalnya pada pemakai gigi tiruan. Hal ini juga dapat terjadi karena keratin yang diproduksi lebih cepat dibandingkan keratin yang ditelan



atau dibuang. Peningkatan produksi keratin ini umumnya disebabkan iritasi pada permukaan lidah yang dikarenakan meminum minuman panas atau merokok. Pada hairy tongue, akumulasi keratin yang terjadi menyerupai rambut yang tumbuh pada permukaan dorsal lidah. Tampilan bagian lidah yang normal, batas interselular dari sel epitel pada lidah dibatasi dengan jelas dan permukaan yang tidak terangkat dapat terlihat. Jumlah papila filiformis sedikit, ramping dan pendek, serta permukaan papilla halus. Pada hairy tongue, “Rambut” yang ada terlihat panjang dan tidak beraturan, terdiri dari banyak lapisan keratin yang tersusun. Ditemukan banyak koloni-koloni jamur, bakteri dan debris diantara kumpulan lapisan keratin. Pada bagian dalam permukaan rambut yang retak, ditemukan jamur diantara kumpulan lapisan keratin. Permukaan lidah dengan adanya rambut memberikan tampilan lebih kasar. Pada kasus di atas, black hairy tongue mengalami keratinisasi dan membentuk perubahan warna coklat, coklat-kuning atau hitam pada dua pertiga bagian anterior lidah, terutama terletak pada permukaan dorsal tengah, menyisakan bagian tepi lateral. Secara khusus, lesi ini asimtomatik. Namun demikian, beberapa pasien bisa mengalami perasaan berbulu yang tak enak, rasa logam yang buruk, halitosis, sensasi rasa terbakar atau tersumbat yang sifatnya sekunder terhadap kelebihan pertumbuhan jamur. Diagnosis lain yang mungkin dipertimbangkan adalah suspect oral candidiasis, lichen planus, leukoplakia (Nisa, 2011: 816817). Meskipun etiologi kasus ini dan banyak kasus lainnya tidak diketahui, terdapat hubungan yang dilaporkan antara black hairy tongue dan pengobatan-pengobatan, seperti preparat bismut, eritromisin, metildopa, metronidazol, obat kumur yang mengandung agenagen pengoksidasi, olanzapin, tetrasiklin, linezolid serta makanan yang tidak sehat, kebersihan mulut yang buruk, merokok, konsumsi teh atau kopi, paparan radiasi ke area kepala dan leher, dehidrasi atau penurunan produksi saliva dan proses-proses penyakit seperti HIV, depresi dan kegelisahan, trigeminal neuralgia. Pada pasien diatas dan ibunya tidak mengalami paparanpaparan seperti itu (Vano-Galvan, 2008: 847-848). Untuk pasien ini, diagnosis dibuat secara cepat, sehingga menghindari percobaan diagnosis yang lebih jauh. Selain itu, infeksi fungi pada lapisan atas yang membuat lesi tersebut tampak lebih putih dapat berkembang dan hendaknya dirawat dengan tepat dengan preparat antifungi topikal seperti Nystatin. Pada kasus-kasus yang berat, pemakaian retinoid, streoid topikal, dan agen-agen keratolitik, seperti asam trikloroasetat, asam salisilat, podofilin, urea 40% dalam air juga telah terbukti efektif pada orang dewasa. Namun demikian, pengobatanpengobatan tersebut tidak digunakan pada anak-anak karena riwayat keamanannya. Jika agen-



agen topikal tidak menyembuhkan lesinya, maka intervensi pembedahan dengan pembedahan elektrik atau pembedahan laser dapat dilakukan (Nisa, 2011: 816-817). Penting bagi para tenaga medis untuk mengetahui bahwa black hairy tongue dapat muncul pada awal periode kelahiran baru dan tidak diperlukan intervensi yang lebih jauh. Jika lesi ini bertahan, studi-studi sebelumnya telah menganjurkan modalitas perawatan, seperti penghilangan penyebabnya, kebersihan mulut yang tepat dengan penggosokan atau pembersihan lidah. Diagnosis banding dari hairy tongue adalah pseudo hairy tongue, kondisi lidah yang berenda putih atau lichen planus, kelainan lidah akibat infeksi oportunik yaitu leukoplakia, dan pigmentasi papila fungiformis lidah akibat kelebihan sel melanin pada lidah, semuanya kelainan tersebut juga merupakan bagian dari lesi superfisial pada lidah. Pseudo hairy tongue dikaitkan dengan konsumsi makanan dengan zat pewarna atau obat-obatan dan penyebab eksogen lain warna hitam lidah meliputi tembakau dan pewarna makanan. Meskipun perubahan pigmen mungkin menyerupai yang diamati dalam kasus hairy tongue, namun pada kondisi ini papilla lidah tidak mengalami hipertropi atau pemanjangan. Lichen planus adalah kronis, autoimun, kondisi peradangan yang mempengaruhi selaput rongga mulut. Dua bentuk klinis lichen planus adalah retikuler dan erosif. Jenis retikuler dapat didiagnosis secara klinis dengan karakteristik renda putih (Wickham striae) ditemukan pada lidah, mukosa bukal gingiva, lidah, bibir, dan kadang-kadang tenggorokan dan kerongkongan. Sebaliknya, jenis erosif bermanifestasi sebagai plak yang lembut, ulkus erimatosus dengan striae putih di pinggirannya. Lichen planus, papilla lidah tidak mengalami hipertropi atau pemanjangan, hal inilah yang membedakan lichen planus dengan hairy tongue. Hairy leukoplakia merupakan penyakit mukosa yang terkait dengan infeksi oportunistik oleh virus Epstein Barr dan paling sering terjadi pada mereka dengan HIV dan kondisi ganguan sistem imun lainnya. Leukoplakia ditandai oleh plak putih asimptomatik di lidah lateral. Plak ini mungkin memiliki lipatan menonjol atau manjang. Permukaan dorsal lidah, mukosa bukal, atau gingiva mungkin juga akan terlibat, namun keterlibatan bagian lateral lidah paling umum dan membantu untuk membedakan kelainan ini dari hairy tongue. Pigmentasi papila fungiformis lidah adalah asimtomatik, jinak, varian normal pigmentasi lidah umumnya ditemukan pada individu berkulit gelap dan berhubungan dengan deposisi melanin dari pada papila fungiformis dan organisme kromogenik. Kondisi ini ditandai dengan pigmentasi pada fungiform papila, yang hadir sepanjang tepi lateral dan puncak lidah melibatkan papila berserabut terutama pada dorsal lidah.



Daftar Pustaka 1Nisa, L., Giger, R. 2011. Black Hairy Tongue. The American Dental Journal of Medicine. 124 (9): 816-817 2Vano-Galvan S. 2008. Black Hairy Tongue. Cleveland Clinic Journal of Medicine. 75: (12) 847-848. 3Tamam, L., Annagur, B. B. 2006. Black Hairy Tongue Associated with Olanzapine Treatment: A Case Report. The Mount Sinai Journal of Medicine. 73 (6): 891-4. 4Khasawneh, F. A., Moti, D. F., Zorek, J. A. 2013. Linezolid-induced Black Hairy Tongue: A Case Report. Journal of Medical Case Reports. 23 (4): 172-173 5Sarti, G. M., Haddy, R. I., Schaffer, D., Kihm, J. 1990. Black Hairy Tongue. Am Fam Physician. 41: 1751-1755 6Warren, R., Heymann, M. D., Marlton. 2000. Psychotropic Agent-Induced Black Hairy Tongue. New Jersey: Division of Dermatology, Cooper Health System. 25-26. 7Waggoner WC, Volpe A. 1967. Lingua villosa nigra–a review of black hairy tongue. J Oral Med. 22 (1): 18-21.